• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Anggaran... 14

2.1.2 Penganggaran Sektor Publik ... 18

2.1.3 Partisipasi Penganggaran ... 14

2.1.4 Pendekatan Kontijensi ... 21

2.1.5 Teori Atribusi... 23

2.1.6 Senjangan Anggaran ... 24

2.1.7 Kapasitas Individu ... 25

2.1.8 Self Esteem ... 26

2.1.9 Komitmen Organisasi ... 28

2.1.10 Penekanan Anggaran ... 30

2.2 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 36

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 37

3.3 Obyek Penelitian ... 37

3.4 Identifikasi Variabel ... 38

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 42

3.6.1 Jenis Data ... 42

3.6.2 Sumber Data ... 43

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 43

3.7.1 Populasi ... 43

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 44

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.9 Uji Instrumen Penelitian ... 45

(2)

3.9.1 Uji Validitas ... 45

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.10 Teknik Analisis Data ... 46

3.10.1 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.10.2 Uji Moderated Regression Analysis (MRA)... 47

3.10.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 48

3.10.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 49

3.10.5 Uji Hipotesis (Uji t) ... 49

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum ... 50

4.1.1 Gambaran Umum SKPD ... 50

4.1.2 Struktur Organisasi SKPD ... 50

4.2 Data Penelitian ... 52

4.2.1 Responden Penelitian ... 52

4.2.2 Profil Responden ... 53

4.3 Statistik Deskriptif ... 56

4.4 Hasil Uji Instrumen ... 59

4.4.1 Uji Validitas... 59

4.4.2 Uji Reliabilitas ... 60

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 61

4.5.1 Uji Normalitas ... 61

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 62

4.6 Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis ... 63

4.7 Koefisien Determinasi (R2) ... 65

4.8 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 65

4.9 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 65

4.10 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

4.10.1 Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran ... 67

4.10.2 Kapasitas Individu Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran... 68

4.10.3 Self Esteem Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran ... 69

4.10.4 Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran... 70

4.10.5 Penekanan Anggaran Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR RUJUKAN ... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 82

(3)

Judul : Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan

Anggaran dengan Kapasitas Individu, Self Esteem , Komitmen Organisasi, dan Penekanan Anggaran Sebagai Variabel

Pemoderasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Gianyar

Nama : Ni Luh Eka Yuni Sari NIM : 1306305053

ABSTRAK

Anggaran merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar dapat memudahkan melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien. Pentingnya penganggaran menyebabkan partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran sangat diperlukan karena akan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memberikan informasi lokal yang mereka miliki kepada atasan. Terkadang kesempatan tersebut tidak digunakan dengan baik, dan justru meciptakan senjangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran dengan kapasitas individu, self esteem, komitmen organisasi, dan penekanan anggaran sebagai variabel pemoderasi.

Populasi penelitian ini adalah seluruh SKPD di Kabupaten Gianyar yang berjumlah 47. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pejabat yang ikut serta dalam penyusunan anggaran dengan masa kerja minimal 1 tahun. Data dikumpulkan dengan metode survei dengan kuesioner, dan kuesioner yang layak diolah sebanyak 141 kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran, kapasitas individu tidak mampu memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran, self esteem dan komitmen organisasi mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran, serta penekanan anggaran mampu memperkuat pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran di SKPD Kabupaten Gianyar.

Kata Kunci : partisipasi penganggaran, senjangan anggaran, self esteem, komitmen organisasi, penekanan anggaran.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anggaran merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar dapat memudahkan melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan Lewin, 1970) dalam Kartika (2010). Mardiasmo (2009:61) menyebutkan bahwa anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Sebelum organisasi beroperasi, diperlukan adanya anggaran agar misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya jelas. Pendapat dari Kenis (1979) menyebutkan bahwa anggaran bukan hanya suatu rencana keuangan yang terdiri dari sperangkat biaya dan pendapatan sasaran suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan, tetapi juga merupakan suatu alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja, dan motivasi. Sehingga anggaran menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap organisasi, baik sektor publik maupun sektor swasta.

Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik (Mardiasmo, 2009:61). Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan suatu proses politis, dimana anggaran justru harus diinformasikan kepada masyarakat untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Berbeda halnya pada

(5)

sektor swasta, anggaran merupakan rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, yang ditentukan oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuat. Pertanggungjawaban publik mengharuskan pemerintah melakukan optimalisasi anggaran yang dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sektor publik menjadi perhatian utama sebagai cerminan kinerja pemerintah dalam rangka mengutamakan dan memenuhi kebutuhan publik, yang dapat dilihat melalui anggaran. Bentuk sederhana dari anggaran pada sektor publik adalah dalam bentuk dokumen yang berisi gambaran kondisi keuangan dari suatu organisasi dan informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas organisasi.

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungjawab pada publik. Oleh karena itu, apabila dalam penyusunan anggaran terjadi penyimpangan, maka semakin buruk anggaran yang direncanakan, serta semakin tidak jelas dana yang ditujukan pada masyarakat sehingga pemerintah akan dianggap tidak bertanggungjawab pada publik.

Permasalahan yang sering terjadi di lapangan menunjukkan bahwa dalam penetapan anggaran oleh bawahan sering terjadi selisih, dimana anggaran biaya yang ditetapkan dalam penyusunan anggaran lebih besar daripada realisasi

(6)

anggaran. Perkembangan APBD tahun anggaran 2011 – 2015 di Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2011 – 2015

Tahun Anggaran Pendapatan

Daerah (Rp’000)

Realisasi Pendapatan

Daerah (Rp’000)

%

Anggaran Belanja Daerah (Rp’000)

Realisasi Belanja Daerah (Rp’000)

%

2011 834.194.721 889.407.725 106,62 903.930.942 856.801.660 94,79 2012 1.029.800.596 1.066.239.510 103,54 1.118.800.936 1.006.500.071 89,96 2013 1.183.933.333 1.248.415.647 105,45 1.327.183.047 1.192.027.628 89,82 2014 1.344.529.005 1.464.193.988 108,90 1.535.666.738 1.417.094.054 92,28

2015 1.433.331.904 1.527.797.536 106,59 1.660.809.996 1.504.436.669 90,58

Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Gianyar, 2016

Berdasarakan Tabel 1.1 diatas, mencerminkan kemungkinan adanya penyimpangan berupa potensi senjangan anggaran di Kabupaten Gianyar. Dugaan terjadinya senjangan anggaran ini dapat dilihat dari realisasi pendapatan daerah yang selalu lebih tinggi dari anggaran pendapatan yang telah ditargetkan. Di sisi lain, realisasi belanja daerah selalu lebih rendah dari jumlah anggaran belanja yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini diduga dilakukan agar kinerja pemerintah daerah terlihat bagus, karena realisasi anggaran yang dicapai melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pentingnya penganggaran menyebabkan partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran sangat diperlukan karena akan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memberikan informasi privat/lokal yang mereka miliki kepada atasan. Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004

(7)

menyebabkan manajemen keuangan daerah mengalami perubahan yaitu reformasi penganggaran. Reformasi penganggaran merupakan perubahan dari sistem anggaran tradisional menjadi sistem anggaran berbasis kinerja. Sistem anggaran tradisional bersifat tersentralisasi yaitu penyusunan anggaran yang dilakukan secara terpusat, tidak adanya tolok ukur penilaian kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik serta tidak adanya informasi yang memadai. Maka sistem anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional dan menggunakan kinerja sebagai tolok ukur (Mahsun, dkk., 2007).

Diperlukan komunikasi yang baik dalam penyusunan anggaran antara atasan dengan bawahan agar pihak bawahan dapat mengetahui apa yang diharapkan pihak atasan. Demikian pula sebaliknya, pihak atasan akan mengetahui kendala- kendala yang dihadapi bawahan terkait dengan penganggaran (Triana, dkk., 2012).

Proses penyusunan anggaran dengan pendekatan partisipatif merupakan gabungan antara pendekatan top down dengan bottom up. Proses ini dimulai dari manajer menyiapkan draft pertama untuk anggaran di wilayah tanggung jawabnya berdasarkan pedoman yang telah dibuat oleh atasan. Selanjutnya, manajer puncak akan memeriksa dan mengkritisi anggaran yang diusulkan oleh bawahan.

Penyusunan anggaran dengan pendekatan partisipatif melibatkan hubungan antar manusia, sehingga terdapat perilaku manusia baik positif maupun perilaku negatif yang mungkin timbul sebagai akibat dari anggaran. Perilaku positif dapat berupa peningkatan kinerja bawahan karena termotivasi oleh anggaran yang digunakan sebagai dasar penilaian mereka, sedangkan perilaku negatif yang mungkin timbul

(8)

yaitu munculnya anggapan bahwa anggaran sering kali dipandang sebagai alat tekanan manajer puncak kepada bawahan. Ketika manajemen puncak berusaha melakukan penekanan terhadap anggaran yang telah ada (budget emphasis), manajer tingkat menengah dan bawah akan cenderung menciptakan slack dalam anggaran guna meningkatkan kemungkinan untuk memenuhi atau melampaui standar kinerja.

Tolak ukur keberhasilan sistem anggaran berbasis kinerja adalah prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Pengukuran kinerja pemerintah dilakukan dengan pencapaian kinerja 100% (Mursyidi, 2009:13).

Nasution (2007) mengemukakan bahwa berdasarkan hasil audit BPK, ternyata kinerja pemerintah daerah di Indonesia masih jauh dari standar yang telah ditentukan yang dikarenakan pemerintah belum transparan, dan penyusunan anggaran yang belum sepenuhnya disusun berdasarkan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran memiliki hubungan erat dengan kinerja pemerintah, karena kinerja peemerintah dilihat berdasarkan partisipasinya dalam menyusun suatu anggaran.

Apabila seseorang ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran dalam suatu organisasi, maka secara tidak langsung seseorang akan memanfaatkan kesempatan menciptakan senjangan anggaran. Senjangan anggaran merupakan perbedaan antara realisasi anggaran dengan estimasi anggaran yang

(9)

telah diprediksikan (Suartana, 2010:138). Pada dasarnya senjangan anggaran dapat terjadi ketika bawahan ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dengan memberikan usulan dan estimasi anggaran yang tidak sesuai dengan kapasitas sesungguhnya yang dimiliki, atau tidak sesuai dengan sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan. Pihak bawahan akan cenderung meninggikan jumlah biaya yang dibutuhkan atau merendahkan pendapatan yang sesungguhnya bisa dicapai, dengan maksud agar anggaran tersebut mudah direalisasikan.

Beberapa penelitian mengenai hubungan partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran telah dilakukan, namun hasil yang didapatkan tidak konsisten.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Falikhatun (2007), Aprila dan Hidayani (2012) dan Kartika (2010), menemukan bahwa semakin tinggi partisipasi penganggaran yang ada maka akan semakin tinggi pula senjangan anggaran yang terjadi. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Apriyandi (2011) dan Rukmana (2013) yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi partisipasi penganggaran justru dapat menurunkan terjadinya senjangan anggaran.

Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dan senjangan anggaran (Latuheru, 2005).

Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi, yang dilakukan dengan memasukkan variabel lain dalam organisasi yang mungkin berpengaruh pada hubungan partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran. Dalam penelitian ini, variabel lain tersebut dapat dijelaskan dengan teori atribusi, yaitu sebuah teori yang mempelajari bagaimana seseorang

(10)

menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang diwakili oleh variabel kapasitas individu, self esteem, dan komitmen organisasi, dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang diwakili oleh variabel penekanan anggaran.

Kapasitas individu merupakan kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas yang diberikan. Kapasitas individu terbentuk dari proses pendidikan, pelatihan, dan pengalaman seseorang. Seseorang yang memiliki kapasitas individu tinggi merupakan individu yang berkualitas. Terkait dalam proses penganggaran, maka individu yang memiliki cukup pengetahuan akan mampu mengalokasikan sumber daya secara optimal, dengan demikian dapat memperkecil senjangan anggaran (Lestara, dkk., 2016). Bertentangan dengan hasil penelitian Nasution (2011) dan Hapsari (2011) yang menyatakan bahwa kapasitas individu yang meningkat justru memunculkan budgetary slack dalam penyusunan anggaran.

Self Esteem merupakan suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Orang yang memiliki self esteem tinggi cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai seorang yang penting, berharga, berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka (Hapsari, 2011). Sedangkan orang dengan self esteem rendah merasa kurang baik dengan dirinya. Kaitannya dengan budgetary slack yaitu seseorang dengan self esteem yang rendah cenderung lebih tinggi dalam menciptakan slack (Nugraheni dan Sugiri, 2004).

(11)

Timbulnya suatu senjangan tergantung pada individu itu sendiri sejauh mana mementingkan dirinya sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya.

Hal ini merupakan bentuk dari tingkat komitmen yang mereka miliki. Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut (Ikhsan dan Ishak, 2008:35). Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi. Sehingga individu yang memiliki komitmen yang tinggi diharapkan dapat mengurangi adanya senjangan anggaran.

Sebaliknya bila individu memiliki komitmen yang lebih rendah maka ia akan bekerja demi kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat meningkatkan terjadinya senjangan anggaran.

Tekanan dari anggaran yang ketat dan kegelisahan atas laporan kinerja yang buruk menyebabkan anggaran sering kali dipandang sebagai penghalang kemajuan karir seseorang. Penekanan anggaran adalah kondisi bilamana anggaran dijadikan faktor yang paling dominan dalam pengukuran kinerja bawahan pada organisasi (Apriantini, dkk., 2014). Jika bawahan meyakini bahwa keberhasilan pencapaian target anggaran akan mendapatkan penghargaan (reward), maka bawahan akan berusaha untuk mencoba membuat senjangan dalam anggarannya.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang masih menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dan adanya dugaan senjangan anggaran yang dilihat pada data APBD Kabupaten Gianyar, maka penulis termotivasi untuk meneliti kembali mengenai pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran dengan

(12)

memasukkan variabel kapasitas individu, self esteem, komitmen organisasi, dan penekanan anggaran sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Gianyar.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran SKPD di Kabupaten Gianyar ?

