• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS. 2.1 Definisi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS. 2.1 Definisi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadinya"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Definisi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadinya pertambahan atau perubahan pendapatan nasional ( produksi nasional/GDP/GNP ) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya (Todaro:2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu, faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Todaro:2004):

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi terdiri dari:

a. Sumber daya alam

Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber alam atau tanah, yang mencakup kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan dan sebagainya. Semakin banyak tersedianya sumber alam di suatu negara maka akan semakin baik bagi pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Bagi negara yang kurang sumber alam maka tidak dapat membangun negaranya dengan cepat. Selain sumber alam yang banyak diperlukan juga pemanfaatan sumber alam secara baik dan tepat dengan penggunaan teknologi yang canggih dan baik sehingga

(2)

efisiensi dipertinggi dan sumber daya alam dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

b. Akumulasi modal

Faktor ekonomi penting yang kedua dalam pertumbuhan ekonomi adalah akumulasi modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam jangka waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Menurut Profesor Nurkse, “ makna pembentukan modal ialah, masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan,mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya”. Dalam hal ini pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional.

Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling berkaitan, yaitu:

(a) keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya;

(b) keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan menyalurkan kejalur yang dikehendaki;

(c) mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.

(3)

Pembentukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi.

Disatu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan dipihak lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi dimasa depan.

c. Organisasi

Oganisasi merupakan bagian penting bagi pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi didalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan produktiftasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi modern, para wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil risiko diantara ketidak pastian. Wiraswastawan bukanlah manusia dengan kemampuan biasa ia memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain. Fungsi utamanya adalah melakukan pembaharuan (inovasi).

d. Kemajuan tekhnologi

Perubahan tekhnologi dianggap sebagai faktor paling penting didalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari tekhnik penelitian baru. Perubahan pada tekhnologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal dan faktor produksi lainnya.

e. Pembagian kerja dan skala produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah produksi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri. Hal ini menurunkan

(4)

laju pertumbuhan ekonomi. Adam Smith menekan arti penting pembagian kerja bagi perkembangan ekonomi. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien dari pada sebelumnya, ia menghemat waktu. Ia mampu menemukan mesin baru dan berbagai proses baru dalam berproduksi. Akhirnya produksi meningkatkan berbagai hal.

2. Faktor non-ekonomi a. Faktor sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Ia menanamkan semangat kembara yang menghasilkan berbagai penemuan baru dan akhirnya memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur, dan nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan berinvestasi dan menikmati risiko untuk memperoleh laba. Seperti yang disebut Lewis “ hasrat untuk berhemat “.

b. Faktor manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumber daya manusia saja, tetapi lebih menekan pada efsiensi mereka. Penggunaan secara tepat sumberdaya manusia untuk pembangunan ekonomi dapat dilakukan dengan cara berikut. Pertama, harus ada pengendalian atas perkembangan penduduk. SDM dapat dimanfaatkan dengan baik apabila jumlah

(5)

penduduk dapat dikendalikan dan diturunkan. Ini memerlukan program keluarga berencana dan penelitian atas penduduk untuk menurunkan angka kelahiran. Kedua, harus ada perubahan dalam pandangan tenaga buruh. Perilaku sosial dari tenaga buruh adalah hal yang penting didalam proses pembangunan ekonomi. Untuk meningkatkan produktivitas dan mobilitas buruh pandangan masyarakat harus dirubah agar mereka mau menerima arti penting dan martabat buruh.

Hal ini memerlukan perubahan dalam faktor kelembagaan dan sosial.

Perubahan semacam ini tergantung pada penyebaran pendidikan, hanya tenaga buruh yang terlatih dan terdidik dengan efisiensi tinggi yang dapat membawa masyarakat kepada pertumbuhan ekonomi yang pesat.

c. Faktor politik dan administratif

Faktor ini juga membantu pertumbuhan ekonomi modern.

