23 BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sejumlah karyawan pada PT Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Jl. Gatot Subroto No.1, RT.1/RW.3, Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel X dan Y (Kuncoro, 2007).
Dalam penelitian ini terdapat hipotesis yang akan di uji kebenarannya. Hipotesis itu menggambarkan hubungan antara dua variabel, untuk mengetahui apakah suatu variabel bersosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah variabel disebabkan atau dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya menurut Faisal dalam (Sani dan Vivin, 2013:181).
C. Definisi Operasional
1. Definisi Operasional Variabel dan Indikator
a. Kinerja karyawan (Y) dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Indikator kinerja karyawan adalah:
1) Kuantitas hasil pekerjaan
Karyawan dapat memenuhi terget opersional (ruangan MICE) yang telah ditetapkan oleh PT. Balai Sidang Jakarta Convention Center
2) Kualitas hasil pekerjaan
karyawan dapat mengerjakan pekerjaan dengan kualitas yang baik dengan tingkat komplen yang rendah.
3) Ketepatan waktu
Karyawan tepat waktu dalam mengerjakan tugas agar informasi antar divisi dapat berjalan lancar.
4) Kehadiran
Kehadiran karyawan sesuai jadwal yang telah ditentukan perusahaan.
5) Kemampuan bekerjasama
Dengan kemampuan bekerjasama/komunikasi yang baik antar karyawan dan kerjasama tim akan mempermudah dalam mngerjakan tugas yang diberikan.
b. Motivasi (X1) dalam penelitian ini adalah sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.
Indikator motivasi adalah:
1) Kebutuhan fisiologi
Kelayakan gaji karyawan sangat mempengaruhi individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Kebutuhan keamanan
Dengan adanya program dana pensiun meningkatkan rasa aman karyawan dalam bekerja dan mendorong individu dalam bekerja.
3) Kebutuhan sosial
Dengan adanya kominikasi yang baik karyawan dengan atasan dan lingkungan yang baik di perusahaan membuat karyawan merasa keberadaanya penting dalam perusahaan.
4) Kebutuhan penghargaan diri
Adanya penghargaan kepada karyawan yang berprestasi yang dipilih setiap tiga bulan sekali.
5) Kebutuhan aktualisasi diri
Dengan kinerja yang baik dalam perusahaan, maka diadakanya promosi jabatan bentuk perhatian perusahaan atas pencapain potensi diri.
c. Komitmen Organisasi (X2) dalam penelitian ini adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasi dan keterlibatan dirinya dalam bagian organisasi.
1) Penerimaan terhadap tujuan organisasi
Pentingnya pengetahuan karyawan dalam tujuan organisasi seperti visi misi perusahaan, membuat karyawan merasa norma/budaya yang dianut mirip dengan norma/budaya yang ada di organisasi.
2) Keinginan untuk bekerja keras
Adanya keinginan dalam diri karyawan untuk bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan.
3) Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi Adanya hasrat dalam diri karyawan untuk bertahan di organisasi karena memberikan manfaat yang baik dalam diri dan tetap bekerja hingga pensiun di organisasi.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Indrianto dan Supomo (2014: 115) mengatakan “populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu yang untuk dipelajari dan kemudian kesimpulan anggota populasi disebut dengan elemen populasi. Sedangkan menurut Sugiyono (2016:80) populasi a dalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteriastik tertentu untuk dipelajari dan ditarik sebuah kesimpulan.
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan di PT. Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Adapun yang diteliti yaitu karyawan tetap balai sidang Jakarta convention center yang berjumlah 960 karyawan tetap.
2. Sampel
Sampel yang digunakan yaitu seluruh karyawan supervisor (SPV) di PT. Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), sebanyak 32 karyawan. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85). Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi menurut Sugiyono, (2016: 85).
