UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN
BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA
MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN
CIJATI KECAMATAN SITURAJA
KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sahid Indra Raharjo
0700967
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN
CIJATI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG
SAHID INDRA RAHARJO NIM.0700967
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. H. Hendra Somantri, M.Pd. NIP. 194709201967011001
Pembimbing II,
Drs. Respati Mulyanto, M.Pd. NIP. 195905201988031002
Mengetahui,
Ketua Program PGSD S-1 PENJAS
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya
Meningkatkan Pembelajaran Pukulan Backhand Dalam Permainan Tenis Meja
Melalui Media Dinding Pada Siswa Kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang”. Ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya
tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2011
i
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 9
1. Rumusan Masalah ... 9
2. Pemecahan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Batasan Istilah ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Kajian Teoritis ... 15
1. Pengertian Pembelajaran ... 15
a. Pembelajaran ... 15
b. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 18
c. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 19
d. Tujuan Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar...20
e. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar...21
2. Permainan Tenis Meja... 23
a. Pengertian Permainan Tenis Meja ... 23
b. Peralatan dan Perlengkapan Permainan tenis Meja ... 25
c. Tekhnik Dasar Tenis Meja...26
ii
e. Teknik Pukulan Backhand...37
3. Perkembangan dan Karakteristik Anak Kelas V SD... 39
4. Teori Belajar Penjas ... 41
5. Penggunaan Media Dinding dalam Pembelajaran Pukulan Backhand... ... 44
B. Hasil Temuan Penelitian yang Relevan...48
C. Hipotesis Tindakan... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 51
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51
1. Lokasi Penelitian ... 51
2. Waktu Penelitian ... 51
B. Subjek Penelitian ... 52
C. Metode dan Desain Penelitian ... 53
1. Metode Penelitian... 53
2. Desain Penelitian ... 55
D. Prosedur Penelitian... 56
1. Tahapan Perencanaan (Planning) ... 56
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 57
3. Tahapan Observasi (Observer) ... 58
4. Tahapan Analisis dan Refleksi (Reflection) ... 58
E. Instrumen Penelitian... 58
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60
1. Teknik Pengolahan Data...60
2. Analisis Data ...61
G. Validasi Data ... 62
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Paparan Data Penelitian ... 64
1. Paparan Data Awal ...64
B. Paparan Data Tindakan ... 72
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 72
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 72
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 75
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ... 77
a. Analisis dan Refleksi Siklus I...83
2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 88
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 88
iii
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ... 93
a. Analisis dan Refleksi Siklus II...98
3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III...103
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III. ... 103
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 106
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 108
a. Analisis dan Refleksi Siklus III ...113
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
A. Kesimpulan ... 124
B. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 127
LAMPIRAN ... 129
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1.1 Data Awal hasil Tes Siswa ... 8
3.1 Jadwal Penelitian...52
4.1 Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran...66
4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ...67
4.3 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa...69
4.4 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 70
4.5 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 78
4.6 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 79
4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 81
4.8 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus I ... 82
4.9 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pembelajaran Siklus I ... 84
4.10 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 85
4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 86
4.12 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I... 87
4.13 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 93
4.14 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 94
4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 96
4.16 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus II ... 97
4.17 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 98
4.18 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 100
v
4.20 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 102
4.21 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 108
4.22 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 109
4.23 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 111
4.24 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus III ... 112
4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 114
4.26 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III...114
4.27 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklua III...115
4.28 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III...116
4.29 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus...117
4.30 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus...119
4.31 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus...120
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1 Bidang Bet Bersandar Pada Lekuk antara Ibu Jari dan Telunjuk ... 28
2.2 Kuku Ibu Jari Tegak Lurus dengan Permukaan Bet ... 28
2.3 Jari Telunjuk Berada di bagian Bawah Bet ... 29
2.4 Longgarkan Pegangan ... 29
2.5 Untuk Memperkuat Pukulan Backhand ... 29
2.6 Bet Mengarah ke Bawah dengan Pegangan Mengarah ke Atas ... 30
2.7 Menekuk Ketiga Jari Pada Sisi Bet yang Lain ... 30
2.8 Square Stance ... 31
2.9 Side Stance ... 31
