12 BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Perilaku KonsumenMenurut Kotler dan Keller (2009), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ( Kotler & Keller,2009) :
a. Faktor Budaya
Kelas Budaya, sub budaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial juga memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status. Kelompok referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
c. Faktor Pribadi
Karakteristik pribadi juga mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai. Karena banyak dari karakteristik ini yang mempunyai dampak yang sangat langsung terhadap perilaku konsumen.
2.
Keputusan PembelianKeputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan pembelian dilakukan konsumen dipengaruhi oleh banyak hal. terdiri dari faktor internal dan eksternal. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa dalam konteks perilaku konsumen, maka pengambilan keputusan konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu dengan keyakinan serta kemantapan konsumen pada sebuah produk.
Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh stimulus. Dapat dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk atau jasa, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah atas pembelian
suatu produk atau jasa Sutisna (2005). Oleh karena itu, adanya konsumen dalam keputusan pembelian sangat penting
Setiap keputusan untuk membeli tersebut mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen, meliputi: Kotler dan Keller (2012)
1. Keputusan tentang jenis produk, konsumen dapat mengambil keputusan tentang produk apa yang akan dibelinya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan.
2. Keputusan tentang bentuk produk, konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk dengan bentuk tertentu sesuai dengan seleranya.
3. Keputusan tentang merek, konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan tersendiri.
4. Keputusan, konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk yang dibutuhkan tersebut akan dibeli.
5. Keputusan tentang jumlah produk, konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan dia harus melakukan pembelian.
7. Keputusan tentang cara pembayaran, konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode atau cara pembelian produk yang akan dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan
memengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya.
Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan akhir konsumen yang ditentukan dalam beberapa komponen dalam memilih satu dari beberapa pilihan alternative yang tersedia untuk dikonsumsi pribadi.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan keller (2012), keputusan pembelian di intervensikan antara pembelian dan keputusan pembelian ada dua faktor yaitu:
1. Sikap orang lain
Batas dimana sikap seseorang mengurangi preferensi kita untuk sebuah alternatif tergantung pada dua hal yaitu: Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang kita sukai, Motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang lain. Semakin intens sikap negatif orang lain dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan kita, semakin besar kemungkinan kita menyesuaikan niat pembelian kita. Hal sebaliknya begitu.
2. Faktor situasional yang tidak diantipasi
Faktor ini muncul untuk mengubah niat pembelian.
Preferensi dan bahkan niat pembelian bukan faktor prediksi perilaku pembelian yang dapatdiandalkan seluruhnya. Keputusan Pembelian
untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan.
4. Tahapan Keputusan Pembelian
Kotler (2002) mengemukakan proses pembelian tersebut melalui lima tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain adalah:
a) Pengenalan masalah (problem recognition) Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
b) Pencarian informasi (information search) Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan suatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari:
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2) Sumber niaga/komersial : iklan, tenaga penjual, kemasan, dan pemajangan
3) Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen
4) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk
c) Evaluasi alternatif (validation of alternativ) Setelah informasi di peroleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat 5 (lima) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu:
1) Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
2) Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari pada penonjolan ciri-ciri produk.
3) Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
4) Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari.
5) Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.
d) Keputusan Pembelian (purchase decision) Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli, yaitu:
1) Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga.
2) Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.
3) Faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh konsumen.
e) Perilaku pasca pembelian (post purchase behavior) Kepuasan atau ketidak puasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi. Konsumen yang merasa tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita buruk tersebut ke teman- teman mereka. Oleh karena itu perusahaan berusaha memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian
5. Bauran Pemasaran 4C
Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran (Cherrid,2016). Dalam bauran pemasaran (Marketing mix) terdapat variabel-variavel yang saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Seorang manajer pemasaran dapat mengontrol tiap komponen dari bauran pemasaran, tetapi strategi untuk keempat komponen tersebut harus dipadukan untuk mencapai hasil yang optimal.
Variabel-variabel yang bila ditinjau dari sudut pandang konsumen 4C (Costumer needs and want, Cost, Communication dan Convenience).
Bauran pemasaran 4C mampu menerapkan prinsip-prinsip pemasaran sosial dan mengutamakan dari sudut pandang konsumen (Hutauruk,2020). Melalui keempat variabel tersebut maka, 4C sangat erat hubungannya dengan konsumen.
Produk yang ditawarkan tidak hanya pada keunikan dan bagusnya saja, namun juga mampu menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Penentuan kebijakan bahwa setiap harga yang dilepas adalahh sesuai dengan daya beli konsumen yang menjadi target.
Pemahaman terhadap seberapa mudah calon pembeli mendapatkan produk yang dijual menjadi satu alasan yang kuat. Selain itu membangun komunikasi dalam kondisi tertentu akan sangat menguatkan hubungan dengan konsumen.
Perusahaan dalam menjalankan fungsi pemasarannya adalah perusahaan yang dapat menjadi solusi bagi pelanggan dengan memuaskan kebutuhan konsumen secara ekonomis, dan memberikan kenyamanan untuk pelanggan serta terbangunnya suatu kepercayaan dan komunikasi yang efektif.
a. Costumers Needs and Wants
Sesuatu yang dicari atau diharapkan oleh konsumen yang dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi suatu barang atau jasa tertentu. Perusahaan berupaya untuk dapat mengetahui apa yang
menjadi kepuasan perusahaan bagi pelanggannya. Dalam hal ini
“Costumer needs”, dan perusahaan harus dapat memuaskan dari kebutuhan konsumen tersebut. Sedangkan dengan “costumer wants”
terkait dengan harapan atas keinginan untuk dipenuhi, seperti mutu produk dan pelayanannya, fitur produk tersebut dan model atau desain produk.
Swastha (2000) mendefinisikan costumer needs and wants adalah sifat kompleks baik yang dapat diraba,maupun tidak dapat diraba, seperti bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang dapat diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Dapat dikatakan bahwa costumer needs and wants terdapat atribut yang nyata (tangible)dan tidak nyata (intangible).
b. Costumer Cost
Costumer Cost merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi produsen merupakan penentu bagi permintaan pasar dan mempengaruhi posisi pesaing perusahaan dalam merebut konsumen. Yazid (1999) mengatakan bahwa, “harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”.
c. Convenience
Kenyamanan adalah suatu kegiatan yang ditujukan agar pengguna mudah untuk mendapatkan produk kita. Kenyamanan dapat dilihat dari waktu, tempat atau lokasi serta usaha minimal yang terjadi pada saat transaksi. Convenience dapat diartikan sebagai dekatnya rumah pembeli, mudah dicapainya oleh alat-alat transportasi.
Sistem penyajian jasa ditentukan oleh dua komponen pokok.
Pertama komponen interaksi, kedua komponen geografis (Yazid,1999). Perlu tidaknya interaksi fisik antara petugas dengan pengguna dan pelanggan akan menentukan perlu tidaknya mereka datang ke tempat jasa diproses atau pusat pengelola jasa layanan informasi yang mendatangi tempat pengguna. Interaksi fisik juga ditentukan oleh dapat atau tidaknya transaksi jasa dilaksanakan dengan tanpa kotak langsung. Sedangkan komponen geografis akan menentukan sebaran outlet tempat pusat informasi dalam melayani pengguna dan pelanggannya, yaitu apakah hanya di satu tempat atau di beberapa lokasi. Pemilihan sistem pelayanan jasa akan mempunyai implikasi manajemen yang sangat penting dan barang tentu akan mempengaruhi cara pemasaran jasa.
Pelayanan jasa yang dilakukan di beberapa outlet bisa membuat pengguna dan pelanggan lebih mudah dalam mengakses jasa, akan tetapi masalah yang mungkin timbul adalah berkenaan
dengan pengawasan kualitas, khususnya bila pusat informasi ingin mempertahankan konsistensi cara penyampaian layanan jasanya.
d. Communication
Communication adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan informasi dan mempengaruhi serta menarik konsumen secara langsung terhadap produk yang dihasilkan. Communication adalah cara yang efektif dalam merebut konsumen dipasaran, serta memperkenalkan barang-barang baru yang diproduksi. Komunikasi bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan oleh pusat informasi.
Komunikasi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat kominukasi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjulan Swastha dan Irawan, (2005).
Komunikasi pemasaran di pusat informasi dalam penelitian ini adalah pada proses yang dilakukan sehari-hari oleh para petugas informasi dengan para penggunanya. Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu:
a. Periklanan
Biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
b. Penjualan Personal
Presentasi pribadi perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
c. Promosi Penjualan
Intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa.
d. Hubungan Masyarakat
Membangun “Citra Perusahaan”: yang baik dan menangani cerita atau peristiwa yang merugikan.
e. Pemasaran Langsung
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.
6. Hubungan antar Variabel
a) Hubungan Costumers Needs and Wants dengan Keputusan Pembelian
Costumer needs and wants adalah apa saja yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dipergunakan, diperoleh, dan dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Produk yang termasuk seperti objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide. Produk merupakan penentu konsumen dalam melakukan keputusan pebelian (Kotler dan Amstrong, 2008:448).
Dalam pemasaran barang atau produk sangat penting dalam pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk.
Simamora (2013:147) menyatakan bahwa costumer needs and wants adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk, seperti harga, kualitas, kemasan, kelengkapan fungsi (fitur), desain, layanan purna jual dan lain-lain.
Sebelum membeli produk, konsumen dengan seksama akan mempertimbangkan mengenai kualitas produk yang akan dibeli.
Dengan adanya kualitas produk yang bagus menurut konsumen, maka merek dari produk tersebut akan menimbulkan kesan yang positif dalam benak konsumen yang secara tidak langsung menyebabkan citra merek yang positif dari produk tersebut.
Konsumen akan memutuskan untuk membeli produk tersebut jika produk tersebut bagus dan kualitas produk sesuai dengan yang diharapkan.
b) Hubungan Cost to the custumer dengan Keputusan Pembelian Aktivitas kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan biasanya adalah menetapkan harga secara agresif untuk membatasi persaingan dengan menurunkan harga yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik produk. Kompetisi dengan peranan sentral adalah harga ternyata tidak menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang, maka semakin penting perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan berlandasan pada kompetisi non harga.
Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa Cost to the costumer adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih detail lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Cost to the costumer merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Cost to the costumer seringkali digunakan sebagai indikator nilai sehingga harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
Cost to the costumer yang ditetapkan harus dapat mentutup semua ongkos, atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk mendapatkan laba. Tetapi, jika harga ditentukan terlalu tinggi akan berakibat kurang menguntungkan. Salah satu prinsip bagi manajemen dalam penentuan harga adalah pada menitikberatkan kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba Swastha dan Sukotjo, (2007).
c) Hubungan Communication dengan Keputusan Pembelian
Communication merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Communication adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian
konsumen. Communication merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Berapapun kualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya (Swastha dan Irwan,2005).
Kegiatan Communication menggerakkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli dengan memberikan fasilitas melalui informasi yang dapat mendorong konsumen melakukan pembelian. Communication merupakan variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur menciptakan kesempatan menguasai pasar.
d) Hubungan Convenience dengan Keputusan Pembelian
Convenience adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Convenience penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan masih menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. Para penyalur dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen di pasar.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kualitas hubungan convenience merupakan hasil yang diperoleh dari sinergi yang dibangun antara kemampuan perusahaan dan sumber
daya perusahaan serta keahlian yang mengakar konsep kesuksesan saluran pemasaran produk. Distribusi intensif menekan lamanya waktu pelanggan untuk mencari toko, menyediakan tempat yang nyaman untuk melakukan pembelian dan mempermudah untuk mendapat pelayanan yang berhubungan dengan produk. Semakin meningkatnya intensitas distribusi, pelanggan mempunyai waktu dan tempat untuk mengetahui nilai suatu produk. Meningkatnya nilai produk, paling banyak disumbang dari penurunan pengorbanan yang pelanggan lakukan untuk memperoleh produk. Peningkatan nilai yang seperti ini akan meningkatkan kemungkinan pelanggan untuk melakukan keputusan pembelian.
Fleksibilitas sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah usaha mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah. Sedangkan competitive positioning adalah metode-metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan dengan para pesaing. Jika perusahaan berhasil memperoleh dan mempertahankaan lokasi yang strategis, maka itu dapat menjadi rintangan yang efektif bagi para pesaing untuk mendapatkan akses ke pasar Tjiptono dan Chandra, (2005).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang dapat menjadi bahan referensi membuat
penelitian sekarang. Penelititan terdahulu yang menjadi acuan saat ini.
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian saat ini.
No Nama
Peneliti Judul Variabel Populasi Sampel
Alat Analisi
s
Hasil
1. Martinus Robert Hutauruk (2020)
Keterterapan Bauran
Pemasaran 4C Pada Keputusan Konsumen Untuk Memilih Kafe Outdoor Yang
Dimoderasi Oleh Perilaku Konsumen Dalam
Situasi Pandemi COVID-19
Independent:
-Bauran Pemasaran 4C
Dependent:
-Perilaku Konsumen
Populasi
-Kafe Outdoor di Kota Samarinda.
Sampel : - pada beberapa lokasi kafe outdoor yang ramai
dikunjungi konsumen
Metode : Kuantita tif.
Dengan menggu nakan alat analisis confirm atory factor analysis (CFA) dan struktur al equation modelin g (SEM)
Hasil penelitian mendukung argument bahwa pemasaran 4C berdampak langsung terhadap keputusan
konsumen membeli dan secara tidak langsung dimodrasi oleh perilaku konsumen.
2. Muhammad Ali (2016)
Dampak Elemen Bauran
Pemasaran Berpusat Konsumen Tentang Perilaku Membeli Konsumen;
Sebuah Investigasi Empiris Dalam
Independent:
- Dampak Elemen Bauran Pemasaran
Dependent:
Berpusat Konsumen
Populasi -industri FMCG
Metode : Kuantita tif Dengan metode Statistik Korelasi dan Regresi
Hasil penelitian bahwa model 4C adalah alternatif paling tepat untuk model bauran pemasaran. Model 4C lebih sesuai dan valid sifatnya dengan filosofi pemasaran dan psikolog perilaku konsumen.
No Nama
Peneliti Judul Variabel Populasi Sampel
Alat Analisi
s
Hasil
Konteks Industri FMCG
PAKISTAN
Tentang Perilaku
3. Muhammad Hadi Cherrid (2016)
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Minuman Kesehatan Jahe Super di Kab Malang)
Independent:
-Bauran Pemasaran
Dependent:
-Keputusan Pembelian
Populasi
- seluruh konsumen yang membeli produk minuman kesehatan Jahe Super yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti (indefinite).
Sampel :
Teknik accidental sampling
Metode : Kuantita tif dengan regresi linier bergand a
Hasil Penelitian ini bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari:
customer needs and wants, cost to the customer, convenience and communication mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian produk minuman
kesehatan Jahe Super
4. Elmira Manafzadeh*
, Ali Ramezani (2016)
Mengidentifikas i dan
Memprioritaska n Efek dari Bauran
Pemasaran dari Persepektif Pelanggan (4C) Tentang Daya Saing
Perusahaan Asuransi Menggunakan DEMATEL Teknik: Studi Kasus Teheran
Independent:
-
Mengidentifi kasi dan memprioritas kan efek dari bauran pemasaran dari perspektif pelanggan (4C)
Dependent:
- Tentang daya saing
Populasi:
-Perusahaan asuransi yang menggunakan Teknik Dematel.
Metode:
metode analisis faktor validitas dan konfirm atori digunak an untuk kedua kuesion er.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dampak tertinggi terhadap daya saing perusahaan asuransi meliputi biaya pelanggan, nilai ramah pelanggan, mudah membeli, dan hubungan.
No Nama
Peneliti Judul Variabel Populasi Sampel
Alat Analisi
s
Hasil
Perusahaan Asuransi
perusahaan asuransi menggunaka n
DEMATEL 5. Saka Rama
Sanjaya (2015)
Analisis
Dimensi Bauran Pemasaran Yang Dipertimbangka n Konsumen Dalam Pembelian Produk AMDK Merek Surya (Studi Pada Konsumen Air Minum Dalam Kemasan Surya di Kabupaten Lumajang)
Independent:
- Analisis dimensi bauran pemasaran
Dependent:
-
Dipertimban gkan konsumen dalam pembelian produk
Populasi:
-Pembeli Produk AMDK Merek Surya
Sampel : Konsumen pembelian produk AMDK Merek Surya
Metode : Kuantita tif dengan alat analisis Chi Square (X2
Hasil penelitian adalah 4C menunjukkan bahwa memiliki nilai yang paling dipertimbangkan.
Dan uji Chi-Square (X2) juga diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada seluruh dimensi yang
dipertimbangkan oleh konsumen
6. Arie Dwi . Putro (2016)
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Vixion Di Kota Malang
Independent:
-Pengaruh bauran pemasaran
Dependent:
-Terhadap Keputusan pembelian
Populasi : Pembeli sepeda motor Yamaha V- Ixion di Kota Malang.
Sampel:
-Konsumen
pembelian Yamaha Vixion
Metode : Kuantita tif dengan alat analisis Regresi bergand a
Hasil Penelitian ini bahwa 4C
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha V- Ixion di Kota Malang.
7. Febranca Zafinia Syahrie (
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Image Dan Dampaknya Terhadap
Independent:
-Pengaruh kualitas produk
Populasi : Pembeli produk kecantikan Scarlett Whitening di Kabupaten Tulungagung
Metode : Kuantita tif dengan alat analisis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif dan
No Nama
Peneliti Judul Variabel Populasi Sampel
Alat Analisi
s
Hasil
Keputusan Pembelian Pada Produk Kecantikan Scarlett Whitening
Dependent:
-Terhadap Brand Image dan
dampaknya terhadap Keputusan Pembelian
Sampel:
-Konsumen produk kecantikan Scarlett Whitening di Kabupaten Tulungagung
jalur (Path Analysis )
signifikan terhadap keputusan
pembelian melalui brand image
8. Resha Maulina Alifia Putri (2021)
Pengaruh Label Halal, Harga, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Blitar.
