• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MEDIA ANIMASI FLIP BOOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 40 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS MEDIA ANIMASI FLIP BOOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 40 KOTA BANDUNG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS MEDIA ANIMASI FLIP BOOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA

MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 40 KOTA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen tentang Perbandingan Efektifitas Media Animasi

Flip Book dan Media Ms. Powerpoint)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

Misriana

0806734

KONSENTRASI KEGURUAN TIK

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EFEKTIFITAS MEDIA ANIMASI FLIP

BOOK TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA RANAH

KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN

IPS DI SMPN 40 KOTA BANDUNG

Oleh Misriana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Misriana 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MISRIANA

EFEKTIFITAS MEDIA ANIMASI FLIP BOOK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA

MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 40 KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing 1

Dr. Dinn Wahyudin, M.A

19540206 197803 1 003

Pembimbing II

Dr. Rusman M.Pd

NIP. 19720505 199802 1 001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd.

(4)

ABSTRAK

Misriana (0806734). Efektifitas Media Animasi Flip Book Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Mata Pelajaran IPS Di SMPN 40 Kota Bandung, (Studi Kuasi Eksperimen tentang Perbandingan Efektifitas Media Animasi Flip Book dan Media Ms.Powerpoint). Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Penelitian ini bertitik tolak pada rumusan masalah: ”Apakah penggunaan media animasi Flip Book pada mata pelajaran IPS lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif di SMPN 40 Kota Bandung ?”. Secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Apakah penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang gejala atmosfer dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengingat di SMPN 40 Kota Bandung ?; (2) Apakah penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang gejala atmosfer dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami di SMPN 40 Kota Bandung ?; (3) Apakah penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang gejala atmosfer dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menerapkan di SMPN 40 Kota Bandung ?.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain

Nonequivalent Control Pre-test Post-test Only Design, menggunakan satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif . Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling.

Kesimpulan umum penelitian ini yaitu: Penggunaan media animasi Flip Book lebih efektif dari penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 40 Kota Bandung.Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan yang lebih husus yaitu: Penggunaan media animasi Flip Book lebih efektif dari penggunaan media

Ms.Powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .. i

KATA PENGANTAR ... .ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... .iii

DAFTAR ISI.... ... ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK…...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9

1. Media Pembelajaran ... 9

2. Media Komputer ... 14

3. Media Animasi ... 17

4. Media Animasi Flip Book ... 19

5. Media Ms.Powerpoint ... 20

6. Belajar dan Pembelajaran... 21

7. Hasil Belajar ... 25

8. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 28

(6)

C. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Uji Coba Instrumen ... 40

G. Analisis Data ... 45

H. Prosedur Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Tes Objektif ... 51

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 56

C. Analisis Data ... 69

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 94

B. Rekomendasi ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN

A. UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

B. INSTRUMEN PENELITIAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya perlu memahami bumi yang ditinggalinya.

Hal ini berhubungan dengan bagaimana manusia melestarikan bumi yang

bertujuan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Sangat banyak bencana yang

terjadi karena proses alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus,

banjir, dan lain sebagainya. Langkah kongkrit dalam pengenalan bumi kepada

manusia salah satunya adalah melalui jalur pendidikan formal di sekolah

melalui mata pelajaran IPS.

Pendidikan IPS di Indonesia sudah dimulai sejak tingkat pendidikan

dasar, Hal itu menunjukkan bahwa pemerintah sangat peduli terhadap

pentingnya pendidikan IPS untuk bangsa Indonesia. Sebagai ilmu yang

mengkaji tentang hubungan manusia dengan alam, sejarah, kependudukan,

dan ekonomi, mata pelajaran IPS sangatlah penting untuk dipelajari oleh

masyarakat Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan

materi terhadap sub mata pelajaran geografi. Hal ini dikarenakan dengan

mempelajari geografi, masyarakat akan lebih memahami fenomena-fenomena

alam serta interaksi sebab akibat yang terjadi antara manusia dengan alam

yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia yang lebih baik.

Namun pendidikan IPS yang selama ini dipelajari tidaklah dipahami secara

(8)

merupakan salah satu bidang studi yang harus dipelajari agar bisa lulus

sekolah dan selebihnya mereka tidak perduli.

Pentingnya sub mata pelajaran geografi dalam mata pelajaran IPS

harus didukung dengan baik oleh semua pihak. Salah satu contohnya adalah

dengan melengkapi alat peraga yang terdapat di laboratorium IPS. Selain itu,

proses belajar mengajar harus sangatlah menarik. Sebaiknya guru tidak hanya

melakukan pembelajaran secara konvensional saja, tetapi sebaiknya

menggunakan metode-metode yang menarik dan media yang disukai oleh

anak. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya

yaitu Firdaus (2012) dalam skripsinya “Penggunaan Media Google Earth pada

mata pelajaran IPS Geografi lebih efektif dibandingkan penggunaan media

Globe dan Peta terhadap peningkatan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

Pertama”. Dari hasil penelitiannya sangatlah jelas bahwa media yang baik

sangatlah efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pengunaan media

yang atraktif dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan

pelajaran, karena media pada dasarnya dapat memberikan minat dan motivasi

siswa sebagaimana yang dikemukakan oleh Kusumah (2002) “Pada umumnya

siswa mempunyai sifat penasaran yang tinggi untuk mencoba sesuatu yang

baru, termasuk teknologi dasawarsa ini sedang digandrungi remaja dan

anak-anak”. Melalui penggunaan media, siswa dapat termotivasi

meningkatkan prestasi belajarnya. Selain termotivasi dalam prestasi belajar,

(9)

setiap materi yang disampaikan oleh guru dan dapat mereka terapkan pada

kehidupan sehari-hari.

Namun, tidak semua media efektif membantu proses pembelajaran,

ketidakefektifan itu sendiri bisa datang dari kesalahan pemilihan metode

pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan yang akhirnya

membuat siswa kesulitan memahami materi pelajaran. Kegiatan pembelajaran

merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan,

membangun watak, dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. kegiatan pembelajaran yang direncanakan

dan dirancang secara sistematis serta didukung dengan fasilitas dan

lingkungan belajar yang baik dan kondusif serta pendidik yang kompeten

akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang baik pula.

Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan

Agustus tahun 2012 di SMPN 40 Bandung, terdapat fakta bahwa selama

proses pembelajaran geografi di sekolah, guru hanya menggunakan alat peraga

dan media presentasi Ms.Powerpoint. Guru telah mempersiapkan bahan-bahan

ajar yang menarik untuk ditampilkan menggunakan Ms.Powerpoint, namun

ketersediaan proyektor yang terbatas membuat guru tidak dapat memberikan

materi dengan cara yang menarik di setiap pertemuan. Media pembelajaran

yang sudah digunakan seperti alat peraga juga dikeluhkan guru memiliki

beberapa kelemahan, yaitu tidak updatenya media pembelajaran tersebut

dan kurang menarik perhatian siswa. Hal ini berpengaruh juga terhadap

(10)

bahwa nilai rata-rata siswa sangat sulit mencapai nilai minimum yang

ditetapkan sekolah. Ketercapaian siswa dalam memenuhi nilai minimum pada

satu kelas diperkirakan sekitar 40%, sedangkan 60% sisanya masih sulit untuk

mencapai nilai minimum tersebut. Selain itu, masih banyak siswa yang

kurang menyenangi pelajaran geografi karena alasan materinya susah

diingat dan dipahami. Oleh karena itu, perlu adanya suatu inovasi media

pembelajaran dalam sub mata pelajaran Geografi.

Berdasarkan dari fakta tersebut peneliti merasa perlu melakukan

tindakan nyata untuk membantu memperbaiki kekurangan yang terdapat

dalam proses pembelajaran materi geografi. Salah satu solusi yang ingin

peneliti teliti adalah dengan mencoba menggunakan media animasi Flip Book

dalam proses pembelajaran. Flip Book adalah media yang peneliti rasa tepat

karena fungsi dasar media animasi Flip Book adalah menyajikan animasi

berupa buku yang didalamnya tidak hanya berisi teks namun juga berisikan

gambar dan video. Selain itu, dengan media animasi Flip Book ini siswa tidak

hanya dapat mempelajari materi di sekolah saja, tetapi dapat pula dipelajari di

rumah. Untuk itu peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian

terhadap hal itu dengan judul:

Efektifitas media animasi Flip book terhadap peningkatan hasil

belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran IPS di SMPN 40 Kota

(11)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas,

maka secara umum masalah yang pokok yang akan diteliti dirumuskan

sebagai berikut : “apakah penggunaan media animasi Flip Book pada mata

pelajaran IPS lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media

Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif di

SMPN 40 Kota Bandung ?” . Secara khusus dan terperinci dalam penelitian

ini dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS

pada materi tentang “Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya

terhadap Kehidupan” lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan

media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah

kognitif aspek mengingat di SMPN 40 Kota Bandung ?

2. Apakah penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS

pada materi tentang “Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya

terhadap Kehidupan” lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan

media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah

kognitif aspek memahami di SMPN 40 Kota Bandung ?

3. Apakah penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS

pada materi tentang “Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya

terhadap Kehidupan” lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan

media Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah

(12)

Menyadari akan luasnya persoalan tersebut, maka penelitian ini

dibatasi menjadi sebagai berikut :

1. Penggunaan media lebih difokuskan pada media animasi Flip Book. Hasil

belajar siswa lebih spesifik pada ranah kognitif aspek mengingat (C1),

memahami (C2), dan menerapkan (C3).

2. Materi mata pelajaran IPS hanya pada materi tentang “Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya terhadap Kehidupan”.

3. Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VII A dan kelas VII C di

SMPN 40 Kota Bandung.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum betujuan untuk mengetahui apakah

penggunaan media animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang “Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya terhadap

Kehidupan” lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media

Ms.Powerpoint terhadap peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif di

SMPN 40 Kota Bandung. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai

berikut:

1. Untuk mendeskrpsikan dan menganalisis apakah penggunaan media

animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang “Gejala

Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya terhadap Kehidupan” lebih

(13)

peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengingat di SMPN

40 Kota Bandung.

2. Untuk mendeskrpsikan dan menganalisis apakah penggunaan media

animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang “Gejala

Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya terhadap Kehidupan” lebih

efektif dibandingkan dengan penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap

peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami di

SMPN 40 Kota Bandung.

3. Untuk mendeskrpsikan dan menganalisis apakah penggunaan media

animasi Flip Book dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang “Gejala Atmosfer dan Hidrosfer serta Dampaknya terhadap Kehidupan” lebih

efektif dibandingkan dengan penggunaan media Ms.Powerpoint terhadap

peningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menerapkan di

SMPN 40 Kota Bandung.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Selain bermanfaat dalam peningkatan mutu pembelajaran pendidikan

IPS di SMPN 40 Kota Bandung, penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan manfaat yang berarti kepada berbagai pihak yang langsung

maupun tidak langsung terkait dalam pengembangan bidang pendidikan

sehingga tercipta kemajuan dalam bidang pendidikan.

(14)

1. Peneliti, sebagai salah satu bentuk kreatifitas dalam mengembangkan

pola berfikir yang ilmiah dan sistematis, dan juga salah satu bentuk

kepedulian dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Serta sebagai

calon guru dapat menjadi acuan atau refrensi untuk lebih meningkatkan

kualitas pribadi dalam mengajar dan mendidik siswa.

2. Pengembang model pembelajaran di sekolah (guru mata pelajaran IPS),

dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kreatifitasnya dalam

pengembangan pembelajaran IPS guna meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran IPS.

3. Penyelenggara pendidikan (sekolah terkait), memberikan informasi dan

masukan bagi sekolah mengenai data-data yang diperlukan dalam

peningkatan hasil belajar siswa. Khususnya dalam mata pelajaran IPS.

4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sumbangan dalam bentuk

pengetahuan atau dapat menjadi acuan untuk peningkatan kualitas

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

40 Kota Bandung.

Menurut Zainal Arifin (2011), sampel adalah sebagian dari populasi

yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah

populasi dalam bentuk mini (miniatur population)”. Pada penelitian ini

menggunakan kelompok Non probability Sampling, Sugiono (2009)

mengemukakan “Non probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Teknik sampel yang digunakan adalah sampling purposive atau sampel

bertujuan. Sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya

tujuan tertentu. Oleh karena itu, peneliti memilih dua kelas yang akan

dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelas yang memiliki rata-rata nilai

/ tingkat kecerdasan yang tidak jauh berbeda yaitu kelas VII A sebagai kelas

(16)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu

kelompok kontrol. Subjek penelitian dikelompokan menjadi dua kelompok

penelitian yang telah ditentukan dan mendapatkan perlakuan berbeda, setelah

diberi perlakuan setiap kelompok langsung diberi post-test untuk

mengetahui efek dari perlakuan tersebut.

Desain penelitian tersebut adalah desain Nonequivalent Control

Pre-test Post-Pre-test Only Design. Menurut Sugiyono (2011) “Desain ini hampir sama dengan pretes dan posttest control group design, hanya pada desain ini

kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random.”

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 Y O2

Keterangan:

X = Perlakuan penggunaan media Flip Book

Y = Perlakuan penggunaan media Ms.Powerpoint

O1 = Pre-Test

O2 = Post-Test

Berdasarkan desain di atas maka langkah yang pertama dilakukan

dalam penelitian ini adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan

(17)

eksperimen, sedangkan kelompok yang menggunakan media Powerpoint

ditetapkan sebagai kelompok kontrol.

Langkah kedua yaitu kedua kelompok diberi pre-test dengan soal

yang sama. Selanjutnya, peneliti memberi perlakuan yang berbeda antara

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan perlakuan tersebut

terletak pada penggunaan media pada pembelajarannya saja, yaitu untuk

kelompok eksperimen menggunakan media animasi Flip Book, sedangkan

kelompok kontrol menggunakan media Powerpoint. Langkah terakhir, kedua

kelompok diberi post-test dengan soal yang sama pula, yang hasilnya

dibandingkan dengan skor pre-test sehingga diperoleh gain, yaitu selisih

(gain) antara skor pre-test dan post-test.

C. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih karena penelitian ini

ditujukan untuk menguji teori melalui pengukuran variable penelitian dengan

angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Menurut Winarno Surakhmad (1990), “Metode merupakan cara utama

yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat – alat tertentu”. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Kuasi

eksperimen ini hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Muhammad Ali (2009) yang menyatakan “kuasi eksperimen

(18)

penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan

random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group)”.

Sedangkan Syaodih (2007) mengemukakan “perbedaan eksperimen dengan

kuasi eksperimen terletak pada pengontrolannya yakni pengontrolannya hanya

dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling

dominan.”

Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dengan membagi

dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan media

Flip Book dan kelompok kontrol yang menggunakan media Ms.Powerpoint.

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yakni variabel bebas ( X ) dan

variabel terikat ( Y ). Menurut Prasetyo dan Jannah (2010) :

Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel bebas dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus penelitian. Sementara variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus penelitian. Tabel berikut berfungsi untuk melihat hubungan antar variabel yang

(19)

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang memberikan

penjelasan atas suatu variable dalam bentuk yang dapat diukur. Untuk

menghindari perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian

ini, Untuk menghidari kesalahan dalam menafsirkan, perlu dijelaskan

secara operasional beberapa istilah berikut :

1. Flip Book

Media animasi Flip Book pada penelitian ini merupakan serangkaian

animasi berupa buku yang didalamnya tidak hanya berisi teks namun juga

berisikan gambar dan video mengenai materi tentang gejala atmosfer dan

hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan.

2. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah keadaan peserta didik yang dapat memahami,

menguasai, dan menerapkan pengalaman dari hasil proses belajarnya.

Hasil Belajar yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini yaitu hasil

belajar pada ranah kognitif aspek mengingat, memahami dan

menerapkan dengan stimulus pembelajaran menggunakan media animasi

Flip book.

E. Instrumen Penelitian

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap

(20)

seperangkat instrumen. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu tes. Menurut Arifin (2011) “tes adalah suatu teknik pengukuran yang

didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan dan serangkaian tugas

yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.” Bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk soal pilihan

ganda. Tes bentuk objektif tersebut digunakan untuk mengetahui

hasil belajar ranah kognitif siswa pada aspek mengingat, memahami

dan menerapkan. Bentuk tes hasil belajar ini berupa pilihan ganda

dengan empat alternatif jawaban. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu

keterangan atau pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya

harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban. Jumlah soal

ditentukan berdasarkan uji validitas, reliabilitas tingkat kesukaran soal dan

uji daya pembeda yang penyusunannya sesuai dengan kisi – kisi instrumen.

Hal ini sejalan dengan tujuan peneliti yang ingin mengetahui

efektifitas penggunaan media animasi Flip Book terhadap hasil belajar siswa.

Tes yang diadakan berbentuk pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan

sebelum mendapatkan treatment pada kelompok kontrol dan eksperimen.

Tujuan Pre-tes adalah untuk mengetahui skor awal sebelum treatment.

Post-test dilakukan setelah peneliti memberikan treatment terhadap kelompok

kontrol & eksperimen untuk mengetahui hasil akhir sehingga diperoleh gain

atau selisih antara skor pre-test dan post-test.

(21)

Geografi, dan guru mata pelajaran IPS yang ada di sekolah tempat peneliti

melakukan penelitian. Lalu diujicobakan di sekolah lain selain sekolah tempat

peneliti melakukan penelitian. Setelah itu analisis mengenai validitas butir

soal dan uji reliabilitas dilakukan. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh data informasi yang

dibutuhkan dalam suatu penelitian. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Adapun langkah–langkah penyusunan instrumen adalah

sebagai berikut:

1. Menetapkan materi pelajaran IPS yang akan digunakan dalam

penelitian.

2. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator mata pelajaran IPS kelas VII Sekolah Menengah Pertama

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

silabus yang telah ditetapkan pada mata pelajaran IPS kelas VII

Sekolah Menengah Pertama.

4. Menyusun kisi – kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Melakukan Expert Judgement instrument penelitian.

6. Melakukan ujicoba instrumen kepada siswa diluar sampel

(22)

8. Menggunakan soal yang valid kepada sampel penelitian yaitu

kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen.

F. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Sebelum menggunakan tes, peneliti hendaknya mengukur terlebih

dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen. Instrumen yang valid apabila mempunyai validitas yang

tinggi.

Arifin (2009) menyatakan bahwa :

Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.

Tingkat kevalidan instrumen pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Adapun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Arifin, 2009)

Keterangan :

(23)

∑X = Skor tiap butir soal / skor item tes

Y = Skor responden

∑XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisiensi yang

ditemukan tersebut tinggi atau rendah, maka dapat berpedoman pada

Setelah itu diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus:

(24)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keajegan dari suatu instrumen.

Reliabilias tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan

dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arifin,

2009:258). Suatu tes dapat dikatakan reliabel bila diteskan pada kelompok

yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda akan selalu

memberikan hasil yang sama.

Untuk mengetahui reliabilitas suatu tes maka digunakanlah uji

reliabilitas. Adapun uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Spearman Brown :

( )

(Arikunto, 2006)

Keterangan:

r

11 = reliabilitas instrumen

r

1/21/2 =rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen

3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal berkaitan dengan kesanggupan siswa

dalam menjawab soal. Bilangan yang menunjukan sukar dan

(25)

menyatakan bahwa: Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah

atau tidak terlalu sukar. Sejalan dengan itu. Arifin (2009) menegaskan

bahwa, “jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang maka

dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.” Soal yang terlalu mudah tidak

merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya.

Sebaliknya soal yangterlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi

putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di

luar jangkauan.

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus :

( Arifin, 2009: 266)

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

WL= jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah

WH= jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

nL = jumlah kelompok bawah

(26)

Setelah nilai tingkat kesukaran diperoleh, kemudian

diinterpretasikan ke dalam kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal.

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal (Arifin, 2009) yaitu

sebagai berikut :

1) Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah.

2) Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang.

3) Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar.

4. Daya Pembeda

Penghitungan daya pembeda adalah penghitungan sejauh mana

suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah

menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang

menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Untuk menghitung daya pembeda butir soal dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

(Arifin, 2009)

Keterangan :

DP = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

(27)

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut

dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Arifin, 2009)

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Koefsien Daya Pembeda

Index of discrimination Item evaluation

0,40 and up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly

subject to improvement

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and

being subject to improvement

Below – 0,19 Poor items, to be rejected or

improved by revision

H. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan/normalitas sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas

menggunakan program pengolah data SPSS V.15 (Statistical Product and

Service Solution) dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov.

(28)

1. Susun data secara berurutan mulai dari yang terkecil, diikuti

dengan frekuensi masing-masing, frekuensi kumulatif (F) serta nilai Z

masing-masing skor.

2. Probabilitas nilai Z dapat dicari pada tabel Z. Besaran a2

diperoleh dengan mencari selisih antara f/n dengan P ≤ Z. sedangkan

a1 diperoleh dengan mencari selisih antara f/n dengan a2.

3. Bandingkan angka tertinggi dari a1 dengan tabel Kolmogorov

Smirnov.

Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Terima H0 jika a1 maksimal ≤ Dtabel

Tolak H0 jika a1 maksimal > Dtabel

(Irianto, 2009)

Kriteria pengujiannya uji normalitas one sample Kolmogorov

Smirnov adalah jika nilai Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas <

0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig.

(Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi

adalah normal. (Santoso, 2009: 186).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman

data penelitian. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan

(29)

dilakukan pada penelitian ini menggunakan SPSS V.15 (Statistical

Product And Service Solution) dengan uji Levene Test. Uji Levene Test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(independent) mempunyai varians dengan variabel terikat (dependent).

Penelitian ini terdiri dari variabel X (independent variabel) adalah

pembelajaran dengan media Flip Book sedangkan variabel Y (dependent

variabel) adalah hasil belajar aspek Mengingat, Memahami dan

Menerapkan. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Sig.

(Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama,

sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05

maka data berasal dari opulasi-populasi yang mempunyai varians yang

sama.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus

uji-t independen dua rata-rata (t-test independent). Rumus uji t

independent adalah sebagai berikut:

̅ ̅

( Sugiyono, 2008)

Keterangan :

(30)

̅

= Rata-rata skor gain kelompok kontrol = Varians skor kelompok eksperimen

= Varians skor kelompok kontrol

dan = Jumlah Siswa

Jika ≠ , varians homogen (σ ² = σ ²) dapat digunakan

uji t dengan polled varians, rumusnya sebagai berikut :

(Sugiyono, 2008)

dk = n1 + n2 – 2

Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan)

apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya uji

komparatif adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi

hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua

rata-rata sampel). Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini

adalah gain skor post-test antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek (aspek Mengingat,

(31)

I. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mempelajari standar kompetensi mata pelajaran IPS kemudian

menetapkan materi dan pokok bahasan.

b. Membuat proposal penelitian.

c. Melakukan studi pendahuluan ke tempat penelitian.

d. Menyusun RPP mata pelajaran IPS

e. Menyusun kisi-kisi instrumen dengan mengacu pada pokok

bahasan.

f. Menyusun instrumen penelitian yang mengacu pada kisi-kisi yang

telah ditetapkan. Instrumen penelitian dikembangkan berupa tes pilihan

ganda dengan empat alternatif jawaban.

g. Menyiapkan media dengan mengacu pada pokok bahasan.

h. Melakukan Expert Judgment instrumen penelitian.

i. Melakukan uji coba instrumen penelitian pada sejumlah siswa

diluar sampel penelitian .

j. Menganalisis dan merevisi item-item soal yang dianggap

kurang tepat dengan cara menguji validitas, realibilitas, tingkat

kesukaran soal dan daya pembeda untuk mendapatkan instrumen

penelitian yang ebih baik dari sebelumnya.

(32)

1) Menetukan dua kelompok sampel yaitu kelompok

eksperimen yang menggunakan media Flip Book dan kelompok

kontrol yang menggunakan media Power Point.

2) Memberikan pretest kepada kedua kelompok sampel.

3) Memberikan perlakuan kepada kedua kelompok tersebut, yakni

kelompok eksperimen dengan menggunakan media Flip Book

dan kelompok kontrol yang menggunakan media Power Point.

4) Memberikan post-test kepada kedua kelompok tersebut.

l. Mengolah data hasil penelitian.

m. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis.

n. Pelaporan hasil penelitian.

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan

pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

animasi Flip Book lebih efektif dari penggunaan media Ms.Powerpoint

terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pada mata

pelajaran IPS di SMP Negeri 40 Kota Bandung. Simpulan di atas dapat

diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:

1. Penggunaan media animasi Flip Book lebih efektif dari penggunaan media

Ms.Powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif

aspek mengingat pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 40 Kota

Bandung.

2. Penggunaan media animasi Flip Book lebih efektif dari penggunaan media

Ms.Powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif

aspek memahami pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 40 Kota

Bandung

3. Penggunaan media animasi Flip Book lebih efektif dari penggunaan media

Ms.Powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif

aspek menerapkan pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 40 Kota

(34)

Penggunaan media animasi Flip Book dapat meningkatkan hasil belajar ranah

kognitif aspek mengingat, memahami dan menerapkan. Dengan meningkatnya

hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi, maka diharapkan dapat

mengatasi masalah yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian

ini.

Namun peningkatan hasil belajar siswa juga dipengaruhi faktor – faktor

lain, salah satu faktor eksternal lain yang peneliti temukan di lapangan antara

lain adalah faktor ketersedian media pribadi (laptop/komputer) pada

masing-masing siswa. Setiap siswa saat ini sudah memiliki laptop/komputer di rumah,

dengan kondisi tersebut siswa akan dengan sangat mudah mempelajari

kembali materi yang disampaikan dengan menggunakan Flip Book.

Maka dari itu media animasi Flip Book merupakan salah satu media yang

baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun bukan satu – satunya

faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar pada diri seseorang.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik

untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, siswa, maupun tenaga

kependidikan dan pengembang media pembelajaran. Penulis mencoba

(35)

1. Pihak Sekolah

a. Guru

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan

media animasi Flip Book dapat meningkatkan hasil belajar ranah

kognitif aspek mengingat, memahami dan menerapkan. Meningkatnya

hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi terletak pada proses

pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan kegiatan belajar mengajar

tidak hanya terpaku pada satu media atau media yang itu-itu

saja tetapi harus menggunakan media yang lebih inovatif dan

lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar

siswa juga akan meningkat. Penggunaan media animasi Flip Book

dapat dijadikan alternatif untuk menambah variasi media

pembelajaran yang telah digunakan sebelumnya.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi

pendahuluan dan referensi bagi para peneliti lebih lanjut yang ingin

meneliti tentang media animasi Flip Book atau pemanfaatan media

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (2009). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Ariani, N. (2010). Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Arifin, Z. (2009) Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2011) Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan dan

Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Azhar Arsyad. (2002). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cepi Riyana dan Rudi Susilana. (2008). Media Pembelajaran ( Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian). Bandung : Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

Darmawan, Deni. (2007). Teknologi Informasi & Komunikasi. Bandung : Arum Mandiri Press.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Firdaus. (2012). Efektivitas Penggunaan Media Google Earth Terhadap Hasil

Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Geografi [Skripsi]. Tersedia : Repository

UPI

Heinich, R, M. Molenda and J.D. Russel. (1996). Instructional Media And

Technologies For Learning. New York : Prentice Hall

(37)

Mohamad Shofyan. (2010). Pengertian hasil belajar, tersedia: http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15692.0

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Rusman (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung : Alfabeta

Sadiman, Arif S. dkk. (1986). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2010) Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Santoso, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS

17. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo

Sardiman A.M. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Schramm, Wilbur. (1977). Big media, little media, tools and technologies for

instruction. London: Sage Publications

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, Nana. (2008). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Sinar Baru

Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutopo, Ariesto Hadi. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

(38)

Tim Bina Karya. (2007). IPS Terpadu (untuk SMP kelas VII). Jakarta: Bumi Aksara.

Teknoanimasi. (2010). Flip book dan Thaumatrope [Online]. Tersedia : http://teknoanimasi.blogspot.com/2008/11/flip-book-dan-thaumatrope.html.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI.

Scribd - Maswins. (2010). Multimedia sebagai Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/98515502/Www-maswins-com-2010-07Multimedia-Sebagai-Media-Pembelajaran

Wikipedia (2010). Buku digital [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/buku_elektronik.

Wikipedia. (2011). Pengertian Hasil Belajar. [Online]. Tersedia : http://www.wikipedia.id.org

Wikipedia (2012). Ilmu Sosial [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_sosial.

Gambar

gambar dan video. Selain itu, dengan media animasi Flip Book ini siswa tidak
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel berikut berfungsi untuk melihat hubungan antar variabel yang
tabel berikut ini (Arifin, 2009) :
+2

Referensi

Dokumen terkait

 QFD adalah metodologi design yang bertujuan memenuhi kebutuhan, keinginan dan nilai (value) dari konsumen dengan menterjemahkannya ke dalam setiap tahap pengembangan dan mencari

[r]

Excel dan membutuhkan waktu berhari- hari, bahkan berminggu-minggu, sedangkan dalam membuat jadwal harus dilakukan dengan optimal dan cepat dikarenakan jadwal akan

Pada era tersebut, minyak merupakan sumber energi yang paling vital.. bagi negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, sedangkan Arab

[r]

Peristiwa anak kedua meninggalkan rumah lebih awal dibandingkan dengan anak pertama dari pasangan beda etnis ini yakni, informan 1 dan informan 2, menunjukkan

Nilai signifikansi Beban kerja dan lingkungan kerja kurang dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa beban kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

Untuk mengetahui apakah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, dan Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Non