EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SEDEKAH MINYAK JELANTAH PADA BANK
SAMPAH INDUK RUMAH HARUM KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
NABILAH AL HAQUE NIM 11170540000057
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M
EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SEDEKAH MINYAK JELANTAH PADA BANK
SAMPAH INDUK RUMAH HARUM KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh:
Nabilah Al Haque NIM 11170540000057
Dibawah bimbingan
WG. Pramita Ratnasari, S.Ant, M.Si NIP. 197602102003122202
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H / 2021 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Nabilah Al Haque NIM : 11170540000057
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sedekah Minyak Jelantah Pada Bank Sampah Induk Rumah Harum Kota Depok adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan semestinya.
Bogor, 27 September 2021
Nabilah Al Haque NIM 11170540000057
i ABSTRAK Nabilah Al Haque
Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sedekah Minyak Jelantah Pada Bank Sampah Induk Rumah Harum Kota Depok
Bank Sampah Induk Rumah Harum merupakan bank sampah yang memiliki program pemberdayaan salah satunya yaitu program Sedekah Minyak Jelantah, program ini bertujuan untuk menjaga lingkungan atau sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Sedekah Minyak jelantah melibatkan masyarakat untuk dapat mengumpulkan limbah minyak jelantah, serta pelatihan pembuatan sabun dan lilin dari minyak jelantah. Kelompok binaan Bank Sampah Unit Kompak Sejahtera yang memproduksi hasil inovasi limbah minyak jelantah menjadi sabun dan lilin dari minyak jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil dari evaluasi program Sedekah Minyak Jelantah pada Bank Sampah Induk Rumah Harum.
Penelitian ini menggunakan model evaluasi menurut Pietrzak,dkk., dimana menurutnya ada tiga tahapan evaluasi, yaitu evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Penelitian ini memfokuskan pada evaluasi proses dan evaluasi hasil. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti akan menggambarkan apa adanya terkait dengan temuan penelitian berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah keberhasilan dalam memanfaatkan minyak jelantah menjadi suatu inovasi menjadi produk sabun dan lilin yang bisa menghasilkan tambahan penda- patan untuk ibu-ibu kelompok binaan. Ada beberapa perbedaan yang dirasakan anggota kelompok Bank Sampah Unit Kompak Sejahtera setelah diadakannya program sedekah minyak jelantah, yaitu membantu perekonomian rumah tangga, menambah ilmu pengetahuan, serta menambah jejaring sosial.
Kata Kunci: Evaluasi Program, Pemberdayaan Masyarakat, Sedekah Minyak Jelantah, Bank Sampah
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat, karunia, dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sedekah Minyak Jelantah Pada Bank Sampah Induk Rumah Harum Kota Depok”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya. Semoga kelak kita sebagai umatnya mendapatkan syafaatnya. Aamiin.
Dalam proses penulisan skrispsi ini penulis mengalami hambatan dan menyadari kekurangan yang penulis miliki, namun dengan izin dari Allah SWT dan berkat motivasi, doa, dan arahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Suparto, M.Ed., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Siti Napsiyah, BSW MSW, sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag., sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum serta Cecep Castrawijaya, M.A, sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Muhtadi, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
iii
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ide, arahan, dan memberikan kritik yang membangun kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan dosen fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan
6. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menggunakan buku-buku yang diperlukan selama masa perkuliahan serta selama penulisan skripsi serta staf bagian Tata Usaha yang telah membantu dalam administrasi.
7. Keluarga penulis yaitu ibuku tercinta Ibu Dra. Chaeriyah., Ayahku tersayang Susanto., Kaka pertamaku Halimatu Sa’diyah S.Kom.I., Kaka keduaku Rumaisa Az-zahrah S.Kom.,
iv
Adiku Muhammad Ramadhan Alfarisi., Lalu kedua kaka iparku Rausan Fikri Satriani S.Pd., dan Caesar Harimukti Raharjo., serta seluruh keluarga besar Nakim yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat, sehingga penulis tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di kampus.
9. Bapak Hermansyah selaku pendiri Bank Sampah Induk Rumah Harum, ketua kelompok binaan bank sampah unit Kompak Sejahtera Ibu Yuti, dan Ibu-ibu anggota kelompok binaan Bank Sampah Unit Kompak Sejahtera, yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk bersedia di wawancara untuk kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuanganku Fithri Farhana, Suci Indah Cahyani, Dwita Indah Pawasti, Naufalia Afifah Juliandinata, Sifa Arum Rosyada, Nia Rhamadayanti, Atika Suri, Maspupah Aulia Rahma, Wika Sapitri, dan Vivin Veliana yang telah banyak memberikan semangat, dukungan, masukan, dan motivasi selama dalam perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi.
11. Seluruh teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan tahun 2017 kelas A dan kelas B yang telah
v
memberikan pengalaman dalam pertemanan di masa-masa kuliah.
12. Sepupuku tersayang Indah Puspita yang telah meluangkan waktunya untuk menemaniku penelitian dan selalu menemaniku disaat susah maupun senang, semoga kamu kuliahnya lancar sampai S.pd.
13. Seluruh anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) jurusan Pengembangan Masyarakat Islam tahun angkatan 2016 dan 2017 yang telah memberikan pengalaman, peluang dan ilmu yang bermanfaat dalam berorganisasi dikampus.
14. Seluruh teman-teman dan kaka-kaka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang telah memberikan pengalaman, peluang dan ilmu yang bermanfaat dalam berorganisasi luar kampus.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang membacanya.
