1 Pengaruh Penggunaan Limbah Sawit yang ditambah dengan Lerak, dan Saccharomyces Cerrevisiaedalam Ransum Ruminansia Terhadap Kecernaan
Fraksi Serat Kasar SecaraIn -Vitro
Oleh :
MHD. IQBAL WAHYUDI 0810612127
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH SAWIT YANG DITAMBAH DENGAN LERAK DANSaccharomyces cerevisiaeDALAM RANSUM RUMINANSIA TERHADAP KECERNAAN FRAKSI SERAT KASAR
SECARAIN VITRO
Mhd. Iqbal Wahyudi, di bawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. Mardiati Zain, MSdanIr. Hj. jurnida Rahman, MS Jurusan Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang, 2013
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sawit (pelepah sawit amoniasi, lumpur sawit, dan bungkil inti sawit) yang ditambah dengan lerak dan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum ruminansia terhadap kecernaan Fraksi Serat Kasar (NDF, ADF, Selulosa, Hemiselulosa) secara in-vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan A (kontrol), B (perlakuan A disuplementasi lerak 4 %) C (perlakuan A disuplementasi Saccharomyces cerevisiae 0,5 %). D (perlakuan A disuplementasi lerak 4% + Saccharomyces cerevisiae 0,5 %). Hasil penelitian menunjukkan penambahan Saccharomyces cerevisiaesampai level 0,5% berbeda sangat nyata (P< 0,01) terhadap kecernaan NDF, ADF, selulosa dan Hemiselulosa. Dari hasil penelitian pada perlakuan penambahan Saccharomyces cerevisiae sampai level 0,5% didapatkan rataan kecernaan NDF adalah 52.99 %, rataan kecernaan ADF 47.13%, rataan kecernaan selulosa 53.17% dan kecernaan hemiselulosa 67.58%.Berdasarkan hasil penelitian ternyata penambahan saccharomyces cerevisiae dapatm meningkatkan kecernaan NDF, ADF, Selulosa, Hemiselulosa.
10 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ternak ruminansia merupakan salah satu jenis ternak yang mampu memberikan kontribusi yang besar dalam kesejahteraan manusia dengan memberikan protein hewani yang paling potensial melalui daging dan susu. Adapun faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan adalah tersedianya pakan yang cukup dan bernilai gizi tinggi. Namun dewasa ini ketersediaan bahan baku yang cukup dan tersedia secara kontinue untuk pakan ternak semakin sulit ditemukan. Menghadapi kondisi seperti ini tentu perlu dicari bahan pakan alternatif, seperti pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan antara lain pelepah kelapa sawit.
Pengolahan pakan serat sudah banyak dilakukan, diantaranya pengolahan secara kimia melalui amoniasi dan pengolahan secara biologis melalui fermentasi dengan kapang. Kedua teknik pengolahan ini terbukti mampu memperbaiki kualitas pakan serat. Pengolahan pelepah sawit dengan amoniasi mampu memperbaiki kualitas bahan pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelepah kelapa sawit yang sudah di amoniasi dengan urea 3% menghasilkan kecernaan BK yang lebih baik (Ishida dan Abu Hasan, 1992).
Disamping pelepah sawit, limbah sawit yang digunakan adalah lumpur sawit dan bungkil inti sawit. Lumpur sawit merupakan hasil ikutan proses ekstraksi pengolahan pabrik minyak sawit (Aritonang, 1984) merupakan suatu emulsi yang mengandung sekitar 4 - 5% padatan, 0.5 - 1% sisa minyak dan 95% air (Hutagalung dan Jalaluddin, 1982). Kandungan protein lumpur sawit bervariasi sekitar 11 - 14% dan lemak yang relatif tinggi. Lumpur sawit juga merupakan sumber energy dan mineral (Batubara, 2002).
12 Untuk lebih mengoptimalkan proses fermentasi dalam rumen, populasi bakteri rumen harus ditingkatkan. Salah satu upaya meningkatkan populasi bakteri rumen adalah dengan penambahan seperti Lerak (agensia defaunasi) dan Saccharomyces cerevisiae(probiotik).
Penelitian yang dilakukan oleh Febrina (1996) didapatkan pemberian lerak sebanyak 4 % dapat membunuh protozoa, meningkatkan pertumbuhan populasi bakteri dalam rumen dan tidak berbahaya bagi ternak. Demikian juga dengan penambahan Saccharomyces cerevisiae sebanyak 0,5 % akan meningkatkan kecernaan dalam rumen (Zainet al., 2011).
Untuk menunjang pertumbuhan dari ternak ruminansia atau faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi dari ternak itu sangat ditentukan oleh jumlah pakan yang dapat dicerna, sedangkan pada ternak ruminansia proses pencernaan makanan sangat ditentukan oleh banyak dan aktifitas dari mikroba yang hidup didalam rumen ternak ruminansia, terutama kecernaan dari isi sel dan dinding sel dari tanaman,dimana produk akhir dari kecernaan fraksi serat dan dinding sel (NDF, ADF, Selulosa, Hemiselulosa) didalam lambung adalah VFA (volatile fatty acid) yaitu berupa asam asetat,butirat dan propionat. VFA inilah yang menjadi sumber energi utama bagi ternak ruminansia..
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini yaitu apakah penggunaan limbah sawit yang ditambah dengan buah lerak danSaccharomyces cerevisiaedapat berpengaruh terhadap kecernaan fraksi serat kasar secarain-vitro.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan buah lerak danSaccharomyces cerevisiae pada limbah sawit terhadap kecernaan fraksi serat kasar secarain-vitro.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang metode pakan berbasis limbah sawit sebagai pakan yang baik.
2. Menambah keanekaragaman bahan pakan, dan menjadi solusi alternative dalam menanggulangi masalah kesulitan pakan hijauan.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu peternakan khususnya.