• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi ini memiliki pengertian sebagai ruang lingkup yang sangat luas dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Teknologi ini memiliki pengertian sebagai ruang lingkup yang sangat luas dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi ini memiliki pengertian sebagai ruang lingkup yang sangat luas dan telah masuk segala bidang untuk kegiatan masyarakat. Sejarah teknologi di dunia sudah ada sejak tahun 3000 SM. Teknologi informasi banyak digunakan sebagai teknik untuk menyampaikan informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi sangat pesat, proses informasi dapat dikemas dengan cara yang sangat mudah, sederhana, dan dipahami oleh penggunanya (Dhewanto, et al., 2015). Dunia seolah tidak memiliki batasan (borderless) sehingga ada kerahasiaan yang bisa saja ditutupi. Kita bisa saja mengetahui aktivitas yang dilakukan orang lain melalui sosial media, sementara kebanyakan tidak kenal dan tidak pernah bertemu untuk tatap muka atau berada diiluar jaringan dengan orang lain. Salah satunya yaitu mediaasosial, yang menjadikan “senjata baru” dengan banyak bidang (Mulawarman, et al., 2017).

Sosial media merupakan platform sebagai media yang fokus sebagai eksistensi pengguna untuk memfasilitasi dalam beraktifitas maupun berkolaborasi. Dengan itu media sosial bisa dilihat sebagai cara medium (fasilitator) online untuk menguatkan hubungan dengan pengguna sekalipun sebuah ikatan sosial. Intinya, media sosial dilakukan berbagai aktifitas antara dua arah dengan berbagai kolaborasi, pertukaran, dan yang saling berkenalan sesuai bentuk tulisan, visual atupun audiovisual. Media sosial diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Connecting dan Collaborating (Sari, et al., 2019).

Sosial media menggabungkan berbagai media online, termasuk forum dari mulut ke mulut seperti Jejaring Sosial (SNS) (seperti Myspace dan Facebook), mikroblog (seperti blog pribadi atau Twitter), gambar atau aplikasi berbagi video (seperti Flickr atau

(2)

YouTube), dan situs web kolaboratif seperti Wikipedia Jenis alat media sosial ini dianggap sebagai ruang yang menonjol dan mapan untuk membuat saluran berbagi pengetahuan, di mana orang dapat menemukan individu lain dengan minat yang sama, dan berbagi pemikiran dengan mereka (Ahmed, et al., 2018).

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia penggunaan internet Indonesia bertambah sebesar 10,12% pada 2018 daripada tahun sebelumnya. Secara total, penggunaan internet sebanyak 171,17 juta pengguna dari populasi di indonesia 264,16 juta jiwa. Dari data 171,17 juta penggunaan internet 2018, Pulau di Jawa masih berkontribusi besar terhadap meningkatnya jumlah penggunaan tersebut. Hebatnya 55% penggunaan internet bertempat tinggal di Pulau Jawa. Disusul oleh Pulau Sumatera 21%, profinsi Sulawesi-Maluku dan Papua 10% , profinsi Kalimantan 9% , dan di Bali dan Nusa Tenggara 5 % (APJII, 2019). Dewasa muda (usia 18 hingga 29) adalah yang paling mungkin untuk menggunakan media sosial sepenuhnya hamper 90%. Dilihat dari segi perbedaan gender, perempuan dan laki-laki menggunakan media sosial dengan kecepatan yang sama. Perempuan lebih mungkin daripada pria untuk menggunakan situs jejaring sosial selama beberapa tahun, meskipun sejak itu 2014 perbedaan ini sederhana. Saat ini, 68% dari semua wanita menggunakan media sosial, dibandingkan dengan 62% dari semua pria. Segi Perbedaan demografis menyatakan lebih dari setengah penduduk pedesaan sekarang menggunakan media sosial, mereka yang bertempat tinggal di daerah pedesaan kurang lebih kecil kemungkinanya dibanding dengan yang mereka tinggal pinggiran kota dan perkotaan menggunakan media sosial, sebuah pola yang konsisten selama dekade terakhir. Saat ini, 58%

penduduk pedesaan,68% penduduk pinggiran kota, dan 64% penduduk perkotaan menggunakan media sosial (Perrin, 2015).

(3)

Orang yang membuat akun media sosial menggunakannya untuk alat menyampaikan isi berita. Orang merasakan tergugah dengan ada yang ketinggalan berita, mereka ikut berpartisiapsi sebagai pengabar berita untuk akun yang dimiliki. Hal ini terus menyambung dan hal ini menjadi sangat berkembang menjadikan trending topik seluruh masyarakat dan rakyat ikut serta adil menyebar berita. Kesadaran itu akan mementingkan informasi untuk menjadikan hal yang sangat menarik untuk hal yang dikaji. Tentu hal ini positif ataupun negatif, itulah yang bisa membuat kita menarik dan orang lain pun menjadikan ini serasa butuh (Widada, 2018). Data penelitian penggunaan sosial media era digital inilah yang harus banyak disikapi dengan sangat serius, sangat menguasai, dan bisa mengendalikan berbagai peran teknologi sangat baik agar bisa menjadikan manfaat bagi segala kehidupan. Pendidikan bisa menjadikan media untuk utama menguasai, memahami, dan perlakukan teknologi dengan sangat baik dan benar. Anak dan remaja harus bisa difahamkan dengan segala era digital baik bermanfaat maupun madharatnya. Orang tua juga harus difahamkan supaya dapat mengontrol sikap anaknya terhadap segala teknologi dan memperlakukan atau menggunakan dengan sangat baik dan benar (Suri, 2019).

Media sosial dapat menjadi faktor tunggal yang dapat menyebabkan depresi dan kecemasan pada orang, hal ini merupakan penyebab dari pertumbuhan mental yang buruk di Indonesia. Meningkatnya penggunaan media sosial dapat menyebabkan pola tidur yang buruk. ada banyak efek negatif lainnya seperti cyber bullying dan masalah citra tubuh (Mandhyan, et al., 2020). Efek buruk utama dari media sosial adalah kecanduan. Terus-menerus memeriksa sosial media dan menjadi seseorang yang aktif melakukan pembaruan media sosial (Vishranti, et al., 2016). Dampak situs jejaring sosial banyak dirasakan semua kalangan, terutama Mahasiswa. Kebutuhan informasi hiburan sangat tinggi dan disertai kemudahan akan mengakses internet menjadi

(4)

mahasiswa mempunyai kecenderungan mengalami ganguan kecanduan internet yang sangat tinggi. Berbagai fitur sosial yang juga ditawarkan berbagai media tersebut, para mahasiswa kemudian keasyikan tanpa harus mengatasi batasan tersebut. Mahasiswa lebih suka kecenderung melakukan berbagai kegiatan yang kurang bermanfaat untuk mengakses jejaring sosial sehingga bisa menyebabkan akan lupa waktu belajar mahasiswa hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajarnya mahasiswa di kampus tersebut. Dampak ini bisa negatif untuk penurunan minat belajar yang perlu di jadikan perhatian untuk kebanyakan pihak (Miskahuddin, 2017).

Ohio State University melakukan penelitian, media sosial bisa membuat belajar seorang bisa menurun. Studi ini mengungkapkan bahwa, pelajar yang sering menghabiskan waktunya mengakses internet lebih memilih untuk mengakses internet ketimbang belajar. Para mahasiswa habiskan waktu berjam-jam untuk mencari pertemanan chating yang bisa mengakibatkan hilang waktu urusan akademik.

Penelitian ini dilakukan dengan media facebook dan akademis pelajar sebanyak sampel 219 pelajar di Amerika Serikat. Penelitian 68% subjek penggunaan sosial media digunakkan facebook setiap harinya. Waktu dihabiskan para pelajar penggunaan facebook yang sangat beragam, hal mi mulai dari menit sampai lebih 3 jam lamanya.

Hasil peneliti bisa melihat nilai akademis para pelajar mengalami penurunan sangat drastis. Perilaku yang kecanduan menggunakkan internet terjadi banyak sebab diantara adalah kemampuan individu untuk mengontrol diri. Kontrol diri merupakan unsur penting dapat terbebas dari perilaku yang kecanduan (Agung, et al., 2019).

Studi Penelitian di Indonesia dilakukan oleh Universitas Atmajaya Yogyakarta, untuk hal mengetahui pengaruh penggunaan sosial media terhadap suatu minat belajar mahasiswa UAJY, Kesimpulan ini didapatkan sebesar 37,5% atau sebanyak 30 orang

(5)

mahasiswa setuju bahwa media sosial dapat mengurangi durasi belajar dan sebesar 32,5% atau sebanyak 26 orang mahasiswa setuju bahwa menggunakan media sosial dapat mengurangi konsentrasi belajar. Kesimpulan ini juga dibantu dengan data yaitu sebesar 36,2% atau 29 orang mahasiswa setuju bahwa media sosial dapat mengakibatkan perilaku menunda waktu belajar dan menunda tugas (Hardono, et al., 2019)

