38 BAB IV
HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan 8 langkah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan, yakni penelitian pendahuluan, mengembangkan perencanaan pembelajaran, uji coba lapang permulaan, revisi produk utama, uji lapang utama, revisi produk operasional, uji lapang operasional dan revisi produk akhir.
4.1.1 Studi Pendahuluan
Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan obervasi dan pengamatan terhadap cara menilai sikap siswa serta alat penilaian yang digunakan oleh guru. Studi pendahuluan melibatkan tiga sekolah dasar di Salatiga sebagai subjek penelitian.
Studi pendahuluan dilakukan di SDN Blotongan 01 menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran adalah kurikulum KTSP, kurikulum yang dipakai nampak dari RPP serta silabus yang digunakan guru, serta pengamatan yang telah dilakukan saat guru mengajar dalam kelas. Guru belum nampak menggunakan penilaian sikap saat mengajar, dengan belum adanya instrumen yang dipakai untuk mengukur aspek sikap terutama sikap sosial. Guru kelas mengungkapakan hanya menggunakan perkiraan dan mengamati siswa saat mengajar saja.
Mengamati keseharian siswa saja sudah dianggap sebagai suatu proses penilaian yang dapat dimasukkkan dalam laporan akhir semester siswa.
Studi pendahuluan selanjutnya dilakukan di SDN Kumpulrejo 03,
menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan adalah KTSP, kurikulum
tersebut diketahui dari wawancara dengan guru kelas. Pengukuran sikap
belum terlihat dari proses pembelajaran selama observasi dilakukan. Guru
kelas menuturkan mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran sikap
siswa. Belum adanya instrumen yang sesuai menjadi hambatan dalam
39
melakukan penilaian sikap terutama sikap sosial.
Studi pendahuluan selanjutnya dilakukan di SDN Salatiga 05, menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, kurikulum tersebut nampak dari RPP dan silabus yang digunakan guru serta terlihat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas.
Penggunaan kurikulum 2013 pada SDN Salatiga 05 telah mencantumkan nilai karakter serta telah berupaya melakukan penilaian sikap terutama sikap sosial. Belum ada instrumen penilaian yang dikembangkan oleh guru, namun hanya berpedoman pada buku guru dan buku siswa yang telah disediakan oleh pemerintah sebagai acuan, sehingga penilaian sikap yang dilakukan oleh guru belum sesuai.
Fenomena yang terjadi pada sekolah dasar di Salatiga didapatkan informasi bahwa penilaian afektif sikap sosial tetap dilakukan yaitu dengan pengamatan dan tugas-tugas. Pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas, sedangkan tugas-tugas diberikan sebagai pekerjaan rumah yaitu dengan merangkum materi atau mencari materi tambahan serta mengerjakan soal latihan yang terdapat di dalam buku lembar kerja siswa. Penilaian afektif ini diberikan setiap pertengahan semester, jika tugas-tugas dikumpulkan siswa sudah lengkap maka siswa akan diberikan nilai B (Baik).
Daftar nilai siswa kelas 4 terdapat dua aspek yang harus dinilai oleh
guru, yaitu pengetahuan dan sikap. Penilaian pengetahuan siswa dapat
dilakukan pada setiap kompetensi dasar yang meliputi penilaian nilai
ulangan harian dan tugas, sedangkan penilaian sikap dilakukan tiga kali
dalam waktu satu semester. Penilaian kognitif menggunakan angka bulat
(10-100) sedangkan penilaian sikap menggunakan huruf (A-D). Untuk
daftar nilai kognitif dan afektif siswa lebih jelas dalam lampiran 3. Pada
daftar nilai juga dapat dilihat bahwa semua siswa mendapatkan nilai B pada
penilaian sikap. Hal ini kurang mencerminkan sikap siswa yang sebenarnya,
karena penilaian terhadap siswa hanya digeneralisasikan. Dilihat dari cara
penilaian yang dilakukan guru siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu
40
75 maupun siswa yang mendapatkan nilai maksimal diatas KKM mendapatkan nilai afektif yang sama.
Didapatkan pula informasi guru mendapat pelatihan pembuatan alat evaluasi untuk penilaian domain kognitif yaitu dengan tes yang berupa pilihan ganda dan uraian. Domain afektif dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pengamatan, pemberian angket atau inventori, namun dalam pelaksanaanya untuk menilaian sikap sosial siswa, guru hanya melakukan pengamatan terhadap tugas-tugas siswa. Penilaian afektif tidak bisa jika hanya dilakukan dengan pengamatan atau pemberian tugas saja, perlu alat evaluasi afektif yang tepat sesuai dengan panduan penyusunan instrumen penilaian sikap dari Depdiknas (2008).