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
General Manajer Financial Controler
Assistant Comptroller
Material Manajer
Purchasing Manajer Cost Control Manajer
AV. Store Manajer
General Cot Controller
Reciving Supervior General Stor
Supervisor F&B Store Supervisor
AV. Store Supervisor
Engineering Store Supervisor General Cashier
Supervisor
Account Payable Supervisor
Food & Beverage Cost Controller
Purchasing Supervisor Chief Manajer Paymaster&tax
Manajer
Night Operation Manajer Reveue Analist
Manajer
Account Reseivable Supervisor
Income Auditor
Account Payable Manajer
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
Bagan 3.2 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
General Manajer Housekeeping
Manajer Asst. Dir. Of
Housekeeping Direct of
Housekeeping Deputy General
Manajer
Housekeeping Administrator
Housekeeping Supervisor
Gardening Supervisor
Florist Supervisor Art & Promotion
Supervisor Employee
Relation
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
Bagan 3.3 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
General Manajer
Deputy General Manajer
Direct of Marketing &
Communication
Public Relation Manajer
Public Rel Executive
Marketing Executif
Social Media Officer
Direct of Marketing &
Communication
Direct of Marketing &
Communication Direct of
Marketing &
Communication
Exhibition Service
Supervisor Bonded W/H AC Supervisor
Supervisor Exhibition
Operation Supervisor
PABX Supervisor Plumbing
Supervisor
Mechaic Supervisor
Power House Supervisor
Electrical Supervisor Civil & Carpenter
Supervisor
Operation Supervisor
Bagan 3.4 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convenion Center (JCC)
Restaurant/Café Manager
Chief Steward
Bar Supervisor
Catering Ops.
Manajer
Stewarding Supervisor Catering Ops.
Supervisor Rest & Café
Supervisor
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian
Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC)
1 Engineering Store Supervisor
2 AV. Store Supervisor
3 F & B Store Supervisor
4 General Store Supervisor
5 Reciving Supervisor
6 Purchasing Supervisor
7 Cashier Supervisor
8 Account Payable Supervisor
9 General Cashier Supervisor
10 Account Receivable Supervisor
11 Training Supervisor
12 EDR Supervisor
13 Timekeeping Supervisor
14 Convention Service Supervisor
15 Conv. Operations Supervisor
16 Operation Field Supervisor
17 Art & Promotion Supervisor
18 Exhibition Service Supervisor
19 Exbihition Operation Supervisor
20 Bonded W/H Supervisor
21 AC Supervisor
22 PABX Supervisor
23 Plumbing Supervisor
24 Mechanic Supervisor
25 Civil Carpenter Supervisor
26 Electrical Supervisor
27 Power House Supervisor
28 Operations Supervisor
29 Bar Supervisor
30 Rest & Café Supervisor
31 Catering Ops. Supervisor
32 Stewarding Supervisor
Total Tiga puluh dua supervisior
E. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif karena peneliti berusaha mendapatkan hasil dari penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala likert dan dihitung menggunakan SPSS. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer, data primer yaitu peneliti peroleh dari pemberian kuesioner, wawancara dan observasi di perusahaan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada 3 yaitu:
1. Pengamatan atau observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data menggunakan cara penelitian secara langsung pada objek penelitian mengenai pengaruh Motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Balai Sidang Jakrta Convention Center.
Pada tahap observasi, peneliti langsung terjun lapangan guna memperoleh informasi tambahan dan untuk mengetahui kebenaran dari informasi yang didapat dari subjek pada saat observasi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab langsung dengan responden maupun orang yang bersangkutan dalam bidang sumber daya manusia mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini, wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan pihak perusahaan terutama pihak HRD PT. Balai Sidang Jakrta Convention Center.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan penyebaran pertanyaan kepada responden. kuesioner yang disebarkan berisi pertanyaan mengenai Kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan.
G. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sarjono & Julianita, 2011). Setiap jawaban dinyatakan dalam bentuk jawaban seperti berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1 2. Tidak Setuju (TS) : skor 2
3. Netral (N) : skor 3
4. Setuju (S) : skor 4
5. Sangat Setuju (ST) : skor 5
H. Alat Analisis Data 1. Rentang Skala
Teknik analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dimana menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan menggunakan bahasa verbal tidak menggunakan angka.
