• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu tentang ZIS, inflasi, dan IP-TIK diantaranya adalah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu tentang ZIS, inflasi, dan IP-TIK diantaranya adalah:"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Untuk mengetahui lebih jelas penelitian ini, maka diperlukannya penelitian terdahulu tentang ZIS, inflasi, dan IP-TIK diantaranya adalah:

1) Saputro, F. N., & Rosyadi, I. (2021), dengan judul penelitian ”Pengaruh Dana Zakat Infak Sedekah (ZIS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Inflasi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 2015-2019”.

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan mengunakan menggunakan model analisis Ordinary Least Square (OLS). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Pusat Statistik (BPS) selama periode 5 tahun dari 2015-2019. Uji diagnosis yang digunakan adalah multikolinearitas (Uji VIF), normalitas (Uji Jarque Bera), autokorelasi (Uji Breusch heteroskedastisitas, (Uji White), dan linieritas (Uji Ramsey Reset). Berdasarkan hasil regresi data time series.

Berdasarkan hasil uji regresi data tiem series, dapat disimpulkan bahwa Zakat Infak Sedekah (ZIS) dan Investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sedangkan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi berpengaruh positif dan juga signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2) Munandar, E., Amirullah, M., & Nurochani, N. (2020), dengan judul penelitian “Pengaruh Penyaluran Dana Zakat, Infak Dan Sedekah (ZIS) dan

(2)

12

Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan”. Jenis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif data panel. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 34 propinsi selama periode 2013 sampai 2017.

Penelitian ini menggunakan analisis model panel dengan ketergantungan antar individu (panel model with cross sectional dependence/panel models with Driscoll and Kraaystandar errors). Hasil dari penelitian menyatakan bahwa dari

hasil analisis menggunakan regresi panel dengan driscoll and kraaystandars errors, Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang berhasil dihimpun terbukti

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan nilai R square sebesar 97,09 persen berarti sebesar 97,09 persen keragaman variable dependen dapat dijelaskan oleh variable bebas dalam model, dan sisanya dijelakan oleh variabel lain di luar model. Setiap kenaikan 1 miliar rupiah zakat yang berhasil dihimpun maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,12 persen dengan asumsi variabel lain konstan.

3). Putri, R., & Idris (2020), dengan judul penelitian “Pengaruh Tekonologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Pasar Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2012-2018’. Penelitian ini berjenis deskriptif dan induktif.

Data yang digunakan adalah jenis data panel. Data panel yakni data gabungan dari data runtun waktu dan data silang dimana sampel yang digunakan adalah 34 Provinsi di Indonesia dengan rentangan waktu dari tahun 2012 hingga 2018. Data diperoleh dari lembaga instansi terkait dan kemudian dilakukan analisis menggunakan model persamaan simultan (simultaneous equation regression model) dengan metode Indirect Least Square (ILS) untuk estimasi parameter tak langsung dan estimasi tahap pertama dengan penerapan model OLS melalui

(3)

13

pengujian pemilihan model CEM, FEM dan REM lalu dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Secara parsial hasil penelitian menunjukkan, Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan pengaruh signifikan terhadap Pasar Tenaga kerja di Indonesia. Selanjutnya secara simultan, Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Pasar Tenaga kerja memberikan pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Indonesia. Namun, secara parsial Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan pengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

4) Oktavia, R. (2020) dengan judul penelitian “Analisi Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi Serta Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 2014-2018”. Penelitian ini tentang pengaruh dari teknologi informasi dan komunikasi serta pendidikan di 34 provinsi Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat maka peneliti menggunakan analisis regresi data panel untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dan variabel terikat. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas, lalu dilanjutkan dengan uji koefisien determinasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa teknologi dan pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Dengannya meningkatnya kualitas pendidikan dan teknologi yang ada di Indonesia hal tersebut akan menyebabkan perbaikan kondisi perkonomian di Indonesia. Penelitian ini perlu banyak dikembangkan lagi, terlebih mengenai pemilihan kebijakan-kebijakan yang mampu dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan teknologi yang ada di Indonesia.

(4)

14

5) Ridlo, M., & Setyani, D. (2020), dengan judul penelitian “Pengaruh Zakat, Inflasi dan Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2018 (Studi Kasus di Indonesia)”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BPS, BAZNAS dan Kementrian Koperasi dan UKM dalam wesbite resmi. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Departemen Koperasi dalam kurun waktu delapan tahun terhitung dari tahun 2011 hingga 2018 dengan total sebanyak 32 data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder, yaitu pengambilan data yang berasal dari website resmi BPS, BAZNAS, dan dan Kementrian Koperasi dan UKM. Uji penelitian yang digunakan adalah uji stasioneritas, uji regresi, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa zakat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan UMKM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

6) Hanafi, K. A., & Imron Rosyadi, D. (2020), dengan judul penelitian

“Analsis Pengaruh Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS), inflasi dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2004-2018”.

Penelitian in untuk mengetahui pengaruh zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) sebagai variabel makro ekonomi islam dan inflasi (INF), serta jumlah uang beredar (JUB) sebagai variabel ekonomi konvensional terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia

(5)

15

(PEI). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah regeresi linier berganda dengan dengan metode analisis Ordinary Least Square (OLS). Data penelitian yang digunakan adalah data

sekunder yang diperoleh dari BASNAZ, BPS, dan Kemendag dari tahun 2004- 2018. Pengujian yang digunakan adalah uji multikolineritas, uji normalitas,uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, artinya kenaikan penerimaan zakat setiap tahunnya belum mampu menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Inflasi (INF) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia, artinya inflasi setiap tahun yang sangat fluktuatif membuat pola konsumsi dan produksi tidak stabil.

Jumlah Uang Beredar (JUB) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia, artinya bahwa kenaikan angka Jumlah Uang Beredar (JUB) akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di indonesia.

7) Daniel, P. A. (2018), dengan judul “Analisis pengaruh inflasi terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi”. tujuan dari penelitian ini adalah; 1) menganalisis laju pertumbuhan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kota Jambi; 2) menganalisis pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi; 3) dan melihat hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta pemanfaatan data sekunder. Data sekunder yang dipakai adalah data time series (runtut waktu) dari tahun 2001-2015. Sumber data dari BPS Kota JambiAlat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

(6)

16

sederhana. Dari hasil pembahasan menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tidak signifikan.

8) Anggraini, R. (2016), dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Pada Periode 2011-2015”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyaluran dana ZIS dan inflasi secara parsial tehadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 2015-2019, dan menganalisis pengaruh penyaluran dana ZIS dan inflasi secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 2015-2019. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan berjumlah 60 pengamatan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini mengikui jumlah populasi yaitu sebanyak 60 pengamatan. Teknik analisi data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan pengujian Hipotesis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dana ZIS (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2011-2015.

Sedangkan untuk inflasi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2011-2015.

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1. Pengertian Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) A. Zakat

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 1 ayat 2, definisi zakat adalah harta yang wajib

(7)

17

dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam. Menurut Sari (2006) secara lisan Al-Arab, zakat (Al Zakat) ditinjau dari sudut bahasa adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Firman Allah SWT, “Ambilah dari harta mereka sedekah (zakat) untuk membersihkan mereka serta menghapuskan kesalahan mereka”

(Q.S. At Taubah [9]: 103)

ٌنَكَس َكَتوٰلَص َّنِّا ْْۗمِّهْيَلَع ِّ لَص َو اَهِّب ْمِّهْيِّ ك َزُت َو ْمُه ُرِّ هَطُت ًةَق َدَص ْمِّهِّلا َوْمَا ْنِّم ْذُخ ٌمْيِّلَع ٌعْيِّمَس ُ هاللّٰ َو ْْۗمُهَّل

Ayat tersebut menjelaskan, Rasulullah SAW diperintahkan Allah SWT untuk mengambil sebagian dari harta mereka agar disedekahkan atas nama mereka, dan mendoakan mereka. Karena dengan mengambil sedekah dari mereka, akan membuat mereka kembali merasakan keanggotaan mereka secara utuh dalam kaum muslimin. Mereka ikut serta dalam kewajibannya, menanggung bebannya, dan mereka tak diusir atau dicampakan darinya. Kesesiaan mereka untuk memberikan sedekah menjadi pembersih dan penyuci bagi mereka. Do’a Rasulullah SAW bagi mereka menjadi ketenangan dan ketentraman untuk mereka.

