• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nur Akhlaqul Karimah Editor : Nur Hidayah, MA,.Ph.D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nur Akhlaqul Karimah Editor : Nur Hidayah, MA,.Ph.D"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBIAYAAN

MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN NON

PERFONG FINANCING (NPF)

SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA BANK PEMBIAYAAN

RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011-2020)

Nur Akhlaqul Karimah

Editor : Nur Hidayah, MA,.Ph.D

(2)

Lembar Persetujuan Tesis

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN NON PERFOMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL

MODERASI PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011-2020)

Diajukan oleh:

NUR AKHLAQUL KARIMAH

NIM. 21180850000001

Menyetujui Pembimbing

Nur Hidayah, M.A., Ph.D.

NIP 197610312001122002 Mengetahui

Ketua Program Studi

Nur Hidayah, M.A., Ph.D.

NIP 197610312001122002

(3)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah- Nyalah penulis dapat menyelesaikan Tesis. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan juga sahabat-sahabatnya. Atas kehendak dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan Tesis ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah Terhadap Profitabilitas dengan Non Perfoming Financing (NPF) sebagai Variabel Moderasi Pada Pembiayaan Bank Rakyat Syariah (BPRS) Periode 2011- 2020”.

Dengan selesainya Tesis ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang-orang atau pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. Ungkapan terimakasih penulis tujukan kepada:

1. Orang tua penulis yang tercinta, Bapak Zamhari Moenir dan Ibu Aswirni Mahendria serta kakak dan adik tercinta, Nurjannah Qurratu’ain dan Muhammad Hasbi, serta putri kecil ku Karimah Fahratunnisa yang selalu mendo‟akan dan mendukung dalam kondisi apapun baik moril maupun materil serta telah menjadi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Ibu Prof. Amany Burhanudin Lubis, Lc., MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE, AK., M. Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Nur Hidayah, MA., Ph.D selaku ketua Program Studi Magister Perbankkan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Dr Asyari Hasan, SH. I., M. Ag selaku sekretaris Program Studi Magister Perbankkan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian tesis ini 5. Ibu Nur Hidayah, MA., Ph.D selaku dosen pembimbing yang dengan kerendahan hatinya

bersedia meluangkan waktu dan memberikan pengarahan, ilmu yang berharga serta bimbingan yang berarti selama penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan saran saran yang bermanfaat.

7. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan baik, dan tak lupa

(4)

ii

kepada para staf akademik, karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada adik Indah Dewi Nurlaili selalu menyemangati penulis dalam menyelesaikan tesis.

9. Kepada sahabat Sheree Diba Sulhan, dan Vanny Alvionita yang selalu memberi suport penulis dalam menyelesaikan tesis ini

10. Kepada barista kece Kopi Bang Raden abin, ozy, rifqi, aziz, aya, mane, bare, bule, zuu, jasmin, eriska, safira, febi, astrid yang men support dan membuatkan Kopi Sultan terdabest nya untuk penulis dalam menyelsaikan tesis ini

11. Kepada Dian Septiady yang memberikan arti cukup bermakna dan yang telah terjadi bukan dari akhir segalanya tapi awal untuk penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Teman-teman magister perbankkan syariah terimakasih atas waktu dan kebersamaannya yang telah kita mulai sejak awal perkuliahan.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak akan mengurangi rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Semoga semua kebaikan yang diberikan Allah SWT dibalas dengan berlipat ganda.

Wasalamualaikum Wr.Wb

Bekasi, 22 Mei 2020

Nur Akhlaqul Karimah

(5)

iii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nur Akhlaqul Karimah

NIM : 21180850000001

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Magister Perbankan Syariah

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah terhadap Profitabilitas dengan Non Perfoming Financing sebagai variabel moderasi pada Pembiayaan Bank Rakyat Syariah (BPRS) periode 2011-2020” adalah benar-benar merupakan hasil karya pribadi saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam tesis ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bekasi, 25 Juni 2021

Nur Akhlaqul Karimah

21180850000001

(6)

iv

(7)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS Hari ini, Jumat 09 Juli 2021 telah dilakukan ujian Tesis atas Mahasiswa :

1. Nama : Nur Akhlaqul Karimah

2. No induk mahasiswa

21180850000001

3. Jurusan : Magister Perbankan Syariah

4. Judul Tesis : Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah terhadap Profitabilitas dengan Non Perfoming Financing sebagai variabel Moderasi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia (Periode 2011-2020)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemapuan yang bersangkutan selama proses ujian tesis, maka diputuskan bahwa mahasiwa tersebut dinyatakan dan tesis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi pada jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Juli 2021

1. Dr. Asyari Hasan SHI,M.Ag.,CM NIP. 198008192006041002

2.

Dr.Riris Aishah Prasetyowati, SE., MM NIP. -

3. Nur Hidayah, MA., Ph.D NIP.

198008192006041002

4. Rizqon Halal Syah Aji, M.Si., M.A.,Ph.D NIP. 197904052011011005

(………..)

Ketua

(………..) Sekretaris

(………..) Pembimbing

(………) Penguji Ahli

(8)
(9)

v

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah variabel Non Perfoming Financing mampu memoderasi hubungan antara masing-masing variabel Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari data laporan keuangan triwulan BPRS di Indonesia periode 2011-2020. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dan analisis regresi moderasi dengan menggunakan Sofware Eviews 9.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil dari variabel moderasi menunjukkan bahwa Non Perfoming Financing moderat memperlemah pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas pada BPRS di Indoneisa. Sedangkan Non Perfoming Financing (NPF) moderat meningkatkan pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas pada BPRS di Indoneisa.

Kata Kunci : Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Non Perfoming Financing

(NPF), Return On Asset (ROA)

(10)

vi

صلختسم ثحبلا

ي ه د ف ه ذا ا لب ح ث إ ل ى م ع ةفر أ ثا ر ت م و ي ل ا ل م ض ا ر ب ة وا ل م ش ا ر ك ة م ت ح ي ز ا ع ل ى ا ل ر ب ح ف ي ب ن ك

لا ت م و ي ل ا ل ش ع ب ي ا ل ش ر ي ع ة بإ ن د و ني س يا إ . ض ا ةف إ ل ى ذل ك ي ه د ف ه ذا ا لب ح ث إ ل ى م ع ر ف ة م ا اذ ا ك ا ن ي م ك ن

ا س ت خ دا م م ت غ ي ر ا لت م و ي ل ا ل م ت ع ث ر ي ع ت د ل ع ل ى ع ا ةقل ب ي ن ا ل م ت غ ي ر ا ت ا ل م ض ا ر ب ة وا ل م ش ا ر ك ة وا ل م ر اب ح ة

لع ى ا ل ر ب ح ف ي ب ن ك ا لت م و ي ل ا ل ش ع ب ي ا ل ش ر ي ع ة بإ ن د و ني س يا .

و أ م ا ط ر ي ةق ج م ع ا لب يا نا ت ف ي ه ذا ا لب ح ث ب لا بي ان ا ت ا لث نا و ي ة و ه ي ا لت ق ر ي ر ا ل م لا ي ا لف ص ل ي

.2020-2011 ا

خ تا ر ت ا لب ا ح ث

ة ة ن س ن ي ب ا م يا س ني و د ن بإ )BPRS ( ة ع ي ر ش ال ي ب ع ش ل ا ل ي و م ت ال ك بن اا

ل ن ح دا

ر ل ي ل ح ت ب ي لا س أ و ه م د خ ت س م ال ت ا ان بي ال ل ي ل ح ت ن ا ك و ة. ي د م ع ال ت ا ين ع ال ةق ي ر طب ت ا ين ع لا لا م ع ت د ل ب م س ا ع د ة ب ر نا م ج

9 .Eviews

و م ن ن تا ئ ج ه ذا ا لب ح ث ت د ل ع ل ى أ ن ت م و ي ل ا ل م ض ا ر ب ة و ت م و ي ل ا ل م ش ا ر ك ة يأ ت ي ب أث ا ر إ ي ج اب ي

و ت غ ي ر ك بي ر ع ل ى ا ل ر ب ح و . أ م ا ت م و ي ل ال م ر اب ح ة ي أت ي ب أث ا ر س لب ي ع ل ى ا ل ر ب ح و . م ن ن تا ئ ج م ت غ ي ر م ع ت د ل

لا ت م و ي ل ا ل م ت ع ث ر ت د ل ع ل ى أ ن ه ي ض ع ف أ ثا ر ت م و ي ل ال م ض ا ر ب ة و ت م و ي ل ا ل م ش ا ر ك ة ع ل ى ا ل ر ب ح ف ي ب ن ك

لا ت م و ي ل ا ل م ت ع ث ر ي ؤث ر ت أث ي ر ا ك بي ر ا إل

ى ل د ت ع م ر ي غ ت م ن ك ل و . يا س ني و د إن ب ة ع ي ر ش ل ا ي ب ع ش ل ا ل ي و م ت لا مت و ي ل ا ل م ر اب ح ة و وه ع ل ى ا ل ر ب ح ف ي ب ن ك ا لت م و ي ل ا ل ش ع ب ي ا ل ش ر ي ع ة

)BPRS ( ب

إن د و ني س يا .

لا ك ل م ة ا ل ر يئ س ي ة:

ت م و ي ل ا ل م ض ا ر ب ة و ت م و ي ل ا ل م ش ا ر ك ة و ت م و ي ل ا ل م ر اب ح ة وا لت م و ي ل ا ل م ت ع ث ر ) NPF (

وا

ل

ع

ائ

د

ع

ل

ى

ا

أل

ص

لو

) ROA (

(11)

vii

ABSTACT

The purpose of this study was to determine the effect of Mudharabah, Musyarakah and Murabahah financing on profitability at Islamic People's Financing Banks (BPRS) in Indonesia.

In addition, this study also aims to test whether the Non-Performing Financing variable is able to moderate the relationship between each Mudharabah, Musyarakah and Murabahah variables on Profitability at Islamic People's Financing Banks (BPRS) in Indonesia.

The data collection method in this study uses secondary data sourced from data on the quarterly financial statements of BPRS in Indonesia for the 2011-2020 period. The data analysis method used multiple linear regression and moderated regression analysis using Eviews 9 software.

The results of this study indicate that mudharabah, musyarakah and murabahah financing have a positive and significant effect on profitability. The results of the moderating variable indicate that moderate Non-Performing Financing weakens the influence of mudharabah and musyarakah financing on profitability at BPRS in Indonesia. Meanwhile, moderate Non- Performing Financing (NPF) increases the effect of murabahah financing on the profitability of BPRS in Indonesia.

Keywords: Mudharabah Financing, Musyarakah, Murabahah, Non-Performing Financing (NPF),

Return On Assets (ROA)

(12)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : No Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

1

ا

A Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

2

ب

B B Be

3

خ

T T Te

4

ز

S Ś Es (dengan titik di atas)

5

ج

Ji J Je

6

ح

H H Ha (dengan titik di

bawah)

7

خ

K Kh Ka dan ha

8

د

D D De

9

ر

D Z Zet

10

س

R R Er

11

ص

Z Z Zet

12

س

S S Es

13

ش

Sy Sy Es dan ye

14

ص

Shad Sh Es dan ha

15

ض

Dhad Dh De dan ha

16

ط

T Th Te dan ha

17

ظ

Zhaa Zh Zet dan hà

18

ع

„a „ Koma terbalik di atas

19

ؽ

Ghain Gh Ge dan ha

20

ف

F F Ef

21

ق

Q Q Ki

22

ن

K K Ka

23

ي

La L El

24 M M Em

25 N N En

26

و

Waw W We

27 H H Ha

28

ء

Hamzah „ Apostref

29

ي

Y Y Ye

(13)

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... 3

ABSTRAK ... 5

ABSTACT... 7

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... 8

DAFTAR ISI ... 9

DAFTAR TABEL ... 12

DAFTAR GAMBAR ... 13

BAB I PENDAHULUAN ... 14

A. Latar Belakang... 14

B. Identifikasi Masalah ... 21

C. Batasan Masalah ... 21

D. Rumusan Masalah ... 21

E. Tujuan Penelitian ... 22

F. Manfaat Penelitian ... 22

BAB II LANDASAN TEORI ... 24

A. Profitabilitas ... 24

B. Non Perfoming Financing (NPF) ... 25

1. Pengertian Non Perfoming Financing (NPF) ... 25

2. Faktor yang mempengaruhi Non Perfoming Financing (NPF) ... 25

C. Pembiayaan ... 26

1. Pengertian Pembiayaan ... 26

2. Tujuan Pembiayaan ... 26

3. Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas ... 27

4. Pembiayaan Murabahah ... 28

5. Produk Pembiayaan Bagi Hasil ... 29

D. Penelitian Terdahulu ... 33

E. Kerangka Konseptual ... 36

F. Keterkaitan Antar Variabel ... 36

1. Keterkaitan Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas ... 36

(14)

x

2. Keterkaitan Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas ... 37

3. Keterkaitan Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas... 37

4. Keterkaitan Non Perfoming Financing (NPF) terhadap Profitabilitas... 38

G. Hipotesis ... 38

1. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas ... 38

2. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas ... 39

3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas ... 40

4. Pengaruh NPF Memoderasi Hubungan Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas 40 5. Pengaruh NPF Memoderasi Hubungan Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas 41 6. Pengaruh NPF Memoderasi Hubungan Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas42 BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 44

B. Populasi Penelitian ... 44

C. Metode Pengumpulan Data ... 44

1. Data Sekunder ... 44

D. Operasional Variabel Penelitian ... 45

E. Metode Analisis Data ... 45

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 45

2. Uji Asumsi Klasik ... 46

3. Uji Hipotesis ... 48

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Objek Penelitian ... 52

B. Analisis Deskriptif Statistik ... 52

C. Analisis Variabel Penelitian ... 53

1. Pembiayaan Mudharabah ... 53

2. Pembiayaan Musyarakah ... 54

3. Pembiayaan Murabahah ... 55

4. Non Perfoming Financing ... 56

5. Return On Asset (ROA) ... 56

D. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ... 57

1. Analisis Deskriptif ... 57

2. Uji Asumsi Klasik ... 59

(15)

xi

3. Uji Hipotesis ... 61

E. Hasil Penelitian ... 67

1. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap ROA ... 67

2. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap ROA ... 68

3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROA ... 69

4. Pengaruh Hubungan antara Non Perfoming Financing sedang Pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas ... 70

5. Pengaruh Hubungan antara Non Perfoming Financing sedang Pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas ... 72

6. Pengaruh Hubungan antara Non Perfoming Financing sedang Pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap profitabilitas... 74

BAB V PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(16)

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 KOMPOSISI PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH ... 15

TABEL 1. 2 RASIO KEUANGAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH ... 19

TABEL 4.1 ANALISIS DESKRIPTIF ... 58

TABEL 4.2 UJI MULTIKOLINEARITAS ... 60

TABEL 4.3 UJI HETEROSKEDASTISITAS ... 60

TABEL 4.4 UJI AUTOKORELASI ... 61

TABEL 4.5 UJI R2 (KOEFISIEN DETERMINASI) ... 62

TABEL 4.6 UJI F (SIMULTAN) ... 62

TABEL 4.7 UJI T (PARSIAL) ... 63

TABEL 4.8 UJI SIGNIFIKASI NPF DALAM MEMODERASI EFEK PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PROFITABILITAS ... 66

TABEL 4.9 UJI SIGNIFIKASI NPF DALAM MEMODERASI EFEK PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PROFITABILITAS ... 66

TABEL 4.10 UJI SIGNIFIKASI NPF DALAM MEMODERASI EFEK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PROFITABILITAS ... 67

(17)

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 MODEL HUBUNGAN REGRESI DENGAN VARIABEL MODERATING ... 50

GAMBAR 4.1 PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH 2011-2020 ... 53

GAMBAR 4.2 PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH 2011-2020 ... 54

GAMBAR 4.3 PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MURABAHAH 2011-2020 ... 55

GAMBAR 4.4 GRAFIK NPF 2015-2019 ... 56

GAMBAR 4.5 GRAFIK RETURN ON ASSETS 2015-2019 ... 57

GAMBAR 4.6 UJI NORMALITAS ... 59

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil merupakan sektor ekonomi yang bertumpu pada sektor manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter bertumpu pada sektor perbankan (Adeusi dan Aluko, 2015:118). Sistem perbankan di Indonesiaterbagi menjadi dua sistem (Lindsey, 2012:110). Pertama, sistem perbankan konvensional yang berorientasi pada bunga atau sistem riba yaitu di samping nilai pokok pinjaman. Kedua, sistem perbankan Syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam berdasarkan Alquran dan Hadisidentik dengan bagi hasil dan kerugian (Cf., Medyawati, dan Yunanto, 2011:35 ; Agustin, Rus, dan Mohd, 2013:55; Rafay dan Sadiq, 2015:86).

Perbankan Syariah pada hakikatnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Syariah khususnya di bidang keuangan yang dikembangkan sebagai respon para ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodir tekanan dari berbagai pihak yang menginginkanlayanan transaksi keuangan dijalankan dengan nilai moral dan prinsip Syariah (Islam dan Asharafuzzaman, 2015:97). Perkembangan bank Syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan. Ini bertambah dengan semakin dikenalnya bank Syariah maupun dilihat dari kinerja bank Syariah nasional yang selalu mendapatkan keuntungan (laba). Dan mengingat bahwa bagi nasabah yang berfikiran emosional sistem bagi hasil jauh lebih menguntungkan dapat keuntungan dari bagi hasil yang diterima dari bank, mereka juga dapat keuntungan untuk akhirat (Muhammad, 2005:101).

Semakin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, peranan lembaga keuangan pun

turut meningkat. Di antara beberapa perbankan Syariah di Indonesia, BPRS (Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah) salah satu perbankan Syariah yang menjadi pilihan masyarakat

untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah serta memberikan pembiayaan

terhadap masyarakat kecil menengah ke bawah. Perkembangan industri BPR dan BPR

Syariah yang terus mengalami peningkatan secara pesat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

menyebutkan pangsa pasar nasional (market share) keuangan Syariah per Maret 2020

tercatat sebesar 2,62%. Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan posisi di akhir

(19)

2

tahun 2019 tercatat sebesar 2,49% yang hanya sebesar 499,34 triliun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga bulan Januari 2020, ada 164 BPRS yang tersebar dan beroperasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jangkauan pelayanan BPRS semakin luas dan keberadaannya semakin dibutuhkan oleh masyarakat.

Sejak awal berkembangnya perbankan Syariah di Indonesia dalam hal pembiayaan, Murabahahpembiayaan mendominasi perbankan komersial Syariah (Shofawati, 2014:11;

Havidz dan Setiawan, 2015:25). Saat ini kontrak pembiayaan untuk bagi hasil berbasis laba rugi di Indonesia tidakmemiliki porsi yang besar. Sedangkan kontrak dengan sistem bagi hasil adalah menerapkan asas keadilan, sesuai dengan konsep bank Syariah (Wibowo, 2012:41). Padahal, yang terjadi saat ini adalah pembiayaan bagi hasil nirlaba lebih dominan.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 BPRS dalam kegiatanusahanya memberikan kredit atau pembiayaan kepada masyarakat untuk membantu permodalan usaha mereka.

Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(Dalam Jutaan Rupiah)

Akad 2016 2017 2018 2019 2020

Akad Mudharabah 156.256 124.497 180.956 179.662 220.848 Akad Musyarakah 774.949 776.696 837.915 806.428 1.135.809 Akad Murabahah 5.053.764 5.904.751 6.940.379 6.901.676 771.1400

Akad salam 14 0 0 0 0

Akad isthisna 9.423 21.426 3.5387 35.812 67.238

Akad Ijarah 6.763 2.2316 46.579 47.548 48.961

Akad Qardh 145.865 189.866 185.360 185.534 201.370 Multijasa 515.523 724.398 857.890 879.933 941.975 Total 6.662.556 7.763.951 9.084.467 9.036.594 10.327.603 Sumber data diolah : Statistika Pebankan Syariah – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tahun 2020

Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat keuntungan BPRS di Indonesia. Dikarenakan pada 3

pembiayaan tersebut pembiayaan yang lebih dominan yang diminati oleh nasabah BPRS. Dari

tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pembiayaan Murabahah merupakan pembiayaan yang

mendominasi pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Pada Januari tahun 2019, jumlah

pembiayaan Murabahah sebesar Rp. 6.901.676. Sementara pembiayaan Musyarakah sebesar

(20)

3

Rp. 837.915 rupiah, pembiayaan Mudharabah Rp. 180.956. Pada Januari tahun 2020, jumlah pembiayaan Murabahah sebesar Rp. 7.711.400 juta. Sementara pembiayaan Musyarakah sebesar Rp. 1.135.809, dan pembiayaan Mudharabah sebesar Rp. 220.848. Ini menunjukkan bahwa pembiayaan Murabahah memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan atas dasar bagi hasil yaitu pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Dari data di atas terjadi fenomena yaitu penurunan dan kenaikan antara pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah pada setiap tahunnya.

Dalam data statistik perbankan syariah yang dipublikasikan oleh otoritas jasa keuangan (OJK) pembiayaan dengan akad Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah adalah pembiayaan yang paling banyak disalurkan (Rifai, 2017:192). Pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah menjamin calon pengusaha untuk memulai usahanya dengan pinjaman tanpa beban bunga yang tinggi yang ditambahkan pada pinjaman awal yang harus dilunasi terlepas dari hasil usaha tersebut (Hasanah, 2018:10). PSAK 105 pada pembiayaan Mudharabah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan dalam keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai dengan kesepakatan dan kerugian hanya ditanggung oleh pengelola dana (Masruroh, 2017:200). Pembiayaan Mudharabah didukung diantaranya dengan Firman Allah SWT dalam QS. An- Nisa (4): 29, yaitu:

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”(Kemenag RI. 2006:83)

Tafsiran ayat diatas (Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta

sesamamu dengan jalan yang batil) artinya jalan yang haram menurut agama seperti riba dan

gasab atau merampas (kecuali dengan jalan) atau terjadi (secara perniagaan) menurut suatu

qiraat dengan baris di atas sedangkan maksudnya ialah hendaklah harta tersebut harta

(21)

4

perniagaan yang berlaku (dengan suka sama suka di antara kamu) berdasar kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu memakannya. (Dan janganlah kamu membunuh dirimu) artinya dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan kecelakaannya bagaimana pun juga cara dan gejalanya baik di dunia dan di akhirat. (Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu) sehingga dilarang-Nya kamu berbuat demikian (Tafsir Jalalain, 2019:83). Dari penjelasan ayat diatas maka dapat disimpulkan bahwa jika sesorang melakukan transaksi tidak diperbolehkan salah satu dari dua pihak yang bekerjasama mendapat keuntungan sendiri. Karena untung maupun rugi harus di tanggung bersama-sama. (Nur, 2019:88).

PSAK 106 dalam pembiayaan Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana pada masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan dan kerugian dibagi berdasarkan kontribusi dana. Pembiayaan Musyarakah (Masruroh, 2017:200). Didukung diantaranya dengan Firman Allah SWT dalam Firman Allah QS. Shad [38]: 24, yaitu:

Artinya : “Daud berkata "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;

dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat” (Kemenag RI.

2006:454).

Tafsiran ayat di atas yaitu (Daud berkata, "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim

kepadamu dengan meminta kambingmu itu) dengan maksud untuk menggabungkannya (untuk

ditambahkan kepada kambingnya. Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu) yakni orang-orang yang terlibat dalam satu perserikatan (sebagian mereka

berbuat lalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

(22)

5

amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini) huruf Ma di sini untuk mengukuhkan makna sedikit. Lalu kedua malaikat itu naik ke langit dalam keadaan berubah menjadi ujud aslinya seraya berkata, "Lelaki ini telah memutuskan perkara terhadap dirinya sendiri." Sehingga sadarlah Nabi Daud atas kekeliruannya itu. Lalu Allah berfirman, (Dan Daud yakin) yakni merasa yakin (bahwa Kami mengujinya) Kami menimpakan ujian kepadanya, berupa cobaan dalam bentuk cinta kepada perempuan itu (maka ia meminta ampun kepada Rabbnya lalu menyungkur rukuk) maksudnya bersujud (dan bertobat) (Jalalin, 2019:459)

PSAK 102 dalam pembiayaan Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. (Masruroh, 2017:200).

Didukung diantaranya dengan Hadist dari Abu Sai’id al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka”. (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Majah dan Shahi menurut Ibnu Hibban).

Dalam transaksi Murabahah terdapat rukun atas transaksi yang diajukan pembeli kepada penjual untuk memperoleh barang, dalam kaitan ini adalah melalui Bank Syariah yang menjadi perantara dan penjual.

Menurut (Muhammad, 2005:272) pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

mempengaruhi kinerja keuangan lembaga keuangan syariah yang ditampilkan di rasio yaitu

ROA. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah di bank pembiayaan rakyat syariah yang

meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut juga ditunjukkan oleh Return On Asset

bank pembiayaan rakyat syariah. Namun, pembiayaan dengan tidak menggunakan pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah (Murabahah) di bank pembiayaan rakyat syariah masih

mendominasi pembiayaan. Adapun perkembangan Return On Asset BPRS di Indonesia pada

periode 2016 hingga 2020 sebagai berikut :

(23)

6

Tabel 1. 2 Rasio Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Rasio Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Rasio 2016 2017 2018 2019 2020

ROA 2,27% 2,55% 1,87% 2,56% 2,23%

NPF 8,63% 9,68% 9,30% 8,94% 7,50%

Sumber data diolah : Statistika Pebankan Syariah – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tahun 2020

Meskipun pada tabel 1.1 menunjukkan pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah yang disalurkan mengalami peningkatan setiap tahun nya, sebaliknya Return On Asset BPRS berfluktuatif dan relatif menurun sampai dengan Januari 2020, sehingga menimbulkan praduga bahwa pembiayaan tersebut tidak dibarengi dengan kinerja yang positif sehingga berhubungan dengan penurunan Return On Asset. Rasio kredit macet atau Non Perfoming Financing (NPF) masih tinggi selama periode 2016-2020 walaupun pada tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan. Non Perfoming Financing (NPF) digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank Syariah.

Non Perfoming Financing (NPF) semakin tinggi maka profitabilitas akan semakin rendah, dan sebaliknya Non Perfoming Financing (NPF) semakin rendah maka profitabilitas akan semakin tinggi. Besar kecilnya Non Perfoming Financing (NPF) mencerminkan tingkat pengendalian biaya dan kebijakan pembiayaan yang dilakukan oleh bank, sehingga semakin baik bank dalam menekan angka Non Perfoming Financing (NPF) tersebut maka akan mempengaruhi besarnya pembiyaaan yang akan disalurkan oleh bank yang memiliki dampak pada keuntungan yang di peroleh oleh bank. (Nurlinda, 2018:2)

Pada penelitian (Nur Azizah, dkk, 2020: 6085) menyebutkan bahwa pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada Bank Syariah.

