3
ABSTRAKSI
Secara geografis masyarakat karo terbagi berdasarkan dua wilayah,yaitu antaranya, karo gugung dan karo jahe.Namun dalam kontekss upacara kedua suku karo ini tetap juga melakukan serangkaian \bentuk adat istiadat,termasuk di dalamnya unsur kebudayaan musiknya.Yang menjadi perhatian bagi penulis adalah ,meskipun alat-alat musik di kedua daerah ini memiliki fungsi dan peranan yang sama,namun terdapat perbedaan yang sangat mencolok yaitu dari segi bentuk visual dan karakteristik akustik suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut.Dalam hal ini penulis tertarik untuk mengkaji sarunei karo jahe secara organologis dan sekaligus dapat membantu para pembaca dalam melihat perbedaan di kedua sarunei tersebut. .
Sarunei adalah salah satu jenis instrument musik pada masyarakat Batak Karo. Yang termasuk kedalam ansambel gendang lima sendalanen. Ansambel gendang lima sendalanen terdiri dari beberapa alat musik, yaitu sebuah gendang singanaki,sebuah gendang singindungi,penganak,gong,dan sarunei sendiri sebagai pembawa melodi.
Sarunei dalam klasifikasinya termasuk kedalam aerophone. Alat musik sarune ini terbuat dari kayu silastom. Sarune memiliki tujuh buah lubang jari. Dimainkan dan ditiup dengan circular breathing, yang artinya melakukan tiupan tanpa putus putus dengan mengatur pernapasan, sambil menghirup udara kembali lewat hidung sembari meniup . Biasa dimainkan pada upacara upacara adat
4
masyarakat karo, seperti upacara pernikahan, upacara kematian hingga sebagai hiburan.
Dalam ansambel gendang lima sendalanen.Sipeniup sarune selalu diakui sebagai pemimpin di antara mereka, baik secara adat maupun secara musik. Peniup sarunei mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan ansambel musik yang akan dimainkan. Menurut adat juga, bila pihak yang meminta gual memberikan penghargaan maka si peniup sarunei-lah yang harus menerima penghargaan tersebut.
Bapak Kebal Kaban merupakan salah satu pembuat sarune yang masih mengerti tentang proses pembuatan dan masih aktif dalam memainkan alat musik sarune dalam upacara upacara adat karo, dan juga memainkan sarune keberbagai belahan daerah bahkan dunia, Seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Amerika dan Canada. Dari pengamatan yang penulis lakukan dilapangan, Bapak Kebal Kaban merupakan orang yang masih mengerti cara cara pembuatan sarune dan sudah berpengalaman.
Dengan berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik ingin meneliti proses pembuatan alat musik sarune karo buatan Bapak Kebal Kaban di daerah Langkat, Kecamatan Binjai Selatan yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat”