• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seni batik merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang telah berabad-abad lamanya hidup dan berkembang, sehingga merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia. Seni batik merupakan penyalur kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan tradisi, kepercayaan dan sumber-sumber kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Seni batik mempunyai begitu banyak aspek menarik untuk diungkapkan sehingga berbicara tentang batik rasanya tak pernah ada akhirnya. Di samping itu masih banyaknya daerah batik yang dapat dikaji kekhasannya, (Budiyono dkk, 2008 : 85).

Magetan merupakan wilayah paling barat provinsi Jawa Timur yang mempunyai beberapa karya kerajinan salah satunya berupa batik. Batik di wilayah ini mempunyai kekhasan tersendiri dibandingkan dengan wilayah lain. Kekhasan yang membedakan adalah pola yang terdiri dari motif Pring Sedapur yang mempunyai arti bambu serumpun sebagai ungkapan unsur alam wilayah Magetan.

Kehadiran batik Magetan merupakan salah satu wujud kreativitas masyarakat dalam menuangkan ide menjadi suatu karya seni.

Menurut Tikno1, Batik Magetan sudah ada sejak ± tahun 1920 tepatnya di Dusun Papringan Desa Sidomukti. Masyarakat Dusun Papringan mengerjakan

1 Tikno adalah mantan Kepala Desa Sidomukti, wawancara 10 Oktober 2015.

(2)

batik setengah jadi karena mereka hanya menyanting dan proses selanjutnya seperti pencelupan dan pelorodan dilakukan di Kota Magetan. Batik yang dibuat saat itu merupakan batik dengan motif klasik seperti Sidomukti, Parang, dll dengan teknik batik tulis namun hasilnya kurang diminati masyarakat. Minimnya sumber daya manusia sebagai tenaga pembatik menyebabkan pada akhir tahun 1960-an batik di Magetan menghilang. Tahun 2000 kerajinan batik di Magetan mulai berdiri yang merupakan realisasi visi dan misi dari Tikno ketika mencalonkan diri sebagai kepala desa Sidomukti. Latar belakang yang berbeda dengan daerah lain menyebabkan pola batik yang ada dan berkembang memiliki ciri khas tersendiri.

Batik Magetan muncul dengan menjadikan “pring” atau bambu sebagai sumber ide dari visualisasi setiap karyanya. Kini Magetan terkenal dengan batik berpola bambu dengan sebutan “pring sedapur” yang memiliki arti bambu serumpun. Batik yang sekarang berkembang di Magetan lebih mengarah pada batik kontemporer.

Astri Wulan Herdiana (2013), Skripsi berjudul Perkembangan Ragam Hias Batik Pring Sedapur Tahun 2002 - 2012 Di Dusun Papringan Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan memfokuskan kajian pada ragam hias batik pring sedapur, warna dan potensi daerah. Selain itu Ayu Handayani (2014), Skripsi berjudul Perkembangan Jenis Motif, Visualisasi dan Fungsi Batik Berpola

“Pring” pada Kelompok Pengrajin Batik Mukti Rahayu Desa Sidomukti Kabupaten Magetan memfokuskan kajian pada jenis motif, visualisasi dan fungsi batik di Kelompok Usaha Bersama Mukti Rahayu. Kedua penelitian tersebut mengarah pada batik berpola pring yang ada di Dusun Papringan Desa Sidomukti tepatnya di Kelompok Usaha Bersama Mukti Rahayu.

(3)

Menurut hasil pengamatan penulis pada tahun 2015 kerajinan batik di Magetan mengarah pada batik kontemporer seperti Batik Bambu Kawung, Batik Bambu Cengkeh, Bambu Morak-Marik, Maskumambang, dll dengan pola batik yang merujuk pada kondisi geografis daerah Magetan. Pola yang di tuangkan dalam sehelai batik nampak di visualkan dengan menggunakan latar polos dengan warna cerah, garis-garis tegas dan sederhana, serta visual struktur yang spesifik.

Uraian di atas mendorong penulis untuk memahami hal yang melatarbelakangi pola batik Magetan serta bagaimana pola pada batik yang berkembang di sana. Berdasar pada penelitian terdahulu telah dijelaskan beberapa kajian tentang batik berpola pring yang ada di Desa Sidomukti, namun pada kajian ini penulis melakukan pengkajian tentang Batik Magetan. Tidak hanya batik yang ada di Sidomukti namun juga di daerah lain yang ada di Kabupaten Magetan seperti di Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Batik Magetan dengan perkembangan visual dan beragam polanya menarik untuk dikaji karena karakter pola Batik Magetan berbeda dengan pola pada daerah lain. Pengkajian tentang Kajian Pola Batik Magetan diharapkan mampu berperan sebagai salah satu tindakan pelestarian budaya terutama Batik Magetan sebagai warisan bangsa.

B. Rumusan Masalah

(4)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam pengkajian ini di rumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang pola Batik Magetan ?

2. Bagaimana perkembangan pola Batik Magetan dari tahun 2014 sampai sekarang?

3. Bagaimana visualisasi pola yang berkembang dalam Batik Magetan dilihat dari azas-azas desain?

C. Tujuan Pengkajian

Tujuan dari pengkajian yang ingin dicapai oleh penulis adalah:

1. Mengetahui dan memahami latar belakang pola Batik Magetan.

2. Mengetahui dan memahami perkembangan pola Batik Magetan dari tahun 2014 sampai sekarang.

3. Mengetahui dan memahami visualisasi pola yang berkembang dalam Batik Magetan dilihat dari azas-azas desain.

D. Manfaat Pengkajian

Adapun manfaat dari pengkajian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagi keilmuan

Pengkajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang seni serta memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya.