2.10 Open Stance ... 31
2.11 Gerakan Kaki Kanan Satu Langkah ke Samping ... 34
2.12 Gerakan Kaki Kiri Satu Langkah ke Samping Belakang Kiri ... 34
2.13 Gerakan Kaki Kiri Satu Langkah ke Samping Depan Kiri ...35
2.14 Gerakan Kaki Kanan Satu Langkah ke Samping Depan Kanan ...35
2.15 Gerakan Kaki Kanan Satu Langkah ke Samping Kiri ...35
2.16 Posisi Backhand Drive ...37
2.17 Posisi Backhand Push ...39
2.18 Latihan Memukul dengan menggunakan Madia dinding ...45
2.19 Media Permainan Pelaksanaan Siklus I ...46
2.20 Media Permainan Pelaksanaan Siklus II ...47
vii
3.1 Bagan Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ...55
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 : Grafik Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru ... 118
4.2 : Grafik Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 120
4.3 : Grafik Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa ... 121
4.4 : Grafik Tingkat Kelulusan Siswa ... 122
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 129
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 134
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 138
4 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 143
5 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 144
6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 145
7 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus I ... 146
8 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembalajaran Siklus II ... 147
9 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 148
10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 149
11 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus II... 150
12 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 151
13 Data hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 152
14 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 153
15 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus III...154
16 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan...155
16 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan...161
16 Format Observasi Aktivitas Siswa...164
16 Format Penilaian Hasil Pembelajaran Pukulan Backhand...167
17 Dokumentasi Tahap Pembelajaran...170
18 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing...171
ix
20 Surat Keterangan Melakukan Penelitian...173
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, maka dari itu pendidikan jasmani diajarkan di Sekolah yang
memberikan peranan penting serta memberikan kesempatan para siswa untuk
terlibat langsung dalam pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.
Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa
di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah
upaya untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan utama pendidikan
jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin, serta
menjunjung nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.
Pendidikan jasmani sering dihubungkan dengan konsep lain, dimana
pendidikan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah
pada bagian organ-organ tubuh, kesegaran jasmani, kegiatan fisik, dan
pengembangan keterampilan gerak. Pengertian itu memberikan pandangan yang
menyimpang dari arti yang sesungguhnya, walaupun memang mempunyai tujuan
tertentu. Namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan
itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi. (Dauer dan Pangraji 1989:1)
2
Pendidikan jasmani adalah suatu fase dari pendidikan yang memberikan konstribusi, terutama melalui pengalaman gerak untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk setiap anak.pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak harus dilaksanakan dengan cara-cara tetap agar memiliki makna bagi anak.pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.
Guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk
membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa, guru pendidikan jasmani harus
mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak
membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu pendidikan jasmani
sangat berperan penting bagi bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta
didik maka bermain adalah cara yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas
fisik walaupun bermain tidak selalu fisikal. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk
permainan itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Permainan yang menarik akan
meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan
jasmani. tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan materi
pembelajaran serta fasilitas yang memadai.
Tenis meja adalah suatu cabang olah raga yang tidak mengenal batas umur,
anak-anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai
acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus
ditanggulangi dengan bersungguh-sungguh. Akan tetapi jikalau kita ingin
menguasai tenis meja sebagai olahraga, maka mau tidak mau kita harus
mempelajari dan memahami berbagai pukulan yang ada. Kita harus menguasai
3
dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasar tersebut. Dalam bermain tenis meja
kita akan unggul jika kita berhasil mengembangkan suatu pukulan yang khas
milik kita sendiri yang tidak dimiliki oleh lawan manapun. Kelebihan yang khas
tersebut dapat memberikan warna individual pada pukulan-pukulan kita. Untuk
melatih berbagai macam pukulan, kita tidak boleh melupakan posisi tubuh(stance)
yang sesuai, agar gerakan-gerakan pukulan dapat terkompensir. Karena semakin
cepat gerakan, semakin hebat pukulan kita, dan semakin lebar pulalah posisi
tubuh yang dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk memelihara kestabilan dan
keseimbangan.
Untuk dapat mengembangkan pukulan yang merupakan ciri khas milik kita
sendiri, kita harus berdidri di atas pondasi yang kuat, menggunakan semua
tekhnik dasar pukulan seperti di atas. Hanya berdasarkan tekhnik-tekhnik dasar
itulah kita dapat bermain menggunakan taktik dan menang. Latihan tehnis ini
kemudian diikuti dengan latihan taktik. Hal ini harus dipersatukan setahap demi
setahap sehinnga merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena
kedua faktor inilah yang merupakan faktor penentu, langsung mempengaruhi
segala perkembangan, penampilan, dan kesuksesan mencapai prestasi.