Bogor, 27 September 2021
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
E. Tinjauan Pustaka ... 13
F. Metode Penelitian ... 18
G. Sistematika Penulisan ... 27
BAB IILANDASAN TEORI ... 30
A. Evaluasi Program ... 30
1. Pengertian Evaluasi ... 30
2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi Program ... 32
3. Pengertian Evaluasi Program ... 33
4. Model Evaluasi ... 34
5. Indikator Evaluasi Program ... 38
B. Pemberdayaan Masyarakat ... 39
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakatt ... 39
vii
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 40
C. Bank Sampah ... 43
1. Pengertian Bank Sampah ... 43
2. Pemberdayaan Masyarakat Melalui bank sampah ... 44
3. Tujuan dan Manfaat Bank Sampah ... 46
D. Kerangka Pemikiran ... 47
BAB III GAMBARAN UMUM... 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48
1. Letak Geografis ... 48
2. Pembagian Wilayah ... 48
3. Populasi Penduduk Kota Depok ... 51
B. Gambaran Umum Bank Sampah Induk Rumah Harum .... 51
1. Sejarah Bank Sampah Induk Rumah Harum ... 51
2. Program Bank Sampah Induk Rumah Harum ... 53
3. Struktur Kepengurusan Bank Sampah Induk Rumah Harum ... 58
4. Mitra Kerjasama Bank Sampah Induk Rumah Harum . 61 BAB IVDATA DAN TEMUAN PENELITIAN... 62
A. Pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah ... 62
B. Perencanaan dan Hasil Program Bank Sampah Induk Rumah Harum ... 62
1. Evaluasi Input (Inputs) ... 63
2. Evaluasi Proses (Process) ... 66
3. Evaluasi Hasil (Outcome) ... 76
BAB V PEMBAHASAN ... 82
A. Pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank sampah Induk Rumah Harum ... 82
viii
B. Hasil Evaluasi Program Sedekah Minyak Jelantah Bank
Sampah Induk Rumah Harum ... 83
1) Hasil Evaluasi Input (Inputs) ... 84
2) Hasil Evaluasi Proses (Process) ... 87
3) Evaluasi Hasil/ Dampak Program ... 90
C. Pemanfaatan Layanan Oleh Kelompok Binaan ... 92
D. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Bank Sampah ...95
BAB VIPENUTUP ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 106
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kerangka Informan ... 21 Tabel 4.1 Kelompok Tergabung...65 Tabel 4.2 Nama Kelompok Binaan...66 Tabel 4. 3 Bahan Untuk Membuat Sabun Dari Minyak
Jelantah...72 Tabel 4. 4 Peralatan Yang Di Butuhkan Untuk Membuat Sabun ... ..72
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Peta Kota Depok, Jawa Barat ... 50
Gambar 3. 2 Flayer Bank Sampah Induk Rumah Harum ... 53
Gambar 3. 3 Logo Bank Sampah Induk Rumah Harum ... 54
Gambar 3. 4 Flayer Sedekah Minyak Jelantah... 56
Gambar 4. 1 Dropbox Pengumpulan Minyak Jelantah ... 68
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Pemikiran... 47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Hasil Observasi Peneliti ... 106
Lampiran 2 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 109
Lampiran 3 Dokumentasi Lembaga ... 111
Lampiran 4 Pedoman dan Hasil Wawancara ... 112
Lampiran 5 Surat-surat ... 134
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 2016 jumlah timbulan sampah yang berada di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per-tahun dengan jumlah penduduk sebanyak 261.115.456 jiwa. Proyeksi pertumbuhan penduduk di Indonesia menunjukkan jumlah angka penduduk yang terus bertambah dan tentunya akan meningkatkan jumlah timbulan sampah, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia adalah sebagai salah satu faktor meningkatnya jumlah timbulan sampah yang ada di Indonesia.
(Pramudya Ajeng Safitri, 2018:3)
Tahun 2025 diperkirakan jumlah penduduk di Indonesia adalah sebanyak 284.829.000 jiwa atau bahkan bertambah bisa mencapai 23.713.544 jiwa dari tahun 2016, jika diasumsikan jumlah sampah yang dihasilkan per-tahun sama maka jumlah sampah yang akan bertambah adalah sebesar 5.928.386 ton (tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per-tahun dengan penduduk sebanyak 261.115.456 orang, KLHK dan Kementrian Perindustrian dalam World Bank ). (Pramudya Ajeng Safitri, 2018)
Produksi sampah per-hari di ibu kota provinsi seluruh Indonesia tahun 2016-2017. Tahun 2017, produksi sampah per-hari yang cukup tinggi terjadi di Pulau Jawa, pulau jawa
2
adalah penyumbang sampah terbesar di Indonesia.
Sebagaimana yang disebutkan antara lain daerah Surabaya menghasilkan sampah 9.896,78 m3 per-hari dan Jakarta menghasilkan sampah sebanyak 7.164,53 m3, sedangkan di luar Pulau Jawa, antara lain Makasar menghasilkan 6.485,65 m3 per hari selanjutnya Denpasar, Manado, dan Medan secara berurutan menghasilkan sampah 3.657,20 ; 2.064,00 ; dan 1.892,00 m3 per-hari (Pramudya Ajeng Safitri, 2018).
Peraturan tersebut telah diukur oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2008, pertambahan jumlah sampah disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008)
1. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam.
2. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
3. Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
3
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
4. Pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.
Selain penambahan jumlah penduduk sebagaimana dicantumkan dalam undang-undang di atas, penambahan tumpukan sampah juga disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Semakin mengarah ke daerah perkotaan maka perubahan pola konsumsi semakin nyata menambah naiknya jumlah timbulan sampah, bahkan data timbulan sampah World Bank (2012) mengabaikan sampah di pedesaan dikarenakan masih sedikitnya sampah yang dihasilkan di pedesaan. Pola konsumsi yang berubah terlihat dari kehidupan sehari-hari penduduk diperkotaan. Pola konsumsi sehari-hari penduduk di perkotaan terbiasa dengan mengkonsumsi makanan siap saji atau makanan instan yang menggunakan kemasan plastik dan pola penggunaan alat makan sekali pakai, lalu terbiasa dengan penggunaan kantok plastik kresek pada setiap kali belanja, pola kebiasaan itulah yang menghasilkan sampah berupa wadah tempat makanan, sendok dan garpu sekali pakai, dan kemasan plastik. Pola konsumsi dan kebiasaan ini yang sangat
4
mempengaruhi penambahan timbulan sampah didaerah perkotaan.
Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk menjaga dan memeliharanya.
Lingkungan yang sehat akan mendatangkan manfaat bagi umat manusia dibumi. Tumbuh-tumbuhan, hewan ternak, dan segala ciptaan Allah SWT akan berkembang dengan baik, di lingkungan yang sehat guna kepentingan manusia.
Sayangnya lingkungan yang sehat sudah banyak yang rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga terjadi pencemaran lingkungan dimana-mana. Allah berifiman pada ayat suci al-Qur’an:
َضْعَ ب مُهَقيىذُيىل ىساَّنلٱ ىىدْيَأ ْتَبَسَك اَىبِ ىرْحَبْلٱَو ىرَبْلٱ ىفِ ُداَسَفْلٱ َرَهَظ....
َنوُعىجْرَ ي ْمُهَّلَعَل ۟اوُلىمَع ىىذَّلٱ
“.... Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (Qs. Ar-rum ayat 41)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia yang telah membuat kerusakan dimuka bumi akibat tidak bisa menjaga lingkungan dengan baik, dengan segala fasilitas yang telah Allah berikan kepada kita manusia sepatutnya kita dapat menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan limbah yang kita hasilkan dengan baik dapat
5
menjadi ikhtiar kita sebagai manusia untuk dapat menjaga lingkungan agar tetap terjaga (Mujahid, 2011).
Minyak jelantah adalah minyak yang dihasilkan dari hasil sisa proses penggorengan dari minyak kelapa. Minyak jelantah dapat menyebabkan minyak berasap dan berbusa pada saat penggorengan, meninggalkan warna coklat, serta flavor yang tidak disukai dari makanan yang digoreng (Hambali, E 2008). Minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan minyak jelantah oleh masyarakat membuat melimpahnya limbah minyak jelantah. Minyak jelantah yang seharusnya bisa dimanfaatkan kembali menjadi berbagai bahan yang berguna bagi kebutuhan masyarakat, namun tidak dapat termanfaatkan dan minyak jelantah tersebut terbuang ditempat yang tidak seharusnya.
Dari hasil inovasi yang berkembang ditengah masyarakat banyak diantaranya kegiatan yang dapat mengedukasi dan memberikan keterampilan mengenai hasil pemanfaatan dari minyak jelantah, hasil pemanfaatan tersebut dapat dijadikan bahan yang bermanfaat kembali yaitu, menjadi sabun dari minyak jelantah, lilin dari minyak jelantah, pembersih lantai dari minyak jelantah, dan dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif (biodiesel) dan oli kendaraan bermotor, dari hasil pemanfaatan yang tepat tersebut akan dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari hasil minyak proses penggorengan yang tidak bisa digunakan kembali.
6
Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat tidak mau memanfaatkan minyak jelantah dikarenakan kesibukan masyarakat dengan pekerjaanya dan tidak adanya penggerak dibidang pengumpul minyak jelantah sehingga akhirnya limbah tersebut akan dibuang secara sembarangan dan tidak termanfaatkan kembali.
Melimpahnya limbah minyak jelantah tersebut jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan dapat merusak lingkungan, kurangnya pengetahuan dari masyarakat akan manfaat minyak jelantah menjadikan limbah tersebut hanya terbuang sia-sia. Ada juga sebagian orang yang tetap menggunakan minyak jelantah untuk digunakan proses menggoreng lagi, tanpa disadari hal tersebut dapat merugikan dirinya sendiri dalam hal kesehatan. Namun jika masayarakat bisa melihat peluang dari hasil pemanfaatan limbah minyak jelantah tersebut manfaatnya dapat mengurangi jumlah limbah minyak jelantah dilingkungan sekitar dan bisa memperoleh hasil dari penjualan hasil pemanfaatan minyak jelantah.
Hasil pemanfaatan minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun yang berbau harum dan berfungsi untuk menghilangkan noda pada pakaian, lilin sebagai penerangan ketika mati listrik, pembersih lantai, dan menjadi bahan bakar alternatif biodiesel dan digunakan sebagai oli kendaraan bermotor. Saat ini kebutuhan minyak goreng di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat. Berdasarkan data dari SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) konsumsi minyak goreng di
7
Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 meningkat. Pada tahun 2010 mencapai 8,03kg/kapita sedangkan pada tahun 2016 meningkat mencapai 9,44kg/kapita. Berdasarkan data diatas kebutuhan tersebut banyak digunakan oleh industri makanan, non makanan dan restoran. Bahan sisa tersebut setelah tidak terpakai akan dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali yang akhirnya dapat menjadi pencemaran pada lingkungan.
Kandungan limbah minyak jelantah yang beracun tersebut yang membuat orang tidak memanfaatkannya kembali, namun oleh para konsumen yang nakal hal tersebut tidak dihiraukan. Minyak yang dipakai berulang kali dapat berpotensi untuk menimbulkan penyakit kanker dan penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, sedangkan minyak jelantah jika dibuang ke saluran air atau ke pekarangan dapat menimbulkan pencemaran air dan rusaknya kesuburan pada tanah (Firina, 2010). Penggunaan kembali minyak jelantah untuk menggoreng dan mengkonsumsi kembali makanan tersebut akan menimbulkan resiko gejala keracunan, kerusakan sel pembuluh darah, liver, jantung maupun ginjal hal tersebut telah dilakukan pada hewan yang mengkonsumsi minyak goreng bekas. (Rukmini, 2007).
Bank Sampah Induk Rumah Harum merupakan lembaga peduli terhadap lingkungan yang tujuan utamanya yaitu memperbaiki pola fikir masyarakat terhadap limbah dan
8
mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan agar tetap terjaga dengan melakukan kegiatan yang dapat mengurangi penumpukan limbah dibumi ini. Sesuai visi misi dan tujuan Bank Sampah Induk Rumah Harum yaitu untuk dapat mengelola limbah dan sampah yang dihasilkan masyarakat melalui program yang dijalankan Bank Sampah Induk Rumah Harum.
Bank Sampah Induk Rumah Harum memiliki kelompok binaan bank sampah unit, nasabah bank sampah perorangan, dan bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra kerja sama dalam menyukseskan program yang ada di Bank Sampah Induk Rumah Harum, program yang berjalan tersebut yaitu : Sedekah Minyak Jelantah, Bank Sampah Keliling, Layanan Jemput Sampah Terpilah, Koperasi Bank Sampah, dan Rumah Edukasi Dan Kreasi. Dari program tersebut kegiatan mengumpulan sampah dan limbah dikumpulkan dengan memberdayakan masyarakat yang dinamai mitra bank sampah untuk dapat mengumpulkan sampah dan limbah yang dihasilkan agar dapat dipilah dan dimanfaatkan kembali oleh Bank Sampah Induk Rumah Harum melalui program yang berjalan.
Pemanfaatan limbah yang dilakukan Bank Sampah Induk Rumah Harum dengan memberdayakan masyarakat melalui program yang ada dibank sampah induk rumah harum, pemanfaatan limbah yang bank sampah induk rumah harum lakukan melalui program yang berjalan adalah dengan
9
mengolah minyak jelantah yang dikumpulkan menjadi sabun, yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, sabun tersebut bahan utamanya terbuat dari minyak jelantah dan bahan lain sehingga bisa menjadi sabun. lalu pemanfaatan sampah non organik menjadi kreasi yang bisa dijual, pemanfaatan tersebut dilakukan bersama para ibu-ibu nasabah bank sampah induk rumah harum dengan membuat kerajinan dari sampah kemasan plastik yang dibuat menjadi tas, kreasi pajangan, kreasi gantungan. Lalu tidak hanya itu, pemanfaatan limbah yang dikumpulkan Bank Sampah Induk Rumah Harum sebagian lainnya yaitu seperti sampah plastik dijual kembali ke pabrik pengolahan plastik untuk dijadikan plasti lagi, lalu minyak jelantah sebagian hasil besarnya dijual kembali ke pabrik untuk diolah menjadi biodiesel, dan limbah besi, tembaga, kaca dijual kembali ke tempat pengolahan hasil limbah keras dan diolah kembali untuk dijadikan bahan baru.
Dari permasalahan tersebut peneliti berharap skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca terlebih tentang Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sedekah Minyak Jelantah pada Bank Sampah Induk Rumah Harum. Oleh karena itu melihat hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil tema skripsi dengan judul “Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sedekah Minyak Jelantah Pada Bank Sampah Induk Rumah Harum Kota Depok ”.
10 B. Identifikasi Masalah
1. Masyarakat belum banyak yang memahami potensi dan manfaat minyak jelantah.
2. Masih sulitnya memproduksi sabun dan lilin minyak jelantah dalam jumlah yang banyak karena tenaga dan ketersediaan bahan baku.
3. Dalam pengumpulan minyak jelantah masih banyak yang belum konsisten dalam pengumpulannya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan pembatasan masalah agar tidak terjadi kekeliruan dan salah penafsiran dalam penelitian kali ini, Peneliti memfokuskan pada program Sedekah Minyak Jelantah yang merupakan program dibawah naungan Bank Sampah Induk Rumah Harum dimana tujuannya adalah untuk mengurangi limbah minyak jelantah dan mengurangi ruang gerak oknum jahat yang menjual kembali minyak jelantah yang telah dijernihkan.
Program Sedekah Minyak Jelantah dan dengan mengajak masyarakah melalui nasabah Bank Sampah Induk Rumah Harum dengan program pemberdayaannya, membuat minyak jelantah dapat bermanfaat dan keberadaannya tidak menjadi penyebab kerusakan lingkungan karena dari program ini minyak jelantah dikumpulkan lalu bank sampah induk rumah harum
11
mengganti minyak jelantah yang dikumpulkan nasabah Bank Sampah Induk Rumah Harum dengan minyak baru.
Dan dari program ini minyak jelantah tersebut diubah menjadi sabun yang dibuat oleh kelompok binaan bank sampah unit Kompak Sejahtera.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah berdasarkan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum?
2. Bagaimana hasil evaluasi Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum dengan menggunakan model evaluasi Input, Proses dan Evaluasi Hasil/Dampak pada Program?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Setelah menyusun rumusan masalah, maka akan terbentuk tujuan dan manfaat penelitian secara spesifik dan jelas. Tujuan dan manfaat penelitian tersebut antara lain :
a) Untuk mengetahui proses pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum
12
b) Mengetahui bagaimana hasil evaluasi Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, yaitu : 1) Secara Praktis
a) Pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah dapat menjadi contoh masyarakat lain untuk dapat mengumpulkan minyak jelantah lalu membuat hasil inovasi minyak jelantah b) Dari tujuan utama Program Sedekah Minyak
Jelantah yaitu sebagai kepedulian terhadap lingkungan, sehingga dapat menjadi bahan untuk memberikan edukasi ke masyarakat tentang bahayanya limbah minyak jelantah jika dibuang secara sembarangan.
c) Hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh untuk mendapatkan temuan tentang tingkat keberhasilan pada Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum.
2) Manfaat Akademis
a) Dapat memperkaya pengalaman sekaligus menerapkan ilmu yang di dapat selama perkuliahan
13
b) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya kegiatan dalam membuat sabun dan lilin dari minyak jelantah.
c) Menambah khazanah keilmuan, khususnya memperkaya model-model dalam pemberdayaan masyarakat disamping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai contoh untuk kita bisa menjaga lingkungan dengan tidak membuang sembarangan limbah minyak jelantah yang kita hasilkan, serta mendukung dan ikut terlibat dalam program bank sampah.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan peninjauan kepada jurnal atau skripsi terdahulu yang memiliki kesamaan dan hampir berkaitan dengan penelitian kali ini dengan tujuan untuk membandingkan dengan tema yang akan peneliti angkat pada penelitian kali ini. Berikut adalah data yang menjadi review kajian terdahulu :
1) Jurnal yang ditulis oleh Sigit Ari Prabowo, dkk. Yang diterbitkan pada tahun (2016) yang berjudul
“Pemberdayaan Masyarakat Desa Mojopurno Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Dari Limbah Minyak Jelantah”. Metode pelaksanaan pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) teknik yang pertama yaitu observasi, kedua tahap pelatihan, dan ketiga tahap
14
monitoring evaluasi kegiatan, dengan melalui tiga tahap ini masyarakat desa Mojopurno mengikuti pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah sehingga masyarakat desa Mojopurno memiliki keterampilan sehingga dapat membuka wawasan masyarakat untuk bisa kreatif dalam mengelola limbah berdasarkan hasil inovasi.
Beberapa yang menjadi salah satu faktor permasalahannya adalah belum terbiasa warga untuk melakukan kegiatan pendampingan untuk mengolah limbah, sehingga diperlukan motivasi dan edukasi yang lebih giat untuk membiasakan masyarakat desa Mojopurno akan kegiatan pemanfaatan limbah yang dapat dikembangkan lagi oleh masyarakat desa Mojopurno untuk berkelanjutan dengan melalukan mengajak masyarakat untuk membuat program pengumpulan minyak jelantah yang dihasilkan sehingga limbah minyak jelantah yang dihasilkan oleh masyarakat desa Mojopurno dapat menjadi manfaat dan dapat menjaga lingkungan agar terbebas dari limbah minyak jelantah, seperti halnya yang dilakukan oleh Bank Sampah Induk Rumah Harum.
2) Skripsi yang ditulis pada tahun (2010) oleh Fanny Nur Oktavia mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Pengembangan Masyarakat Islam yang berjudul “Evaluasi Program Baitulmaal Waa Tamwil Ar Ridho Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur”.
15
Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif dengan model evaluasi CIPP, tetapi dalam penelitian ini memfokuskan pada indikator produk atau hasil, dalam penelitian yang dilakukan oleh Fanny Nur Oktavia bahwa pemberdayaan ekonomi dalam program simpan pinjam Mudharabah BMT Ar-Ridho, penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan model evaluasi hasil untuk mengetahui tujuan-tujuan manakah yang telah dicapai BMT Ar-Ridho dan masyarakat wilayah ciputat dengan adanya program simpan pinjam mudharabah. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa program simpan pinjam mudharabah telah mencapai tujuannya dilihat dari presentase meningkatnya populasi sasaran, pengaruh simpah pinjam mudharabah terpenuhinya modal para nasabah tanpa bunga memberi pengaruh terhadap peningkatan pendapatan ekonomi.
3) Jurnal yang ditulis oleh Totok Sundoro, dkk, yang diterbitkan pada tahun (2020) yang berjudul
“Pemanfaatan Minyak Jelantah Dalam Pembuatan lilin Warna-Warni” . penelitian ini menggunakan beberapa tahapan pemberdayaan tahap pertama yaitu, memberikan pengetahuan dan informasi mengenai produk-produk recycle minyak goreng jelantah, seperti lilin warna-warni dengan memanfaatkan bahan alami berupa potensi lokal.
Tahap kedua yaitu, pengaplikasian pengetahuan melalui pelatihan pembuatan produk recycle minyak goreng jelantah menjadi lilin warna warni dengan memanfaatkan
16
bahan alami berupa potensi lokal. Hasil dari pemberdayaan ini adalah seluruh peserta warga RT 01 Dusun Jetak Bolon Colomadu Karanganyar berhasil dengan terampil dalam membuat lilin aroma terapi warna warni dan dapat dijadikan sebagai mata pencaharian yang dapat meningkatkan perekonomian warga Dusun Jetak Bolon Colomadu Karanganyar.
4) Jurnal yang ditulis oleh Maria Santifa, dkk., yang diterbitkan pada tahun (2020) yang berjudul “Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Mawar Sejadi di Kelurahan Sijambi Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjung Balai”. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi, dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa bagaimana hasil dari evaluasi program pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah mawar bestari di kelurahan sijambi yang tujuan utamanya yaitu strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapat manfaat ekonomi langsung dari sampah. Hasil dari evaluasi program pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah Mawar Bestari dikelurahan sijambi menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah berhasil atau berjalan secara optimal, yang menjadi faktor penghambat adalah minimnya partisipasi dari masyarakat dalam pengumpulan sampah rumahan dan bergabung di bank
17
sampah walaupun sudah diberikan sosialisasi, pertemuan- pertemuan, dan pelatihan namum belum semua masyarakat ikut berpartisipasi.
5) Skripsi yang ditulis pada tahun (2015) oleh Ranny Yulia mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Kesejahteraan Sosial yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro”. Penelitian ini menggunakan model evaluasi menurut Pietrzak, dkk, dalam buku Rukminto Adi, model evaluasi yang digunakan hanya menggunakan model evaluasi input, hasil evaluasi pada penelitian ini berdasarkan dari pelaksanaan program sekolah gratis di yayasan Ibnu Sina Maleo dengan memberikan sekolah gratis untuk jenjang SMP dan SMA, yang hasilnya menurutnya bagi yayasan belum terlalu detail terhadap pelaksanaan yang dilakukan hanya proses belajar mengajar dilihat dari perkembangan siswa.
6) Jurnal yang ditulis oleh Ratna Dewi Kusumaningtyas, dkk, yang diterbitkan pada tahun (2018), yang berjudul
“Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Cuci Piring Untuk Pengendalian Pencemaran Dan Pemberdayaan Masyarakat”. Penelitian ini menggunakan metode Pelatihan dan pendampingan kepada mitra diprioritaskan untuk: 1) memberikan informasi mengenai potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas (jelantah) menjadi
18
produk sabun cuci piring; 2) memperkenalkan implementasi iptek dan pelatihan ketrampilan teknik pengolahan limbah minyak goreng bekas (jelantah) menjadi produk sabun cuci piring; 3) pelatihan ketrampilan dan pendampingan dalam upaya pengendalian pencemaran air dan tanah; dan 4) pemberian materi wawasan kewirausahaan terkait pemanfaatan limbah minyak goreng bekas (jelantah) sebagai bahan baku pembuatan produk bernilai ekonomis, hasil dari penelitian ini adalah terlihat dari antusias masyarakat dalam mengikuti pelatihan dari hal tersebut juga dapat berdampak positif terhadap kebersihan lingkungan.
F. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, metode penelitian menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2013:04), mendeskripsikan metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang orang dan perilaku sosial yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan karena penelitian ini ingin menjelaskan fenomena yang tidak dapat dikuantitatiffkan serta
19
bersikap deskriptif seperti pola, pengertian tentang konsep tertentu, dan sebagainya. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk memahami fenomena dalam kehidupan masyarakat serta aktifitas sosial lainnya. Penelitian kualitatif berusaha untuk memahami atau menafsirkan fenomena dalam sudut pandang makna-makna yang diberikan masyarakat. (Sugiyono, 2013:7-9)
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran serta peristiwa yang akan terjadi. (Bungin, 2012)
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif guna dapat bertemu, berinteraksi langsung dengan informan yang dipilih untuk mendapatkan hasil jawaban penelitian secara terperinci dan mendalam sehingga hasil dari penelitian ini dihasilkan secara akurat berdasarkan data atau kondisi yang sebenar- benarnya.
b. Macam dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk mengeksplorasi penelitian ini berasal dari 2 sumber, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data ini adalah sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan (Bungin, 2013:129). Sumber
20
data ini didapat melalui penelitian langsung di tempat penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Data primer ini dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan pendiri bank sampah induk rumah harum, ketua kelompok binaan Bank Sampah Unit Kompak Sejahtera, dan anggota kelompok binaan Bank Sampah Unit Kompak Sejahtera, yang tergabung dalam produksi pembuatan sabun dan lilin dari minyak jelantah.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yang diperoleh peneliti berasal dari buku-buku, jurnal, informasi relevan yang diunggah ke internet, catatan, dan sebagainya.
c. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dimana yang dimaksud purposive sampling yaitu teknik untuk menentukan narasumber atau informan dengan tema yang sesuai dengan penelitian untuk memberikan informasi terkait data yang dibutuhkan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti guna mencapai tujuan dari sebuah penelitian.
Adapun kriteria informan yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu :
1. Pendiri Bank Sampah Induk Rumah Harum
21
2. Ketua kelompok binaan bank sampah unit 3. Anggota kelompok binaan bank sampah unit Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok binaan bank sampah unit Kompak Sejahtera yang mengikuti pelatihan sabun dengan mengembangkan hasil inovasi, pendiri Bank Sampah Induk Rumah Harum, dan anggota kelompok binaan bank sampah unit yang tergabung dalam produksi sabun dan lilin dari minyak jelantah, sedangkan objek penelitian ini adalah Program Sedekah Minyak Jelantah.
Tabel 1. 1 Kerangka Informan
No Informasi yang dicari
Metode Penggunaan
Data
Status Informan
Nama Informan
1.
Untuk mengetahui informasi tentang Bank Sampah Induk Rumah Harum dan Proses pelaksanaan Program Sedekah
Wawancara, Observasi
dan Dokumentasi
Pendiri Bank Sampah
Induk Rumah Harum
Bapak
Hermansyah
22 Minyak
Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum.
2.
Untuk mengetahui proses pelaksanaan keberlanjutan dari Program Sedekah Minyak Jelantah dengan memproduksi sabun dan lilin dari minyak jelantah
Wawancara, observasi
dan Dokumentasi
Ketua kelompok
binaan Bank Sampah
Unit Kompak Sejahtera
Ibu Yuti
3.
Mengetahui pelaksanaan produksi pembuatan sabun dan lilin dari
Wawancara, Anggota kelompok
binaan bank sampah
unit
-Ibu Fatimah -Ibu Rusnawati -Ibu Eli
23 minyak
jelantah
Kompak Sejahtera
-Ibu Evi d. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2012:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara.
1) Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dan selanjutnya akan disebut sebagai informan.
Terknik wawancara digunakan untuk dapat menggali hal yang tidak saja diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam dari subjek penelitian.
Selain itu, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lanpau, masa kini, dan juga masa mendatang. Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan
24
susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan, dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya informan yang dihadapi. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan bank sampah induk rumah harum dan dalam program sedekah minyak jelantah.
2) Observasi
Menurut Sugiyono (2012:166) observasi adalah teknik pengumpulan data untuk mengamati prilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, dan responden. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung untuk menemukan fakta-fakta di lapangan. Instrumen yang digunakan peneliti adalah observasi nonpartisipan tidak terstruktur.
Sifat intrumen yang tidak baku memudahkan peneliti untuk menggali informasi berkaitan dengan penilaian hasil evaluasi dari program sedekah minyak jelantah pada bank sampah induk rumah harum. Observasi digunakan untuk mengamati evaluasi proses pelaksanaan pada program sedekah minyak jelantah dalam hal proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam program sedekah minyak jelantah melalui pelatihan pembuatan lilin dan sabun dari minyak jelantah.
3) Studi Dokumentasi
25
Studi dokumentasi adalah suatu medode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti untuk mendapat gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan berupa data foto-foto, rekam medis, buku-buku, artikel, brosur yang berkaitan dengan penelitian, teori maupun literatur lainnya (Imam Gunawan, 2013).
e. Teknik Keabsahan Data
Untuk melakukan uji keabsahan data pada penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan uji kredibilitas Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (credibility). Uji Kredibilitas (credibility) merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif diantaranya yaitu dengan perpanjangan pengamatan, ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.
26
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasidata dalam melakukan uji kredibilitas data, dimana teknik triangulasi memiliki maksud untuk mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik triangulasi berdasarkan sumber data, karena untuk menggali kebenaran dari suatu informasi diperlukan beberapa sumber lainnya dengan tujuan meningkatkan keabsahan data yang akan dicari melalui hasil wawancara dan studi dokumentasi pada penelitian ini.
f. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Menurut Miles & Huberman (1992:16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data relevan dengan hasil penelitian pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum
2. Penyajian Data, setelah mendapatkan data mengenai pelaksanaan Program Sedekah Minyak Jelantah, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, gambar, tabel, dan lain sebagainya.
27
3. Penarikan Kesimpulan, mengambil kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga dapat memudahkan untuk menarik kesimpulan.
g. Teknik Penulisan
Teknik penulisan pada skripsi ini mengacu pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No- mor 507 Tahun 2017 Tentang ‘Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hi- dayatullah Jakarta’.
h. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang peneliti ambil berada di keca- matan sukmajaya kota Depok tempat lokasi gudang bank sampah induk rumah harus, lalu kecamatan Tapos kota Depok tempat lokasi program sedekah minyak jelantah.
Penelitian dilakukan dari bulan Maret- September 2021.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodelogi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan teori yang melandasi pemikiran dan menganalisa setiap data yang telah terkumpul. Landasan teori yang digunakan merupakan
28
teori yang yang berkaitan dengan evaluasi program sedekah minyak jelantah pada bank sampah.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran secara umum mengenai bank sampah induk rumah harum dan mengenai program yang ada di bank sampah induk rumah harum terutama yaitu program sedekah minyak jelantah, dan gambaran mengenai keberadaan lokasi secara georafis kota depok.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan hasil temuan penelitian dilapangan mengenai Program Sedekah Minyak Jelantah di Bank Sampah Induk Rumah Harum dan kelompok binaan Bank Sampah Unit Kompak Sejahtera yang memproduksi sabun dan lilin dari minyak jelantah.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini memaparkan dan menjelaskan tentang analisis hasil penelitian lapangan dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat bank sampah induk rumah harum jalan kota depok yang meliputi : evaluasi pelaksa- naan program proses pelaksanaan program Sedekah Min- yak Jelantah dan evaluasi hasil program.
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bab ini berisikan hasil kesimpulan penelitian, implikasi dan saran dari peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
29
Daftar Pustaka berisi semua sumber referensi atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan penelitian ini.
LAMPIRAN
Lampiran berisikan semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini.
30 BAB II
LANDASAN TEORI A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi suatu proses untuk menilai/menetapkan sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. (Notoatmodjo, 2011)
Sedangkan menurut terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar (1991) suatu penilaian berkala terhadap relevansi kinerja, evesiensi dan dampak suatu proyek dikatakan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sementara Finkdan kocekoff memberi definisi evaluasi adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program dalam (fredy S, 2003:15)
Berdasarkan pada beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa kegiatan evaluasi adalah membandingkan apa yang telah dicapai dari suatu program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar/kriteria yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanan program, kriteria yang dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaannya, sedangkan hal yang dinilai adalah proses dan hasilnya untuk diambil suatu
31
keputusan. Evaluasi dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan program, kemudian diambil suatu keputusan apakah program diteruskan, ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima, atau ditolak.
(Wahyudhiana, 2015)
Berdasarkan pada beberapa definisi tersebut peneliti menyimpulkan, dapat dipahami bahwa evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-sasaran yang dituju telah tercapai atau belum, dan juga evaluasi dapat disimpulkasn bahwa mengidentifikasi menganalisa suatu fenomena dalam bentuk suatu hasil keberhasilan, kegagalan suatu rencana kegiatan program hingga menafsirkan data atau informasi yang diperoleh melalui pengukuran membandingkan apa yang telah dicapai dari suatu program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar/kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam konteks pelaksanan program, kriteria yang dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaannya, sedangkan hal yang dinilai adalah proses dan hasilnya untuk diambil suatu keputusan. evaluasi dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan program, kemudian diambil suatu keputusan apakah program tersebut berhasil atau tidak sesuai dengan tujuan awal program.
