• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD adalah salah satu kewajiban utama dari pemerintah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD adalah salah satu kewajiban utama dari pemerintah."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaran dan pemerintahan untuk menata masyarakat yang damai, adil dan bermakna. Oleh karena itu setiap kegiatan kenegaraan atau pemerintahan harus dilihat sebagai bentuk penyelenggaraan kepentingan masyarakat ( public service ) yang terpancar dari hak hak mereka yang mesti dilayani dan dilindungi.62 Konsep Negara kesejahteraan adalah menempatkan peran Negara tidak hanya terbatas sebagai penjaga ketertiban semata seperti untuk ikut serta dalam aspek kehidupan masyarakat. Tujuan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan warganya. Sehingga Negara diharuskan untuk ikut serta dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945.

Pelayanan adalah suatu proses untuk melakukan atau memberikan sesuatu dari satu pihak kepada pihak lain. Apabila pihak yang melaksanakan tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil dan pihak lainya masyarakat maka hal itu dikenal dengan pelayanan publik63. Memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah salah satu kewajiban utama dari pemerintah.

Suatu pelayanan public dapat dikatakan baik apabila memenuhi unsur kesederhanaan, Kejelasan dan Kepastian, Kemananan, Keterbukaan, Efisiensi,

62 Hukum Perizinan dalam sector pelayanan public, Adrian sutedi , Sinar Grafika , Jakarta , 2011 hal 2.

63 Johan Erwin Isharyanto dan Bagus Sarnawa , 2010, Etika Birokrasi dan Pelayanan Publik , Yogyakarta : LabHukum Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

(2)

Ekonomis, Keadilan dan Ketepatan Waktu. Pelayanan publik merupakan suatu tolok ukur kinerja pemerintah yang paling kasat mata. Masyarakat dapat menilai langsung kinerja pemerintah berdasarkan pelayanan yang diterimanya. Untuk itu kualitas pelayanan publik di semua kementerian/lembaga adalah suatu hal yang mendasar yang harus segera ditingkatkan.

Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 menerangkan bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa , dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tertulis juga dalam Pasal 1 ayat 7 Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 yaitu, Standar pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.64

Tujuan berlakunya pelayanan public diatur didalam pasal 3 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 adalah pertama terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggungjawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait denga penyelenggaraan pelayanan public. Kedua, terwujudnya sistem penyelenggaraan public yang layak sesuai dengan asas asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik. Ketiga, terpenuhinya prnyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan perundang –undangan

64 Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

(3)

dan keempat terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public.

Dalam kehidupan masyarakat modern pelayanan jasa yang berkualitas atau pelayanan prima sangat diharapkan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 disebutkan bahwa pelayanan prima adalah pelayanan yang cepat, mudah, pasti, murah, dan akuntabel. Untuk meningkatkan pelayanan, masyarakat diupayakan terlibat dalampenyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan, pelaksanaan survei kepuasan pelayanan publik, serta penyampaian keluhan, pengaduan dan apresiasi. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat ini akan mendukung penyempurnaan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, hasil dari survei kepuasan pelayanan publik akan dapat lebih mengetahui dari sisi apa pelayanan yang diberikan dinilai kurang memuaskan.

Pemberian pelayanan tidak boleh tercipta perlakuan yang berbeda sehingga menimbulkan diskriminasi pelayanan bagi masyarakat. Manajemen pelayanan dapat dibenahi melalui keterbukaan dan kemudahan prosedur , penetapan tarif yang jelas dan terjangkau , keprofesionalan aparatur dalam tehnik pelayanan dan tersedianya tempat pengaduan keluhan masyarakat (public complain), serta tersedianya sistem pengawasan terhadap pelayanan tersebut.

Suatu sistem pelayanan perizinan yang bertujuan untuk terciptanya kemudahan dalam pelayanan perizinan investasi baik asing maupun luar negeri dengan tidak mengurang syarat syarat yang harus dipenuhi dengan menerapkan suatu sistem baru yaitu pelayanan terpadu satu pintu (one roof service system). Pelayanan terpadu satu pintu tersebut telah diatut didalam Peraturan Presiden Republik

(4)

Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu65 dimana pada Pasal 1 ayat 1 peraturan a quo tersebut menyatakan bahwa Pelayanan terpadu satu pintu , yang selanjutnya disingkat PTSP adalah pelayanan secara terintegrasi dalam suatu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu.

Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk dapat membentuk unit pelayanan terpadu sebagai gabungan unsur- unsur perangkat daerah dalam menyelenggarakan fungsi pelayanan di bidang perizinan, dan sebagai pedoman bagi organisasi dan tata kerja unit pelayanan terpadu tersebut, Pemerintah segera bertindak dalam hal ini dan segera menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Di Daerah.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan terpadu berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu. Pemerintah Daerah diwajibkan untuk melakukan penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan melalui sistem satu pintu dalam satu tempat atau lokasi nantinya akan diwadahi dalam struktur organisasi perangkat daerah yang berbentuk Badan atau Kantor. Pelayanan sebagaimana yang dimaksud adalah pelayanan terpadu di bidang perizinan.

Kehadiran Badan atau Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Di

65 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu

(5)

Daerah, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, keamanan dan kepastian.66 Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan67

Pelayanan terpadu ini dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana pelayanan perijinan yang sederhana, cepat dan murah dapat terwujud dengan baik dan dapat diselenggarakan sebagaimana semestinya oleh instansi yang melaksanakan tugas pelayanan perijinan terpadu ini.

Demikian pula yang menjadi latar belakang dari perubahan kantor pelayanan perizinan Kabupaten Sleman menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sleman. Melihat dari segi perekonomian, Kabupaten Sleman tergolong dalam wilayah yang memiliki investasi bisnis yang berkembang pesat, sehingga membutuhkan pelayanan dalam hal perizinan yang baik. Perubahan pelayanan perizinan terpadu ini, akan memudahkan masyarakat dalam mengajukan permohonan izin. Hal ini dapat terealisasi dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja unit pelayanan perijinan terpadu di daerah.

Wilayah Kabupaten Sleman juga mempunyai banyak potensi alam dan potensi wisata yang ada di wilayah kabupaten ini , sehingga saat ini telah banyak dibangun tempat tempat wisata , tempat hiburan , hotel dan pusat perbelanjaan yang ada di wilayah Kabupaten Sleman ini. Di Sleman ini juga banyak sekali kampus- kampus ternama yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini berada di wilayah Kabupaten Sleman ini sendiri. Dari banyaknya mobilitas kehidupan

66 Pasal 4 , Perauran Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.

67 Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Di Daerah

(6)

masyarakat dan mobilitas pelajar akan semakin memberikan potensi bisnis di wilayah Kabupaten Sleman itu sendiri. Dengan perkembangan wilayah yang sangat pesat maka akan mengakibatkan banyaknya permbangunan gedung – gedung tinggi seperti hotel, restoran , salon dan tempat hiburan. Pembangunan gedung – gedung tersebut ada yang dilakukan secara illegal tanpa izin dari pihak Pemerintah , namun ada juga yang mempunyai izin legal dari Pemerintah. Dalam menanggulangi pembangunan gedung yang tidak mempunyai izin legal secara resmi dari Pemerintah, Maka proses pembangunan dan pendirian gedung dan bangunan tersebut, dibutuhkan campur tangan dari pihak pemerintah yang bertujuan untuk menekan pembangunan gedung dan bangunan yang didirikan secara illegal dan tidak berizin , disinilah peran pemerintah untuk membuat peraturan Daerah yang mengatur mengenai tahapan pemberian izin . Dengan adanya Peraturan Daerah yang memuat aturan secara tegas beserta sanksi jika ada pelanggaran, Maka mengenai tahapan pemberian izin ini pemerintah dapat lebih efektif menekan pembangunan gedung yang tak berizin .

Saat ini terlihat pelayanan perizinan masih sulit dan berbelit, salah satunya pelayanan perizinan yang ada di Kabupaten Sleman. Sistem perizinan yang diharuskan melewati beberapa tahap dan langkah untuk mendapatkan surat izin ini dilihat sangat tidak efektif dan tidak efisien waktu. Melihat kenyataan di lapangan yang seperti itu maka diperlukan adanya perubahan dalam sistem pelayanan perizinan. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta prosedur perizinan yang murah, cepat dan jelas sesuai dengan standart pelayanan publik yang telah ditetapkan.

(7)

Peluang bisnis yang sangat besar di wilayah Kabupaten Sleman, harus dapat dikelola dan diatur dengan baik. Jangan sampai penduduk Kabupaten Sleman tidak mendapatkan pelayanan perizinan yang baik. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa setiap Penyelenggara pelayanan publik baik yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung maupun tidak langsung wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan sebagai tolok ukur dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungan masing-masing.

Melihat dari keharusan dan kewajiban yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri mengenai Satuan Unit Pelayanan Terpadu di Daerah, Maka dengan melihat berbagai pertimbangan dan kenyataan yang ada di lapangan, Maka Pemerintah Kabupaten Sleman merealisasi adanya perubahan pelayanan perizinan yang ada di Kabupaten Sleman. Perubahan nyata yang ada di Kabupaten Sleman adalah dengan perubahan yang ada pada Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. Kehadiran Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman ( BPMPPT ) sebagai instansi khusus, diharapkan dapat memberikan pelayanan perijinan yang cepat, mudah , sederhana dan murah.

Berdasarkam latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang disusun dalam penulisan hukum dengan judul… “Perubahan Kantor Pelayanan Perizinan Sleman menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman.”

(8)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Perubahan Fungsi Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman ?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman ketika melakukan perubahan fungsi dan dalam memberikan pelayanan perizinan pasca melakukan perubahan fungsi menjadi Badan Penenaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman?

3. Bagaimanakah cara mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dari perubahan tersebut dan bagaimana Pelayanan Perizinan Terpadu yang ideal sesuai dengan standart pelayanan yang baik sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang diadakan sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif

Tujuan objektif dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan hukum administrasi negara khususnya dalam hukum pelayanan publik, yang membahas mengenai :

(9)

a. Untuk mengetahui bagaimana proses perubahan Kantor Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman menjadi Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman

b. Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman dalam memberikan pelayanan public yang maksimal kepada masyarakat . 2. Tujuan Subjektif

Untuk memperoleh data dan bahan- bahan yang relevan dengan objek yang diteliti salam rangka penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian yang diharapkan memiliki manfaat untuk beberapa pihak antara lain :

1. Bagi penulis

Manfaat penelitian bagi penulis adalah untuk memperluas pengetahuan mengenai pelayanan publik yang baik dan mewujudkan asas transparansi sesuai dalam asas – asas umum pemerintahan yang baik.

2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan acuan pemerintah untuk dapat memeperbaiki sistem pelayanan publik yang ada di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. Diharapkan akan ada perubahan baru dalam pelayanan perizinan kepada masyarakat di

(10)

kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. Sehingga masyarakat dapat lebih efisien waktu dalam pengajuan izin dan dapat terlayani dengan baik.

3. Bagi masyarakat

Agar masyarakat dapat merasakan manfaat yang lebih baik dari pelayanan publik yang dilakukan Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman dalam rangka penerbitan izin. Masyarakat juga akan menghemat waktu dan biaya dalam pembuatan izin di Kantor Pelayanan Perizinan karena adanya perubahan dalam sistem pelayanan terpadu oleh Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman.

E. Keaslian Penelitian

Untuk melihat keaslian penelitian , kami telah melakukan penelusuran penelitian berbagai informasi referensi dan hasil penelitian, berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Adapun penelitian yang mirip dengan penelitian ini.

Adapun penelitian mengenai pelaksanaan pengawasan tersebut adalah :

1. Impelementasi penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu satu pintu untuk mewujudkan pelayanan perizinan prima di Kabupaten Pemalang68 (Tinjauan kritis terhadap pelayanan perizinan dan investasi pada Dinas perizinan daerah Kabupaten Pemalang) yang diajukan oleh Yosi Andika

68 Yosi Andika Herlambang, 2008 , Impelementasi penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu satu pintu untuk mewujudkan pelayanan perizinan prima di Kabupaten Pemalang, Skripsi , Perpustakaan Fakultas Hukum UGM

(11)

Herlambang dengan nomor induk mahasiwa 03/ 171736/ HK/16544 dengan bagian HAN . Adapun permasalahan yang diambil adalah :

a. Bagaimana implementasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu melalui unit pelayanan perizinan dan investasi ( UPPI ) untuk mewujudkan pelayanan prima di Kabupaten Pemalang ?

b. Hambatan hambatan apa saja yang dihadapi oleh untuk pelayanan perizinan dan investasi dan upaya upaya apa yang dilakukan agar implementasi penyelenggaraan perizinan terpadu satu pintu untuk mewujudkan pelayanan prima ?

2. Implementasi pelayanan public oleh Dinas Perizinan Kabupaten Bantul dalam pemberian surat izin usaha perdagangan yang diajukan oleh Agung Wicaksono dengan nomor induk mahasiswa 05/ 185553/ HK / 16959 dengan bagian HAN69. Adapun perumusan masalah yang diambil yaitu : a. Apakah Dinas Perizinan telah menerapkan asas asas pelayanan public

dalam mekanisme pelyanan dan pemberian surat izin usaha perdagangan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara 63/

KEP / M.PAN /7/2003 Tentang Pedoman umum penyelenggaraan pelayanan public ?

b. Apa upaya yang dilakukan oleh Dinas Perizinan untuk mewujudkan pelayanan public dalam pemberian surat izin usaha perdagangan di Kabupaten Bantul sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan

69 Agung Wicaksono, 2010, Implementasi pelayanan public oleh Dinas Perizinan Kabupaten Bantul dalam pemberian surat izin usaha perdagangan, skripsi, Perpustakaan Fakultas Hukum UGM

(12)

Aparatur Negara 63/ KEP /M.PAN/7/2003 Tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan public.

c. Impelementasi penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu satu pintu untuk mewujudkan pelayanan perizinan prima di Kabupaten Pemalang.

Berbeda dengan penulisan hukum yang telah ada , pada penulisan hukum ini Penulis ingin mengetahui tentang “Perubahan Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman menjadi Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sleman. “

Fokus penelitian ini ditekankan pada penyelenggaraan pelayanan perizinan yang kurang baik di Kabupaten Sleman, Namun jika masih terdapat penelitian serupa diluar pengetahuan penulis diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk bahan melengkapi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui komposisi dan jumlah spesies, kenekaragaman, kemerataan, dan dominansi rayap pada

Penelitian mengenai pengaruh piutang dan persediaan terhadap perubahan laba telah dilakukan sebelumnya oleh Setiawan (2010) menguji kemampuan informasi keuangan

Nilai fraksi a yang paling tinggi adalah rumput kolonjono yang telah ditambahkan daun gamal, kemudian rumput gajah mini dan rumput lapang yang masing-masing

Dalam penelitiani ini, peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan cara terjun langsung ke lapangan, agar data yang didapatkan

Penyiapan alat pelindung bagi peserta pertandingan: Setiap peserta kejuaraan wajib membawa dan menggunakan alat pelindung (protector) untuk diri sendiri, berupa pelindung

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan sebagaimana keterangan saksi-saksi dihubungkan dengan keterangan Terdakwa bahwa cara Terdakwa dan

Ilalarn melaksanakan tugasnr.a Pen,trurus BEM dan DPM Fakultas ilrru Sosial dan limu Politik Universitas Mularvarman iv'lasa Bakti 2ti21 bertanggung jai,r,ab