Ada dua dasar pukulan dalam tenis meja yaitu pukulan driving (menyerang)
dan pukulan pushing (mendorong). Dari nama yang digunakan sudah bisa ditebak
bahwa pukulan driving digunakan untuk menyerang, dan pushing digunakan pada
pertahanan. Kita dapat menggunakan tekhnik tersebut untuk melakukan kontrol
bermain dan menghentikan lawan dari kemungkinan untuk mendapatkan
4
tekhnik ini hanya untuk pemain pemula. Kita dapat melihat bahwa dasar tekhnik
pukulan sangat banyak dalam permainan tenis meja sekarang ini.
Dalam pukulan backhand, yang merupakan pukulan dengan menggunakan
bagian belakang bat itu sendiri terdapat dua dasar tekhnik pukulan yaitu backhand
drive dan backhand push. Di bawah ini (Kusmaedi dkk 1992) menjelaskan aksi
dan tekhnik melakukan backhand drive dan backhand push.
1. Backhand Drive, tekhnik bermain backhand drive dikenal sebagai
pukulan dengan aksi mengayun, dimana bat bergerak ke depan dan atas
posisi backhand. Dengan kaki dan pundak menghadap bagian dari meja
dimana bola dapat dikembalikan. Menjaga kaki digaris dengan pundak,
dan pegang bat di depan perut. Permukaan backhand ke depan, posisi
tertutup ringan dan siku ada pada sudut sekitar 90 derajat. Tekhnik
memainkan backhand drive yaitu ketika bola sampai, ayunkan bat ke
depan dengan menggunakan siku, hindari pergunaan pergelangan atau
pundak karena kekuatan tertumpu pada siku. Ketika memukul, biarkan
siku berputar dan dekat pada bola sehingga dapat mengakhiri pukulan
dengan sisi backhand dari bat yang menghadap ke bawah menuju meja.
2. Backhand Push tekhnik pukulan ini dimainkan dengan gaya mendorong
dimana bat bergerak hanya dalam jarak pendek dan tidak ada pukulan
yang mengikuti. Posisi backhand push yaitu dengan cara berdiri sama
dengan aksi pukulan backhand drive, dimana kedua kaki berdiri sejajar
dengan pundak antara selebar pundak. Posisi lutut melengkuk lunak dan
5
serta ringan dengan posisi berlawanan dengan sudut untuk pukulan
drive. Siku menekuk antara 90 derajat dan bat dipegang di depan perut.
Tekhnik backhand push ini di lakukan dengan satu gerakan lembut
untuk mendorong bat keluar di depan dan turun dengan ringan.
Tujuannya adalah memukul ke arah bawah dan melewati belakang bola.
Pukulan ini dapat dilakukan pada situasi biasa yakni membuat kontak
pada bola saat puncak pantulan. Kedua ayunan dan dorongan harus
pendek dengan menggunakan kekuatan yang sedikit pada pukulan ini.
Kunci keberhasilannya adalah berupa singgungan ringan dan kontrol
yang tepat dengan backhand drive hampir sepenuhnya di buat pada siku.
Jika bola memntul terlalu tinggi kurangi sudut dari bat dan jangan jatuh.
Untuk pemula memukul dibawah bola selain memukul dibelakang bola
itu. Tekhnik seperti ini adalah dengan cara mengkonsentrasikan pada
bola dengan serendah dan sependek mungkin.
Dalam pembelajaran tenis meja dalam ruang lingkup pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan di sekolah dasar. Pembelajaran pukulan backhand dalam
permainan tenis meja haruslah dikemas sedemikian rupa agar siswa tertarik untuk
lebih berperan aktif mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai. Permasalahan yang sering muncul untuk tingkat siswa sekolah dasar
dalam bermain tenis meja adalah tidak berjalannya permainan, dikarenakan siswa
tidak mampu mengembalikan bola terhadap lawan mainnya. Hal ini merupakan
akibat dari kurangnya keterampilan melakukan gerakan maupun tekhnik-tekhnik
6
Untuk melatih tekhnik dasar melakukan pukulan backhand dalam
permainan tenis meja, dalam berlatih kita tidak boleh melatih satu gerakan
pukulan backhand saja, tetapi kita harus menguasai berbagai macam tekhnik
pukulan, karena masing-masing pukulan memiliki sifat-sifat yang berlainan
seperti kekuatan, panjang pukulan, serta sentuhan bat terhadap bola. Ketiga aspek
ini berbeda-beda bagi setiap macam pukulan dengan kombinasi-kombinasi
beraneka ragam. Kecuali setiap pukulan terdiri dari bermacam-macam gerakan
yang terpadu menjadi satu dan dibagi menjadi tiga tipe yaitu pendek, sedang, dan
panjang. Panjang pendeknya pukulan ini bergantung pada jenis pukulan itu
sendiri, tujuan yang ingin dicapai dan daerah tempat kita bermain. Pukulan tidak
dapat dikuasai sekaligus secara sempurna, tetapi harus melalui tahap-tahap
tertentu, makin lama makin dikembangkan. Gerakan pukulan-pukulan itu harus
terkoordinir mengikuti ritme tertentu, baik gerakan lengan, tubuh ataupun kaki.
Menurut (Peter Simpson:1984) dalam bukunya yang berjudul “ How to Play
Table Tennis “ untuk mempelajari tekhnik dasar bermain tenis meja kita harus
mempunyai patokan sebagai berikut.
“Kita belajar tekhnik melakukan pukulan, belajar mengontrol semua
gerakan tubuh dan bola itu sendiri, belajar untuk menggerakan tubuh dan
memukul bola secara tepat dan konsisten”.
Untuk berlatih tekhnik-tekhnik dasar seperti yang dipaparkan diatas, Peter
Simpson menganjurkan melakukan berbagai variasi gerakan dengan cara
menghadap ke dinding, dan memukul bola ke dinding tersebut. Bola akan
7
dinding lagi dan ulangi terus. Latihan berikutnya yaitu bermain melawan dinding
lagi, namun dengan target tertentu yang digambarkan pada dinding itu. Terus
mencoba mempertahankan target dan konsistensi memukul bola.
Kemudian Eri D. Nasution (1999:23), mengemukakan bahwa berlatih
pukulan backhand dapat dilakukan dengan cara.
"Gunakan sisi backhand bat anda, pantulkan bola ke dinding sebanyak yang anda mampu secara berurutan. Berdirilah kira-kira 2 hingga 5 kali jauhnya dari dinding dan jangan biarkan bola memantul di lantai, pukul bola dengan pukulan backhand, menghadap ke dinding pukul bola langsung di depan anda".
Eri D. Nasution (1999:2) menjelaskan : Terdapat 5 metode latihan dalam
tenis meja.
1. Berlatih dengan teman 2. Berlatih dengan pelatih 3. Berlatih dengan multi ball 4. Berlatih dengan mesin 5. Berlatih sendiri
Dari beberapa kutipan di atas, jelas bahwa dengan latihan memukul bola
kearah dinding mampu meningkatkan keterampilan memukul bola dengan
menggunakan backhand.
Berdasarkan observasi dan tes yang telah dilaksanakan diperoleh data yang
menggambarkan bahwa pembelajaran pukulan backhand dalam permainan tenis
meja, siswa banyak yang tidak menguasai keterampilan tersebut. Berikut rincian
8
DATA AWAL NILAI SISWA KELAS V SDN CIJATI
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
No Nama
Aspek yang di nilai
9
Melihat dari hasil pada tabel data awal di atas keadaan pembelajaran
permainan tenis meja tentang pukulan backhand, dapat dikatakan kemampuan
siswa dalam menguasai materi pembelajaran masih sangat rendah karena hanya
24% dari 25 siswa yang mampu mencapai ketuntasan nilai dan 76% yang tidak
mampu mencapai ketuntasan nilai. Maka dalam hal ini diperlukan sebuah
penerapan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan efektif. Mampu mengaitkan
pembelajaran serta melibatkan sumber belajar untuk menjembatani materi dalam
pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peniliti memilih untuk
memodifikasi pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding yang
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan tekhnik dasar siswa dalam
permainan tenis meja.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas yang dirumuskan kedalam judul “ Upaya Meningkatkan Pembelajaran
pukulan backhand dalam Permainan Tenis Meja melalui Media Dinding pada
Siswa Kelas V SDN 1 Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang “
B. Perumusan Dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai kesulitan yang dialami siswa
dalam melakukan permainan tenis meja maka peneliti merumuskan
10
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui
media dinding pada siswa kelas V SDN Cijati
b. Bagaimana kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan
backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding pada
siswa kelas V SDN Cijati
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan backhand
dalam permainan tenis meja melalui media dinding pada siswa kelas
V SDN Cijati
d. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswadalam pembelajaran
pukulan backhand permainan tenis meja melalui mediadinding pada
siswa kelas V SDN Cijati
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis mengajukan
pemecahan masalah dengan menggunakan pembelajaran pukulan backhand
melalui media dinding untuk mengatasi masalah tersebut.