“Allah SWT Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Dia mendengarkan doa manusia dan mengetahui segala yang ada dalam hati mereka. Dia memutuskan segala perkara sesuai dengan apa yang dia dengar dan ketahui, keputusan dzat yang maha mendengar dan maha mengetahui. Dia semata yang memutuskan perkara hamba-hamba-Nya, menerima tobat mereka, dan mengambil sedekah dari mereka. Sedangkan, Rasulullah SAW sebagai perantara yang melakukan apa yang diperintahkan dan tidak melakukan sesuatu dari pemikiran beliau sendiri (Quhtb, 2003).

(8)

18 B. Infaq

Menurut Uyun (2015) Kata infaq menurut bahasa berasal dari kata anfaqa yang berarti menafkahkan, membelanjakan, memberikan atau mengeluarkan harta. Menurut istilah fiqh, kata infaq mempunyai makna memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang telah disyariatkan oleh agama untuk memberinya seperti orang-orang faqir, miskin, anak yatim, kerabat. dan lain-lain.

Istilah yang dipakai dalam al-Qur’an berkenaan dengan infaq meliputi kata: zakat, sadaqah, hadyu, jizyah, hibah dan wakaf. Jadi semua bentuk perbelanjaan atau pemberian harta kepada hal yang disyariatkan agama dapat dikatakan infaq, baik itu yang berupa kewajiban seperti zakat atau yang berupa anjuran sunnah seperti wakaf atau shadaqah. Adapun dalil al-Qur’an yang menunjukkan pada anjuran berinfaq salah satunya terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 195:

ۛ اوُن ِّس ْحَأ َو ۛ ِّةَكُلْهَّتلا ىَلِّإ ْمُكيِّدْيَأِّب اوُقْلُت َلَ َو ِّ َّاللّٰ ِّليِّبَس يِّف اوُقِّفْنَأ َو َنيِّن ِّس ْح ُمْلا ُّب ِّحُي ََّاللّٰ َّنِّإ

Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

C. Sadaqah

Menurut Uyun (2015) arti shadaqah merupakan pemberian suatu benda oleh seseorang kepada orang lain karena mengharapkan keridhaan dan pahala dari Allah SWT. dan tidak mengharapkan suatu imbalan jasa atau penggantian. Atau dapat pula diartikan memberikan sesuatu dengan maksud untuk mendapatkan pahala. Dalam kehidupan sehari-hari, shadaqah sering disamakan dengan infaq.

Namun jika dilihat dari pengertian diatas, dapat dibedakan bahwa shadaqah

(9)

19

bersifat lebih umum daripada infaq, jika infaq berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah berkaitan dengan materi dan non materi. Contoh shadaqah dalam bentuk materi adalah memberikan uang kepada anak yatim setiap tanggal sepuluh bulan Muharram, sedangkan yang berupa non materi seperti tersenyum kepada orang lain. Adapun ayat dalam Al-Qur’an yang menunjukkan anjuran bersedekah seperti yang tercantum dalam surat Yūsuf ayat 88:

اَنْئ ِّج َو ُّرُّضلا اَنَلْهَأ َو اَنَّسَم ُزي ِّزَعْلا اَهُّيَأ اَي اوُلاَق ِّهْيَلَع اوُل َخَد اَّمَلَف ي ِّز ْجَي َ َّاللّٰ َّنِّإ ۖ اَنْيَلَع ْقَّدَصَت َو َلْيَكْلا اَنَل ِّف ْوَأَف ٍةا َج ْزُم ٍةَعاَضِّبِّب َنيِّق ِّ دَصَتُمْلا

Artinya : Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata:

"Hai Al-Aziz, Kami dan keluarga Kami telah ditimpa kesengsaraan dan Kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk Kami, dan bershadaqahlah kepada Kami, Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bershadaqah.

2.2.1.1 Dasar Hukum Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS)

Indonesia memiliki Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, sebagai amandemen dari undang-undang terdahulu yakni UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam undang-undang tersebut diatur tidak hanya tentang zakat, melainkan juga tentang sedekah dan infaq.

Zakat merupakan konsep ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul bahwa harta kekayaan yang dipunya seseorang adalah amanat dari Allah dan berfungsi sosial. Dengan demikian, zakat adalah suatu kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari dalil-dalil, baik yang

(10)

20

terdapat dalam Al-Quran maupun yang terdapat dalam kitab-kitab hadist, antara lain sebagai berikut (Sari, 2006).

a. Firman Allah SWT, “Dirikanlah shalat dan bayarlah zakat hartamu” (QS. An Nisa [4] : 77).