Sedangkan pengertian program menurut Suharsimi Arikunto (1998,1) program adalah sederetan rencana
32
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Program adalah seperangkat aktifitas atau kegiatan yang ditunjukan untuk mencapai suatu perubahan tertentu terhadap kelompok sasaran tertentu.
2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi Program
Tujuan Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Menurut Wirawan (2012) ada 13 tujuan evaluasi yaitu :
a) Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat.
b) Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c) Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.
d) Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak berjalan.
e) Pengembangan staf program.
f) Memenuhi ketentuan undang-undang.
g) Akreditasi program.
h) Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiency.
i) Mengambil keputusan mengenai program.
j) Akuntabilitas.
k) Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program.
l) Mengembangkan teori ilmu evaluasi
33
Namun yang sesuai dengan tujuan penulis hanya be- berapa yang sesuai dengan tujuan penelitian penulis, dalam penelitian ini fokus tujuan yang digunakan, yaitu:
a) Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat.
b) Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c) Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.
d) Mengambil keputusan mengenai program.
Sedangkan menurut pandangan Edi Suharto (2005) dalam buku yang berjudul Membangun Masyarakat Mem- berdayakan Rakyat, evaluasi bertujuan untuk :
a) Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.
b) Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.
c) Mengetahui dan menganalisis konsekuensi- konsekuensi lain yang mungkin terjadi diluar rencana (externalities).
3. Pengertian Evaluasi Program
Menurut Wayan Nurkencana (1976) dalam buku yang berjudul evaluasi pendidikan menurutnya evaluasi program yaitu agar mengetahui sejauhmana hasil yang telah dicapai oleh suatu program, maka harus melakukan evaluasi, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur dan menilai sebuah hasil dari suatu program atau kegiatan.
34
Brinkeroff, dkk (1983) mengatakan bahwa evaluasi program ialah suatu proses menemukan sudah sampai sejauhmana tujuan dan sasaran program atau proyek telah terealisasi, memberikan informasi untuk pengambilan keputusan atau kebijakan, membandingkan kinerja dengan standar atau patokan untuk mengetahui adanya kesenjangan, penilaian harga dan kualitas dan penyelidikan yang sistematis tentang nilai atau kualitas dari suatu objek.
(Rusydi Ananda, 2017:6).
4. Model Evaluasi
Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap evaluasinya. Menurut Arikunto & Jabar (2008: 40) meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang model-model evaluasi, namun maksudnya sama yaitu kegiatan pengumpulan data yang berkaitan dengan objek yang dievaluasi sebagai bahan bagi pengambilan keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.
Namun, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan dengan menggunakan model evaluasi menurut Ramler, Renner, Ford dan Gilbert. Pietrzak dkk. Selain itu menurut Pietrzak, dkk didalam buku Isbandi Rukminto Adi mengemukakan 3 tipe evaluasi, yaitu evaluasi input (inputs), evaluasi proses (process), dan evaluasi hasil (outcome).
(Rukminto A, 2003:189). Alasan peneliti menggunakan
35
model evaluasi menurut Pietrzak, dkk adalah sebagai tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk melihat atau mengukur keberhasilan pada program, untuk mengukur keberhasilan dari suatu program yang menjadi perhatian utama yaitu pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan dampak/hasil yang telah dicapai dari suatu program yang meliputi input (perencanaan), proses (pelaksanaan), dan outcame (hasil). Evaluasi Input, Evaluasi proses dan evaluasi hasil digunakan untuk melihat aspek pelaksanaan pada Program Sedekah Minyak Jelantah dan hasil yang telah dicapai pada program tersebut.
a) Evaluasi Input (Inputs)
Evaluasi input (inputs evaluation) memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Pietrzak, dkk. (1990: 46-47) menjelaskan ada 3 unsur utama yang terkait dengan evaluasi input, yaitu klien, staf dan program. Unsur klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti susunan keluarga dan berapa anggota keluarga yang ditanggung. Unsur staf meliputi aspek demografi staf, seperti latar belakang pendidikan, dan pengalaman staf. Sedangkan unsur program meliputi aspek tertentu seperti lama waktu layanan yang diberikan, dan sumber-sumber rujukan yang tersedia.
b) Evaluasi Proses (process)
Evaluasi proses menurut Pietrzak dkk (1990: 111-116) memfokuskan diri pada aktivitas program yang
36
melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staff terdepan line staff yang merupakan dari pusat pencapaian tujuan objektif program. Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program dalam upaya mengkaji komponen pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti standar praktek (best practice standards), kebijakan lembaga, tujuan proses (process goals) dan keputusan klien. Sedangkan pendapat lain dari mengenai evaluasi proses yang dikemukakan oleh Elly Irawan dkk (1995: 18) bahwasannya evaluasi ini dilakukan untuk menilai berbagai proses kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Pada evaluasi proses ini peneliti akan mengutamakan pada kegiatan program yang berkaitan dengan hubungan atau interaksi secara langsung antara pihak Bank Sampah Induk Rumah Harum sebagai staf (pendamping) dengan klien (peserta pelatihan dalam pembuatan sabun dan lilin dari minyak jelantah/ kelompok binaan bank sampah unit yang menjadi kelompok binaan yang berkelanjutan dalam program sedekah minyak jelantah ini. Dan selanjutnya merupakan kunci dari tujuan (objektif) program. Model dari evaluasi ini didahului dengan proses kerja sama antara bank sampah induk rumah harum dengan mitra kerja sama dalam program sedekah minyak jelantah.
c) Evaluasi Hasil (outcome)
37
Menurut Isbandi Rukminto Adi dalam buku pemberdayaan, pengembangan masyarakat, evaluasi hasil ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerima (masyarakat peserta program) sehingga pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah :
I. Kapan suatu program dikatakan telah berhasil mencapai tujuannya.
II. Bagaimana masyarakat akan menjadi berbeda setelah menerima bantuan program tersebut.
Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup : (1) Berorientasi pada program, kriteria keberhasilan , pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program misal presentase cakupan program terhadap populasi sasaran.
(2) Berorientasi kepada masyarakat.
Kriteria keberhasilan pada umumnya diembangkan berdasarkan pada perubahan perilaku masyarakat. Misalnya munculnya sikap kemandirian dan sebagainya.
Sedangkan menurut Pietrzak dkk (1990 : 14) evaluasi hasil diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (Overall Impact) dari suatu program terhadap penerima layanan (recipience). Pertanyaan utama yang muncul dalam evaluasi ini adalah bila suatu program telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan akan menjadi
38
berbeda setelah menerima layanan tersebut. Berdasarkan pertanyaan evaluator akan mengkontruksikan kriteria keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu program (berorientasi pada program) ataupun pada terjadinya perubahan perilaku dari klien. (Isbandi, 2003).
5. Indikator Evaluasi Program
Dalam melakukan evaluasi program, ada beberapa indikator yang perlu dipersiapkan Feurstein (1990) yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi (2003) mengatakan bahwa ada 9 indikator evaluasi program atau kegiatan, yaitu :
1. Indikator Ketersediaan, maksudnya adalah apakah sumberdaya (staf ataupun klien) benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
2. Indikator Relevansi, maksudnya adalah sejauh mana kegiatan atau program menempatkan masalah pada prioritas utama.
3. Indikator Keterjangkauan, maksudnya adalah apakah layanan yang ditawarkan dari kegiatan atau program masih bisa dijangkau oleh penerima manfaat.
4. Indikator Pemanfaatan, maksudnya adalah sejauh mana layanan yang diberikan oleh penyedia layanan dimanfaatkan atau dipergunakan oleh penerima manfaat (kelompok sasaran).
5. Indikator Cakupan, maksudnya adalah tolak ukur orang yang memerlukan dan memperoleh layanan.
39
6. Indikator Kualitas, maksudnya adalah seberapa baik pelayanan yang diberikan oleh staf terhadap klien atau penerima manfaat.
7. Indikator Upaya, maksudnya adalah sejauh mana usaha yang sudah dilakukan guna menggapai tujuan yang sudah ditentukan.
8. Indikator Efisiensi, maksudnya adalah apakah sumberdaya yang ada sudah dapat dimanfaatkan secara tepat guna (efisien) untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
9. Indikator Dampak, maksudnya adalah apakah program atau kegiatan yang dilaksanakan benar-benar membawa perbedaan atau perubahan untuk masyarakat.
B. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakatt
Eddy Ch. Papilaya dalam Zubaedi (2013: 24), mengemukakan pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata. Pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.
Strategi pemberdayaan yang lengkap menuntut bahwa
40
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh masyarakat dalam menggunakan kekuatannya dipahami, diperhatikan, dan dipecahkan. Perlu dipahami bahwa pemberdayaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu, energi, dan komitmen, serta hasilnya belum tentu memuaskan.
Anwas (2013:49) mengemukakan bahwa pengertian pemberdayaan (Empowerment) tersebut menekankan pada aspek pendelegasian kekuasaan, memberi wewenang, atau pengalihan kekuasaan pada individu atau masyarakat sehingga mampu mengatur diri dan lingkungannya sesuai dengan keinginan, potensi, dan kemampuan yang dimilikinya. Berdasarkan beberapa definisi pemberdayaan menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan dan membangun masyarakat dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran untuk memanfaatkan sumber daya dan potensi yang ada di dalam tempat tinggalnya.
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto dan Poerwoko (2012:111-112), tujuan pemberdayaan meliputi berbagai upaya perbaikan, yaitu :
1) Perbaikan pendidikan (better education) artinya, pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan yang lebih baik. Perbaikan pendidikan yang dilakukan melalui pemberdayaan
41
tidak hanya terbatas pada perbaikan materi, perbaikan metode, perbaikan menyangkut waktu dan tempat, serta hubungan fasilitator dan penerima manfaat, tetapi seharusnya yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana perbaikan pendidikan non formal dalam proses pemberdayaan mampu menumbuhkan semangat dan keinginan untuk terus belajar tanpa batas waktu dan umur.
2) Perbaikan aksesibilitas (better accessibility) artinya, Seiring tumbuh dan berkembangnya semangat belajar sepanjang hayat, diharapkan dapat memperbaiki aksesbilitas, utamanya aksesbilitas terhadap sumber informasi/inovasi, sumber pembiayaan/keuangan, penyedia produk, peralatan dan lembaga pemasaran.
3) Perbaikan tindakan (better action) artinya, melalui bekal perbaikan pendidikan dan aksesibilitas dengan beragam sumber daya (SDM, SDA dan sumber daya lainnya/buatan) yang lebih baik, diharapkan akan melahirkan tindakantindakan yang semakin membaik.
4) Perbaikan kelembagaan (better institution) artinya, dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan dapat memperbaiki kelembagaan masyarakat, terutama pengembangan jejaring kemitraan-usaha, sehingga dapat
42
menciptakan posisi tawar (bargaining posisition) yang kuat pada masyarakat.
5) Perbaikan usaha (better business) artinya, perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibilitas, kegiatan, dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan dapat memperbaiki usaha/bisnis yang dijalankan.
6) Perbaikan pendapatan (better income) artinya, perbaikan bisnis yang dijalankan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.
7) Perbaikan lingkungan (better environment) artinya, perbaikan pendapatan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan karena faktor kemiskinan atau terbatasnya pendapatan.
8) Perbaikan kehidupan (better living) artinya, tingkat pendapatan yang memadai dan lingkungan yang sehat, diharapkan dapat memperbaiki situasi kehidupan setiap keluarga serta masyarakat.
9) Perbaikan masyarakat (better community) artinya, situasi kehidupan yang lebih baik, dan didukung dengan lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang juga lebih baik.
43 C. Bank Sampah
1. Pengertian Bank Sampah
Bank adalah sebuah instalasi yang bergerak dibidang penyimpanan, terutama yang berhubungan dengan uang.
Namun, belakangan ternyaa bank yang biasanya berhubungan dengan itu sudah berubah bentuk menjadi hal lain. Memang artinya sama, yaitu penyimpanan, namun kali ini adalah penyimpanan sampah. (Suwerda, 2012: 58)
Kata bank sampah merupakan sebuah sebutan atau julukan yang diberikan kepada sebuah aktivitas pngolaan sampah. Istilah ini muncul karena sistem penanganan sampah satu ini menggunakan manajemen seperti dalam bank-bank pada umumnya. Menurut menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle melalui Bank Sampah, yang dimaksud dengan Bank Sampah adalah tempat pemilihan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau digunakan ulang yang memilki guna ekonomi.
Bambang Suwerda (2012) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bank sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah. Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri.
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat dapat “berkawan” dengan sampah untuk