Penggunaaan media dinding dalam pembelajaran pukulan backhand itu
sendiri diharapkan dapat menjadi alternatif bagi siswa dan guru untuk dijadikan
model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN
Cijati dalam melaksanakan pembelajaran tenis meja. Dengan menggunakan
Pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding diupayakan dapat
11
permainan tenis meja. Karena media dinding dapat mengembalikan bola sesuai
dengan kekuatan dan ketepatan pukulan sebelum memantul ke dinding,
sehingga siswa mampu menjaga konsistensi ketepatan sasaran, posisi tubuh,
serta sikap lengan yang baik pada saat melakukan pukulan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permaianan tenis
meja melalui media dinding pada siswa kelas V SDN Cijati
2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding
pada siswa kelas V SDN Cijati
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan
backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding pada
siswa kelas V SDN Cijati
4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding
pada siswa kelas V SDN Cijati
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan tekhnik dasar pukulan dalam permainan tenis
12
b. Meningkatkan kebugaran siswa
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreatifitas
belajar pendidikan jasmani
b. Meningkatkan kualitas mengajar
3. Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang baik pada
sekolah dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada khususnya dan
sekolah pada umunnya.
4. Manfaat bagi peneliti yang lain
a. Dapat menambah wawasan tentang permainan tenis meja
b. Dapat mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain
c. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran tenis meja melalui
modifikasi dengan pembelajaran pukulan backhand melalui media
sasaran dinding
E. Batasan Istilah
Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan
sebagai berikut :
Meningkatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 125) Kata “meningkatkan”
memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari suatu yang bersusun
13
mengusahakan dapat dinaikan ketingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan
hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa.
Pembelajaran (Knirk & Gustafson ; 2005) Menjelaskan bahwa pembelajaran
merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang
sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar.
Permainan (Suppandi,1992;45) Peramaian yang bisa membuat seseorang
senang, permainan dalam penelitian ini digunakan dalam pembelajaran pukulan
backhand dalam tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga
yang bersifat permainan. Dimana dalam permainannya menggunakan net dan
meja, permainannya dapat dilakukan secara perorangan ataupun berpasangan.
Tenis Meja (Soetomo 1985:54) adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh
seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati net yang dipasang
pada tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus
memantul pada meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas
net yang dipukul seseorang silih berganti dan memukulnya sendiri setelah bola
memantul pada permukaan meja jadi tidak langsung divoli.
Media (http://apadefinisinya.blogspot.com./2007/12/pengertian-media//html)
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
14
Dinding (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:266) adalah Penutup sisi samping
51 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Cijati Kecamatan
Situraja Kabupaten Sumedang dan sesuai dengan tempat program latihan
profesi penulis dimana diharapkan ada kemudahan khususnya menyangkut
pengenalan lingkungan adalah apakah yang berhubungan dengan anak didik
sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu
dalam kelancaran kegiatan seperti guru lainnya. Dimana dalam penelitian
tindakan kelas harus dibarengi dengan pendamping sebagai rekan dalam
memberikan solusi pemecahan dalam setiap kegiatan dari mulai perencanaan,
tindakan, observasi serta refleksi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran penjasorkes
berlangsung yaitu dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011,
kegiatan dipusatkan di SDN Cijati khususnya dalam pelaksanaan dan
52
Tabel 3.1
JADWAL PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang, pada siswa kelas V dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 7 orang
siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari
sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong masyarakat yang
perhatian terhadap pendidikan dan ini terakumulasi terhadap kualitas pendidikan
di SD Cijati walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan
kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti kurang kreatifnya
53
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana
mengatasi kesulitan anak dalam pembelajaran pukulan backhand dimana upaya
yang dilakukan dalam membantu mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan
menggunakan media sasaran dinding, sehingga dengan bantuan media tersebut
kesulitan anak diharapkan dapat dipecahkan. Penelitian ini berangkat dari
permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru.
Berbekal dari keinginan memperbaikai pembelajaran penjas pada pukulan
backhand, penulis mempersiapkan diri sehubungan apa itu penelitian tindakan
kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan
pendapat Kemmis dalam (Rochiati Wiriaatmaja 2005 : 12) dijelaskan bahwa
penelitian kelas adalah.
Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan–kegiatn praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Sedangkan (Elliot 1991:76) “Melihat penelitian penelitian tindakan
sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk
memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut”. Jadi secara ringkas dari
pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas adalah
54
pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan
melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus
kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagart yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian apabila melihat
perkembangannya, penelitian tindakan kelas bermula dari penelitian tindakan
yang pertama dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an yang pada awalnya
diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun oleh Stephen Corey
(1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama kalinya pada bidang
pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lewrence Stenhouse
memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti,
bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam
proyek yang dinamakan Ford Teaching Projectyang di pinpin oleh Elliot dan
Clem Adelma merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan
dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing–masing dengan
penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah–istilah guru peneliti dan
penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan
diruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research
in Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa
sebagai objek penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang
penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam (Suherman
55
“Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisipatif,
menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.
Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas
model Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999 : 14)
mengatakan .
Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah–langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen–momen dalm bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
2. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu
rencana, tindakan, penagamatan/obsevasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1
56
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang
sudah didesain dalam factor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal
dalam pukulan backhand, siswa di berikan latihan tanpa petunjuk tekhnis dari
guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan
untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka
meningkatkan kemampaun maksimal siswa dalam melakukan pukulan backhand.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa
tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal pukulan
backhand memerlukan media sasaran dinding sebagai alat bantu pembelajaran
yang berguna untuk melatih siswa dalam menetukan posisi tubuh yang tepat serta
konsistensi ketepatan pukulan. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak
ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
lapangan. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan
pendamping mulai dari posisi tubuh sampai ketepatan sasaran
57
kelemahan-kelemahan siswa yang sering terjadi diantaranya
mengenai penampilan/performen.
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
d. Memperagakan dan sebagai guru penjas yang akan melaksakan
pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan,
dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah
direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang actual. Pada saat bersamaan
kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta
diakui dengan kegiatan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap
ini sebagai berikut :
a. Mengimplementasikan tujuan pembelajaran pukulan backhand
melalui media dinding sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
pukulan backhand dalam permainan tenis meja.
b. Melaksanakan test untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi
dasar yang diharapkan.
c. Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil
58
3. Tahap observasi
Selama melaksakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti
bertindak sebagai observer atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.
4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)
Guru sebagai peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan
pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa
lembaran-lembaran pengamatan tentang pukulan backhand yang meliputi
catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji
hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi
untuk bahan perencanaan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah :
a. IPKG 1 ( Instrumen Penilaian kinerja Guru )
Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini
kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran pukulan backhand
dalam permainan tenis meja melalui media dinding. Dalam hal ini
kemampuan merencanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat
pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana dalam
penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama
59
berasal dari Siswa Kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang.
b. IPKG 2 ( Instrumen Penilaian Kinerja Guru )
Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan
pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding. Yang dalam
hal ini kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan
backhand melalui media dinding. Dalam hal ini kemampuan
melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat
melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis
bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).
Sumber data berasal dari Siswa Kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang.
c. Lembar aktivitas siswa
Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai semangat, kerjasama, dan
kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran. Sumber data berasal dari
siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.
d. Tes Hasil Belajar
Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan
setelah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang
diperoleh. Tes dilakukan dalam bentuk praktek setelah proses
pembelajaran selesai, tingkat kesulitan tes di tambah pada setiap
60
bersumber dari siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
a. Data dan Cara pengambilannya
1) Sumber Data : Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah
siswa dan guru.
2) Jenis Data : Jenis data yang di dapat adalah data kualitatif yang
terdiri dari:
a) Proses belajar
b) Rencana pembelajaran
c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
b. Cara Pengambilan Data
1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada
siswa
2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan
tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi
3) Data tentang repleksi diri serta perubahan-perubahan yang
terjadi di kelas, diambil dari catatan yang dibuat guru
4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar
61
2. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat
langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan,
hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.
Analisis menurut Nasution dalam (Sugiono 2005:88) menyatakan bahwa .
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif, serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bias diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
Lebih lanjut analisis data (Patton dan Moleong 2005:280)
mengemukakan bahwa .
Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penapsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian dan mancari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap
orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman
(Wiriaatmaja, 2005 : 139) yang menyatakan “……..the ideal model for data
collection and analysis is one interweaves them from the begunning”yang
artinya model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara
bergantian berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan,
dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan
kebisaan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan kebisaan data
62
tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran.
