19 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu asosiatif kuantitatif karena dalam penelitian ini menggunakan angka-angka dan analisis yang dilakukan menggunakan statistik.
Jenis Investigasi. Penelitian bersifat kausalitas (causal study), yaitu dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah, yang bertujuan untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dikembangkan berdasarkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu (Andirfa dkk, 2016)
B. Populasi dan Tekinik Penentuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015-2017 dengan total 114 Kabupaten/Kota.
Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu:
1. Kabupaten/Kota yang terdaftar di Provinsi Jawa Timur tahun 2015-2017.
2. Kabupaten/Kota yang mempublikasikan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Provinsi Jawa Timur tahun 2015-2017.
3. Kabupaten/Kota yang menerbitkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Timur tahun 2015-2017.
4. Kabupaten/Kota di Provinssi Jawa Timur pada tahun 2015-2017 dengan total pendapatan diatas Rp 1.500.000.000.000 ( > Rp 1.500.000.000.000).
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Gambar 3.1 Kerangka Pikirian 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kinerja keuangan pemerintah daerah dapat diukur dengan melihat rasio efisiensi pemerintah daerah tersebut. Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara pengeluaran (output) dan penerimaan (input). Penghitungan rasio efisiensi didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hamzah (2009), yaitu:
Ukuran Pemerintah Daerah (X1)
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Y) PAD (X2)
Leverage (X3)
Dana Perimbangan
(X4)
Belanja Modal
(X5)
H 1
H3 H2
H5 H4
2. Ukuran Pemerintah Daerah
Mulyani (2017) menggunakan proksi populasi penduduk karena setiap provinsi mempunyai jumlah penduduk yang berbeda dan jumlah anggaranya, hal ini menjadi permasalahan dalam memajukan wilayahnya berdasarkan indikator jumlah penduduk. Maka pada penelitian ini Ukuran pemerintah daerah diukur dengan rumus sebagai berikut :
3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang bersumber dari potensi-potensi daerah itu sendiri. Total Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) daerah.
4. Leverage
Leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) yaitu
dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas yang tersaji dalam laporan neraca. Debt Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus:
5. Dana Perimbangan
Dana perimbangan disebut juga transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dana perimbangan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) daerah. Atau dapat juga diukur dengan rumus :
Rasio Efisiensi =Total realisasi Pengeluaran
Total Realisasi Penerimaan×100%
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 DER = Total Utang
Total Aset × 100%
UPD =P𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡 + 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
6. Belanja Modal
Menurut PP Nomor 71 tahun 2010 belanja modal merupakan belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (aset tetap).
Variabel ini diukur melalui besarnya target alokasi belanja daerah Kabupaten/Kota pada setiap tahun anggaran. Balanja modal diukur dengan menggunakan rumus :
D. Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website departemen keuangan www.djpk.depkeu.go.id, website Badan Pusat Statistik..
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat, menggandakan, meng-copy, membaca, dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website departemen keuangan www.djpk.depkeu.go.id, website Badan Pusat Statistik.
Dana Perimbangan = Dana Alokasi Umum + Dana Alokasi Khusus + Dana Bagi Hasil
BM = Belanja Tanah + Peralatan dan Mesin + Gedung dan Bangunan + Jalan, Irigasi dan Jaringan + Aset tetap lainnya + Konstruksi Dalam Pengerjaan + Aset Lainnya
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan regresi linier berganda.
Pengolahan data penelitian ini menggunakan program komputer statistik SPSS 26 (Statistical Product and Service Solution).
1. Analisis Statistik Deskriptif
Variabel ini menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu untuk mengukur variabel penelitian dengan mean (rata-rata), nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi setiap variabel penelitian. Analisis data menggunakan software SPSS 26.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini normalitas menggunakan uji Kolmogorov–
Smirnov dan statistik grafik P-P Plot. Jika hasil Kolmogrov- Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data
residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05
maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2005).
Apabila P-P Plot memiliki titik-titik yang berada disekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan bahwa data memiliki distribusi populasi yang normal, sedangkan jika terjadi sebaliknya, maka data memiliki distribusi tidak normal (Sari, 2016).
b. Uji Multikolinieritas
Menurut M. Burhan (2017) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat
dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Djuniar dan Zuraida, 2018).
Pada penelitian ini menguji ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat scatter plot. Jika pada scatter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas (Sari. 2016).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi diidentifikasi sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang salah satu dipengaruhi
oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Dengan menggunakan hitungan Durbin Watson apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung nilai d statistik. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Durbin.Watson (DW test). Jika nilai Durbin Watson berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi (Nugroho, 2005).
3. Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sekaran, 1992).Persamaan matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = Kinerja Pemerintah Daerah α = Konstanta
β = Koefisien
UD =Ukuran Pemerintah Daerah PAD = PAD (Pendapatan Asli Daerah) LVRG = Leverage
Y = α + β1 UD+ β2 PAD+ β3 LVRG + β4 DP+ β5 BM + ε
DP = Dana Perimbangan BM = Belanja Modal ε = error
4. Pengujian Hipoitesis
Pengujian parameter individual dimaksudkan untuk melihat apakah variabel secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan (Sari, 2016). Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Bila t hitung < t tabel, variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Bila t hitung > t tabel, variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Berdasarkan probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α), maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Membandingkan antara f hitung dengan f tabel. Bila f hitung < f tabel, maka variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Bila f hitung > f tabel, maka variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Berdasarkan probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α), maka variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel tak bebas.
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan (Sari, 2016).