Berdasarkan penelitian pendahuluan tersebut disimpulkan bahwa penilaian afektif yang dilakukan belum sesuai dengan instrumen penilaian domain afektif yang berkualitas, karena tidak dikembangkan dengan menggunakan instrumen yang tepat, tidak dibuat indikator penilaian sesuai KKO ranah afektif dan tidak dapat berfungsi untuk mengukur seluruh karakteristik penilaian domain afektif. Oleh karena itu, dikembangkan instrumen penilaian domain afektif khususnya sikap sosial siswa dengan memperhatikan kaidah penulisan instrumen non tes dan akan diujikan untuk mengetahui kualitas instrumen secara teoritik dan empris. Pembuatan kisi- kisi menggunakan tingkatan ranah afektif dari kata kerja operasional (KKO) pada taksonomi afektif Krathwohl yang meliputi menerima (A1), menanggapi (A2), menilai (A3), mengelola (A4), menghayati (A5).
4.1.2 Pengembangan Produk
Berdasarkan penelitian pendahuluan diatas dapat diketahui bahwa
guru tidak memiliki instrumen penilain domain afektif yang tepat dan sesuai
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar dari Depdiknas. Diperlukan
perencanaan pembelajaran yang mendukung dalam pelaksanaan penilaian
sikap terutama penilaian sikap sosial. Perencanaan pembelajaran dituangkan
dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP dapat
41
dilihat pada lampiran 2. Tema yang digunakan adalah lingkungan tempat tinggalku.
Instrumen penilaian domain afketif ini dikatakan berkualitas kerana penilaainnya mencakup seluruh kriteria penilaian afektif terutama sikap sosial. Panduan pengembangan parangkat penilaain afketif yang dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 2008, dalam penyusunan penilaian domain afektif mengacu pada tingkatan ranah afektif yang terbagi menjadi lima yaitu menerima (A1), menanggapi (A2), menilain (A3), mengelola (A4) dan menghayati (A5).
Pengembangan indikator penilaian dalam instrumen penilaian domain afektif disusun sesuai dengan kata kerja operasional (KKO) ranah afektif dan materi tema 8 subtema 2 kelas 4, tentang lingkungan tempat tinggalku subtema 2 keunikan daerah tempat tinggalku. Sesuai dengan ketentuan dalam pengembangan instrumen penilaian non tes, indikator penilaian, butir pernyataan, nomor butir pernyataan dan skala penilaain sebelum disusun menjadi instrumen dibuat terlebih dahulu dalam bentuk kisi-kisi, kisi-kisi dapat dilihat dalam lampiran 1.
Berdasarkan uraian diatas instrumen penilaain doamin afektif yang dikembangkan ini akan lebih sesuai untuk menilai domain afektif siswa yang sebenarnya. Penilaian dilakukan dengan alat evaluasi yang tepat dan cara yang tepat yaitu dengan skala guttman yang merupakan alat evaluasi untuk penilaain non tes. Pengembangan draf awal instrumen penilaian domain afektif dapat dilihat pada lampiran. Draf awal insturmen mengembangkan 30 item pernyataan dari 6 indikator sikap sosial yang dikembangkan dalam pernyataan. Untuk menghasilkan instrumen penilaian domain afektif yang berkualitas, instrumen ini melalui beberapa tahap.
Tahap yang pertama melalui uji validitas dan reabilitas setelah melakukan pengujian awal produk kepada 15 responden siswa yang dipilih secara acak.
Hasil yang didapat dari uji validitas berada dalam tabel di bawah ini:
42 Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Skala Guttman dalam Uji Coba
No r
nKriteria Nomer
Item Jumlah Presentase (%) 1. > 0,300 Valid 1, 2, 3, 4,
7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 30
20 66,67
2. < 0,300 Tidak Valid 5, 6, 11, 14, 17, 18, 20, 25, 27, 28
10 33,33
Jumlah 30 100
Hasil uji validitas terhadap instrumen penilaian domain sikap sosial menggunakan skala guttman menggunakan r
hit0,300. Setelah dilakukan uji coba terdapat 10 (33,33%) butir pernyataan dinyatakan tidak valid dengan r
hit< 0,300, dan 20 (66,67%) butir pernyataan dinyatakan valid dengan r
hit>
0,300. Pernyataan yang dinyatakan tidak valid antara lain pernyataan yang terdapat pada nomer 5, 6, 11, 14, 17, 18, 20, 25, 27, dan 28.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Skala Guttman dalam Uji Coba
Cronbach's
Alpha N of Items
.864 30
Indeks keandalan instrumen penilaian domain sikap sosial
menggunakan skala guttman sudah baik. Analisis reliabilitas 30 butir
pernyataan menunjukkan hasil r
n= 0,864. Dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian uji coba instrumen reliabel. Berdasarkan hasil analisis validitas
dan reabilitas, instrumen draf 1 penilaian domain sikap sosial masih terdapat
43
pernyataan yang tidak valid karena hanya berbekal pengalaman teoritik.
Masih terdapat item penyataan yang kurang tepat dan sesuai dalam penyusunannya, baik dari segi kalimat dan kenyataan dalam lapangan.
Untuk menghasilkan instrumen domain sikap sosial yang lebih baik, dilakukan revisi terhadap draf 1 instrumen sikap sosial untuk intem pernyataan yang tidak valid dan memiliki daya beda yang kecil. Hasil perbaikan instumen sikap sosial draf 1 digunakan untuk mebngembangkan draf II instrumen penilain domain sikap sosial.