Hal ini selaras dengan pernyataan (Moleong 2005 : 175) yang menyatakan:
“pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakn beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan
keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data
dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan
melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah
menjadi informasi yang bermakna.
b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih
sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan
sebagainya.
c) Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data
yang telah diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau
formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.
G. Validasi Data
Kesahan data peelitian dapat dilihat dari keampuan menilai data dari aspek
validasi data penelitian, untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan dengan
teknik triangulasi, member chek, dan exsper opinion. (Wiriatmaja 2005 : 45)
mengemukakan pengertian tentang teknik menguji validasi penelitian.
1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti
63
dilakukan melalui tringulasi sumber yang ditunjukan kepada kepala
sekolah, rekan sejawat, dan siswa.
2. Member chek dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan
data dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan
dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada
setiap akhir pembelajaran melalui diskusi.
3. Audit trial yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode
pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing I
dan II, dan teman-teman mahasiswa selama proses pelaksanan tindakan.
4. Expert opinion yaitu pengecekan terhadap kesahihan masalah peneliti
kepada pakar professional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis
mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Pembimbing I dan II
yaitu Bapak Drs. H. Hendra Somantri M.Pd dan Bapak Drs. Respaty
Mulyanto M.Pd untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta
masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung
jawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan
normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan
pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding. Interprestasi
data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada
setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang
manfaat suatu permainan terhadap pembelajaran pukulan backhand.
124 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai peningkatan
pembelajaran pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui media
dinding pada siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten
Sumedang, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pembelajaran
pukulan backhand dalam permainan tenis meja dimulai dengan
menganalisis tujuan pokok, meningkatkan ketererampilan melakukan
pukulan backhand, dan merencanakan jumlah pertemuan. Dengan
perencanaan pembelajaran seperti itu, dapat dilihat hasil dari penelitian ini
yang memenuhi target dengan persentase 100% pada siklus III. Agar
proses pembelajaran berjalan efektif, sistematika tahapan gerakan dimulai
dengan gerakan yang mudah dan beban kerja yang ringan, kemudian
berangsur-angsur dinaikan ke beban yang sulit.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran pukulan backhand dalam permainan
tenis meja melalui media dinding diikuti dengan kinerja guru yang
maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui
petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat
125
pemanfaatan fasilitas belajar akan mampu mendapatkan hasil yang
maksimal.
3. Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran
pemberian motivasi siswa harus diberikan saat pembelajaran berlangsung
agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan
yang ketat, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar
maksimal.
4. Dengan penerapan pembelajaran pukulan backhand dalam permainan tenis
meja melalui media dinding menunjukan adanya peningkatan yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran yang dapat
mencapai target pada siklus III dengan persentase kelulusan 100%.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam
teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan
metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang.
Terutama pada pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan
metode pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak SD
cenderung masih ingin bermain serta menghindari cedera yang berakibat
126
2. Bagi Siswa
Diharapkan dengan menerapkan pembelajaran pukulan backhand dalam
permainan tenis meja melalui media dinding dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menambah referensi tentang metode pembelajaran
khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
4. Bagi Lembaga
Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai
pengembangan teknik meningkatkan pembelajaran pukulan backhand pada
127
DAFTAR PUSTAKA
Damiri, Kusmaedi (1992), Olahraga Pilihan Tenis Meja, Bandung, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Galingging (2005), Peraturan Tenis Meja, Jurnal Tenis Meja.
Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen
Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD:LOAN – IND
Lutan, Rusli (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta:
Depdiknas
Lutan, Rusli (2001 : 18) Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar.
Mahendra (2002 : 2) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Maleong Lexy J (2002) Metodojogi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Nasution, Eri D (1999). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta PT Raja Grafindo
Salim, Agus (2008), Buku Pintar Tenis Meja, Nuansa, Bandung.
Siedentop, Mand, dan Taggart (1986). Elementary Physical Education Metods
Simpson, Peter. (1984) Teknik Bermain Pingpong, Pionir, Bandung.
128
Sugiono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung.
Suherman, Adang (1999/2000), Dasar-Dasar Penjaskes, Depdikbud, Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Suherman, Ayi (2004), Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.
Sukintaka (2004). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes, Jakarta : Depdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Sunarya, May dan Suwarso, Eso. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Bandung : PT. Arya Duta.
Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.