• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN CIJATI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN CIJATI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN

BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN

CIJATI KECAMATAN SITURAJA

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sahid Indra Raharjo

0700967

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN

CIJATI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

SAHID INDRA RAHARJO NIM.0700967

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. H. Hendra Somantri, M.Pd. NIP. 194709201967011001

Pembimbing II,

Drs. Respati Mulyanto, M.Pd. NIP. 195905201988031002

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Pukulan Backhand Dalam Permainan Tenis Meja

Melalui Media Dinding Pada Siswa Kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja

Kabupaten Sumedang”. Ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya

tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011

(4)

i

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Rumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Kajian Teoritis ... 15

1. Pengertian Pembelajaran ... 15

a. Pembelajaran ... 15

b. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 18

c. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 19

d. Tujuan Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar...20

e. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar...21

2. Permainan Tenis Meja... 23

a. Pengertian Permainan Tenis Meja ... 23

b. Peralatan dan Perlengkapan Permainan tenis Meja ... 25

c. Tekhnik Dasar Tenis Meja...26

(5)

ii

e. Teknik Pukulan Backhand...37

3. Perkembangan dan Karakteristik Anak Kelas V SD... 39

4. Teori Belajar Penjas ... 41

5. Penggunaan Media Dinding dalam Pembelajaran Pukulan Backhand... ... 44

B. Hasil Temuan Penelitian yang Relevan...48

C. Hipotesis Tindakan... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

1. Lokasi Penelitian ... 51

2. Waktu Penelitian ... 51

B. Subjek Penelitian ... 52

C. Metode dan Desain Penelitian ... 53

1. Metode Penelitian... 53

2. Desain Penelitian ... 55

D. Prosedur Penelitian... 56

1. Tahapan Perencanaan (Planning) ... 56

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 57

3. Tahapan Observasi (Observer) ... 58

4. Tahapan Analisis dan Refleksi (Reflection) ... 58

E. Instrumen Penelitian... 58

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60

1. Teknik Pengolahan Data...60

2. Analisis Data ...61

G. Validasi Data ... 62

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Paparan Data Penelitian ... 64

1. Paparan Data Awal ...64

B. Paparan Data Tindakan ... 72

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 72

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 72

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 75

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ... 77

a. Analisis dan Refleksi Siklus I...83

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 88

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 88

(6)

iii

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ... 93

a. Analisis dan Refleksi Siklus II...98

3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III...103

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III. ... 103

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 106

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 108

a. Analisis dan Refleksi Siklus III ...113

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

A. Kesimpulan ... 124

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127

LAMPIRAN ... 129

(7)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1.1 Data Awal hasil Tes Siswa ... 8

3.1 Jadwal Penelitian...52

4.1 Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran...66

4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ...67

4.3 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa...69

4.4 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 70

4.5 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 78

4.6 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 79

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 81

4.8 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus I ... 82

4.9 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pembelajaran Siklus I ... 84

4.10 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 85

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 86

4.12 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I... 87

4.13 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 93

4.14 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 94

4.15 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 96

4.16 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus II ... 97

4.17 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 98

4.18 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 100

(8)