Karena pada akad ini bank Syariah menerapkan sistem kehati-hatian atau selektif dalam

memilih nasabah pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah, sehingga bank Syariah dapat

mengendalikan risiko yang ditimbulkan oleh pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

untuk menjaga profitabilitas bank. Namun pada penelitian (Imro’atus, dkk, 2021:145)

menyebutkan bahwa pembiayaan Mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada

Bank Syariah. Karena menurut penelitian ini pertama, bagi hasil atas pembiayaan mudhrabah

yang diberikan oleh bank ternyata berfluktuasi, kedua, bank pada umumnya enggan

memberikan pembiayaan Mudharabah karena resikonya cukup besar, mengingat pembiayaan

(24)

7

tersebut merupakan pembiayaan risiko antara bank dengan pengelola bisnis, ketiga kurangnya kepentingan masyarakat karena agunan yang diperoleh bank relatif besaar, ke empat peningkatan Mudharabah tidak terlalu besar. Dan penelitian (Abid, 2014:130) menyatakan pembiayaan Musyarakah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas karena pada investasi di bawah pembiayaan bagi hasil mengunci modal untuk jangka waktu yang lama disertai dengan ketidakpastian dan risiko yang tinggi.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang pembiayaan menunjukkan ketidakkonsistenan antara hasil penelitian dengan teori yang ada. Hal ini mungkin disebabkan adanya pembiayaan yang bermasalah yang terjadi ketika penerimaan dari pembiayaan tidak sepenuhnya diterima, dengan katalain terdapat pembiayaan macet sehingga pembiayaan yang seharusnya memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas menjadi sebaliknya berpengaruh negatif. Dari data laporan keuangan yang di dapat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adanya kenaikan pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah pada BPRS di Indonesia tetapi profitabilitas nya justru berfluktuatif dan relatif menurun sehingga menimbulkan praduga bahwa pembiayaan tersebut tidak dibarengi dengan kinerja yang positif sehingga berhubungan dengan penurunan Return On Asset karena dari laporan keuangan dapat dilihat Non Perfoming Financing mengalami kenaikan di setiap tahunnya.

Besarnya NPF mencerminkan tingkat pengendalian biaya dan kebijakan pembiayaan yang dijalankan oleh bank (Pratin dan Adnan, 2005:38). Menurut Nikensari, Sugiarti dan Sriwulan (2012:239) tingkat NPF pada suatu bank dapat dilihat dari kualitasaktiva produktifnya yang tercermin dalamkolektibilitas pembiayaannya.

Berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah diuraikan diatas menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan dengan adanya research gap dan fenomena gap tersebut maka perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Ketidak konsistenan dalam mendukung sebuah konsep maupun teori menjadikan hal yang menarik untuk dikaji melalui sebuah model moderasi dari variabel Non Perfoming Financing dalam hubungan dengan pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah terhadap profitabilitas BPRS di Indonesia. Pada Non Perfoming Financing (NPF) sebagai variabel moderasi yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independent yaitu pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah terhadap profitabilitas sebagai variabel dependen.

Dengan ini peneliti ingin meneliti dengan mengambil judul “Pengaruh Pembiayaan

(25)

8

Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah terhadap Profitabilitas dengan Non Perfoming Financing (NPF) sebagai Variabel Moderasi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2011 - 2020”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis memberikan identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut: berdasarkan data laporan keuangan yang di dapat periode 2011-2020 menunjukkan pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah merupakan pembiayaan yang lebih dominan yang diminati oleh nasabah BPRS di Indonesia.

Sehingga pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh BPRS. Setiap tahun nya pembiayaan yang diberikan BPRS terus mengalami peningkatan tetapi yang terjadi pada keuntungan yang diperoleh BPRS justru berfluktuatif dan relatif menurun, sehingga menimbulkan praduga bahwa pembiayaan tersebut tidak dibarengi dengan kinerja yang positif. Karena adanya Rasio kredit macet atau Non Perfoming Financing (NPF) masih tinggi setiap tahunnya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada cukup luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah yang akan di teliti. Maka penelitian ini akan dibatasi pada analisis pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Mudharabah terhadapReturn On Asset dengan Non Perfoming Financing sebagai variabel moderasi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode 2011-2020.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang tertuang yaitu :

1. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

(26)

9

3. Bagaimana pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan antara pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah diIndonesia?

5. Bagaimana pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan antara pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah diIndonesia?

6. Bagaimana pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan antara pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah diIndonesia?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dari penelitian ini, dengan berdasarkan masalah-masalah yang tercantum dalam identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Menganaisis pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

2. Menganaisis pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

3. Menganaisis pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

4. Menganalisis pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan antara pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

5. Menganalisis pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan antara pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

6. Menganalisis pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan antara pembiayaan Murabahah terhadap profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat secara teoritis:

Hasil dari penelitian ini akan memberikan tambahan referensi bagi pengembangan ilmu

pengetahuan tentang kajian perbankan Syariah sebagai salah satu bagian dari ekonomi

Islam,serta untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan penulis yang berhubungan

(27)

10

dengan pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Non Perfoming Financing(NPF) serta pengaruhnya terhadap profitabilitas suatu BPRS.

b. Manfaat secara praktis:

1) Bagi BPRS

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai koreksi untuk mengambil keputusan dalam mengambangkan BPRS, serta dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja perbankan Syariah sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan ataupun kekurangan dalam menjalankan bisnis BPRS.

2) Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat memperoleh pengetahuan serta

meningkatkan pemahaman teori-teori baru mengenai pembiayaan Musyarakah dan

Murabahah serta pengaruhnya terhadap profitabilitas BPRS. Serta dapatmemperoleh

ilmu perbankan Syariah yang didapat saat perkuliahan sehingga dapat

menginterpretasikan teori kedalam kasus nyata yang ada di dalam kehidupan sehari-

hari.

(28)

11

A. Profitabilitas

BAB II

LANDASAN TEORI

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Keuntungan diperoleh dari modal dan kekayaan yang dimilikinya (Syamsudin, 2011: 59).

Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Return On Asset (ROA) dan (2) Return On Equity (ROE) atau tingkat pengembalian aset dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan total asetnya dan ditampilkan sebagai persentase (%). Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menghitung ROA yaitu dengan menghitung total aset pada tanggal tertentu atau dengan menghitung rata-rata total aset (rata-rata total aset). Return On Asset sering digunakan oleh manajemen puncak untuk mengevaluasi unit bisnis di sebuah perusahaan multinasional (Henry Simamora, 2000: 530). Menurut Hanafi (2016:157) ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Profitabilitas merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan, di samping itu profitabilitas juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.

Tingkat profitabilitas lembaga keuangan merupakan suatu kualitas yang dinilai

berdasarkan keadaan atau kemampuan suatu bank Syariah dalam menghasilkan laba. Selain

itu merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan

memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan (Muhammad,

2005:259). Ketika pendapatan bank umum Syariah yang berasal dari biaya yang dikeluarkan

oleh pembiayaan tersebut menurun atau diperbaiki, ROA bank Syariah meningkat. Kemudian,

jika pendapatan bank Syariah yang berasal dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil menurun

dan biaya yang timbul dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil ditingkatkan, maka ROA

bank umum Syariah akan menurun. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pembiayaan

dengan prinsip bagi hasil berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) bank umum Syariah

(Muhammad, 2005:272-279).

(29)

12

B. Non Perfoming Financing (NPF)

1. Pengertian Non Perfoming Financing (NPF)

NPF digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank Syariah. NPF mencerminkan risiko pembiyaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank Syariah semakin semakin buruk. Aktiva produktif bank Syariah diukur dengan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan (Muhammad, 2005:265).

Rasio NPF inidapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan : KL = Kurang LancarD = Diragukan M = Macet

Non Perfoming Financing (NPF) semakin tinggi maka profitabilitas akan semakin rendah dan sebaliknya, jika Non Perfoming Financing (NPF) semakin rendah maka profitabilitas akan semakin tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh (Abdullah, 2010:205), jika kredit bermasalah sangat besar dan cadangan yang dibentuk juga besar berakibat modal bank kemungkinan menjadinegatif sehingga laba yang diperoleh menjadi terganggu.

Pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar akan menurunkan tingkat operasi bank tersebut. Apabila penurunan pembiayaan dan profitabilitas sudah sangat parah sehingga mempengaruhi profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas suatu bank, maka kepercayaan para penitip dana terhadap bank akan menurun. Perhitungan Non Perfoming Financing (NPF) yang diinstruksikan oleh Bank Indonesia dengan membandingkan Total Pembiayaan Bermasalah terhadap Total Pembiayaan.

2. Faktor yang mempengaruhi Non Perfoming Financing (NPF)

Menurut Mahmoedin (2002)14, indikasi pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari

perilaku rekening (account attitudes), perilaku kegiatan bisnis, (business activities

attitudes), perilaku nasabah (customer attitudes), yang kelima adalah perilaku

(30)

13

makroekonomi (economic macro attitudes). Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah dapat disebabkan oleh tiga unsur, yaitu dari (1) pihak bank itu sendiri (kreditur), (2) dari pihak debitur serta (3) di luar pihak kreditur dan debitur tersebut.

Dari faktor internal bank yaitu rasio alokasi piutang Murabahah dibanding alokasi pembiayaan profit and loss sharing, sedangkan faktor di luar keduanya merupakan faktor yang bersifat makroekonomi. Faktor penyebab kredit bermasalah eksternal dalam penelitian ini direpresentasikan oleh tingkat inflasi dan BI rate.

C. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Dua fungsi utama bank Syariah adalah mengumpulkan dan menyalurkan dana.

Penyaluran dana yang disalurkan bank Syariah adalah pemberian pembiayaan kapada Debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Pengertian pembiayaan menurut (Rodoni dan Hamid, 2008 : 66) Pembiayaan adalah : Kegiatan dalam hal menyalurkan dana kepada ummat melalui pinjaman untuk keperluan menjalankan usaha yang ditekuni oleh nasabah/anggaran sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku serta kesepakatan bersama. Menurut (Machmud dan Rukmana, 2010:28) Pembiayaan dalam perbankan Syariah tidak bersifat menjual uang yang mengandalkan pendapatan bunga atas pokok pinjaman yang diinvestasikan, tapi dari pembagian laba yang diperoleh pengusaha.

2. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank Syariah. Tujuan pembiayaan dilaksanakan perbankan Syariah terkait dengan stakeholder. Diantara stakeholder tersebut adalah pemilik, pegawai, masyarakat, pemerintah dan lembaga keuangan lainnya.

Adapaun tujuan pembiayaan secara umum (Muhammad, 2004:185):

a. Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan.

b. Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang investasi atau kebutuhan modal kerja.

c. Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan.

(31)

14

d. Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada, nilai tempat perubahan

terhadap fasilitas pembiayaan terdahulu.

3. Pengaruh Pembiayaan terhadap Profitabilitas

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank Syariah menyalurkan pembiayaan kepada para nasabah yang membutuhkan. Pembiayaan yang diberikan perbankan Syariah di Indonesia menggunakan prinsip jual beli, sewa, dan bagi hasil. Prinsip jual beli menggunakan tiga jenis akad yaitu Murabahah, salam dan istishna, sedangkan dalam prinsip sewa akad yang biasa digunakan adalah ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.

Prinsip bagi hasil sering menggunakan akad Musyarakah dan Mudharabah. Pembiayaan yang disalurkan akan memberikan revenue kepada bank Syariah dalam bentuk nisbah atau margin yang telah disepakati melalui akad. Ketika nasabah mengembalikkan total pembiayaan yang diberikan oleh bank beserta nisbah atau margin yang telah ditentukan maka bank akan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh akan berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank Syariah (Hanania, 2015:154).

Pembiayaan bagi hasil menggunakan akad Mudharabah dan Musyarakah. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia & Fidiana (2016), menunjukkan bahwa pembiayaan Mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri, akan tetapi berpengaruh negatif pada Bank Muamalat. Hasil tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukanPermata dan Yaningwati (2014) dimana pembiayaan Mudharabah berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas. Sedangkan pada pembiayaan Musyarakah, penelitian yang dilakukan Permata dan Yaningwati (2014) menyatakan bahwa pembiayaan Musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Amalia & Fidiana (2016) yang menyatakan bahwa pembiayaan Musyarakah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas Bank Muamalat, dan tidak berpengaruh pada profitabilitas Bank Syariah Mandiri.

Dalam penelitian lain, secara keseluruhan pada pembiayaan bagi hasil, penelitian yang

dilakukan Riyadi & Yulianto (2014) dan Rahman dan Rochmanika (2012), sama-sama

menyatakan bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

(32)

15

4. Pembiayaan Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan Syariah skim jual-beli Murabahah. Transaksi Murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW.

dan para sahabatnya. Secara sederhana, Murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seorang pembeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besarkeuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.

Jadi singkatnya, Murabahah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam Murabahahditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang diperoleh).

Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”. Karakteristik Murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut (Karim, 2014:113).

b. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas

Melalui pembiayaan Murabahah, bank Syariah akan memperoleh margin dari penjualan suatu barang. Margin keuntungan ini merupakan nilai keuntungan yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Dengan begitu, bank akan mendapatkan margin keuntungan sesuai dengan harga jual suatu barang yang telah disepakati, semakin tinggi margin keuntungan yang didapat makaakan meningkat pula profitabilitas perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya profitabilitas tersebut akan berpengaruh pada kinerja perusahaan kearah yang lebih baik (Muhammad, 2005:272).

Pada penelitian (Siti Nur, dkk, 2020:6085) menyebutkan bahwa pembiayaan

Murabahah memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas. Pembiayaan Murabahah

memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan pembiayaan lainnya karena ini

merupakan investasi jangka pendek dengan keuntungan ditetapkab pada awal sehingga

(33)

16

mengurangi risiko pembiayaan buruk. Mudah pengelolaan dan proses yang cepat membuat pembiayaan Murabahah banyak yang diminati oleh masyarakat. Maka dari itu pembiayaan Murabahah merupakan asset bank Syariah yang berguna untuk meningkatkan pendapatan dan akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh bank tersebut.

5. Produk Pembiayaan Bagi Hasil

Pembiayaan secara luas berarti pembiayaan atau pembelanjaan, yaitu input yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan baik dilakukan sendiri maupun djalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan untuk menentukan yang dilakukan oleh pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Kasmir (2012) menyatakan bahwa bagi hasil adalah keuntungan / Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang diberikan kepada Nasabah dengan persyaratan.

Menurut M. Syafi 'I Antonio (2006) menyatakan bahwa bagi penduduk suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam pembagian hasil usaha antara pemilik modal dan pengelola. Menurut M. Syafi 'I Antonio (2006) Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pembiayaan bagi hasil antara lain:

1. Musyarakah adalah akad kerja sama antara pihak tertentu atau lebih untuk suatu tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

2. Mudharabah atau qiradh termasuk salah perjanjian antara pemilik modal (uang dan barang) dengan pengusaha dimana modal bersedia membiayai suatu usaha / proyek dan pengusaha setuju untuk proyek tersebut dengan bagi hasil

sesuai dengan perjanjian.

Di antara semua mode pembiayaan dalam keuangan Islam, kontrak bagi hasil (PLS)

dianggap yang paling berisiko (Jouaber & Mehri, 2012:114). Minimnya akad PLS pada

dasarnya disebabkan oleh tingginya risiko yang ditimbulkan oleh penerapan kemitraan

syariah. Risiko tinggi yang terkait dengan kontrak PLS disebabkan oleh faktor-faktor

berikut; hubungan keagenan, bersifat ekuitas, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko

(34)

17

operasional. Risiko-risiko ini berkontribusi pada ketidakpastian dalam ROI kontrak Mudharabah dan Musyarakah.

Alasan utama mengapa kontrak kemitraan Islam sangat tidak populer di kalangan investor adalah karena pengembalian investasi yang rendah. Pengembalian investasi (ROI) dapat dianggap sebagai keuntungan yang diperoleh dari investasi, setelah dikurangi semua biaya. ROI digunakan untuk mengukur efisiensi suatu proyek. Dalam kontrak Mudharabah dan Musyarakah, pengembalian investasi adalah keuntungan yang diperoleh dari usaha bisnis. Karena mereka adalah kontrak berbasis ekuitas, mereka tidak menawarkan pengembalian investasi yang tetap. Karena kontrak Mudharabah dan Musyarakah melibatkan masalah keagenan, menjadi perlu untuk memantau secara ketat aktivitas para manajer. Selain itu, kontrak ini berbasis ekuitas dan karenanya dianggap sangat berisiko karena tidak menawarkan pengembalian investasi tetap. Pemantauan kegiatan sehari-hari manajer diperlukan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan jika manajer tidak memiliki pengalaman dalam mengelola proyek. (Sara, 2019:1120)

Kurangnya dukungan dari pemerintah, dalam hal insentif dan pembebasan pajak dianggap sebagai kendala utama lainnya dalam penerapan akad Mudharabah dan Musyarakah (Mutalip & Lutfi, 2009:287). Perlakuan pajak yang tidak adil dan diskriminasi hukum terhadap kontrak pembagian keuntungan-rugi memaksa bank-bank Islam dan lembaga keuangan lainnya untuk memilih kontrak non-kemitraan. Status bebas pajak dari perusahaan Mudharabah di Pakistan dicabut pada awal tahun 1992, yang membuat pendapatan yang diperoleh dari kontrak ini kena pajak. Karena Mudharabah dan Musyarakah adalah kontrak berbasis ekuitas dan pendapatan dividen adalah penghasilan kena pajak, penarikan status bebas pajak dari perusahaan perusahaan ini dapat memberikan dampak negatif pada ROI perusahaan-perusahaan ini.

Masalah utama yang terkait dengan kurang dimanfaatkannya kontrak Mudharabah dan

Musyarakah adalah sifatnya yang berisiko, masalah keagenan dan perlakuan pajak yang

tidak adil oleh pemerintah yang menyebabkan ketidakpastian dalam pengembalian

investasi. Namun seiring dengan semua masalah ini ada beberapa masalah internal yang

membuat investor ragu untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan kemitraan dan

(35)

18

investasi syariah. Isu-isu ini terkait dengan peningkatan biaya pemantauan dan kurangnya manajemen yang tepat yang menyebabkan lebih banyak risiko. (Sara, 2019:1125)

a. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Al-Mudharabah yaitu Penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung (Profit Sharing) atau metode bagi pendapatan (net revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Furywardhana,2009:43). Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan Mudharabah didanai sepenuhnya oleh penyandang dana (shahibul maal) dan pengelola usaha mudharib tinggal menjalankan usaha tanpa penanaman dana sesuai dengan kesepakatan dan keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad.

Menurut (Furywardhana,2009:43) “Jenis pembiayaan Mudharabah ada tiga, yaitu Mudharabah mutlaqah, Mudharabah muqayyadah dan mudhrabah musytarakah.” Berikut ini adalah penjelasan tentang pembiayaan Mudharabah tersebut:

1) Mudharabah Mutlaqah, Pemilik dana (Shahibul Maal) memberikan kebebasan penuh kepada mudharib dalam pengelolaannya.

2) Mudharabah Muqayyadah, Pemilik dana (Shahibul Maal) memberikan batassan kepada mudharib mengenai tempat, cara dan obyek investasinya.

3) Mudharabah Musytarakah,Bentuk Mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.

Diawal kerjasama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal 100

% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan

kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam

usaha tersebut, jenis Mudharabah seperti ini disebut Mudharabah musytarakah merupakan

perpaduan antara akad Mudharabah Mudharabah dan Musyarakah.

(36)

19

b. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas

Melalui pembiayaan Mudharabah yang disalurkan, bank Syariah sebagai pemilik dana akan memperoleh keuntungan atas nisbah bagi hasil yang sudah disepakati antara kedua belahpihak. Apabila pembiayaan yang disalurkan tersebut dalam jumlah besar dan pengembaliannya berjalan dengan lancar maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh pihak bank Syariah. Dengan begitu, keuntungan tersebut akan berpengaruh pada profitabilitas bank Syariah (Muhammad, 2005:45).

Penelitian dari (Siti Masnah & Hendrawati, 2019:15) menyebutkan bahwa pembiayaan Mudharabah memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini dikarenakan pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil. Jika distribusi hasilnya besar maka pendapatan juga akan meningkat. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan keuntungan. Dengan demikian, profitabilitas juga meningkat.

c. Pengertian Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah Musyarakah (Syirkah atau Syarikah).

Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama- sama memadukan segal bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Menurut (Nurhayati dan Wasilah,2011:142) “Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan”

Dari defenisi diatas disimpulkan bahwa Al-Musyarakah merupakan suatu akad kerjasama antara kedua bela pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu dengan kesepakatan bahwa apabila mengalami keuntungan ataupun resiko akan di tanggung bersama.Terdapat dua jenis Musyarakah yaitu Musyarakah kepemilikan (Syirkah Al Milk) dan Musyarakah kontrak (Syirkah Al’uqud. Menurut Nurhayati dan Wasilah (2011:144,144) Jenis-jenis Al-Musyarakah sebagai berikut:

1) Musyarakah kepemilikan mengandung arti kepemilikan bersama yang

keberadaan nya muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan

bersama suatu kekayaan (asset).

(37)

20

2) Musyarakah Kontrak yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua

orang atau lebih untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.

d. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas

Melalui pembiayaan Musyarakah yang disalurkan, bank Syariah akan memperoleh profit berupa bagi hasil yang menjadi bagian bank. Dari pengelolaan pembiayaan bagi hasil, bank Syariah memperoleh pendapatan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dengan nasabah (Muhammad, 2005:45). Dari pendapatan itu akan menghasilkan laba yang akan meningkatkan profitabilitas suatu bank. Dengan meningkatnya profitabilitas tentu juga akan menjadikan kinerja suatu bank yang lebih baik.

Penelitian dari (Siti Masnah & Hendrawati, 2019:15) menyebutkan bahwa pembiayaan Musyarakah memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas. Dampak pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas karena pembiayaan ini banyak digunakan di perbankan, hal ini dikarenakan pembiayaan yang relatif lebih aman dan memiliki margin tertentu

D. Penelitian Terdahulu

Pelaksanaan penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah terlebih dahulu membahas terkait dengantema yang akan dibahas peneliti, adapun literature review yang ada adalah sebagai berikut :

a. Hasil penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini adalah :

1. Penelitian dari (Siti Masnah, Hendrawati,2019:1-22) dengan Judul “The Effect of

Mudharabah, Musyarakah, and Murabahah on Profitability with Non Perfoming

Financing (NPF) as Moderated Variables, Periode 2014-2019” dengan hasil yang

menyatakan pembiayaann Mudharabah dan Musyarakah berpengaruh positif terhadap

profitabilitas. Dan Non Perfoming Financing (NPF) mampu menurunkan profitabilitas,

hal ini menunjukan bahwa NPF mampu melemahkan pengaruh pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah secara moderat terhadap profitabilitas. Dan Non

(38)

21

Perfoming Financing (NPF) mampu meningkatkan profitabilitas, hal ini menunjukan bahwa NPF mampu memperkuat pengaruh pembiayaan Murabahah secara moderat terhadap profitabilitas.

2. Penelitian dari (Siti Nur Azizah, Sandi, Jebul & Fourry,2020:6083-6087) dengan judul

“Effect of Financing for Islamic Banking on The Profitability in Indonesia” dengan hasil yang menyatakan pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

3. Penelitian dari (Ria Azmayani, Makhdalena & gani,2017:1-10) dengan judul “The Effect of Profit Sharing Financing on The Level of Profitability on Sharia Banks in Indonesia Period 2011- 2015” dengan hasil yang menyatakan pemmbiayaan Mudharabah dan Musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

4. Penelitian dari (Jihan, Iskandar & Sirojuzilam,2019:1-14) dengan judul “The Effect of Murabahah, Mudharabah, Musyarakah and Capital Adequacy Ratio Financing on Profitability of Sharia Commercial Banks In Indonesia with Non Perfoming Financing Ratio As Moderating Variables” dnegan hasil yang menyatakan bahwa pembiayaan Murabahah dan Mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dan Non Perfoming Financing (NPF) mampu memperkuat pengaruh pembiayaan Murabahah secara moderat terhadap profitabilitas

5. Penelitian dari (Jaurino & Renny Wulandari,2017:10-35) dengan Judul “The Effect of Mudharabah and Musyarakah on The Profitability of Islamic Banks” dengan hasil yang menyatakan pembiayaan Mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas.

b. Hasil penelitian sebelumnya yang tidak mendukung penelitian ini adalah :

1. Penelitian dari (Ana Toni, 2018:1289-1310), dengan Judul “Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli dan Risiko Pembiayaan serta Margin Laba pada Bank Syariah”

dengan hasil yang menyatakan pembiayaan bagi hasil tidak berpengaruh terhadap margin laba dan pembiayaan jual beli tidak berpengaruh terhadap risiko pembiayaan dan margin laba.

2. Penelitian dari (Faris Kurnia, Mauizhotul & Sri,2018:176-180), dengan Judul “Effect

of Financing of Revenue Sharing on Return On Asset of Sharia Commercial Banks in

Indonesia” dengan hasil yang menyatakan pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Gambar

Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah  Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Tabel  Penelitian Terdahulu Lanjutan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Konseptual
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari judul-judul skripsi yang telah ada, tidak ada judul yang mirip dengan judul yang peneliti sajikan, terdapat persamaan dalam materi yang hendak diteliti

[r]

Lombok, Nusa Tenggara Barat sebagai strategi peningkatan investasi asing bidang kepariwisataan berupa insentif keringanan pajak sebesar 25 %, pemangkasan izin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) memiliki hubungan yang signifikan word of mouth terhadap brand image pelanggan merek Miniso di

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik kronis dengan karakteristik terjadinya peningkatan kadar gula darah akibat gangguan sekresi insulin

Berdasarkan pada pengamatan dan kenyataan di lapangan, Kehadiran kesenian Terebang Gede di masyarakat Kota Serang Banten merupakan bagian dari kearifan lokal yang

Hasil karakterisasi sifat listrik lapisan tipis SnSe untuk sampel yang diperoleh pada kondisi tanpa pemanasan substrat, pemanasan substrat sebesar 250. ˚ C , 350 ˚ C dan 500 ˚

Using English song can be easier for the students to understand meaning of a word and memorize new vocabulary. 2.4 The Use of