Independent:
-Pengaruh Label Halal, Harga dan Iklan
Dependent:
-Terhadap Keputusan Pembelian
Populasi :
-Masyarakat di Blitar yang Menggunakan Produk Wardah
Sampel:
-Konsumen yang membeli produk Wardah
Metode:
Metode Explana tory Researc h dengan analisis Regresi Linear Bergand a
Hasil Penelitian hasil analisis yang dilakukan
mengenai pengaruh label
halal, harga, dan iklan terhadap keputusan
poembelian produk kosmetik
Wardah di Blitar, menunjukkan bahwa ketiga variabel label halal, harga,
dan iklan memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian produk kosmetik Wardah.
9. Eliya Suryaningsi h
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Independent : Pengaruh Bauran Pemasaran
Dependent:
Masyarakat yang membeli produk minum merek Cheers
Sampel :
Metode :acciden tal samplin g dengan analisis regresi liniear
Cost dan
convenience tidak ada pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian air minum dalam kemasan Cheers.
Kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini membahas mengenai yaitu pengaruh bauran pemasaran 4C terhadap keputusan pembelian dan perbedaanya yaitu terdapat pada obyek yang digunakan dan penelitian terdahulu menggunakan analisis regresi berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis diskriminan.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat menjadi landasan dalam penulisan penelitian ini yang pada akhirnya dapat diketahui variabel mana yang paling dominan konsumen memilih produk skincare MS Glow dan konsumen yang memilih produk skincare Scarlett Whitening. Dari kerangka pikir dibawah dijelaskan bahwa terdapat beberapa variabel yang membedakan antara konsumen yang memilih produk skincare MS Glow dan konsumen yang memilih produk skincare Scarlett Whitening terhadap keputusan dalam pemilihan produk skincare yaitu costumer need and want, cost to the costumer, convenience dan communication. Selanjutnya dari keempat No Nama
Peneliti Judul Variabel Populasi Sampel
Alat Analisi
s
Hasil
merek Cheers pada Cv.
Darma Putra Wijaya di Samarinda
Keputusan Pembelian
Konsumen yang membeli air minum merek Cheers
bergand a
variabel pemilihan produk skincare tersebut kemudian diolah dalam analisis diskriminan. Dimana analisis diskriminan bertujuan untuk membedakan keputusan pembelian konsumen antara kelompok yang memilih produk skincare MS Glow dan produk skincare Scarlett Whitening. Dari hasil analisis diskriminan yang dilakukan dalam penelitian ini akan diketahui variabel apa yang dominan yang membedakan keputusan pembelian konsumen yang memilih produk skincare MS Glow dan produk skincare Scarlett Whitening. Kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Kotler, (2005) Keputusan Pembelian
Costumer need and want 1. Macam-macam produk
2. Produk tidak mengandung bahan kimia 3. Kemasan menarik
Cost to the costumer 4. Penetapan harga diskon 5. Harga yang bersaing 6. Harga kompetitif Convenience
7. Ketersediaan produk pada retailer 8. Mudah dijangkau
9. Akses informasi produk Communication
10. Layanan website resmi 11. Promosi melalui media sosial 12. Review dari pelanggan
Analisis Diskriminan
Berbeda Dominan
D. Hipotesis
Variabel Costumers need and want, Cost, Convenience, Communication berpengaruh ke dalam keputusan pembelian yang memiliki pengertian berupa tindakan konsumen untuk menentukan pembelian suatu produk. Kotler dan Keller (2016). Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara pada rumusan masalah yang kebenarannya harus dibuktikan dengan menggunakan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2015) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada seluruh dimensi yang dipertimbangkan oleh konsumen 4C (costumers need and want, cost, convenience, communication) terhadap keputusan pembelian produk AMDK Merek Surya. Berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya maka, peneliti mengajukan hipotesis:
H1 : Ada perbedaan dari 4C yang mempengaruhi keputusan pembelian produk skincare MS Glow dan Scarlett Whitening di Bangkalan.
Penelitian yang dilakukan oleh Cherrid (2016) menunjukkan bahwa variabel costumer needs and wants yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk minuman Kesehatan Jahe Super. Berdasrkan hasil dari penelitian sebelumnya maka, peneliti mengajukan hipotesis:
H2 : Bahwa variabel dominan membedakan dari 4C yang mempengaruhi keputusan pembelian produk skincare MS Glow dan Scarlett Whitening adalah costumer need and wants.