45 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Tahap Studi Pendahuluan a. Potensi dan Masalah
Tahap awal dari penelitian pengembangan adalah penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi nilai. Tahap penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di sekolah dan proses penilaian di sekolah. Keterlaksanaan pembelajaran di sekolah meliputi aktivitas pembelajaran yang melibatkan aktivitas guru dan peserta didik. Data dan informasi pada tahap ini dikumpulkan dengan cara analisis kebutuhan suatu instrumen penilaian dalam pembelajaran Fisika. Analisis kebutuhan pada penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Karangpandan dengan subyek siswa kelas X dan guru Fisika SMA. Jenis data yang diperoleh pada tahapan ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari angket terbuka, wawancara, dan observasi. Kisi-kisi instrumen pengambilan data diadopsi dari Hayes (2016) dan juga ada yang dikembangkan oleh peneliti yang kelayakannya dinilai oleh dosen pembimbing. Adapun rangkuman dari hasil penelitian tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Fisika
Peneliti melakukan penelitian awal terhadap kegiatan pembelajaran Fisika di SMA untuk mengetahui pengalaman guru melibatkan peserta didik dalam praktik pembelajaran. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sejalan dengan terintegrasinya Science and Engineering Practices (SEPs) dalam NGSS. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses pembelajaran yang dominan yaitu masih pembelajaran secara tradisional. Sedangkan yang paling jarang dilaksanakan yaitu mengumpulkan data dan menganalisisnya (Prihati,
2019). Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan terlibat dalam praktik pembelajaran secara efektif.
Pembelajaran Fisika di SMA Negeri Karangpandan secara umum masih menitikberatkan pada rumus dan teori sehingga siswa merasa jenuh dan terbebani dengan banyak hafalan rumus. Hal tersebut menyebabkan timbulnya paradigma pada peserta didik bahwa pembelajaran Fisika hanyalah kumpulan rumus dan hitungan yang sulit.
2) Proses Penilaian Pembelajaran Fisika
Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama proses pembelajaran. Tiga pilar tersebut antara lain perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (Muchtar, 2010). Oleh karena itu, penilaian harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Sistem penilaian harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan model dan strategi pembelajaran (Alfian et al., 2015).
Guru melakukan penilaian sesuai dengan indikator yang diturunkan dari KD dan KI Kurikulum. Berdasarkan hasil observasi, guru melakukan penilaian mencakup tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru melakukan pengembangan penilaian pengetahuan sesuai dengan indikator. Namun indikator pada kompetensi sikap dan keterampilan belum terukur. Penilaian keterampilan dilakukan ketika ada kegiatan laboratorium atau praktikum. Sedangkan penilaian sikap dilakukan dengan pengamatan setiap pertemuan ada yang tanpa instrumen penilaian.
Penilaian yang dilakukan guru sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas X. Beberapa sudah menerapkan soal HOTS untuk memotivasi peserta didik dan melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Namun dalam proses pembelajaran peserta didik belum dilatih untuk melakukan analisis data. Sehingga penilaian yang dilakukan belum terintegrasi dengan model pembelajaran yang
digunakan. Sehingga penilaian menjadi bagian yang terpisahkan dari kegaitan pembelajaran.
Keterbatasan waktu yang tidak seimbang dengan kepadatan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik menjadi kendala bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Dari hasil observasi ditemukan instrumen penilaian khususnya sikap dan keterampilan yang dimiliki guru bersifat umum untuk semua mata pelajaran yang dikembangkan oleh tim kurikulum sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan studi literatur, kemudian dikembangkan sebuah instrumen penilaian autentik yang mengintegrasikan tiga aspek penilaian sikap, pengetahuan keterampilan yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.
b. Pengumpulan Data
Berdasarkan tahap potensi dan masalah, data-data dikumpulkan dengan studi literatur dan telaah kurikulum. Hasil yang didapatkan di lapangan adalah instrumen penilaian autentik sudah tersedia di lapangan namun belum disesuaikan dengan sintaks pembelajaran yang digunakan terutama pada penilaian sikap. Pada tahap ini informasi berkaitan inkuiri terbimbing dipelajari secara mendalam berikut sintak-sintak yang diusulkan oleh peneliti sebelumnya. Informasi terkait komponen-komponen Science and Engineering Practice oleh the Next Generation Science Standard (NGSS) juga dipelajari kesesuaiannya dengan sintak inkuiri terbimbing.
Telaah kurikulum dilakukan untuk mempelajari capaian kompetensi yamg terjabarkan dalam KI, KD dan indikator pada materi Hukum Newton dan kesesuaiannya dengan NGSS.
2. Pengembangan Produk a. Penyusunan Draf Produk
Tahap selanjutnya adalah tahap penyusunan draf produk yang meliputi penetapan kompetensi dan penetapan teknik penilaian, dan penyusunan produk.
1) Penetapan Kompetensi
Kurikulum yang digunakan di sekolah pada Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah Kurikulum 2013 Revisi 2016. Pengembangan instrumen penilaian autentik ini disusun berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berikut ini:
a) Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksinsecaranefektif dengan lingkungan sosialndan alam dalam jangkauanrpergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, proseduralnberdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajiannyang spesifik sesuai dengan bakat danrminatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahnkonkret dan ranah abstraknterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampunmenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
b) Kompetensi Dasar (KD)
3.7 Menganalisisninteraksi pada gaya serta hubungan antara gaya, massa dan gerakmlurus benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.7 Melakukannpercobaan berikut presentasimhasilnya terkait gaya serta hubungan gaya, massa dan percepatan dalam gerak lurus benda dengan menerapkan metode ilmiah
Selain menyesuaikan dengan Kurikulum 2013, penyusunan instrumen penilaian autentik ini juga berorientasi pada NGSS. Proses
pembelajaran pada instrumen penilaian ini mengikuti Performance Expectations (PEs) dari NGSS. Hasil analisis PEs yang sesuai dengan KD 3.7 dan 4.7 yaitu:
HS-PS2-1 Menganalisis data untuk mendukung pernyataan bahwa hukum gerak kedua Newton menjelaskan hubungan matematika antara gaya total pada objek makroskopik, massanya, dan percepatannya
HS-PS2-3 Menerapkan SEPs untuk merencanakan dan melaksanakan penyelidikan serta menyusun penjelasan dan merancang solusi dalam masalah Hukum Newton tentang gerak.
Adapun dimensi Science and Engineering Practices (SEPs) yang diintegrasikan dalam penyusunan instrumen ini adalah Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6).
Selanjutnya indikator disusun berdasarkan KD, PEs dan SEPs.
Indikator pembelajaran yang disusun meliputi indikator kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.
2) Pemetaan Teknik Penilaian Autentik
Teknik penilaian autentik yang digunakan diuraikan dalam Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Teknik Penilaian Autentik
Kompetensi Teknik Penilaian Instrumen Sikap Jurnal
Observasi
Jurnal pengamatan sikap spiritual Lembar observasi sikap ilmiah Pengetahuan Tes Tertulis Soal tes tertulis : pilihan ganda Keterampilan Unjuk Kerja atau
Praktik
Rubrik penilaian praktik
(observasi); Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
b. Penyusunan Produk
Tahap pengembangan Instrumen penilaian selanjutnya adalah tahap penyusunan produk. Instrumen penilaian autentik yang dikembangkan mengharuskan adanya keterpaduan antara sistem penilaian dengan pembelajaran. Teknik penilaian autentik yang sudah ditentukan selanjutnya digunakan untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai. Model inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran dengan bimbingan guru. Model inkuiri terbimbing dengan metode ekpserimen, demonstrasi, dan diskusi kelompok sesuai untuk teknik penilaian observasi, tes, dan unjuk kerja/praktik.
Produk awal dari pengembangan instrumen penilaian autentik ini berupa rancangan awal produk (draf 1). Draf instrumen penilaian autentik terintegrasi SEPs NGSS pada materi Hukum Newton tentang gerak ini meliputi penilaian kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap ilmiah, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
1) Penilaian Sikap
Berdasarkan Panduan Penilaian Tahun 2017 untuk SMA,”pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan BudinPekerti dan PPKn dibelajarkan secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak pengiring (nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada KI-1 dan KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-3 dan KD pada KI-4.”
Meskipun demikian penilaian sikap spiritual dan sikap sosial harus dilakukan secara berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru Bimbingan dan Konseling (BK) dan wali kelas, melalui observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Sehingga dalam pembelajaran Fisika, penilaian sikap sosial dapat berbentuk penilaian sikap ilmiah yang terintegrasi dengan proses pembelajaran.
a) Penilaian Sikap Spiritual
Teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian sikap spiritual adalah jurnal. Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari peserta didik. Catatan hal-hal sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Sehingga penilaian sikap spiritual tidak hanya berhenti pada penilaian 1 KD namun berkesinambungan selama proses pembelajaran.
Tabel 4.2 Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual Peserta Didik
b) Penilaian Sikap Ilmiah
Penilaian sikap ilmiah diterapkan selama proses pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan SEPs NGSS.
Penilaian sikap ilmiah meliputi lima sintaks inkuiri terbimbing antara lain merumuskan masalah, menyusun hipotesis, pengumpulanan data, analisis data, dan kesimpulan. Indikator sikap ilmiah diturunkan dari aspek sikap-sikap atau karakter yang akan ditanamkan pada peserta didik. Sedang komponen SEPs NGSS yang diintregasikan adalah Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6).
Tabel 4.3. Hasil Pengembangan Indikator Penilaian Kompetensi Sikap Komponen
Inkuiri Terbimbing
Aspek Sikap
Komponen
SEPs Indikator
Merumuskan Masalah
Cermat
Planning and Carrying Out Investigation
Mengamati fenomena untuk merumuskan masalah dengan cermat Membuat
Hipotesis
Rasa ingin tahu
Menyusun hipotesis berdasarkan rasa ingin tahu tentang fenomena yang diamati
Merencanakan Kegiatan
Peduli Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu orang lain saat merancang kegiatan
Percaya diri
Berpendapat dan
melakukan kegiatan tanpa ragu
No Waktu Nama Siswa
Catatan Perilaku
Butir Sikap
Rencana Tindak
Lanjut 1.
2.
3.
4.
5.
...
Komponen Inkuiri Terbimbing
Aspek Sikap
Komponen
SEPs Indikator
Mengumpulkan Data
Teliti
Analyzing and Interpreting
Data
melakukan pengamatan dan pengukuran saat penyelidikan dengan teliti
Disiplin Melaksanakan kegiatan
penyelidikan dengan efektif dan efisien waktu Tanggun
g jawab
Merawat dan
mengembalikan alat setelah melakukan penyelidikan
Menganalisis Data
Jujur Analyzing and Interpreting
Data Constructing
Explanation
Membuat penjelasan dan laporan sesuai data
Kritis Menganalisis hasil
penyelidikan dengan bukti-bukti yang kuat dan teori yang mendukung Mengambil
Kesimpulan
Jujur Constructing Explanation
Membuat penjelasan dan laporan sesuai data 2) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan menggunakan teknik tes dengan instrumen soal tes pilihan ganda. Instrumen kompetensi pengetahuan disusun sesuai dengan indikator pembelajaran yang diturunkan menjadi indikator soal. Indikator disesusuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan dengan aspek SEPs NGSS. Komponen SEPs NGSS yang diintregasikan dalam instrument penilaian adalah Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6).
3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan juga tidak lepas dari proses pembelajaran, sehingga instrumen penilaian keterampilan juga terintegrasi dengan metode inkuiri dan SEPs NGSS. Penilaian keterampilan meliputi lima sintaks inkuiri terbimbing antara lain merumuskan masalah, menyusun hipotesis, pengumpulanan data, analisis data, dan kesimpulan. Indikator sikap ilmiah diturunkan dari aspek sikap-
sikap atau karakter yang akan ditanamkan pada peserta didik. Sedang komponen SEPs NGSS yang diintregasikan adalah Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6).
Tabel 4.4. Hasil Pengembangan Indikator Penilaian Kompetensi Keterampilan
Sintaks Inkuiri Terbimbing
Komponen
SEPs Indikator
Merumuskan Masalah
Planning and Carrying Out Investigation
Peserta didik membuat rumusan masalah sesuai fenomena yang disajikan
Membuat Hipotesis Peserta didik membuat hipotesis sesuai rumusan masalaah yang dirumuskan
Merencanakan Kegiatan
Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
Peserta didik menyusun langkah kerja
Melaksanakan Kegiatan
Peserta didik melaksanakan penyelidikan sesuai rancangan yang telah dibuat
Mengumpulkan Data
Analyzing and Interpreting
Data
Peserta didik mengumpulkan data Peserta didik menganalisis data yang telah diperoleh
Mengambil
Kesimpulan Constructing Explanation
Peserta didik membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data
4) Perangkat Pendamping Instrumen Penilaian Autentik
Perangkat pendamping dari instrumen penilaian autentik ini berupa silabus, RPP, dan LKPD. Prinsip penilaian yang tidak boleh lepas dari proses pembelajaran membutuhkan perangkat pembelajaran sesuai dan mendukung teknik penilaian yang dilakukan.
c. Validasi Draf Produk
Kisi-kisi instrumen validasi dapat dilihat pada Lampiran 4.
1) Validasi Istrumen Penilaian
Draf produk yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli yaitu 2 dosen Pascasarjana UNS, 2 Guru SMA, dan 2 teman sejawat.
Nilai rata-rata hasil validasi oleh ahli dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Berdasarkan Tabel 4.5., maka hasil validasi instrumen secara umum masuk dalam kategori layak dengan revisi sebelum diujikan pada reviewer dan peer reviewer.
Tabel 4.5. Hasil Validasi Isi Draft I Penilaian Autentik Terintegrasi SEPs NGSS pada Pembelajaran Fisika
Jenis Draf Ahli Reviewer Peer
Reviewer
Rata
-rata Kategori
I II I II I II
Desain Penilaian Autentik
3,88 3,65 3,88 3,77 3,65 3,69 3,76 Sangat baik Penilaian
Sikap 4,00 3,60 4,00 3,50 3,70 3,80 3,77 Sangat baik Penilaian
Pengetahuan 3,66 3,53 3,97 3,72 3,75 3,69 3,72 Sangat baik Penilaian
Keterampilan 4,00 3,50 4,00 4,00 3,75 3,75 3,83 Sangat baik Instrumen penilaian tidak bisa lepas dari perangkat pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di lapangan membutuhkan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja, dan instrument penilaian. Perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, RPP, dan LKPD merupakan produk pendamping yang terlampir dari rancangan produk awal yang divalidasi. Hasil vaidasi perangkat pembelajaran disajikan dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Jenis
Perangkat
Ahli Reviewer Peer
Reviewer Rata-
rata Kriteria
I II I II I II
Silabus 3,71 3,14 4,00 3,71 3,57 3,71 3,64 Sangat baik RPP 3,36 3,11 4,00 3,75 3,72 3,69 3,61 Sangat baik LKPD 3,50 3,50 4,00 3,75 3,63 3,50 3,65 Sangat baik Rata-rata 3,52 3,25 4,00 3,74 3,55 3,63 3,63 Sangat baik Adapun analisis sintak inkuiri terbimbing untuk penilaian sikap disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Analisis Sintak Inkuiri Terbimbing pada Penilaian Sikap Sintak Inkuiri
Terbimbing
Ahli Reviewer Peer Reviewer
Rata
-rata Kategori I II I II I II
Merumuskan
Masalah 4 3 4 3 3 4 3,50 Sangat baik
Membuat
Hipotesis 4 3 4 4 3 4 3,67 Sangat baik
Merencanakan
Kegiatan 8 8 8 6 8 7 3,75 Sangat baik
Mengumpulkan
Data 12 10 12 11 12 12 3,45 Sangat baik
Menganalisis
Data 8 8 8 7 8 7 3,83 Sangat baik
Mengambil
Kesimpulan 4 4 4 4 3 4 3,83 Sangat baik
Adapun analisis sintak inkuiri terbimbing untuk penilaian keterampilan disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Analisis Sintak Inkuiri Terbimbing pada Penilaian Keterampilan
Sintak Inkuiri Terbimbing
Ahli Reviewer Peer
Reviewer Rata -rata
Kategori I II I II I II
Merumuskan
Masalah 4 3 4 4 4 4 3,83 Sangat baik
Membuat
Hipotesis 4 3 4 4 4 3 3,67 Sangat baik
Merencanakan
Kegiatan 8 8 8 8 8 7 3,92 Sangat baik
Mengumpulkan
Data 4 4 4 4 3 4 3,83 Sangat baik
Menganalisis
Data 8 6 8 8 8 8 3,83 Sangat baik
Mengambil
Kesimpulan 4 4 4 4 3 4 3,83 Sangat baik
2) Revisi Desain
Tahap revisi desain dilakukan berdasarkan saran yang diperoleh dari tahap validasi desain. Saran masukan serta hasil revisi terdapat pada Lampiran 6.
d. Pengujian Produk 1) Uji Coba Skala Kecil
Uji coba produk dilakukan kepada 34 siswa kelas X IPA 6 SMAN Karangpandan. Uji coba skala kecil dilakukan untuk menguji instrumen penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.
a) Instrumen Penilaian Sikap
Uji validitas dan reliabilitas penilaian sikap dianalisis menggunakan program SPSS 16.0. Nilai kevalidan ditentukan dari Corectedd Item-Total dan nilai reliabilitas ditentukan dari Cronbach’s Alpha. Hasil uji validitass dan reliabilitas instrumen penilaian sikap ditunjukkan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian Sikap
Komponen Inkuiri Terbimbing
Komponen SEPs
Aspek Sikap
Nomor Indikator
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha
Merumuskan Masalah
Planning and Carrying Out Investigation
Cermat 1 0,444 0,743
Membuat Hipotesis
Rasa ingin tahu
2 0,870 0,717
Merencanakan Kegiatan
Peduli 3 0,387 0,750
Percaya diri
4 0,349 0,756
Mengumpulkan Data
Analyzing and Interpreting
Data
Teliti 5 0,329 0,761
Disiplin 6 0,456 0,741
Tanggung jawab
7 0,528 0,732
Menganalisis Data
Jujur 8 0,870 0,717
Constructing Explanation
Kritis 9 0,267 0,773
Mengambil Kesimpulan
Jujur 10 0,372 0,756
Koefisien Reliabilitas 0,764
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa ada 2 item penilaian sikap yang tidak valid karena nilai r kurang dari r tabel. R
tabel untuk testee 34 adalah 0.339. Nilai relabilitas instrument penilaian sikap adalah 0,764 yang menunjukkan bahwa seluruh tem pernyataan pada penilaian sikap reliabel.
b) Instrumen Penilaian Pengetahuan
Uji validitas dan reliabilitas instrumen penilaian sikap dianalisis menggunakan teori tes modern dengan program QUEST.
Hasil uji dengan program ini dapat menampilkan nila reliabilitas soal, daya pembeda, taraf kesukaran dan keefektifan pengecoh. Nilai validitas dan reliabilitas ditentukan pada format .sh dengan nilai P untuk taraf kesukaran, nilai pt-biserial untuk indeks daya pembeda, nilai internal concistency untuk nilai reliabilitas, dan INFIT Mean of Suqare (INFIT MNSQ) untuk kesesuaian item tes dengan model. Soal dikatakan sesuai atau fit apabila memenuhi batas kisaran INFT MNSQ dari 0,77 sampai 1,30. Hasil analisis butir soal dari output format sh yang pertama menunjukkan reliabitas item ditunjukkan pada Gambar 4.1 dan reliabilitas case atau testee pada Gambar 4.2.
Gambar 4.1. Hasil Output pada Format .sh Program Quest Berdasarkan Estimasi Item
Nilai reliabilitas berdasarkan estimasi item Wrigh & Master (1982) disebut dengan reliabilitas sampel. Semakin tinggi nilainya semakin banyak item yang fit dengan model. Dengan mean INFIT MNSQ 1,00 artinya secara keseluruhan item sesuai dengan model Rash (Aminah, 2017). Reliabilitas item 0,90 (Gambar 4.1) menunjukkan reliabilitas cukup memuaskan atau sangat baik.
Reliabilitas case 0,60 (Gambar 4.2) menunjukkan bahwa reliabilitas case dalam kategori sedang.
Gambar 4.2 Hasil Output pada Format .sh Berdasarkan Estimasi Case (Testee)
Gambar 4.3 menunjukkan nilai threshold. Khusus skala dikotomus (soal pilihan ganda) sama besarnya dengan tingkat kesukaran item secara umum dalam pengertian sebagai difficulties index. Dari Gambar 4.3 dapat diperoleh informasi bahwa yang paling
sukar adalah item nomor 8 dan 17 dan yang paling mudah adalah item nomor 11, 12, dan 29. Setiap X mewakili 1 testee/person.
Gambar 4.3. Nilai Threshold Uji Coba Skala Kecil
Gambar 4.4 menunjukkan item yang fit atau cocok dengan model Rasch atau model 1-PL dengan batas penerimaan ≥0,77 sampai
≤1,30. Dari gambar 4.4 artinya ada 1 item nomor 1 yang tidak fit dengan model Rasch karena berada di daerah <0,77 sedangkan item lainnya sudah fit dengan model.
Gambar 4.4. Hasil Nalisis Kecocokan Item dengan Model Rasch Uji Coba Skala Kecil
Rangkuman untuk taraf kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas distraktor pada masing-masing item disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Analisis Butir Soal Pengujian Skala Kecil
No Soal
Kriteria
Daya Pembeda Taraf Kesukaran Keefektifan Distraktor Angka Kategori Angka Kategori
1 0,65 Sangat baik 0,58 Sedang Efektif
2 0,25 Cukup 0,78 Mudah Efektif
3 0,45 Sangat baik 0,53 Sedang C E tidak efektif
4 0,14 Jelek 0,58 Sedang Efektif
5 0,30 Baik 0,35 Sukar Efektif
6 0,09 Jelek 0,48 Sukar D E tidak efektif
7 0,25 Cukup 0,33 Sukar D tidak efektif
8 0,03 Jelek 0,03 Sangat sukar Efektif
9 0,19 Jelek 0,91 Sangat mudah C D E tidak efektif
10 0,52 Sangat baik 0,54 Sedang Efektif
11 0,20 Cukup 0,97 Sangat mudah A C E tidak efektif 12 0,20 Cukup 0,97 Sangat mudah A C E tidak efektif
13 0,61 Sangat baik 0,48 Sukar Efektif
14 0,33 Baik 0,81 Sangat mudah Efektif
No Soal
Kriteria
Daya Pembeda Taraf Kesukaran Keefektifan Distraktor Angka Kategori Angka Kategori
15 0,35 Baik 0,56 Sedang B C tidak efektif
16 0,22 Cukup 0,60 Sedang E tidak efektif
17 0,11 Jelek 0,06 Sangat sukar E tidak efektif 18 0,53 Sangat baik 0,54 Sedang E tidak efektif
19 0,06 Jelek 0,57 Sedang B E tidak efektif
20 0,37 Baik 0,12 Sangat sukar E tidak efektif
21 0,07 Jelek 0,79 Mudah Efektif
22 0,61 Sangat baik 0,72 Mudah C E tidak efektif
23 0,17 Jelek 0,58 Sedang B tidak efektif
24 0,06 Jelek 0,41 Sukar D E tidak efektif
25 0,39 Baik 0,26 Sangat sukar Efektif
26 0,18 Jelek 0,76 Mudah D tidak efektif
27 0,58 Sangat baik 0,67 Sedang Efektif
28 0,13 Jelek 0,51 Sedang A tidak efektif
29 0,28 Cukup 0,97 Sangat mudah C D E tidak efektif
30 0,23 Cukup 0,11 Sangat sukar Efektif
31 0,38 Baik 0,44 Sukar A E tidak efektif
32 0,16 Jelek 0,26 Sangat sukar Efektif
Nilai pt-biserial menunjukkan nilai daya pembeda suatu item.
Suatu item dapat diterima jika daya pembeda bernilai >0,29. Suatu tem perlu diperbaiki atau direvisi apabila nilai daya pembeda ≤0,29.
Item dapat dikatakan reliabel jika nilai internal consistency ≥ 0,7.
Berdasarkan Gambar 4.1., nila reliabilitas item 0,90, sehingga item dikatakan reliabel. Ebel (1972) mengatakan bahwa alat ukur yang memiliki koefisien reliabilitas 0,8 sudah baik (Aminah, 2017).
Kriterian soal dikatakan baik yaitu: (1) butir soal yang memiliki tingkat kesukaran 0,30 – 0,80 dikatakan baik (Budiyono, 2011); (2) butir yang memiliki daya pembeda lebih besar dari 0,2 dikatakan baik (Aminah, 2017); (3) distraktor dikatakan berfungsi manakala paling tidak dipilih oleh seorang peserta tes dari kelompok rendah (Aminah, 2017). Kesimpulan dari daya pembeda dan taraf kesukaran disajikan dalam Tabel 4.11 dan Tabel 4.12.
Tabel 4.11. Kesimpulan DayarPembeda Butir Soal Indeks daya
pembeda
Nomor Soal Evaluasi
≥ 0,40 1, 3, 10, 13, 18, 22, 27 Bagus sekali
0,30 – 0,39 5, 14, 15, 20, 25, 31 Sedang
0,20 – 0,29 2, 7, 11, 12, 16, 29, 30 Cukup
< 0,20 4, 6, 8, 9, 17, 19, 21, 23, 24, 26, 28, 32 Tidak bagus (Azwar, 2013) Tabel 4.12. Kesimpulan Taraf Kesukaran Butir Soal
Indeks Kesukaran Nomor Soal Keterangan 0,00 ≤ P < 0,30 8, 17, 20, 25, 30, 32 Soal direvisi 0,30 ≤ P < 0,50 5, 6, 7, 13, 24, 31 Soal dipakai 0,50 ≤ P < 0,70 1, 3, 4, 10, 15, 16, 18, 19, 23,
27, 28
Soal dipakai 0,70 ≤ P ≤ 0,80 2, 21, 22, 26 Soal dipakai 0,80 <P ≤ 1,00 9, 11, 12, 14, 29 Soal direvisi (Budiyono, 2011) Berdasarkan kriteria keputusan penulisan item adalah: (1) Soal diterima, jika memenuhi sebua kriteria, soal terlalu sulit maupun terlalu mudah namun daa beda dan distribusi pengecoh memenuhi kriteria; (2) Soal direvisi, jika salah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakteristik tidak diterima; (3) Soal ditolak, jika tidak memenuhi semua kriteria (Ekawati, 2010). Berdasarkan analisis hasil uji coba skala kecil dan pendapat beberapa ahli, kesimpulan dari analisis butir soal pada uji coba skala kecil in disajikan pada Tabel 4. 13.
Tabel 4.13. Keputusan Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Skala Kecil Keputusan Nomor Soal
Soal diterima 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 25, 27, 28, 29, 30, 31
Soal direvisi 8, 9, 17, 19, 21, 23, 24, 26, 32 c) Instrumen Penilaian Keterampilan
Uji validitas dan reliabilitas instrumen penilaian keterampilan dianalisis menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penilaian sikap ditunjukkan pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan
Komponen Inkuiri Terbimbing
Komponen
SEPs Indikator
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha
Merumuskan Masalah
Planning and Carrying Out Investigation
Peserta didik membuat rumusan masalah sesuai fenomena yang disajikan
0,414 0,750
Membuat Hipotesis
Peserta didik membuat hipotesis sesuai rumusan masalaah yang dirumuskan
0,877 0,700
Merencanakan Kegiatan
Peserta didik
menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan
0,417 0,744
Peserta didik menyusun langkah kerja
0,408 0,748
Melaksanakan Kegiatan
Peserta didik melaksanakan penyelidikan sesuai rancangan yang telah dibuat
0,267 0,781
Mengumpulkan
Data Analyzing and
Interpreting Data
Peserta didik mengumpulkan data
0,417 0,744 Peserta didik
menganalisis data yang telah diperoleh
0,509 0,728
Mengambil
Kesimpulan Constructing Explanation
Peserta didik
membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data
0,877 0,700
Koefisien Reliabilitas 0,762
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa ada satu item penilaian keterampilan yang tidak valid karena nilai r kurang dari r tabel. R tabel untuk jumlah testee 34 adalah 0,339. Nilai reliabilitas instrumenilaian sikap adalah 0,762 yang menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan pada penilaian keterampilan reliabel.
e. Revisi Produk
Tahap revisi produk dilakukan berdasarkan saran yang diperoleh dari tahap validasi desain. Saran masukan serta hasil revisi terdapat pada Lampiran 6.
f. Uji Coba Skala Besar
Uji coba skala besar dilakukan kepada 100 siswa kelas X dari 3 kelas di SMAN Karangpandan. Uji coba skala besar dilakukan untuk menguji instrumen penilaian pengetahuan. Analisis butir soal dari hasil pengujian skala besar disajikan pada Tabel 4.15.
Gambar 4.5. Hasil Output pada Format sh Program Quest Berdasarkan Estimasi Item Uji Coba Skala Besar Nilai reliabilitas berdasarkan estimasi item Wrigh & Master (1982) disebut dengan reliabilitas sampel. Semakin tinggi nilainya semakin banyak item yang fit dengan model (Aminah, 2017). Dengan mean INFIT MNSQ 1,00 artinya secara keseluruhan item sesuai dengan model Rash. Reliabilitas item yang diperoleh 0,92 menunjukkan bahwa reliabilitas item cukup memuaskan atau sangat baik.
Gambar 4.6. Hasil Output pada Format sh Program Quest Berdasarkan Estimasi Case (Testee) Uji Coba Skala Besar
Gambar 4. 6 menunjukkan reliabilitas berdasarkan case atau testee.
Dengan mean INFIT MNSQ 1,00 artinya secara keseluruhan testee sesuai dengan model Rash. Reliabilitas testee yang diperoleh 0,70 menunjukkan bahwa reliabilitas testee cukup memuaskan atau sangat baik.
Gambar 4.7. menunjukkan nilai threshold. Khusus skala dikotomus (soal pilihan ganda) sama besarnya dengan tingkat kesukaran item secara umum dalam pengertian sebagai difficulties index. Dari Gambar 4.7 dapat diperoleh informasi bahwa yang paling sukar adalah item nomor 30 dan yang paling mudah adalah item nomor 32. Setiap X mewakili 1 testee/person.
Gambar 4.7. Nilai Threshold Uji Coba Skala Besar
Gambar 4.8. Hasil Analisis Kecocokan Item dengan Model Rasch Uji Coba Skala Besar
Gambar 4.8. menunjukkan item yang fit atau cocok dengan model Rasch atau model 1-PL dengan batas penerimaan ≥0,77 sampai ≤1,30.
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa semua item fit dengan model Rasch karena berada di daerah ≥0,77 sampai ≤1,30. Adapun hasil analisis untuk setiap butir soal dirangkum dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Rangkuman Hasil Analisis Butir Soal Pengujian Skala Besar No
Soal
Kriteria
Daya Pembeda Taraf Kesukaran Keefektifan Distraktor Angka Kategori Angka Kategori
1 0,32 Baik 0,33 Sukar Efektif
2 0,32 Baik 0,61 Sedang Efektif
3 0,21 Cukup 0,59 Sedang Efektif
4 0,32 Baik 0,66 Sedang Efektif
5 0,49 Sangat baik 0,33 Sukar Efektif
6 0,38 Baik 0,62 Sedang Efektif
No Soal
Kriteria
Daya Pembeda Taraf Kesukaran Keefektifan Distraktor Angka Kategori Angka Kategori
7 0,39 Baik 0,36 Sukar Efektif
8 0,25 Cukup 0,48 Sukar Efektif
9 0,38 Baik 0,77 Mudah Efektif
10 0,39 Baik 0,53 Sedang Efektif
11 0,20 Cukup 0,83 Sangat mudah Efektif
12 0,20 Cukup 0,77 Mudah Efektif
13 0,52 Sangat baik 0,53 Sedang Efektif
14 0,35 Baik 0,72 Mudah Efektif
15 0,20 Cukup 0,73 Mudah Efektif
16 0,49 Sangat baik 0,60 Sedang Efektif
17 0,40 Sangat baik 0,36 Sukar Efektif
18 0,55 Sangat baik 0,74 Mudah Efektif
19 0,26 Cukup 0,32 Sukar Efektif
20 0,51 Sangat baik 0,45 Sukar Efektif
21 0,56 Sangat baik 0,53 Sedang Efektif
22 0,35 Baik 0,79 Mudah Efektif
23 0,52 Sangat baik 0,73 Mudah Efektif
24 0,20 Cukup 0,52 Sedang Efektif
25 0,34 Baik 0,45 Sukar Efektif
26 0,50 Sangat baik 0,52 Sedang Efektif
27 0,43 Sangat baik 0,36 Sukar Efektif
28 0,20 Cukup 0,40 Sukar Efektif
29 0,38 Baik 0,71 Mudah Efektif
30 0,27 Cukup 0,29 Sangat sukar Efektif
31 0,38 Baik 0,76 Mudah Efektif
32 0,35 Baik 0,87 Sangat mudah Efektif
Kesimpulan dari daya pembeda dan taraf kesukaran disajikan dalam Tabel 4.16 dan Tabel 4.17.
Tabel 4.16. Kesimpulan Daya Pembeda Butir Soal Indeks daya
pembeda
Nomor Soal Evaluasi
≥ 0,40 5, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 26, 27 Bagus sekali 0,30 – 0,39 1, 2, 4, 6, 7, 9, 10, 14, 22, 25, 29, 31, 32 Sedang 0,20 – 0,29 3, 8, 11, 12, 15, 19, 24, 28, 30 Cukup
< 0,20 - Jelek
(Azwar, 2013)
Tabel 4.17. Kesimpulan Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba Skala Besar Indeks Kesukaran Nomor Soal Keterangan
0,00 ≤ P < 0,30 30 Soal direvisi
0,30 ≤ P < 0,50 1, 5, 7, 8, 17, 19, 20, 25, 27, 28 Soal dipakai 0,50 ≤ P < 0,70 2, 3, 4, 6, 10, 13, 16, 21, 24, 26 Soal dipakai 0,70 ≤ P ≤ 0,80 9, 12, 14, 15, 18, 22, 23, 29, 31 Soal dipakai
0,80 <P ≤ 1,00 11, 32 Soal direvisi
(Budiyono, 2011) Berdasarkan analisis hasil uji coba skala besar dan kriteria penerimaan item (Ekawati, 2010), kesimpulan dari analisis butir soal pada uji coba skala besar ini disajikan pada Tabel 4. 18.
Tabel 4.18. Keputusan Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Skala Besar Keputusan Nomor Soal
Soal diterima 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31 Soal drop out 30, 32
Soal nomor 30 dan 32 dikeluarkan sehingga nomor 31 menjadi soal nomor 30 dalam instrumen.
g. Revisi Produk
Tahap revisi produk dilakukan berdasarkan saran yang diperoleh dari tahap validasi desain. Saran masukan serta hasil revisi terdapat pada Lampiran 10.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Instrumen Penilaian Autentik Terintegrasi SEPs NGSS pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak.
Sesuai Permendikbud Nomor 23 tentang Standar Penilaian, penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang megukur tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Penilaian dilakukan dari awal, proses, hingga akhir proses pembelajaran secara nyata sesuai dengan keadaan yang sedang dialami (Hosnan, 2014). Penilaian autentik lebih mengukur keseluruhan hasil belajar peserta didik karena penilaian ini menilai kemajuan belajar peserta didik bukan hanya hasil belajar peserta didik. Adanya
penilaian autentik diharapkan guru dapat melakukan berbagai macam teknik penilaian untuk mengukur aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Instrumen Penilaian Autentik yang dikembangkan pada penelitian ini meliputi penilaian tiga aspek yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Penilaian sikap dan keterampilan disesuaikan dengan langkah pembelajaran yang digunakan yakni inkuiri terbimbing yang terintegrasi dengan konponen Science and Engineering Practice (SEPs) dalam the Next Generation Science Standard (NGSS). Komponen SEPs yang diintegrasikan antara lain Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6). Penilaian pengetahuan dibuat berdasarkan indikator soal yang diturunkan dari indikator pembelajaran dan terintegrasi dengan tiga komponen SEPs yaitu Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6). Instrumen penilaian pengetahuan dikembangkan terdiri atas 30 soal dengan pembagian 5 soal tentang Hukum I Newton untuk pertemuan pertama, 10 soal tentang Hukum II Newton untuk pertemuan kedua, 5 soal tentang Hukum III Newton untuk pertemuan ketiga, dan 10 soal aplikasi Hukum Newton tentang gerak untuk pertemuan keempat.
2. Kelayakan Instrumen Penilaian Autentik Terintegrasi Seps NGSS pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak.
Instrumen Penilaian Autentik Terintegrasi SEPs NGSS pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas pedoman penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan disertai dengan perangkat pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Kualitas instrument yang dilihat dari: (1) nilai rata-rata validasi isi instrumen penilaian autentik sebesar 3,76 yang artinya memenuhi kriteria sangat baik (Azwar, 2013); (2) nilai rata-rata validasi instrument pendamping sebesar 3,63 yang artinya memenuhi kriteria sangat baik (Azwar, 2013); (3) hasil analisis uji coba menunjukkan reliabilitas instrumen penilaian sikap pada
kategori tinggi dengan nilai 0,764 (Arikunto, 2012); (4) reliabilitas instrumen penilaian keterampilan sebesar 0,762 menunjukkan kategori tinggi (Arikunto, 2012); (5) hasil analisis instrumen penilaian pengetahuan pada uji coba skala besar menunjukkan nilai reiabilitas item sebesar 0,92 yang artinya dalam kategori sangat baik (Ebel, 1972) dalam (Azwar, 2013); (6) hasil analisis butir soal dengan teori modern menunjukkan semua item fit atau sesuai dengan model Rasch dengan batas penerimaan ≥0,77 sampai ≤1,30.
Berdasarkan hasil validasi isi terhadap instrument penilaian autentik terintegrasi Science and Engineering Prctices (SEPs) NGSS pada pembelajaran Fisika yang meliputi pedoman penilaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan serta instrument pendamping yang terdiri atas silabus, RPP, dan LKPD memiliki nilai dengan kategori sangat baik, maka instrument ini layak digunakan sebagai alat pengukuran.
3. Profil Science and Engineering Prctices (SEPs) Siswa Kelas X pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak
Selain untuk menganalisis butir soal, uji coba juga dilakukan untuk mengetahui profil Science and Engineering Prctices (SEPs) Siswa Kelas X pada materi Hukum Newton tentang gerak. Distribusi soal sesuai aspek SEPs yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Distribusi Soal Berdasarkan Aspek SEPs
Aspek SEPs Nomor Soal
Constructing Explanations (SEPs 6)C
4, 10 Analyzing and Interpreting
Data (SEPs 4)
2, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 23 Constructing Explanations
(SEPs 6)
1, 3, 8, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30
Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3) memiliki jumlah soal yang sangat sedikit dibandingkan aspek yang lain karena pada aspek ini lebih dominan muncul ketika proses pembelajaran yakni ketika peserta didik merancang percobaan dalam kelompoknya. Penilaian akan muncul pada kompetensi keterampilan dengan LKPD.
Profil SEPs siswa secara umum masik dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 57,90%. Skor rata-rata untuk masing-masing aspek SEPs disajikan pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Ketercapaian Aspek SEPs Siswa Kelas X pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak
Secara umum ketercapaian peserta didik paling tinggi pada aspek Analyzing and Interpretting Data (SEPs 3) dengan nilai rata-rata 61,67%
masuk dalam kategori tinggi (Suharsimi, 2012) disusul aspek Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3) dengan nilai rata-rata 59,46% dalam kategori rata-rata (Suharsimi, 2012) dan yang paling rendah adalah aspek Constructing Explanation (SEPs 6) dengan nilai rata-rata 52,58% juga masuk dalam kategori rata-rata (Suharsimi, 2012). (Prihati et al., 2019) melaksanakan penelitian untuk mengetahui penngalaman guru dalam mengimplementasikan SEPs dalam pembelajaran Fisika. Diperoleh hasil bahwa guru paling jarang mengimplementasikan SEPs 3-5 (planning and carrying out investigation;
analyzing and interpreting data; using mathematic and computational thinking) dan paling sering mengimplementasikan SEPs 6-7 (constructing explanations and designing solutions; engaging argument from evidence).
Pengembangan instrumen penilaian yang diintegrasikan dengan aspek SEPs NGSS ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik dengan kegiatan
praktik. Tujuan dari membiasakan peserta didik dengan kegiatan praktik adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa yang dibutuhkan dengan praktik, bagaimana praktik itu berkontribusi pada bagaimana orang tahu apa yang mereka ketahui, dan bagaimana praktik itu membantu membangun pengetahuan yang dapat dipercaya (Osborne, 2014).
Ketercapaian aspek SEPs untuk masing-masing kelas disajikan pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10. Ketercapaian Aspek SEPs Setiap Kelas
Gambar 4.10 memberikan informasi ketercapaian aspek SEPs pada setiap kelas yang variatif. Pada SEPs 4 dan SEPs 6 ketercapaian setiap kelas mendekati rata-rata. Namun pada SEPs 3 terjadi perbedaan yang signifikan pada ketercapaian antarkelas. Skor terendah pada aspek SEPs 3 adalah 31,95%
sedangkan skor tertinggi 74,40%.
Distribusi ketercapaian aspek SEPs 3 pada masing-masing soal ditunjukkan oleh Gambar 4.11. Secara umum ketercapaian SEPs 3 pada masing-masing soal tidak terlalu jauh dengan skor rata-rata. SEPs 3- Planning and Carrying Out Investigation yang artinya merencanakan dan melaksanakan suatu penelitian, maka aspek ini dominan muncul saat kegiatan pembelajaran yaitu pada saat dilakukan eksperimen. Peserta didik dengan fasilitas dari guru merancang suatu percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Dalam
penilaian pengetahuan indikator atau aspek ini hanya muncul dalam 2 soal, namun dalam praktik pembelajaran, aspek ini muncul setiap pembelajaran dan tergambar pada nilai kinerja peserta didik.
Soal yang muncul pada asspek ini menyerupai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas, namun skor yang dipeproleh tidak terlalu tinggi. Hal tersebut dikarenakan peserta didik belum terbiasa dengan soal yang membutuhkan pemahaman konsep. Soal-soal yang seiring dihadapi peserta didik di lapangan sebagian besar merupakan soal yang matematis.
Gambar 4.11. Distribusi Ketercapaian SPEs 3 pada Setiap Soal Gambar 4.12 menunjukkan distribusi skor ketercapaian SEPs 4.
Gambar 4.12. Distribusi Ketercapaian SEPs 4 pada Masing-masing Soal Ketercapaian SEPs 4 untuk masing-masing soal memiliki skor yang variatif dengan perbedadan yang signifikan. Skor terendah 33,38% sedangkan skor tertinggi 87,28%. Skor tertinggi yang diperoleh dikarenakan soal yang muncul kaitannya erat dengan apa yang telah dilakukan peserta didik pada proses pembelajaran yakni mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya, massa, dan percepatan. Kemudian data yang dikumpulkan peserta didik dianalisis untuk kemudian diperoleh suatu kesimpulan. Setelah pelaksanaan rangkaian pengajaran, mereka mengetahui pengaruh kerja praktek dan pengalaman inderawi, misalnya melalui kegiatan praktek, pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi telah diperoleh. Secara khusus, pengalaman mereka dengan troli mencapai pemahaman bahwa gaya total konstan menghasilkan akselerasi yang konstan. Hal ini menegaskan peran pengalaman sensorik dalam proses pembelajaran (Lemmer, 2018). Sumber daya konseptual adalah pengetahuan dan pengalaman intuitif yang digunakan siswa ketika berinteraksi dengan lingkungan, sedangkan sumber epistemik diterapkan untuk memahami pengetahuan dan pembelajaran (Redish, 2004).
Skor terendah pada aspek SEPs 4 ini merupakan soal dengan data berupa gambar diagram gaya pada nomor 5 dan grafik hubungan v-t pada nomor 7. Peserta didik kesulitan menginterpretasikan gambar gaya dengan gerak benda. Materi ini berkaitan dengan materi sebelumnya yaitu vektor. Soal yang menyajikan grafik v-t juga memperoleh skor rendah. Hal tersebut dikarenakan peserta didik mengasumsikan bahwa ketika grafik datar, maka benda dalam keadaan diam. Padahal garis datar pada grafik v-t menunjukkan bahwa benda bergerak dengan kelajuan konstan. Selain itu, peserta didik juga ada yang mengasumsikan bahwa ketika grafik turun, maka gerak benda berbalik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep gerak garis lurus. Siswa mengalami banyak kesulitan dalam hal membedakan kecepatan dan percepatan, serta menginterpretasikan grafik dan diagram gerak benda (Kusairi et al., 2019).
