• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEGIATAN EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875

Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/JBA

KEGIATAN EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA

JAKARTA SAWAH BESAR SATU

IAN NUGRAHA STIE TRISAKTI inugraha@stietrisakti.ac.id

Abstract: The purpose of this study is to analyze the implementation of the extensification and intensification of tax and to determine compliance with the applicable provisions. The another is to knowing the effect of extensification activities on the development of the number of taxpayers, to determine the effect of tax intensification, and to determine the contribution of activities extensification and intensification of tax on Jakarta Sawah Besar Satu tax office. This research used descriptive analysis method to analyze the data obtained from related parties. Data collection was done by interviewing and collecting data such as the amount of taxpayers data, target data realization of tax revenue data, also appeal letter. The object of the research is the tax office. Results of the study period of 2012-2015 has been increased the number of taxpayers with an average growth of 1,85%. Based on the percentage contribution tax extensification and intensification activities are lacking so not too important in tax revenue, but the nominal produced quite large.

Keywords: Extensification , Intensification , Tax Revenue , Contribution

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak dan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Selain itu untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstensifikasi terhadap perkembangan jumlah wajib pajak, untuk mengetahui pengaruh intensifikasi pajak, dan untuk mengetahui besar kontribusi kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk menganalisis data yang diperoleh dari pihak yang terkait.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara dan mengumpulkan data seperti data jumlah wajib pajak, data target dan realisasi penerimaan pajak, serta surat himbauan. Objek penelitian yang digunakan adalah kantor pelayanan pajak. Hasil dari penelitian periode 2012-2015 terjadi peningkatan jumlah wajib pajak dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,85%. Berdasarkan persentase kontribusi kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak sangat kurang sehingga

(2)

tidak terlalu berperan penting dalam penerimaan pajak, tetapi nominal yang dihasilkan cukup besar.

Kata kunci: Ekstensifikasi, Intensifikasi, Penerimaan Pajak, Kontribusi PENDAHULUAN

Di negara Indonesia, sumber penerimaan dana terbesar negara adalah dari pajak. Pajak berfungsi sebagai salah satu pemasukan untuk menjalankan pembangunan dan perkembangan negara. Tidak cukup jika hanya mengandalkan pemasukan dari masyarakat, pemerintah juga menggunakan pemasukan lainnya seperti devisa dan bantuan kerjasama dari luar negeri. Maka dari itu untuk dapat meningkatkan perekonomi negara, pemerintah memberikan peraturan untuk masyarakat agar memberikan iuran secara wajib dan berkala.

Sistem perpajakan yang digunakan Indonesia adalah self assessment system yang dimana wajib pajak diberi kebebasan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri ke kantor pajak. Karena kurangnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak yang dikarenakan kurangnya pemahaman wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan.

Pada tahun 2015 pendapatan negara yang diterima sebesar Rp1.793,6 triliun dan diprediksi tahun 2016 akan meningkat menjadi Rp1.822,5 triliun. Dari pendapatan negara tahun 2015 terdapat 67%

adalah pendapatan pajak. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan wajib pajak yang dapat meningkatkan pendapatan negara dengan memberikan penyuluhan

langsung, iklan, maupun seminar agar menarik wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak

Pengertian ekstensifikasi pajak menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE- 06/PJ.9/2001 tentang pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak adalah sebagai berikut:

“Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak.”

Pengertian ekstensifikasi menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-35/PJ/2013 tentang tata cara ekstensifikasi adalah sebagai berikut:

“Ekstensifikasi adalah upaya proaktif yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka pemberian nomor pokok wajib pajak dan atau pengukuhan pengusaha kena pajak.”

Pengertian intensifikasi pajak menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE- 06/PJ.9/2001 tentang pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak adalah sebagai berikut:

Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP,

(3)

dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak.

Ruang Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak

a. Pemberian NPWP dan atau pengukuhan sebagai PKP, termasuk pemberian NPWP secara jabatan terhadap Wajib Pajak PPh orang pribadi yang berstatus sebagai karyawan perusahaan, orang pribadi yang bertempat tinggal di wilayah atau lokasi pemukiman atau perumahan, dan orang pribadi lainnya (termasuk orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan), yang menerima atau memperoleh penghasilan melebihi batas Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP).

b. Pemberian NPWP dilokasi usaha, termasuk pengukuhan sebagai PKP, terhadap orang pribadi pengusaha tertentu yang mempunyai lokasi usaha di sentra perdagangan atau perbelanjaan atau pertokoan atau perkantoran atau mal atau plaza atau kawasan industri atau sentra ekonomi lainnya.

c. Pemberian NPWP dan atau pengukuhan sebagai PKP terhadap Wajib Pajak badan yang berdasarkan data yang dimiliki atau diperoleh ternyata belum terdaftar sebagai Wajib Pajak dan atau PKP baik di domisili atau lokasi.

d. Penentuan jumlah angsuran PPh Pasal 25 dan atau jumlah PPN yang harus disetor dalam tahun

berjalan, dimulai sejak bulan Januari tahun yang bersangkutan.

e. Penentuan jumlah PPN yang terutang atas transaksi penjualan dalam tahun berjalan, khususnya untuk PKP Pedagang Eceran, yang mempunyai usaha di sentra perdagangan atau perbelanjaan atau pertokoan atau perkantoran atau mal atau plaza atau sentra ekonomi lainnya.

Data-Data Yang Terkait

1. Pelanggan listrik untuk rumah tinggal dengan daya 6.600 Watt atau lebih

2. Pelanggan telkom dengan pembayaran pulsa rata-rata perbulan Rp.300.000,- atau lebih.

3. Pemilik mobil dengan nilai Rp200.000.000 atau lebih, atau pemilik motor dengan nilai Rp100.000.000 atau lebih.

4. Pemilik tanah dan atau bangunan dengan Nilai jual Objek pajak (NJOP) Rp1.000.000.000 atau lebih berdasarkan data kartu jalan atau peta blok atau DHR atau data SPOP.

5. Data orang pribadi atau badan selaku penjual atau pembeli tanah dan atau bangunan dari laporan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau informasi dari Notaris dengan nilai Rp60.000.000 atau lebih.

6. Pemegang kartu kredit, pemegang polis atau premi asuransi.

Pengawasan

1. Setiap tim pelaksana kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak, secara berkala membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan

(4)

intensifikasi pajak untuk dikompilasi oleh kepala seksi PDI.

2. Kepala kantor penyuluhan pajak bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan

intensifikasi pajak di wilayahnya, dan secara periodik melaporkan hasil kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak tersebut kepada Kepala KPP atasannya.

3. Kepala KPP bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak di wilayahnya, dan secara periodik melaporkan hasil kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak tersebut kepada Kakanwil DJP atasannya.

4. Kakanwil DJP bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak di wilayahnya, dan secara periodik melaporkan hasil kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan intensifikasi pajak tersebut kepada Direktur Jenderal Pajak.

Penyuluhan Perpajakan

Pengertian penyuluhan perpajakan menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER- 03/PJ/2013 tentang pedoman penyuluhan perpajakan adalah sebagai berikut:

“Penyuluhan perpajakan adalah suatu upaya dan proses memberikan informasi perpajakan kepada masyarakat, dunia usaha, dan lembaga pemerintah maupun non- pemerintah.”

Tujuan adanya penyuluhan perpajakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perpajakan, serta mengubah perilaku masyarakat wajib pajak agar semakin paham, sadar, dan peduli dalam melaksanakan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya.

METODA PENELITIAN

Obyek yang diambil dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu di Jalan Kartini 8 no. 2 Jakarta Pusat.

Seksi ekstensifikasi merupakan bagian dalam KPP yang dituju untuk mendapatkan data dalam penelitian ini.

Pengumpulan data merupakan prosedur sistematis untuk

memperoleh data yang diperlukan peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi. Pengumpulan data yang diperlukan peneliti bersumber dari data:

1. Riset Kepustakaan 2. Riset Lapangan 3. Wawancara 4. Data Sekunder

Data yang diperlukan dalam data sekunder antara lain:

a. Data jumlah wajib pajak terdaftar, wajib pajak efektif, wajib pajak yang menyampaikan SPT yang diperoleh KPP Pratama Sawah Besar Satu pada periode 2012-2014.

b. Target total penerimaan pajak yang diperoleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu pada periode 2012-2015.

c. Realisasi total penerimaan pajak yang di peroleh KPP Pratama

(5)

Jakarta Sawah Besar Satu pada periode 2012-2014.

d. Data jumlah surat himbauan yang diterbitkan dalam periode 2012- 2015

e. Data jumlah wajib pajak yang menanggapi surat himbauan dalam periode 2012-2015.

f. Surat tugas ekstensifikasi dari petugas pajak ke wajib pajak.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode analisis data yaitu:

1. Menganalisis hasil wawancara dengan pihak yang terkait dan mengolah data yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu.

2. Menganalisis kesesuaian tata cara pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang terkait.

3. Menganalisis pengaruh kegiatan ekstensifikasi pajak terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu.

4. Menganalisis pengaruh kegiatan intensifikasi pajak terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu.

5. Menganalisis kontribusi dari kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu.

HASIL PENELITIAN Tata Cara Pelaksanaan Ekstensifikasi

1. Mendatangi wajib pajak di kediamannya atau tempat usaha wajib pajak.

Kepala seksi ekstensifikasi menugaskan pelaksana untuk membuat konsep daftar penugasan ekstensifikasi (DPE) dan akan diajukan kepada kepala kantor KPP untuk disetujui setelah kepala seksi ekstensifikasi menyetujui dan menandatangi konsep DPE tersebut. Setelah kepala kantor setujui dengan konsep DPE tersebut, maka akan terbit surat

pemberitahuan pelaksana ekstensifikasi dan surat tugas.

Sebelum mendatangi wajib pajak, petugas KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu memberikan surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi kepada lurah setempat. Setelah itu petugas dapat mendatangi wajib pajak dengan menunjukkan surat tugas, memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban wajib pajak serta mengajak wajib pajak untuk mendaftarkan dirinya dan melengkapi dokumen yang diperlukan sebagai permohonan pendaftaran wajib pajak dan atau pengukuhan PKP, petugas juga mengisi formulir pengamatan kegiatan ekstensifikasi dan daftar penugasan ekstensifikasi (DPE).

2. Mengirimkan surat himbauan kepada wajib pajak.

Wajib pajak akan diberikan surat himbauan apabila tidak melakukan pendaftaran atau wajib pajak tidak dapat ditemukan. Wajib pajak yang diberikan surat himbauan harus memberikan tanggapan paling lama 14 (empat belas) hari

(6)

setelah menerima surat himbuan.

Apabila wajib pajak tidak memberikan tanggapan maka wajib pajak tersebut diterbitkan NPWP dan atau dikukuhkan PKP secara jabatan.

Tata Cara Pelaksanaan Intensifikasi

1. Pengawasan kewajiban pelaporan

2. Pengawasan kewajiban pembayaran atau penyetoran

3. Permintaan penjelasan atas data dan atau keterangan

4. Validasi data

5. Penerbitan nota perhitungan surat tagihan pajak (STP)

6. Penyusunan analisis risiko dalam rangka usulan pemeriksaan

7. Pemanfaatan data dari pihak ketiga

Setelah penerbitan surat himbauan kepada wajib pajak, proses yang dilakukan seksi pengawasan dan konsultasi adalah sebagai berikut:

1. Pihak dari seksi pengawasan dan konsultasi memberikan konseling kepada wajib pajak untuk mengklarifikasi terkait dengan surat himbauan.

2. Apabila dalam jangka waktu pelaksanaan konseling berakhir dan wajib pajak tidak memberikan klarifikasi maka pihak dari seksi pengawasan dan konsultasi harus segera menindaklanjuti dengan membuat berita acara pelaksanaan konseling.

3. Apabila wajib pajak menolak untuk menandatangani berita acara konseling, pihak dari seksi pengawasan dan konsultasi membuat berita acara penolakan dan melakukan penelitian serta

menganalisa untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut terhadap wajib pajak dalam laporan pelaksanaan konseling paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan konseling berakhir.

4. Apabila wajib pajak mengakui kebenaran data dan bersedia memberikan pembetulan surat

pemberitahuan, petugas konseling yaitu dari seksi

pengawasan dan konsultasi wajib mengawasi terhadap pelaksanaan pembetulan tersebut. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan konseling berakhir wajib pajak belum membetulkan surat pemberitahuan maka diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan.

Kendala dan Upaya Dalam Pelaksanaan Ekstensifikasi Dan Intensifikasi

Dalam melakukan kegiatannya ada beberapa kendala yang sering dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu seperti :

1. Data dari pihak eksternal (pengelola mall, surat keterangan domisili perusahaan dari kelurahan, dll) masih belum valid sehingga perlu diolah kembali melalui pengamatan lapangan dan ini memerlukan waktu.

2. Calon wajib pajak sulit ditemui di lapangan.

3. Surat himbauan yang diberikan kempos (kembali pos) karena keberadaan calon wajib pajak tidak jelas.

4. Kurangnya pemahaman wajib pajak tentang kewajiban pembuatan NPWP cabang

(7)

apabila memiliki lebih dari satu kegiatan usaha, sehingga perlu pendekatan persuasif.

Upaya yang akan dilakukan KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu untuk mengatasi kendala tersebut yaitu:

1. Mengupdate data eksternal melalui kegiatan pengamatan lapangan.

2. Melaksanakan sosialisasi hak dan kewajiban perpajakan bagi calon wajib pajak potensial.

3. Menetapkan NPWP jabatan bagi wajib pajak yang tidak kooperatif.

4. Kebijakan penghapusan dan pengurangan sanksi perpajakan apabila wajib pajak terlambat mendaftarkan NPWP.

Pelaksanaan Ekstensifikasi Dan Intensifikasi Di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu Sesuai Peraturan Nomor PER-35/PJ/2013

Pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu, maka pelaksanaan tersebut

telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER- 35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi. Dimana kegiatan ekstensifikasi wajib pajak ditujukan untuk menambah jumlah wajib pajak dan atau PKP dengan menemui calon wajib pajak dengan menunjukkan surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi kepada lurah setempat, menunjukkan surat tugas serta memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban kepada wajib pajak, dan mengisi formulir pengamatan kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan oleh petugas serta membuat surat himbauan agar wajib pajak melakukan kewajibannya baik dengan menyetor kekurangan pajak maupun melakukan pelaporan SPT tahunan untuk menghindari pemeriksaan atau pengenaan sanksi perpajakan serta kegiatan intensifikasi pajak melakukan pengawasan kewajiban terhadap wajib pajak yang sudah terdaftar melalui pemeriksaan dengan menggunakan data yang dimiliki KPP atau data dari pihak ketiga.

(8)

Pengaruh Kegiatan Ekstensifikasi Terhadap Perkembangan Jumlah Wajib Pajak

Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (diolah peneliti)

Jumlah wajib pajak terdaftar pada tahun 2012 hingga September 2015 terjadi peningkatan dan penurunan yang disebabkan adanya perpindahan tempat usaha wajib pajak yang masuk dalam wilayah kerja KPP lain. Untuk wajib pajak terdaftar wajib SPT terjadi penurunan pada tahun 2012 hingga September 2015 yang disebabkan adanya penggabungan NPWP antara suami dan istri. Berikut adalah target dan realisasi yang diperoleh oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu pada periode 2012-2015:

Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (diolah peneliti)

Pengaruh Kegiatan Intensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak

25,768 26,271 28,206 27,141

15,415 14,638 14,421 14,198

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000

2012 2013 2014 2015

Wajib Pajak Terdaftar Wajib Pajak Terdaftar Wajib SPT

70.00% 72.50% 72.50% 72.50%

63.92% 69.50% 69.56% 69.53%

9,853 10,174 10,031 9,872

2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2012 2013 2014 2015

Target kepatuhan Realisasi Kepatuhan Realisasi SPT

(9)

Sumber: Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (diolah peneliti)

Pada tahun 2012 terdapat surat himbauan yang diterbitkan atas SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 704 surat dan PPN KMS sebesar 22 surat. Pada tahun 2013 terdapat surat himbauan yang diterbitkan atas SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 776 surat dan PPN KMS sebesar 31 surat. Pada tahun 2014 terdapat surat himbauan yang diterbitkan atas SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 881 surat dan PPN KMS sebesar 32 surat. Pada tahun 2015 terdapat surat himbauan yang diterbitkan hingga bulan September atas SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 885 surat, PPN KMS sebesar 16 surat dan wajib pajak non filler sebesar 236 surat.

Sumber: Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (diolah peneliti)

Pada tahun 2012 terdapat respon dari wajib pajak atas surat himbauan yang diterbitkan dari SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 410 surat dan PPN KMS sebesar 18 surat. Pada tahun 2013 terdapat respon dari wajib pajak atas surat himbauan yang diterbitkan dari SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 460 surat dan PPN KMS sebesar 21 surat. Pada tahun 2014 terdapat respon dari wajib pajak atas surat himbauan yang diterbitkan dari SPT tahunan wajib pajak baru sebesar

704 776 881 885

22 31 32 16

236

-100 100 300 500 700 900

2012 2013 2014 2015

SPT Tahunan WP Baru

PPN KMS (Kegiatan Membangun Sendiri) WP Non Filler (Tidak Lapor Tidak Bayar)

410 460 493 523

18 0 21 0 24 0 9 68

0 100 200 300 400 500 600

2012 2013 2014 2015

SPT Tahunan WP Baru

PPN KMS (Kegiatan Membangun Sendiri) WP Non Filler (tidak lapor Tidak Bayar)

(10)

493 surat dan PPN KMS sebesar 24 surat. Pada tahun 2015 terdapat respon dari wajib pajak atas surat himbauan yang diterbitkan hingga bulan September dari SPT tahunan wajib pajak baru sebesar 523 surat, PPN KMS sebesar 9 surat dan wajib pajak non filler sebesar 68 surat.

Kontribusi Kegiatan Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

No. Jenis Himbauan Nominal Rencana Persentase

1

Himbauan PPN KMS (Kegiatan Membangun Sendiri)

Rp832.027.271

Rp6.730.527.999.656

0,026%

2

Himbauan wajib pajak Non

Filler/TLTB (Tidak Lapor Tidak Bayar)

Rp920.214.143

Jumlah Rp1.752.241.414

Sumber: Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (diolah peneliti)

Surat himbauan yang di terima KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu mempunyai kontribusi yang sangat kurang yaitu sebesar 0,026% yang didapat dari perhitungan jumlah rencana penerimaan dibagi dengan jumlah dari realisasi surat himbauan yang diterima KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Apabila dilihat dari nominalnya, penerimaan dari surat himbauan cukup besar yaitu Rp1.752.241.414. Dapat dilihat dari tabel 4.3 jumlah penerimaan dari surat himbauan diperoleh dari himbauan PPN KMS sebesar Rp832.027.271 dan himbauan wajib pajak non filler sebesar Rp920.214.143

PENUTUP

1. Kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan oleh seksi ekstensifikasi di KPP Pratama

Jakarta Sawah Besar satu dapat dilakukan dengan cara mendatangi wajib pajak dikediamannya atau tempat usaha wajib pajak dengan menunjukkan surat tugas dan memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban wajib pajak serta mengirimkan surat himbauan kepada wajib pajak.

Adapun kegiatan intensifikasi yang dilakukan oleh seksi pengawasan dan konsultasi adalah dengan melakukan pengawasan kewajiban pelaporan, pengawasan kewajiban pembayaran atau

penyetoran, permintaan penjelasan atas data dan atau keterangan, validasi data, penerbitan nota perhitungan surat tagihan pajak (STP), penyusunan analisis risiko dalam rangka usulan pemeriksaan, dan pemanfaatan data dari pihak

(11)

ketiga. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara penghasilan yang diterima wajib

pajak dengan data yang diterima KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu maka akan diterbitkan surat himbauan yang terdiri dari surat himbauan SPT tahunan wajib pajak baru, surat himbauan PPN KMS (Kegiatan Membangun Sendiri), dan surat himbauan wajib pajak non filler.

Hambatan-hambatan yang dihadapi KPP Pratam Jakarta Sawah Besar Satu dalam menjalankan tugasnya adalah data dari pihak eksternal masih belum valid, calon wajib pajak sulit ditemui, surat himbauan kembali pos, dan kurangnya pemahaman wajib pajak.

Adapun solusi yang dilakukan untuk mengurangi hambatan tersebut yaitu dengan mengupdate data eksternal, mengadakan sosialisasi dengan wajib pajak, menetapkan NPWP jabatan bagi wajib pajak yang tidak kooperatif, dan kebijakan penghapusan atau pengurangan sanksi perpajakan.

2. Tata cara pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi.

3. Pengaruh yang terjadi dengan adanya kegiatan ekstensifikasi pajak dapat dilihat perkembangan wajib pajak terdaftar yang terus meningkat dari periode 2012- 2014 dan terjadi penurunan di tahun 2015, perkembangan

tersebut disebabkan adanya perpindahan tempat usaha wajib pajak yang masuk dalam wilayah kerja KPP lain. Selain itu, wajib pajak wajib SPT mengalami penurunan pada periode 2012- 2015 dikarenakan adanya penggabungan NPWP antara suami dan istri.

4. Pengaruh yang terjadi dengan adanya kegiatan intensifikasi pajak dapat dilihat dari surat himbauan yang diterbitkan KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu periode 2012 hingga September 2015 selalu meningkat.

5. Kontribusi kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi

pajak dapat dilihat dari penerimaan surat himbauan dari periode 2012 hingga September 2015 yaitu 0,026% dan masuk dalam kategori sangat kurang.

Apabila dilihat dari nominalnya yaitu sebesar Rp1.752.241.414, penerimaan dari surat himbauan cukup besar yang diperoleh dari himbauan PPN KMS dan himbauan wajib pajak non filler.

Keterbatasan

1. Penulis hanya mendapatkan jumlah nominal realisasi penerimaan dari surat himbauan tetapi tidak mendapatkan nominal yang terperinci setiap tahunnya.

2. Penulis hanya mendapatkan contoh surat himbauan SPT tahunan wajib pajak baru, PPN KMS (Kegiatan Membangun Sendiri) dan wajib pajak non filler tetapi tidak mendapatkan

(12)

contoh surat himbauan lainnya seperti surat himbauan NPWP dan surat himbauan lain-lain.

3. Penulis tidak melakukan kegiatan magang di KPP yang diteliti.

Rekomendasi

1. Mendapatkan nominal yang lebih terperinci setiap tahunnya untuk

realisasi penerimaan dari surat himbauan.

2. Mendapatkan contoh surat himbauan himbauan NPWP dan surat himbauan lain-lain.

3. Diharapkan pula peneliti selanjutnya melakukan kegiatan magang di KPP yang akan diteliti.

REFERENSI:

Ilyas, B. Wirawan dan Richard Burton. 2005. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andy Publiser.

Markus, Muda. 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pohan, Chairil Anwar. 2014. Pengantar Perpajakan Teori dan Konsep Hukum Pajak. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia Edisi 2 Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sumarsan, Thomas. 2015. Perpajakan Indonesia Edisi 4. Jakarta: Indeks.

Supramono dan Theresia Woro Damayanti. 2015. Perpajakan Indonesia.

Yogyakarta: Andy Publiser.

Sutanto, Paojan Mas’ud. 2014. Perpajakan Indonesia (Teori dan Aplikasi).

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Widyaningsih, Aristanti. 2013. Hukum Pajak dan Perpajakan. Bandung:

Alfabeta.

Undang-Undang Pajak Lengkap Tahun 2014. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 163 Tahun 2012 Tentang Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri.

(13)

Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 35 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Ekstensifikasi.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Seksi Ekstensifikasi Dan Penyuluhan.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya percepat an diversif ikasi konsumsi pangan menuj u t ahun 2015 memerlukan dukungan dan f asilit asi pej abat sebagai pemangku kepent ingan mulai dari t ingkat pusat ,

Rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) merupakan salah satu ikan endemik Indonesia yang berasal dari Danau Kurumoi, Papua. Ikan ini merupakan salah satu komoditas potensial

Mengapa dalam penyusunan laporan keuangan, Badan Layanan Umum diwajibkan untuk menyusun dua laporan keuangan sekaligus dengan  berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

Sementara itu, jika dilihat dari nilai cross loading hubungan antara kinerja karyawan (KK) terhadap kinerja organisasi (KO) terdapat nilai kuesioner dengan 3

Fariza Khalid, Md Yusoff Daud, Mohd Khalid Mohamad Nasir , 2016 , Proceedings International Conference on Education and Regional Development 2016 (ICERD 2016) ,

Berdasarkan hasil survei expert pertama , didapat tiga variable yang akan digunakan dengan alasan memiliki faktor-faktor yang sama dan pemilihan komponen tersebut

Media animasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media yang menayangkan reproduksi virus yang dibuat oleh peneliti dengan media animasi yang diadopsi dari

Inilah wujud dari terbentuknya kerukunan umat beragama di Suku Tengger, dimana Adat dan budaya warisan leluhur yang menjadikan ketiga umat beragama yang