EFEKTIVITAS PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN TIM SELEKSI PESERTA DIKLAT DALAM MENUNJANG
KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PNS DI KANTOR PENDIDIKAN
PEGAWAI DEPPEN (PPD.PEN.)
DAERAH BANDUNG
Suatu Tinjauan Efektivitas Tim Seleksi Peserta Diklat di Kantor Pendidikan Pegawai Deppen (PPD Pen.)
Daerah Bandung Tahun 1998/1999
r - \
V
TESIS
Diajukan untuk meraenuhi sebagian syarat
Menempuh laporan kemajuan (Progress) Bidang Studi Administrasi Pendidikan
^c/NDID/^
E. AGUS ISMAIL NIM.979680
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
DISETUJUI
UNTUK MENEMPUH LAPORAN KEMAJUAN
(PROGRESS)
PROF.DR.HE KUSMANA. MPd
PEMBIMBING I
PROF.DR.H.TB.ABIN SYAMSUDD1N MAKMUN. MA
PEMBIMBING II
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
ABSTRAK
Menghadapi tuntutan pembangunan di masa depan yang
berat dan komplek membutuhkan Aparatur Pemerintah yang
unggul, menguasai iptek, kreatif, adaptif, inovatif dan
berkepribadian. Sebagai insan yang dipercaya oleh rakyat untuk
memimpin, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembangunan,
Aparatur Pemerintah selayaknya membenahi diri dengan melakukan
introspeksi dan reformasi berbagai sikap negatif. Aparat hams jujur
melihat kenyataan yang sedang terjadi, terutama ketika
melaksanakan tugas-tugas rutin yang penuh dengan rekayasa dari
pihak-pihak tertentu yang kadangkala bertentangan
dengan
kebijakan atasan. Untuk menciptakan kesadaran akan tugas dan
tanggung jawab serta mewujudkan rasa kebersamaan dalam
memahami, melaksanakan suatu kebijakan diperlukan pendekatan
yang berorientasi pada program pendidikan dan pelatihan. Artinya
perlu beberapa modifikasi dalam kurikulum program pendidikan
dan pelatihan guna mempersiapkan Aparatur yang adaptif melalui
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Pemerintah disingkat Diklat
Aparatur.
Berdasarkan sasaran Diklat PNS menurut PP No. 14/1994
diketahui tujuan utama antara lain (1) meningkatkan kesetiaan dan
ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia, (2)
menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar
memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan, (3) memantapkan
semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pengembangan partisipasi masyarakat, (4)
meningkatkan pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan serta
pembentukan sedini mungkin kepribadian Pegawai Negeri Sipil.
Demikian urgennya pendidikan dan latihan dalam sistem
pengembangan karier dan jabatan Aparatur Pemerintah,
Departemen Penerangan sebagai organisasi pemerintah yang
mempunyai fungsi melaksanakan tugas-tugas komunikasi
pembangunan dan sosial untuk menumbuhkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan yang bernuansa kerakyatan, juga
melaksanakan Diklat sesuai dengan aturan yang berlaku. Di Jawa
Barat dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Pegawai Deppen (PPD
Pen) Daerah Bandung. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan Pegawai Deppen (PPD Pen)
Daerah Bandung, akan tetapi ditemui gejala penyimpangan seperti
seleksi yang dilakukan masih diwarnai sikap arogan, tidak jujur dan
belum terbuka, sehinga prinsip
"like and dislike?
berkembang
menjadi pola dan lain sebagainya.
Dari kenyataan ini peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan permasalahan yang diajukan yaitu bagaimana
Efektivitas Pembinaan dan Pengembangan Tim Seleksi Peserta
Diklat dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pendidikan Pegawai
Departemen Penerangan (PPD. Pen) Daerah Bandung?. Problematik
mengetengahkan pertanyaan pokok antara lain tentang proses
perekrutan Tim Seleksi, manajemen pembinaan dan pengembangan
Tim Seleksi, kualitas kinerja Tim Seleksi serta pengaruhnya
terhadap penyelenggaraan Diklat secara keseluruhan.
Dalam praktek operasional pembinaan dan pengembangan
Tim Seleksi yang dianalisis dengan membanding teori-teori yang
relevan, serta pendekatan deskriptif kualitatif maka secara umum
pembinaan dan pengembangan kualitas kinerja Tim Seleksi peserta
Diklat pada Diklat PPD Pen. Daerah Bandung Propinsi Jawa Barat
belum efektif. Sekalipun masih banyak nilai-nilai unggul yang
dijadikan sebagai upaya peningkatan kelak.
Oleh karena itu direkomendasikan kepada pihak-pihak terkait
agar hasil penelitian bermanfaat bila dijadikan salah satu sumber
aspiratif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam tubuh
Tim Seleksi Peserta Diklat. Selanjutnya dapat juga dijadikan dasar
dalam penelitian komparatif dan eksploratif di masa yang akan
datang.
* * * *
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR {
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL ^
DAFTAR GAMBAR viii
ABSTRAK w
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang i
B. Masalah Penelitian 15
C Tujuan Penelitian 19
D. Manfaat Penelitian 21
E. Kerangka Berfikir dan Ruang Lingkup Penelitian ..22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25
A. Konsepsi Administrasi Pendidikan 26
B. Konsepsi Manajemen Sumber Daya Manusia 30
1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia 31
2. Konsep Manajemen Mutu Terpadu 34
C. Konsepsi Pendidikan dan Pelatihan 39
D. Konsepsi Seleksi 48
1. Konsep Seleksi 43
2. Faktor-faktor yang Menentukan Keberhasilan
Seleksi 57
E. Konsepsi Efektivitas 58
1. Konsep Efektivitas 58
2. Kriteria Kinerja Tim Seleksi yang Efektivitas ....61 3. Kaitan Kinerja Tim Seleksi dengan
Keberhasilan ^a
Penelitian Terdahulu
^^mj^
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
// Af. Jvgi
A. Data-data yang Diperlukan
^^.^ii^^.S^.^lO
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
''..^..CiSaC.''...'!./...72
C. Metode Penelitian .V;.^. 73
D. Alat Pengumpul Data 74 E. Teknik Pengumpulan Data .75 F. Pelaksanaan Penelitian 77
1. Tahap Orientasi 73
2. Tahap Eksplorasi 79
3. Tahap Pengecekan 81
G. Teknik Analisis dan Penafsiran Data 82
H. Pengujian Tingkat Validitas Data 84
BAB IV TEMUAN PENELITIAN LAPANGAN
DAN PENAFSIRAN 87
A. Temuan Penelitian Lapangan 87
1. Proses Perekrutan Tim Seleksi Peserta Diklat
PPD Penerangan Bandung 89
2. Manajemen Pembinaan dan Pengembangan
Tim Seleksi 94
3. Kualitas Kinerja Tim Seleksi dalam
Menyeleksi Peserta Diklat 102
4. Pelaksanaan Tugas Tim Seleksi dapat Menunjang Keberhasilan Penyelenggaraan
Diklat 105
B. Penafsiran 107
1. Proses Perekrutan Tim Seleksi Peserta Diklat
pada Diklat PPD Penerangan Bandung 107
2. Manajemen Pembinaan dan Pengembangan
Tim Seleksi HI
3. Kualitas Kinerja Tim Seleksi dalam
menyeleksi peserta Diklat 112
4. Pelaksanaan Tugas Tim Seleksi dapat
Menunjang Keberhasilan
Penyelenggaraan Diklat 116
BABV PENUTUP H8
A. Kesimpulan H8
B. Rekomendasi 122
DAFTAR KEPUSTAKAAN
125
LAMPIRAN-LAMPIRAN
128
1. Lampiran l:Kisi-kisi Efektivitas Tim Seleksi
Peserta Diklat pada Diklat PPD
Pen. Daerah Bandung 128
2. Lampiran 2:Pedoman Penilaian dokumen
Efektivitas TSPD Diklat PPD Pen.
Daerah Bandung 130
3. Lampiran 3:Pedoman Wawancara Efektivitas TSPD
Diklat PPD Pen. Daerah Bandung 131
4. Lampiran 4:Pedoman Observasi Efektivitas TSPD Diklat PPD Pen Daerah Bandung 133 5. Lampiran 5: Surat Keterangan Penelitian 134
1. TABEL 1
2. TABEL 1
DAFTAR TABEL
Subjek Penelitian 73
Komposisi Tim Seleksi Peserta Diklat Pen.