َةو ٰك َّزلا اوُتٰا َو َةوٰلَّصلا اوُمْيِّقَا َو

b. Firman Allah SWT, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku” (QS. Al Baqarah [2] : 43)

َنْيِّعِّكا َّرلا َعَم ا ْوُعَك ْرا َو َةو ٰك َّزلا اوُتٰا َو َةوٰلَّصلا اوُمْيِّقَا َو

c. Hadis Nabi SAW

Pada suatu hari Rasulullah beserta para sahabatnya, lalu datanglah seorang laki-laki dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?” Nabi menjawab, Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, dan engkau dirikan shalat wajib dan engkau tunaikan zakat yang difardhukan, berpuasa di bulan Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) d. Hadis Nabi SAW

Islam didirikan atas lima sendi, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan (HR. Muslim.)

Hastuti (2017) menyatakan pengertian shadaqah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, shadaqah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil.

Hukum Islam telah memberikan panduan kepada kita dalam berinfaq atau membelanjakan harta Allah. Dalam ayat dan hadits Rasulullah SAW telah

(11)

21

memerintahkan kita agar menginfaqkan (membelanjakan) harta yang kita miliki.

Adapun dasar hukum infaq telah banyak dijelaskan,antara lain dalam Al-Qu’an Surah Ali Imran ayat 134, yang mengatakan:

َنيِّنِّسْحُمْلٱ ُّب ِّحُي ُ َّللَّٱ َو ْۗ ِّساَّنلٱ ِّنَع َنيِّفاَعْلٱ َو َظْيَغْلٱ َنيِّمِّظَٰكْلٱ َو ِّءٓا َّرَّضلٱ َو ِّءٓا َّرَّسلٱ ىِّف َنوُقِّفنُي َنيِّذَّل Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Berdasarkan firman Allah di atas bahwa Infaq tidak mengenal nishab seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit.

Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun juga, misalkan untuk kedua orang tua, anak yatim, anak asuh, dan sebagainya (Hastuti, 2017).

2.2.1.2. Pengelolaan&Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sadaqah (ZIS) Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam.

Zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan daya guna serta hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam.

Untuk melaksanakan pengelolaan zakat, pemerintah membentuk BAZNAS.

BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

(12)

22

Dana zakat memiiki aturan tersendiri dalam pengelolaan. Aturan yang dimaksud mencakup penerimaan dan penyaluran. Pertama, karena perbedaan penyalurannya, para donatur baik zakat maupun infak dan sadaqah harus jelas akad dana yang akan diberikan.. Selanjutnya, amil dan donatur akan melakukan ijab kabul (serah terima) dan diakhiri dengan mendoakan donatur ZIS.

Permasalahannya seringkali donator tidak menyebutkan secara jelas apakah akad penyerahan dana ini diperuntukkan untuk tujuan zakat, infak, sedekah, atau wakaf produktif. Donatur cenderung menyerahkan kepada lembaga amil zakat yang akan dikategorikan dalam zakat, infak, sedekah. Padahal konsekuensi hukum yang dimili keriganya berbeda. Hukum zakat adalah wajib, yang artinya apabila tidak ditunaikan maka akan berdosa. Sementara hukum infak dan sedekah adalah sunah, sehingga jia melksanakannya akan diberi pahala lebih. Permasalahan yang terjadi disebabkan karena kurangnya pemahaman donatur dalam hukum menafkahkan harta dan konsekuensinya. Karena itu, amil berusaha menjelaskan dan memastikan kembali status dana yang dibayarkan.

Setelah dana diserah terimakan, amil akan mendistribusikan dana berdasarkan akad awal penyerahan apakah dana tersebut untuk zakat, infak atau sedekah. Penyaluran dana infak dan sedekah akan disalurkan pada program- program kelembagaan seperti pendidikan, kemanusiaan, pemberdayaan ekonomi ataupun dakwah. Adapun penyaluran zakat dikendalikan dengan standar yang jelas dan harus memenuhi kriteria delapan asnaf, dan tidak boleh diperuntukkan kepada yang lain sebab penyaluran zakat telah diatur dalam hukum Islam. Dengan kata lain, distribusi zakat harus disalurkan kepada delapan asnaf (golongan) yang wajib menerima zakat (mustahiq zakat) yakni fakir, miskin, amil, muallaf, riqab,

(13)

23

gharim, sabilillah, ibnu sabil yang diatur dalam Al-Quran (Purbasari, 2015).

2.2.1.3. Peran Zakat, Infaq, dan Sadaqah (ZIS) Dalam Perekonomian

Dalam agama Islam salah satu instrumen yang menjadi sumber pendapatan adalah zakat, infak dan sedekah (ZIS). ZIS sebagai salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan yaitu dengan adanya dukungan dari orang yang mampu mengeluarkan hartanya untuk diberikan kepada yang membutuhkan.

Zakat berjalan melalui sisi mikro, yaitu zakat dapat memperbaiki perekonomian masyarakat yang termasuk pada delapan asnaf serta dapat menghilangkan kesenjangan sosial antara pihak surplus dana dengan pihak defisit dana atau dengan kata lain zakat dapat dijadikan sebagai media pendistribusian kekayaan yang efektif (Hidayatullah, 2019)

Menurut Al Arif (2012) Zakat merupakan salah satu instrument fiskal dalam perekonomian yang telah dipergunakan oleh pemerintahan Islam semenjak Rasulullah SAW, dan berdasarkan perjalanan sejarah zakat telah memainkan peran cukup penting dalam mekanisme distribusi pendapatan dalam perekonomian. Pengelolaan zakat yang tepat, professional dan akuntabel akan memberikan pengaruh cukup signifikan dalam perekonomian. Zakat yang dikelola dengan baik akan mampu memberikan efek pengganda dalam perekonomian, sehingga dapat berpengaruh dalam program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Potensi zakat akan mampu mencakup berbagai macam aspek termasuk untuk program pengentasan kemiskinan dalam bentuk sistem jaminan sosial.

Zakat dapat dipergunakan dalam berbagai bentuk sistem jaminan sosial, seperti

(14)

24

asuransi tenaga kerja, asuransi pensiun dan asuransi jiwa. Serta untuk mengatasi berbagai macam masalah seperti perumahan, akses permodalan dan pendidikan bagi si miskin dapat dilakukan melalui memaksimalkan pengelolaan dan pendayagunaan zakat.

2.2.2 Inflasi

2.2.2.1 Pengertian Inflasi

Menurut Djohanputro (2006) inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. Kecenderungan yang dimaksudkan disini adalah bahwa kenaikan tersebut bukan terjadi sesaat dan bukan hanya kenaikan harga satu jenis barang saja, misalkan pada musim liburan, harga tiket naik karena hanya harga tiket saja yang naik maka tidak disebut dengan inflasi.

Ahli Ekonomi menggunakan istilah “inflasi” untuk menunjukkan kenaikan berkelanjutan dalam tingkat umum harga yang dikutip dalam satuan uang.

Besarnya tingkat inflasi umunya dinyatakan sebagai persentase pertumbuhan tahunan dari beberapa indeks luas harga uang. Ketika harga dolar AS meningkat, lebih sedikit uang dolar yang dibeli setiap tahun. Oleh karena itu, Inflasi berarti penurunan berkelanjutan dalam daya beli total unit moneter (Priyono&Ismail, 2012).

2.2.2.2 Indikator Perhitungan Inflasi

Di Indonesia pengukuran inflasi dengan mengggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan beberapa penelitian ekonomi menggunakan PDB deflator dan IHPB sebagai pendekatan untuk mengukur inflasi. Padahal indikator- indikator (indeks harga) yang telah disebutkan tadi hanya mencerminkan salah satu tingkat harga, IHK mencerminkan tingkat harga yang terjadi di level

(15)

25

konsumenn, IHPB mencerminkan tingkat harga pada perdagangan besar (grosir), dan PDB deflator mencerminkan tingkat harga yang terjadi di level produsen.