Hal ini dilakukan untuk menganalisis pertanyaan terbuka untuk alasan dan saran-saran.
Analisis statistik deskriptif menggunakan rentang skala untuk skala likert menggunakan rumus:
Nilai tertinggi = 5 Nilai terendah = 1 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑘𝑜𝑟 =𝑛(𝑚 − 1)
𝑚 𝑟 = 32 (5−1)
5 =25,6 Dimana:
r = Rentang/skala n = Populasi (jumlah sampel)
m = Jumlah alternatif jawaban
Table 3.2 Rentang Skala
Rentang Skala Motivasi Komitmen Organisasi
Kinerja Karyawan 32-57 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
58-83 Rendah Rendah Rendah
84-108 Netral Netral Netral
109-134 Tinggi Tinggi Tinggi
135-160 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi 2. Uji Asumsi Klasik
Model analisis linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu, normalitas, multikolineritas, Autokorelasi, dan heteroskesdastisitas (Nugroho, 2005).
a. Uji normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika distribusi data normal,
maka garis yang menggambarkan data sebenarnya akan mengikut garis normalnya (I.
Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah :
Jika data menyebar disekitar garis garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (I. Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas lain sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya (I. Ghozali, 2005).
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan DW
(Durbin Watson). Menurut Singgih Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu (Budi Wahyono, 2016): - Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. - Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.
- Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heterokedstisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot Model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika (Nugroho, 2005):
Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.
Titik – titik data tidak mengumpul hanya diats atau dibawah saja.
Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
I. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable terikat yaitu antara variabel motivasi (X1) dan komitmen organisasi (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Rumus umum persamaan regresi berganda:
Y = α + b1 X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y : kinerja Karyawan α : konstanta
b : koefisien regresi X1 : motivasi
X2 : komitmen organisasi e : standar error
J. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 – 1 (Nugroho, 2005).
2. Uji simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel Kepuasan kerja dan Komitmen organisasional terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan.
Dengan rumus:
Sumber: (Ghozali, 2011) Keterangan :
𝐹 = 𝑅2/(𝑘 − 1) (1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘)
F = Rasio
R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
Gambar 3.5 Kurva F
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas (signifikansi) > 0,50 (α) atau F hitung < F tabel berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara simultan.
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,50 (α) atau F hitung > F tabel berarti hipotesa terbukti maka H0 ditolak Ha diterima, bila dilakukan uji secara simultan.
3. Uji sparsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi varibel. Ini berarti uji t digunakan untuk menguji signifikan hubungan antar variabel independen (Ghozali, 2011). Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas
nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,50, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Dimana : t= βn/Sβn
t = mengikuti fungsi t dengan derajat kebebasan (df)
βn = Koefisien regresi masing-masing variabel Sβn = standar error masing-masing variabel
Gambar 3.6 Kurva t
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas (signifikansi) > 0,50 (α) atau t hitung < t tabel berarti hipotesa tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara parsial.
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,50 (α) atau t hitung > t tabel berarti hipotesa terbukti maka H0 ditolak Ha diterima, bila dilakukan uji secara parsial.
K. Uji Variabel Dominan
Menurut (Sunyoto, 2011) Untuk uji hipotesis ini hanya melihat t-hitung mana yang memiliki pengaruh paling besar secara koefisien beta antara variabel independent (X) terhadap variabek dependen (Y). Dapat dilihat besarnta t-hitung dari variabel independent (X). Apabila t-hitung lebih besar. Maka, variabel tersebut disebut dominan.
Menurut (D. Ghozali, 2011) koefisien beta digunakan untuk melihat pentingnya masing-masing variabel independent secara relative dan tidak ada multikolineritas antar variabel dependen. Kedua, nilai koefisien beta hanya di interpretasikan dengan kontek variabel lain dalam persamaan regresi.