Bandung Jawa Barat Tahun 1998/1999 ... 93
DAFTAR GAMBAR
1. GAMBAR 1 : Kerangka Berfikir dan fokus Penelitian ....24
2. GAMBAR 2 : Perpaduan Pendidikan Prajabatan dan
Dalam Jabatan 41
3.GAMBAR 3 : Manjemen Pendidikan dan Pelatihan 44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki
abad
21
pembangunan
bangsa
Indonesia
dihadapkan pada tantangan yang amat berat. Di mana krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menggangu
pilar-pilar
kehidupan. Kondisi itu diperburuk lagi dengan tidak stabilnya
politik makro bangsa Indonesia, padahal jika manusia Indonesia
memahami
secara
komprehensif
keterkaitan
dan
saling
mempengaruhi antara komponen politik, ekonomi, sosial budaya
dan lain sebagainya serta menyadari peran pemerintah yang selalu
mengayomi dan memberikan yang terbaik untuk rakyatnya tidak
bersifat arogan atau minta dilayani, maka pembangunan ini akan
berjalan sesuai dengan harapan bersama.
Menghadapi tuntutan pembangunan di masa depan yang
berat dan komplek tersebut tentunya membutuhkan Aparatur
Pemerintah yang unggul, menguasai iptek, kreatif, adaptif, inovatif
dan berkepribadian. Sebagai insan yang dipercaya oleh rakyat
memimpin,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
proses
pembangunan, aparatur pemerintah selayaknya membenahi diri
dengan melakukan introspeksi dan reformasi berbagai sikap negatif.
Aparat harus jujur melihat kenyataan yang sedang terjadi, terutama
ketika melaksanakan tugas-tugas rutin yang penuh dengan
rekayasa dari pihak-pihak tertentu kadangkala bertentangan
dengan kebijakan atasan. Untuk menciptakan kesadaran akan
tugas dan tanggung jawab serta mewujudkan rasa kebersamaan
dalam memahami dan melaksanakan suatu kebijakan diperlukan
pendekatan yang berorientasi pada program pendidikan dan
pelatihan, artinya perlu beberapa modifikasi dalam kurikulum
program pendidikan dan pelatihan guna mempersiapkan aparatur
yang adaptif.
Pendidikan
dan
Pelatihan
Aparatur
Pemerintah
yang
mengemban misi mempersiapkan yang terbaik untuk melayani
kepentingan
pembangunan
merupakan
salah
satu program
pemerintah yang dituangkan dalam PP No. 14/1994. Pada point (c),
konsideran
ditegaskan:
"bahwa
untuk
meningkatkan
mutu
profesionalisme pengabdian, kesetiaan dan pengembangan wawasan
serta pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil diperlukan pendidikan
dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil". Disini terlihat
(PNS)
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
kinerja
dan
pengembangan karier selanjutnya.
Mengingat Diklat merupakan infrastruktur dalam pendidikan,
maka program pengembangan kualitas Aparatur Pemerintah yang
paling strategis dilakukan dengan pendekatan pendidikan. Dalam
GBHN (1998-2003) dijelaskan secara gamblang sebagai berikut:
"Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan
yang berwawasan budaya dan lingkungan melalui penataan dan
peningkatan
pengelolaan,
evaluasi
serta
pengawasan
dan
pengendaliannya pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan
dengan meningkatkan kualitas seluruh komponen pendidikan,
terutama tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana".
Peningkatan Aparatur Pemerintah itu sesuai dengan amanat
UUD 1945, secara operasional merupakan bagian sentralistik dari
agenda pokok pembangunan pendidikan nasional. Pemerintah telah
menggariskan kebijakan dalam pembangunan pendidikan ini
melalui strategi pokok yang meliputi:
1) Pemerataan kesempatan pendidikan, 2) Relevansi pendidikan, 3)
Kualitas pendidikan, serta 4) Efisiensi pengelolaan pendidikan.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Diklat
Aparatur Pemerintah dijadikan sarana pengembangan kemampuan
adaptif dalam suatu organisasi pemerintah yang didasari dengan
pertimbangan sebagai berikut:
l.Tuntutan terhadap Profesional Aparatur
Tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Aparatur
Pemerintah semakin tinggi mengharuskan Aparatur untuk lebih
peka dan tanggap dalam menangani dan memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat
yang semakin bermutu dan memuaskan merupakan indikator
tingkat efisiensi dan efektivitas kerja organisasi publik yang
diperlukan dalam memasuki era reformasi yang merupakan era
kebangkitan baru dalam pembangunan bangsa Indonesia. Era baru
yang ditandai dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam
tatanan kehidupan bangsa merupakan pola kehidupan demokrasi
menjadi titik harapan yang hendak dicapai. Disamping itu
tantangan
lain yang harus dihadapi justru perkembangan dan
persaingan dalam bidang ekonomi yang semakin ketat, di situ
terbentang liberalisasi perdagangan bebas yang harus diantisipasi
dengan mempersiapkan sumber daya yang berkualitas.
Menyikapi kondisi di atas, antara tantangan menghadapi
krisis ekonomi, politik, hingga krisis moralitas di satu sisi, dan
Aparatur Pemerintah bersama pihak swasta harus memiliki sikap
profesionalisme,
komitmen, daya saing handal, dan sportifitas
untuk menjadi kekuatan utama menyatu dalam melaksanakan
agenda reformasi yang sobek oleh intervensi dan sikap arogan
oknum tertentu.
Dalam konteks menuju sikap yang profesional tersebut,
didalam agenda reformasi pendidikan yang disarankan
Achmad
Sanusi
(1991 : 20) justru harus dimulai dari awal yaitu LPTK,
(Lembaga
Pengembangan
Tenaga
Kependidikan)
dengan
19
(sembilan belas) dalil, menggambarkan landasan reformasi
pendidikan yang kuat. Disitu disebutkan: Struktur organisasi
pemerintahan
yang
bertanggung jawab
atas
pembangunan
pendidikan dibuat untuk selama-lamanya sentralistik, formalistik,
uniform, dan overbirokratik. Pengelolaannya lamban dan tak lepas
dari korupsi terselubung.
Dari kenyataan dan pendapat yang berkembang tersebut
merupakan alasan bahwa kadar profesional Aparatur Pemerintah
perlu ditingkatkan guna mewujudkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan terhadap masyarakat.
2. Pendidikan dan Pelatihan sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas Profesional Aparatur Pemerintah.
Pemerintah telah menyadari bahwa dalam pembangunan
menentukan, oleh karena itu tidaklah heran apabila peningkatan
sumber daya manusia tetap menjadi sorotan tajam dalam
pembangunan sekarang. Tekad pemerintah untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tumpuan dan aspek
pokok dalam pembangunan telah dilaksanakan melalui rencana
pembangunan lima tahun. Namun, akibat berbagai keterbatasan,
ada sektor-sektor tertentu diprioritaskan. Hal ini mengingat
desakan kebutuhan dalam program pembangunan jangka pendek
tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dengan meningkatkan
kualitas SDM.
Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
2/1989, secara tegas disebutkan antara lain:
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
Pemerintah yang didasari Pancasila dan UUD 1945, mulai
melakukan pembinaan dan pengembangan Aparatnya, diwujudkan
melalui jajaran departemen terkait. Sebagai Aparatur Pemerintah
kualitas kinerja organisasi dan daya saing nasional melalui berbagai
pendekatan.
J.B Kristiadi
(1996 : 5) menjelaskan sasaran yang
harus ditingkatkan tersebut mencakup:
1. Peningkatan kualitas sistem dan sarana serta prasarana
pelatihan-,
2. Peningkatan akuntabilitas Aparatur kepada masyarakat;
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Aparatur Pemerintah
melalui pelatihan dan teknologi;
4. Menerapkan
upaya
pemberdayaan
masyarakat
guna
meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta;
5. Mempersiapkan sikap mental masyarakat dalam menghadapi era
industrialisasi.
Sebenarnya
lima
sasaran peningkatan
kualitas
yang
dipaparkan di atas, pada prinsipnya dikategorikan dalam tiga aspek
yaitu: (1) sikap mental
(attitude),
(2) keterampilan
[skill)
dan (3)
pengetahuan [knowledge). Aspek-aspek ini dapat ditemui dalam
tujuan Diklat PNS menurut PP No. 14/1994 yang antara lain:
1. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
2. Merencanakan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar
agar memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan;
3. Memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan,
pengayoman
dan
pengembangan
partisipasi
masyarakat.
4. Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan
serta pembentukan sedini mungkin kepribadian Pegawai Negeri
Sipil.
Lebih lanjut dalam PP No. 14/1994, pasal 3 dijelaskan
pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi Aparat yang akan
memangku jabatan yakni:
"Seseorang Pegawai Negeri Sipil hanya dapat diangkat dalam
jabatan tertentu setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan jabatan tersebut. Salah satu persyaratannya adalah
telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
jabatan yang akan dipangkunya".
Demikian urgennya pendidikan dan latihan dalam sistem
pengembangan
karier
dan
jabatan
Aparatur
Pemerintah.
Departemen Penerangan sebagai organisasi pemerintah yang
mempunyai
fungsi
melaksanakan
tugas-tugas
komunikasi
masyarakat dalam pembangunan yang bernuansa kerakyatan, juga
melaksanakan Diklat sesuai dengan aturan yang berlaku. Di Jawa
Barat dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Pegawai Deppen (PPD
Pen) Daerah Bandung. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Penerangan RI Nomor 98/B/KEP/Menpen/ 1979, tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan Pegawai Deppen (PPD Pen)
Daerah Bandung, pada pasal 2 disebutkan yakni: "Pendidikan
Pegawai Departemen Penerangan di daerah mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan dan latihan pegawai di lingkungan
Departemen Penerangan di daerah.
Selanjutnya, dalam Surat Keputusan Kepala Pusat Diklat
Pegawai
Departemen
Penerangan
RI.
Nomor
005/Pusat
Diklat/K/IV/1995,
tentang pembagian wilayah kerja operasional
Pendidikan Pegawai Deppen Daerah, dinyatakan bahwa PPD Pen.
Daerah Bandung memiliki wilayah operasional yaitu wilayah
Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, artinya PPD Pen. Daerah
Bandung mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan
pelatihan bagi para pegawai di lingkungan Kantor Wilayah
Departemen Penerangan
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
termasuk pegawai pada Kantor Kabupaten setempat, dan Unit
Pelaksana Teknis seperti Stasiun RRI, TVpj^^^P3U (Balai
Dari dua Propinsi ini, secara kuantitatif terdapat 70 unit kerja
dengan rincian 30 unit kerja berada diwilayah Propinsi Jawa Barat,
dan 40 unit kerja lainnya berada di Propinsi Jawa Tengah. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan para pengguna Diklat dari
Pegawai Departemen Penerangan Propinsi lainnya untuk mengikuti
Diklat di PPD Pen. Daerah Bandung, atau sebaliknya.
Menurut prosedur dan implementasi program Diklat, secara
operasional diperlukan suatu manajemen yang terpadu diawali
dengan penyusunan rencana kerja, dapat dilaksanakan dan mudah
melakukan pengawasan, termasuk manajemen tenaga pengajar
(Widyaiswara). Bebicara tentang tenaga pengajar, dalam SK Menteri
Penerangan RI Nomor 98/B/KEP/Menpen/1979, pasal 6 dijelaskan
sebagai berikut: (1) staf pengajar mempunyai tugas mengajar dan
melatih pegawai baik teori maupun praktek; (2) staf pengajar terdiri
dari pejabat teknis di lingkungan Departemen Penerangan atau
Pejabat dari instansi lain.
Fungsi tenaga pengajar dalam Diklat mempunyai andil yang
sangat besar dalam menentukan ke mana peserta Diklat akan di
bawa. Menurut konsep Kepala BAKN dan Ketua LAN (1985 : 3)
Tenaga pengajar (Widyaiswara) "...adalah Pegawai Negeri Sipil yang
11
oleh Pejabat yang berwenang pada unit pendidikan dan pelatihan
instansi pemerintah".
Sementara itu, dalam PP No. 38 Tahun 1992 dijelaskan:
"Tenaga kependidikan merupakan unsur terpenting dalam sistem
pendidikan nasional yang diadakan dan dikembangkan untuk
menyelenggarakan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan bagi
para peserta didik. Di antara para tenaga kependidikan ini para
pendidik merupakan unsur utama".
Gambaran
betapa pentingnya tenaga pengajar dalam
mewujudkan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas merupakan
agenda pembenahan dalam manajemen Diklat. Konsekwensinya
sebelum dipenuhi tuntutan kualitas atas peserta didik maka tenaga
pengajar yang merupakan
the man behind the system/program
atau
sebagai kunci penentu keberhasilan pendidikan, tentunya kualitas
tenaga pengajar perlu menjadi pertimbangan prioritas untuk
diterima dan dikembangkan.
Sedangkan strategi yang tepat untuk mempersiapkan peserta
Diklat tentunya harus dipantau dari hasil kerja Tim Seleksi. Sesuai
dengan
SK.
Menteri
Penerangan
RI.
Nomor
211/Kep/
Menpen/1995, tentang Tim Seleksi Peserta Diklat diklasifikasikan
menjadi dua bagian antara lain: (1) Tim Seleksi Peserta Diklat
12
lanjut dijelaskan bahwa Kakanwil Deppen Propinsi yang memiliki
PPD Pen. berfungsi sebagai Pembina TSPD daerah, sedangkan
Kakanwil Deppen yang wilayahnya tidak terdapat PPD Pen.
berfungsi sebagai ketua.
Berdasarkan Keputusan Menteri Penerangan, SK No.
98B/KEP
/Menpen/1979, terdapat 5 lokasi PPD. Pen. antara lain di Medan,
wilayahnya meliputi Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, dan Riau. Selanjutnya Palembang dengan wilayah PPD Pen
antara lain Propinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan
Lampung, kemudian Bandung dengan wilayah PPD Pen: meliputi
Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan PPD Pen.
Yogyakarta meliputi DI Yogyakarta, Propinsi Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Ujung Pandang untuk wilayah pengguna Diklat
Propinsi-Propinsi di wilayah Indonesia Timur.
Luasnya wilayah kerja Diklat yang dilakukan selama ini
membuat timbulnya berbagai masalah, mulai dari kendala
mekanisme, birokrasi, sarana prasarana, personil (waktu dan
tenaga peserta) hingga pendanaan yang diduga sebagai pemicu
terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme dari kalangan Tim Seleksi
dan panitia lainnya. Sebenarnya bila mengikuti mekanisme
pelaksanaan pendidikan dan latihan antara lain:
(1) unit
penyelenggara Diklat Daerah maupun Pusat menyampaikan surat
pendaftaran kepada para unit pengguna Diklat mengenai program
Diklat apa yang akan diselenggarakan selama 1 (satu) tahun
anggaran berdasarkan hasil masukan dan kebutuhan dari para unit
kerja pengguna Diklat yang dilengkapi dengan
persyaratan-persyaratannya. (2) setiap unit kerja pengguna Diklat mendata para
pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan mengikuti
Diklat-Diklat yang dibutuhkan, (3) PPD. Pen. Daerah menyeleksi
kembali calon-calon peserta yang diajukan oleh setiap unit
pengguna Diklat sesuai dengan persyaratan administratif maupun
persyaratan akademik. (4) untuk Diklat Teknis dan Diklat Dasar
penerangan bagi calon yang memenuhi persyaratan langsung
dipanggil melalui
pimpinan
satuan instansi bersangkutan,
sedangkan untuk calon peserta Diklat Adum maupun Spama
terlebih dahulu diadakan penyeleksian akademik dan psikotest, hal
ini tidak hanya melibatkan Tim Seleksi Peserta Diklat yang ada di
daerah saja melainkan juga dari Tim Seleksi Diklat Pusat.
Proses penyeleksian yang berkembang saat ini, sudah barang
tentu menimbulkan masalah baik dari TSPD itu sendiri, unit kerja
diketengahkan menurut hasil prasurvey pada saat penyeleksian di
PPD. Pen. Daerah Bandung antara lain:
1. Seleksi yang dilakukan masih diwarnai sikap arogan, tidak jujur
dan
belum
terbuka,
sehinga
prinsip
Hlike
and
dislike"
berkembang menjadi pola tertentu.
2. Praktek-praktek kolusi, korupsi dan nepotisme terselubung
merupakan status quo yang masih dipertahankan.
3. Tolak ukur penentuan nilai yang diterima atau tidak dari proses
penyeleksian selalu tidak konstan.
4. Pelamar merasa kesulitan dan membutuhkan waktu yang
sangat panjang dalam memperoleh jawaban diterima atau tidak.
5. Ketentuan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan acap kali
mengalami pembahan, sehingga peserta yang berasal jauh dari
luar Propinsi Jawa Barat selalu merasa dirugikan untuk
kesempatan pertama.
Melihat
banyaknya
penyimpangan
yang terjadi dalam
implementasi tugas Tim Seleksi setempat, bila tidak ditemukan akar
permasalahan yang sebenarnya dan menjadi status quo, diduga
kualitas kinerja dan lulusan Diklat PPD. Pen. Bandung yang akan
datang terjadi sangat monoton bahkan akan menurun dari tahun
sebelumnya. Permasalahan yang berkembang inilah yang membuat
15
memberikan satu masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam Diklat di PPD. Pen. Daerah Bandung. Di samping itu materi
penelitian juga sangat relevan dengan Program Studi yang ditekuni
(Administrasi Pendidikan).
B. Masalah Penelitian
Penyelenggaraan Diklat di PPD. Pen. Daerah Bandung
berperan sebagai agen pembaharuan kinerja untuk mempersiapkan
Pegawai di Lingkungan Departemen Penerangan Propinsi Jawa
Barat dan Jawa Tengah untuk menduduki jabatan tertentu
berdasarkan
aturan yang
berlaku.
Perubahan
sikap
dan
kemampuan peserta didik Diklat PPD. Pen. setempat menuju
tingkat yang profesional dalam bidang tugas dan kepamimpinan
lainnya merupakan indikasi betapa pentingnya pendidikan dan
pelatihan dilakukan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha sadar yang
dilakukan melalui program kerja yang sistematis dengan melibatkan
berbagai unsur yang terkait. Oleh karena wilayah kerja Tim Seleksi
yang teramat luas, sementara kualitas dan kuantitas tenaga
terbatas, maka kemungkinan belum efektifnya pelaksanaan tugas
dan fungsi Tim Seleksi mempunyai peluang yang sangat besar. Jika
16
persoalan, akan sangat luas dan membutuhkan waktu dan tenaga
yang sangat banyak pula.
Permasalahan pembinaan dan pengembangan kinerja Tim
Seleksi merupakan pokok persoalan dalam penelitian ini. Secara
operasional dituangkan sebagai mana tertuang pada halaman
selanjutnya.
Bagaimana Efektivitas Pembinaan dan
Pengembangan Tim
Seleksi
Peserta
Diklat
dalam
menunjang
keberhasilan
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil
di Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD.
Pen) Daerah Bandung?
Guna
menjawab
problematik
tersebut,
diketengahkan
pertanyaarjj penelitian sebagai berikut:
1. BagjTifoana proses perekrutan Tim Seleksi peserta Diklat yang,
dilaksanakan di Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung^
(l).Adakah Jobspesifikasi yang dijadikan pedoman (dasar)
untuk menarik personil Tim Seleksi peserta Diklat?
(2). Apakah pihak ahli yang telah memiliki kualifikasi pendidikan
relevan dan memadai dijadikan sumber utama dalam
perekrutan Tim Seleksi tersebut?
17
(4). Kendala-kendala apa yang selalu menghambat proses
penarikan yang efektif?
2. Bagaimana manajemen pembinaan dan pengembangan Tim
Seleksi peserta Diklat tersebut? Problematik ini akan dirinci
dalam pertanyaan sebagai berikut:
(l). Apakah perencanaan pembinaan dan pengembangan kinerja
Tim Seleksi disusun secara efektif?
a. Pihak mana yang difungsikan sebagai pembina dan
pengembang kualitas kinerja Tim Seleksi?
b. Apakah program seleksi yang disusun berdasarkan
tuntutan dan keahlian jabatan?
c. Bagaimana rencana pendapatan dan belanja Tim Seleksi
peserta Diklat tersebut?
(2). Bagaimana efektivitas pembinaan dan pengembangan kinerja
Tim Seleksi selama ini? Pertanyaan ini mencakup:
a. Apakah pembinaan dan pengembangan dilaksanakan
secara efektif?
b. Apakah pembinaan dan pengembangan melibatkan pihak
kompeten yang terkait?
c. Bagaimana pihak pembina mengatasi kendala yang
18
(3) Bagaimana efektivitas pengawasan yang dilakukan dalam
membina dan mengembangkan kinerja Tim Seleksi?
a. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan?
b. Apakah dilakukan sesuai dengan rencana?
c Adakah sanksi ditetapkan, bila menyalahi aturan?
d. Adakah "reinforcement" diberikan, bila kinerja efektif?
3. Bagaimana kualitas kinerja Tim Seleksi dalam menyeleksi
peserta Diklat?
(1) Bagamana program kerja Tim Seleksi?
(2) Bagaimana
persiapan yang
dilakukan
Tim
sebelum
seleksi dimulai?
(3) Bagaimana prosedur yang dilakukan?
(4) Apakah Tim melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain?
(5) Bagaimana proses dan monitoring dalam perbaikan kinerja?
4. Apakah pelaksanaan tugas Tim Seleksi dapat menunjang
keberhasilan penyelenggaraan Diklat setempat?
(1) Bagaimana kualitas penyelenggaraan Diklat PPD.
Pen.
Daerah Bandung?
(2) Adakah pengaruh yang berarti dari efektivitas kinerja Tim
19
C. Tujuan Penelitian
[image:30.595.70.503.288.541.2]Secara umum penelitian bertujuan untuk memperoleh
gambaran data tentang efektivitas Pembinaan dan Pengembangan
kinerja Tim Seleksi Peserta Diklat dalam menunjang keberhasilan
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD.
Pen)
Daerah Bandung.
Adapun tujuan khusus menjawab problematik operasional
berkaitan dengan rekruitmen Tim Seleksi, Pembinaan dan
pengembangan Tim, Kinerja Tim serta kaitan dengan keberhasilan
program Diklat secara utuh, secara rinci mengungkapkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Proses perekrutan Tim Seleksi peserta Diklat yang dilaksanakan
di Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung.
(1). Jobspesifikasi yang dijadikan pedoman (dasar) untuk
menarik personil Tim Seleksi peserta Diklat.
(2). Pihak ahli yang telah memiliki kualifikasi pendidikan relevan
dan memadai dijadikan sumber utama dalam perekrutan
Tim Seleksi tersebut.
(3). Metode penarikan Tim Seleksi tersebut.
(4). Kendala-kendala yang selalu menghambat proses penarikan
20
2. Manajemen pembinaan dan pengembangan Tim Seleksi peserta
Diklat tersebut.
(1). Perencanaan pembinaan dan pengembangan kinerja Tim
Seleksi disusun secara efektif.
a. Pihak
yang
difungsikan
sebagai
pembina
dan
pengembang kualitas kinerja Tim Seleksi.
b. Program seleksi yang disusun berdasarkan tuntutan dan
keahlian jabatan.
c Rencana pendapatan dan belanja Tim Seleksi peserta
Diklat tersebut.
(2). Efektivitas pembinaan dan pengembangan kinerja
Tim
Seleksi selama ini yang mencakup:
a. Pembinaan dan pengembangan dilaksanakan secara
efektif.
b. Pembinaan
dan
pengembangan
melibatkan
pihak
kompeten yang terkait.
c. Upaya
mengatasi
kendala
yang
terjadi
dalam
meningkatkan kualitas kinerja Tim Seleksi.
(3) Efektivitas pengawasan yang dilakukan dalam membina dan
mengembangkan kinerja Tim Seleksi.
a. Bentuk pengawasan yang dilakukan.
21
c. Sanksi bila menyalahi aturan.
d. "Reinforcement" bila kinerja efektif.
3. Kualitas kinerja Tim Seleksi dalam menyeleksi peserta Diklat di
s a n a .
(1) Program kerja Tim Seleksi.
(2) Persiapan yang dilakukan Tim sebelum seleksi dimulai.
(3) Prosedur yang dilakukan.
(4) Koordinasi Tim dengan pihak-pihak lain.
(5) Proses dan monitoring dalam perbaikan kinerja.
4. Pelaksanaan tugas Tim Seleksi dapat menunjang keberhasilan
penyelenggaraan Diklat setempat.
(1) Kualitas penyelenggaraan Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung.
(2) Pengaruh kinerja Tim Seleksi terhadap program Diklat.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya
khasanah keilmuan dalam bidang studi administrasi pendidikan,
terutama dalam membina dan mengembangkan kinerja Tim Seleksi
pada Diklat-Diklat
Departemen.