2. Bagaimana kemampuan kapasitas individu memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran SKPD di Kabupaten Gianyar ?

3. Bagaimana kemampuan self esteem memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran SKPD di Kabupaten Gianyar ?

4. Bagaimana kemampuan komitmen organisasi memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran SKPD di Kabupaten Gianyar ?

5. Bagaimana kemampuan penekanan anggaran memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran SKPD di Kabupaten Gianyar ?

(13)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran.

2. Untuk mengetahui kemampuan kapasitas individu memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran.

3. Untuk mengetahui kemampuan self esteem memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran.

4. Untuk mengetahui kemampuan komitmen organisasi memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran.

5. Untuk mengetahui kemampuan penekanan anggaran memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi, pengetahuan, serta wawasan para pembaca. Dalam penelitian ini, teori partisipasi penganggaran dapat menjelaskan hubungan antara partisipasi bawahan dalam proses penyusunan anggaran dengan adanya potensi senjangan anggaran. Senjangan anggaran dapat terjadi ketika bawahan melakukan manipulasi saat diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dengan tujuan agar anggaran mudah untuk dicapai.

(14)

2) Manfaat Praktis 1. Bagi Pemerintahan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam rangka meminimalisir potensi terjadinya senjangan anggaran dalam penyusunan anggaran khususnya di SKPD Kabupaten Gianyar. Meminimalkan potensi terjadinya senjangan anggaran dapat dilakukan oleh pimpinan dengan memberikan pelatihan terkait penganggaran dengan tujuan mengembangkan kapasitas individu para perangkat daerah. Selain itu juga perlu dibangun kondisi yang bersahabat dalam suatu organisasi dengan tujuan menumbuhkan komitmen para perangkat daerah. Dengan memahami karakteristik dan kemampuan perangkat daerah SKPD Kabupaten Gianyar akan membantu proses pemilihan individu yang akan dilibatkan secara langsung dalam proses penyusunan anggaran.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu memberi deskripsi mengenai kapasitas individu, self esteem, komitmen organisasi, dan penekanan anggaran sebagai pemoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran sehingga dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya. Memberikan penekanan pada anggaran belum efektif jika digunakan untuk mengukur kinerja para perangkat daerah, karena anggaran yang ketat justru membuat perangkat daerah cenderung menciptakan senjangan pada anggarannya agar anggaran tersebut mudah untuk dicapai.

(15)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajiannya akan disusun menjadi beberapa bab secara sistematis sehingga antara satu bab dengan bab yang lainnya memiliki hubungan yang erat.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Merupakan bab yang menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang digunakan kemudian diikuti dengan rumusan masalah yang diteliti, tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini, serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Merupakan bab yang berisikan teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Pada bab ini juga dipaparkan beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini serta hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Merupakan bab yang menjelaskan mengenai metode penelitian yang berisikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.

(16)

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Merupakan bab yang berisikan mengenai gambaran umum SKPD serta pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Merupakan bab penutup yang memuat simpulan dan hasil penelitian serta pembahasan penelitian dan saran-saran.

Gambar

Tabel 1.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)  Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2011 – 2015

Referensi

Dokumen terkait

R Agus Sartono dan Sri Zulaihati (1998) meneliti rasionalitas investor terhadap pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal dengan model indeks tunggal di BEI

Agar kekeruhan (turbidity) itu dapat diulang penyiapannya haruslah seseksama mungkin, endapan harus sangat halus. Intensitas cahaya bergantung pada banyaknya dan

Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa pemilik tanah dapat dipahami bahwa pihak pemilik tanah pada dasarnya ingin harga jual beli tanah lebih tinggi

Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan dana BOS di sekolah dilakukan sesuai juknis penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana BOS tahun

Hak untuk tidak di perlakukan diskriminatifMenurut penjelasan Pasal 4 Huruf (g) Undang-undang No. 8 tahun 1999 di sebutkan hak untuk dipelakukan atau dilayani secara

Langkah langkah yang biasa dilakukan adalah: Program virus disimpan dalam bentuk kode mesin dan digabung dengan program lain yang dianggap berguna oleh pemakai - Program

Untuk kandidate desain nanti satu dibuat seperti fiorio.com dan satu lagi memiliki header slider... Desain yang dipilih adalah kandidat desain yang pertama (punya

Banyak fraktur subkondilar mandibular bilateral dan kebanyakan fraktur kondilar pada orang dewasa memerlukan reduksi terbuka. Pada kasus fraktur