v

4.20 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 102

4.21 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 108

4.22 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 109

4.23 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 111

4.24 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus III ... 112

4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 114

4.26 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III...114

4.27 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklua III...115

4.28 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III...116

4.29 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus...117

4.30 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus...119

4.31 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus...120

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

2.1 Bidang Bet Bersandar Pada Lekuk antara Ibu Jari dan Telunjuk ... 28

2.2 Kuku Ibu Jari Tegak Lurus dengan Permukaan Bet ... 28

2.3 Jari Telunjuk Berada di bagian Bawah Bet ... 29

2.4 Longgarkan Pegangan ... 29

2.5 Untuk Memperkuat Pukulan Backhand ... 29

2.6 Bet Mengarah ke Bawah dengan Pegangan Mengarah ke Atas ... 30

2.7 Menekuk Ketiga Jari Pada Sisi Bet yang Lain ... 30

2.8 Square Stance ... 31

2.9 Side Stance ... 31

2.10 Open Stance ... 31

2.11 Gerakan Kaki Kanan Satu Langkah ke Samping ... 34

2.12 Gerakan Kaki Kiri Satu Langkah ke Samping Belakang Kiri ... 34

2.13 Gerakan Kaki Kiri Satu Langkah ke Samping Depan Kiri ...35

2.14 Gerakan Kaki Kanan Satu Langkah ke Samping Depan Kanan ...35

2.15 Gerakan Kaki Kanan Satu Langkah ke Samping Kiri ...35

2.16 Posisi Backhand Drive ...37

2.17 Posisi Backhand Push ...39

2.18 Latihan Memukul dengan menggunakan Madia dinding ...45

2.19 Media Permainan Pelaksanaan Siklus I ...46

2.20 Media Permainan Pelaksanaan Siklus II ...47

(10)

vii

3.1 Bagan Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ...55

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 : Grafik Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru ... 118

4.2 : Grafik Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 120

4.3 : Grafik Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa ... 121

4.4 : Grafik Tingkat Kelulusan Siswa ... 122

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 129

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 134

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 138

4 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 143

5 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 144

6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 145

7 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus I ... 146

8 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembalajaran Siklus II ... 147

9 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 148

10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 149

11 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus II... 150

12 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 151

13 Data hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 152

14 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 153

15 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus III...154

16 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan...155

16 Format Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan...161

16 Format Observasi Aktivitas Siswa...164

16 Format Penilaian Hasil Pembelajaran Pukulan Backhand...167

17 Dokumentasi Tahap Pembelajaran...170

18 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing...171

(12)

ix

20 Surat Keterangan Melakukan Penelitian...173

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

seumur hidup, maka dari itu pendidikan jasmani diajarkan di Sekolah yang

memberikan peranan penting serta memberikan kesempatan para siswa untuk

terlibat langsung dalam pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.

Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa

di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah

upaya untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan utama pendidikan

jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin, serta

menjunjung nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.

Pendidikan jasmani sering dihubungkan dengan konsep lain, dimana

pendidikan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah

pada bagian organ-organ tubuh, kesegaran jasmani, kegiatan fisik, dan

pengembangan keterampilan gerak. Pengertian itu memberikan pandangan yang

menyimpang dari arti yang sesungguhnya, walaupun memang mempunyai tujuan

tertentu. Namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan

itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi. (Dauer dan Pangraji 1989:1)

(14)

2

Pendidikan jasmani adalah suatu fase dari pendidikan yang memberikan konstribusi, terutama melalui pengalaman gerak untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk setiap anak.pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak harus dilaksanakan dengan cara-cara tetap agar memiliki makna bagi anak.pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.

Guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk

membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa, guru pendidikan jasmani harus

mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak

membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu pendidikan jasmani

sangat berperan penting bagi bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta

didik maka bermain adalah cara yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas

fisik walaupun bermain tidak selalu fisikal. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk

permainan itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Permainan yang menarik akan

meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan

jasmani. tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan materi

pembelajaran serta fasilitas yang memadai.

Tenis meja adalah suatu cabang olah raga yang tidak mengenal batas umur,

anak-anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai

acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus

ditanggulangi dengan bersungguh-sungguh. Akan tetapi jikalau kita ingin

menguasai tenis meja sebagai olahraga, maka mau tidak mau kita harus

mempelajari dan memahami berbagai pukulan yang ada. Kita harus menguasai

(15)

3

dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasar tersebut. Dalam bermain tenis meja

kita akan unggul jika kita berhasil mengembangkan suatu pukulan yang khas

milik kita sendiri yang tidak dimiliki oleh lawan manapun. Kelebihan yang khas

tersebut dapat memberikan warna individual pada pukulan-pukulan kita. Untuk

melatih berbagai macam pukulan, kita tidak boleh melupakan posisi tubuh(stance)

yang sesuai, agar gerakan-gerakan pukulan dapat terkompensir. Karena semakin

cepat gerakan, semakin hebat pukulan kita, dan semakin lebar pulalah posisi

tubuh yang dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk memelihara kestabilan dan

keseimbangan.