Oleh karena itu, diperlukannya suatu indikator (indeksharga) baru yang mewakili perkembangan harga di berbagai level, baik di level produsen sampai konsumen sehingga dari indikator baru tersebut dapat diturunkan inflasi yang sangat representative (Fajar, 2019)

Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate on inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum. Persamaannya adalah sebagaiberikut:

Rate of Inflation = Tingkat Hargatt – Tingkat Hargat-1X100%

Tingkat Hargat-1

Para ekonom cenderung lebih senang menggunakan “Implicit Gross Domestic Product Deflator” atau GDP Deflator untuk melakukan pengukuran

tingkat inflasi. GDP Deflator adalah rata-rata harga dari seluruh barang tertimbang dengan kuantitas barang-barang tersebut yang benar-benar dibeli.

Perhitungan dari GDP Deflator ini sangat sederhana, persamaannya adalah sebagai berikut:

Implicit Price Deflator = Nominal GDP X 100

Riill GDP

2.2.2.3 Konsep Inflasi dalam Perspektif Islam

Menurut Parakassi (2018) dalam sistem ekonomi Islam, inflasi bukan merupakan suatu masalah utama ekonomi secara agregat, karena mata uangnya stabil dengan digunakannya mata uang dinar dan dirham. Penurunan nilai masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu

(16)

26

mengalami penurunan, diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya.

Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364 M – 1441 M), menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu: (Karim, 2015)

1. Natural Inflation

Inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah, di mana orang tidak mempunyai kendali. Ibn al-Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif (AS) atau naiknya permintaan agregatif (AD).

Maka Natural Inflation dapat diartikan sebagai:

a. Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian (T). Maksudnya jika barang dan jasa yang dihasilkan sedikit tetapi uang yang ada di masyarakat banyak, maka untuk memperoleh barang dan jasa tersebut masyarakat harus membayar dengan harga lebih karena keterbatasan barang dan jasa tersebut.

b. Naiknya daya beli masyarakat secara riil. Misalnya nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, sehingga secara netto terjadi impor uang yang mengakibatkan jumlah uang yang beredar turun sehingga jika kecepatan uang dan jumlah barang dan jasa tetap maka tingkat harga naik.

2. Human Error Inflation

Human Error Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan dari

manusia yang menyimpang atau melanggar dari aturan dan kaidah kaidah syariah.

Sebagaimana firman Allah swt yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan

(17)

27

kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (QS. Ar Rum:41)

اوُل ِّمَع ي ِّذَّلا َضْعَب ْمُهَقيِّذُيِّل ِّساَّنلا يِّدْيَأ ْتَبَسَك اَمِّب ِّر ْحَبْلا َو ِّ رَبْلا يِّف ُداَسَفْلا َرَهَظ َنوُع ِّج ْرَي ْمُهَّلَعَل

2.2.3 Indeks Pembangunan dan Komunikasi Teknologi Informasi 2.2.3.1 Definisi IP-TIK

Melihat pesatnya perkembangan dan penggunaan teknologi informasi dalam berbagai bidang, dapat dikatakan bahwa teknologi informasi sebagai pilar utama yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dalam proses pembangunan menuju bangsa maju. Terlebih penggunaan teknologi informasi sudang masuk ke semua bidang atau sektor. Teknologi informasi merupakan kombinasi teknologi dan komunikasi dalam bentuk perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat dipergunakan dalam melakukan pengolahan, melakukan pemrosesan, melakukan penyusunan, penyimpanan, dan proses manipulasi data dengan ragam cara untuk mendapat informasi yang akurat, yaitu informasi yang relevan, baik dan tepat waktu, yang dapat dipergunakan perusahaan atau organisasi untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan menghasilkan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Purba, dkk, 2020).

(18)

28 2.2.3.2 Peranan IP-TIK

Sudah sangat jelas jika peranan teknologi informasi berperan penting dalam kehidupan saat ini. Menurut Kadir (2014) dalam Purba, dkk (2020) terdapat 3 peran IP-TIK, yaitu:

1. Teknologi Informasi mengurangi peran manusia

Hadirnya tekologi informasi dengan segala kelebihannya memang mengurangi peran manusia. Tetapi manusia tetap dibutuhkan. Peran teknologi dan informasi lebih ke otomasi tugas dan progress

2. Teknologi Informasi menguatkan peran manusia

Dengan adanya informasi, peran manusia sebagai kuat. Penyajian proses, dan pengolahan data dapat lebih cepat dilakukan. Tak hanya itu, informasi yang dihasilkan juga berkualitas.