Pertumbuhan ekonomi Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan Perancis merupakan hasil dari stabilitas politik dan administrasi mereka yang kokoh sejak abd ke-19. Stuktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi Negara terbelakang. Administrasi yang kuat, efisiensi dan tidak korup amat penting bagi pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (Suparmoko:2002:

5).Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi

(6)

(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Menurut Sumitro Djojohadikusumo dalam Sanusi (2004:8), pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.

2.2 Kondisi Masyarakat Nelayan 2.2.1 Pengertian Nelayan

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (Imron, 2003).

2.2.2 Penggolongan nelayan

Nelayan bukanlah suatu entitas tunggal, mereka terdiri dari beberapa dari beberapa kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Nelayan buruh, adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain.

(7)

b. Nelayan juragan, adalah nelayan yang memilik alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.

c. Nelayan perorangan, adalah nelayan yang memiliki peralatn tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

2.2.3 Gambaran umum kehidupan nelayan

Isu-isu kemiskinan nelayan dan berbagai akibatnya dalam konteks akademis, mulai mencuat kepermukaan ketika memasuki awal tahun 80- an. Pada masa itu, kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan yang dikenal dengan program motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap telah berlangsung satu dasawarsa.

Kebijakan ini telah mendorong proses eksploitasi sumberdaya perikanan secara intensif. Dampak lanjutan dari proses yang demikian ini adalah timbulnya kelangkaan sumberdaya perikanan, konflik antar kelompok nelayan, kesenjangan social, kemiskinan, serta kerusakan ekosistem pesisir dan lautan.

Menurut Jafar Ginting 2001, kemiskinan merupakan kondisi antagonis dari kehidupan layak yang usianya sama dengan kehidupan manusia dimuka bumi ini. Kemiskinan itu bagaikan lingkaran setan yang telah melekat pada manusia karena perbedaan orientasi dan kepentingan yang berkaitan dengan dinamika sosial, ekonomi dan politik. Jika melihat lingkungan sekitar kita maka kondisi seperti yang disebutkan diatas tidak terlepas dari kondisi kehidupan para nelayan yang tinggal dikawasan

(8)

pesisir, ini terlihat jelas dari tingkat pendidikan yang rendah, kondisi fisik dan struktur pemukiman yang masih diliputi tekstur lingkungan yang kumuh serta keyakinan terhadap mitos masih mewarnai etos kerja nelayan sebagai faktor kultural yang mengayun nelayan pada penghasilan yang sama sekali belum memadai dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga nelayan tersebut.

2.3 Tingkat Kesejahteraan Nelayan

Konsep kesejahteraan nelayan yang digunakan selama ini masih mengandalkan pendapatan perkapita sebagai indikator. Seperti diketahui bahwa konsep kesejahteraan tersebut terkait di dalamnya konsep kemiskinan. Dimana ada dua kemiskinan yang digunakan yaitu “kemiskinan relatif” dan “kemiskinan absolut”. Kemiskinan relatif adalah ukuran bagaimana pendapatan itu terbagi diantara masyarakat pada suatu wilayah/lokasi. Sedangkan kemiskinan absolut adalah suatu ukuran minimal, dimana dapat dikatakan bahwa seseorang itu berada di bawah garis kemiskinan.

Beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan nelayan, antara lain:

rendahnya tingkat tekhnologi penangkapan; kecilnya skala usaha; belum efisiennya system pemasaran hasil ikan dan status nelayan yang sebagian besar adalah buruh. Dalam mengukur tingkat kesejahteraan nelayan ada beberapa indikator yang digunakan seperti indikator Perubahan Pendapatan Nelayan dan indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN). Konsep yang dilakukan Ditjen Pesisir dan Pulau – pulau Kecil (P3K) dalam melakukan penyusunan indikator kesejahteraan masyarakat pesisir adalah dengan menggunakan Konsep Pemetaan Kemiskinan

(9)

(Poverty Making). Tahap awal Ditjen P3K baru melakukan sampling di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara dan Pesisir Pantai Propinsi Jawa Timur (Ditjen P3K, 2004 (a): 5).