Dengan
demikian,
manfaat
selanjutnya justru berguna dalam mempertajam wawasan penelitian
sosial, khususnya aspek penyeleksian peserta Diklat dari Aparatur
22
[image:33.595.70.493.268.569.2]Secara praktis, bermanfaat dalam rangka memberikan
gambaran tentang kualitas kinerja Tim Seleksi peserta Diklat di
lingkungan Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan
Daerah Bandung. Di sana terlihat gambaran nyata tentang aspek
rekruitmen, seleksi, kinerja dan hubungan dengan keberhasilan
program pendidikan dan pelatihan secara utuh.
E. Kerangka Berpikir dan Ruang Lingkup Penelitian
Pengelolaan persiapan Aparatur Pemerintah untuk
menghadapi Tugas dan tanggung jawab karier dan jabatan
dilakukan dengan strategi pengembangan profesional. Tidak dapat
dipungkiri bahwa proses persiapan Aparatur Pemerintah bukan
pekerjaan biasa, namun membutuhkan komitmen dan etos kerja
dari pihak-pihak terkait melalui rancangan pendidikan dan
pelatihan yang sistematis, terarah dan dapat direalisasikan. Justru
itu pendidikan dan pelatihan yang akan dilaksanakan
membutuhkan manajemen terpadu mengacu kepada tuntutan
kualitas pemberdayaan berbagai unsur-unsur. Sesungguhnya sikap
profesional merupakan tolok ukur yang dapat menentukan
keberhasilan
individu
yang
pada
gilirannya
meningkatkan
23
Untuk menghasilkan Aparatur Pemerintah yang profesional
selalu diawali dari penarikan dan penyeleksian yang efektif. Esensi
dari fungsi seleksi harus dijabarkan ke dalam jaringan prosedur
yang merujuk kepada aplikatif keimanan dan kepribadian yang
taqwa serta rasional dan menguasai tugas yang diemban. Di
samping itu sangat dibutuhkan prinsip keterpaduan, keharmonisan
dan komunikasi yang baik antara pengelola Diklat, staf pengajar,
Widyaiswara, dan peserta diklat dengan para unit kerja peserta
Diklat yang sesuai dengan aturan. Artinya di dalam memperoleh
calon peserta Diklat yang benar-benar memenuhi persyaratan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan diambil, memang
diperlukan suatu proses seleksi yang terbuka, jujur, adil dan tidak
terpengaruh oleh pihak-ihak lain atau "iming-iming" material yang
menggiurkan. Upaya menghilangkan status quo dapat dilakukan
sepanjang semua unsur dalam sistem seleksi membuka diri secara
transparan untuk melaksanakan penyeleksian yang sesuai
prosedur dan pembobotan tertentu. Dengan demikian secara umum
dapat dikatakan bahwa pelaksanaan seleksi yang efektif akan
membuka
peluang
dalam
penyelenggaraan
pendidikan
dan
24
Berangkat dari kerangka teori dan pernyataan tersebut di
atas, akan digambar kerangka berpikir dan ruang lingkup penelitian
ini seperti terlihat pada gambar 1 halaman berikut.
Tuntutan Tugas Pokok dan Jabatan Kondisi Aparatur Pemerintah Deppen JabarJateng Landasan Hukum: -> UUNo.2/1989 -» PP No.14/1989 -> Kep.MenpenRI 005/PsD/K/IV/1995 DIKLAT PPD. PEN. Daerah BANDUNG Umpan Balik , y
rmr^ w<r
Efekti'vilas TSPD
-> Rekrutfnen TSPD
-> Pembinaan dan [image:35.595.71.520.176.752.2]BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Bab
III
menguraikan
tentang
mekanisme,
prosedur
pengambilan dan pengolahan data yang diperlukan sesuai dengan
agenda permasalahan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya.
Secara terperinci data yang diperlukan antara lain, lokasi dan
subjek penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data,
pelaksanaan penelitian, teknik analisis/penafsiran data, serta
pengujian tingkat validitas data. Penjelasan mengenai prosedur
penelitian disajikan sebagai berikut.
A. Data-Data Yang Diperlukan
Data-data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan pada
bagian awal sebagai fokus penelitian meliputi:
1. Proses Perekrutan Tim Seleksi. Data-data berhubungan dengan
pedoman rekrut, keterlibatan pihak ahli, metode dan
kendala-kendala.
2. Manajemen Pembinaan dan Pengembangan Tim Seleksi, seperti
71
data Perencanaan yang meliputi Pembina, Program seleksi,
Anggaran. Kemudian Efektivitas Proses, meliputi data
operasional, keterlibatan pihak kompeten serta kendala.
Selanjutnya Efektivitas Pengawasan terutama data bentuk pengawasan, relevansi dengan rencana, serta sanksi dan
"reinforcement" kinerja.
3. Kualitas Kinerja Tim Seleksi yang berkaitan dengan penghimpunan data Program kerja, Periapan lainnya, Prosedur,
Koordinasi dan monitoring.
4. Pelaksanaan tugas Tim Seleksi yang dapat menunjang keberhasilan Diklat. Data-data tersebut meliputi proses dan kualitas penyelenggaraan Diklat serta pengaruh efektivitas
kinerja terhadap keberhasilan Diklat.
Data-data tentang Perekrutan, Pembinaan dan
Pengembangan Tim Seleksi Peserta Diklat dalam menunjang dan
menentukan keberhasilan penyelenggaraan Diklat dihimpun meliputi data primer dan data skunder yang bersumber dari
informasi lapangan dan selanjutnya dianalisis guna melihat kelemahan dan kekuatan Tim Seleksi serta peluang pengembangan dan tantangan mendatang, terutama dalam rangka pemberian
72
menafsirkan sesuai dengan komparasi teoretis pada bab II (dua).
Analisis yang dimaksud dijelaskan pada bagian lain.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di Kotamadya
Bandung, tepatnya pada Kantor Pendidikan Pegawai Departemen
Penerangan Daerah Bandung Propinsi Jawa Barat. Pertimbangan
pemilihan lokasi ini di samping Peneliti sebagai pegawai di sana
yang mengetahui dengan jelas praktek perekrutan dan pembinaan
pengembangan belum dilakukan secara baik, selanjutkan akan
memberikan solusi alternatif untuk dijadikan panduan perekrutan
dimasa mendatang.
Sementara itu, subjek penelitian yang dijadikan sebagai
sumber utama dalam meminta data dan informasi dituangkan
Tabel 1.
SUBJEK PENELITIAN
NO SUBJEK PENELITIAN BANYAKNYA
1
2
3
4
Pejabat Perekrut Tim Seleksi Tim Seleksi
Penyelengara Diklat Peserta Diklat
3 Orang 5 Orang 5 Orang 10 Orang
Jumlah 23 Orang
C. Metode Penelitian
Penelitian ini mengungkapkan proses perekrutan serta
manajemen pembinaan dan pengembangan kualitas kinerja Tim
Seleksi dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan
Diklat Pendidikan Pegawai Daerah Bandung Jawa Barat. Untuk
kepentingan tersebut maka dilakukan pendekatan kualitatif (lihat
Bogdan dan Biklen, 1982). Dimaklumi bahwa persoalan tentang
kinerja manusia merupakan masalah sosial, justru itu dalam
penelitian ini digunakan metode deskriptif evaluatif.
Pertimbangan selanjuntya memilih metode deskriptif evaluatif
dimaksudkan untuk menemukan alternatif jawaban yang
dikembangkan dari masalah yang diajukan sebelumnya, terutama
[image:40.595.69.484.114.571.2]74
Seleksi serta manajemen pembinaan dan pengembangan
selanjutnya. Dengan penilaian tersebut berarti mendeskripsikan
dan mengevaluasi kualitas perekrutan dan manajemen yang
dilakukan terhadap Tim Seleksi dalam rangka menunjang
keberhasilan penyelenggaraan Diklat Pendidikan Pegawai Daerah
Bandung Propinsi Jawa Barat.
D. Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini meliputi
seperangkat pedoman penilaian dokumen, pedoman observasi, dan
pedoman wawancara. Pedoman penilaian dokumen digunakan
untuk menghimpun data tentang Uraian tugas Pejabat perekrut
serta program kerja Tim Seleksi. Alat pengumpul data ini
merupakan studi dokumentasi untuk mengungkapkan pola dan
strategi perekrutan, pembinaan dan pengembangan yang diterapkan
selama ini
Sementara itu, Pedoman observasi digunakan untuk melihat
secara praktek proses perekrutan dan manajemen pembinaan
pengembangan, pelaksanaan tugas Tim Seleksi serta pengaruh
tugas-tugas yang dilakukan Tim Seleksi sebagai realisasi program
75
Sedangkan Pedoman wawancara digunakan untuk memandu
Peneliti dalam kegiatan konfirmasi dengan subjek penelitian, yaitu
panduan menghimpun data perkerutan, manajemen pembinaan
pengembangan, kualitas kinerja Tim Seleksi serta penyelenggaraan
Diklat Pendidikan Pegawai Daerah Bandung Jawa Barat.
Kemudian, Daftar isian yang sudah dipersiapkan pada awal
turun ke lapangan selanjutnya diserahkan kepada Subjek Penelitian
guna yang bersangkutan mengisi daftar dan pertanyaan tersebut,
terutama untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan
perlakuan yang diterima Tim Seleksi dalam perekrutan dan upaya
pembinaan pengembangan serta keberhasilan penyelenggaraan
pada Diklat setempat.
Alat pengumpul data yang dimaksud pada uraian halaman
sebelumnya telah selesai disusun sebelum pelaksanaan penelitian
dimulai, sedangkan contoh alat-alat pengumpulan data tersebut
dapat dilihat pada lampiran 1.
E. Teknik Pengumpulan Data
Demikian banyak data dan informasi yang akan dikumpulkan
melalui subjek penelitian serta pihak-pihak terkait lainnya guna
76
untuk mengumpulkan data tersebut melalui studi dokumenter,
melakukan observasi dan mewawancarai dengan panduan pedoman
yang telah disusun.
Dalam studi dokumenter, peneliti menghimpun data melalui
dokumen-dokumen
dengan
pendekatan
kemanusiaan
yang
dibangun melalui hubungan interaktif bersama Pejabat yang
berwenang, Tim Seleksi serta Penyelenggara Diklat.
Sedangkan dalam melakukan observasi, peneliti menekankan
pendekatan situasional. Artinya menyatu dengan subjek pada saat
tertentu dan waktu yang lain memperhatikan kegiatan-kegiatan Tim
Seleksi dan Petugas Penyelenggara Diklat. Kegiatan observasi
dilakukan secara langsung (tatap muka) atau melihat pelaksanaan
pekerjaan Tim Seleksi dan penyelenggaraan Diklat dari kejauhan
tanpa diketahui oleh mereka. Intinya untuk mengamati sasaran
utama sehingga validitas data dapat diketahui dengan seksama.
Dalam melakukan wawancara terhadap subjek penelitian,
peneliti langsung mengkonfirmasikan masalah efektivitas
perekrutan Tim, manajemen pembinaan dan pengembangan Tim
Seleksi serta kualitas penyelenggaraan Diklat dalam suatu obrolan
akrab secara bertahap yang dimaksudkan tidak diketahui oleh
subjek penelitian bahwa ia sedang diwawancarai. Tujuan utama
77
dengan efektivitas Tim Seleksi dapat dipaparkan oleh subjek
penelitian dengan tidak merasa dipaksa atau adanya unsur
rekayasa.
Disadari juga bahwa sifat penetapan subjek penelitian hanya
sementara, oleh karenanya dilakukan proses wawancara yang
menggunakan konsep
"snowball sampling".
Konsep ini dijadikan
pedoman dengan maksud apabila subjek pertama belum mampu
memberikan data dan informasi secara lengkap sesuai dengan
harapan, maka peneliti menghimpun data tersebut melalui subjek
lain dengan karakteristik yang sama.
Teknik-teknik yang dilakukan dalam menghimpun data
tersebut dilakukan sepanjang sesuai dengan situasi dan kondisi
lapangan dengan arahan dan input dari Pembimbing.
F. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian sosial yang berkaitan dengan efektivitas Tim Seleksi
ini dilaksanakan melalui prosedur tertentu dengan berpedoman
pada tahapan tertentu. Pelaksanaannya dilakukan dengan 3 (tiga)
78
1. Tahap Orientasi
Tahap orientasi merupakan tahap dimana dilakukan kegiatan
menentukan permasalahan yang terjadi di lapangan. Di sini Peneliti
melakukan kegiatan pengenalan dan dalam kepentingan ini melalui
kegiatan antara lain:
(1) Melakukan prasurvey pada Diklat Pendidikan Pegawai
Departemen Penerangan Daerah Bandung dengan kegiatan
utama mengamati fenomena yang terjadi dalam proses
perekrutan dan pembinaan pengembangan Tim Seleksi serta
proses penyelenggaraan Diklat. Gejala tersebut merupakan
embrio permasalahan yang diangkat kepermukaan dan
selanjutnya disusun menjadi rancangan penelitian;
(2) Memilih lokasi penelitian yang layak dan benar-benar
mengalami permasalahan untuk selanjutnya diberikan solusi
alternatif. Pemilihan lebih diarahkan untuk mencari tingkat
permasalahan yang paling serius;
(3) Menyusun rancangan penelitian untuk menghadapi seminar
desain;
(4) Menentukan tenaga yang akan membantu Peneliti dalam
menghimpun data lapangan, baik dari pihak dalam maupun
pihak lain yang dianggap proporsional dan mampu
79
tenaga pembantu
diberikan lembaran
dalam bentuk
pertanyaan bebas serta daftar informasi proses kinerja Tim
Seleksi sebelum Peneliti turun ke lapangan;
(5) Menyiapkan sarana ataupun perlengkapan penelitian, baik
bersifat elektronik maupun non elektronik seperti alat
perekam (tape) dan kamera serta pedoman penelitian meliputi
Lembaran penilaian dokumen,
observasi dan pedoman
w a w a n c a r a .
(6) Mengurus surat izin yang berdasar pada prosedur yang
berlaku sebagai syarat administratif melakukan penelitian
ilmiah pada instansi IKIP Bandung, Kontor Sosial Politik
Propinsi dan Kotamadya serta Lembaga Diklat Pendidikan
Pegawai Daerah Bandung Propinsi Jawa Barat.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini Peneliti melakukan pengumpulan data secara
operasional sehubungan dengan permasalahan yang diajukan
dengan berpedoman pada arahan Pembimbing. Kegiatan eksplorasi
yang dilakukan mencakup:
(1) Mengumpulkan dasar dan kebijakan perekrutan, manajemen
peningkatan kualitas kinerja Tim Seleksi yang disusun dalam
80
diterima benar-benar berkualitas. Artinya mampu mengikuti
pembelajaran dan memberikan kontribusi terhadap tugas dan
tanggung jawab pekerjaan rutin. Pengumpulan data di sini
berdasarkan pedoman penilaian dokumen yang disusu
sebelum turun lapangan dan telah disetujui Pembimbing;
(2) Melakukan observasi terhadap pelaksanaan tugas Tim Seleksi
dalam menyeleksi Peserta Diklat yang sesuai dengan
kebutuhan mulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan
hingga mengawasi proses sebagai rangkaian siklus kegiatan
dalam rangka mencapai tingkat efektivitas. Observasi
selanjutnya diarahkan pada penyelenggaraan Diklat setelah
Tim Seleksi melakukan seleksi terhadap Peserta Pendidikan
dan Pelatihan tersebut;
(3) Mewawancarai subjek penelitian melalui obrolan biasa yang
dilakukan pada tempat tertentu baik di Kantor kerja, ruang
belajar, ataupun di tempat lain yang memungkinkan
terjadinya konfirmasi yang mengarah pada permasalahan
tersebut. Wawancara ini menekankan prinsip ketercapaian
tujuan dengan memperhatikan aspek interaksi yang interaktif.
Proses wawancara akan selesai apabila seluruh data dan
informasi yang dibutuhkan sudah dapat dikumpulkan sesuai
81
3. Tahap Pengecekan
Pada tahap pengecekan ini, Data-data yang telah
dikumpulkan dilakukan ceking ulang untuk memantau sejauhmana
kelengkapan
ataupun
kesempurnaan data
yang
dihimpun.
Kemudian juga melihat validasi data yang dapat dipercaya.
Pengecekan ini dilakukan dengan kegiatan meliputi:
(1) Mengecek ulang data-data yang terkumpul, baik data dari
responden maupun bersumber dari dokumen;
(2) Meminta kembali informasi kepada subjek penelitian apabila
diketahui bahwa data yang dikumpulkan melalui penelitian
lapangan belum lengkap. Proses pengumpulan dilakukan
dengan telepon maupun konfirmasi langsung dan atau
melalui perantara lain;
(3) Meminta pihak-pihak terkait untuk menjelaskan landasan
hukum, proses dan mekanisme pemilihan Tim Seleksi yang
efektif berdasarkan kriteria dengan mengacu kepada kualitas
kinerja serta ketepatan disiplin ilmu. Kemudian diminta juga
informasi manajemen pembinaan dan pengembangan untuk
meningkatkan kualitas kinerja Tim Seleksi dan implementasi
penyelenggaraan Diklat. Pihak-pihak terdait dalam penelitian
ini seperti jajaran Diklat Deppen yang tidak termasuk subjek
82
Diklat Instansi lain yang dianggap sudah menetapkan Tim
Seleksi Peserta Diklat sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku.
G. Teknik Analisis dan Penafsiran Data
Disadari sejak awal dikatakan bahwa penelitian ini bersifat
deskriptif evaluatif, maka data-data yang sudah dikumpulkan akan
dilakukan pemrosesan dengan membandingkan sesuai teori-teori
dan pedoman Efektivitas Tim Seleksi yang ditetapkan dalam
petunjuk dan peraturan perundangan berlaku. Teknik analisis dan
penafsiran data yang dilakukan untuk mengevaluasi data yang
telah diperoleh tersebut akan dinilai dan diberi makna sesuai
kondisi nyata tentang Pelaksanaan Tugas Tim Seleksi. Untuk
kepentingan ini, peneliti melakukan pengolahan data dengan teknik
analisis dan penafsiran secara kualitatif.
Teknik analisis dan penafsiran kualitatif ini
diimplementasikan dalam bentuk pemaparan kalimat pernyataan
kualitatif yang diurut sesuai dengan rangkaian pertanyaan
penelitian kegiatan. Tujuan utama adalah mengungkapkan kualitas
83
anggota Tim serta kualitas Peserta Diklat sebagai dampak proses
penyeleksian yang dilakukan selama ini.
Sementara itu, pemilihan anggota Tim yang tepat merupakan
embrio dalam menentukan Peserta Diklat yang baik. Arahan Teknis
analisis dan penafsiran data lapanga bermuara pada pernyataan
tersebut, di mana proses analisis dan proses penafsiran dilakukan
dengan pendekatan SWOT yang menganalisis segala kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman perekrutan Tim secara tepat
terhadap kualitas kinerja.
Teknik pengolahan dan penafsiran data tersebut dilakukan
dengan serangkaian tahapan yang dipaparkan pada halaman
berikut.
(1) Reduksi data
Pada Reduksi Data, setiap data yang sudah terkumpul
dilakukan pengolahan dengan tujuan untuk menemukan
pokok-pokok efektivitas kinerja Tim Seleksi Peserta Diklat
Pendidikan
Pegawai
Departemen
Penerangan
Daerah
Bandung.
(2) Display data;
Kegiatan Peneliti dalam tahap ini membuat rangkuman
temuan penelitian yang disusun secara sistematis dengan
84
kinerja Tim Seleksi dengan mudah dapat diketahui.
Selanjutnya dengan kesimpulan ini pula semua data itu diberi
makna yang relevan dengan tema penelitian.
(3) Verifikasi data;
Di sini peneliti menguji kesimpulan yang telah ditetapkan
dengan membandingkan teori-teori pada Bab II sebelumnya,
terutama teori yang berkaitan dengan seleksi dan telah
dijadikan dasar utama menilai efektivitas Tim Seleksi
tersebut. Pemantapan pengujian kesimpulan ini dihubungkan
dengan data awal melalui kegiatan member check, sehingga
menghasilkan suatu penelitian yang bermanfaat untuk
kepentingan penyelenggaraan Diklat dalam bentuk sebuah
karya ilmiah.
H. Pengujian Tingkat Validitas Data
Pengujian tingkat validitas data dalam analisis data penelitian
ini berpedoman pada konsep Nasution (1988) dengan
mengutamakan kebermaknaan sehingga mempunyai makna yang
dapat dipercaya. Proses pengujian tingkat kepercayaan tersebut
dilakukan melalui kegiatan antara lain:
85
Di sini, Kegiatan vital yang dilakukan antara lain: (1) mengecek
kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh
dari sumber lain, seperti membicarakannya kembali dengan
Pejabat Diklat setempat, Tim Seleksi serta Peserta Diklat. (2)
membicarakan dengan teman kuliah ataupun senior dalam
disiplin ilmu yang sama guna memperoleh penajaman analisis
dan penafsiran data, dan (3) menggunakan bahan kepustakaan
sebagai informasi untuk memahami konteks inti efektivitas
perekrutan dan kinerja Tim Seleksi.
2. Transferbilitas.
Dalam kontek ini Peneliti mengetahui sampai sejauh mana hasil
penelitian dapat diaplikasikan di lapangan serta dalam situasi
kondisi lain. Kegiatan yang dilakukan meliputi: (1)
mendeskripsikan kemungkinan penerapan rekomendasi
penelitian ini di Lembaga Diklat setempat, selanjutnya (2)
memberikan rekomendasi dalam penerapan pengembangan baik
pada lembaga Diklat tersebut maupun pada Diklat lainnya.
3. Dependenbilitas.
Kegiatan utama Peneliti dalam tahap pengujian ini adalah
memeriksa semua data dengan tingkat kebenaran yang dapat
dipercaya sehingga timbul keyakinan bahwa apa yang dilakukan
86
kinerja Tim dan pada gilirannya dapat menunjang keberhasilan
penyelenggaraan Diklat baik sebagai output maupun dalam
mengemban misi pada pekerjaan rutin setiap instansi
masing-masing.
Garis-garis pedoman yang dipaparkan dalam prosedur
penelitian ini merupakan panduan untuk menganalisis dan
menafsirkan data yang bersumber dari masalah penelitian. Namun
secara prosedur langkah-langkah ini bukanlah permanen
melainkan dapat diubah, sepanjang tidak menyalahi aturan teknis
analisis serta mempengaruhi proses perolehan data dan proses
BAB V
P E N U T U P
Pada bab V ini akan ditutup dengan merumuskan kesimpulan
sebagai hasil akhir dari suatu penelitian. Selanjutnya segala
sesuatu yang berkaitan dengan keunggulam dan kelemahan dalam
praktek manajemen Tim Seleksi Peserta Diklat pada PPD.
Penerangan Daerah Bandung akan diberikan suatu alternatif
rekomendasi yang dapat dijadikan agenda solusi teoritis maupun praktis. Kesimpulan dan rekomendasi tersebut dikemukan berikut
ini.
A. Kesimpulan
Secara umum kesimpulan ini merupakan jawaban terhadap bagaimana kondisi Pembinaan dan Pengembangan Tim Seleksi Peserta Diklat dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD. Pen) Daerah Bandung. Oleh karena hasil penelitian, berupa temuan dinilai sangat variatif dan
119
tidak semua aspek dari proses pembinaan dan pengembangan Tim Seleksi dikategorikan efektif berdasarkan penilaian teoritis, maka secara keseluruhan proses yang dilaksanakan pada Diklat PPD Pen
Daerah Bandung Jawa Barat dikatakan belum efektif.
Indikasi yang dijadikan dasar belum efektifnya pembinan dan pengembangan Tim Seleksi, terutama memiliki fungsi untuk
menunjang keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD. Pen) Daerah Bandung meliputi:
(1) Proses perekrutan Tim Seleksi peserta Diklat yang dilaksanakan
di Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung yang ditafsir pada bagian terdahulu masih mengarah pada praktek dan pola "orde baru",
sekalipun terdapat Jobspesifikasi yang dijadikan pedoman (dasar) untuk menarik personil Tim Seleksi peserta Diklat. Kemudian juga telah melibatkan pihak ahli yang telah memiliki
kualifikasi pendidikan relevan dan memadai dijadikan sumber
utama dalam perekrutan Tim Seleksi tersebut. Namun metode
penarikan yang selalu tertutup, sering kali menimbulkan
kendala-kendala dan membawa dampak terhadap kualitas Tim dalam melakukan kerja sama.
(2) Dalam manajemen pembinaan dan pengembangan Tim Seleksi
120
rencana pembinaan dan pengembangan kinerja Tim Seleksi
disusun secara baik, namun belum efektif disebabkan
pihak-pihak ahli sebagai pembina dan pengembang belum
melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan dalam kualitas kinerja Tim Seleksi yang optimal. Kemudian telah diakui bahwa
program seleksi yang disusun berdasarkan tuntutan dan keahlian jabatan dan rencana pendapatan dan belanja Tim
Seleksi peserta Diklat disusun sesuai dengan kebutuhan
sektoral. Sedangkan proses pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan kinerja Tim Seleksi selama ini yang
dikategorikan belum efektif tersebut disimpulkan dari penafsiran
keterlibatan pihak kompeten yang terkait sebagai pembina dalam
mengatasi kendala sehubungan dengan upaya meningkatkan
kualitas kinerja Tim Seleksi. Bagian akhir dari manajemen
pembinaan dan pengembangan ini diketahui dari hasil simpulan
pengawasan dengan indikasi bahwa bentuk, relevansi dan
pemberian sanksi dilakukan dalam pertimbangan kewajaran,
sehingga tuntutan kualitas seringkali terabaikan. Akan tetapi
satu aspek yang dinilai sudah efektif yaitu telah dilakukan
tindakan "reinforcement" bagi individu dalam kerangka kinerja
121
(3) Kualitas kinerja Tim Seleksi dalam menyeleksi peserta Diklat
disimpulkan sudah baik, dimana program kerja Tim Seleksi telah
ada, persiapannya pun cukup baik. Namun sangat disayangkan
bahwa ada rambu-rambu prosedur yang dilakukan belum sesuai
dengan ketentuan. Sedangkan Tim Seleksi melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak lain sangat terbatas dan proses
dan monitoring dalam perbaikan kinerja dinilai sangat terbatas.
(4) Pelaksanaan tugas Tim Seleksi sudah dapat dikatakan
menunjang keberhasilan penyelenggaraan Diklat setempat, akan
tetapi kualitas penyelenggaraan Diklat PPD. Pen. Daerah
Bandung semata-mata tidak bergantung pada kualitas kinerja
Tim Seleksi dan banyak faktor lainnya maka kontribusi itu sulit
untuk diketahui dan pengaruh yang disumbangkan relatif kecil.
Berarti dari dimensi efektivitas kinerja Tim Seleksi yang
dilakukan dalam menjaring peserta Diklat membawa dampak
tertentu saja.
Dengan tegas dikatakan bahwa sekalipun mereka direkrut
dalam batas kualitas kemampuan yang sedang-sedang saja, namu
bila diberikan bekal kemampuan teknis secara operasional setelah
menerima tugas dan tanggung jawab melalui paket pembinaan dan
pengembangan yang optimal, ternyata hasil yang diharapkan
122
ternyata berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan Diklat secara
keseluruhan.
B. Rekomendasi
Sejalan dengan kesimpulan penelitian di atas, dapat diajukan
rekomendasi seperti disampaikan pada halaman berikutnya:
(1) Oleh karena secara umum kondisi Pembinaan dan Pengembangan Tim Seleksi Peserta Diklat dalam menunjang
keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Negeri Sipil di Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD. Pen) Daerah Bandung belum efektif,
direkomendasikan bahwa Pihak Kompeten dalam pembinaan
dan pengembangan kualitas kinerja Tim Seleksi untuk menjaring
anggota Tim dengan melihat tingkat pendidikan, kemampuan,
komitmen tugas dan kerjasama.
(2) Ketika mengimplementasikan proses pembinaan dan pengembangan kualitas Tim Seleksi diperlukan suatu kerja sama
Tim secara terpadu, sehingga setiap individu tidak bekerja
sendiri-sendiri. Akan tetapi bekerja sesuai bidang tugas dalam
123
(3) Proses penekanan dalam pemberian sanksi dan reinforcement
perlu azaz keseimbangan dan diberlakukan kepada individu
tertentu yang tidak melihat pertimbangan yang akan
menyebabkan proses sanksi dan reinforcement berjalan lamban.
Yang jelas di sini, pertimbangan itu diambil dalam rangka
mewujudkan kualitas kinerja Tim Seleksi.
(4) Mengingat kualitas kinerja Tim Seleksi dalam menyeleksi peserta
Diklat disimpulkan sudah cukup baik, maka di masa mendatang
seluruh rangkaian kegiatan Tim Seleksi perlu ditingkatkan lagi,
seperti dalam penyusunan program kerja Tim Seleksi, persiapan
awal, pelaksanakan kegiatan yang harus sesuai dengan
rambu-rambu prosedur yang dilakukan, serta meningkatkan proses
koordinasi dengan pihak-pihak lain.
(5) Pelaksanaan tugas Tim Seleksi sudah dapat dikatakan
menunjang keberhasilan penyelenggaraan Diklat setempat.
Berarti dengan kualitas kinerja Tim Seleksi yang hanya
dikategorikan cukup efektif saja sudah memberikan kontribusi
dalam pelaksanaan Diklat stempat. Dan alangkah baiknya lagi
bila proses efektif itu dimulai dari perekrutan anggota Tim
Seleksi, sehingga kualitas kinerja individu dalam Team Work
akan sangat akurasi dan benar-benar membawa dampak
124
(6) Akhirnya hasil penelitian ini akan bermanfaat lagi, apa bila pengambil keputusan pada suatu Diklat benar-benar
mengetahui akar permasalahan, terutama dalam upaya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abin Syamsuddin Makmun. (1996). Analisis Posisi Pembangunan
Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
A. Dale Timpe. (1993). Kinerja. Jakarta: Gramedia Asri Media. (1993). Produktivitas. Jakarta: Gramedia Asri Media. Anah S. Suparno. (1992). Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Anastasia dan Fandi. (1994). Total Quality Management.
Yokyakarta: Andi Offset.
Castetter B. William. (1996). The Personnel Function in
Educational Administration., Ed. 3. New York :
Publishing Co.,Inc.
Cece Wijaya. (1994). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. Conny R. Semiawan. (1991). Pendidikan dan Dunia Kerja.
Mimbar Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung.
C. Turney. (1982). Prakticum in Teacher Education. Sidney :
University of Sidney. Press.
Danny Mairawan. (1992). Buku Latihan Praktek Kependidikan (BLPK). Bandung : UPT PPL IKIP Bandung.
Djamaluddin Kantao. (1997). Hasil Belajar Mahasiswa D-II Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
Terbuka : Antara Kendala dan Pemecahannya.
Djauzak Ahmad. (1995). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Djohan Sarif. (1996). Strategi Pembinaan dan Pengembangan
Tenaga Akademik Perguruan Tinggi dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Tinggi. Tesis.
Bandung : IKIP Bandung.
126
Dulhadi. (1986). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
Bandar Lampung : FKIP Universitas Lampung.
Edwin B. Flippo. (1990). Manajemen Personalia. (Moh. Mas'ud
Terj). Ed.6. Jakarta : Erlangga.
Henri Simamora. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : STIE YKPN Jakarta.
Ibrahim. R. (1997). Studi Tentang Kurikulum dan Proses Belajar
Mengajar Pada Sejumlah PGSD di Indonesia.
Bandung : LP IKIP Bandung.
I.G.A.K. Wardani dan Nyoman Dantes. (1995). Penilaian Dalam PPL. Jakarta : IBRD Depdikbud.
Ingridwati Kurnia. (1992). Pengembangan Profesional Tenaga
Pengajar Tetap FKIP Atma Jaya Jakarta. Tesis.
Bandung: IKIP Bandung.
Koyo Kartasurya. (1994). Persepsi Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Tentang Pelaksanaan PPL Kaitannya
dengan Profesi Keguruan. Laporan Penelitian.
Bandung : IKIP Bandung.
Leslie Rae. (1990). Megukur Efektivitas Pelatihan. Jakarta:
Pustaka Binaman Presindo.
Made Pidarta. (1980). Suatu konsep Tentang Pengembangan
Sikap Keguruan Profesional. Disertasi Doktor.
Bandung : IKIP Bandung.
Moh. Fakry Gaffar. (1997). Visi : Suatu Inovasi dalam Proses
Manajemen Strategi Perguruan Tinggi. Mimbar
Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung.
Moh. Surya. (1997). Pergeseran Paradigma Pendidikan
Menyongsong Abad ke-21. Mimbar Pendidikan.
Bandung : IKIP Bandung.
Mortimer R. Feinberg. (1979). Psikologi yang Efektif untuk
Pemimpin, Pejabat dan Usahawan. Jakarta: Tulus
127
Richard M. Steers. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta : Erlangga
Robe