(5)

2. Bagi Program Studi Kriya Tekstil

Pengkajian ini berguna sebagai tambahan literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada bidang kajian yang sejenis.

3. Bagi penulis

Wawasan dan pengetahuan terhadap Kajian Pola Batik Magetan sebagai bekal dalam menerapkan kombinasi yang tepat antara teori dengan keadaan yang sebenarnya, khususnya pada bidang yang diteliti.

4. Bagi pihak terkait

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemahaman dan upaya pelestarian budaya supaya terus menerus dijaga dan dilaksanakan yang menjadi aset budaya yang tak ternilai.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada panduan penulisan skripsi Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS. Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut :

1. Bab I berisi latar belakang keberadaan kerajinan batik Magetan berbeda dengan keberadaan batik di daerah lainnya. Hal tersebut mempengaruhi pola- pola batik yang berkembang di Magetan ini memiliki ciri khas yang menarik untuk di kaji. Rincian yang lain adalah rumusan permasalahan, tujuan pengkajian, manfaat pengkajian, dan sistematika penulisan. Tujuan dari pengkajian ini yaitu untuk mengetahui latar belakang pola Batik Magetan, perkembangan pola

(6)

batik Magetan dari tahu 2014 hingga sekarang dan visualisasi pola yang berkembang dalam batik Magetan.

2. Bab II berisi A. kajian pustaka yang memaparkan beberapa pengkajian terdahulu yang berkaitan dengan batik Magetan dan dijelaskan kebaruan pengkajian ini. Beberapa literatur penjelasan-penjelasan yang bersifat umum terkait Kajian Pola Batik Magetan juga dijelaskan dalam pengkajian ini seperti:

(1) batik, menjelaskan pengertian batik, jenis – jenis batik (2) fakor – faktor yang mempengaruhi pembentukan ragam hias batik menjelaskan secara singkat pengaruh – pengaruhnya seperti letak geografis, sifat dan tata kehidupan, kepercayaan, keadaan alam sekitar, maupun hubungan kontak dengan daerah lain (3) penyusunan motif, menjelaskan pengertian pola dan pembagian bidang letak susunannya (4) susunan rapor motif batik.

B. Kajian teori dan kerangka pikir dalam kajian ini dijelaskan teori atau pendapat yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis hasil penelitian.

Kajian ini menggunakan pendapat dari Dharsono Sony Kartika dalam menganalisis suatu karya seni dalam hal ini batik menggunakan azas - azas desain antara lain kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan dan aksentuasi.

Kerangka pikir berisi mengenai alur pola pikir peneliti dalam menjabarkan dan memecahkan masalah yang ada.

3. Bab III berisi metode penelitian meliputi: jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, pengumpulan data, teknik cuplikan, validitas data, teknik analisis data. Dalam pengkajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Kelompok Usaha Bersama yang berkembang pada kerajinan batik yang ada di Magetan.

(7)

4. Bab IV pada bagian ini menjelaskan tentang hasil pengumpulan berbagai macam data yang telah didapatkan dari hasil metodologi penelitian yang berisi penjelasan mengenai (a) latar belakang pola batik Magetan, dalam sub bab ini dijelaskan bagaimana keberadaan kerajinan batik Magetan tidak lepas dari sosok Tikno yang menciptakan pola bambu pada batik Magetan (b) perkembangan batik Magetan pada periode 2014 sampai sekarang, menjelaskan mengenai perkembangan batik di Magetan mulai dari munculnya daerah pembatikan baru yang mempengaruhi perkembangan teknik dalam proses produksi maupun perkembangan pola batik (c) visualisasi pola batik Magetan, menjelaskan mengenai visualisasi pola yang berkembang dalam Batik Magetan serta analisis pola batik Magetan menggunakan azas - azas desain.

5. Bab V berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini berisi ringkasan dari keseluruhan pengkajian mulai dari bagian latar belakang hingga pengumpulan data dan analisa data. Kesimpulan juga dapat dinyatakan dalam bentuk jawaban dari tujuan pengkajian atau penelitian. Saran dalam hal ini menjelaskan suatu bentuk asumsi yang menyatakan bahwa penelitian berjudul “Kajian Pola Batik Magetan” perlu dikritisi untuk di kemudian diungkapkan dalam satu bentuk solusi berupa saran yang berperan penting dalam proses pengkajian lebih dalam lagi.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji upaya Kejaksaan RI dalam mencegah dan menanganni tindak pidana korupsi dalam proyek strategis nasional serta mengkaji

Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan pengelasan dengan proses las busur gas tungsten (GTAW) yang meliputi persiapan material, pengesetan mesin las dan elektroda

Makalah terdiri dari empat bab, yaitu Bab 1 tentang Pendahuluan yang berisi gambaran latar belakang serta tujuan dan kegunaan makalah; Bab 2 merupakan bab Metodologi yang

Data berupa proses bisnis peminjaman buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pengembalian buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pelayanan informasi

Dalam hal putusnya perkawinan atas perceraian, suami dan isteri tidak leluasa penuh untuk menentukan sendiri syarat-syarat untuk memutuskan hubungan perkawinan tersebut,

Analisis karakteristik individu PMO berdasarkan tingkat pendidikan dengan kinerja PMO, bahwa dari 22 orang PMO dengan tingkat pendidikan menengah 15 (68%) PMO memiliki

[r]

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan