• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sense of Place pada Ruang Publik Kawasan Perumahan Terencana di Kota Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sense of Place pada Ruang Publik Kawasan Perumahan Terencana di Kota Medan Chapter III VI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian metode campuran (kualitatif dan kuantitatif) , dimana pendekatan penelitian metode campuran adalah desain penelitian dengan asumsi filosofi serta metode penyelidikan. Sebagai sebuah metodologi,hal ini melibatkan asumsi filosofi yang memandu arah dalam pengumpulan dan analisis data serta campuran dari data kualitatif dan kuantitatif dalam studi tunggal atau serangkaian studi. Alasan utama adalah bahwa penggunaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam kombinasi memberikan pemahaman yang lebih baik dari masalah penelitian yang baik pendekatan sendiri. (Creswell and Plano Clark,2007)

(2)

simbol – simbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut.

Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian campuran adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau mengabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif.

Metode Mixed dapat di aplikasikan secara beragam kedalamtahap-tahap penelitian seperti berikut ini:

1. Bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk eksperimen lapangan dan wawancara etnografis mendlam yang dilakukan secara srimultan dan terintegrasi,

2. Pengumpulan data yang memasukan item wawancara tertutup dengan memasukan jawaban numeric,

3. Analisis data yang memasukan analisis factor dengan bentuk skala likert dari satu bagian survey ditambah dengan penggunaan metode komparasi tetap.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor sense of place ( place attachment, place identity, dan place dependence) yang terjadi

(3)

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi (Sabar, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah penghuni yang melakukan aktivitas di ruang publik pada perumahan terencana di kota Medan.

Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah bagian atau jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel pada penelitian ini adalah pegguna ruang publik yang ada pada perumahan terencana di kota Medan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Menurut buku Metode Pemetaan Sosial (2013), peneliti membuat catatan lapangan yang isinya adalah kejadian-kejadian yang menimpa pelaku (informan) pada waktu diwawancarai dan diobservasi, termasuk juga di dalam catatan lapangan kondisi si pelaku (informan). Ini diperlukan untuk mengetahui tingkah laku ketika mengalami masalah sosial yang dirasakannya.

Beberapa cara-cara pengumpulan data:

a. Peneliti harus menetapkan batas-batas penelitian agar fokus penelitian tidak menyebar kemana-mana sehingga sulit untuk diidentifikasi.

(4)

c. Menetapkan aturan untuk mencatat informasi. Ini diperlukan agar rangkaian proses penelitian sangat terfokus dan dapat dipertanggungjawabkan.

(5)

VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA PENGUMPULAN DATA

Place

Attachment Dukungan sosial

Gambaran pemikiran penghuni perumahan mengenai dukungan sosial yang ada di dalam perumahan kecil, menengah, dan besar.

Penyebaran kuesioner

Kriminalitas

Pendapat dari penghuni mengenai peristiwa kriminal yang pernah terjadi selama beraktivitas di ruang publik pada perumahan kecil, menengah, dan besar.

Gambaran pemikiran penghuni perumahan apakah mempunyai keinginan untuk merenovasi rumah atau berpindah ke perumahan lain.

Penyebaran kuesioner Place Identity

Akses menuju ruang publik

Pendapat dari penghuni perumahan mengenai aksesmenuju ruang publik yang tersedia di perumahan kecil, menengah,

dan besar. Penyebaran kuesioner

Kepuasan terhadap ruang publik

Pendapat dari penghuni perumahan mengenai kepuasan penghuni terhadap ruang publik yang tersedia di perumahan

kecil, menengah, dan besar. Penyebaran kuesioner

Place Dependence

Kualitas lingkungan

Pendapat dari penghuni dari masing-masing perumahan kecil, menengah dan besar mengenai kualitas ruang publik yang ada

(6)

3.5. Kawasan Penelitian

Kawasan penelitian ini akan dilakukan di 12 Perumahan Terencana di Kota Medan, dimana dari 12 perumahan tersebut akan diklasifikasi berdasarkan jumlah unit rumah yang ada di perumahan-perumahan tersebut, yaitu:

1. Perumahan kecil : Perumahan Taman Anggrek Setia Budi Perumahan Grand Monaco

2. Perumahan Menengah : Royal Sumatera Residence Perumahan Bumi Asri

(7)

Data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti termasuk juga catatan lapangan yang dikelompokkan oleh peneliti atas dasar aktivitas khusus yang ada dan diteliti. Kemudian dari pengelompokkan data tersebut, data-data itu kemudian diabstraksikan dan dikaitkan satu dengan lainnya sebagai satu kesatuan kejadian dan fakta yang terintergrasi. Dari abstraksi tersebut maka akan tampak pranata sosial yang berlaku di wilayah atau komuniti setempat. (Gambar 3.2.).

Gambar 3.1 Metoda Analisa Data

Pada penelitian, metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah metode SPSS untuk mendapatkan data yang diperlukan (Tabel 3.2).

(8)

Tabel 3.2 Metoda Analisa Data

VARIABEL INDIKATOR

DATA YANG DIPERLUKAN METODA ANALISA DATA

Place

Attachment Dukungan sosial

Data dukungan sosial yang terdapat di dalam

perumahan kecil, menengah, dan besar. SPSS

Kriminalitas

Tingkat kriminalitas yang pernah terjadi di perumahan

kecil, menengah, dan besar. SPSS

Gangguan dalam Sosial

Jumlah penghuni yang pernah mengalami gangguan saat beraktivitas di ruang publik pada perumahan kecil, menengah, dan besar.

SPSS Keinginan untuk

merenovasi/berpindah

Jumlah penghuni perumahan yang berkeinginan untuk

merenovasi rumah atau berpindah ke perumahan lain. SPSS Place Identity

Akses menuju ruang publik

Kemudahan akses menuju ruang publik pada

perumahan kecil, menengah, dan besar. SPSS

Kepuasan terhadap ruang publik

Jumlah penghuni perumahan yang merasa puas atau tidak terhadap ruang publik yang ada di dalam

perumahan kecil, menengah, dan besar. SPSS

Place Dependence

Kualitas lingkungan Pendapat dari penghuni dari masing-masing perumahan kecil, menengah dan besar mengenai

(9)
(10)

BAB IV

KAWASAN KAJIAN

4.1. Lokasi Perumahan di Kota Medan

Perumahan-perumahan terencana yang akan menjadi lokasi penelitian tersebar di seluruh kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Lletak Kota Medan pada peta Sumatera Sumber: www.google.com

(11)

Gambar 4.2 Letak perumahan pada peta kota Medan Sumber: Google Earth

4.2. Perumahan Kecil

(12)

4.2.1. Taman Anggrek Setia Budi

Perumahan Taman Anggrek Setia Budi berada di Flamboyan Raya, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara. Pencapaian untuk ke perumahan ini dapat melalui Jalan Setia Budi (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Peta Pencapaian Perumahan Taman Anggrek Setia Budi Sumber: Google Map

Gambar 4.4 Master Plan Perumahan Taman Anggrek Setia Budi

(13)

perumahan. (Gambar 4.4). Sarana yang terdapat di dalam perumahan ini adalah kolam renang, lapangan olahraga serta taman olahraga. Di perumahan ini hanya memiliki satu lapangan olahraga yang sebenarnya merupakan lapangan bulu tangkis. Namun lapangan ini sering dimultifungsikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai aktivitas lainnya seperti lapangan bermain bagi anak-anak, lapangan sepak bola, dan sebagainya.

Gambar4.5 Lapangan olahraga Sumber: Analisis 2016

(14)

4.2.2. Perumahan Grand Monaco

Perumahan Grand Monaco terletak di Jalan Eka Surya, Namorambe, Medan Sumatera Utara. Pencapaian untuk perumahan ini dapat melalui Jalan Eka Surya maupun Jalan Sidodadi. Pintu masuk utama perumahan berada di Jalan Eka Surya, dan bisa dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. Sedangkan pada Jalan Sidodadi yang merupakan pintu samping perumahan biasanya hanya dilewati oleh pejalan kaki. (Gambar 4.7).