4.1.3 Revisi Instrumen Penilaian Domain Sikap Sosial
Revisi instrumen penilaian sikap sosial didasarkan pada hasil penelitian uji coba yang dilakukan sebelum uji lapang. Hasil analisis uji coba menunjukkan masih adanya 10 item pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomer 5, 6, 11, 14, 17, 18, 20, 25, 27, dan 28. Dilakukan perbaikan pada pernyataan-pernyataan atau item yang memiliki daya beda kecil dan tidak valid. Perbaikan dilakukan dengan cara meninjau ulang setiap item pernyataan yang tidak valid, selanjutnya mengacu pada masukan-masukan serta meninjau kembali indikator pernyataan, KKO yang digunakan, keterkaitan dengan materi, kontruksi kalimat, penyusunan kalimat serta tata bahasa. Butir pernyataan yang tidak valid biasanya karena kalimat yang terlalu panjang, sehingga pemahaman siswa terhadap pernyataan kurang baik. Revisi intrumen juga dilakukan dengan menghubungkan pernyataan dengan materi yang telah disampaikan, sehingga ingatan siswa serta kondisi siswa menjadi sesuai dengan apa yang dialami ketika dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang telah dirancang untuk mengkondisikan siswa beradsa dalam sikap sosial yang diharapkan guru.
Hasil revisi dari instrumen sikap sosial draf 1 akan digunakan dalam
pelaksanaan pelaksanaan pengukuran lapangan dan dapat dilihat dalam
instrumen sikap sosial draf II dalam lampiran.
44 4.1.4 Uji Lapang Instrumen Sikap Sosial
Pelaksanaan pengukuran uji lapangan dalam pengembangan instrumen sikap sosial melibatkan 35 siswa kelas 4 dari tiga sekolah dasar yang berbeda dengan pembagian uji lapang kelas kecil, kelas sedang dan kelas besar. Jumlah dari kelas kecil 5 siswa, kelas sedang 10 siswa dan kelas besar 20 siswa. Pelaksanaan uji lapang akan dilakukan secra bertahap yang dimulai dari kelas kecil, lalu kelas sedang dan dilanjutkan kelas besar.
Ujicoba kelas kecil dilakukan di kelas 4 pada tanggal 09 Mei 2016 di SDN Kumpulrejo 03, uji lapang kelas sedang pada tanggal 11 Mei 2016 di SDN Salatiga 05 dan uji lapang kelas besar dilakukian pada tanggal 20 Mei 2016 di SDN Blotongan 01.
a. Kelas Kecil
Hasil uji validitas instrumen terhadap domain sikap sosial dalam tahap uji lapang produk kelas kecil menunjukkan r
hit> 3,00 terhadap 5 siswa adalah 30 (100%) butir pernyataan valid. Tahap uji lapang produk kelas kecil terdapat 1 (20%) siswa memperoleh nilai A dengan skor sikap antara 23 – 30 dan 4 (80%) siswa memperoleh nilai B dengan skor sikap antara 15 – 22.
b. Kelas sedang
Hasil uji validitas instrumen terhadap domain sikap sosial dalam tahap uji lapang produk kelas sedang menunjukkan r
hit> 3,00 terhadap 10 siswa adalah 30 (100%) butir pernyataan valid. Tahap uji lapang produk kelas kecil terdapat 3 (30%) siswa memperoleh nilai A dengan skor sikap antara 23 – 30 dan 7 (70%) siswa memperoleh nilai B dengan skor sikap antara 15 – 22.
c. Kelas besar
Hasil uji validitas instrumen terhadap domain sikap sosial dalam
tahap uji lapang produk kelas kecil menunjukkan r
hit> 3,00 terhadap
45
20 siswa adalah 30 (100%) butir pernyataan valid. Tahap uji lapang produk kelas kecil terdapat 12 (60%) siswa memperoleh nilai A dengan skor sikap antara 23 – 30 dan 8 (40%) siswa memperoleh nilai B dengan skor sikap antara 15 – 22.
Hasil uji validitas terhadap instrumen domain sikap sosial dalam uji lapang sesungguhnya terhadap 35 siswa menunjukkan r
hit> 3,00 adalah 30 (100%) butir pernyataan valid. Hasil dari analisis uji lapang seluruhnya valid dan tidak mendapat revisi lagi. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Analisis reabilitas instrumen dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Skal guttman dalam Uji Lapang
Indeks keandalan instrumen penilaian domain sikap sosial menggunakan skala guttman sudah baik. Analisis reabilitas menunjukkan hasil r
n= 0,947. Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian uji lapang instrumen reliabel.
Hasil penilaian domain sikap sosial siswa siswa kelas 4 dianalisis berdasarkan skor tiap pernyataan ranah afektif sikap sosial. Skor total atau gabungan dari seluruh karakteristik penilaian afektif sikap sosial diperoleh dari hasil uji lapang dengan menggunakan draf II instrumen penilaian sikap sosial. Hasil peniliaian sikap sosial siswa berdasarkan instrumen sikap sosial dapat dilihat pada tabel 4.4.
Cronbach's
Alpha N of Items
.947 30