Erceg & Aviani, (2014) menyelidiki kemampuan siswa untuk mengenali informasi yang diperlukan dari grafik, memahami konsep kinematika dalam grafik, dan menerjemahkan representasi grafik ke dalam situasi kehidupan nyata. Mereka menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menghubungkan ciri-ciri dasar grafik (ketinggian, kemiringan, luas di bawah grafik) ke besaran fisik yang sesuai (kecepatan, percepatan, perpindahan), memahami kecepatan dan percepatan sebagai besaran vektor yang memiliki arah serta besarnya, dan ketidakmampuan untuk memvisualisasikan gerakan nyata berdasarkan representasi grafik (Erceg & Aviani, 2014).
Ketercapaian SEPs 6 pada setiap soa disajikan pada Gambar 4.13.
Ketercapaian SEPs 6 untuk masing-masing soal memiliki skor yang variatif dengan perbedadan yang signifikan. Skor terendah 26,68% sedangkan skor tertinggi 76,30% yang tidak terlalu jauh dengan dua skor di bawahnya yaitu .76,25% dan 75,70%. Skor terendah pada aspek SEPs 6 yaitu soal nomor 17 dengan skor 26,68% dikarenakan peserta didik kesulitan membangun penjelasan yang tepat berkaitan Hukum III Newton dan Hukum II Newton dalam 1 pernyataan.
Gambar 4.13. Distribusi Ketercapaian SEPs 6 pada Masing-masing Soal Banyak penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengkonstruksi penjelasan ilmiah sulit bagi siswa. Keterampilan interpretasi ilmiah sulit bagi
siswa karena memerlukan kombinasi dari banyak elemen yang berbeda, termasuk mengumpulkan bukti untuk mengevaluasi dan mengoreksi klaim, memberikan alasan bagaimana mendukung klaim, menghubungkan bukti dengan prinsip-prinsip ilmiah, dan mengkomunikasikan apa yang telah dipahami (Kuhn & Reiser, 2004). Membangun penjelasan juga mencakup strategi mengintegrasikan pengetahuan, yang merupakan proses dinamis di mana siswa menghubungkan ide dengan pengalaman sebelumnya dan pengetahuan konseptual untuk menjelaskan fenomena (Cabello et al., 2019).
Jadi diperlukan lebih banyak upaya untuk membantu siswa memahami dan menetapkan penjelasan ilmiah
C. Nilai-nilai Kebaruan
Mengamati dari hasil pembahasan sebelumnya, maka terdapat beberapa kebaruan dalam penelitian ini antara lain:
1. Instrumen penilaian yang dikembangkan meliputi tiga aspek penilaian yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang disesuaikan dengan sintak model pembelajaran yang digunakan yakni inkuiri terbimbing yang terintegrasi dengan konponen Science and Engineering Practice (SEPs) dalam the Next Generation Science Standard (NGSS). Komponen SEPs yang diintegrasikan antara lain Planning and Carrying Out Investigation (SEPs 3), Analyzing and Interpreting Data (SEPs 4), Constructing Explanations (SEPs 6).
2. Hasil penelian ini yang berupa instrumen penilaian serta perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, dan LKPD dengan metode inkuiri terbimbing terintegrasi SEPs NGSS khusunya pada materi Hukum Newton tentang Gerak dapat digunakan guru dalam memvariasikan model pembelajaran Fisika di sekolah serta memotivasi praktisi pendidikan untuk mengembangkan instrumen penilaian yang sejalan dengan proses pembelajaran.
3. Selain berupa produk, penelitian ini juga menghasilkan gambaran profil SEPs siswa khususnya di Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Profil
Science and Engineering Prctices (SEPs) siswa kelas X pada materi Hukum Newton tentang gerak ini dapat dijadikan pedoman atau gambaran untuk membuat skenario pembelajaran serta merancang penilaian yang sesuai dengan kompetensi keterampilan/praktik yang akan dimunculkan dan dikembangkan pada peserta didik. Selain guru, peneliti juga dapat mengembangkan instrumen dengan mengintegrasikan komponen SEPs yang lain yang dapat dimunculkan pada materi (Kompetensi Dasar) yang lain bahkan pada mate pelajaran yang lain.
D. Keterbatasan Penelitian
Pengembangan intrumen penilaian autentik terintegrasi NGSS SEPs pada materi Hukum Newton tentang gerak ini memiliki keterbatasan antara lain:
1. Jenis penilaian sikap yang dikembangkan merupakan non tes dengan menggunakan jurnal dan lembar observasi. Penilaian sikap tidak bisa diambil kesimpulan dalam satu kali proses pembelajaran melainkan terus berkembang dan bersifat kontinu selama satu semester. Penilaian sikap juga merupakan penilaian yang dikolaborasikan dengan guru-guru dari mata pelajaran lain, sehingga penentuan butir sikap yang akan dinilai hendaknya disepakati terlebih dahulu dengan tim kurikulum, guru BK, dan guru-guru mata pelajaran.
2. Jangkauan subjek dalam penelitian masih sangat kecil yaitu hanya di SMAN Karangppandan Karanganyar. Instrumen penilaian ini dapat digunakan untuk memetakan profil SEPs siswa di sekolah lain bahkan di daerah lain.
3. Kerangka SEPs NGSS yang diintegrasikan dalam pengembangan instrumen ini hanya mencakup 3 aspek yaitu: planning and carrying out investigations (SEPs 3), analyzing and interpreting data (SEPs 4), dan constructing explanation (SEPs 6).
4. Wawancara tidak dilakukan kepada seluruh guru dan seluruh siswa namun diambil beberapa sampel dari seluruh responden.
E. Luaran Penelitian
Publikasi hasil peenelitian ini dilakukan dengan rincian luaran ditunjukkan oleh Tabel 4.20 dan Tabel 4.21.
Tabel 4.20. Luaran Hasil Penelitian
No Judul Artikel Jurnal/Konferensi Status Artikel 1. Teachers’ Experiences in
Implementing the Next Generation Science Standard Science Engineering Practice
Telah dipresentasikan pada 3rd Asian
Education Symposium (AES 2018)
Dipublikasikan oleh Atlantis Press 2019
2. An Analysis of Student’s Ability in Analyzing and Interpreting Data of High School Students on Newton’s Law
Design Engneering (TORONTO) (Terindeks Scopus)
Published
Tabel 4.21. Status Pencatatan Hak Cipta Produk
No Judul Produk Status HKI No. Pencatatan
1. Instrumen Penilaian Autentik Terintegrasi Science And Engineering Practices (SEPs) Next Generation Science Standard (NGSS) Pada Pembelajaran Fisika
Diterima, 21 Mei 2021
000258261