Untuk dapat mengembangkan pukulan yang merupakan ciri khas milik kita

sendiri, kita harus berdidri di atas pondasi yang kuat, menggunakan semua

tekhnik dasar pukulan seperti di atas. Hanya berdasarkan tekhnik-tekhnik dasar

itulah kita dapat bermain menggunakan taktik dan menang. Latihan tehnis ini

kemudian diikuti dengan latihan taktik. Hal ini harus dipersatukan setahap demi

setahap sehinnga merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena

kedua faktor inilah yang merupakan faktor penentu, langsung mempengaruhi

segala perkembangan, penampilan, dan kesuksesan mencapai prestasi.

Ada dua dasar pukulan dalam tenis meja yaitu pukulan driving (menyerang)

dan pukulan pushing (mendorong). Dari nama yang digunakan sudah bisa ditebak

bahwa pukulan driving digunakan untuk menyerang, dan pushing digunakan pada

pertahanan. Kita dapat menggunakan tekhnik tersebut untuk melakukan kontrol

bermain dan menghentikan lawan dari kemungkinan untuk mendapatkan

(16)

4

tekhnik ini hanya untuk pemain pemula. Kita dapat melihat bahwa dasar tekhnik

pukulan sangat banyak dalam permainan tenis meja sekarang ini.

Dalam pukulan backhand, yang merupakan pukulan dengan menggunakan

bagian belakang bat itu sendiri terdapat dua dasar tekhnik pukulan yaitu backhand

drive dan backhand push. Di bawah ini (Kusmaedi dkk 1992) menjelaskan aksi

dan tekhnik melakukan backhand drive dan backhand push.

1. Backhand Drive, tekhnik bermain backhand drive dikenal sebagai

pukulan dengan aksi mengayun, dimana bat bergerak ke depan dan atas

posisi backhand. Dengan kaki dan pundak menghadap bagian dari meja

dimana bola dapat dikembalikan. Menjaga kaki digaris dengan pundak,

dan pegang bat di depan perut. Permukaan backhand ke depan, posisi

tertutup ringan dan siku ada pada sudut sekitar 90 derajat. Tekhnik

memainkan backhand drive yaitu ketika bola sampai, ayunkan bat ke

depan dengan menggunakan siku, hindari pergunaan pergelangan atau

pundak karena kekuatan tertumpu pada siku. Ketika memukul, biarkan

siku berputar dan dekat pada bola sehingga dapat mengakhiri pukulan

dengan sisi backhand dari bat yang menghadap ke bawah menuju meja.

2. Backhand Push tekhnik pukulan ini dimainkan dengan gaya mendorong

dimana bat bergerak hanya dalam jarak pendek dan tidak ada pukulan

yang mengikuti. Posisi backhand push yaitu dengan cara berdiri sama

dengan aksi pukulan backhand drive, dimana kedua kaki berdiri sejajar

dengan pundak antara selebar pundak. Posisi lutut melengkuk lunak dan

(17)

5

serta ringan dengan posisi berlawanan dengan sudut untuk pukulan

drive. Siku menekuk antara 90 derajat dan bat dipegang di depan perut.

Tekhnik backhand push ini di lakukan dengan satu gerakan lembut

untuk mendorong bat keluar di depan dan turun dengan ringan.

Tujuannya adalah memukul ke arah bawah dan melewati belakang bola.

Pukulan ini dapat dilakukan pada situasi biasa yakni membuat kontak

pada bola saat puncak pantulan. Kedua ayunan dan dorongan harus

pendek dengan menggunakan kekuatan yang sedikit pada pukulan ini.

Kunci keberhasilannya adalah berupa singgungan ringan dan kontrol

yang tepat dengan backhand drive hampir sepenuhnya di buat pada siku.

Jika bola memntul terlalu tinggi kurangi sudut dari bat dan jangan jatuh.

Untuk pemula memukul dibawah bola selain memukul dibelakang bola

itu. Tekhnik seperti ini adalah dengan cara mengkonsentrasikan pada

bola dengan serendah dan sependek mungkin.

Dalam pembelajaran tenis meja dalam ruang lingkup pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan di sekolah dasar. Pembelajaran pukulan backhand dalam

permainan tenis meja haruslah dikemas sedemikian rupa agar siswa tertarik untuk

lebih berperan aktif mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan

tercapai. Permasalahan yang sering muncul untuk tingkat siswa sekolah dasar

dalam bermain tenis meja adalah tidak berjalannya permainan, dikarenakan siswa

tidak mampu mengembalikan bola terhadap lawan mainnya. Hal ini merupakan

akibat dari kurangnya keterampilan melakukan gerakan maupun tekhnik-tekhnik

(18)

6

Untuk melatih tekhnik dasar melakukan pukulan backhand dalam

permainan tenis meja, dalam berlatih kita tidak boleh melatih satu gerakan

pukulan backhand saja, tetapi kita harus menguasai berbagai macam tekhnik

pukulan, karena masing-masing pukulan memiliki sifat-sifat yang berlainan

seperti kekuatan, panjang pukulan, serta sentuhan bat terhadap bola. Ketiga aspek

ini berbeda-beda bagi setiap macam pukulan dengan kombinasi-kombinasi

beraneka ragam. Kecuali setiap pukulan terdiri dari bermacam-macam gerakan

yang terpadu menjadi satu dan dibagi menjadi tiga tipe yaitu pendek, sedang, dan

panjang. Panjang pendeknya pukulan ini bergantung pada jenis pukulan itu

sendiri, tujuan yang ingin dicapai dan daerah tempat kita bermain. Pukulan tidak

dapat dikuasai sekaligus secara sempurna, tetapi harus melalui tahap-tahap

tertentu, makin lama makin dikembangkan. Gerakan pukulan-pukulan itu harus

terkoordinir mengikuti ritme tertentu, baik gerakan lengan, tubuh ataupun kaki.

Menurut (Peter Simpson:1984) dalam bukunya yang berjudul “ How to Play

Table Tennis “ untuk mempelajari tekhnik dasar bermain tenis meja kita harus

mempunyai patokan sebagai berikut.

“Kita belajar tekhnik melakukan pukulan, belajar mengontrol semua

gerakan tubuh dan bola itu sendiri, belajar untuk menggerakan tubuh dan

memukul bola secara tepat dan konsisten”.

Untuk berlatih tekhnik-tekhnik dasar seperti yang dipaparkan diatas, Peter

Simpson menganjurkan melakukan berbagai variasi gerakan dengan cara

menghadap ke dinding, dan memukul bola ke dinding tersebut. Bola akan

(19)

7

dinding lagi dan ulangi terus. Latihan berikutnya yaitu bermain melawan dinding

lagi, namun dengan target tertentu yang digambarkan pada dinding itu. Terus

mencoba mempertahankan target dan konsistensi memukul bola.

Kemudian Eri D. Nasution (1999:23), mengemukakan bahwa berlatih

pukulan backhand dapat dilakukan dengan cara.

"Gunakan sisi backhand bat anda, pantulkan bola ke dinding sebanyak yang anda mampu secara berurutan. Berdirilah kira-kira 2 hingga 5 kali jauhnya dari dinding dan jangan biarkan bola memantul di lantai, pukul bola dengan pukulan backhand, menghadap ke dinding pukul bola langsung di depan anda".

Eri D. Nasution (1999:2) menjelaskan : Terdapat 5 metode latihan dalam

tenis meja.

1. Berlatih dengan teman 2. Berlatih dengan pelatih 3. Berlatih dengan multi ball 4. Berlatih dengan mesin 5. Berlatih sendiri

Dari beberapa kutipan di atas, jelas bahwa dengan latihan memukul bola

kearah dinding mampu meningkatkan keterampilan memukul bola dengan

menggunakan backhand.

Berdasarkan observasi dan tes yang telah dilaksanakan diperoleh data yang

menggambarkan bahwa pembelajaran pukulan backhand dalam permainan tenis

meja, siswa banyak yang tidak menguasai keterampilan tersebut. Berikut rincian

(20)

8

DATA AWAL NILAI SISWA KELAS V SDN CIJATI

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

No Nama

Aspek yang di nilai

(21)

9

Melihat dari hasil pada tabel data awal di atas keadaan pembelajaran

permainan tenis meja tentang pukulan backhand, dapat dikatakan kemampuan

siswa dalam menguasai materi pembelajaran masih sangat rendah karena hanya

24% dari 25 siswa yang mampu mencapai ketuntasan nilai dan 76% yang tidak

mampu mencapai ketuntasan nilai. Maka dalam hal ini diperlukan sebuah

penerapan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan efektif. Mampu mengaitkan

pembelajaran serta melibatkan sumber belajar untuk menjembatani materi dalam

pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peniliti memilih untuk

memodifikasi pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding yang

diharapkan mampu meningkatkan keterampilan tekhnik dasar siswa dalam

permainan tenis meja.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas yang dirumuskan kedalam judul “ Upaya Meningkatkan Pembelajaran

pukulan backhand dalam Permainan Tenis Meja melalui Media Dinding pada

Siswa Kelas V SDN 1 Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang “

B. Perumusan Dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai kesulitan yang dialami siswa

dalam melakukan permainan tenis meja maka peneliti merumuskan

(22)

10

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan

kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui

media dinding pada siswa kelas V SDN Cijati

b. Bagaimana kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan

backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding pada

siswa kelas V SDN Cijati

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan backhand

dalam permainan tenis meja melalui media dinding pada siswa kelas

V SDN Cijati

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswadalam pembelajaran

pukulan backhand permainan tenis meja melalui mediadinding pada

siswa kelas V SDN Cijati

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis mengajukan

pemecahan masalah dengan menggunakan pembelajaran pukulan backhand

melalui media dinding untuk mengatasi masalah tersebut.

Penggunaaan media dinding dalam pembelajaran pukulan backhand itu

sendiri diharapkan dapat menjadi alternatif bagi siswa dan guru untuk dijadikan

model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN

Cijati dalam melaksanakan pembelajaran tenis meja. Dengan menggunakan

Pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding diupayakan dapat

(23)

11

permainan tenis meja. Karena media dinding dapat mengembalikan bola sesuai

dengan kekuatan dan ketepatan pukulan sebelum memantul ke dinding,

sehingga siswa mampu menjaga konsistensi ketepatan sasaran, posisi tubuh,

serta sikap lengan yang baik pada saat melakukan pukulan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permaianan tenis

meja melalui media dinding pada siswa kelas V SDN Cijati

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding

pada siswa kelas V SDN Cijati

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan

backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding pada

siswa kelas V SDN Cijati

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui media dinding

pada siswa kelas V SDN Cijati

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan tekhnik dasar pukulan dalam permainan tenis

(24)

12

b. Meningkatkan kebugaran siswa

2. Manfaat bagi guru

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreatifitas

belajar pendidikan jasmani

b. Meningkatkan kualitas mengajar

3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang baik pada

sekolah dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada khususnya dan

sekolah pada umunnya.

4. Manfaat bagi peneliti yang lain

a. Dapat menambah wawasan tentang permainan tenis meja

b. Dapat mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain

c. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran tenis meja melalui

modifikasi dengan pembelajaran pukulan backhand melalui media

sasaran dinding

E. Batasan Istilah

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan

sebagai berikut :

Meningkatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 125) Kata “meningkatkan”

memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari suatu yang bersusun

(25)

13

mengusahakan dapat dinaikan ketingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan

hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa.

Pembelajaran (Knirk & Gustafson ; 2005) Menjelaskan bahwa pembelajaran

merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang

mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks

kegiatan belajar mengajar.

Permainan (Suppandi,1992;45) Peramaian yang bisa membuat seseorang

senang, permainan dalam penelitian ini digunakan dalam pembelajaran pukulan

backhand dalam tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga

yang bersifat permainan. Dimana dalam permainannya menggunakan net dan

meja, permainannya dapat dilakukan secara perorangan ataupun berpasangan.

Tenis Meja (Soetomo 1985:54) adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh

seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati net yang dipasang

pada tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus

memantul pada meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas

net yang dipukul seseorang silih berganti dan memukulnya sendiri setelah bola

memantul pada permukaan meja jadi tidak langsung divoli.

Media (http://apadefinisinya.blogspot.com./2007/12/pengertian-media//html)

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah,

perantara, atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk

(26)

14

Dinding (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:266) adalah Penutup sisi samping

(27)

51 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Cijati Kecamatan

Situraja Kabupaten Sumedang dan sesuai dengan tempat program latihan

profesi penulis dimana diharapkan ada kemudahan khususnya menyangkut

pengenalan lingkungan adalah apakah yang berhubungan dengan anak didik

sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu

dalam kelancaran kegiatan seperti guru lainnya. Dimana dalam penelitian

tindakan kelas harus dibarengi dengan pendamping sebagai rekan dalam

memberikan solusi pemecahan dalam setiap kegiatan dari mulai perencanaan,

tindakan, observasi serta refleksi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran penjasorkes

berlangsung yaitu dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011,

kegiatan dipusatkan di SDN Cijati khususnya dalam pelaksanaan dan

(28)

52

Tabel 3.1

JADWAL PENELITIAN

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten

Sumedang, pada siswa kelas V dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 7 orang

siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari

sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong masyarakat yang

perhatian terhadap pendidikan dan ini terakumulasi terhadap kualitas pendidikan

di SD Cijati walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan

kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti kurang kreatifnya

(29)

53

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana

mengatasi kesulitan anak dalam pembelajaran pukulan backhand dimana upaya

yang dilakukan dalam membantu mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan

menggunakan media sasaran dinding, sehingga dengan bantuan media tersebut

kesulitan anak diharapkan dapat dipecahkan. Penelitian ini berangkat dari

permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru.

Berbekal dari keinginan memperbaikai pembelajaran penjas pada pukulan

backhand, penulis mempersiapkan diri sehubungan apa itu penelitian tindakan

kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan

pendapat Kemmis dalam (Rochiati Wiriaatmaja 2005 : 12) dijelaskan bahwa

penelitian kelas adalah.

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan–kegiatn praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan (Elliot 1991:76) “Melihat penelitian penelitian tindakan

sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk

memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut”. Jadi secara ringkas dari

pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas adalah

(30)

54

pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan

melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus

kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagart yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian apabila melihat

perkembangannya, penelitian tindakan kelas bermula dari penelitian tindakan

yang pertama dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an yang pada awalnya

diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun oleh Stephen Corey

(1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama kalinya pada bidang

pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lewrence Stenhouse

memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti,

bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam

proyek yang dinamakan Ford Teaching Projectyang di pinpin oleh Elliot dan

Clem Adelma merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan

dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing–masing dengan

penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah–istilah guru peneliti dan

penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan

diruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research

in Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa

sebagai objek penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang

penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam (Suherman

(31)

55

“Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisipatif,

menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas

model Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999 : 14)

mengatakan .

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah–langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen–momen dalm bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu

rencana, tindakan, penagamatan/obsevasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1

(32)

56

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang

sudah didesain dalam factor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal

dalam pukulan backhand, siswa di berikan latihan tanpa petunjuk tekhnis dari

guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan

untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka

meningkatkan kemampaun maksimal siswa dalam melakukan pukulan backhand.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal pukulan

backhand memerlukan media sasaran dinding sebagai alat bantu pembelajaran

yang berguna untuk melatih siswa dalam menetukan posisi tubuh yang tepat serta

konsistensi ketepatan pukulan. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak

ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur

sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

lapangan. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan

pendamping mulai dari posisi tubuh sampai ketepatan sasaran

(33)

57

kelemahan-kelemahan siswa yang sering terjadi diantaranya

mengenai penampilan/performen.

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan.

d. Memperagakan dan sebagai guru penjas yang akan melaksakan

pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan,

dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah

direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang actual. Pada saat bersamaan

kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta

diakui dengan kegiatan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap

ini sebagai berikut :

a. Mengimplementasikan tujuan pembelajaran pukulan backhand

melalui media dinding sebagai upaya meningkatkan hasil belajar

pukulan backhand dalam permainan tenis meja.

b. Melaksanakan test untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi

dasar yang diharapkan.

c. Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil

(34)

58

3. Tahap observasi

Selama melaksakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti

bertindak sebagai observer atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan

pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan

pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa

lembaran-lembaran pengamatan tentang pukulan backhand yang meliputi

catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji

hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi

untuk bahan perencanaan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah :

a. IPKG 1 ( Instrumen Penilaian kinerja Guru )

Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini

kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran pukulan backhand

dalam permainan tenis meja melalui media dinding. Dalam hal ini

kemampuan merencanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat

pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana dalam

penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama

(35)

59

berasal dari Siswa Kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten

Sumedang.

b. IPKG 2 ( Instrumen Penilaian Kinerja Guru )

Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan

pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding. Yang dalam

hal ini kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan

backhand melalui media dinding. Dalam hal ini kemampuan

melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat

melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis

bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).

Sumber data berasal dari Siswa Kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja

Kabupaten Sumedang.

c. Lembar aktivitas siswa

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai semangat, kerjasama, dan

kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran. Sumber data berasal dari

siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

d. Tes Hasil Belajar

Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan

setelah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang

diperoleh. Tes dilakukan dalam bentuk praktek setelah proses

pembelajaran selesai, tingkat kesulitan tes di tambah pada setiap

(36)

60

bersumber dari siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja

Kabupaten Sumedang.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

1) Sumber Data : Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah

siswa dan guru.

2) Jenis Data : Jenis data yang di dapat adalah data kualitatif yang

terdiri dari:

a) Proses belajar

b) Rencana pembelajaran

c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

b. Cara Pengambilan Data

1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada

siswa

2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan

tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi

3) Data tentang repleksi diri serta perubahan-perubahan yang

terjadi di kelas, diambil dari catatan yang dibuat guru

4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan

pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar

(37)

61

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat

langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan,

hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.

Analisis menurut Nasution dalam (Sugiono 2005:88) menyatakan bahwa .

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif, serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bias diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Lebih lanjut analisis data (Patton dan Moleong 2005:280)

mengemukakan bahwa .

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penapsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian dan mancari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap

orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman

(Wiriaatmaja, 2005 : 139) yang menyatakan “……..the ideal model for data

collection and analysis is one interweaves them from the begunning”yang

artinya model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara

bergantian berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan,

dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan

kebisaan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan kebisaan data

(38)

62

tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran.

Hal ini selaras dengan pernyataan (Moleong 2005 : 175) yang menyatakan:

“pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakn beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan

keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data

dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan

melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah

menjadi informasi yang bermakna.

b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih

sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan

sebagainya.

c) Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data

yang telah diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau

formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

G. Validasi Data

Kesahan data peelitian dapat dilihat dari keampuan menilai data dari aspek

validasi data penelitian, untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan dengan

teknik triangulasi, member chek, dan exsper opinion. (Wiriatmaja 2005 : 45)

mengemukakan pengertian tentang teknik menguji validasi penelitian.

1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti

dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti

(39)

63

dilakukan melalui tringulasi sumber yang ditunjukan kepada kepala

sekolah, rekan sejawat, dan siswa.

2. Member chek dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan

data dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan

dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada

setiap akhir pembelajaran melalui diskusi.

3. Audit trial yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing I

dan II, dan teman-teman mahasiswa selama proses pelaksanan tindakan.

4. Expert opinion yaitu pengecekan terhadap kesahihan masalah peneliti

kepada pakar professional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis

mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Pembimbing I dan II

yaitu Bapak Drs. H. Hendra Somantri M.Pd dan Bapak Drs. Respaty

Mulyanto M.Pd untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta

masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung

jawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan

normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan

pembelajaran pukulan backhand melalui media dinding. Interprestasi

data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada

setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang

manfaat suatu permainan terhadap pembelajaran pukulan backhand.

(40)

124 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai peningkatan

pembelajaran pukulan backhand dalam permainan tenis meja melalui media

dinding pada siswa kelas V SDN Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten

Sumedang, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pembelajaran

pukulan backhand dalam permainan tenis meja dimulai dengan

menganalisis tujuan pokok, meningkatkan ketererampilan melakukan

pukulan backhand, dan merencanakan jumlah pertemuan. Dengan

perencanaan pembelajaran seperti itu, dapat dilihat hasil dari penelitian ini

yang memenuhi target dengan persentase 100% pada siklus III. Agar

proses pembelajaran berjalan efektif, sistematika tahapan gerakan dimulai

dengan gerakan yang mudah dan beban kerja yang ringan, kemudian

berangsur-angsur dinaikan ke beban yang sulit.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran pukulan backhand dalam permainan

tenis meja melalui media dinding diikuti dengan kinerja guru yang

maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui

petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat

(41)

125

pemanfaatan fasilitas belajar akan mampu mendapatkan hasil yang

maksimal.

3. Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran

pemberian motivasi siswa harus diberikan saat pembelajaran berlangsung

agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan

yang ketat, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar

maksimal.

4. Dengan penerapan pembelajaran pukulan backhand dalam permainan tenis

meja melalui media dinding menunjukan adanya peningkatan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran yang dapat

mencapai target pada siklus III dengan persentase kelulusan 100%.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam

teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan

metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang.

Terutama pada pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan

metode pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak SD

cenderung masih ingin bermain serta menghindari cedera yang berakibat

(42)

126

2. Bagi Siswa

Diharapkan dengan menerapkan pembelajaran pukulan backhand dalam

permainan tenis meja melalui media dinding dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menambah referensi tentang metode pembelajaran

khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai

pengembangan teknik meningkatkan pembelajaran pukulan backhand pada

(43)

127

DAFTAR PUSTAKA

Damiri, Kusmaedi (1992), Olahraga Pilihan Tenis Meja, Bandung, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Galingging (2005), Peraturan Tenis Meja, Jurnal Tenis Meja.

Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen

Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD:LOAN – IND

Lutan, Rusli (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta:

Depdiknas

Lutan, Rusli (2001 : 18) Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar.

Mahendra (2002 : 2) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Maleong Lexy J (2002) Metodojogi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Nasution, Eri D (1999). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta PT Raja Grafindo

Salim, Agus (2008), Buku Pintar Tenis Meja, Nuansa, Bandung.

Siedentop, Mand, dan Taggart (1986). Elementary Physical Education Metods

Simpson, Peter. (1984) Teknik Bermain Pingpong, Pionir, Bandung.

(44)

128

Sugiono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung.

Suherman, Adang (1999/2000), Dasar-Dasar Penjaskes, Depdikbud, Proyek

Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Suherman, Ayi (2004), Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.

Sukintaka (2004). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes, Jakarta : Depdikbud

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan.

Sunarya, May dan Suwarso, Eso. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan. Bandung : PT. Arya Duta.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Gambar

Tabel
Grafik 4.1 : Grafik Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru ..................................
Tabel 3.1 JADWAL PENELITIAN
Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa 1 (1,90 mg) diperoleh dari fraksi gabungan kedua D 1.2 dan setelah dianalisis KLT dengan 3 macam sistem eluen diperoleh noda tunggal, kemudian diuji

Persiapan Administrasi dan Bahan Musrenbang serta Teknik Persidangan Musrenbang ( SC + OC) Pelaksanaan Musrenbang Provinsi (RKPD 2012) dan Forum SKPD 2011 yang diikuti

3.00.05 A/P/SC/ :Ukur,survey,laboratorium dan timbangan khusus 3.00.06 Alat teknik pendidikan,peragaan,visualisasi,olahraga dan kesenian 3.00.07 A/P/SC/

Pembelajaran matematika sekolah menengah pertama Berdasarkan learning trajectory.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan isi yang terkandung dalam wacana kartun, bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi pada maksim kerja sama, bentuk-bentuk

yang terjadi pada kadar protein 25% diduga protein yang diberikan masih rendah untuk kebutuhan protein tubuh ikan batak, walaupun diimbangi oleh total. energinya

Berdasarkan pada pertimbangan karakteristik sinar matahari tersebut, maka dalam perancangan Sekolah Tinggi Penerbangan Surakarta (STPS) ini, faktor potensi cahaya

Pada hari ini rabu tanggal dua puluh enam bulan juni tahun dua ribu tiga belas, Pokja pengadaan barang dan jasa Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga untuk