• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

Diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

b

OLEH:

JUMRATUN TRI NOVIANTI C121 14 046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis lafaskan kecuali ucapan puji dan syukur kehadirat Allah subhanah wa taala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Faktor- faktor yang berhubungan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar”. Demikian pula salam dan shalawat senantiasa tercurahkan untuk baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam, keluarga, dan para sahabat beliau.

Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian agar dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.

Penyusunan proposal ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak awal hingga akhir penyusunan proposal ini. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti dapat diatasi.

Oleh karena itu dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta saya ayahanda H. Abdullah, S. Sos dan Ibunda Dra. Hj. Zubaidah, Hj. Fatma serta Kakanda Musdalifah S. Pd, Ardi Rahmawan, S. Kom dan adik Putri Madinatul Munawarah yang telah banyak mencurahkan rasa cinta dan sayangnya yang tak ternilai selama ini serta selalu memberikan dukungan beserta do’a. Pada

(6)

vi kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pula kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. selaku Rektor Universitas Hasanuddin yang senantiasa selalu mengusahakan dalam membangun serta memberikan fasilitas terbaik di Universitas Hasanuddin.

2. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

3. Wa Ode Nur Isnah, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing 1 dan Arnis Puspitha, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing 2 yang senantiasa memberikan masukan, arahan, serta motivasi dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. A. Masyita Irwan S. Kep., Ns., MAN., Ph.D selaku penguji 1 dan Silvia Malasari S.Kep.,Ns.,MN selaku penguji 2 yang senantiasa memberikan masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, Staf Akademik, Staf Perpustakaan Program Studi Ilmu Keperawatan, Staf Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang banyak membantu selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

6. Kasma, Murni, Leha, Andis, Mawa atas dukungan, masukan dan bantuannya.

7. Dian Safitri Musytari, S. KG dan Moh. Gifari S atas dukungan, dorongan untuk terus maju dan menyelesaikan proposal ini.

8. Teman seperjuangan dan satu bimbingan (Aisyah Girindra, Irfani Syafri, Andi Pramesti Ningsih, Rezky, Nur Ayuana Andini, Rima Ruliani Marali, Dwi

(7)

vii Maudlitha) yang selalu mengingatkan dan menemani selama proses bimbingan proposal.

9. Teman-teman angkatan 2014 CRAN14L, terimakasih telah menemani dan menguatkan dari awal perjalanan sampai akhir.

10. Teman-teman KKN PK Angkatan 56 kelurahan Tanuntung kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba (K’Radi, Reni, Novi, Ririn, Foren, Lanny, Dian, Arez, Giff) atas dukungan dan motivasinya.

Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis tentunya tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Hamba-Nya yang senantiasa membantu sesamanya.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa peneliti hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, karena sesungguhnya kebenaran sempurna hanya milik Allah semata.

Maka dari itu peneliti senantiasa mengharapkan masukan yang konstruktif sehingga peneliti dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

(8)

viii ABSTRAK

Jumratun Tri Novianti. C12114046. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR. Di bimbing oleh Wa Ode Nur Isnah dan Arnis Puspitha

Latar Belakang :Lansia mengalami berbagai gejala akibat penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Salah satu upaya pemerintah dalam mendukung kesehatan lansia telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 pasal 4 tahun 2003 dimana pemerintah menjamin kesehatan yang optimal tidak terkecuali lansia. Berdasarkan undang-undang tersebut maka dibentuk posyandu lansia.

Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan, dukungan keluarga, pelayanan tenaga kesehatan, motivasi, tingkat pendidikan dan jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Metode penelitian :Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah 246 lansia dengan pengambilan sampel proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.

Hasil :Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah dan pelayanan tenaga kesehatan dengan tingkat kemaknaan α> 0.05.

Kesimpulan : tidak ada hubungan anatara pengetahuan, dukungan keluarga, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah dan pelayanan tenaga kesehatan terhadap partisipasi lansia pada posyandu lansia

Kata Kunci : Lansia, Partisipasi Lansia pada Posyandu Lansia Sumber Literatur : 40 Kepustakaan (2007 – 2017)

(9)

ix ABSTRACT

Jumratun Tri Novianti. C12114046. FACTORS RELATING TO PARTICIPATION OF ELDERLY AT ELDERLY POSYANDU IN WORKING AREA OF PUSKESMAS KASSI- KASSI MAKASSAR.In guiding by Wa Ode Nur Isnah and Arnis Puspitha

Background: The elderly experience a variety of symptoms due to decreased biological, psychological, social and economic functions. One of the government's efforts in supporting elderly health has been regulated in health law No.23 paragraph 4 of 2003 in which the government guarantees optimal health is not the exception of the elderly. Based on the law, an elderly monthly health check up was established.

Research Objective: To know the correlation of knowledge factor, family support, health care service, motivation, education level and distance of home with elderly participation at monthly health chech up elderly in working area of Puskesmas Kassi- kassi Makassar.

Research method: This research is quantitative by using cross sectional approach. The sample size was 246 elderly with proportionate stratified random sampling. Data collection techniques using questionnaires. Data analysis used is univariate analysis and bivariate analysis using Chi Square with significance level p <0,05.

Results: The results showed that there was no correlation between knowledge, family support, motivation, education level, home distance and health care services with significance level α>

0.05.

Conclusion:No correlation between knowledge, family support, motivation, education level, home distance and health care servicesof participation elderly monthly health check up.

Keywords:Elder people, monthly health check up Source of Literature:40 Literature (2007 - 2017)

(10)

x DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR BAGAN... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………7

A. Tinjauan Tentang Lansia ... 7

B. Tinjauan Tentang Posyandu Lansia ... 11

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Lansia pada Posyandu Lansia ... 16

BAB IIIKERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 23

A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesis ... 24

BAB IVMETODE PENELITIAN ... 25

A. Rancangan Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi Penelitian dan Sampel ... 25

D. Alur Penelitian ... 29

(11)

xi

E. Variabel Penelitian ... 30

F. Uji Validitas ... 34

G. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data ... 35

H. Etika Penelitian ... 36

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

Lampiran 1. Informed Concent ... 61

Lampiran 2. Lembar Concent………….……70

Lampiran 3. Koesioner penelitian ... 63

Lampiran 4. Uji Validitas dan Reabilitas………...…78

Lampiran 5.Master Tabel Penelitian……....…………...………...86

Lampiran 6. Hasil Uji SPSS………...…..116

(12)

xii DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ………23

Bagan 4. 1 Alur Penelitian ………..………..29

(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 :Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

Tabel 5.2 :Distribusi Responden Berdasarkan pengetuahan, dukungan keluarga, pendidikan, dukungan keluarga, motivasi, pelayanan tenaga kesehatan dan jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Tabel 5.3 :Distribusi Responden Berdasarkan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Tabel 5.4 :Hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga, pelayanan tenaga kesehatan, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, masyarakat Indonesia khususnya lanjut usia mengalami barbagai gejala akibat terjadinya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan tersebut memberikan dampak pada kesehatan lanjut usia. Terjadinya proses menua di kehidup manusia merupakan hal wajar yang dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang. Perkembangan kehidupan lanjut usia yang diharapkan mencakup penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari (Tamher & Noorkasiani, 2009).

Secara global angka kehidupan lansia di dunia akan terus meningkat. Proporsi penduduk lansia di dunia pada tahun 2013 mencapai 13,4 %, pada tahun 2050 diperkirakan meningkat menjadi 25,3 % dan pada tahun 2100 diperkirakan mencapai 35,1 % dari total penduduk (Kemenkes, 2016). Proporsi lansia di Indonesia pada tahun 2013 mecapai 8,9 %, pada tahun 2050 diperkirakan mencapai 21,4 %, dan pada tahun 2100 diperkirakan hingga 41% dari total penduduk (Kemenkes, 2016).

Adapun sebaran penduduk lansia tertinggi di Indonesia pada tahun 2015 yaitu Provinsi DI Yogyakarta (13,4%) dan terendah adalah Provinsi Papua (2,8%), sedangkan Sulawesi Selatan mendapatkan nomor urut ke enam (Kemenkes, 2016). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar (2015), wilayah kerja puskesmas yang banyak lansia yaitu pertama

(15)

2 Puskesmas Kassi-kassi 6.231 orang, kedua Puskesmas Kaluku bodoa 5.478 orang dan ketiga Puskesmas Sudiang 4.280 orang.

Peningkatan populasi lansia ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lanjut usia sehingga dapat berperan dalam membangun kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2016). Salah satu kebijakan pemerintah yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas seperti memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses, memberikan dukungan atau bimbingan pada lanjut usia dan keluarga secara berkesinambungan (continuum of care), melakukan pelayanan secara pro-aktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas (Kemenkes, 2016).

Salah satu upaya pemerintah dalam mendukung kesehatan masyarakat telah diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 pasal 4 Tahun 2003 dimana pemerintah menjamin derajat kesehatan masyarakat yang optimal tidak terkecuali lansia (Sunaryo, dkk., 2015). Berdasarkan Undang- Undang tersebut maka dibentuk posyandu lansia. Posyandu atau pos pelayanan terpadu ini terbentuk sejak tahun 1984. Setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu di bentuk, jumlah posyandu yang tercatat sebanyak 25.000 posyandu, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 266.827 posyandu (Kemenkes, 2011).

(16)

3 Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar tingkat primer. Posyandu lansia ini merupakan suatu wadah pelayanan kesehatan usia lanjut dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kebutuhan dan inisiatif masyarakat itu sendiri (Permenkes, 2015). Pelayanan yang dapat diberikan yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan labolatorium sederhana, pemberian makanan tambahan dan kegiatan olahraga seperti senam (Permenkes, 2016).

Pemanfaatan posyandu lansia ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia (Artinawati, 2014). Namun kebanyakan lansia tidak mematuhi adanya hal tersebut terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti, E (2013) yang menyebutkan bahwa partisipasi lansia kurang karena adanya faktor pengetahuan, sehingga promosi tentang diadakannya posyandu lansia perlu digalakkan oleh petugas kesehatan (Handayani, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tahun 2017 didapatkan data bahwa jumlah lansia yang terdaftar di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar pada bulan Agustus 2017 sebanyak 613 orang yang berasal dari 6 kelurahan dengan jumlah posyandu

(17)

4 sebanyak 12 posyandu. Jumlah lansia di Kelurahan Bonto Makkio yang terdaftar 98 orang dan yang hadir pada kegiatan posyandu lansia sebanyak 46 orang, di Kelurahan Kassi-kassi yang terdaftar 100 orang dan yang hadir sebanyak 48 orang, di Kelurahan Tidung yang terdaftar 106 orang dan yang hadir sebanyak 60 orang, di Kelurahan Mapala yang terdaftar 105 orang dan yang hadir sebanyak 38 orang, di Kelurahan Bantabantaeng yang terdaftar 102 orang dan yang hadir sebanyak 36 orang, di Kelurahan Karunrung yang terdaftar 102 orang dan yang hadir sebanyak 34 orang.

Berdasarkan uraian diatas, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi lansia posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Pelayanan kesehatan usia lanjut seperti posyandu lansia merupakan suatu hal yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, mutu kehidupan lansia serta dapat mendeteksi penyakit yang di derita oleh lansia tetapi masih banyak lansia yang tidak mematuhi adanya hal tersebut.

Sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

(18)

5 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi- kassi Kota Makassar.

b. Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

c. Diketahuinya hubungan antara pelayanan tenaga kesehatan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

d. Diketahuinya hubungan antara motivasi dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

e. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

(19)

6 f. Diketahui hubungan antara jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia.

2. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia sehingga bisa meningkatkan partisipasi lansia ke posyandu lansia.

b. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil peneliti ini diharapkan bisa menjadikan masukan dalam penelitian yang sama atau lebih.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Lansia 1. Definisi Lansia

Menua merupakan suatu hal yang berhubungan dengan bertambahnya usia seseorang. Proses menua dapat dilihat dengan perubahan fungsi organ yang dimiliki orang tersebut. Semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin menua dan semakin menurun pula fungsi organnya. Fungsi organ yang memiliki usia di atas 70 tahun tentu berbeda dengan fungsi organ yang masih berusia 30 tahun (Sunaryo, dkk., 2015).

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses degeneratif (Kemenkes, 2016). Menjadi lansia adalah proses yang alami dan tidak dapat dihindari. Semakin bertambahnya usia, fungsi tubuh juga mengalami kemunduran, sehingga lansia lebih mudah terganggu kesehatannya, baik fisik maupun kesehatan jiwa (Sofia & Gusti, 2017).

(21)

8 2. Klasifikasi lansia

Klasifikasi lansia menurut WHO dalam Dewi (2014) terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

a. Elderly (60-74 tahun) b. Old (75-90 tahun) c. Very old (>90 tahun )

3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Menurut Padila (2013) Perubahan yang terjadi pada lansia yaitu:

a. Sistem kardiovaskuler

1) Elastis dinding aorta menurun.

2) Perubahan miokar, atrofi menurun.

3) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

4) intrinsik output menurun.

b. Sistem gastrointestinal

1) Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya makanan menjadi lebih kurang.

2) Proses perubahan protein menjadi pepton terganggu karena sekresi asam lambung berkurang dan rasa lapar juga berkurang.

(22)

9 c. Sistem respiratori

1) Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2) Menurunnya aktivitas dari silia.

3) Alveoli menjadi kurang elastis dan lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang berfungsi d. Sistem muskuloskeletal

1) Penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot.

2) Ukuran otot mengecil.

3) Sel otot yang mati akan digantikan oleh jaringan ikat dan lemak.

4) Kekuatan otot menurun.

e. Sistem endokrin

1) Produksi hormon hampir semua menurun.

2) Pertumbuhan pituitary ada tetapi lebih rendah.

3) Menurunnya produksi aldosteron.

4) Menurunnya sekresi hormone gonads, progesterone, estrogen dan testosterone.

f. Sistem integument 1) Kulit keriput.

2) Kulit kering dan kurang elastis

(23)

10 3) Kelenjar-kelenjar keringat mulai tidak bekerja

dengan baik.

4) Menurunnya aliran darah dalam kulit.

g. Sistem neurology

1) Lambat dalam waktu untuk berpikir.

2) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih terhadap perubahan suhu dan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

3) Kurang terhadap sentuhan.

h. Sistem genetourinari

1) Otot-otot pengatur fungsi saluran kencing menjadi lemah.

2) Frekuensi buang air kecil meningkat.

3) Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%.

4) Fungsi tubulus menurun akibatnya kurang kemampuan mengkonsentrasi urine.

i. Sistem sensori

1) Mengalami penurunan kemampuan pendengaran.

2) Mata kurang mampu melihat secara fokus objek yang dekat bahkan ada yang menjadi rabun.

3) Indera mengecap, perasa, penciuman kurang sitivitas.

(24)

11 B. Tinjauan Tentang Posyandu Lansia

1. Sejarah posyandu

Posyandu dilakukan secara massal untuk pertama kali oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saat itu posyandu tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1990, terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang peningkatan pembinaan mutu posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan mutu pengelolaan posyandu (Permenkes, 2011).

2. Pengertian posyandu

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut yang berada disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Sunaryo, dkk., 2015).

Menurut Kemenkes (2014) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, dimana proses

(25)

12 pembentukan dan pelayanannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat dan organisasi sosial lainnya dengan memberikan pelayanan kesehatan pada upaya preventif dan promotif.

Posyandu lansia juga memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olahraga, dan pelayanan lain yang dibutuhkan oleh lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Posyandu Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia dimasyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri dan dilaksanakan bersama oleh masyarakat, lintas sektor, swasta dan organisasi sosial dengan memperhatikan upaya promotif dan preventif (Permenkes, 2015).

3. Sasaran Posyandu lansia

Sasaran posyandu lansia menurut Sunaryo,dkk., (2015) a. Sasaran langsung

1) Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) 2) Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)

3) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun keatas) b. Sasaran tidak langsung

1) Keluarga dimana usia lanjut berada

2) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut 3) Masyarakat luas

(26)

13 4. Tujuan posyandu lansia

Secara garis besar, posyandu lansia bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Adanya posyandu lansia dipandang sangat bermanfaat tetapi pada kenyataannya pelayanan kesehatan lansia kurang berjalan dengan baik. Kerjasama yang baik antar masyarakat, kader posyandu dan petugas kesehatan dapat mendorong tercapainya target pemanfaatan posyandu yang optimal. Maka dari itu, selain kerjasama yang baik maka perlu diberikan informasi yang tepat kepada lansia mengenai program posyandu dan pentingnya pemanfaatan posyandu (Ismawati, 2010, dikutip dalam Octaviani, 2012).

Pembentukan posyandu lansia bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia dan meningkatkan peran serta masyarakat swasta dalam memberikan pelayanan kesehatanusia lanjut (Erfandi, 2008 dikutip dalam Sumirat, 2011). Selain itu, posyandu lansia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga serta mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antar masyarakat usia lanjut (Artinawati, 2014).

(27)

14 5. Kegiatan posyandu lansia

Kegiatan posyandu lansia yaitu upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat Menurut (Permenkes, 2015) yaitu:

a. Promotif

Yaitu upaya peningkatan kesehatan lansia, misalnya penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

b. Preventif

Yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya penyakit dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.

c. Kuratif

Yaitu upaya mengobati penyakit yang sedang diderita oleh lansia.

d. Rehabilitatif

Yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pada lansia.

6. Mekanisme pelayanan posyandu lansia

Mekanisme pelayanan posyandu lansia (permenkes, 2015)yaitu:

a. Meja 1 : Pendaftaran.

(28)

15 b. Meja 2 : pencatatan kegiatan sehari-hari, penimbangan berat

badan dan pengukuran tinggi badan.

c. Meja 3 : Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan status mental.

d. Meja 4 : pemeriksaan air seni dan kadar darah (labolatorium sederhana).

e. Meja 5 : pemberian penyuluhan dan konseling.

7. Pelayanan kesehatan di posyandu lansia

Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di posyandu menurut (Permenkes, 2015) yaitu :

a. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan laboratorium sederhana, pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada keluhan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan, penyuluhan dan kunjungan rumah oleh kader dan tenaga kesehatan bagi anggota kelompok lanjut usia yang tidak datang dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (home care).

b. Pemberian makanan tambahan (PMT).

Kegiatan olahraga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.

(29)

16 c. Kegiatan non kesehatan di bawah bimbingan sektor lain seperti kegiatan kerohanian, arisan, kegiatan ekonomi produktif, berkebun, forum diskusi, penyaluran hobi dan lain- lain.

f. Kendala pelaksanaan posyandu lansia

Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu (Sunaryo dkk, 2015).

a. Pengetahuan lansia tentang pemanfaatan posyandu.

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu

d. Sikap yang baik terhadap petugas kesehatan

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Lansia pada Posyandu Lansia

Faktor-faktor yang berubungan dengan partisipasi lansia pada kegiatan posyandu lansia antara lain:

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi jasmani dan rohani sedangkan faktor eksternal yaitu pendidikan, paparan

(30)

17 informasi atau media massa, ekonomi, hubungan sosial, dan pengalaman (Dwi & dwi, 2016).

Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang temasuk dalam hal kesehatan akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Pengetahuan atau kognitif merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih terarah dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, dengan pengetahuan yang bagus tentang posyandu lansia, lansia menjadi tertarik untuk datang ke posyandu lansia (Mimik, R &

Endang, 2013).

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu lansia ini dapat diperoleh dari pengalaman lansia tersebut, dengan menghadiri posyandu lansia, lansia akan mendapatkan promosi kesehatan tentang berbagai macam kegiatan-kegiatan posyandu yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan lansia (Sumirat, 2011). Sedangkan pengetahuan yang kurang tentang melakukan kunjungan ke posyandu lansia didukung oleh kurangnya informasi yang didapat oleh lansia, baik dari teman, keluarga, media massa maupun tenaga kesehatan.

Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Sumirat, 2011).

(31)

18 2. Tingkat pendidikan

Menurut (Indonesia, 2015) pendidikan ada dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan atas dan peguruan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal yaiu jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilakukan secara terstruktur dan berjenjang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi pemanfaatan kesehatan oleh individu. Status pendidikan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan karena status pendidikan akan mempengaruhi kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan. Sehingga promosi tentang diadakannya posyandu lansia perlu digalakkan oleh petugas kesehatan dengan harapan lansia termotivasi dalam pemanfaatan posyandu lansia.

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap memberikan respon terhadap sesuatu. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang rasional terhadap informasi yang datang, akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari hal tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempersempit wawasan seseorang sehingga makin sulit

(32)

19 untuk menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya (Dwi & dwi, 2016).

Menurut Yuliani, Agustina, Rahmawati (2015) Salah satu upaya untuk menyebarkan informasi atau meningkatkan pengetahuan seseorang yaitu dengan upaya memberikan pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara baik itu berupa ceramah, diskusi, penyuluhan, seminar dan lainnya. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.

Penelitian yang dilakukan oleh Novayenni, Sabriani, Jumaini (2015) yaitu memberikan pendidikan kesehatan berupa informasi untuk mengunjungi posyandu lansia kepada lansia yang rata-rata berpendidikan sekolah dasar.

3. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan posyandu lansia sebab dengan motivasi dan bantuan keluarga tentunya lansia akan lebih mudah dalam memanfaatkan pelayanan lansia yang telah disediakan. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lansia lupa jadwal posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala masalah bersama lansia (Faiza, dkk, 2012 dikutip dalam Suryana, Amareta, &

Andrianto, 2016).

(33)

20 Hampir 85% aktivitas lansia dilakukan dirumah, dilingkungan keluarga. Tidak mudah bagi para lansia untuk mengubah cara hidup menyesuaikan dengan kondisi kecatatan. Mereka butuh waktu untuk mengerti, memahami dan menerima kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Dukungan positif dari keluarga menjadi dorongan semangat bagi lansia (Permenkes, 2015).

Dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga yaitu dukungan informasi: mencakup pemberian nasehat, usul, saran, petunjuk- petunjuk dan pemberian informasi. Dukugan penilaian: mencakup bimbingan umpan balik dan menengahi pemecahan masalah, memberikan support, perhatian. Dukungan instrumental: mencakup sebuah pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istrahat yang cukup. Dukungan emosional: mencakup dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan keluarga menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat mengembangkan kecenderungannya dalam hal-hal positif, sehingga lansia akan nyaman dan lebih tenang (Kresnawati &

Karinah, 2010).

4. Motivasi

Motivasi lansia mengikuti posyandu lansia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

(34)

21 a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri individu tersebut. Motivasi intrinsik muncul karena adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan menunjukkan adanya kekurangan yang dapat dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada tindakannya (Koemono, 2005 dikutip dalam Suliastiningsih, 2016).

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi karena adanya rangsangan atau pengaruh dari luar. Rangsangan tersebut dari dukungan keluarga, teman bergaul maupun lingkungan (Suryabrata, 2005 dikutip dalam Sumirat, 2011).

5. Pelayanan Tenaga Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2006) dikutip dalam Sumirat (2011) promosi kesehatan dari petugas kesehatan pada kahikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu dengan harapan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Adanya promosi kesehatan dari petugas kesehatan diharapkan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia akan meningkat, sehingga keinginan untuk aktif dalam kegiatan posyandu lansia menjadi lebih besar atau dengan kata lain lansia akan lebih aktif dalam posyandu. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan

(35)

22 di posyandu lansia yaitu pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan, kegiatan lain yang sesuai kebutuhan lansia dan Pemberian Makanan Tambahan (PTM) dengan memperhatikan aspek kesehatan, gizi lanjut usia dan olahraga seperti senam lanjut usia (Nugraha, 2016).

6. Jarak rumah

Jarak merupakan seberapa jauh jarak dari rumah ke posyandu yang diperlukan lansia untuk mendatangi posyandu. Jarak rumah dengan lokasi posyandu akan mempengaruhi keikutsertaan lansia pada saat posyandu. Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu (Sunaryo, dkk., 2015). Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia dikatakan jauh apabila lebih dari 1 km dan dikatakan dekat apabila kurang dari 1 km (Suratno, 2016).

(36)

23 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teoritis yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka serta masalah penelitian maka dapat disusun kerangka konsep penelitian dalam skema sebagai berikut :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka Konsep.

Keterangan:

: Variabel yang diteliti Pengetahuan

Tingkat pendidikan

Partisipasi lansia di posyandu lansia Dukungan keluarga

Motivasi Lansia Pelayanan tenaga kesehatan

Jarak rumah

(37)

24 B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia

2. Ada hubungan antara dukungan keluargadengan partisipasi lansia pada posyandu lansia

3. Ada hubungan antara pelayanan tenaga kesehatan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia

4. Ada hubungan antara motivasidengan partisipasi lansia pada posyandu lansia

5. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia

6. Ada hubungan antara jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia

(38)

25 BAB IV

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Dimana peneliti mencari hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga, pelayanan tenaga kesehatan, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia (Imron, 2014).

B. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2015, wilayah kerja puskesmas yang memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar. Sehingga peneliti melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017 -Januari 2018.

C. Populasi Penelitian dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua lansia yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar yaitu sebanyak 613 orang.

(39)

26 2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar. Cara pengumpulan sampel yang digunakan yaitu proportionate stratified random sampling. proportionate stratified random sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2014).

proportionate stratified random sampling digunakan karena telah diketahui jumlah populasi dari tempat yang akan dijadikan tempat penelitian. Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi penelitian, maka di gunakan rumus slovin:

n = 𝑁

1+𝑁 (𝑒)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

e = Presisi yang ditetapkan (tingkat kepercayaan) berdasarkan rumus penentuan jumlah sampel di atas, adapun perhitungannya sebagai berikut:

N = 613

e = ditetapkan 0,05 sebagai penyimpangan dalam pemakaian sampel sebesar 5%

1 = bilangan konstan

(40)

27 Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampel dapat ditentukan menjadi:

n = 613

1+ 613(0,05)2

n = 613

1+613 (0,0025)

n = 613

1+1,5325

n = 613

2,5325

n = 242,05

Karena nilai n yang didapatkan adalah 242,05 maka dibulatkan menjadi 243.

Jumlah ukuran sampel perkelurahan, sebagai berikut:

Nc = Nc x n N Keterangan :

N : Populasi

Nc : Populasi dalam cluster n : Sampel

nc : sampel dalam cluster

a. Besar sampel di KelurahanB. Makkio N = 98 x 243 = 38,84 39 613

(41)

28 b. Besar sampel di Kelurahan Kassi-Kassi

N = 100 x 243 = 39,64 40 613

c. Besar sampel di Kelurahan Tidung N = 106 x 243 = 42,01 43

613

d. Besar sampel di Kelurahan Mapala N = 105 x 243 = 41,62 42

613

e. Besar sampel di Kelurahan Banta-bantaeng N = 102 x 243 = 40,43 41

613

f. Besar sampel di Kelurahan Karunrung N = 102 x 243 = 40,43 41

613

Adapun kriteria inkluasi pada penelitian ini yaitu:

a. Kriteria Inklusi

1) Berusia 60 tahun ke atas

2) Lansia yang terdaftar di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar

3) Bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi

Lansia yang memiliki gangguan pendengaran

(42)

29 D. Alur Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi yang berjumlah 613 orang

Memberikan Informed Consent, termasuk menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian

Sampel diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling menggunakan rumus slovin yaiu 246 orang. Terdapat 1

orang lansia yang menolak berpartisipasi pada posyandu lansia dengan alasan sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Mengumpulkan data menggunakan kuesioner

Pengolahan dan analisis data menggunakan spss

Hasil dan pembahasan

Bagan 4.1 Alur Penelitian Kesimpulan dan saran

(43)

30 E. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian a. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, dukungan keluarga, pelayanan tenaga kesehatan, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu partisipasi lansia pada posyandu lansia.

2. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif a. Pengetahuan

Yang dimaksud pengetahuan lansia adalah segala sesuatu yang diketahui oleh lansia tentang pengertian posyandu lansia, manfaat posyandu lansia, jenis kegiatan posyandu lansia, manfaat KMS.

Responden diminta untuk mengisi angket tentang pengetahuan yang diukur melalui lembar kuesioner metode skala Guttman, menggunakan nilai tengah yang terdiri dari 7 item pertanyaan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda Cheklist (√) pada kolom pada pilihan a, b, c, d, e dengan nilai maksimal 7 dan minimal 3,5.

Kriteria Objektif:

Baik : jika nilai ≥ 3,5 Kurang : jika nilai <3,5

(44)

31 b. Tingkat pendidikan

Yang dimaksud tingkat pendidikan disini adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani oleh lansia. SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Responden diminta untuk mengisi angket tentang pendidikan yang pernah dijalaninya secara formal.

Kriteria objektif:

Tinggi : jika pendidikan lansia ≥ SMA Rendah : jika pendidikan lansia <SMA c. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah jawaban responden tentang perhatian keluarga terhadap partisipasi lansia pada saat posyandu lansia.

Responden diminta untuk mengisi angket tentang dukungan keluarga yang pernah dilakukan yang diukur dengan lembar kuisioner metode Skala likert menggunakan nilai tengah yang terdiri dari 7 item pertanyaan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda Cheklist (√) pada kolom Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak pernah dengan nilai maksimal 28 dan nilai minimal 14.

Kriteria Objektif:

Baik : jika nilai ≥ 14 Kurang : jika nilai < 14

(45)

32 d. Motivasi lansia

Motivasi adalah keinginan lansia untuk memeriksa kesehatannya secara teratur diposyandu lansia. Responden diminta untuk mengisi angket tentang motivasi untuk memeriksa kesehatannya yang diukur melalui lembar kuesioner metode Skala likert menggunakan nilai tengah yang terdiri dari 4 pertanyaan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda Cheklist (√) pada kolom Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak pernah dengan nilai maksimal 16 dan minimal 8.

kriteria objektifnya :

Baik : jika nilai ≥ 8 Kurang : jika nilai < 8 e. Pelayanan Tenaga Kesehatan

Pelayanan tenaga kesehatan adalah jawaban responden tentang bagaimana petugas kesehatan memberikan informasi kesehatan, perilaku petugas kesehatan, pelayanan kesehatan kepada lansia.

Responden diminta untuk mengisi angket tentang palayanan tenaga kesehatan yang diukur melalui lembar kuesioner metode Skala likert menggunakan nilai tengah yang terdiri dari 7 pertanyaan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda Cheklist ( √ ) pada kolom Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak pernah dengan nilai maksimal 28 dan nilai minimal 14.

(46)

33 Kriteria objektifnya :

Baik : jika nilai ≥ 14 Kurang : jika nilai < 14 f. Jarak rumah

Jarak tempat tinggal adalah jarak yang ditempuh mulai dari rumah sampai ke posyandu.

Kriteria Objektif

Jauh : jika ≥ 1 km Dekat : jika <1 km

g. Partisipasi Lansia pada Posyandu Lansia

Partisipasi lansia pada posyandu lansia adalah lansia yang datang dan mengikuti kegiatan posyandu dengan nilai maksimal 12 dan nilai minimal 6.

Kriteria Objektif:

Aktif : jika lansia datang ke posyandu ≥6 kali dalam satu tahun

Tidak aktif : jika lansia datang ke posyandu <6 kali dalam satu tahun

F. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner untuk mengukur motivasi terdiri dari 4 pertanyaan, kuesioner pelayanan tenaga kesehatan terdiri dari 7 pertanyaan, kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 7 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala likert yaitu

(47)

34 selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah yang dinilai dengan skor 4 jika menjawab selalu, skor 3 jika menjawab sering, skor 2 jika menjawab kadang-kadang dan skor 1 jika menjawab tidak pernah. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 7 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, d dan e. Kuesioner ini menggunakan skala Guttman yang dinilai dengan skor 1 jika menjawab dengan benar, dan skor 0 apabila responden tidak dapat menjawab dengan benar. Sedangkan tingkat pendidikan dan jarak rumah terdapat didata demografi.

G. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran suatu instrument. Dimana instrument yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur oleh peneliti (Sugiyono, 2014). Uji coba dilaksanakan pada tanggal 25-27 Desember 2017 di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Hasil uji menunjukkan bahwa 11 item pertanyaan dari faktor pengetahuan terdapat 4 pertanyaan tidak valid yaitu nomor 2 dengan nilai r tabel 0,176, nomor 4 dengan nilai r tabel 0,292, nomor 7, 10 dengan nilai r tabel kurang dari r product moment yaitu 0,456 terhadap 19 responden. Faktor dukungan keluarga dari 8 pertanyaan terdapat 1 pertanyaan tidak valid yaitu nomor 4 dengan nilai r tabel 0,396. Faktor pelayanan tenaga kesehatan dari 9 pertanyaan terdapat 2 pertanyaan tidak valid yaitu nomor 7 dengan nilai r tabel 0,439 dan nomor 10 dengan nilai r tabel 0,245. Faktor motivasi dari 5 pertanyaan terdapat 1 pertanyaan tidak valid yaitu nomor 3 dengan nilai r

(48)

35 tabel 0,130. Pertanyaan yang dinyatakan tidak valid kemudian dieliminiasi untuk menentukan nilai alpha cronbach’s.

Dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach’s>0,60 sampai mendekati 1 (Sugiyono, 2016). Hasil uji reabilitas pada faktor pengetahuan didapatkan nilai alpha cronbach’s0,691. Faktor dukungan keluarga didapatkan nilai alpha cronbach’s 0,701. Faktor pelayanan tenaga kesehatan didapatkan nilai alpha cronbach’s 0,677. Faktor motivasi didapatkan nilai alpha cronbach’s 0,693.

H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Rancangan Pengolahan Data

a) Editing

Pada penelitian ini, setelah data terkumpul akan dilanjutkan dengan kegiatan editing yaitu dengan memeriksa setiap kuesioner yang diisi mengenai kebenaran data yang sesuai dengan variabel, serta pemeriksaan terhadap ukuran/dimensi dan dijelaskan data serta pembuktiannya

b) Coding (Pengkodean)

Proses pemberian kode-kode pada jawaban responden dan ukuran-ukuran yang diperoleh dari unit analisis sesuai dengan rancangan awal.

c) Tabulasi Data

Mengelompokkan data ke dalam suatu tabel menurut sifat- sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

(49)

36 d) Cleaning

Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah terdapat kesalahan, ketidaklengkapan, serta dilakukan koreksi.

2. Analisa Data

Analisi univariat dalam penelitian ini yaitu menggunakan tabel distribusi frekuesi.

I. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti prinsip etik penelitian berdasarkan Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan dalam (Jasaputra & Santosa, 2008) adalah sebagai berikut :

1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for persons) dimana peneliti mempertimbangkan hak-hak calon partisipan untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang berisi penjelasan-penjelasan untuk memberitahukan maksud dan tujuan penelitian kepada partisipan dan disertai dengan halaman persetujuan yang akan ditandatangani oleh calon partisipan jika menyetujui penelitian tersebut.

2. Berbuat baik (beneficence) dimana peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang

(50)

37 bermanfaat semaksimal mungkin bagi partisipan dan dapat dijeneralisasikan ditingkat populasi dengan tipologi yang serupa.

3. Tidak merugikan (nonmaleficence) dimana peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi partisipan. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka partisipan dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, maupun stres. Selain itu peneliti juga memberikan kenyamanan kepada partisipan (protection from discomfort) dengan menetapkan tempat wawancara sesuai keingingan partisipan sehingga partisipan dapat leluasa mengungkapkan pengalamannya tanpa ada pengaruh lingkungan.

4. Mempertahankan prinsip keadilan (justice) dimana peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak partisipan untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian

(51)

38 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan, pendidikan, dukungan keluarga, motivasi, pelayanan tenaga kesehatan dan jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 246 responden.

Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 28 Desember 2017 – 15 Januari 2018.

Setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan data dan kemudian data diolah, maka berikut ini peneliti akan menyajikan analisa data univarial setiap variabel dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentasi, analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dari varial dependen dan independen dengan menggunakan uji chi square

(52)

39 1) Karakteristik demografi responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar (n=246)

Karakteristik Demografi F %

Usia

60-74 tahun (Elderly) 75-90 tahun (old)

>90 tahun (very old)

205 38 3

83,3 15,4 1,2 Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

146 100

59,3 40,7 Pendidikan terakhir

Tinggi Rendah

119 127

48,4 51,6 Pekerjaan

Tidak bekerja IRT

Pensiunan Wiraswasta Pengusaha Buruh Pedagang Tukang pijit Wartawan Petani Ketring Pelaut Karyawan Tukang sampah Bentor

83 85 52 5 1 4 7 1 2 1 1 1 1 1 1

33,7 34,6 21,1 2,0 0,4 1,6 2,8 0,4 0,8 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Jarak rumah ke posyandu

Dekat (1km) Jauh (>1km)

245 1

99,6 0,4

1. Jumlah kunjungan pertahun

2. Aktif (≥6 kali) 3. Tidak aktif (<6 kali)

4 242

1,6 98,4

Data Primer: 2018

Tabel 5.1 menjelaskan tentang distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi resonden. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden terbanyak berusia 60-74 tahun sebanyak 205 orang (83,3%), jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 146 orang (59,3%), pendidikan terakhir responden rendah sebanyak 127 orang (51,6%), pekerjaan terbanyak IRT

(53)

40 sebanyak 85 (34,6%), jarak rumah ke posyandu lebih banyak dekat yaitu sebanyak 245 orang (99,6%), dan sebagian besar responden tidak aktif mengunjungi posyandu lansia yaitu sebanyak 242 orang (98,4%).

2) Analisis univariat

a. Variabel Independen

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan, dukungan keluarga, pendidikan, dukungan keluarga, motivasi, pelayanan tenaga kesehatan dan jarak rumah dengan

partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar (n=246)

Variabel Independen Frekuensi (f) Persentasi (%)

Pengetahuan

Baik 129 52,4 Kurang 117 47,6

Dukungan keluarga

Baik 230 93.5 Kurang 16 6,5

Pelayanan tenaga kesehatan

Baik 211 85,8 Kurang 35 14,2 Motivasi

Baik 234 98,8

Kurang 3 1,2 Pendidikan terakhir

Tinggi 119 48,4 Rendah 127 51,6

Jarak rumah

Dekat 245 99,6 Jauh 1 0,4

Tabel 5.2 menjelaskan tentang distribusi responden berdasarkan pengetahuan. Hasil penelitian ini didapatkan sebagian responden pengetahuannya baik yakni sebanyak 129 orang (85,5%), berdasarkan dukungan keluarga sebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga baik sebanyak 230 orang (93,5%), berdasarkan pelayanan tenaga kesehatan sebagian besar responden mendapatkan pelayanan tenaga kesehatan baik sebanyak 211 orang (85,8%),

(54)

41 berdasarkan motivasi sebagian besar responden memiliki motivasi baik 243 orang (98,8%), berdasarkan tingkat pendidikan sebagian responden memiliki tingkat pendidikan rendah 127 orang (51,6), berdasarkan jarak rumah sebagian besar responden memiliki jarak rumah dekat 245 orang (99,6%).

b. Variabel dependen

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar (n=246)

Variabel Independen Frekuensi (f) Persentasi (%)

Partisipasi

Aktif 4 1,6

Tidak aktif 242 98,4

Data Primer: 2018

Tabel 5.2 menjelaskan tentang distribusi responden berdasarkan partisipasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak aktif berpartisipasi pada posyandu lansia sebanyak 242 orang (98,4%).

(55)

42 3) Analisis bivariat

a. Hubungan pengetahuan, dukungan keluarga, pelayanan tenaga kesehatan, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Tabel 5.4

Hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga, pelayanan tenaga kesehatan, motivasi, tingkat pendidikan, jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu

lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar (n=246)

Variabel

Partisipasi

Nilai p

Aktif Tidak aktif Total

N % n % N %

Pengetahuan

Baik 3 2,3 126 99,7 4 1,6

0,362

Kurang 1 0,9 116 99,1 242 98,4

Dukungan Keluarga

Baik 4 1,7 226 98,3 4 1,6 0,595

Kurang 0 0 16 100 242 98,4

Pelayanan tenaga kesehatan

Baik 4 1,9 207 98,1 4 1,6 0,411

Kurang 0 0 35 100 242 98,4

Motivasi

Baik 4 1,6 239 98,4 4 1,6

0,823

Kurang 0 0,0 3 100 242 98,4

Tingkat pendidikan

Tinggi 2 1,7 117 98,3 4 1,6 0,984 Rendah 2 1,6 125 98,4 242 98,4

Jarak rumah

Jauh 4 1,6 241 98,4 2 1,6 1,6 0,897 Dekat 0 0,0 1 1 242 98,4

Tabel 5.4 menjelaskan tentang partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar responden yang pengetahuanya baik dan tidak aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (99,7%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dan aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (0,9%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p=0,362, hal ini berarti nilai p<α(0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan pengetahuan dengan

(56)

43 partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Sebagian besar responden yang mendapat dukungan keluarga baik dan tidak aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (98,3%). Sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga kurang dan aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (1,7%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p=0,595, hal ini berarti nilai p>α(0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi- kassi Kota Makassar.

Sebagian besar responden menyatakan pelayanan tenaga kesehatan baik dan tidak aktif berpastisipasi pada posyandu lansia (98,2%). Sedangkan responden yang menyatakan pelayanan tenaga kesehatan kurang baik dan aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (0,0%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p=0,411, hal ini berarti nilai p<α(0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan pelayanan tenaga kesehatan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Sebagian besar responden memiliki motivasi baik dan tidak aktif berpastisipasi pada posyandu lansia (98,1%). Sedangkan responden yang memiliki motivasi kurang dan aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (0,0%).

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p=0,823 hal ini berarti nilai p>α (0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan motivasi dengan partisipasi

(57)

44 lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Sebagian besar responden memiliki pendidikan tinggi dan tidak aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (98,3%). Sedangkan responden yang memiliki pendidikan rendah dan aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (1,6%).

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p=0,984 hal ini berarti nilai p> α(0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan tingkat pendidkan dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Sebagian responden memiliki jarak rumah dekat dan tidak aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (1%). Sedangkan responden yang memiliki jarak rumah jauh dan aktif berpartisipasi pada posyandu lansia (1,6%). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p=0,897 hal ini berarti nilai p>α(0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan jarak rumah dengan partisipasi lansia pada posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

keluarga dalam upaya untuk pengendalian hipertensi. Alat ukur yang digunakan kuesioner. Skala pengukuran nominal. Tingkat pengetahuan adalah kemampuan lansia dalam memahami tentang

proportional sampling dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap, pekerjaan, psikologis, tenaga.. kesehatan, dukungan

Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap pasien, motivasi pasien, dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis paru

Penelian ini melihat faktor-faktor yang yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Sikapak Kota Pariaman tahun 2015, antara lain

Tidak ada hubungan faktor umur, pendidikan, paritas, pendapatan, sikap, jarak rumah ke fasilitas kesehatan dan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, status pekerjaan, interval kehamilan, dukungan keluarga, sikap petugas serta riwayat kehamilan sebelumnya dengan pemanfaatan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri (2012), berdasarkan uji statistik diketahui ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan p=0,001, jumlah anggota keluarga p=0,001, pelatihan p=0,001, dukungan tenaga kesehatan p=0,001 berhubungan dengan pemberdayaan keluarga