• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR SIMBOLIK PADA PONDOK PESANTREN (Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Al Fatah dan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR SIMBOLIK PADA PONDOK PESANTREN (Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Al Fatah dan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DOI:

KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR SIMBOLIK PADA PONDOK

PESANTREN (Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Al Fatah dan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami)

1Encep Pirdaus, 2Anisa.

1Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, 2Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta

enceppir@gmail.com1 Informasi Naskah

Diterima: tgl/bln/thn; Disetujui terbit: tgl/bln/thn; Diterbitkan: tgl/bln/thn;

http://journal.uib.ac.id/index.php/jad

ABSTRAK

Penarapan konsep arsitektur simbolik dalam sebuah desain bangunan bertujuan memberikan identitas pada bangunan tersebut. Hal itu juga dilakukan untuk memberikan informasi dan memudahkan bagi orang-orang untuk mengenali sebuah bangunan yang mereka lihat. Simbol dalam bangunan dapat diekspresikan dengan bentuk lambang-lambang yang berhubungan dengan sebuah fungsi dari bangunan tersebut. Metode yang digunakan yaitu pendekatan yang artinya bahwa kualitatif merupakan penelitian yang sifatnya mendeskripsikan penelitian dari hasil data-data yang sudah terkumpul sehingga penelitian yang dilakukan dapat diproses dan dipertanggungjawabkan dengan berdasarkan data-data yang didapat pada saat pengumpulan data sekunder. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan deskripsi dan untuk mengetahui dan memahami elemen-elemen apa saja yang dapat diterapkan pada pondok pesantren modern dengan pendekatan arsitektur simbolik. Pada penelitian ini objek studi kasus yaitu pada sebuah pondok pesantren modern yang di analisis sesuai dengan teori tentang arsitektur simbolik.

Kata Kunci: Arsitektur, Simbolik, Pondok Pesantren; Kualitatif.

ABSTRACT

The aplication of symbolic architectural concepts in a building design aims to give identity to the building. This was also done to provide information and make it easier for people to recognize a building they saw. Symbols in buildings can be expressed in the form of symbols that are related to a function of the building. The method used is an approach which means that qualitative research is used to describe research from the results of the data that has been collected so that the research carried out can be processed and accounted for based on the data obtained at the time of secondary data collection. This study aims to obtain a description and to find out and understand what elements can be applied to modern Islamic boarding schools with a symbolic architectural approach.In this research, the object of the case study is a modern Islamic boarding school which is analyzed according to the theory of symbolic architecture. From the results of the discussion and analysis carried out, it is found that the elements that can be used for symbols as from the identity of a boarding school building can be seen from the use of ornaments or patterns on the building facade, the use of the original form of an object or an object related to the function of buildings and other symbols or symbols associated with the building itself.

Keyword: Architecture, Symbolic, Islamic Boarding Schools; Qualitative.

Development

(2)

1. Pendahuluan

Ditengah keadaan yang sekarang ini anak-anak dan remaja dengan akhlak, sikap dan moralnya yang kurang baik akibat pergaulan bebas yang kurang terkontrol ditambah banyaknya para penguasa yang tersandung kasus-kasus seperti korupsi, pelecehan dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal tersbut terjadi karena kurangnya pendidikan agama yang melekat pada diri pribadi masing-masing orang tersebut.

Pondok pesantren hadir dengan gaya pendidikan yang berbeda dengan menerapkan pola sistem pendidikan formal maupun non-formal. Hal tersebut dilakukan agar para santrinya selain mempunyai keahlian dibidang agama maka diharapkan juga dapat mempunyai pengetahuan umum yang luas sesuai kebutuhan pada masa sekarang ini.

Pembangunan pondok pesantren modern pada masa dahulu tidak terlalu mementingkan tentang konsep desain yang diterapkan pada bangunan, namun lebih fokus terhadap fungsi dari bangunannya saja. Hal tersebut menjadikan kurang adanya identitas pada sebuah bangunan tersebut. Meskipun identitas bangunan juga dapat diketahui melalui fungsi dan kegiatannya akan tetapi ketika bangunan itu memiliki desain yang dapat memberikan ciri atau tanda yang mewakili dari fungsi maupun kegiatannya maka identitasnya akan mudah dikenal oleh orang yang melihatnya.

Arsitektur simbolik merupakan salah satu sebuah konsep desain yang dapat memberikan ciri atau identitas pada suatu bangunan, karena konsep ini memberikan ciri maupun identitas melalui bentuk tanda maupun lambang yang berhubungan dengan bangunan tersebut.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan deskripsi mengenai penerapan arsitektur simbolik pada pondok pesantren modern dan untuk mengetahui dan memahami elemen-elemen yang akan digunakan sebagai simbol pada sebuah pondok pesantren.

Manfaat dari penelitian ini secara umum dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat secara teoritis yaitu bagi mahasiswa diharapkan mendapat wawasan mengenai arsitektur simbolik dan manfaat secara praktis yaitu bagi peneliti diharapkan dapat mengetahui cara penerapan konsep arsitektur simbolik pada pondok pesantren modern.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode dengan pendekatan kualitatif.

Metode pendekatan kualitatif merupakan suatu penelitian yang sifatnya mendeskripsikan penelitian melalui data-data yang sudah terkumpul sehingga penelitian dapat diproses dan dapat dipertanggungjawabkan dengan berdasarkan data-data yang didapat pada saat pengumpulan data-data secara sekunder.

Dalam penelitian ini pemilihan studi kasus dilakukan dengan cara menentukan atau mengelompokan karakteristik yang sama pada suatu objek penelitian. Hal tersebut diamksudkan untuk mempermudah dan mempersempit ruang lingkup pembahasan penelitian agar penelitian yang dilakukan mendapatkan data dengan valid dan tepat sesuai

(3)

3. Objek studi kasus merupakan bangunan identik dengan umat agama islam.

Studi kasus pada penelitian ini yaitu sebuah Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al- Islami yang berlokasi di Bogor dan Pondok Pesantren Modern Al-Fatah, Temboro.

2. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membahas mengenai penjelasan dari pondok pesantren modern dan arsitektur simbolik.

2.1. Pondok Pesantern Modern

Pondok pesantren modern yaitu salah satu sistem pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu umum saja tetapi juga mengajarkan pada pengembangan spiritual (keagamaan) dengan memadukan tradisionalitas dan modernitas yaitu pendidikan ilmu agama dan ilmu umum sama-sama diajarkan, namun proporsi pendidikan agama lebih mendominasi (Afifah, 2019). Maka dari itu, menurut Azizah & Hidayati dalam Thohiroh, Novianti dan Yudiana (2019), menjelaskan bahwa pondok pesantren modern selain menjadi tempat tinggal yang menyenangkan bagi para santrinya namun pondok pesantren juga diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para santrinya.

Kedudukan pondok pesantren di Indonesia sendiri telah tertuang dalam UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan keagamaan pasal 30. yang menjelaskan bahwa:

1. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

3. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

4. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.

5. Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren modern menyelenggarakan pendidikan sekolah, (madrasah, sekolah umum, kejuruan, dan perguruan tinggi) serta pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus keahlian (life skill), untuk menunjang kehidupan para santri setelah mengikuti pendidikan pesantren, karena pondok pesantren tidak mencetak santrinya untuk menjadi seorang pegawai pemerintah (PNS), akan tetapi lebih menitik beratkan kepada kemandirian santri yang diharapkan nantinya tidak menjadi beban orang/lembaga lain (Syafe’i, 2017).

2.2. Pengertian Arsitektur

Secara etimologi menurut Mangunwijaya dan Wastu Citra dalam Thabroni (2019), mengungkapkan bahwa arsitektur berasal dari bahasa Yunani “archee” dan

“tectoon”. Archee berarti yang asli, utama atau awal. sedangkan Tectoon berarti kokoh, kuat, tidak mudah roboh atau stabil. Maka archeetectoon berarti orisinal dan kokoh. Dalam merancang suatu bangunan tidak hanya kekokohan saja yang menjadi pokok pembangunan namun disitu juga harus memperhatikan dari segi fungsi, kenyamanan dan keindahan bagi penggunanya. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Markus Pollio

(4)

Vitruvius dalam Burhany (2010), yang mengartikan bahwa Arsitektur merupakan kesatuan dari kekuatan atau kekokokah (firmitas), keindahan (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas).

Pengertian arsitektur pada umumnya memiliki arti suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara merancang bangunan (Azza, 2019). Sedangkan menurut Rahmawati dan Nurcahyo (2017), mengartikan bahwa arsitektur merupakan ruang fisik atau kegiatan manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang dapat membuat sebuah tekanan antara ruang dalam dan ruang luar bangunan.

2.3. Pengertian Simbolik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2020), simbol mempunyai arti lambang.

lambang dalam arsitektur dapat diartikan sebagai suatu tanda yang melekat pada suatu desain bentuk yang menjadikan bentuk tersebut memiliki ciri ataupun identitas yang khas.

Dalam penerapannya simbol merupakan suatu perwujudan dari ekspresi suatu bentuk.

Dalam arsitektur bentuk ekspresi simbolik erat kaitannya dengan fungsi dari arsitektur itu sendiri, dimana ekspresi tersebut harus dapat menunjukan dan memberikan suatu makna khusus dalam hal interaksi antara manusia dengan lingkungannya.

Dalam arsitektur juga menyebutkan bahwa ungkapan ekspresi dapat diartikan sebagai bentuk suatu hal mendasar pada setiap interaksi arsitektur. Ekspresi dalam arsitektur juga erat kaitannya dengan bentuk-bentuk. Arti yang terkandung dalam simbol biasanya dipengaruhi oleh letak bangunan, struktur dan karakter dari bangunan itu sendiri.

Dalam perwujudan arsitektur simbolik menurut Bonta (dalam Wiley, 1980), terhadap rancangan yang menjadi landasan bahwa perancangan harus dapat diposisikan sebagai signal dalam setiap objek atau bentuk fisik yang dirancang. Karena hal tersebut sebagai bentuk upaya seorang arsitek dalam menyampaikan ide, gagasan maupun konsep kepada orang-orang dengan yang melihat melalui bentuk dari bangunan.

2.4. Simbol Sebagai Tanda

Berdasarkan hubungan antara representamen dengan objeknya, Peirce dalam Ibrahim (2020), membedakan tanda-tanda ke dalam tiga bagian yaitu Simbol, Iconic, dan Indeks.

1. Simbol sebagai tanda identitas yang menjadikan objek tertentu sebagai acuannya. Hal tersebut bertujuan suapaya simbol dapat menafsirkan sesuai dengan tujuannya. Simbol sebagai tanda atau lambang pengenal, misalnya ketika orang melihat bangunan berkubah pada bagian atapnya maka orang-orang yang melihat bangunan tersebut akan secara langsung dapat menyimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan tempat ibadah baik itu masjid ataupun musola, karena hal tersebut memang sudah menjadi ciri khas dari bangunan peribadatan bagi orang Islam.

(5)

Gambar 1 Contoh Bangunan Berkubah Pada Mesjid Islamic Center Dato’ Tiro Bulukumba

Sumber: www.anugerahkubah.com

2. Iconic sebagai lambang atau tanda pada objek yang diwakili oleh suatu sifat yang menyerupai objek yang sama.

3. Indeks sebagai lambang yang tidak selalu mengacu pada suatu objek tertentu meskipun terdapat kesamaan yang ada pada indeks tersebut.

Simbol dapat diartikan sebagai lambang, tanda atau ciri. Menurut Langer dalam Muhlis, Rchim dan Hendra (2019), menjelaskan bahwa simbol dalam desain arsitektur adalah tanda buatan manusia yang digunakan tidak hanya untuk mengenalkan suatu obyek tetapi juga sekaligus menghadirkannya. Simbol dalam penerapannya dapat diwujudkan memalui beberapa cara baik itu secara bentuk, fungsi maupun dengan lambang atau tanda.

Tanda menurut Shite, Firzal dan Husaini (2020), yaitu perwujudan dari bentuk fisik yang dapat ditangkap oleh indra manusia dan merupakan dari sesuatu yang merujuk atau menjelaskan hal lain di luar tanda itu sendiri.

Simbol harus mampu dapat menjelaskan dari suatu bentuk yang sedang dirancang tersebut. Karena hal tersebut dapat membantu seorang arsitek untuk menjelaskan fungsi dari bentuk tersebut dengan hanya melihat saja tanpa harus memberi tahu secara lisan.

Pengapliksian dari sebuah tanda menurut North dalam Haikal dan Syam (2019), adalah suatu konsep pemikiran dari orang yang mengaplikasikan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam pikiran seseorang mengenai objek yang dirujuk dari sebuah tanda.

2.5. Simbol Sebagai Bentuk Metafora

Simbol metafora, dalam simbol ini dapat terjadi karena arsitek menuangkan langsung sifat dari suatu objek yang menjadi ide, gagasan maupun konsep kedalam bentuk bangunan. Contohnya bangunan lotus temple yang berada di India. Bangunan ini merupakan bentuk metafora dari bunga teratai yang menurut kepercyaan mereka arti dari bunga teratai ini adalah diibaratkan seperti dewi kemakmuran sehingga bentuk bangunannya rumah peribadatan ini menyerupai bunga teratai.

Gambar 2 Bentuk Metafora Bangunan Lotus Temple Sumber: merahputih.com, (Akses, 2020) 2.6. Makna Simbolik

Menurut Ashadi (2021) dalam bukunya mengartikan makna yaitu sebuah Istilah

“makna” dapat disamakan dengan “arti” atau “maksud”, yaitu sesuatu yang memberikan

(6)

identitas dari sesuatu yang hendak diartikannya atau dimaksudkannya dan pemberian makna sesuatu itu juga diberikan oleh “creator” atau “author” atau “designer” atau

“architect” sebagai suatu bentuk pesan yang dapat memberikan informasi kepada orang lain.

Menurut Dewa dan Rohmadi dalam Jarkasih (2018), simbol merupakan tanda yang mempunyai relasi konvensional dengan yang ditandainya, dengan yang dilambangkannya, dan lain sebagainya. Hal tersebut memberikan penjelasan bahwa simbol harus dapat memberikan ciri dari apa yang dicirikannya.

Menurut Ashadi (2018), menjelaskan bahwa simbolik dalam arsitektur memiliki makna yaitu hasil dari interpretasi terhadap apa yang ada di balik hubungan antara aktivitas yang dilakukan manusia di dalam suatu media (bentuk) arsitektur dengan media arsitekturnya itu sendiri.

3. Hasil dan Pembahasan

Pendiri sekaligus pimpinan pondok pesantren Ummul Quro AL-Islami yaitu Kyai Haji Helmy Abdul Mubin, Lc. Penamaan Ummul-Quro diambil dari julukan kota Mekkah.

Maksud dari pendiri dengan nama tersebut adalah mengambil keberkahan dari kota Makkah yang didatangi umat muslim dari seluruh dunia dan ditambahkan kata Al-Islami itu sebagai tanda atau ciri khas yang menegaskan bahwa lembaga pendidikan tersebut adalah lembaga pendidikan Islami. Pesantren ini mulai dibangun pada pada tanggal 1 Muharram 1413 H/21 juli 1993 dan mulai beroperasi secara resmi pada tanggal 10 juli 1994. Fasilitas yang ada di pondok pesantren ini yaitu gedung asrama, gedung sekolah, perpustakaan, masjid, radio UQI FM dan Taman. Sedangkan unutk menunjang kegiatan para santrinya pesantren ini mempunyai ekstrakulikuler.

3.1. Lokasi

Pondok pesantren modern Ummul Quro berlokasi di Jl. Moh Noh Noer Rt.004/004 Kp.

Banyusuci, Desa. Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang, kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kode Pos: 16640. Lokasi pondok pesantren yang dekat dengan permukiman warga membuat pondok pesantren tersebut tampak terlihat ramai karean bangunan pondok pesantren dikelilingi oleh rumah penduduk sekitarnya ditambah posisi pondok pesantren yang berada di pinggir jalan raya yang setiap harinya banyak kendaraan lalu lalang.

Gambar 3 Lokasi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Sumber: google maps.com (Akess, 2020

(7)

3.2. Masjid Pondok

Bangunan masjid pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami ini memiliki bentuk atap yang tidak biasanya dimana pada bentuk atap mesjid tersbut bentuk kubahnya seperti menyerupai Al-Qur’an yang sedang dibuka, jadi pada atap mesjid tersebut tengahnya lebih rendah dari pada sisi pinggirnya. Pada bagian dinding penyangga atap memiliki bukaan-bukaan yang terlihat cukup banyak mengelilingi bangunan tersebut, dinding masjid terlihat seperti dilapisi oleh batu batu alam. Jumlah lantai masjid ini yaitu 2 lantai, pada setiap balkon disangga oleh dua kolom yang menerus sampai atap dak paling atas.

Gambar 4 Masjid Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Sumber: pp-ummulquro.com (Akess, 2020)

3.3. Tampak Fasad bangunan Sekolahan atau Kelas

Pada bentuk fasad bangunan sekolahan atau kelas yang ada di pondok pesantren ini tidak jauh berbeda pada bentuk kelas maupun sekolahan yang ada di lembaga-lembaga pendidikan lainnya yaitu seperti banyaknya bukaan-bukaan kaca yang terlihat pada fasad bangunan yang berfungsi sebagai jalur pencahayaan alami agar ruangan menjadi terang dan banyaknya kolom-kolom yang terlihat menghiasi bangunan tersebut.

Gambar 5 Tampak Fasad Bangunan Kelas Pondok Pesantern Ummul Quro Al-Islami Sumber: http://pp-ummulquro.com (Akess, 2020)

3.4. Tampak Bangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami

Pada tampak bangunan asrama putra pondok pesantren ini terlihat tidak begitu banyak aksen islam yang menempel pada fasadnya. Tampak bangunannya simpel, desainnya mirip bangunan sekolahan yang memiliki banyak bukaan kaca sebagai jalur cahaya alami masuk ke dalam ruangan.

(8)

Gambar 5 Tampak Bangunan Asrama Putra Pondok Pesantern Ummul Quro Al-Islami Sumber: Google Maps.com (Akess, 2020)

3.5. Gerbang Pondok Pesantren

Pada dinding gerbang tertulis nama identitas dari bangunan tersebut dan tidak hanya tulisan namun juga terdapat gambar logo dari pondok pesantren.

Gambar 6 Tampak Bangunan Asrama Putra Pondok Pesantern Ummul Quro Al- Islami

Sumber: Google Maps.com (Akess, 2020)

 Pondok Pesantren Modern Al-Fatah

Pondok Pesantren Modern Al-Fatah didirikan pada tahun 1950 oleh K.H. Kholid Umar atau yang dikenal dengan nama Kyai Mahmud, yang merupakan ayah kandung dari Gus Ron bersama saudara kandungnya yakni Kyai Ahmad Shodiq. Luas pondok pesantren ini sekitar 50 hektar. Lokasi pondok pesantren modern Al-Fatah berada di di Temboro, Rt 02 Rw 03, Pule, Temboro, Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, kode pos 63395. Letak pondok pesantren Al-Alfatah berada di tengah-tengah ruamh penduduk sekitarnya. Hal tersebut menjadikan pondok pesantren terlihat ramai karena jika dilihat pada gambar diatas rumah penduduk sekitar pondok pesantren tampak terlihat padat.

Gambar 7 Lokasi Pondok Pesantren Modern Al-Fatah Sumber: Google Maps.com (Akses, 2020)

(9)

1. Gerbang Pondok Pesantren

Pada bagian gerbang pintu masuk pondok pesantren Al-Fatah tampak terlihat tulisan arab yang diambil dari Al-Qur’an terdapat juga tulisan nama pondok pesantren itu sendiri.

Gerbang pondok pesantren ini menggunakan warna cat putih. Pada bagain atas gerbang terdapat aksen yang timbul pada sepanjang gerbang dan pada bagian kolom gerbang terdapat aksen garis lurus melingkari kolong tersebut. Pada bagian pintunya terlihat seperti bentuk kubah masjid dengan warna kuning sedangkan bagian rangka pintunya berwarna

hijau.

Gambar 8 Gerbang Pondok Pesantren Modern Al-Fatah Sumber: web.facebook.com (Akess, 2020)

2. Tampak dab Ekterior Bangunan

Tampak bangunan terlihat memiliki banyak bukaan yang berfungsi sebgai jalur sirkulasi dan pencahayaan pada ruangan, terdapat bentuk melengkung antara kolong satu dengan yang lainnya, warna yang terdapat pada bentuk lengkungan merupakan perpaduan dari warna hitam dan abu-abu. Pada bagian kolom atas terdapat profilan yang dibalut dengan warna cokelat sedangkan pada profilan kolom bagian bawah dibalut dengan warna abu- abu. Bentuk kolom bulat dengan menggunakan warna cokelat dan untuk warna seluruh badan bangunan berwarna kuning dan untuk warna kusen bukaan berwarna cokelat.

Gambar 9 Tampak Asrama Putri Pondok Pesantren Modern Al-Fatah Sumber: wikisantri.id (Akess, 2020)

(10)

3.6. Analisis Prinsip Arsitektur Simbolik

 Analisis Simbol sebagai Bentuk Penanda Bangunan

Pada Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, simbol sebagai tanda pada bangunan pondok pesantren terlihat pada satu bangunan yang menjadi pusat dari bangunan tersebut yaitu pada bangunan masjid. dimana pada bangunan masjid ini terlihat sangat berbeda dari bentuk bangunan lainnya dan letak masjid yang berada di tengah yang dilingkari oleh bangunan pendukungnya memudahkan masyarakat menyimpulkan bahwa bangunan yang ada di lokasi tersebut merupakan sebuah pondok pesantren modern.

Gambar 10 Mesjid Putri Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Sumber: Penulis

Pada pondok pesantern modern Al-Fatah simbol yang melekat pada bangunan- bangunannya yaitu terletak pada bentuk gerbang bangunan dimana pada gerbang tersebut terdapat bentuk yang menyerupai seperti bentuk dari kubah mesjid, dan konsep lengkungan bentuk kubah pada fasad bangunan menandakan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan pendidikan islami.

Gambar 11 Gerbang Pondok Pesantren Modern Al-Fatah Sumber: Penulis

Simbol sebagai penanda pada pondok pesantren ini juga dapat dilihat dari segi bentuk

(11)

tersebut terdapat lengkungan yang fungsinya sebagai penyambung antar kolom.

Lengkungan tersebut seperti pada bangunan islam yang ada di Timur Tengah dimana negara-negara Islam membangun sebuah masjid dengan cukup banyak lengkungan dan kolom-kolom yang berderet.

.Gambar 12 Kolom Dan Lengkungan Pada Asrama Putri Pondok Pesantren Modern Al-Fatah

Sumber: Penulis

 Analisis Simbol Berdasarkan Bentuk Metafora

Pada Pondok Pesantren ini terdapat bangunan yang dapat dikategorikan sebagai simbol dari bentuk metafora, dimana pada salah satu bangunannya sangat terlihat berbeda dari bangunan-bangunan yang ada disekitarnya baik secara warna maupun bentuk bangunannya dan bangunan tersebut menajdi titik pusat dari bangunan yang ada pada pondok pesantren tersebut. Bangunan yang sesuai dengan penjelasan teori yaitu sebuah masjid, masjid yang ada di pondok pesantren tersebut merupakan hasil dari perwujudan dari bentuk objek yang diaplikasikan langsung ke dalam bentuk bangunan. Jika dilihat bentuk dari masjid tersebut memiliki beberapa arti seperti bentuk atap masjid merepresentasikan dari sebuah bentuk Qur’an, Kitab Kuning dan buku yang sedang dibuka dan badan dari bangunan masjid merepresentasikan bentuk dari meja Qur’an atau biasa para santri menyebutnya dengan sebutan rekal. Bentuk dari masjid tersebut merupakan suatu tanda atau menjadi penjelas bahwa bangunan yang ada di lokasi tersebut merupakan sebuah tempat pendidikan.

Gambar 13 Contoh Bentuk Rekal Gambar 14 Contoh Bentuk Rekal Sumber: bukalapak.com Sumber: waspadaaceh.com

Gambar 15 Mesjid Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Sumber: Penulis

 Analisis Makna Simbol

Pada pondok pesantren modern ummul quro al-islami memiliki logo berbentuk segi empat yang didalamnya terdapat bola dunia dan gambar dari bentuk ka’bah dengan garis depan berbentuk pena, yang di atasnya tertulis identitas nama “Ummul Quro” dan di bawahnya bertuliskan “Banyusuci” yang memiliki arti “Ibu dari Desa-Desa” yang mengaplikasikan dari salah satu nama di kota Suci Makkah Al-Mukkaromah yang bertujuan mendapatkan barokah dari kota suci Makkah. Logo Ummul Quro dikemas dengan warna hijau, putih dan kuning yang memiliki arti sebagai berikut:

(12)

1. Bahwa warna hijau melambangkan Islam, warna putih melambangkan kesucian, ketulusan, kejujuran dan ketekunan dan warna kuning melambangkan pendidikan.

2. Bentuk segi empat menunjukkan kekuatan dan keteguhan dalam memegang prinsip sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki tujuan mencetak kader umat yang rahmatan lil alamin.

3. Bentuk pena melambangkan pengetahuan sebagaimana ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW.

4. Ka’bah melambangkan dari tujuan utama pendidikan yaitu untuk menjadikan manusia yang beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana tersirat dalam Al-qur’an surat An-Nahl ayat 78.

Gambar 16 Logo Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Sumber: pp-ummulquro.com, (Akses 2021)

4. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan analisis berdasarkan prinsip arsitektur simbolik dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa penggunaan simbol atau elemen yang dapat diaplikasikan pada sebuah bangunan pondok pesantren modern, seperti penggunaan Identitas nama pada bagian gerbang bangunan, penggunaan ornamen atau corak pada fasad bangungan, pengaplikasian langsung dari sebuah bentuk ke dalam bangunan dan penggunaan lambang atau logo pondok pesantren yang memiliki makna dari nilai-nilai Islami.

Bentuk smbol yang diterapkan pada ke dua studi kasus memiliki perbedaan seperti penjelasan di bawah ini.

Pada Pondok Pesantren Modern Al-Fatah bentuk simbol yang digunakan yaitu berupa penggunaan ornamen bangunan Islam yang diterapkan pada fasad bangunan sehingga memudahkan orang yang melihat dalam mengenali bangunan pondok pesantren tersebut.

Pada Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami bentuk simbol yang menandakan bahwa bangunan tersebut sebuah lembaga pendidikan islam yaitu terdapat sebuah bentuk bangunan yang unik dan berbeda dari bangunan lainnya yaitu sebuah bentuk masjid yang menyerupai bentuk dari perpaduan tempat Qur’an dan bentuk Qur’an yang sedang dibuka. Hal tersebut dapat dikenali dengan gampang oleh orang yang melihatnya dan lambang atau logo yang dimiliki pondok pesantren modern Ummul Quro Al- Islami memiliki makna keislaman.