Peta kemiskinan di masyarakat pesisir dapat diukur dengan The Poverty Headcount Index. The Poverty Headcount Index menggambarkan persentase dari

populasi yang hidup di dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi per kapita di bawah garis kemiskinan. The Poverty Headcount Index yaitu kedalaman kemiskinan di suatu wilayah merupakan perbedaan rata – rata pendapatan orang miskin dari garis kemiskinan sebagai suatu proporsi dari garis kemiskinan tersebut dan The Severity of Poverty yang menunjukan kepelikan kemiskinan di suatu wilayah (Ditjen P3K, 2004 (a): 7).

2.3.1 Indikator tingkat kesejahteraan nelayan

Nilai Tukar Nelayan (NTN), yang pada dasarnya merupakan indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif. Oleh karena indikator tersebut juga merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsistensinya, NTN ini juga disebut sebagai Nilai Tukar Subsisten (Subsistence Terms of Trade).

Menurut Basuki, dkk (2001), NTN adalah rasio total pendapatan terhadap total pengeluaran rumah tangga nelayan selama periode waktu tertentu.

Dalam hal ini, pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan kotor atau dapat disebut sebagai penerimaan rumah tangga nelayan. NTN dapat dirumuskan sebagai berikut :

Et NTN = Yt

(10)

YNFt YFt

Yt= + EKt EFt

Et = +

Dimana :

YFt = Total penerimaan nelayan dari usaha perikanan (Rp) YNFt = Total penerimaan nelayan dari non perikanan (Rp) EFt = Total pengeluaran nelayan untuk usaha perikanan (Rp) EKt = Total pengeluaran nelayan untuk konsumsi keluarga nelayan (Rp)

t = periode waktu (bulan, tahun, dll)

Asumsi dasar dalam penggunanaan konsep NTN tersebut adalah semua hasil usaha perikanan tangkap dipertukarkan atau diperdagangkan dengan hasil sektor non perikanan tangkap. Barang non perikanan tangkap yang diperoleh dari pertukaran ini dipakai untuk keperluan usaha penangkapan ikan, baik untuk proses produksi (penangkapan) maupun untuk konsumsi keluarga nelayan. Pengeluaran subsisten rumah tangga nelayan dapat diklasifikasikan sebagai :

(a) konsumsi harian makanan dan miniman;

(b) konsumsi harian non makanan dan miniman;

(c) pendidikan;

(d) kesehatan;

(e) perumahan;

(f) pakaian; dan (g) rekreasi.

(11)

2.4 PNPM Mandiri – KP

2.4.1 Sejarah PNPM Mandiri – KP

Pengembangan masyarakat pesisir secara terfokus baru belum lama dilaksanakan di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan meskipun baru di bentuk pada bulan Oktober 1999, namun telah berusaha memberikan sumbangsihnya bagi peningkataan kesejahteraan masyarakat pesisir yang sebagian besar adalah keluarga petani ikan – nelayan miskin.

Salah satu sumbangsih yang dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan c.q. Direktorat Jenderal Pesisir dan pulau – pulau kecil adalah pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri - KP).

Mengawali tahun 2009 yang masih didera dengan persoalan krisis global, pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) membuat suatu gebrakan untuk mengatasi kejatuhan lebih dalam lagi dari masyarakat miskin kejurang kemiskinan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri - KP). Program ini merupakan awal proses integrasi program- program pemberdayaan di lingkup Departemen Kelautan dan Perikanan.

Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, sebelumnya telah banyak melaksanakan program-program serupa yang merupakan program yang diperuntukkan bagi pengurangan kemiskinan masyarakat kelautan dan perikanan diantaranya adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Dana Penguatan

(12)

Modal (DPM), Optimalisasi Usaha, Klasterisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dan bantuan-bantuan lainnya.

kegiatan-kegiatan pokok PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan sebagai berikut :

1). perencanaan pembangunan wilayah dan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis desa

2). pembangunan infrastruktur desa dan lingkungan

3). peguatan kapasitas sumberdaya manusia, kelembagaan dan aparat.

4). pemberdayaan masyarakat.

2.4.2 Pelaksanaan PNPM Mandiri - KP

Kegiatan dalam PNPM Mandiri - KP akan dilaksanakan melalui mekanisme Tugas Pembantuan (TP) mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008. Lokasi penerima harus memenuhi kriteria dengan prioritas sasaran desa miskin. PNPM Mandiri - KP diarahkan untuk memanfaatkan secara optimal kelembagaan masyarakat yang terbentuk melalui beberapa program sebelumnya, antara lain Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan, Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3), kelompok pengolah dan pemasar, kelompok pengolahan hasil perikanan, serta Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP).

Kegiatan dalam PNPM Mandiri-KP dilaksanakan melalui mekanisme Tugas Pembantuan (TP) , yang bertumpu pada pemerintah daerah kabupaten/kota. Tugas ini tidaklah ringan, dan kesuksesan

(13)

program PNPM Mandiri-KP sangat-sangat banyak akan di pengaruhi oleh kesiapan dan kesigapan pemerintah daerah (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota).

Perlu diperhatikan, jika program ini diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat nelayan/petani ikan, maka sebaiknya sasaran dari PNPM Mandiri - KP diarahkan kepada masyarakat nelayan/petani ikan miskin yang belum pernah tersentuh oleh bantuan. Jika tidak, maka yang terjadi adalah amal (charity), atau proyek (program yang diobyekkan), yang tidak mampu memberdayakan, tetapi justru dapat memperdayai masyarakat nelayan/petani ikan.

2.4.3 Dana Bergulir PNPM Mandiri – KP

Dana Bergulir yang diberikan oleh PNPM Mandiri – KP adalah dana yang dialokasikan PNPM Mandiri – KP untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berdasar pada sumber kelautan dan perikanan yang berada di bawah pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Dana Bergulir bertujuan untuk membantu perkuatan modal usaha guna pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan pengembangan ekonomi nasional.

Suatu dana dikategorikan sebagai Dana Bergulir PNPM Mandiri - KP jika memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. merupakan bagian dari keuangan negara dan daerah;

(14)

b. dicantumkan dalam APBN, APBD dan/atau laporan keuangan;

c. dimiliki, dikuasai, dan/atau dikendalikan oleh PA/KPA;

d. disalurkan/dipinjamkan kepada masyarakat/kelompok masyarakat, ditagih kembali dengan atau tanpa nilai tambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat (revolving fund);

e. ditujukan untuk perkuatan modal koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya; dan

f. dapat ditarik kembali pada suatu saat.

Dana Bergulir dapat bersumber dari:

a. rupiah murni;

b. hibah;

c. penarikan kembali pokok Dana Bergulir;

d. pendapatan dari Dana Bergulir;

e. saldo pokok pembiayaan yang diterima dari APBN; dan/atau f. sumber lainnya.

2.4.4 Visi

PNPM Mandiri - KP menjadi program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dengan meberdayakan masyarakat melalui pendayagunaan sumber daya lokal dan berbasis masyarakat.

(15)

2.4.5 Misi

1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), partisipasi masyarakat, pengembangan kegiatan ekonomi, penguatan modal daan penguatan kelembagaan social ekonomi masyarakat pesisir.

2. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya pesisir dan laut secara optimal, lestari dan berkelanjutan.

2.4.6 Tujuan Umum PNPM Mandiri - KP

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri - KP) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kwalitas sumberdaya manusia, penguatan kelembagaan sosial ekonomi dan penggalangan partisipasi masyarakat dengan mendayagunakan sumberdaya pesisir dan laut secara optimal dan berkelanjutan.

2.4.7 Tujuan Khusus PNPM Mandiri - KP

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat.

2. Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat pesisir yang terkait dengan sumberdaya pesisir dan laut.

(16)

3. Memperkuat kelembagaan ekonomi masyarakat dalam mendukung pengembangan wilayahnya.

4. Memicu bergeraknya usaha ekonomi produktif masyarakat di wilayah pesisir.

5. Mendorong bergeraknya mekanisme manajemen pembangunan masyarakat yang partisipatif dan transparan.

6. Mereduksi pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kondisi social ekonomi masyarakat pesisir melalui peningkatan dan penciptaan usaha produktif secara berkesinambungan.

2.4.8 Pendekatan Program

Dalam rangka mewujudkan tujuan PNPM Mandiri - KP, pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengembangan dan pelestarian pembangunan.

2. Kemitraan antara masyarakat, aparat pemerintah dan swasta dalam mengembangkan kegiatan.

3. Keswadayaan (kemandirian) masyarakat dalam pembangunan masyarakat dan wilayahnya.

2.4.9 Prinsip Pengelolaan dan Pengembangan

Prinsip-prinsip pengelolaan dan pengembangan PNPM Mandiri - KP adalah sebagai berikut:

(17)

1. Bertumpu pada pembangunan manusia

Pelaksanaan PNPM Mandiri-KP senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya.

2. Otonomi

Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri-KP, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan.

3. Desentralisasi

Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat sesuai dengan kapasitasnya

4. Berorientasi pada masyarakat miskin

Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

5. Partisipasi

Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan keputusan pembangnan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.

6. Kesetaraan dan keadilan gender

Laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang adil dan setara dalam setiap tahap pembangunan serta dalam menikmati hasil-hasil pembangunan.

(18)

7. Demokratis

Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.

8. Transparansi dan Akuntabel

Masyarakat harus diberikan akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan.

9. Prioritas

Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan berbagai sumberdaya yang terbatas secara optimal.

10. Kolaborasi

Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan, didorong untuk mewujudkan kerjasama kemitraan antar pemangku kepentingan dalam mengentaskan kemiskinan.

11. Keberlanjutan

Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini dan juga dimasa depan serta dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

12. Sederhana

Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola oleh masyarakat.

(19)

2.4.10 Kelompok Sasaran

Pemanfaatan Dana Ekonomi Produktif Masyarakat adalah kelompok masyarakat pesisir dan anggota masyarakat lainnya yang memiliki keterkaitan dengan sumberdaya pesisir dan laut dengan prioritas utama dari keluarga nelyan miskin.

2.4.11 Lokasi Sasaran

1. Desa/ kelurahan pesisir berpenduduk miskin relative lebih banyak.

2. Potensi sumberdaya pesisir dan laut untuk dikembangkan.

3. Kebijakan daerah yang memprioritaskan pengembangan sumberdaya pesisir dan laut.

2.4.12 Indikator Keberhasilan

Bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan Perikanan (PNPM Mandiri - KP) bisa dikatakan berhasil dengan indicator sebagai berikut:

1. Pembentukan Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3)

2. Pengelompokan masyarakat pesisir sebagai cikal bakal unit usaha yang disebut Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP)

3. Pengembangan Dana Ekonomi Produktif (DEP)

4. Kesejahteraan meningkat.

(20)

2.5 Modal

2.5.1 Pengertian Modal

Sejalan dengan perkembangan tekhnologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan, serta makin banyaknya perusahaan- perusahaan yang menjadi besar, maka modal mempunyai arti yang menonjol. Masalah modal dalam perusahaan merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir karena masalah modal mencakup berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli ekonomi belum memiliki kesamaan opini tentang pengertian modal. Menurut sejarahnya, pengertian modal pada mulanya adalah physical oriented. Artinya, modal sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut.

Dalam perkembangannya ternyata pengertian modal mulai bersifat non- physical oriented, artinya modal tersebut lebih ditekankan pada nilai dan

daya beli pemakai yang terkandung dalam barang-barang modal.

Berikut adalah pengertian modal dari beberapa pandangan:

1. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa baru.

2. A. Amonn J.von Komorzynsky memandang modal sebagai kekuasaan menggunakan barang-barang modal yang belum digunakan, untuk memenuhi harapan yang akan dicapainya.

3. Meij mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dineraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam

(21)

rumah tangga perusahaan dalamfungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.

2.5.2 Jenis-Jenis Modal

Jenis-jenis modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan kepemilikan, serta berdasarkan sifatnya:

a. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yakni modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan.

Sementara, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan, misalnya modal yang berasal dari pinjaman bank.

b. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkrit dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, mobil dan peralatan. Modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya, hak paten, nama baik, dan hak merek.

c. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya.

Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contonya

(22)

adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

d. Berdasarkan sifatnya modal terbagi atas modal tetap dan modal lancar.

Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relative lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi. Jenis modal ini dapat digunakan secara berulang-ulang, misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.

Modal lancar adalah modal yang hanya memberikan jasa sekali dalam proses produksi (baik dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebutuhan lain) sebagai penunjang usaha tersebut.

2.5.3 Peranan Modal dalam Perekonomian

Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang modal. Dalam perekonomian yang sagat premitif sekalipun, barang modal diperlukan. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang modal yang kompleks dan sangat tinggi produktifitasnya. Dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan harus terus berusaha memperbaiki tekhnik memproduksinya supaya tetap dapat mempertahankan daya persaingannya dan menjamin kelangsungan hidup usahanya ( Sukirno, 2005:376).

Untuk menjamin agar tekhnik memproduksinya tetap mengalami kemajuan dan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, investasi atau penanaman modal harus selalu dilakukan oleh perusahan. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana tersebut bersumber dari tabungan perusahaan, yaitu dana yang diperoleh dari keuntungan

(23)

yang tidak dibagikan. Disamping itu banyak pula perusahaan memperoleh dana tersebut dari meminjam dari pihak lain.

2.5.4 Pembentukan Modal

Pembentukan modal diartikan bahwa masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktifitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan-kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal:

perkakas dan alat-alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya, segala bentuk modal nyata yang dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya produktif. Inti proses itu kemudian ialah pengalihan sebagian sumberdaya yang sekarang ada pada masyarakat ke tujuan untuk meningkatkan persediaan barang modal begitu rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa depan (Jhingan, 2008:337 ).

Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama didalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse, lingkaran setan kemiskinan dinegara terbelakang dapat digunting melalui pembentukan modal.

Lebih jauh, pembentukan modal membuat pembangunan menjadi mungkin, kendati dengan penduduk yang meningkat. Pembentukan modal juga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Ia membantu memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduk yang makin meningkat. Kalau pembentukan modal menggunakan sumberdaya alam secara tepat dan pendirian berbagai jenis industri, maka tingkat pendapatan bertambah dan berbagai macam kebutuhan rakyat terpenuhi. Mereka menikmati berbagai macam komoditi, standar hidup meningkat, juga kesejahteraan ekonomi.

(24)

2.6 Jumlah Tanggungan Keluaraga

Jumlah anggota rumah tangga mencerminkan pengeluaran rumah tangga.

Jumlah anak yang tertanggung dalam keluarga akan berdampak pada besar – kecilnya pengeluaran suatu keluarga. Demikian juga anggota – anggota yang cacat maupun lanjut usia. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka bergantung kepada kepala keluarga. Anak – anak yang belum dewasa perlu di bantu biaya pendidikan, kesehatan dan biaya hidup lainnya.

Jumalah anggota yang di tanggung baik yang tinggal bersama dalam satu rumah maupun di tempat lain tetapi masih menjadi tanggung jawab rumah tangga tersebut. Jumlah angka keluarga menentukan jumlah kebutuhan keluarga.

Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Setiap individu mempunyai kebutuhan sendiri, sehingga dalam keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarganya banyak maka kebutuhannya akan banyak pula. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan.

Referensi

Dokumen terkait

450  TOTO  SURYA TOTO INDONESIA Tbk 

1) Sesuai dengan sifat accesoir dari Hak Tanggungan, adanya Hak Tanggungan tergantung pada adanya piutang yang dijamin pelunasannya. Oleh karena itu, apabila piutang

Cara yang efisien untuk memindahkan sampel dari jaring ke dalam botol yaitu pertama, melipat jaring yang berisi serangga secara langsung dan memasukkannya ke dalam “killing

Diduga ekstrak rosella mampu menghambat kerja enzim α-amilase dari pankreas babi pada berbagai kondisi ekstraksi, disebabkan ekstrak rosella memiliki kemampuan

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia serta kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Aktivitas Antioksidan

Meskipun sistem kesehatan di Inggris kini lebih dikenal dengan istilah National Health Service (NHS) suatu sistem kesehatan yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara

Syukur alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Gambaran Asupan Kalsium

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi masih