3.Teknlogi Informasi merestrukturisasi peran manusia

Sebelum hadirnya teknologi informasi, seluruh pekerjaan dan aktivitas dilakukan oleh manusia. Dengan hadirnya teknologi informasi menjadikan manusia dapat mengerjakan pekerjaan yang lain, karena pekerjaan yang rutin telah dilakukan dengan bantuan teknologi informasi. Perubahan yang membawa dampak positif terhadap perjalanan perusahaan atau organisasi.

2.2.3.4 IP-TIK Dalam Bidang Ekonomi

Menurut kelompok ahli ekonomi analitis seperti Kuznets yang telah mewakili berbagai teori memberikan suatu kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi beberapa variabel utama yakni: SDA termasuk tanah, kuantitas dan kualitas tenaga kerja, barang capital yang tersedia, kemajuan pemakaian teknologi, serta sistem sosial dan perilaku masyarakatnya.

(19)

29

Berdasarkan pandangan inilah, jelas diterangkan keterkaitan antara teknologi sebagai salah satu variabel produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi terjadi dalam jangka panjang, di saat suatu negara memiliki kemampuan dalam penyediaan berbagai jenis barang ekonomi bagi penduduknya. Hal inilah pasti didukung oleh teknologi yang tinggi serta kelembagaan yang mampu menyesuaikan (Ginantra, dkk. 2020)

Menurut Lidwina (2019b) dalam Purba (2010) dunia sekarang ini diperhadapkan pada perubahan dan kemajuan yan sangat cepat dengan terjadinya Revolusi 4.0. Teknologi Informasi mengalami perkembangan secara signifikan di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Hasil studi yang dilakukan McKinsey&Company menjelaskan bahwa Indonesia optimis dalam mengembangkan industry 4.0 dengan presentasi 78 persen atau kedua di negara- negara Asean, sementara diposisi pertama ditempatioleh Vietnam dengan nilai 79 persen. Kesiapan ini bukan tanpa alasan, hal ini tertuang dalam Roadmap Making Indonesia 4.0 agar mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi top ten economic di dunia (Kemenprin, 2019). Hal ini sama juga didukung pendapat dari Chief Econmicst PWC yang menjelaskanbahwa pada tahun 2030, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia dan keempat pada tahun 2050. Posisi ini pada akhirnya akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan sebutan big emerging market. Berdasarkan survey tersebut juga dapat diketahui dengan menerapkan digitalisasi pada sektor industry manufaktur di Indonesia sangat memiliki potensi dalam memperbesar GDP Indonesia hingga mencapai US$150 miliar pada tahun 2025, yang mana sejalan dengan konsistensi Indonesia merevitalisasi sektor industri manufakturnya.

(20)

30 2.2.4 Pertumbuhan Ekonomi

2.2.4.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting untuk menilai kinerja suatu perekeonomian terutama untuk menganalisis hasil dari proses pembangunan ekonomi di suatu negara ataupun wilayah. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat dalam periode tertentu yang bisa menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik (Febryani, 2017).

Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan/perubahan pendapatan nasional (produk nasional/GDP/GNP) dalam satu tahun tertentu tanpa memperhatikan penduduk dan aspek lainnya. Pertumbuhan ekonomi Neoklasik Abraham yang dikemukakan Abramovit dan R.M Solow menggunakan fungsi produksi yang menganalisis fungsi produksi nasional yang didalamnya terdapat variabel-variabel bebas yang mempengaruhinya yaitu jumlah tenaga kerja, jumlah modal (bisa diperoleh melalui investasi) dan sumber daya alam (Mahyudi, 2004).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dipacu melalui proses pembangunan ekonomi yang dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan serta hasilnya danipat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Diantara golongan minoritas masyarakat berpendapatan tinggi atau dari golongan mayoritas masyarakat berpendapatan rendah, penyerahan kewajiban pembangunan ekonomi apabila dilimpahkan kepada kalangan masyarakat berpendapatan tinggi, maka

(21)

31

mereka akan mampu memacu pertumbuhan denganbaik. Namun jika yang dipilih adalah mayoritas golongan masyarakat berpendapatan rendah, maka hasil- hasilpembangunan harus dibagi secara merata dan hal ini kurang memungkinkan tercapainya Gross National Produk secara nasional pada tingkat yang lebih tinggi (Todaro, 2003).

2.2.4.2 Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam

Islam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan yang terus-menerus dari faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia. Dengan demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal yang sarat nilai. Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan membahayakan manusia (Muttaqin, 2018).

Dalam Islam pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai pertumbuhan produksi atau hasil yang terus menerus dengan cara yang benar yang dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan umat manusia. Ilmu ekonomi Islam memandang pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan kesejahteraan materi manusia tanpa memandang ras, agama, dan bangsa. Lebih dari itu, ilmu ekonomi Islam mempunyai orientasi ganda dalam hal ekonomi yaitu kesejahteraan materi (Duniawi) dan kepuasan batin (Ukhrawi) (Siregar, 2018).

Menurut Siregar (2018), dalam pertumbuhan ekonomi perspektifislam, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi itu sendiri:

1) Sumber-sumber investasi 2) Sumber daya manusia

(22)

32 3) Wirausaha

4) Kemajuan teknologi

Islam melihat bahwa faktor-faktor diatas juga sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kekhususan pertumbuhan dan pembangunan dalam ekonomi Islam ditekankan pada perhatian yang sangat serius pada pengembangan sumber daya manusia. Ini tidak hanya diwujudkan dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan material saja, namun juga kebutuhan dan persiapan menyongsong kehidupan akhirat.

2.2.4.3 Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Produk DomestikBruto (PDB) dapat digunakan sebagai salah satu indicator untuk mengukur perekonomian suatu negara. Tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB atas harga konstan yang dimaksudkan pertumbuhan ekonomi riil merupakan volume barang dan jasa menurut lapangan usaha. Saat ini yang digunakan adalah tahun dasar 2010 dalam penghitungan PDB (Badan Pusat Statistik, 2020).

Karakteristik pertumbuhan ekonomi adalah laju total kenaikan produktifitas faktor (output yang dihasilkan masing-masing unit dari seluruh input yang dipergunakan untuk membuat output tersebut) yang relatif tinggi. Faktor produksi menjadi utama untuk meningkatkan produktivitas dari periode sebelumnya. Hal ini dapat mendorong laju perekonomian.

(23)

33 2.3 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

Hipotesis diturunkan dari kerangka pemikiran (yang memuat teori-teori, dalil- dalil, hukum-hukum, dan penemuan-penemuan terdahulu) yang harus diuji secara empirik (Suryana, 2010).

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh Dana Zakat, Infaq, dan Sadaqah (ZIS) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2015-2019.

H1 : Ada pengaruh Dana Zakat, Infaq, dan Sadaqah (ZIS) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Periode 2015-2019.

H0 : Tidak ada pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2015-2019.

H2 : Ada pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2015-2019.

H0 : Tidak ada pengaruh indeks teknologi informasi dan komunikasi terhadap prtumbuhan ekonomi di Indonesia 2015-2019.

ZIS (X1)

Pertumbuhan Ekonomi (Y) Inflasi (X2)

IP-TIK (X3)

(24)

34

H3 : Ada pengaruh indeks teknologi informasi dan komunikasi terhadap prtumbuhan ekonomi di Indonesia 2015-2019.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, lokasi penelitian sebelumnya tergolong mikro dan tidak dapat diterapkan atau tidak dapat merepresentasikan tingkat aksesibilitas dalam wilayah yang

Oleh karena itu, ibadah zakat, infaq, dan sedekah yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, didukung dengan besarnya kekayaan sumber daya alam

Berdasarkan hasil uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Dana Zakat, Infaq, Sadaqah (ZIS), dan Inflasi, dan Indeks

Dilihat dari kajian pustaka dan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca menunjukkan bahwa loyalitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis, apakah terdapat hubungan lama pemakaian sepatu boots dengan angka kejadian Tinea pedis pada pekerja pemungut sampah

Sedangkan penggunaan pihak penyedia jasa di luar negeri untuk kegiatan TI lainnya seperti pengembangan program dan aplikasi yang digunakan Bank serta pemeliharaan

Penerapan sanksi oleh hakim terhadap ayah kandung yang melakukan penelantaran terhadap anak kandung mendasar pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Selain faktor diatas keberhasilan toilet training pada anak juga dipengaruhi oleh pola asuh orangtua yang mengabaikan toilet training pada malam hari, hal ini