(13)

Ashadi. (2021). Arsitektut Bentuk-Fungsi-Makna. Jakarta: ArsitekturUMJpers.

Afifah, Siti. (2019). Pengaruh Kejenuhan Belajar Dan Interaksi Sosial Terhadap Konsentrasi Belajar siswa Dengan Sistem Pesantren Modern. Psikoborneo Vol. 7. No. 4.

Azza, Muhammad Azka Rifqi. (2019). Kajian Arsitektur Simbolik Pada Bangunan Masjid.

Jurnal Arsitektur PURWARUPA Vol. 3 No. 3.

Burhany, Nur Rahmania. (2010). Dialog Kritis Trilogi Vitruvius Vs Dwilogi Mangunwijaya.

Majalah Ilmiah Mektek.

Haikal, Rahmat,. & Dr. Hamdani M. syam, M.A. (2019). Makna Simbolik Arsitektur Rumoh Adat Aceh (Studi Pada Rumah Adat Aceh Di Pidie). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Vol 4.

Ibrahim, M.L., & Ashadi. (2020). Kajian Konsep Semiotik Pada Banguna Pertunjuakan.

Jurnal Arsitektur Zonasi : Vol. 3 No. 3, 375.

Jarkasih, Aceng. (2018). Komunikasi Ritual Adat Ngabaliung Di Desa Cipasung Kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka. Jika Vol. 1 No. 2.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2020).

Muhlis, Muhamat. dkk. (2019). Perencanaan dan Perancangan Stasiun Kereta Api di Jember, Jawa Timur Arsitektur Simbolisme. FTSP ITATS.

Rahmawati, anisa Tri,m & Abraham Nurcahyo. (2017). Makna Simbolik Arsitektur Gereja Santo Cornelius Kelurahan Pangongangan Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

Jawa Timur. JURNAL AGASTYA VOL 7.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Rut Maya Sari Sihite1, Y. F. (2020). Pusat Komunitas Mahasiswa Kristen Di Pekanbaru Dengan Pendekatan Arsitektur Simbolik. Jurnal Arsitektur Alur – Vol 3 , 93.

Syafi’I, Imam. (2017). Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter. Al-

Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam Volume 8 No.1.

Thabroni, Gamal. (2019). Arsitektur: Pengertian, Fungsi, Unsur dan Tugas (Pendapat Ahli).

https://serupa.id/arsitektur-pengertian-fungsi-unsur-tugas-pendapat-ahli/.

Thohiroh, Hasna. dkk. (2019). Peranan Persepsi Dukungan Sosial Terhadap Kesejahteraan Subjektif Di Sekolah Pada Siswa Pondok Pesantren Modern.

PSYMPATHIC: Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 6, No 2.

Referensi

Dokumen terkait

Han Pemberdryaan Perccryuan Dan Xe*€rga be*cale Tah*n Argaran

Nilai signifikansi atau nilai P yang didapatkan sebesar 0.598 sehingga dapat dimaknai bahwa tidak didapatkan hubungan signifikan antara riwayat penyakit pasien

Pola lagu kalimat terdiri dari tiga nada suara dalam BMU yang terdapat dalam tiap unit jeda dengan satu tekanan kalimat. Satu kalimat dapat ter- diri dari

Tiga puluh pasang saraf tepi yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran serabut saraf sensoris dan serabut saraf motoris. Serabut saraf

2) Modal Keuangan (Financial Capital), dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan karena dapat dipastikan bahwa suatu usaha jika akan mejalankan usahanya akan

Selain itu, masyarakat di perbatasan itu memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Dawan walaupun ada mayarakat Napan yang berakomodasi terhadap bahasa Tetun Portu atau

Perumusan masalah dalam Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini adalah bagaimanakah gambaran analisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Rheumatic Heart Disease

7 Siswa memberikan contoh dari suatu penjelasan Pada saat menjelask an siswa mampu memberik an contoh dengan sangat baik dan contoh yang dikemuka kan sesuai dengan