• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, membantu dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami mengucapkan terima kasih, semoga kita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, membantu dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami mengucapkan terima kasih, semoga kita"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Karo Tahun 2019 dapat kami selesaikan. Laporan Kinerja ini adalah bentuk akuntabilitas dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Karo yang merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan Good Governance dan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada masyarakat selaku pihak pemberi amanah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Karo disusun sesuai Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Muatan utama Laporan Kinerja ini diantaranya adalah (a) Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Karo; (b) Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Utama; (c) Penjelasan atas pencapaian kinerja.

Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Karo tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyakat, pihak swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya.

Penyusunan Laporan Kinerja ini berpedoman pada :

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah

(2)

ii Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, membantu dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami mengucapkan terima kasih, semoga kita senantiasa dalam lindungan Tuhan YME.

Demikian laporan ini disampaikan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

(3)

iii

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN KARO 2019 IKHTISAR EKSEKUTIF

Pemerintah Kabupaten Karo telah berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tata kelola pemerintahan yang baik dan berorientasi pada hasil sesuai dengan kewenangannya. Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolak ukur yang jelas atas perumusan perencanaan strategis organisasi sehingga menggambarkan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat diukur dan diandalkan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karo ini disusun untuk memberikan gambaran tentang capaian kinerja sasaran strategis sebagai realisasi pencapaian target-target yang direncanakan dalam Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 yang juga telah dituangkan dalam kontrak kerja berupa Perjanjiaan Kinerja Tahun 2019 untuk diwujudkan pada tahun 2019.

Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 Pemerintah Kabupaten Karo merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Berdasarkan RPJMD tersebut telah dirumuskan visi Pemerintah Kabupaten Karo periode 2016-2021 yaitu:

“Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Dan Berdaya Saing Serta Berkarakter Dengan Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Budaya Karo“.

Untuk mencapai visi tersebut, Pemerintah Kabupaten Karo menetapkan 4 (empat) misi yaitu :

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berkarakter dan Menjunjung Tinggi Nilai Budaya;

2. Meningkatkan Pembangunan Sektor Pertanian dan Pariwisata yang berwawasan lingkungan;

3. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur untuk Mendorong Pertumbuhan Perekonomian Daerah;

4. Membangun Pemerintah Daerah yang Profesional dan Kompetitif melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (good governance and clean government).

5. Meningkatkan Koordinasi, Integritas dan Sinkronisasi (KIS) dan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

(4)

iv

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN KARO 2019 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Karo menjelaskan capaian 16 (enam belas) sasaran strategis yang didukung oleh 20 (dua puluh) indikator kinerja. Hasil pengukuran atas 16 sasaran dengan 20 indikator kinerja secara umum telah memenuhi target dengan capaian sebagai berikut :

10 % indikator melebihi target dengan kategori sangat memuaskan, 65 % indikator sesuai target dengan kategori sangat baik,

20 % indikator dibawah target dengan kategori baik, 5 % indikator dibawah target dengan kategori sedang, Persentase Capaian Indikator Kinerja

Sumber : Capaian Indikator Kinerja 2019, data diolah

Tujuan Misi 1 Terwujudnya Masyarakat karo yang sehat, Cerdas, Religius, Produktif dan Berdaya Saing.

Tujuan Misi 2 Terwujudnya Peningkatan Daya Saing Kabupaten Karo dan Kesejahteraan Masyarakat melalui Sektor Unggulan (Pertanian dan Pariwisata) yang berwawasan lingkungan.

Tujuan Misi 3 Terwujudnya Infrastruktur Wilayah yang Memadai untuk Meningkatkan Daya Saing Daerah dengan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).

Tujuan Misi 4 Terwujudnya Sistem Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

Tujuan Misi 5 Terwujudnya Penyelenggaraan Penanggulangan dan Pengelolaan Bencana yang Komprehensif.

(5)

v

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN KARO 2019 Dalam tahun anggaran 2019 untuk pencapaian 16 sasaran strategis dan 20 indikator kinerja yang dilaksanakan pada Dinas, Badan dan unit kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo dianggarkan melalui anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 1.770.971.218.240,00 dengan realisasi anggaran mencapai Rp. Rp. 1.486.657.058.102,69.

(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kewenangan ... 2

1.3 Gambaran Umum Kabupaten Karo ... 4

1.4 Aspek Strategis Pemerintah Kabupaten Karo ... 12

1.5 Permasalahan Utama (Strategic Issued) ... 19

1.6 Dasar Hukum Penyusunan Laporan Kinerja ... 24

1.7 Maksud, Tujuan dan Alur Pikir Penyusunan Laporan .. 26

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Perencanaan Strategis Kabupaten Karo ... 30

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ... 50

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2019 3.1 Pengukuran Kinerja ... 59

3.2 Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Karo …... 59

3.3 Realisasi Anggaran ... 105

BAB IV PENUTUP ... 113

LAMPIRAN ……….. 118

(7)

vii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Luas wilayah berdasarkan Kecamatan ... 6

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2019 ... 7

Tabel 1.3 Perkembangan IPM/HDI Kab. Karo, Provinsi Sumut dan Nasional 9

Tabel 1.4 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Karo 10 Tabel 2.1 Tujuan Pembangunan berdasarkan Misi Kab. Karo... 33

Tabel 2.2 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan misi I pada perubahan RPJMD 2016-2021 ... 35

Tabel 2.3 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan misi II pada perubahan RPJMD 2016-2021 ... 38

Tabel 2.4 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan misi III pada perubahan RPJMD 2016-2021 ... 41

Tabel 2.5 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan misi IV pada perubahan RPJMD 2016-2021 ... 42

Tabel 2.6 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan misi V pada perubahan RPJMD 2016-2021 ... 44

Tabel 2.7 Indikator Tujuan dan Sasaran Misi I - V... 46

Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja……….. ... 51

Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Tahun 2019 Pemerintah Kab. Karo ... 59

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Tahun 2019 Pemerintah Kab. Karo ... 60

Tabel 3.3 Rekapitulasi dan pengolahan data survei kepuasan masyarakat tahun 2019 ... 76

Tabel 3.4 Data ketersediaan guru, sekolah dan jumlah murid ... 78

Tabel 3.5 Indikator kesehatan Kab. Karo 2013-2017 ... 80

Tabel 3.6 Angka kematian Bayi di Kab Karo ... 80

Tabel 3.7 Angka kematian Ibu di Kab Karo ... 80

Tabel 3.8 Rasio rumah sakit dan rasio puskesmas, polindes, pustu per jumlah penduduk Kab karo 2013-2017 ……… 81

Tabel 3.9 Kondisi jalan utama di Kab Karo... 82

Tabel 3.10 Kondisi jembatan utama di Kab Karo ... 82

Tabel 3.11 Hasil tanaman sayur terhadap luas kebunnya ………... 83

Tabel 3.12 Hasil tanaman bunga terhadap luas kebunnya... 83

Tabel 3.13 Hasil tanaman buah – buahan ……….. 86

Tabel 3.14 Capaian indikator pembangunan urusan pariwisata Kab Karo.. 87

Tabel 3.15 Capaian indikator Lingkungan hidup Kab Karo tahun 2012-2016 (%) ... 100

(8)

viii

Tabel 3.16 Indikator Kinerja aspek pelayanan umum ... 100

Tabel 3.17 Laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk tahun yang berakhir sampai 31 Des 2019 ... 106

Tabel 3.18 Target dan realisasi lain–lain pendapatan yang sah tahun 2019..109

Tabel 3.19 Target dan Realisasi Belanja operasional Tahun 2019 ... 110

Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Modal Tahun 2019 ... 110

Tabel 3.21 IKU Kab Karo Tahun 2019 ... 118

Tabel 3.22 IKK Kab Karo Tahun 2019 ... 123

(9)

ix

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Peta Batas Administrasi Kabupaten Karo ... 5 Gambar 1.2 Perkembangan IPM/HDI Kabupaten Karo,

Propinsi Sumatera Utara dan Nasional 2010 – 2017 . … 9 Gambar 1.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2010-2017 ………. 11 Gambar 3.1 Peta kawasan bencana Kab Karo ……… 87 Gambar 3.2 Armada dan petugas kebersihan Kab Karo ……. 101 Gambar 3.3 Pembukaan jalan dan peningkatan kualitas jalan alternatif di

Kab Karo ...……….. …… 102 Gambar 3.4 Jalan desa yang dapat dilalui kendaraan roda 4 ……… 84 Gambar 3.5 Rumah tidak layak huni yang direhab ... 85 Gambar 3.6 Jaringan air bersih di desa sumbul ... 85 Gambar 3.7 Pemasangan jaringan pipa air bersih di Kec. Kabanjahe....86 Gambar 3.8 Bak pengatur tekanan air di Merek...88 Gambar 3.9 Persentase capaian indikator kinerja Kabupaten Karo Tahun

Anggaran ...89

(10)

1

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah yang selanjutnya disebut Lakip menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014. Penyelenggaraan Lakip meliputi proses penyusunan rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja. Terselenggaranya tata pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa, oleh karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme disebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan.

Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.

(11)

2

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Penyusunan Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Kabupaten Karo.

Proses penyusunan Laporan Kinerja dilakukan pada setiap awal tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Karo. Laporan Kinerja menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu tingkatan pemerintahan dalam mencapai tujuan/sasaran strategisnya. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi pemerintahan daerah untuk ditegakkan dan diwujudkan.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, Laporan Kinerja tingkatPemerintah Kabupaten disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambatlambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.2 KEWENANGAN

Pemerintahan Kabupaten karo memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam rangka otonomi daerah sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni: 1) urusan pemerintahan absolute; 2) urusan pemerintahan konkuren; dan 3) urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu: urusan pertahanan, keamanan, agama, yustisi, politik luar negeri, moneter dan fiskal. Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan presiden sebagai kepala pemerintahan.

(12)

3

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Urusan pemerintahan konkuren terbagi menjadi urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib terbagi menjadi pelayanan dasar dan non pelayanan dasar. Sedangkan urusan pilihan meliputi: urusan kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan, perindustrian, transmigrasi.

Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintahan dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota, menjadi urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah. Sedangkan urusan pemerintahan pilihan adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.

Urusan pemerintah wajib yang diselenggaraan oleh pemerintah daerah terbagi menjadi urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan non pelayanan dasar. Urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, dan sosial.

Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yaitu:

tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat desa, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan informatika, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistik, persandian, kebudayaan, perpustakaan.

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah: a) urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota; b) urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota; c) urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau; d) urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.

Ketentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan daerah dan pemerintah pusat dalam urusan pilihan adalah: 1) urusan Pemerintahan bidang kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya kabupaten/kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota; 2)urusan Pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah kabupaten/kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.

(13)

4

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Karo sebagaimana tersebut diatas akan terus dilaksanakan dan diupayakan Pemerintah Kabupaten Karo berdasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta bagi kepentingan strategis nasional.

1.3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO

1.3.1. Sejarah Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

Kabupaten Karo dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten – Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara, Lembaran Negara Republik Indonesia 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092.

Dalam melanjutkan cita-cita pembangunan Kabupaten Karo untuk periode 5 (lima) tahun ke depan, Bupati dan Wakil Bupati Karo terpilih, yang dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama Presiden Republik Indonesia, pada tanggal 17 Februari 2016, menetapkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Karo sebagai janji politik Bupati/Wakil Bupati terpilih periode 2016-2021 yaitu:

“Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Dan Berdaya Saing Serta Berkarakter Dengan Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Budaya Karo“.

1.3.2. Kondisi Geografis Daerah

Kabupaten Karo terletak pada jajaran pegunungan dataran tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian 200 – 1.500 m di atas permukaan laut yang terletak pada posisi geografis antara 2º 50’ s/d 3º 19’ Lintang Utara dan antara 97º 55’ s/d 98º 38’ Bujur Timur. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Kabupaten Karo beriklim Tropis dengan curah hujan tertinggi sebesar 8,8 MM di bulan November dan terendah sebesar 0,4 MM di bulan Juni. Suhu Udara berkisar antara 17,40C – 23,60C. Kelembaban udara rata – rata setinggi 98 persen.

Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai (DHS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS), sub Daerah Aliran sungai Laubiang. Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kecamatan Kabanjahe.

(14)

5

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Secara Administrasi Kabupaten Karo memiliki batas-batas, sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Nangroe Aceh Darusalam.

GAMBAR 1.1

PETA BATAS ADMINISTRASI KABUPATEN KARO

Kabupaten Karo memiliki luas wilayah 2.127,25 Km. Wilayah Kabupaten Karo memiliki 17 kecamatan, yang terdiri dari 259 desa dan 10 Kelurahan. Luas wilayah per Kecamatan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

(15)

6

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

TABEL 1.1

LUAS WILAYAH BERDASARKAN KECAMATAN No Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah

Kelurahan Luas Wilayah

(Km²)

% Luas

1 Mardingding 12 267,11 12,56

2 Laubaleng 15 252,60 11,87

3 Tigabinanga 19 1 160,38 7,54

4 Juhar 25 218,56 10,27

5 Munte 22 125,64 5,91

6 Kutabuluh 16 195,70 9,20

7 Payung 8 47,24 2,22

8 Tiganderket 17 86,76 4,08

9 Simpang Empat 17 93,48 4,39

10 Naman Teran 14 87,82 4,13

11 Merdeka 9 44,17 2,08

12 Kabanjahe 8 5 44,65 2,10

13 Berastagi 6 4 30,50 1,43

14 Tigapanah 26 186,84 8,78

15 Dolat Rakyat 7 32,25 1,52

16 Merek 19 125,51 5,90

17 Barusjahe 19 128,04 6,02

Jumlah 259 10 2.127,25 100,00

Sumber: Karo Dalam Angka 2019

Kabupaten Karo terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 200-1500 m di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu; datar (±

11,24%), landai (± 35,22%), miring (± 19,35%) dan terjal (± 34,19%) tanahnya subur dan berada pada wilayah gempa vulkanik.

Salah satu masalah dalam pembangunan yang perlu ditangani adalah masalah kependudukan, mencakup jumlah pertumbuhan penduduk, komposisi dan penyebaran penduduk yang merupakan objek sekaligus subjek dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan jika kualitas manusianya baik, dan sebaliknya akan menjadi beban pembangunan bila kualitas manusianya rendah. Untuk itu, peningkatan kualitas penduduk perlu menjadi perhatian dalam rangka kesejahteraan masyarakat.

(16)

7

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Data kependudukan sangat dibutuhkan baik oleh lembaga pemerintah maupun swasta, karena dari data kependudukan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan kebutuhan fasilitas penunjang kesejahteraan masyarakat, misalnya fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan masyarakat, tempat ibadah, rekreasi, fasilitas sosial dan fasilitas umum lainnya.

Jumlah penduduk Kabupaten Karo dari tahun ke tahun mengalami kenaikan selama 3 (tiga) tahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karo tahun 2016 penduduk Kabupaten Karo sebesar 396.598 jiwa dan untuk tahun 2017 jumlah penduduk Kabupaten Karo mengalami kenaikan menjadi sebesar 403.207 jiwa dan pada tahun 2018 juga mengalami kenaikan menjadi 409.680 jiwa.

Penyebaran penduduk antar kecamatan di Kabupaten Karo masih timpang dan tidak merata. Ketimpangan dan ketidakmerataan sebaran penduduk tersebut terjadi karena variasi luas antar daerah yang diukur dengan kepadatan penduduk sebagaimana terlihat pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2019

No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)

Jumlah Rumah Tangga

Jumlah Penduduk

(ribu)

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²)

1 Mardingding 267,11 5.112 19,92 75

2 Laubaleng 252,60 5.558 20,76 82

3 Tigabinanga 160,38 6.717 22,84 142

4 Juhar 218,56 4.875 14,86 68

5 Munte 125,64 6.661 22,14 176

6 Kutabuluh 195,7 3.938 11,91 61

7 Payung 47,24 3.734 14,42 263

8 Tiganderket 86,76 4.414 14,73 170

9 Simpang Empat 93,48 6.210 21,42 229

10 Naman Teran 87,82 4.105 14,94 170

11 Merdeka 44,17 3.984 16,23 367

12 Kabanjahe 44,65 18.265 75,90 1700

13 Berastagi 30,50 12.193 51,45 1687

14 Tigapanah 186,84 9.456 34,80 186

15 Dolat Rakyat 32,25 2.569 9,69 300

16 Merek 125,51 5.232 21,04 168

17 Barusjahe 128,04 7.342 24,64 192

Tahun 2018 2.127,25 110.365 409,68 193

Tahun 2017 2.127,25 108.622 403.207 189,54

Tahun 2016 2.127,25 106.842 396.598 186,44

Sumber : Kabupaten Karo dalam angka 2019

(17)

8

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Kabupaten Karo mempunyai luas daratan 2.127,25 Km² dengan kepadatan penduduk tahun 2019 mencapai 193 jiwa per Km².

Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Mardingding dengan kepadatan penduduknya hanya 75 jiwa per Km², sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Dolat Rakyat dengan kepadatan penduduknya sebesar 300 jiwa per Km². Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kabanjahe dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 1.700 jiwa per Km², hal ini dimungkinkan mengingat Kecamatan Kabanjahe merupakan Ibu Kota Kabupaten, pusat perdagangan dan pusat pemerintahan serta tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, perekonomian dan sektor lainnya lebih memadai bila dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya.

1.3.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) menurut UNDP didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk. IPM adalah salah satu ukuran pencapaian hasil pembangunan dari suatu wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: (1) hidup sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran; (2) pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga), dan (3) standard kehidupan yang layak yang diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto perkapita dalam paritas daya beli. Manfaat pengukuran indeks ini adalah untuk mengetahui apakah suatu wilayah tergolong wilayah yang maju, berkembang atau terbelakang, sekaligus mengukur pengaruh kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. Semakin tinggi nilai IPM mencerminkan pencapaian pembangunan manusia semakin baik. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Karo pada Tabel 1.3 dan Gambar 1.2 di bawah ini.

(18)

9

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Tabel 1.3

Perkembangan IPM/HDI Kab. Karo, Propinsi SUMUT dan Nasional Tahun 2010 - 2018

Tahun

Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru)

Kab. Karo

Provinsi Sumatera

Utara

Nasional

2010 70.36 67.09 66.53

2011 71.12 67.34 67.09

2012 71.4 67.74 67.7

2013 71.62 68.36 68.31

2014 71.84 68.87 68.9

2015 72.69 69.51 69.55

2016 73.29 70 70.18

2017 73.53 70.57 70.81

2018 73.91 71.18 71.39

Gambar 1.2

Perkembangan IPM/HDI Kab. Karo Propinsi Sumatera Utara dan Nasional 2010 – 2018

Gambar 1.2. menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Karo tahun 2010 – 2018 cenderung mengalami Kemajuan. Pada periode 2016-2018, IPM Kabupaten Karo tumbuh 1,21 persen. Selama periode 2010 hingga 2018, status IPM Kabupaten Karo berada pada kategori “sedang”.

62 64 66 68 70 72 74 76

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) Kab. Karo

Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) Provinsi Sumatera Utara Indeks Pembangunan Manusia (Metode Baru) Nasional

(19)

10

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

1.3.4. Struktur Pemerintahan

Dalam pelaksanaan pemerintahan di Kabupaten Karo, didukung oleh aparatur pemerintah yang tersusun dan terorganisasi dalam suatu kelembagaan. Pembentukan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Karo dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah yang telah dijabarkan ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Karo.

Untuk lebih jelasnya susunan kelembagaan Struktur Organisasi Perangkat Daerah yang ada di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut.

Tabel 1.4

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Karo NAMA ORGANISASI/ KELEMBAGAAN

I SEKRETARIAT DAERAH, TERDIRI DARI

1.Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (4 Bagian ) 2.Asisten Perekonomian dan Pembangunan ( 3 Bagian ) 3.Asisten Administrasi Umum ( 5 Bagian )

SEKRETARIAT DPRD

INSPEKTORAT KABUPATEN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA II DINAS TERDIRI DARI :

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

4. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman

5. Dinas Sosial

6. Dinas Ketenagakerjaan, Koperasi UKM

7. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak

8. Dinas Ketahanan Pangan

9. Dinas Lingkungan Hidup

10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

11. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

12. Dinas Perhubungan

13. Dinas Komunikasi dan Informatika

14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu

15. Dinas Pariwisata

16. Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan

17. Dinas Pertanian dan Perikanan

18. Dinas Kepemudaan dan Olahraga

19. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

20. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

21. Dinas Kehutanan

(20)

11

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

NAMA ORGANISASI/ KELEMBAGAAN III BADAN TERDIRI DARI :

1. Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3. Badan Kepegawaian Daerah

4. Badan Kesbang, Politik dan Linmas

5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah IV RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

V KECAMATAN terdiri dari : 1. Mardingding

2. Lau Baleng 3. Tiga Binanga 4. Juhar

5. Munthe 6. Kuta Buluh 7. Payung 8. Tiganderket 9. Simpang Empat 10. Naman Teran 11. Merdeka 12. Kabanjahe 13. Berastagi 14. Tigapanah 15. Dolat Rayat 16. Merek 17. Barusjahe

VI 10 KELURAHAN terdiri dari :

1. 5 Kelurahan di Kecamatan Kabanjahe 2. 4 Kelurahan di Kecamatan Berastagi 3. 1 Kelurahan di Kecamatan Tiga Binanga VII 259 Desa menyebar di 17 Kecamatan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pada Pasal 65 disebutkan Kepala Daerah mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban:

Tugas Kepala Daerah adalah:

(a) Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

(b) Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

(c) Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;

(d) Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama;

(21)

12

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

(e) Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

(f) Mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan

(g) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Wewenang Kepala Daerah adalah:

(a) Mengajukan rancangan Perda;

(b) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

(c) Menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;

(d) Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;

(e) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban Kepala Daerah adalah:

(a) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

(b) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah;

(c) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

(d) Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;

(e) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

(f) Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

(g) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.4 ANALISIS PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH KARO Terdapat 4 Analisis untuk mengetahui permasalahan dalam pembangunan yang ada di Pemerintah Kabupaten Karo yaitu :

1. Faktor Kekuatan;

2. Faktor Kelemahan;

3. Faktor Peluang;

4. Faktor Tantangan;

(22)

13

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

1.4.1. Faktor Kekuatan

Kabupaten Karo memiliki potensi yang berfungsi sebagai kekuatan:

1. Perekonomian yang dominan pada pertanian, pariwisata dan perdagangan yang relative tahan terhadap krisis moneter

2. Topografi berupa dataran tinggi sangat mendukung pengembangan pertambangan dan pariwisata. Kabupaten Karo memiliki potensi alam bidang pariwisata khusunya wisata alam seperti gundaling, tongging, Pemandian Air Panas dan Sebagainya

3. Letak Geografis Kabupaten Karo yang sangat strategis sebagai penghubung dan eprlintasan Kabupaten Langkat, Simalungun, Deli Serdang, Dairi, Pakpak barat maupun Aceh Tamiang. Hal ini sangat menguntungkan Kabupaten karo secara ekonomi dan perdagangan yang menggunakan transportasi darat.

4. Potensi budaya local yang beraneka ragam. Masyarakat di Kabupaten tergolong heterogen karena memiliki beberapa suku seperti Toba, Simalungun, Padang, Jawa maupun Tionghoa dan berdampingan secara damai

5. Suasana keamanan yang sangat kondusif karena adanya kerjasama dan toleransi yang sangat tinggi dalam melaksanakan kehidupan sehari hari

6. Akses permodalan di lembaga perbankan maupun koperasi yang memiliki peranan dalam memberikan modal terhadap kelompok tani atau bidang usaha yang lain dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Karo

7. Kualitas SDM Kabupaten Karo cukup baik, dimana Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SD/MI diatas 100% dan sudah mencapai target Millinium Development Goals (MDGs) dan APM tingkat SMP/MTs rata- rata mencapai 95,59% dan 5 kecamatan dari 17 kecamatan sudah mencapai diatas 100%. Indek Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2018 telah mencapai 73,91 dan lebih tinggi dari rata – rata propinsi Sumatera Utara yaitu 71,18

8. Kemampuan birokrasi yang memiliki kompetensi dalam mengimplementasikan keputusan – keputusan poloyik, berupa kebijakan – kebijakan publik, yang dibuat oleh pemerintah sangat terampil sehingga daya serap anggaran sangat tinggi yaitu diatas 90%

9. Dukungan Politik terhadap pasangan kepala daerah terpilih pada 2015 yang lalu cukup signifikan, baik dari para pemilih maupun kekuatan politik di DPRD Kabupaten Karo dimana adalah dukungan partai politik yang memiliki kursi signifikan di DPRD. Dukungan ini akan memungkinkan adanya relasi yang lebih baik antara eksekutif dan legislative guna membangun pemerintah daerah yang lebih stabil dan efektif

(23)

14

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

1.4.2. Faktor Kelemahan

Kabupaten Karo memiliki kelemahan – kelemahan:

1. Nilai Tambah produk – produk pertanian rendah. Kabupaten karo memiliki kelemahan berkaitan dengan pemanfataan pasca panen.

Misalnya jeruk, masi belum dimanfaatkan menjadi bahan olahan demikian juga terhadap hasil produksi pertanian lainnya, sehingga belum memungkinkan adanya nilai tambah (balue added) dari produk – produk tersebut.

2. Pembangunan di kabupaten Karo belum merata, masih terdapat disparitas pembangunan antar daerah, baik wilayah pedesaan dan perkotaan maupun antar wilayah kecamatan. Ada beberapa kecamatan tertentu yang memiliki perkembangan ekonomi lebih baik, seperti di kecamatan Kabanjahe dan Berastagi, sementara kecamatan lainnya perkembangan ekonominya lamban.

3. Kondisi infrastruktur di Kabupaten Karo khusunya infrstruktur fisik masih tergolong jelek dan belum memadai. Jalan – jalan poros desa, yang menghubungkan desa yang satu dengan desa yang lain, dan antara pedesaan dengan perkotaan, belum tergolong baik. Selain itu, infrastruktur pokok lainnya, seperti saluran irigasi juga perlu perbaikan-perbaikan. Padahal infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, pariwisata maupun sektor-sektor terkait lainnya.

4. Masih rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karo.

Walopun PAD meningkat setiap tahun namun masih sangat rendah kontribusinya terhadap APBD Kabupaten Karo yaitu tahun 2018 sebesar 9,50% dan tahun 2019 menyumbang sebesar 14,15%

terhadap APBD. Sementara potensi PAD sangat besar tetapi belum tergali dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat ataupun subjek pajak. Hal ini menyebabkan Kabupaten Karo masih sangat tergantung pada pemerintah pusat, baik melalui DAU maupun DAK.

5. Meningkatnya Dekadensi Moral. Dalam decade belakangan, adanya kecenderungan munculnya dekadensi moral cenderung meningkat di Kabupaten Karo, seperti adanya penyalahgunaan Narkoba dan obat terlarang, perjudian, perilaku seks di luar nikah dan pornografi di kalangan remaja.

6. Rendahnya kesadaran dan kepatuhan hokum. Angka kriminalitas seperti pencurian cenderung meningkat di Kabupaten karo, misalnya pencurian ternak maupun harta benda berupa barang – barang rumah tangga lainnya. Disamping itu, tingkat pelanggaran hukum semakin meningkat, misalnya pelanggaran lalu lintas di jalan raya

(24)

15

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

7. Cenderung ditinggalkannya budaya local. Kabupaten Karo memiliki budaya lokal yang khas, mulai seni musik, seni suara, dan menari.

Tetapi, budaya demikian mulai tidak lagi mempunyai daya Tarik bagi kalangan muda. Sebagaimana di daerah – daerah lainnya, kalangan muda di karo lebih menyukai budaya modern, bahkan budaya asing.

8. Munculnya bencana alam berupa erupsi gunung sinabung yang unpredictable yang sudah berlangsung selama 5 tahun membuat semakin berat beban bagi pemerintah daerah Kabupaten karo baik dari segi dana maupun tenaga, hampir 1.500 ha tanah pertanian gagal panen dan mengalami kerusakan struktur tanah sehingga semakin sulit untuk mengolah tanah.

1.4.3. Faktor Peluang

Kabupaten Karo memiliki beberapa peluang (Opportunity):

1. Arus Manusia, Barang, dan Arus Modal antara kabupaten tetangga seperti aceh selatan, aceh taming/tenggara dengan ibu kota provinsi Suamtera Utara khusunya kota medan menjadikan Kabupaten Karo sebagai daerah lintas dan transit bagi penduduk yang hendak berkunjung ke medan dan sebaliknya. Kabupaten Karo memiliki potensi untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan masyarakat dan Kabupaten Karo, melainkan seharusnya memberi imbas positif dalam mengerakkan perekonomian di Kabupaten Karo.

2. Sumber keuangan Kabupaten Karo paling utama berasal dari dana perimbangan yang cukup besar dari pemerintah pusat, baik berupa DAU maupun DAK. Selain itu, Kabupaten Karo juga memperoleh sumber – sumber pembiayaan dari berbagai instansi di pemerintah pusat maupun propinsi yang berkaitan dengan program – program yang mereka lakukan di daerah.

3. Adanya kebijakan pemerintah berupa Tax Amnesty akan membuat iklim investasi di Indonesia membaik di dalam tahun – tahun belakangan. Iklim demikian telah membuat banyak investor, baik domestic maupun asing, mulai melirik kembali untuk menanamkan modalnya diindonesia. Ketertarikan ini tidak lepas dari realitas bahwa berinvestasi di Indonesia termasuk menguntungkan karena itu dalam tahun - tahun belakangan arus investasi itu semakin meningkat.

(25)

16

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

4. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian dan pariwisata sangat berdampak positif bagi perekonomian kabupaten Karo. Menteri Pariwisata mencanangkan bahwa tahun 2019 sektor pariwisata secara nasinal akan menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB Indonesia diluar sektor Migas.

Disamping itu, secara regional dengan ditetapkannya geopark danau toba menjadi situs internasional dibawah Unesco akan menjadi peluang bagi Kabupaten Karo.

5. Terintegrasinya perekonomian global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi wilayah kesatuan pasar berbasis produksi, maka akan terjadi arus barang dan jasa tapa hambatan serta memudahkan investasi luar negeri masuk ke Kabupaten Karo. Hal ini menyebabkan ekonomi pasar bebas telah menjadi bagian penying bagi perekonomian Indonesia, termasuk bagi Kabupaten Karo. Diantara ciri dari ekonomi pasar adalah adanya keterbukaan bagi semua pelaku pasar untuk terlibat di dalamnya. Hal ini merupakan peluang bagi Kabupaten Karo karena memiliki keunggulan komparatif (Comparative adventages) serta potensi untuk menyiapkan dan mendukung para pelaku ekonomi untuk memasuki ekonomi pasar global tersebut, sehingga keberadaannya membawa manfaat untuk Kabupaten Karo.

1.4.4. Faktor Tantangan

Kabupaten Karo juga mempunyai faktor tantangan:

1. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhit tahun 2015, maka tantangan yang dihadapi adalah SDM yang belum siap baik dari segi Bahasa maupun skill sehingga kalah bersaing dengan negara lain, Iklim Investasi kurang kondusif karena ruwetnya birokrasi, infrastruktur kurang bagus dan akan menambah pengangguran dan semua kegiatan – kegiatan ekonomi akan bertumpu pada kekuatan ekonomi global yang semakin menguat dan menjadi bagian dari kegiatan. Hal ini terlihat dari masuknya bisnis ritel sampai ke berbagai daerah. Kekuatan besar inilah telah berpengaruh terhadap hidup matinya bisnis ritel tradisional. Manakala kekuatan ekonomi pasar global itu tidak diatur secara baik, dan tidak ada kesiapan SDM serta infrastruktur pendukung yang memadai, kehadiran kekuatan pasar global itu akan menjadi ancaman yang serius bagi pelaku ekonomi di Kabupaten Karo.

(26)

17

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

2. Perubahan Iklim yang tidak menetu akibat terjadinya pemanasan global telah berpengaruh terhadap perubahan iklim yang tidak menentu. Hal ini terlihat kuat pada tahun 2010 yang lalu dimana kita tidak mengetahui secara pasti kapan bulan – bulan yang termasuk kategori musim hujan dan kapan bulan – bulan yang termasuk kategori musim kemarau. Kecenderungan demikian menggangu pola tanam yang dilakukan oleh petani. Konsekunsinya para petani akan mengalami kerugian akibat iklim yang tidak menentu tersebut.

3. Hama penyakit tanaman masih menjadi salah satu ancaman serius bagi usaha tani para petani. Hama telah menghancurkan harapan para petani untuk menikmati hasil dari lahan – lahan yang mereka garap dan setiap saat terdapat potensi ancaman hama yang menyerang tanaman para petani.

4. Tingkat kerusakan lingkungan di Kabupaten Karo termasuk cukup tinggi. Kerusakan ini terlihat semakin menurunnya tingkat kesuburan lahan – lahan yang produktif milik para petani. Hal ini tidak lepas dari pola tanam para petani yang tidak memperhitungkan kemampuan tanahnya (Land capability) dengan cara penggunaan pupuk serta pestisida berupa obat – obat kimia yang berlebihan (Over dosis) sehingga produktivitas lahan di Kabupaten karo mengalami penurunan setiap tahun. Kalua hal ini dibiakan bisa berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani.

Selain itu Kabupaten karo termasuk bagian dari jalur yang rawan bencana alam terutama gempa bumi dan erupsi gunung berapi.

5. Persaingan ekonomi antar daerah semakin tinggi setelah diimpelementasikannya kebijakan otonomi daerah. Untuk itu, kabupaten karo harus semakin mampu bersaing dengan daerah – aderah lainnya untuk memperoleh alokasi dana dari pemerintah pusat maupun harus bersaing di dalam menarik para investor.

Pada area penataan SDM aparatur, Pemerintah Kabupaten Karo pada tahun 2019 telah dilaksanakan juga lelang terbuka untuk jabatan Pimpinan Tinggi. Pada area penataan Pengawasan, program Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) tetap menjadi pendorong utama. Dimana pada setiap satuan kerja perangkat daerah telah dibentuk satgas SPIP, yang bertugas melaksanakan pengawasan internal setiap SKPD.

(27)

18

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Pada area penataan akuntabilitas kinerja telah diupayakan memperbaiki kualitas indikator kinerja pada perjanjian kinerja yang terakomodir dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penerapan SAKIP merupakan solusi yang tepat dalam menjawab tuntutan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara luas.

Melalui penerapan SAKIP Pemerintah Kabupaten Karo telah memperoleh banyak manfaat antara lain :

a. Sinkronisasi antara perencanaan, pelaksanaan di lapangan hingga evaluasi yang terukur dan akuntabel;

b. Kemudahan dalam mengukur keberhasilan ataupun kegagalan targettarget pembangunan melalui program-program yang telah dilaksanakan;

c. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan lebih fokus untuk pencapaian

sasaran skala prioritas :

a. Pelayanan publik semakin baik;

b. Program kegiatan lebih berorientasi pada outcome (hasil);

c. Kinerja opd lebih mudah diukur;

d. Menghemat belanja aparatur dan belanja barang dan jasa, kemudian mengalihkannya ke belanja publik;

Kebijakan money follow program tidak lagi berbicara berapa banyak anggaran yang terserap, akan tetapi lebih mengukur sejauh mana dampak penggunaan anggaran terhadap kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, dalam proses perencanaan dan penganggaran, pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Karo telah membangun sistem aplikasi eplanning dan aplikasi Simda untuk penganggaran dan keuangan. Dengan demikian, perencanaan diharapkan akan tersinkronisasi dengan baik hingga pelaksanaanya nantinya berorientasi hasil.

Pada area penataan pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten Karo juga serius menindaklanjuti arahan dari Kementerian PANRB dan Ombudsman termasuk menatalaksanakan fungsi publik khusunya pada pelayanan kecamatan melalui Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).

Pada area penataan kelembagaan, dilakukan perubahan kelembagaan sesuai pemetaan kelembagaan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

(28)

19

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Daerah. Penataan peraturan perundang-undangan dilakukan dengan memulai inventarisasi dan pemetaan terhadap produk hukum daerah.

Upaya perbaikan tata pemerintahan (Good Governance) merupakan aspek strategis yang sangat penting untuk mendorong proses pembangunan daerah di Kabupaten Karo.

Pelayanan yang memfasilitasi penanaman modal oleh pemerintah dan swasta dalam berbagai sektor yang mendorong peningkatan peluang usaha perdagangan dan kesempatan kerja termasuk mewujudkan Karo sebagai pusat pariwisata, pendidikan, kesehatan dan konvensi tingkat regional dan nasional. Pemerintah daerah perlu menyusun konsep pendidikan yang memperkuat tiga pilar pendidikan yaitu kesadaran dan kecerdasan serta kepedulian dalam melaksanakan kurikulum pendidikan nasional.

Perkembangan nilai investasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat penting dalam menentukan arah pembangunan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi nilai investasi yang masuk di daerah tersebut pada sektor ekonomi tertentu, jelas akan membawa pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sektor di bidang ekonomi tersebut. Kabupaten Karo sebagai kota yang terus membangun, tentu membutuhkan penanaman modal yang besar guna menggerakkan perekonomiannya dan untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan.

1.5 PERMASALAHAN UTAMA (ISSU STRATEGIC) PEMERINTAH KABUPATEN KARO

Permasalah utama yang paling mendasar yang memerlukan penanganan segera dikelompok sosial budaya antara lain; terjadi penurunan nilai-nilai karakter pada anak didik seperti kurangnya kepedulian terhadap persoalan sosial, kurang menghargai orang lain. Sehingga kurang peduli terhadap sikap, etika dan sopan santun. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh keterbukaan informasi dengan kemajuan teknologi dan lingkungan yang kurang mendidik. Kebanyakan para siswa kurang memanfaatkan waktu kosong untuk akitifitas produktif yang memberikan nilai tambah pada kualitas diri baik secara fisik, pengetahuan dan mental dan spiritual. Siswa justru menggunakan waktu dengan hura-hura dan bersendagurau, sehingga diduga mengarah semakin maraknya terjadi kerusakan mental pada anak dibawah umur. Masih rendahnya pemahaman nilai-nilai agama, untuk menyelamatkan anak bangsa sudah waktunya dijadikan isu strategis untuk diberikan pendidikan kepada anak didik sebagai perlindungan generasi mendatang.

(29)

20

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi Batak, kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi serta kearifan budaya lokal sebagai basis ketahanan budaya untuk menjaga keberlanjutan dinamika dan perkembangan zaman sekaligus untuk menyaring masuknya budaya-budaya asing yang kurang sesuai dengan tatanan, tuntunan dan tontonan budaya lokal. Kurang berkembangnya event seni tradisional yang bernuansa religius yang berbudaya.

Identifikasi berbagai permasalahan merupakan isu pokok permasalahan dan tantangan pembangunan daerah yang selanjutnya ditetapkan sebagai prioritas dalam rencana kerja pembangunan tahun 2019 dengan tetap mensinkronisasikan rencana pembangunan daerah dengan prioritas pembangunan provinsi maupun nasional. Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah tahun 2019 diantaranya:

1.5.1. Bidang Pendidikan

Masalah mendasar yang memerlukan penanganan segera tentang pendidikan antara lain; masih ada penduduk miskin Kabupaten Karo yang belum mampu membiayai pendidikan anaknya untuk menempuh pendidikan lanjutan ke pendidikan menengah maupun perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena yang diberikan beasiswa maupun bantuan pendidikan baru pada anak-anak yang berprestasi, sementara yang belum berprestasi tidak mendapatkan bantuan. Dari hasil observasi pengakuan masyarakat pinggiran, mereka tidak tahu dan tidak mengerti bahwa sebenarnya anak-anak mereka bisa sekolah dengan dana pemerintah.

Masalah pendidikan lainnya adalah prasarana dan sarana pendidikan yang masih kurang memadai, sumber daya manusia yang berkaitan dengan input pendidikan yang rendah dari penduduknya, dan tenaga pendidik yang belum mampu berdaya saing. Angka capaian APS (Angka Partisipasi Sekolah) baik pada level pendidikan dasar maupun menengah yang baru mulai meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari capaian APK (Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murni) yang perlu ditingkatkan. Bagaimana memperkecil Angka Putus Sekolah dan meningkatkan Angka Melanjutkan antar Jenjang Pendidikan (SD, SLTP, SLTA dan PT).

Sasaran strategis wajib belajar 12 tahun, Perimbangan Sekolah Negeri- Swasta, dimana sekolah negeri harus lebih banyak dari sekolah swasta

(30)

21

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

untuk menegaskan peran dan tanggungjawab pemerintah. Orientasi kepada mutu (mengacu kepada standar yang dijaga dan ditingkatkan agar tidak berkurang karena adanya penambahan kapasitas).

Perimbangan SMA–SMK, pemerataan distribusi, penentuan tahapan pencapaian target APK di tingkat nasional maupun provinsi dan Kabupaten Karo.

Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman, kreatif dan berdaya saing global.

Rasio guru dengan murid berdasarkan data Tahun 2019 sudah mencapai standar, akan tetapi penyebaran per bidang studi yang diajarkan tidak merata. Kompetensi tenaga pendidik mengoperasionalkan pemanfaatan teknologi informasi oleh guru masih rendah. Perbedaan pelayanan melalui pembentukan “cluster” sekolah- sekolah menengah, sehingga membentuk persepsi orangtua mengenai mutu pendidikan.

1.5.2. Bidang Kesehatan

Permasalahan mendasar tentang kesehatan yang memerlukan penanganan segera mencakup antara lain; kurang memadai fasilitas sarana dan prasarana kesehatan dasar, tenaga kesehatan dan jaminan pembiayaan kesehatan. Pelayanan dibidang kesehatan masih rendah, belum ada pelayanan yang benar-benar gratis diberikan pada masyarakat baik di puskesmas maupun di RSUD bagi warga penduduk miskin Kabupaten Karo. Selanjutnya kesadaran masyarakat untuk persalinan oleh tenaga medis kesehatan, kemauan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga medis belum optimal yang menyebabkan target penurunan jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan. Pada tahun 2017 Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu untuk Kabupaten Karo semakin menurun dan termasuk relatif rendah dimana Angka Kematian bayi sebanyak 14 Kematian dari 6.586 kelahiran dan Angka Kematian Ibu sebanyak 6 Kematian dari 6.586 kelahiran. Disamping itu tingginya pengguna narkoba, konsumsi minuman beralkohol merupakan salah satu faktor yang menyebabkan belum optimalnya penanganan dibidang kesehatan walaupun sekarang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah berjalan walaupun belum maksimal.

Belum ada pelayanan yang benar-benar gratis diberikan puskesmas dan RSUD bagi warga Kabupaten Karo yang miskin, karena masih ditemui pelayanan kesehatan pada puskesmas dan RSUD yang

(31)

22

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

dibebankan kepada masyarakat. Belum optimalnya sinergitas pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana kesehatan. Isu strategis bidang kesehatan berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat, jangkauan dan biaya pelayanan kesehatan akan menjadi harapan bagi masyarakat mencapai Karo Sehat.

1.5.3. Bidang Ekonomi

Masalah di kelompok ekonomi yang mendasar memerlukan penanganan segera mencakup antara lain; Permasalahan tenaga kerja yaitu tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi akibat lapangan kerja yang sangat terbatas dan keterbatasan keterampilan dan kecakapan serta lemahnya daya saing tenaga kerja. Dukungan infrastruktur, pemberian insentif dan kemudahan investasi belum efektif untuk menarik investor, serta belum optimalnya kualitas kelembagaan yang membidangi. Belum optimalnya pengembangan sistem pembiayaan dengan kemitraan pemerintah dan swasta. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan arah pengembangan ekonomi kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat petani dan masyarakat nelayan.

Isu strategis bisa dilakukan membina dan mencetak wirausahawan baru yang handal yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semangat kewirausahaan ini merupakan modal dasar yang sangat penting dan perlu terus dikembangkan untuk mendorong kegiatan ekonomi Kabupaten Karo sesuai dengan potensi yang dimiliki, disamping untuk menekan tingkat pengangguran serta mencarikan solusi lapangan kerja baru bagi warga desa. Kontribusi PDRB Kabupaten Karo masih didominasi sektor primer (pertanian).

Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah menyebabkan upaya pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak optimal. Belum berkembangnya industri kerajinan, khususnya yang mendukung kepariwisataan tidak mampu mengangkat ekonomi masyarakat. Masih terbatasnya akses pemasaran hasil produksi lokal.

Tingkat kesuburan tanah rendah akibat tingginya runoff dan pemakaian pupuk kimia. Kelompok Usaha Bersama (KUB) belum berkembang sehingga Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) belum maju/mapan. Minimnya investor yang masuk ke daerah mengakibatkan lambatnya percepatan perekonomian daerah, sebagai dampak dari belum selesainya penataan dan pemanfaatan lahan yang jelas untuk dikerjasamakan dengan para investor

(32)

23

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

1.5.4. Bidang Infrastruktur, Tata Ruang dan Sarana Prasarana

Infrastruktur dan tata ruang yang mendasar memerlukan penanganan segera mencakup antara lain; kondisi drainase jalan, jembatan, irigasi, sarana air bersih, listrik dll masih terbatas kurang berfungsi. Kabupaten Karo belum memiliki terminal angkutan kota dan terminal bus yang representative untuk pelayanan publik serta penataan sistem transportasi masih kurang baik. Prasarana jalan yang kurang mendukung pergerakan penduduk, karena kondisi jalan yang kurang mendukung. Sehingga penambahan moda transportasi dan alternatif trasportasi lainnya masih sangat diperlukan.

Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian diantaranya:

1. Peralatan kesehatan dan tenaga medis pada RSUD, puskesmas, pustu, poskesdes belum memadai;

2. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, drainase dll masih sangat lamban. (Kemauan dan motivasi masyarakat untuk maju masih rendah, sehingga pelaksana paradigma pembangunan yakni masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan masih sulit dilaksanakan (karakter);

3. Fasilitas sarana dan prasarana pada destinasi wisata masih terbatas (jalan, restoran, warung, kios buah, kios souvenir, paket budaya/kesenian) belum terbenahi dengan baik;

4. Belum tertatanya daerah Berastagi dalam upaya meraih piala adipura (baru tingkat sertifikat) seperti untuk hutan kota, terminal, kebersihan dan pengolahan limbah, drainase dan penataan bangunan/pemukiman;

5. Penataan lingkungan dan sanitasi dan pelayanan sarana air bersih masih sangat minim.

1.5.5. Pemerintahan

Di bidang pemerintahan ada beberapa permasalahan mendasar yang memerlukan penanganan segera mencakup antara lain; belum merata akses layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat serta penegakan supremasi hukum masih lemah.

Kapasitas aparatur pemerintah belum optimal berdasarkan tingkat kompetensi, kemampuan teknis dan mekanisme birokrasi dalam manajemen pembangunan dan pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Karo. Masih kurangnya ketersediaan sumber daya aparatur dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat. Belum optimal kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil,

(33)

24

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

DPRD, partai politik dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan, pengembangan, dan peningkatan kualitas pelayanan. Disamping itu juga belum optimal kualitas dan kuantitas jaringan kerjasama dengan daerah lain, swasta baik didalam negeri maupun di luar negeri.

1.5.6. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

Tingkat pengangguran terbuka yang besar berpengaruh pada kenaikan angka kriminalitas. Kualitas pendidikan akan berpengaruh terhadap daya saing SDM daerah dalam membangun daerah.

Pemberdayaan masyarakat yang rendah mengakibatkan lambatnya peningkatan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat.

Selain beberapa aspek bidang di atas, terdapat beberapa Isu- isu strategis dalam kondisi tahun 2019 yang masih diperlukan tindak lanjut dimasa masa mendatang, yaitu:

1. Kualitas dan Cakupan Pelayanan Infrastruktur Dasar dan Strategis (Air minum, Air untuk Pertanian, Kebinamargaan dan Pengairan)

2. Tata kelola Pemerintahan Reformasi dan Birokrasi 3. Pendapatan dan Pembiayaan Pembangunan Daerah 4. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

5. Kualitas Lingkungan Hidup dan Kebersihan serta membangun budaya untuk mewujudkan Karo Green Island

6. Infrastruktur Sosial untuk Mendukung Kepariwisataan

7. Kreatifitas, Inovasi dan Daya Saing Masyarakat dan Pelaku Usaha 8. Rasa Kebersamaan, Kesamaan Persepsi dan Nilai-Nilai

Kegotongroyongan

9. Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

1.6 DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Karo Tahun 2019 dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang terkait, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

(34)

25

2019

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Karo dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah di ubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5675);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

Gambar

Gambar 1.2.  menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan  Manusia (IPM) di Kabupaten Karo tahun 2010 – 2018 cenderung  mengalami Kemajuan
Tabel 2.7 Indikator Tujuan dan Sasaran dari Visi dan Misi
Tabel 3.16 Indikator Kinerja Aspek Pelayanan Umum
Gambar 3.6 Jaringan air bersih di desa sumbul
+4

Referensi

Dokumen terkait

Definisi Bioinformatika menurut Fredj Tekaia dari Institut Pasteur [TEKAIA2004] adalah: "metode matematika, statistik dan komputasi yang bertujuan untuk

Agar kepercayaan dan kenyamanan pelanggan TV kabel terjaga maka sistem informasi iuran TV kabel berbasis web merupakan suatu solusi untuk permasalahan yang ada pada

Dari hasil perancangan yang telah diciptakan, penulis merasa identitas visual SMK Sint Joseph yang baru lebih mewakili suatu institusi pendidikan kejuruan

berikut adalah penjelasan dari Kepala Seksi Registrasi dan Tata Bangunan DKPT Kota Magelang mengenai sumber daya yang digunakan dalam implementasi kebijakan retribusi IMB

Etika bisnis perlu ada untuk memastikan hubungan para pihak terjadi dengan fair, tidak saling merugikan, dan bahkan saling menguntungkan serta tidak merugikan masyarakat,

Kegiatan jumat bersih ini berjalan dengan lancar dengan sebagai mana mestinya. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat menjaga lingkungan sekolah agar tetap asri dan

Dibutuhkan suatu media dalam hal ini adalah aplikasi pada multi platform smartphone, yaitu smartphone berbasis sistem operasi Android, BlackBerry, dan Symbian yang

Berdasarkan analisis dari hasil dan pembahasan penelitian, didapatkan hasil yang tidak bermakna secara statistik (p=0.5) pada kejadian komplikasi pada proses penyembuhan