BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang
dilahirkan oleh kemajuan zaman. Dalam bidang perekonomian hal ini
membuat dampak yang cukup besar bagi industri-industri di Indonesia
baik industri perdagangan, manufaktur maupun jasa yang mengakibatkan
persaingan semakin kompetitif.
Salah satu sektor yang cukup tinggi tingkat persaingannya adalah
sektor industri tekstil. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) berperan
cukup penting bagi banyak negara dalam memulai proses industrialisasi.
Bagi Indonesia, TPT yang semula hanya merupakan produksi substitusi
impor saat ini telah berubah menjadi komoditi ekspor andalan. Menurut
ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Benny Sutrisno, ekspor
industri TPT Indonesia pada tahun 2005 mencapai US$ 7,5 Miliar dan
diproyeksikan untuk tahun 2006 ini mencapai US$ 8,35 Miliar (Kompas,
2006).
Menurut API, TPT Indonesia juga memiliki daya saing yang relatif
baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki industri
pertekstilan yang lengkap dari hulu ke hilir, yakni dari produk serat
rajutan (knitting), pakaian jadi (garment), dan produk tekstil
lainnya (other textile). Indonesia memiliki industri pemintalan (spinning)
yang besar di kawasan Asia dan Oceania. Demikian pula dengan industri
pertenunan yang produksinya kedua terbesar setelah Cina, serta industri
pakaian jadi yang dikenal di dunia internasional. Sampai saat ini Indonesia
menjadi negara pengekspor ke-11 terbesar di dunia dengan pangsa pasar
3,15 persen dari total pasar tekstil dunia sebesar US$ 194,7 Miliar pada
tahun 2004. Untuk ekspor pakaian jadi, Indonesia menempati urutan
kesembilan dengan pangsa pasar sebesar 4,45 persen dari total nilai pasar
tekstil dunia sebesar US$ 258,1 Miliar (Kompas, 2006).
Namun di tengah pesatnya persaingan industri ini, pertumbuhan
industri tekstil di Indonesia dirasakan masih kurang dari yang diharapkan.
Industri tekstil sudah mulai menunjukkan gejala penurunan. Pertumbuhan
ekspor tekstil, misalnya sudah terlihat menurun sejak tahun 2001. Dalam
tahun 2002, ekspor pakaian jadi tumbuh negatif sebesar -12,2 persen.
Dengan kondisi ini tampaknya perlu sebuah upaya serius untuk
menyelamatkan industri tekstil di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri,
industri tekstil adalah industri yang penting dalam memberikan kontribusi
kepada penerimaan ekspor Indonesia.
Tenaga kerja mempunyai peranan yang penting dalam suatu
perusahaan, menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas
perusahaan. Berbeda dengan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif
tercapainya tujuan perusahaan. Sebaliknya tenaga kerja juga mempunyai
berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya.
Sebagai sumber daya manusia, tenaga kerja akan memiliki
kontribusi terhadap hasil operasi perusahaan. Perusahaan perlu mengukur
besar pengaruh tenaga kerja terhadap hasil operasi. Pengukuran perlu
dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja karena dengan mengetahui
tingkat produktivitas tersebut maka perusahaan akan mengetahui
pemakaian tenaga kerja yang diperlukan dalam operasi dan dalam
mencapai tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Jumlah tenaga kerja
(karyawan) yang bekerja di perusahaan juga perlu diperhatikan untuk
menentukan pendapatan jasa industri serta bahan baku tekstil yang
digunakan apa akan menunjang laba di perusahaan atau bahkan
sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat tugas akhir yang
berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Bahan Baku
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah penelitian
adalah mencari seberapa besar nilai pengaruh dan mana yang lebih
dominan berpengaruh antara jumlah tenaga kerja dan bahan baku terhadap
pendapatan jasa industri tekstil, pakaian jadi dan kulit Propinsi Sumatera
Utara.
1.3Batasan Masalah
Untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini
agar tidak jauh menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai, penulis hanya
meneliti pengaruh pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu jumlah tenaga kerja dan
bahan baku industri. Data kuantitatif yang digunakan adalah data jumlah
tenaga kerja, data bahan baku industri dan data pendapatan jasa industri
tekstil, pakaian jadi dan kulit Propinsi Sumatera Utara dari tahun 2001
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris
seberapa besar pengaruh jumlah tenaga kerja dan bahan baku terhadap
pendapatan jasa industri tekstil, pakaian jadi dan kulit Propinsi Sumatera
Utara dari tahun 2001 sampai tahun 2011.
1.5Manfaat Penelitian
Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah konstribusi
kebijakan untuk memberikan masukan bagi Pemerintah Pusat maupun
Daerah dalam menyusun kebijakan dibidang perindustrian khususnya
industri tekstil, pakaian jadi dan kulit di masa yang akan datang.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dan riset data dilakukan di Badan Pusat Statistik Propinsi
Sumatera Utara.
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yaitu suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau
urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan
untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai
berikut:
a. Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk
memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan
membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis
yang mendukung penulisan tugas akhir.
b. Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh
penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor
Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Data yang
dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk
angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang sekumpulan data tersebut.
1.8 Tinjauan Pustaka
Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh
berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk
mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh
variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan untuk membuat
perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang
mempengaruhinya (Algifari, 2000).
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk
analisis regresi menggunakan persamaan regresi. Prinsip dasar yang harus
dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara
variabel dependen dengan variabel independen mempunyai sifat hubungan
sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya,
ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.
Bentuk hubungan antara variabel dapat searah atau dapat
berlawanan arah. Hubungan antara variabel searah artinya perubahan nilai
yang satu dengan nilai yang lain searah. Hubungan antara variabel
berlawanan arah artinya perubahan nilai yang satu dengan nilai yang lain
berlawanan arah. (Usman, Husaini, 1995).
Regresi berganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua
variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor
atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua
variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya (Sudjana,
2001). Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel di
mana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian
maka persoalan berikutnya yang dirasakan perlu, jika data hasil pengamatan
terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara
variabel-variabel itu. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Studi yang membahas derajat hubungan antara
variabel-variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran
yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan di
dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut
mempunyai korelasi yang positip. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu
variabel diikuti oleh penurunan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan
bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatip. Dan jika tidak
ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka
dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran
dalam tugas akhir ini. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membagi
enam bab di mana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Adapun
sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi, regresi
linier berganda, uji regresi linier berganda dan korelasi
regresi linier ganda serta uji koefisien regresi linier
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini menjelaskan tentang sejarah, visi, misi,
kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Badan
Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.
BAB 4 : PENGOLAHAN DATA
Bab ini menguraikan pengolahan data dengan
menggunakan metode analisis regresi linier berganda,
korelasi ganda, dan pengujian koefisien regresi linier
berganda.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang
digunakan untuk mengolah/menganalisis data. Penulis
menggunakan program SPSS (Statistic Product and
Service Solution).
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan
kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis