• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyerapan Cairan Obat Kumur Klorheksidin 0,12% Pada Semen Ionomer Kaca Tipe Ii Setelah Perendaman 1, 3, 5 Dan 7 Hari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyerapan Cairan Obat Kumur Klorheksidin 0,12% Pada Semen Ionomer Kaca Tipe Ii Setelah Perendaman 1, 3, 5 Dan 7 Hari"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semen Ionomer Kaca

2.1.1 Pengertian Semen Ionomer Kaca

Semen ionomer kaca adalah bahan yang terdiri dari polimer silang matriks yang diperkuat oleh partikel kaca di sekitarnya. Semen ionomer kaca digunakan untuk mengembalikan fungsi estetis pada gigi anterior dan dianjurkan untuk digunakan pada gigi dengan persiapan kavitas restorasi Klas III dan Klas V. Di samping itu, semen ionomer kaca mempunyai ikatan adesif yang kuat terhadap struktur gigi dan mempunyai potensi dalam pencegahan karies. Jenis semen ionomer kaca telah diperluas untuk mencakup penggunaan mereka sebagai luting agent¸ perekat piranti ortodonti, pit and fissure sealant, liners and bases, core build up, dan sebagai restorasi intermediate. Aplikasi semen ionomer kaca tergantung pada konsistensi semen yang berkisar dari viskositas rendah hingga viskositas yang tinggi yang disesuaikan mengikut distribusi ukuran partikel dan rasio powder/liquid.

Semen ionomer kaca pertama kali diperkenalkan di bidang kedokteran gigi pada tahun 1972 oleh Wilson dan Kent,

1

2

yang telah mengalami berbagai perubahan dan peningkatan seiring perkembangan waktu. Formula asli semen ionomer kaca merupakan formulasi hibrid dari silikat dan semen polikarboksilat.

(2)

dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan fluor yang beraksi sebagai

antikariogenik, kontraksi volume pada pengerasan sedikit dan koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi. 4,13

2.1.2 Komposisi Semen Ionomer Kaca

Semen ionomer kaca adalah bahan yang terdiri dari kalsium, bubuk kaca strontium aluminosilikat yang digabung dengan polimer larut air yang bersifat asam.4,7,13 Bubuk semen ionomer kaca terdiri dari kalsium, kaca aluminosilikat larut asam yang mengandung fluor, alumina, silica, kalsium fluorida, aluminium fosfat dan cryolite.13 Cairannya mengandung larutan poliakrilik dan asam itaconic. Asam tartaric juga dimasukkan ke dalam cairan ini untuk mengurangi ikatan-ikatan hidrogen antara molekul-molekul asam supaya tingkat pembentukan gel pada cairan dapat berkurang serta meningkatkan tingkat reaktivitas cairan ini.1

Tabel 1. Komposisi bubuk semen ionomer kaca

2.1.3 Klasifikasi Semen Ionomer Kaca

Semen ionomer kaca dikategorikan sebagai konvensional, metal inforced dan resin-modified. Klasifikasi semen ionomer kaca dalam bidang kedokteran gigi ada beberapa tipe yaitu :

Tipe I: Luting cement

Semen ionomer kaca jenis ini sangat disukai karena tidak mengiritasi pulpa, mengikat ke struktur gigi dan melepaskan fluor.

Tipe II: Restorative cement

No KOMPOSISI PERSENTASE (%)

1 Silica 29.0

2 Alumina 16.6

3 Kalsium Fluorida 34.3

4 Cryolite 5.0

5 Aluminium Flourida 5.3

(3)

Semen ionomer kaca sebagai bahan restorasi tidak digunakan pada daerah yang menerima tekanan kuat karena mempunyai tensile strength yang lemah.

Digunakan sebagai bahan restorasi untuk lesi servikal non karies (misalnya abrasi sikat gigi) karena semen ini dapat ditempatkan tanpa ada harus membuang jaringan gigi untuk mendapatkan ikatan mekanis yang berfungsi untuk menahan

restorasi. Terdapat dua jenis yaitu Tipe II (a) semen restorative estetis dan Tipe II (b) semen restorative yang diperkuat.

Tipe III: Basis dan lining

Sebagai lining, semen ini digunakan sebagai pelindung pulpa dari perubahan temperatur bahan kimia restorasi lainnya dan asam etsa. Semen ini mengandung sedikit bubuk dan diaplikasikan selapis tipis sedangkan sebagai basis, digunakan untuk menggantikan dentin yang hilang yang pengaplikasiannya lebih tebal dari lining dan memiliki kadar bubuk yang lebih banyak dan kuat secara fisik. 2, 7

2.1.4 Sifat-sifat Semen Ionomer Kaca 2.1.4.1 Sifat-sifat Mekanis

Persyaratan ANSI/ADA Spesifikasi No.96 (ISO 9917)untuk semen ionomer kaca yang digunakan sebagai bahan restoratif mempunyai ketebalan film sedikit kurang dari 25 µ m.14 Pengerasan semen ionomer kaca adalah enam hingga delapan menit dari awal pencampuran. Compressive strength 24 jam semen ionomer kaca berkisar dari 90 hingga 230 MPa. Nilai kekuatan tensile strength

semen ionomer kaca lebih rendah dari resin komposit disebabkan oleh sifat rapuh semen ionomer kaca. Modulus elastis semen ionomer kaca adalah sebanding dengan resin komposit dan semen ionomer kaca resin modified. Kekakuan semen ionomer kaca ditingkatkan oleh partikel kaca dan sifat ikatan ionik antara rantai

polimer.

Semen ionomer kaca mempunyai tensile strength antara 1-3 MPa. Kekuatan ikatan semen ionomer kaca agak lebih rendah dari semen zinc polikarboksilat, mungkin karena semen ionomer kaca lebih sensitif terhadap kelembaban selama proses pengerasan. Kekuatan semen ionomer kaca telah ditingkatkan dengan pengaplikasian conditioner yang bersifat asam diikuti dengan aplikasi larutan

(4)

FeCl3 pada dentin. Nilai kelarutan semen ionomer kaca yang diukur dalam air

secara substansial adalah lebih tinggi dari nilai yang diukur untuk semen lainnya.15

2.1.4.2 Sifat-sifat Fisik

Dua sifat fisik penting yang mempengaruhi daya tahan klinis dari bahan restoratif adalah penyerapan air dan kelarutan bahan.4,11 Penyerapan cairan didefinisikan sebagai peningkatan berat bahan restorasi per area atau satuan volume karena dissolution atau dekomposisi bahan restorasi dalam jangka waktu dan suhu tertentu dalam cairan rongga mulut. Penyerapan air dapat meningkatkan volume bahan dan dapat bereaksi dengan molekul-molekul karboksilat dan dapat menyebabkan kerusakan struktur matriks semen ionomer kaca. Sifat penyerapan terdiri dari kombinasi proses adsorption dan absorption. Adsorption merupakan fenonmena yang berlaku pada permukaan bahan restorasi manakala absorption adalah proses yang melibatkan penetrasi molekul cairan ke dalam stuktur padat melalui difusi.6

Apabila bahan restorasi semen ionomer kaca direndam atau disimpan di dalam lingkungan air, dua mekanisme yang berbeda terjadi. Pertama sekali penyerapan air (water sorption) yang berlaku apabila bahan restorasi semen ionomer kaca ini menyerap air yang menyebabkan meningkatnya berat bahan restorasi ini. Kedua, pelepasan atau larutnya ion-ion di dalam bahan ini di dalam saliva dalam rongga mulut akan menyebabkan berat bahan ini berkurang. Penyerapan air dan kelarutan

semen ionomer kaca dapat menyebabkan degradasi bahan restorasi ini yang mengarah ke dekomposisi.4,6 Kondisi yang ditemukan dalam lingkungan rongga mulut khususnya, diterapkan hanya untuk kelarutan pada jangka waktu yang pendek.

Semen ionomer kaca merupakan bahan yang berbahan dasar air. Air memegang peranan penting pada saat proses pengerasan. Air merupakan medium reaksi di dalam kation- kation pembentuk semen (kalsium dan aluminium) yang dilepaskan dan ditransportasikan untuk bereaksi dengan poliasam untuk

4

(5)

semen yang telah mengeras adalah air, sehingga semen ionomer kaca dapat

dikatakan sebagai bahan yang berbahan dasar air. Air yang terdapat di dalam Semen ionomer kaca dikelompokkan menjadi “air ikatan kuat” dan “air ikatan longgar” yang dibedakan berdasarkan dapat atau tidaknya air keluar dari semen akibat desikasi pada gel silika atau pemanasan pada suhu 1050°C. Air dengan

mudahnya hilang dan didapatkan kembali karena adanya ikatan longgar yang sifatnya stabil. Semen dapat stabil dalam udara dengan kelembaban relatif 80% sehingga pada kondisi kelembaban yang tinggi, semen akan mengabsorpsi air dan sebagai konsekuensinya ekspansi hidroskopik dapat melebihi setting shrinkage. Kontak awal semen dengan air dapat mengakibatkan kerusakan. Semen ionomer kaca menyerap air secara cepat terutama pada hari pertama. Jika semen tidak cukup mengeras, hal ini dapat mengakibatkan rusaknya permukaan semen ionomer kaca akibat adanya pembengkakan atau hilangnya substansi ke lingkungan mulut yang mengakibatkan kasarnya permukaan. Tetapi jika semen ionomer kaca terlindungi selama antara 10 dan 30 menit masalah tersebut dapat diminimalkan. Klinisi harus menjaga agar lingkungan tetap stabil untuk restorasi yang baru ditempatkan dan melapisinya paling tidak satu jam dan lebih baik lagi jika dilakukan pada satu hari pertama (Causton, 1982). Hal ini dilakukan untuk mencegah absorpsi air ke dalam semen yang dapat menguraikan ikatan kalsium poliakrilat yang mudah larut. Jika absorpsi air terjadi pada tahap di mana pembentukan rantai kalsium poliakrilat sedang terjadi, maka ikatan divalen kalsium poliakrilat yang tidak stabil ini akan larut dan terjadi penurunan sifat fisik

dan translusensi semen. Kalsium poliakrilat, lebih rentan terhadap air dibandingkan dengan aluminium poliakrilat, yang jumlahnya lebih dominan pada semen yang baru mengalami pengerasan, oleh karena itu dibutuhkan adanya proteksi pada semen yang baru saja mengeras. Absorpsi air berbeda untuk setiap

(6)

Semen dapat kehilangan air di bawah kondisi yang kering, jika restorasi yang

belum matang dibiarkan terekspos ke udara, maka restorasi ini berpotensi mengalami desikasi pada 6 bulan pertama setelah penumpatan. Desikasi akibat hilangnya air tersebut akan menyebabkan keretakan. Selain itu, hilangnya air akan menghambat pembentukan semen karena air merupakan medium reaksi dan akan

mencegah kekuatan semen berkembang secara sempurna dikarenakan air dibutuhkan untuk menghidrasi garam- garam matriks. Oleh karena itu, restorasi tersebut harus dilapisi dengan lapisan yang kedap air untuk membantu menjaga keseimbangan air. Walaupun resistensi terhadap absorpsi air pada semen ionomer kaca yang fast set lebih cepat dibandingkan semen ionomer kaca konvensional, tetapi kematangan yang sempurna dan resistensi kehilangan air masih belum tersedia paling tidak selama 2 minggu pertama, sehingga baik semen ionomer kaca konvensional maupu n semen ionomer kaca yang fast set masih dapat mengalami dehidrasi jika dibiarkan terpajan ke udara selama periode 2 minggu tersebut.

Kelarutan semen ionomer kaca dalam jangka waktu panjang dapat disebabkan karena bahan restorasi ini sering terekpos pada saliva dan makanan di dalam rongga mulut. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman akan memberikan efek kepada restorasi semen ionomer kaca. pH saliva sering bervariasi dari asam ke basa disebabkan oleh pengkonsumsian makanan dan perubahan yang terjadi pada saliva.

17

16

Dinakaran S (2014) meneliti bahwa konsumsi minuman yang berasam melarutkan bahan restorasi semen ionomer kaca.4 Dalam saliva, bahan restorasi

semen ionomer kaca mengalami reaksi pada permukaannya yang menyebabkan ion pot assium dan fosfat mengalami proses pengendapan pada lapisan terluar semen ionomer kaca. Pada kondisi yang asam, ion matriks yang terbentuk dilepaskan pada lingkungan di sekitarnya. Keadaan ini terjadi akibat proses

buffering dari bahan restorasi semen ionomer kaca ke media atau saliva.

Solubilitas semen ionomer kacadiukur beberapa waktu setelah pengerasannya selesai. Menurut Standar Internasional (ISO) 9917 menentukan bahawa pelarutan semen ionomer kaca berlaku setelah satu jam selesai pengerasannya, sedangkan standar pada masa kini pengukuran dilakukan setelah 24 jam setelah pengerasannya selesai.

4

6

(7)

partikel rasio bubuk dengan cairan, teknik pengadukan, kontaminasi dan oral

higene pasien dapat mempengaruhi kelarutan semen ionomer kaca.

Bahan restorasi semen ionomer kaca pada gigi dapat rusak jika terkena saliva dalam mulut dan menyebabkan marginal leakage terjadi antara gigi dan bahan restorasi. Pada gigi predisposisi karies, bisa terjadi pasca hipersensitivitas,

peradangan pulpa dan penyakit periodontal. Penyerapan air dan kelarutan semen menyebabkan perubahan dimensi dan kontur margin bahan restorasi, kehilangan retensi, pewarnaan serta mempengaruhi perilaku mekanis seperti kekuatan lentur, kekerasan Vickers dan stabilitas mekanis. Kelarutan semen ionomer kaca berpengaruh terhadap biokompatibilitas biologis restorasi pada gigi.

6,18

Menurut Ahmed Ghanim (2010) semen ionomer kaca mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi apabila semen yang sudah diaduk terpapar pada air dan semen ionomer kaca lebih sensitif terhadap kontak air pada enam menit pertama setelah pengadukan.

9

9

Mahesh Singh mengatakan sifat-sifat fisik semen ionomer kaca merosot apabila disimpan di dalam lingkungan yang encer yang menyebabkan penyerapan air pada bahan restorasi tersebut.9 Sebagian dari air yang diserap ke dalam bahan ini mengakibatkan degradasi pada semen ini. Dinakaran S (2014) juga mengatakan solubilitas semen ionomer kaca adalah lebih tinggi di dalam lingkungan yang asam.

Koefisien ekspansi termal bahan restorasi semen ionomer kaca ini hampir sama dengan struktur gigi dan mempunyai alasan yang signifikan untuk mempunyai adaptasi marjinal yang baik. Akan tetapi, disebabkan semen ionomer kaca mempunyai bond strength yang rendah berbanding dengan resin komposit, marginal leakage terjadi terutama pada restorasi pada bagian marjinal atau servikal.

4

Semen ionomer kaca sering digunakan di bidang kedokteran gigi karena ia

mempunyai sifat estetis yang baik. Ini adalah karena semen ionomer kaca sewarna dengan struktur gigi.

3

3

mempunyai pengisi kaca serta tergantung pada proses pembentukannya. Semen ionomer kaca mempunyai proses pengerasan yang lama (24 jam), ia mengambil masa untuk matang sepenuhnya dan menjadi translusen. Semen ionomer kaca juga tahan terhadap stain karena ia mempunyai surface finish yang baik.

Semen ionomer kaca mempunyai sifat translusen karena ia

(8)

2.1.4.3 Sifat Kimiawi

Semen ionomer kaca mampu merekat secara permanen pada enamel dan dentin. Ini adalah karena adanya pertukaran ion antara semen dengan jaringan gigi yang kaya dengan ion kalsium dan fosfat mengakibatkan lapisan semen merekat pada struktur gigi.3,19 Semen ionomer kaca mempunyai adhesi terhadap tubulus

dentin melalui pertukaran ion yang berlaku berdekatan dengan dentin.9 Ia memberikan retensi yang kuat di dalam kavitas yang telah dipreparasi dan mengelakkan karies sekunder daripada terjadi.3 Di samping itu, harus diaplikasikan surface retreatement (dentin conditioning) pada kavitas sebelum semen ionomer kaca diaplikasikan. Dentin conditioning digunakan untuk menguatkan perlekatan secara adhesif bahan restorasi semen ionomer kaca pada permukaan gigi. 3 Kebanyakan bahan restorasi semen ionomer kaca mengalami ekspansi atau penyusutan secara luas dari struktur gigi atau mengalami perubahan dimensi sewaktu proses pengerasan atau bila terdedah pada kelembaban maupun saliva. Salah satu karakteristik utama semen ionomer kaca adalah ia mempunyai stabilitas dimensi yang tinggi dan efek yang dihasilkan langsung menguntungkan pada sifat kesenjangan marginal dan pada tekanan pulpa.

Pelepasan fluor adalah salah satu karakteristik bahan restorasi semen ionomer kaca.

20

3,21

Fluor dilepas dari partikel kaca yang terdapat di dalam semen ionomer kaca ke gigi yang berdekatan dengan tumpatan semen ionomer kaca.20 Ia mempunyai efek penghambatan karies karena ia bisa menyimpan dan melepaskan fluor untuk jangka waktu yang panjang. Namun demikian, semen ini mempunyai

kapasitas untuk mengambil fluor dari lingkungan rongga mulut (tergantung pada konsentrasi gradient). Bahan restorasi semen ionomer kaca bertindak sebagai reservoir fluorida yang diperkirakan mengambil ion fluorida dari lingkungan sekitar dan diperkirakan dapat terus mempertahankan bahan restorasi semen

ionomer kaca.3, 22

2.1.4.4 Sifat Biologis

(9)

ada dentin barrier. Akan tetapi efek panjang dari aplikasi langsung dari bahan restorasi semen ionomer kaca pada jaringan pulpa sehingga kini masih tidak diketahui.3, 22 Semen ionomer kaca mempunyai ion-ion seperti aluminium yang mungkin terlarut dalam rongga mulut yang mungkin memiliki potensi efek biologi. Akan tetapi, menurut penelitian ion-ion aluminium yang terlarut akan

disekresikan keluar dari badan.20, 21

2.1.5 Mekanisme Pengerasan

Reaksi pengerasan dimulai saat cairan asam polielektrolit berkontak dengan permukaan kaca aluminosilikat yang kelak akan menghasilkan pelepasan sejumlah ion. Asam poliakrilat menyerang bubuk kaca untuk melepaskan kation dan ion fluorida. Ion ini merupakan metal fluoride complex yang bereaksi dengan polianion untuk membentuk matriks yang berbentuk gel. Pada reaksi pengerasan selama tiga jam pertama, ion kalsium bereaksi dengan rantai polikarboksilat. Ion trivalent aluminium selanjutnya akan bereaksi selama 48 jam. Selama proses ini berlaku, 20 hingga 30% kaca akan terurai disebabkan oleh serangan proton. Ion fluorida dan fosfat akan membentuk garam yang tidak larut manakala ion sodium akan membentuk gel silica. Struktur semen yang telah mengalami proses pengerasan yang sempurna adalah gabungan dari partikel kaca yang dikelilingi oleh gel silica dalam matriks poli anion dihubungkan melalui jembatan ion. Dalam matriks ini terdapat partikel kecil dari gel silica yang mengandung kristal fluorida.

Semen ionomer kaca terikat secara kimiawi pada enamel dan dentin selama proses pengerasan berlaku. Mekanisme ikatan terjadi disebabkan oleh interaksi ion antara ion kalsium dan fosfat dari permukaan enamel dan dentin. Ikatan ionik ini akan menjadi lebih efektif jika permukaan gigi dibersihkan sebelum semen ini

diaplikasikan dan pembersihan yang dilakukan tidak menghapus terlalu banyak ion kalsium. Permukaan gigi yang dipreparasi selalunya dibersihkan dengan menggunakan conditioner yang bersifat asam dan diikuti dengan pengaplikasian ferric chloride untuk menguatkan ikatan antara bahan restorasi dengan permukaan gigi. Agen pembersihan digunakan untuk menghapuskan smear layer pada

(10)

permukaan dentin tanpa menghapuskan ion-ion ferum supaya ion-ion dapat

meningkatkan ikatan antara permukaan dentin dengan semen.2

Gambar 1. Prinsip hidrolisis semasa pengerasan semen14

Pada tahap ini, kehilangan air dapat menyebabkan keretakan sehingga permukaan semen kelihatan seperti kapur.14 Semen yang terekspos pada udara

lingkungan tanpa pelindung akan retak akibat pengeringan. Kontaminasi air yang terjadi pada tahap ini akan menyebaban penyerapan air atau disolusi pada matriks sehingga membentuk kation dan anion ke daerah sekitarnya. Baik pengeringan atau kontaminasi air akan mempengaruhi integritas bahan ini. Oleh karena itu, semen ionomer kaca harus dilindung dari pengeringan dan perubahan air yang berlaku dalam struktur matriks ini selama penempatan pada kavitas dan untuk beberapa minggu setelah penempatan semen ini.1

(11)

2.2 Obat Kumur

Kebersihan mulut adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari dan faktor yang paling penting dari pembersihan ini adalah dicapai oleh tindakan mekanis dari sikat gigi bukan pasta gigi.14 Pemakaian obat kumur berkembang pesat di lingkungan kedokteran gigi maupun di lingkungan masyarakat.16 Obat kumur

didefnisikan sebagai larutan non steril digunakan sebagai efek antiseptik juga dirancang untuk mengurangi bakteri dalam mulut, menghilangan partikel makanan, sementara mengurangi bau mulut dan memberikan rasa menyenangkan. Referensi pertama yang diketahui ditemukan dalam pengobatan China seitar 2700 SM. Pada akhir abad ke 19, penggunaan minyak essensial yang diperkenalkan. Listerine, obat kumur yang terdiri dari campuran minyak essensial diperkenalkan oleh Dr. Joseph Lawrence dan apoteker Jordan Gandum pada tahun 1987. Minyak essensial yang ditambahkan ke dalam obat kumur adalah thymol, eucalyptol, menthol dan metil salisilat. Akhirnya pada pertengahan 1980-an, obat kumur antiseptic digunakan dalam perawatan kesehatan mulut. Selain tujuan kosmetik ini, terapi obat kumur sekarang mengandung bahan-bahan seperti khloreksidin dan fluoride.

Obat kumur berbeda dari pasta gigi karena obat kumur tidak mengandung abrasif. Sebagian besar obat kumur mengandung 6% sehingga 26.9% alkohol dan disebut alcohol containing mouthwashes. Tujuan alkohol dalam obat kumur adalah untuk melarutkan bahan lain dan sebagai agen antiseptik. Obat kumur yang

14

mengandung alkohol merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan mucositis,

pasien yang menjalani terapi radiasi kepala dan leher, pasien immunocompromised, pasien sensitif terhadap alkohol dan pasien dengan restorasi komposit. Peneliti juga telah menunjukkan alcohol containing mouthwashes dapat menyebabkan degradasi bahan restorasi.

Penggunaan obat kumur mempunyai beberapa tujuan yaitu: membunuh bakteri, sebagai astringen, menghilangkan bau mulut sebagai terapi dan pencegahan terhadap karies gigi. Obat kumur bisguanide adalah obat kumur yang mengandung klorheksidin, alexidine dan octenidine. Antara kegunaan obat kumur ini adalah untuk menghambat pembentukan plak dan gingivitis, khususnya pada anak-anak usia muda di mana kontrol plak secara mekanis adalah tidak optimal

(12)

dalam mempertahankan kesehatan gingiva. Aplikasi obat kumur khlorheksidin

adalah dalam pencegahan timbulnya plak dan karies, juga pencegahan penyakit yang menyerang gusi. Karena khlorheksidin memiliki kemampuan bakterisid dan bakteriostatik terhadap bakteri rongga mulut mulut, termasuk Streptococcus mutans.

Obat kumur mempunyai beberapa efek terhadap bahan restorasi yang antaranya menyebabkan micro leakage pada bahan restorasi. Menurut penelitian Somayeh Hosseini (2013) khlorheksidine dapat mempengaruhi dalam proses bonding karena adsorption yang berlaku pada permukaan gigi dapat menyebabkan meningkatnya micro leakage pada bahan restorasi.

15

11

Awliya menemukan bahawa micro leakage pada bahan restorasi sangat ketara apabila direndam di dalam obat kumur yang mengandung alkohol.12 Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Jyothi KN menemukan bahawa terdapat penurunan microhardness pada bahan restorasi resin komposit. Hal ini disebabkan oleh alkohol yang terkandung dalam obat kumur bisa bereaksi dengan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan restorasi sehingga menyebabkan degradasi dari bahan restorasi.8

2.2.1 Komposisi obat kumur.

Obat kumur mengandung bahan yang aktif dan tidak aktif. Bahan aktif adalah yang menawarkan manfaat terapeutik seperti natrium fluorida yang bertindak sebagai anti karies, sedangkan bahan tidak aktif adalah non terapeutik dan juga

berkontribusi terhadap fisokimia obat kumur seperti konsistensi dan rasa manis. Klorheksidin dikembangkan oleh Imperial Chemical Industries di England sekitar tahun 1940. Ia diproduksi sebagai antiseptic pada tahun 1950. Pada tahun 1957, klorheksidin diperkenalkan sebagai bahan antiseptik untuk kulit. Ia

kemudiannya digunakan secara meluas di bidang kedokteran dan bedah. Klorheksidin bisa didapati dalam pelbagai bentuk seperti diglukonat, asetat dan garam dihidroklorida yang sedikit larut dalam air. Struktur klorheksidin ini adalah molekul yang berbentuk simetris. Ia mempunyai empat cincin klorofenil dan dua gugus bisguanide yang dihubungkan oleh jembatan hexamethylene pada pusatnya.

(13)

Gambar 3. Sintesis klorheksidin

Gambar 4. Klorheksidin glukonat

Klorheksidin bertindak sebagai agen antimikroba. Klorheksidin merupakan bahan yang dikationic pada tingkat pH 3,5 dan ke atas. Klorheksidin yang memiliki sifat dikationik ini bisa membunuh bakteri dengan merusak membran bakteri diikuti oleh koagulasi intraseluler. Penggunaan klorheksidin pada dosisi

rendah menghambat bakteri mulut. Ia juga mencegah akumulasi plak dan sering digunakan sebagai agen antiplak dan antigingivitis. Properti unik yang lain dari

klorheksidin adalah substantivitasnya, karena ia mengacu pada retentif oral. Namun, efek samping dari klorheksidin adalah ia menyebabkan kurangnya daya pengecapan serta menyebabkan diskolorasi pada lidah, permukaan gigi dan bahan restorasi sewarna gigi.

Menurut penelitian oleh Makinen dan Scheinen (1971), xylitol telah banyak digunakan sebagai pemanis dan penghambat karies serta secara resmi disetujui oleh pihak berwenang di Jepang (1997).

14, 16

14

(14)

Ion-ion yang sering terkandung dalam obat kumur adalah fluoride, kalsium dan

fosfat. Zat-zat ini sering dimasukkan sebagai anti plak karena fluor bisa menghambat karies dan memungkinkan remineralisasi enamel. Kalsium dan fosfat juga membantu remineralisasi dengan mengikatkan fluor ke permukaan gigi. Fluor yang terdapat di dalam obat kumur mempunyai sifat pelindung

terhadap karies. Efek kariostatic utama fluor adalah penghambatan demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi lesi karies awal. Ada juga penggabungan biokimia ion fluorida langsung ke struktur gigi yang menghasilkan substitusi ion hidroksil dengan ion fluoride yang mengarah ke pembentukan fluoroapatit.

Fluor menghambat asam yang diproduksi oleh bakteri dengan mengganggu aktivitas enzim dalam bakteri dan menghambat produksi perekat polisakarida bakteri. Tampaknya konsentrasi rendah fluor dalam air liur dan plak memiliki efek lebih besar pada demineralisasi enamel.

14

8,14

Bahan inaktif mencakup semua sisa bahan pada obat kumur yang peran mereka adalah untukmenyediakan struktur, tekstur, pembersihan aktivitas, warna, dan rasa, serta pengawet. Bahan aktif dan inaktif serta fungsi mereka disajikan dalam tabel di bawah: 14

Tabel 2. Bahan aktif yang terdapat di dalam obat kumur

Bahan aktif

14

Kandungan Fungsi

Antiseptik Klorheksidin Sebagai antiplak

Antimalodor Cetylptridinium chloride Mengatasi bau mulut

Anticavity Fluor Menghambat karies

Analgesik Benzydamine Sebagai anti inflamatori

(15)

Tabel 3. Bahan inaktif yang terdapat di dalam obat kumur14

Bahan inaktif Kandungan Fungsi Humectant Glycerin

Sorbitol

Mempertahankan kelembaban Mencegah dehidrasi

Memberikan rasa manis

Surfactant/ deterjen Sodium lauryl sulphate

Menyebabkan perbusaan Mengurangi surface tension

Melonggarkan dan mengeluarkan plak

Agen buffer Sodium hidroksida Mengontrol pH

Pemanis Xylitol Memberikan rasa manis

Perasa Essential oils Menthol Peppermint

Memberikan rasan

Dyes Vegetable dyes Meningkatkan penampilan/rasa

Preservatif Alkohol Benzoate

Gambar

Gambar 1. Prinsip hidrolisis semasa pengerasan semen14
Gambar 4. Klorheksidin glukonat
Tabel 2. Bahan aktif yang terdapat di dalam obat kumur
Tabel 3. Bahan inaktif yang terdapat di dalam obat kumur14

Referensi

Dokumen terkait

[r]

My own experience of walking The Missing Voice will be the corporeal example I use to interrogate how performance can provoke an awareness of the – my – embodied engagement as

[r]

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku profil kanal (C) ferro foam concrete terhadap studi kasus variasi beda tinggi (h)

Namun ketika menghubungkan perangkat dengan jarak yang relatif jauh (lebih dari 130 meter) dianjurkan untuk menggunakan kabel STP, karena dengan semakin panjang kabel STP

Evaluasi pendekatan analisis slope trendline linear pada grafik dari hasil perhitungan simulasi variabel dalam upaya menurunkan nilai OTTV secara signifikan dan

content analysis. Hasil penelitian ini mengungkapkan 4 tema persepsi perawat tentang costumer service , yaitu: 1) makna costumer service menurut perawat pelaksana (memberikan

Tulang setelah dipotong dan dikeringkan.