• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cacing tanah merupakan hewan yang cepat berkembangbiak, mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi (Heti dan Santiananda, 2007: 837). Cacing tanah dapat memakan baik tumbuhan maupun hewan yang telah mengalami pelapukan, selain itu juga mengkonsumsi jamur, bakteri, protozoa dan bahan-bahan organik lainnya. Cacing tanah mempunyai kemampuan menjaga keseimbangan lingkungan sebagai dekomposer sampah karena cacing dapat mempercepat proses penguraian sampah organik (Achmad dan Lili, 2003: 129). Kemampuan inilah yang dimanfaatkan dalam vermicomposting. Selain dimanfaatkan dalam vermicomposting, cacing tanah juga dibudidaya untuk bahan obat, bahan kosmetik, pakan ikan, dan lain-lain (Brata, 2008: 43). Manfaat ini digunakan untuk meningkatkan budidaya cacing tanah ke arah komersial sebagai salah satu cabang usaha yang menguntungkan.

Salah satu jenis cacing tanah yang sering dibudidayakan yaitu cacing Eudrilus eugeniae karena berkembangbiak lebih cepat dibanding cacing tanah lainnya (Dominguez., dkk., 2001: 341).

(2)

Eudrilus eugeniae atau sering disebut sebagai cacing Afrika Nightcrawler termasuk hewan tingkat rendah yang tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata). Pada klasifikasi biologi, cacing Eudrilus eugeniae termasuk dalam filum Annelida. Penggolongan ini didasarkan pada bentuk morfologik, karena tubuhnya tersusun atas segmen- segmen yang berbentuk cincin (chaeta), dengan struktur bebentuk rambut yang berguna untuk memegang substrat dan bergerak.

Tubuh dibedakan atas bagian anterior dan posterior, pada bagian anterior terdapat mulut dan beberapa segmen yang agak menebal membentuk klitelum (Rukmana, 1999: 16).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae di antaranya adalah media sebagai tempat hidup cacing itu sendiri. Cacing alaminya hidup di dalam tanah yang lembab dan banyak mengandung senyawa organik seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Bahan organik yang bisa dijadikan media hidup cacing tanah antara lain yaitu batang pisang, jerami padi, eceng gondok, serbuk gergaji, sampah pasar, sampah rumah tangga, kotoran ternak, bahkan daging dan lemak hewan yang melapuk (Rukmana, 1999: 42). Media hidup dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah. Sebagaimana telah diketahui banyak bahan yang dapat digunakan sebagai media hidup, namun dalam pembudidayaan cacing Eudrilus eugeniae belum diketahui media yang tepat untuk

(3)

mendapatkan pertumbuhan dan reproduksi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan media hidup yang dapat meningkatkan pembudidayaan cacing Eudrilus eugeniae.

Serbuk gergaji yang dapat digunakan sebagai media cacing tanah salah satunya yaitu serbuk gergaji batang pohon kelapa.

Pengolahan kayu pohon kelapa menjadi bahan baku industri seperti bahan bangunan dan perabotan rumah tangga menghasilkan bahan sisa berupa serbuk gergaji kelapa. Serbuk gergaji batang pohon kelapa memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai makanan dan sarang cacing tanah karena sifatnya porus, sehingga dapat menyerap air yang berlebih agar memudahkan cacing tanah berkopulasi dan meletakkan telurnya (Haryono, 2003: 67). Menurut Tirono dan Ali (2011) dalam Usman (2011: 5), batang kayu kelapa mengandung selulosa 33,61%, hemiselulosa 19,27%, dan lignin 36,51%.

Selain serbuk gergaji kelapa, bahan yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan cacing tanah yaitu limbah dalam industri pembuatan tepung aren sebagai bahan baku pembuatan mie bihun (Windi, 2013). Pohon aren atau enau (Arenga pinnata, Merr.) sendiri merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan industri.

Begitu banyak ragam produk yang dipasarkan setiap hari yang berasal dari bahan baku pohon aren. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan (Lempang, 2012: 51).

(4)

Salah satu yang dapat dimanfaatkan yaitu batang pohon aren yang mengandung pati. Batang pohon aren tersebut digunakan dalam pembuatan tepung aren sebagai bahan baku pembuatan mie soun/bihun.

Kegiatan pengolahan pohon aren selain menghasilkan produk tepung aren, juga menghasilkan limbah hasil produksi atau disebut limbah ampas onggok. Hasil penelitian Kusmiyati (2007) dalam Mansyur (2012: 38) menunjukkan bahwa imbangan antara tepung dengan limbah yang dihasilkan 3,94% berupa tepung dan 95,45% berupa limbah. Menurut Firdayati dan Handajani (2005) dalam Mansyur (2012: 38), limbah padat tepung aren mengandung karbohidrat sebesar 67%.

Berdasarkan keterangan di atas, serbuk gergaji batang pohon kelapa dan onggok aren berpeluang untuk dijadikan sebagai media hidup cacing tanah karena mengandung zat organik yang dibutuhkan oleh cacing tanah. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengkombinasikan serbuk gergaji batang pohon kelapa dan onggok aren sebagai media hidup cacing tanah Eudrilus eugeniae dengan ampas tahu sebagai pakannya. Ampas tahu digunakan sebagai pakan karena selain mudah dicerna juga mengandung protein sebesar 30,3%

(Haryono, 2003: 69).

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan-permasalahan yang dapat diambil di antaranya adalah : 1. Apakah macam media hidup cacing tanah dapat berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan reproduksi cacing Eudrilus eugeniae?

2. Apakah onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa mengandung nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi cacing Eudrilus eugeniae?

3. Apakah kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa berpengaruh terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae?

4. Apakah kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa berpengaruh terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae?

5. Media manakah yang paling optimal untuk pertumbuhan dan produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada pengaruh dari kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae.

(6)

D. Rumusan Masalah

1. Apa pengaruh kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae ?

2. Apa pengaruh kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae ?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae.

2. Mengetahui pengaruh kombinasi media onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Lain

a. Dapat mengetahui media yang efektif untuk perkembangbiakan cacing tanah Eudrilus eugeniae.

b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang budidaya cacing tanah Eudrilus eugeniae.

(7)

2. Bagi Masyarakat

a. Dapat memberikan informasi bagi pembudidaya cacing mengenai media yang efektif untuk perkembangbiakan cacing tanah Eudrilus eugeniae dari hasil penelitian.

b. Dapat memberikan informasi bagi pengusaha industri kayu pohon kelapa dan pembuatan tepung aren mengenai cara mengatasi limbah padat yang dihasilkan dalam industri.

G. Definisi Operasional

1. Cacing tanah yang digunakan adalah jenis cacing tanah African Nightcrawler atau Eudrilus eugeniae, dengan berat total rata-rata untuk satu bak perlakuan 28 gram. Cacing Eudrilus eugeniae didapatkan dari peternakan cacing yang berada di Godean, Yogyakarta.

2. Media dalam penelitian ini yang dimaksud adalah substansi yang diisikan ke dalam wadah yang digunakan untuk pemeliharaan cacing Eudrilus eugeniae. Media yang digunakan yaitu onggok aren dan serbuk gergaji batang pohon kelapa.

3. Onggok aren adalah limbah hasil produksi pembuatan tepung aren sebagai bahan baku pembuatan mie bihun. Onggok aren didapatkan dari industri produksi pembuatan mie bihun yang berada di daerah Tulung, Klaten, Jawa Tengah.

(8)

4. Serbuk gergaji batang pohon kelapa adalah serbuk gergaji hasil dari penggergajian batang pohon kelapa. Serbuk gergaji batang pohon kelapa didapatkan dari produksi kayu yang berada di daerah Pandak, Bantul, Yogyakarta.

5. Pakan yang digunakan yaitu ampas tahu yang didapatkan dari produksi tahu yang berada di daerah Ngoto, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

6. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, berat, dan jumlah sel yang bersifat irreversible. Dalam penelitian ini indikator untuk pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae adalah pertambahan biomassa cacing yang dihasilkan pada masing- masing bak media perlakuan pada akhir penelitian selama 2 bulan. Pertambahan biomassa yang dimaksud yaitu selisih dari berat akhir cacing – berat awal cacing.

7. Produksi kokon adalah jumlah kokon yang dihasilkan cacing Eudrilus eugeniae selama 2 bulan. Setiap kokon akan menghasilkan beberapa bakal anak. Dalam penelitian ini indikator untuk produksi kokon adalah jumlah kokon, berat kokon, dan indeks kokon pada masing-masing perlakuan yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian : bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi beban kerja dengan tingkat stres perawat ruang operasi di RSUP Dr.. Metode Penelitian : Jenis penelitian

Tax avoidance berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ilmiani dan Sutrisno (2014:38) yang menyatakan

sangatlah berbeda, siswa saat saya tidak menggunakan power point kurang memperhatikan, karena saya juga kurang memperhatikan selama beberapa saat saya menulis di papan, ya dalam

Selain itu, Para Teradu telah melakukan perubahan data Form DB-1 hasil rekapitulasi perolehan suara pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten

(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi perubahan letak atau pergeseran kulit bumi..

Pada persilangan heterogami Pada persilangan heterogami  Drosophila  Drosophila melanogaster melanogaster strain m♂ x w♀ strain m♂ x w♀ ,, hasil anakan F1, F2, dan

Surat Keputusan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya di singkat SKPDLB adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah