• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS, UJI AKTIVITAS DAN STUDI MOLECULAR DOCKING PIRAZOLIN 4-(3-(4-HIDROKSIFENIL)-5-(3-METOKSIFENIL)-4-5- DIHIDRO-1H-PIRAZOL-1-IL)BENZENASULFONAMID SEBAGAI INHIBITOR ENZIM TIROSINASE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SINTESIS, UJI AKTIVITAS DAN STUDI MOLECULAR DOCKING PIRAZOLIN 4-(3-(4-HIDROKSIFENIL)-5-(3-METOKSIFENIL)-4-5- DIHIDRO-1H-PIRAZOL-1-IL)BENZENASULFONAMID SEBAGAI INHIBITOR ENZIM TIROSINASE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 SINTESIS, UJI AKTIVITAS DAN STUDI MOLECULAR DOCKING PIRAZOLIN 4-(3-(4-HIDROKSIFENIL)-5-(3-METOKSIFENIL)-4-5- DIHIDRO-1H-PIRAZOL-1-IL)BENZENASULFONAMID SEBAGAI

INHIBITOR ENZIM TIROSINASE

Asrifah Muhtaalimin1*, Adel Zamri2

1Mahasiswa Program S1 Kimia

2Dosen Bidang Kimia Organik Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

* asrifah.muhtaalimin2225@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Pyrazolines is a five-ring heterocyclices containing two nitrogen atoms in the ring.

Pyrazoline had a wide variety of biological activities, such as an inhibitor of tyrosinase enzyme. Pyrazolines 4-(3-(4-hydroxyphenyl)-5-(3-methoxyphenyl)-4-5-dihydro-1H- pyrazole-1-yl)benzenesulfonamide has been successfully synthesized with several phases of reaction. The first step was the formation of chalcones by reacting 4-hydroxyacetophenone and 3-methoxybenzaldehyde through the Claisen-Schmidt using NaOH 6N catalysts via microwave irradiation at 180 W. The next step was reacted chalcone and 4-hydrazinylbenzenesulfonamide with HCl 3N as catalysts via reflux at 80°C. The structure of the compound was confirmed by characterization using ultraviolet (UV) spectroscopy, fourier transform infra red (FTIR) and high-resolution mass spectroscopy (HRMS). The yield obtained from this pyrazoline synthesis was 27,23%. Pyrazoline was tested for their inhibitor of the tyrosinase enzyme activity through molecular docking and in vitro studies. Molecular docking studies were carried out on the crystal structure of tyrosinase (PDB ID: 2Y9X) with natural ligand tropolone and kojic acid as the positive control. The docking results showed that the synthetic pyrazoline compound had bond free energy (S score) = -10,79 kcal/mol, while for kojic acid it was -8,91 kcal/mol. The in vitro using tyrosinase enzyme results showed that the pyrazoline compound was synthesized quite well as an inhibitor of the tyrosinase enzyme at 76,31% with an IC50 value of 21,96 g/mL.

Keywords: molecular docking, pyrazoline, tyrosinase inhibitor

ABSTRAK

Pirazolin merupakan heterosiklik lingkar lima yang mengandung dua atom nitrogen dalam cincinya. Pirazolin memiliki beragam aktivitas biologis yang luas salah satunya

(2)

2 sebagai inhibitor enzim tirosinase. Pirazolin 4-(3-(4-hidroksifenil)-5-(3-metoksifenil) -4-5-dihidro-1H-pirazol-1-il)benzenasulfonamid telah berhasil disintesis melalui beberapa tahap reaksi. Tahap pertama, pembentukan kalkon dengan mereaksikan 4-hidroksiasetofenon dan 3-metoksibenzaldehid menggunakan NaOH 6N melalui reaksi Claisen-Schmidt menggunakan metode iradiasi gelombang mikro dengan daya 180 W.

Kalkon selanjutnya direaksikan dan 4-hidrazinilbenzensulfonamid dengan katalis HCl 3N melalui metode refluks pada suhu 80°C. Struktur senyawa hasil sintesis dikonfirmasi dengan karakterisasi menggunakan spektroskopi ultraviolet (UV), fourier transform infra red (FTIR) dan high-resolution mass spectroscopy (HRMS). Rendemen yang diperoleh dari hasil sintesis pirazolin ini sebesar 27,23%. Pirazolin diuji aktivitasnya sebagai inhibitor enzim tirosinase melalui studi molecular docking dan in vitro. Studi molecular docking dilakukan terhadap struktur kristal tirosinase (PDB ID:

2Y9X) dengan ligan alami tropolon dan kontrol positifnya yaitu asam kojat. Hasil docking menunjukkan bahwa senyawa pirazolin hasil sintesis memiliki energi bebas ikatan (skor S) = -10,79 kkal/mol, sedangkan untuk asam kojat yaitu -8,91 kkal/mol.

Hasil in vitro menggunakan enzim tirosinase menunjukkan senyawa pirazolin hasil sintesis cukup baik sebagai inhibitor enzim tirosinase sebesar 76,30% dengan nilai IC50 21,96 µg/mL.

Kata kunci: molecular docking, pirazolin, inhibitor tirosinase

PENDAHULUAN

Melanin berperan untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) dan merupakan pigmen penting dalam pewarnaan kulit, mata dan rambut (Zolghadri et al., 2019). Namun, pembentukan melanin yang berlebih akan menyebabkan hiperpigmentasi seperti, wajah tampak lebih gelap dan bintik hitam pada kulit wajah (Abidin et al., 2019). Tirosinase merupakan enzim utama yang berperan dalam biosintesis senyawa melanin (Zolghadri et al., 2019). Tirosinase dapat mengkatalis proses oksidasi asam amino L-tirosin menjadi 3,4 dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) yang selanjutnya dioksidasi menjadi dopakuinon. Dopakuinon kemudian

dirubah menjadi dopakrom dan terbentuklah melanin. Untuk mencegah ini maka diperlukan inhibitor untuk menghambat aktivitas enzim tirosinase (Chang, et al., 2009).

Molecular docking merupakan metode atau teknik komputasi untuk merancang, menampilkan dan mengetahui sifat-sifat struktur molekul tertentu (Shattuck., 2019). Salah satu aplikasi docking yang bisa digunakan adalah Molecular Operating Environtment (MOE). MOE membantu untuk memvisualisasi, memprediksi mengkarakterisasi, interaksi antara protein-protein, protein-ligan. MOE banyak digunakan karena banyak filtur yang tersedia. MOE dapat melakukan preparasi protein maupun ligan seperti memperbaiki masalah pada residu

(3)

3 protein. Dalam MOE, aktivitas

pengikatan protein-ligan diprediksi berdasarkan score-S MOE dapat melakukan preparasi protein maupun ligan seperti memperbaiki masalah pada residu protein (Attique et al., 2019).

Pirazolin merupakan salah satu senyawa heterosiklik lingkar lima yang mengandung atom nitrogen dalam cincinya (Ozdemir et al., 2008).

Pirazolin diklasifikasikan ke dalam golongan alkaloid yang langka dijumpai di alam (Shaaban et al., 2012). Sintesis senyawa pirazolin umumnya dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah sintesis senyawa kalkon melalui reaksi kondensasi aldol menggunakan starting material berupa turunan benzaldehid dan asetofenon. Reaksi kondensasi aldol yang terjadi antara senyawa aldehid dan keton disebut kondensasi aldol silang (kondensasi aldol Claisen-Schmidt). Senyawa hasil reaksi ini mengarah pada pembentukan senyawa dengan struktur α,β-keton tak jenuh (Riswiyanto, 2015). Tahap kedua yaitu sintesis pirazolin menggunakan senyawa turunan kalkon yang direaksikan dengan senyawa turunan hidrazin baik dengan katalis asam maupun katalis basa, yang dibantu pemanasan, pengadukan dan irradiasi gelombang mikro (Nurlaili et al., 2018).

Penelitian sebelumnya Rahayu et al., 2022 telah berhasil mensintesis senyawa 4-(5-(2,3-dimetoksifenill)-3-(4 -metoksifenil)-4,5-dihidro-1H-pirazol-1 -il)benzenesulfonamid ini dilaporkan memiliki aktivitas inhibitor enzim tirosinase dengan nilai IC50 262,15 μM

dan kontrol positif asam kojat dengan nilai IC50 88,52 μM.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan sintesis, studi molecular docking dan uji in vitro turunan pirazolin yang termodifikasi dari hidrazin turunan sulfonamid dengan kalkon yang tersubtitusi gugus hidroksi dan metoksi sebagai inhibitor enzim tirosinase.

METODE PENELITIAN a. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah NEWTECH), satu set alat destilasi, satu set alat refluks, pompa vakum (GAST), corong buchner, bejana KLT, pengaduk magnet, microwave, hotplate, alat penentu titik leleh Fisher John (SMP 11-Stuart®), lampu UV (Camag® 254 dan 366 nm), spektrofotometer UV-Visible (Genesys 10S UV-VIS v4.0022L9N175013), HPLC (UFLC Prominance-Shimadzu LC Solution, Detektor UV SPD 20AD), spektro- fotometer FTIR (FTIR Shimadzu, IR Prestige-21), spektrometer massa (Water LCT premier XE mode positif), spektrofotometer microplate reader, serta alat gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia FMIPA-UNRI.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium hidroksida, 3-metoksibenzaldehid (Sigma Aldrich), 4-hidroksiasetofenon (Sigma Aldrich), natrium nitrit (Merck), etanol absolut (Sigma Aldrich), asam klorida (Merck), timah (II) klorida (AR Chemical), sulfanilamide (Sigma

(4)

4 Aldrich), pelat Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) GF254 (Merck), indikator universal (Merck), diklorometan, n-heksan, methanol, etil asetat, kloroform, akua DM, enzim tirosinase (Merck), asam kojat, disodium fosfat, monosodium fosfat, L-tirosin, dan dimetil sulfoksida.

b. Molecular docking

Molecular docking dilakukan menggunakan seperangkat komputer Asus X441S CPU 1.10 GHz, dengan RAM 4 GB. Perangkat lunak yang digunakan adalah Molecular Operating Environment 2019 (MOE 2019.0102) (Chemical Computing Group), Discovery Studio Visualizer v21.1.0.20298 (Dassault Systemes BIOVIA), dan ChemDraw Professional 12.0 (Perkin Elmer). Strukur Kristal yang digunakan adalah protein tirosinase (PDB ID : 2Y9X) dari (https://www.rcsb.org/). Ligan yang digunakan adalah struktur senyawa target pirazolin 4-(3-(4-hidroksifenil)-5- (3-metoksifenil)-4-5-dihidro-1H-pirazol -1-il)benzenasulfonamid dan tropolon sebagai ligan alami serta asam kojat sebagai kontrol positif.

c. Sintesis senyawa kalkon 1-(4- hidroksifenil)-3-(3-metoksifenil) propen-2-en-1-on

3-metoksibenzaldehid 0,408 g (3 mmol), 4-hidroksiasetofenon 0,407 g (3 mmol) dilarutkan menggunakan pelarut etanol absolut (5 mL) dalam suasana basa NaOH (6N, 4 mL) di dalam erlenmeyer. Campuran reaksi diiradiasi gelombang mikro dengan

daya 180 W, kontrol reaksi dilakukan setiap 1 menit menggunakan KLT.

Setelah reaksi selesai, campuran reaksi ditambakan dengan akua DM dingin (10 mL) kemudian dinetralkan larutan HCl (3 N) hingga pH 7. Campuran didiamkan selama 24 jam didalam lemari pendingin hingga terbentuk endapan. Padatan yang terbentuk disaring dengan menggunakan vakum, dicuci dengan akua DM dan n-heksana dingin kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Padatan yang diperoleh diuji kemurniannya menggunakan KLT.

d. Sintesis senyawa 4-hidrazinil- benzensulfonamid

Campuran I disiapkan dengan melarutkan natrium nitrit sebanyak 1,381 g (20 mmol) dalam 2 mL aqua DM. Campuran II dibuat dengan melarutkan timah klorida monohidrat 10,12 g dalam 10 mL asam klorida lalu disimpan di dalam lemari pendingin.

Campuran III dibuat dengan mereaksikan sulfanilamide 3,44 g (20 mmol) dan 10 mL asam klorida 6 N kemudian dihomogenkan. Setelah campuran homogen, akua DM dingin ditambahkan sebanyak 20 mL lalu diaduk menggunakan magnetic stirrer dalam penangas es. Larutan natrium nitrit ditambahkan ke dalam campuran III secara perlahan menggunakan pipet tetes hingga campuran menjadi bening.

Campuran III direaksikan dengan campuran II kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer dalam penangas es hingga terbentuk endapan

(5)

5 berwarna putih. Padatan yang terbentuk

disaring menggunakan vakum.

Kemurnian senyawa diuji dengan KLT.

e. Sintesis senyawa pirazolin 4-(3- (4-hidroksifenil)-5-(3-

metoksifenil)-4-5-dihidro-1H- pirazol-1-il)benzenasulfonamid Senyawa kalkon 0,254 g (1 mmol), 4-hidrazinilbenzenasulfonamid 0,374 g (2 mmol) dilarutkan dalam etanol absolut (5 mL) kemudian ditambahkan larutan HCl kedalam campuran.

Selanjutnya campuran direfluk menggunakan hotplate stirring pada suhu 80°C selama 2 jam dengan kontrol reaksi setiap 1 jam menggunakan KLT.

Setelah reaksi selesai, campuran dituangkan ke dalam gelas beaker berisi 20 gram es batu yang terbuat dari akua DM kemudian didiamkan selama 24 jam di dalam lemari pendingin.

Padatan yang terbentuk disaring dengan menggunakan vakun, dicuci dengan akua DM dan n-heksana dingin kemudian dikeringkan pada suhu ruang.

Padatan yang diperoleh diuji kemurniannya menggunakan KLT, pengukuran titik leleh dan HPLC.

f. Karakterisasi senyawa

Senyawa murni yang telah berhasil disintesis dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV, FTIR dan HRMS

g. Uji aktivitas penghambatan enzim tirosinase secara in vitro 1. Pengujian kontrol blanko (B0)

Larutan dapar fosfat pH 6,5 sebanyak 70 µL dimasukkan ke dalam

microplate reader 96 wells lalu ditambahkan 30 µL larutan enzim tirosinase 333 U/mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 110 µL dapar fosfat pH 6,5 lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit. Setelah inkubasi selesai, absorbansi diukur pada panjang gelombang 492 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

2. Pengujian blanko (B1)

Larutan dapar fosfat pH 6,5 sebanyak 70 µL dimasukkan ke dalam microplate reader 96 well, lalu ditambahkan dengan 30 µL enzim tirosinase 333 U/mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 110 µL substrat L-tirosin 2 mM lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit.

Setelah inkubasi selesai, absorbansi diukur pada panjang gelombang 492 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

3. Pengujian kontrol sampel (S0) Larutan sampel sebanyak 70 µL dimasukkan ke dalam microplate reader 96 well, lalu ditambahkan dengan 30 µL enzim tirosinase 333 U/mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 110 µL buffer fosfat pH 6,5 lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit. Setelah inkubasi selesai, absorbansi diukur pada panjang gelombang 492 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

(6)

6 4. Pengujian sampel (S1)

Larutan sampel sebanyak 70 µL dimasukkan ke dalam microplate reader 96 well, lalu ditambahkan dengan 30 µL enzim tirosinase 333 U/mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 5 menit. Selanjutnya

ditambahkan 110 µL substrat L-tirosin 2 mM lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit. Setelah inkubasi selesai, absorbansi diukur pada panjang gelombang 492 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

Gambar 1. Skema sintesis senyawa pirazolin 4-(3-(4-hidroksifenil)-5-(3-metoksifenil)- 4-5-dihidro-1H-pirazol-1-il)benzenasulfonamid.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Sintesis senyawa kalkon 1-(4- hidroksifenil)-3-(3-metoksifenil) propen-2-en-1-on

Sintesis kalkon menggunakan metode iradiasi gelombang mikro dengan bantuan katalis NaOH 6N. Selanjutnya dilakukan penetralan menggunakan HCl kemudian didiamkan di lemari pendingin selama 24 jam. Uji kemurnian menggunakan KLT menunjukkan kalkon sudah murni ditandai adanya satu noda pada plat KLT yang diamati dengan lampu UV pada panjang gelombang 254 nm dan 365 nm. Diperoleh senyawa rendemen kalkon sebesar 52,23%. Uji titik leleh dilakukan menggunakan

Fisher-Johns dan diperoleh titik leleh sebesar 158-159℃, selisih suhu dari mulai meleleh hingga meleleh sempurna yaitu 1℃ yang menandakan senyawa telah murni.

b. Sintesis senyawa 4-hidrazinil- benzensulfonamid

Senyawa 4-hidrazinilbenzena- sulfonamid menggunakan metode stirer dengan bantuan katalis. Pembentukan hidrazin dari gugus amina sulfonmadi melalui reaksi diazotasi dalam suasana asam pada suhu 0℃ untuk mencegah dekomposisi. Selanjutnya terjadi reaksi reduksi oleh timah (II) klorida pada intermediet azo dan terbentuk hidrazin.

Uji kemurnian menggunakan KLT

(7)

7 menunjukkan adanya satu noda pada

plat. Titik leleh senyawa hidrazin hasil sintesis diperoleh rendemen sebesar 97,49%.

c. Sintesis senyawa pirazolin 4-(3-(4- hidroksifenil)-5-(3-metoksifenil)-4- 5-dihidro-1H-pirazol-1-il)benzena- sulfonamid.

Sintesis senyawa pirazolin dilakukan menggunakan metode refluks. Senyawa kalkon direaksikan dengan senyawa 4-hidrazinilbenzenasulfonamid dengan katalis HCl 3N selama 2 jam pada suhu 80℃ reaksi yang terjadi dalam pembentukan pirazolin ini adalah reaksi siklisasasi antara senyawa kalkon dan hidrazin. Senyawa murni didapatkan melalui proses reskristalisasi menggunakan pelarut etanol absolut dan didapatkan rendemen sebesar 27,23%.

Uji kemurnian menggunakan KLT menunjukkan kalkon sudah murni ditandai adanya satu noda pada plat KLT yang menggunakan lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm dan 365 nm hasil kromatogram HPLC pirazolin menunjukkan adanya satu puncak dominan pada panjang gelombang 254 nm dan 365 nm dengan waktu retensi 3,837 dan 3,844 menit, hal ini menandakan bahwa senyawa pirazolin sudah murni dan bersifat polar.

Hasil anallisis spektroskopi UV pirazolin hasil sintesis menujukkan

puncak serapan pada panjang gelombang 359 nm mengindikasikan adanya transisi elektron π →.π* pada ikatan rangkap terkonjugasi cincin fenil tersubtutitusi senyawa pirazolin.

Spektrum FTIR senyawa pirazolin hasil sintesis menunjukkan adanya vibrasi ikatan gugus fungsi yang sesuai dengan senyawa pirazolin target.

Pada bilangan gelombang 3336 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ikatan N-H.

Vibrasi ikatan OH terlihat pada bilangan gelombang 3238 cm-1. Pada bilangan gelombang 1591 cm-1 dan 1327 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ikatan C=N dan C-N. Pada bilangan gelombang 3052, 1502, 1256, 1152 cm-1 berturut- turut menunjukkan adanya vibrasi ikatan C-H aromatik, C=C aromatik, C-O dan S=O.

Spektrum HRMS dari senyawa pirazolin hasil sintesis diamati sebagai puncak [M+H]+ (m/z) dengan massa terhitung dari senyawa C22H22N3O4S adalah 424,1331. Massa molekul yang ditemukan pada m/z adalah 424,1329 dengan kelimpahan 100%, selisih diantaranya yaitu 0,0002 menunjukkan puncak ion molekul yang teramati sesuai dengan massa terhitung. Selisih massa ditemukan dan terhitung kecil dari 5 ppm yang menunjukkan senyawa pirazolin hasil sintesis sudah murni dan sesuai dengan senyawa pirazolin target yang diinginkan.

d. Molecular docking

Validasi metode docking pada penelitian ini dilakukan dengan cara mendocking kembali (redocking) ligan alami pada reseptor target yang telah

dipreparasi. Studi ini dilakukan terhadap reseptor target berupa kristal protein dari Agaricus bisporus PDB ID: 2Y9X yang terikat dengan tropolon sebagai ligan alami. Parameter validasi metode

(8)

8 docking adalah nilai root mean square

deviation (RMSD). Nilai RMSD yang valid dikatakan apabila nilai RMSD

˂ 2Å. Hasil validasi pada tropolon menunjukkan nilai RMSD 0,4560Å.

Tropolon sebagai ligan alami memiliki interaksi metal-aceptor dengan residu asam amino Cu400 dan Cu401, interaksi π-alkil dengan residu asam amino Val283, π- π T shape dengan residu asam amino His85 dan π-anion dengan residu asam amino His263.

Asam kojat sebagai kontrol positif memiliki interaksi metal-acceptor dengan residu asam amino Cu400 dan Cu401, interaksi van der waals dengan residu asam amino Asn260. Interaksi π- π T shape dengan residu asam amino Phe264 dan His259. Interaksi π-alkil dengan residu asam amino Val283.

Senyawa pirazolin hasil sintesis memiliki interaksi yang mirip dengan tropolon dan ligan alami yaitu interaksi

metal-acceptor terhadap residu asam amino Cu400 dan Cu401, dan satu interaksi π-alkil yang sama dengan asam kojat yaitu dengan residu asam Val283.

Selain itu, senyawa pirazolin juga memiliki interaksi C-H dengan residu asam amino His61,His85, His244, His259, Gly 249 dan Glu 322. Interaksi van der waals dengan residu asam Asn260, interaksi π-alkil dengan residu asam Val283, Val248, dan interaksi π-sulfur dengan residu asam amino Met257 dan His263. Berdasarkan hasil molecular docking diperoleh nilai energi bebas ikatan (skor S) dari pirazolin hasil sintesis yaitu -11,79 kkal/mol lebih kecil dibandingkan dengan kontrol positifnya asam kojat -8,91 kkal/mol. Nilai energi bebas ikatan yang semakin kecil menujukkan semakin kuat ikatan antara ligan dan reseptor. Interaksi ligan alami dan reseptor target dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)

(9)

9 (c)

Gambar 2. Hasil visualisasi reseptor dengan (a) tropolon; (b) asam kojat;

(c) pirazolin hasil sintesis.

e. Uji penghambatan aktivitas enzim tirosinase secara in vitro

Senyawa pirazolin hasil sintesis dilakukan pengujian penghambatan aktivitas enzim tirosinase secara in vitro mekanimisme kerja pada pengujian ini adalah terhambatnya produk dopakrom dari hasil reaksi enzimatis. Dopakrom dapat dianalisis menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 492 nm.

Hasil uji in vitro aktivitas inhibitor enzim tirosinase menunjukkan bahwa senyawa pirazolin dapat menghambat kerja enzim tirosinase sebesar 76,30%

dengan nilai IC50 21,96 µg/mL sedangkan asam kojat dapat menghambat sebesar 92,11% dengan nilai IC50 21,22 µg/mL. Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi yang menghambat 50% aktivitas enzim tirosinase. Semakin kecil nilai IC50 maka senyawa yang diuji semakin berpotensi sebagai inhibitor enzim tirosinase.

Pengujian senyawa pirazolin secara in vitro menggunakan enzim tirosinase

menunjukkan bahwa senyawa tersebut berpotensi dijadikan sebagai agen penghambat enzim tirosinase.

KESIMPULAN

Senyawa pirazolin telah berhasil disintesis mengunakan telah berhasil disintesis menggunakan metode refluks dengan rendemen 27,23%. Senyawa pirazolin hasil sintesis memiliki aktivitas yang baik sebagai inhibitor enzim tirosinase yang dikonfirmasi melalui pendekatan in silico dengan energi bebas ikatan (skor S) = -8,91 kkal/mol untuk pirazolin lebih kecil dibandingkan dengan kontrol positifnya asam kojat yang memiliki energi bebas ikatan (skor S) = -10,79 kkal/mol. Uji in vitro senyawa pirazolin memiliki aktivitas inhibitor enzim tirosinase yang tidak berbeda jauh dengan asam kojat dengan nilai IC50 = 21,96 µg/ml untuk pirazolin dan asam kojat dengan nilai IC50 = 21,22 µg/ml..

(10)

10 DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Khaerinah, U., Zuhrina., Pratama, M., dan Baits, M. 2019.

Tyrosinase inhibitor activity measurement of crude and purified extract of Moringa Leaves (Moringa oleifera L.). Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology. 1(1): 52-58.

Attique, S. A., Hassan, M., Usman, M., Atif, R. M., Mahboob, S., Al- Ghanim, K. A., Bilal, M., dan Nawaz, M. Z. 2019. A molecular docking approach to evaluate the pharmacological properties of natural and synthetic treatment candidates for use against hypertension. International Journal of Environmental Research and Public Health. 16(6): 1–17.

Chang, T. 2009. An updated review of tyrosinase inhibitors. International Journal of Molecular Sciences. 10:

2440–2475.

Nurlaili., Jasril., dan Teruna, H. Y.

2018. Uji aktivitas antioksidan senyawa pirazolin 3-(2- metoksifenil)-5-naftalen-1-il-4,5- dihidro-1H-pirazol. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan. 8(2): 53-58.

Ozdemir, A., Turan-Zitouni, G., dan Kaplancikli, Z. A. 2008. Novel analogues of 2-pyrazoline:

synthesis, characterization, and antimycobacterial evaluation.

Turkish Journal of Chemistry. 32(5):

529-538.

Rahayu., Herfindo, N., Oscifiani, N., Frimayanti, N., dan Zamri, A. 2022.

Synthesis of 4-(5-(2,3-dimenthox- yphenyl)-3-(4-methoxyphenyl)-4,5-

dihydro-1H-pyrazol-1-y1) benzene- sulfonamide as a promosing tyrosinase inhibitor candidate.

Jurnal Riset Kimia. 13(1): 49-57.

Riswiyanto. 2015. Kimia Organik Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

Shaaban, M. R., Mayhoub, A. S., dan Farag, A. M. 2012. Recent advances in the therapeutic applications of pyrazolines. Expert Opinon. 22(3):

253–291.

Shattuck, T. W. 2019. Molecular Operating Enviroment. Chemical Computing Group, Kanada.

Zolghadri, S., Bahrami, A., Khan, M. T.

H., Munoz, J., Molina, F. G., Canovas, F. G., dan Saboury, A. A.

2019. A comprehensive review on tyrosinase inhibitors. Journal of Enzyme Inhibition and Medicinal Chemistry. 34(1): 279-309.

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang melakukan asuhan persalinan normal ditemukan lebih rendah pada bidan yang memiliki sikap negatif sebesar 11 dari 22

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sintesis senyawa pirazolin 3-(2- metoksi-fenil)-5-naftalen-1-il-4,5-dihidro-1H- pirazol

Pirazolin dapat disintesis dengan mereaksikan kalkon dengan hidrazin dalam suasana asam, ini merupakan cara yang paling populer untuk menghasilkan senyawa 2-pirazolin yang

Pada penelitian ini, analog pirazol 5-(3-fluorofenil)-3-(naftalen-2-il)-1-fenil-1H-pirazol (PZL 2N-3F) telah berhasil disintesis melalui sintesis one-pot siklisasi

Untuk pengukuran polarisasi, saat wireless USB adapter yang ada di dalam waveguide antena wajanbolic berada pada posisi vertikal dan antena pada access point juga pada

Asuhan yang diberikan adalah menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik dan sudah ada kemajuan persalinan yakni sudah

Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-marketing atau internet marketing adalah sebuah strategi perusahaan dalam membangun hubungan, komunikasi, kebutuhan informasi pada

Senyawa pirazolin PF-4Cl- 2OMe disintesis menggunakan reaksi one-pot tiga komponen antara 2- metoksibenzaldehid, 4-kloroasetofenon, dan fenilhidrazin yang dilarutkan dengan