KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL
NOTA DINAS
NOMOR: HKI.5-PR.04.05-218
Yth : Plt. Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual
Dari : Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual
Hal : Penyampaian Notula Rapat Rencana Kerja Sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Bengkalis
Tanggal : 29 Oktober 2021
Sehubungan dengan surat dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Bengkalis No. 070/BPP/X/2021/238, tanggal 22 Oktober 2021 terkait permohonan audiensi dan koordinasi terkait permohonan kerjasama kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, maka Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menerima kunjungan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Bengkalis pada tanggal 27 Oktober 2021 di Ruang Rapat Moedjono, Lt. 17, Gd. Ex Sentra Mulia. Berikut kami sampaikan hasil rapat dimaksud
1. Pembukaan
Acara dibuka oleh Ibu Endar Tri Ariningsih selaku Kepala Subdit Kerja Sama Dalam Negeri pada Pukul 09.00 WIB. Rapat dihadiri oleh perwakilan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Bengkalis sebanyak 3 (tiga) orang, Kepala Seksi Kerjasama Antar Lembaga Non Pemerintah dan Monitoring Konsultan KI beserta staff di Direktorat KSP.
2. Pembahasan
• Kepala Subdit Kerja Sama Dalam Negeri menyampaikan pentingnya pelindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual khususnya di daerah- daerah dimana masyarakat masih belum aware terhadap manfaat kekayaan intelektual jika dikembangkan dengan baik. Dalam hal ini misalnya, jika suatu produk memiliki merek maka akan meningkatkan nilai ekonomi dari suatu produk. Masih banyak UMKM di daerah yang belum mengetahui pentingnya pelindungan Kekayaan intelektual terhadap produk hasil kreasinya. Sehingga menjadi peran pemerintah daerah dalam mendorong dan mendukung masyarakat di daerahnya untuk mengembangkan potensi kekayaan intelektual yang belum dilindungi. Dengan demikian besar
harapannya agar kekayaan intelektual di daerah bisa meningkat dan mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat dan daerah.
• Kepala Badan Penelitian dan dan Pengembangan Daerah Bengkalis menyampaikan jika pemahaman terkait kekayaan intelektual di lingkup Balitbangda Bengkalis dan Pemda Bengkalis masih sangat minim, sehingga perlu adanya dukungan dari DJKI agar membantu memberikan pemahaman yang lebih terkait kekayaan intelektual kepada pegawai dan khususnya pejabat daerah agar bisa mendorong terbentuknya kebijakan proaktif terkait KI. Sehingga dengan rencana Perjanjian Kerja Sama kedepannya, diharapkan akan menumbuhkan semangat Pemda Bebgkalis untuk lebih memahami dan mendorong perkembangan potensi KI di Bengkalis.
• Bpk. Handi Nugraha, selaku Kepala Seksi Kerja Sama Antar Lembaga Non Pemerintah dan Monitoring Konsultan KI memberikan pemaparan singkat terkait kekayaan intelektual sebagai berikut:
1. Paten
Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana.
Perbedaan Paten dan Paten Sederhana
a. Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Sementara paten sederhana diberikan untuk setiap invensi baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk invensi yang berupa produk yang bukan sekadar berbeda ciri teknisnya, tetapi harus memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis daripada invensi sebelumnya yang disebabkan bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya yang mencakup alat, barang, mesin, komposisi, formula, senyawa, atau
sistem. Paten sederhana juga diberikan untuk invensi yang berupa proses atau metode yang baru.;
b. Klaim paten sederhana dibatasi dengan satu klaim mandiri, sedangkan paten jumlah klaimnya tidak dibatasi.;
c. Progres teknologi dalam paten sederhana lebih simpel daripada progres teknologi dalam paten.
Invensi dapat dipatenkan jika invensi tersebut
a. Baru. Jika pada saat pengajuan permohonan Paten invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya;
b. Mengandung langkah inventif. Jika invensi tersebut merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik;
c. Dapat diterapkan dalam industri. Jika invensi tersebut dapat diproduksi atau dapat digunakan dalam berbagai jenis industri.
Masa Pelindungan Paten
a. Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun sejak tanggal penerimaan permohonan Paten.
b. Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan permohonan Paten sederhana.
2. Merek
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk dua dimensi dan/ atau tiga dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Pemakaian Merek berfungsi sebagai: Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya; Alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebut Mereknya; Jaminan atas mutu barangnya; Penunjuk asal barang/jasa dihasilkan.
Pendaftaran Merek berfungsi sebagai: Alat bukti bagi pemilik yang berhak atas Merek yang didaftarkan; Dasar penolakan terhadap Merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/ jasa sejenisnya; Dasar untuk
mencegah orang lain memakai Merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenisnya.
Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu sepuluh tahun sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran Merek yang bersangkutan dan jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang.
3. Hak Cipta
Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup pula program komputer. Perkembangan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan berbagai negara dan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif nasional. Dengan Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak Terkait itu adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.
4. Indikasi Geografis
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
Tanda yang digunakan sebagai Indikasi Geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa nama tempat, daerah, atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. Permohonan pendaftaran Indikasi Geografis diajukan oleh lembaga yang mewakili masyarakat di
kawasan geografis tertentu yang mengusahakan suatu barang dan/atau produk berupa:
1) sumber daya alam;
2) barang kerajinan tangan; atau 3) hasil industri.
Pemakai Indikasi Geografis adalah pihak yang mendapat izin dari pemegang Hak atas Indikasi Geografis yang terdaftar untuk mengolah dan/ atau memasarkan barang dan/ atau produk Indikasi Geografis.
5. Desain Industri
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.
Desain Industri yang dapat didaftarkan apabila:
a. Desain Industri yang memiliki kebaruan (novelty) dengan catatan jika pada tanggal penerimaan permohonan pendaftaran Desain Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan Desain Industri yang telah ada sebelumnya;
b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.
6. Rahasia Dagang
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila:
a. Seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan;
b. Seseorang memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu.
Sirkuit terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang- kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor untuk menghasilkan fungsi elektronik.
DTLST dapat didaftarkan jika DTLST tersebut orisinal, desain tersebut merupakan hasil karya mandiri pendesain, dan pada saat DTLST tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu yang umum bagi para pendesain. DTLST terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak pertama kali DTLST dieksploitasi secara komersial atau sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
3. Penutup
Rapat ditutup pada pukul 12.00 WIB. Setelah pertemuan ini akan diagendakan rapat pembahasan draft perjanjian kerja sama antara Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah.
Demikian laporan hasil rapat ini kami sampaikan. Mohon arahan lebih lanjut Bapak Plt. Direktur Jenderal. Atas perkenan dan arahan Bapak, kami sampaikan terima kasih.
Daulat P. Silitonga
NIP 196205281989031001
Lampiran Nota Dinas
Nomor : HKI.5-PR.04.05-218 Tanggal : 29 Oktober 2021
DOKUMENTASI RAPAT