Menurunnya minat untuk belajar mahasiswa bisa saja menjadi momok yang sangat mengerikan bagi perkembangan di dunia pendidikan. Keberhasilan di dunia pendidikan yang seharusnya bisa saja kita di nikmati dalam berbagai bentuk generasi yang berkualitas akan menjadikan sumber daya manusia di berbagai negeri tampak semakin sangat jauh untuk pencapaian, itu semua bisa karena dunia maya. Perawat sebagai pendidik (educator) dan pembaharuan (inovator) di dalam ilmu keperawatan ikut serta dalam hal cepat tanggap, inisiatif, kreatifitas pada ragsangan dari luar. Hal ini didapatkan dari penelitian. Hasil yang diperoleh, perawat mampu menggegerakkan orang lain dalam melakukan sesuatu yang didadsari atas kebutuhan, perkembangan, aspirasi individu ,keluarga dan kelompok atau masyarakat sehingga perawat diharuskan untuk mengikuti perkembangan, pemanfaatan suatu media massa atau media informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan kepada Mahasiswa keperawatan angkatan 2018 dan 2019 didapatkan hasil bahwa media sosial memilki kecenderungan dampak positif dibandingkan negatif selain itu data IPK mahasiswa juga relatif tinggi hal tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian lain sehingga hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait hubungan antara penggunaan media sosial dengan minat belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara penggunan media sosial dengan minat belajar mahasiswa S1 keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dengan minat belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi minat belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Mengidentifikasi penggunaan sosial media mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Menganalisis hubungan penggunaan sosial media mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan dalam ilmu keperawatan untuk permasalahan kesehatan mahasiswa terutama dalam hal minat belajar mahasiswa akibat ketergantungan media sosial.

(7)

1.4.2 Manfaat Bagi Petugas Kesehatan

Menambah wawasan bagi perawat agar lebih memahami dan mampu memberikan pendidikan yang tepat mengenai hubungan antara penggunaan media sosial dengan minat belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Peneliti bisa memperoleh informasi tentang hubungan antara penggunaan media sosial dengan minat belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4.4 Manfaat Bagi Partisipan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi ilmu tambahan bagi mahasiswa dalam hubungan antara penggunaan media sosial dengan minat belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4.5 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi bahasiswa/i Fakultas Ilmu kesehatan jurusan Keperawatan, dapat menjadi tambahan pengetahuan, dan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan ilmu keperawatan.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Hardono Adianto 2019. (Jurnal Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Menggunakan desain penelitian kuantitatif. Judul Penelitian

“Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Minat Belajar Mahasiswa UAJY”. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 mahasiswa. Pada zaman sekarang ini banyak mahasiswa yang menggunakan media sosial untuk berbagai

(8)

keperluan seperti untuk bersosialisasi, mencari hiburan, mencari informasi, dan masih banyak lagi. Dengan beragam media sosial yang tersedia, penulis ingin mengetahui media sosial apa yang dominan digunakan oleh mahasiswa S1 Kepearwatan UMM dan juga mengetahui hubungan minat belajar mahasiswa dan bagaimana media sosial tersebut mempengaruhi mahasiswa dalam belajar.

2. Arisanti Devi 2018, (Jurnal Program Studi Sistem Informasi, STMIK GI MDP) . Menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Judul Penelitian

“Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Minat dan Perilaku Belajar Mahasiswa”, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 273 mahasiswa.

Kehadiran Internet sewajarnya dapat menumbuhkan minat belajar mahasiswa jika digunakan dengan tepat agar prestasi mahasiswa dapat meningkat. Tetapi pada kenyataannya pemanfaatan internet di lingkungan kampus sering kali disalahgunakan oleh mahasiswa. Banyaknya situs di internet menjadikan mahasiswa memanfaatkan media sosial bukan hanya untuk kepentingan akademik, melainkan juga non-akademik seperti bermain games sehingga penulis ingin mengetahui apakah media sosial tersebut mempengaruhi minat belajar mahasiswa begitu sebaliknya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari Kesembilan kerja praktek di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, saya membuat desain tampilan untuk Login, Registrasi dan Home pada Aplikasi

Dengan keahlian yang terbatas, implementasi kegiatan rehabilitasi ditemukan masalah yaitu rumah yang direhabilitasi tidak sesuai dengan kriteria fisik dan non fisik

Tabel 3.3.1.5 memperlihatkan realisasi kinerja terhadap target kinerja jangka menengah seperti yang tertuang dalam dokumen Renstra SKPD. Tingkat capaiannya juga

Faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga dan pendapatan diluar usahatani kopi) lebih berpengaruh besar dengan nilai

Nyeri akut berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan, definisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

KK3 Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian Wulandari (2013) mengenai burnout dan persepsi dukungan sosial rekan kerja pada teller bank menunjukkan bahwa teller bank yang