(15)

Gambar 4.8 Master Plan Perumahan Grand Monaco

Sumber: Analisis 2016

(16)

Gambar 4.9 Jalan Primer Perumahan Grand Monaco Sumber: Analisis 2016

4.3. Kajian Perumahan Menengah

Perumahan menengah, dengan jumlah rumah antara 300-1000 unit, yang terdapat di kota Medan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

4.3.1. Perumahan Citra Wisata

(17)

Gambar 4.10. Peta Pencapaian Perumahan Citra Wisata

Sumber: Google Map

Perumahan ini memiliki luas sekitar 19 hektar dengan jumlah rumah di perumahan ini adalah 545 unit, yang terbagi ke dalam beberapa blok. Perumahan ini memilikit tiga jenis tipologi rumah, yaitu rumah deret, rumah maisonette, dan rumah toko. Rumah toko dapat ditemukan sebelum pintu masuk utama perumahan.

Gambar 4.11 Master Plan Perumahan Citra Wisata Sumber: Analisis 2016

(18)

dan danau), sarana olahraga (lapangan basket dan lapangan bulu tangkis), dan beberapa café serta tempat makan. Penelitian dilakuakan di ruang terbuka serta fasilitas perumahan (Gambar 4.11). Penghuni erumahan melakukan banyak kegiatan di tepi danau, terutama pada sore hari, seperti jogging, piknik, atau sekedar duduk-duduk. Ada juga yang melakukan olahraga air di danau seperti bermain kayak (Gambar 4.12)

Gambar 4.12 Danau dan Ruang Terbuka Perumahan Citra Wisata Sumber: Analisis 2016

4.3.2. Perumahan Johor Indah Permai

(19)

Gambar 4.13 Peta Pencapaian Perumahan Johor Indah Permai

Sumber: Google Map

Gambar 4.14 Master Plan Perumahan Johor Indah Permai Sumber: Analisis 2016

(20)

terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai antara lain adalah masjid dan lapangan. Masjid yang terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai bernama Masjid Baitturahman, sedangkan lapangan yang terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai terdapat 3 lapangan antara lain adalah lapangan tenis, bulu tangkis, dan lapangan bola. Ruang publik yang diteliti adalah ruang terbuka yang terdapat di depan mesjid (Gambar 4.14).

4.3.3. Perumahan Bumi Asri

Perumahan Bumi Asri berlokasi di Jalan Asrama, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara (Gambar 4.15).

(21)

Gambar 4.16 Master Plan Perumahan Bumi Asri Sumber: Analisis 2016

Perumahan ini memiliki luas sekitar 39 hektar, dengan deretan hunian pada pintu masuk yang memiliki fungsi komersil Sarana yang terdapat pada perumahan ini adalah waterpark dan lapangan olahraga. Namun, akibat suatu hal, waterpark di perumahan sudah tidak berfungsi lagi, sehingga hanya tersisa lapangan olahraga yang menjadi fasilitas yang disediakan oleh pihak perumahan (Gambar 4.16).

4.3.4. Perumahan Royal Sumatera

(22)

Gambar 4.17 Peta Pencapaian Perumahan Royal Sumatera Sumber: Google Map

Gambar 4.18 Master Plan Perumahan Royal Sumatera Sumber: Analisis 2016

Perumahan yang memiliki luas sebesar 250 ha ini tersusun menjadi beberapa cluster dan dijaga oleh pos keamanan lengkap dengan gerbang Sarana yang terdapat

(23)

terdapat Sekolah Internasional Singapore (SIS) yang dijaga dengan gerbang portal sehingga tak sembarang orang bisa masuk ke dalam sekolah. Jalan di dalam perumahan cukup besar, sehingga penghuni perumahan sering melakukan kegiatan jalan sore ataupun berolahraga di jalan. Terdapat juga taman-taman yang berbentuk lingkaran di tiap persimpangan jalan sehingga penghuni yang beraktivitas sore dapat duduk-duduk dan beristirahat disana (Gambar 4.19).

Gambar 4.19. Aktivitas di sarana Perumahan Royal Sumatera Sumber: Analisis 2016

4.3.5. Villa Zeqita Residence

Villa Zeqita berada di Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Medan. Perumahan ini memiliki ±350 unit rumah. Untuk mencapai perumahan ini, kita bisa

(24)

Gambar 4.20 Peta Pencapaian Villa Zeqita Residence Sumber: Google Map

Gambar 4.21Master Plan Villa Zeqita Residence

Sumber: Analisis 2016

(25)

kendaraan maupun pejalan kaki. (Gambar 4.22).

Gambar 4.22 Keadaan Jalan Primer Villa Zeqita Residence Sumber: Analisis 2016

4.4. Kajian Perumahan Besar

4.4.1. Perumahan Taman Setia Budi Indah

(26)
(27)

kosong, Masjid, dan sekolah (Gambar 4.24)

4.4.2. Perumahan Cemara Asri

Perumahan Cemara Asri berada di Jalan Cemara Boulevard, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sumatera Utara, Indonesia. Pencapaian menuju perumahan ini dapat melalui Jalan Krakatau. dan Jalan H.Anif. Pada Perumahan Cemara Asri sebenarnya terdapat 1 pintu masuk, yaitu dari Jl. Cemara Boulevard, namun ada juga jalan masuk kecil yang terdapat di belakang Cemara Asri yang dapat dilewati sebuah mobil dan sebuah sepeda motor (Gambar 4.25).

(28)

Gambar 4.26 Master Plan Perumahan Cemara Asri Sumber: Analisis 2016

(29)

Gambar 4.27 Ruang Terbuka Perumahan Cemara Asri Sumber: Analisis 2016

Gambar 4.28 Fasilitas Perumahan Cemara Asri Sumber: Analisis 2016

4.4.3. Perumahan Citra Garden

(30)

Gambar 4.29 Peta Pencapaian Perumahan Citra Garden Sumber: Analisis 2016

Gambar 4.30 Master Plan Perumahan Citra Garden Sumber: Analisis 2016

(31)

Internasional Piaget dan tempat kursus Kumon. Terdapat kolam renang dan waterpark di dalam perumahan yang bisa diakses baik penghuni maupun pengunjung dari luar perumahan. ruang terbuka yang terdapat di perumahan ini adalah lapangan olahraga dan taman. (Gambar 4.30)

4.4.4. Perumnas Simalingkar

Perumnas Simalingkar berlokasi di Jalan Kapitan Purba, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Pancur Batu, Medan, Sumatera Utara dan Perumahan ini merupakan milik pemerintah. Pencapain menuju Perumnas Simalingkar dapat melalui Jalan Djamin Ginting. Perumnas ini berada di sebelah Perumahan Royal Sumatera (Gambar 4.31)

(32)

Gambar 4.32 Master Plan Perumnas Simalingkar Sumber: Analisis 2016

(33)

Perumnas Helvetia dapat dicapai peru melaluli jalan besar yaitu Jalan Sumarsono. Di dalam perumnas ini memiliki banyak jalan sekunder (Gambar 4.32).

Gambar 4.33 Peta Pencapaian Perumnas Helvetia Sumber: Analisis 2016

Gambar 4.34 Master Plan Perumnas Helvetia Sumber: Analisis 2016

(34)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Lokasi Kawasan Penelitian

Dari survei didapatkan hasil berupa jawaban dari responden-responden yang ditanyai pada saat survei. Survei dilakukan pada tiga kategori perumahan, yaitu

1. Perumahan Kecil, dengan jumlah rumah < 300 unit. Perumahan-perumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Taman Anggrek Setia Budi dan Perumahan Grand Monaco.

2. Perumahan Menengah, dengan jumlah rumah 300-1000 unit. Perumahan-perumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Royal Sumatera Residence, Perumahan Bumi Asri, Villa Zeqita Residence,Perumahan Citra Wisata, dan Perumahan Johor Indah Permai.

(35)

Berikut ini merupakan hasil analisa Sense of place dimana dilakukan perbandingan antara 3 jenis perumahan berdasarkan pertanyaan yang dikaitkan dengan faktor identity dan dependence, attachment.

5.2.1. Place identity pada ruang terbuka

1. Tahu akan Ruang Terbuka

Gambar 5.1 Diagram Batang Tahu akan Ruang Terbuka

(36)

2. Kemudahan akses terhadap Ruang Terbuka

Gambar 5.2 Diagram Batang Kemudahan Akses menuju Ruang Terbuka

(37)

sisanya 9,52% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses dikarenakan jauh dari rumah.

3. Kepuasan terhadap Ruang Terbuka

Gambar 5.3 Diagram Batang Kepuasan terhadap Ruang Terbuka

(38)

perumahan (Gambar 5.3). Studi mengatakan bahwa identifikasi tempat suatu perumahan mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni terhadap lingkungan perumahan, terutama dengan aspek-aspek sosial dari lingkungan perumahan. (Fleury-Bahi, F_eloneau, & Marchand, 2008). Sehingga perumahan yang ruang terbukanya dengan tingkat kepuasan rendah bisa terbilang tidak memiliki nilai sosial yang tinggi.

4. Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka

Gambar 5.4 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka

(39)

perumahan menengah, dimana tidak perlu meminta izin kepada pihak perumahan untuk dapat menggunakan ruang terbuka di dalam perumahan ( Gambar 5.4).

5. Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka

Gambar 5.5 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka

(40)

memakai ruang terbuka, dikarenakan akses yang cukup jauh dari rumah ( Gambar 5.5).

6. Kenyamanan di Ruang Terbuka

Gambar 5.6 Diagram Batang kenyamanan Terhadap Ruang Terbuka

(41)

1. Kemampuan Ruang Terbuka Mendukung Aktivitas Penghuni

Gambar 5.7 Diagram Batang Kemampuan Ruang Terbuka

(42)

5 .2.3. Place Attachment pada ruang terbuka

1. Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka

Gambar 5.8 Diagram Batang Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka

(43)

sehingga terdapat penghuni perumahan jarang melakukan kegiatan di ruang terbuka. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% menjawab ada kegiatan bersama di ruang terbuka. Contohnya adalaha Perumahan Cemara Asri, dimana memiliki ruang terbuka berupa taman besar di pusat perumahan dan banyak penghuni maupun pengunjung dari luar yang sering melakukan kegiatan disana, seperti olahraga bersama (Gambar 5.8).

2. Peristiwa Kriminal di Ruang Terbuka

Gambar 5.9 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Ruang Terbuka

(44)

rumah, seperti di ruang terbuka. Berdasarkan hasil survei, responden pada perumahan kecil menjawab tidak pernah terjadi peristiwa kriminal di ruang terbuka pada perumahan tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada perumahan menengah. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 38,10% responden menjawab pernah terjadi peristiwa kriminal, seperti pencurian motor di Perumahan Cemara Asri (Gambar 5.9).

3. Gangguan saat Beraktivitas di Ruang Terbuka

Gambar 5.10 Diagram Batang Gangguan di Ruang Terbuka

(45)

beraktivitas di ruang terbuka perumahan. Namun hal yang berbeda dengan perumahan besar, dimana sebanyak 9,52% responden menjawab adanya gangguan saat beraktivitas di ruang terbuka perumahan. sedangkan sisanya 90,48% responden menjawab tidak mengalami gangguan saat beraktivitas di ruang terbuka.

5.2.4. Place Identity pada jalan primer

1. Kepuasan terhadap Jalan Primer

Gambar 5.11 Diagram Batang Kepuasan terhadap Jalan Primer

(46)

perumahan. Sama seperti perumahan kecil, pada perumahan menengah, semua responden merasa puas terhadap jalan primer perumahan. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% responden menjawab sudah merasa puas terhadap jalan primer perumahan, dikarenakan jalan yang luas, sedangkan sebanyak 23,81% responden menjawab tidak puas terhadap jalan primer, dikarenakan kerusakan jalan maupun terlalu banyak kendaraan bermotor sehingga dapat membahayakan bagi pengguna jalan (Gambar 5.11).

2. Pengizinan Pemakaian Jalan Primer

Gambar 5.12 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Jalan Primer

(47)

tersedia di perumahan. Hal yang sama juga berlaku pada perumahan menengah, dimana responden mengatakan tidak perlu melakukan pengizinan dalam menggunakan jalan primer. Pada perumahan besar, seperti Perumahan Cemara Asri, sebanyak 14,29% responden menjawab perlu dilakukan pengizinan penggunaan jalan primer, seperti pemasangan tenda pedagang kaki lima pada pinggir jalan primer (Gambar 5.12).

3. Frekuensi Pemakaian Jalan Primer

Gambar 5.13 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Jalan Primer

(48)

di perumahan. pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih kadang-kadang menggunakan ruang terbuka, dan sisanya memilih sering dan jarang. Sama seperti perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih sering menggunakan jalan primer dan sisanya 28,57% responden memilih kadang-kadang menggunakan jalan primer di perumahan.

4. Kenyamanan di Jalan Primer

Gambar 5.14 Diagram Batang Kenyamanan terhadap Jalan Primer

(49)

jalan dan dapat dengan mudah diawasi oleh orang tua dari rumah mereka masing-masing. Pada perumahan menengah, dengan rata-rata lebar jalan primer kurang lebih 7-8 meter, memiliki kenyamanan yang sudah cocok dengan para responden. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% responden menjawab sudah nyaman dengan jalan primer perumahan, dan 23,81% lainnya menjawab masih belum merasa nyaman, dikarenakan pada beberapa perumahan besar masih terdapat keadaan jalan yang kurang baik dan pernah terjadi kejadian kriminal seperti pencurian motor (Gambar 5.14).

5.2.5. Place Dependence pada jalan primer

1. Sirkulasi perumahan dalam mendukung aktivitas penghuni

Gambar 5.15 Diagram Batang Sirkulasi Perumahan

(50)

melakukan survei, perumahan kecil memiliki sirkulas jalan primer yang baik dan dapat mendukung aktivitas penghuni. Pada perumahan menengah juga memiliki sirkulasi yang sudah baik. Perumahan besar, pada umumnya memiliki jalan utama yang lebar dan mampu mendukung aktivitas penghuni, sehingga para responden memilih pilihan sirkulasi perumahan sudah mampu mendukung aktivitas penghuni (Gambar 5.15).

5.2.6. Place Attachment pada jalan primer

1. Penggunaan jalan primer untuk aktivitas pribadi

Gambar 5.16 Diagram Batang Penggunaan Jalan Primer untuk Aktivitas Pribadi

(51)

tenda secara besar-besaran sehingga menutupi badan jalan. Tentu saja hal ini bisa dikatakan cukup mengganggu penghuni yang lain (Gambar 5.16).

2. Peristiwa Kriminal di Jalan Primer

Gambar 5.17 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Jalan Primer

(52)
(53)

Gambar 5.18 Diagram Batang Gangguan saat beraktivitas di Jalan Primer

(54)

Simalingkar, dimana banyak kendaraan bermotor seperti angkutan kota yang berlalu lalang sehingga penghuni perumahan yang ingin beraktivitas di jalan primer merasa terganggu (Gambar 5.18).

5.2.7. Place Identity pada fasilitas perumahan

1. Tahu akan Fasilitas Perumahan

Gambar 5.19 Diagram Batang Tahu akan Fasilitas Perumahan

(55)
(56)

2. Kemudahan Akses Menuju Fasilitas Perumahan

Gambar 5.20 Diagram Batang Kemudahan Akses Fasilitas Perumahan

(57)
(58)

3. Kepuasan terhadap Fasilitas Perumahan

Gambar 5.21 Diagram Batang Kepuasan terhadap Fasilitas Perumahan

(59)

tenang dan aman apabila membiarkan anak-anak mereka berenang disana.

Gambar 5.22. Kolam renang pada Perumahan Taman Anggrek Setia Budi

(60)
(61)

Gambar 5.23 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Fasilitas Perumahan

(62)

renang, tempat ibadah, area berjualan, dan sebagainya. Sebanyak 33,33% responden memilih jawaban sering memakai fasilitas perumahan, 38,10% memilih jawaban kadang-kadang, 19,05% memilih jawaban jarang, dan sisanya 9,52% memilih jawaban tidak pernah sama sekali (Gambar 5.23).

5. Kenyamanan di Fasilitas Perumahan

Gambar 5.24 Diagram Batang Kenyamanan terhadap Fasilitas Perumahan

Kenyamanan di dalam fasilitas perumahan sangat penting karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat membuat fasilitas tersebut “hidup” dan banyak dikunjungi oleh penghuni perumahan. Penelitian pada

(63)
(64)

5.2.8. Place Dependence pada fasilitas perumahan

1. Kemampuan Fasilitas Perumahan mendukung Aktivitas Penghuni

Gambar 5.25 Diagram Batang Kemampuan Fasilitas Perumahan

(65)

fasilitas di dalam perumahan menengah sudah mampu mendukung aktivitas mereka. Dan sisanya 14,29% menjawab fasilitas di dalam perumahan menengah belum mampu mendukung aktivitas mereka. Survei pada perumahan besar menghasilkan sebanyak 90,48% responden menjawab fasilitas perumahan sudah mampu mendukung aktivitas mereka, seperti pada Perumahan Cemara Asri yang memiliki fasilitas minimart dan sekolah sehingga penghuni perumahan bergantung kepada fasiltias tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Gambar 5.26).

Gambar 5.26 Minimart pada Perumahan Besar

(66)

5.2.9. Place Attachment pada fasilitas perumahan

1. Kegiatan Bersama di Fasilitas Perumahan

Gambar 5.27 Diagram Batang Kegiatan Bersama di Fasilitas Perumahan

(67)
(68)

2. Peristiwa Kriminal di Fasilitas Perumahan

Gambar 5.28 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Fasilitas Perumahan

(69)
(70)

9. Gangguan saat Beraktivitas di Fasilitas Perumahan

Gambar 5.29 Diagram Batang Gangguan saat beraktivitas di Fasilitas Perumahan

(71)

tidak pernah mengalami gangguan pada saat beraktivitas di fasiltias yang disediakan oleh perumahan. Pada perumahan besar, sebanyak 4,76% responden menjawab adanya gangguan pada saat beraktivitas di fasilitas perumahan. Menurut peneliti, hal ini dapat terjadi dikarenakan banyaknya pengguna fasilitas perumahan, seperti pada Perumahan Cemara Asri yang fasilitas perumahannya selalu dipenuhi terutama pada saat akhir pekan. Sedangkan sisanya 95,24% responden menjawab tidak ada gangguan saat beraktivitas di fasilitas perumahan (Gambar 5.29).

5.3. Faktor-Faktor Sense of Place

5.3.1. Faktor-Faktor Sense of Place pada Ruang Terbuka

Pada perumahan kecil dan menengah, kualitas pada ruang terbuka sudah dinilai bagus oleh responden. Sedangkan pada perumahan besar, ada responden yang masih merasa kurang puas terhadap ruang terbuka yang ada di perumahan dikarenakan kebersihan yang kurang terjaga. Dugaan peneliti mengenai hal ini adalah pihak perumahan yang kurang menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang terbuka yang ada di perumahan besar.

5.3.2 Faktor-Faktor Sense of Place pada Jalan Primer

(72)

yang tidak bagus adalah dikarenakan oleh faktor manusia sendiri, dimana manusia disini adalah penghuni perumahan dan pihak perumahan dan juga banyaknya kendaraan pribadi. Kemacetan dapat terjadi diakibatkan sifat manusia yang tidak mau mengalah satu sama lain, sehingga kendaraan pribadi saling berebut tempat. Dan juga pihak perumahan yang kurang memperhatikan keadaan jalan.

5.3.3 Faktor-Faktor Sense of Place pada Fasilitas Perumahan

Jumlah fasilitas perumahan pada perumahan kecil sangat sedikit sehingga penghuni perumahan tidak bisa menikmati atau mengisi waktu libur apabila sedang berada di dalam perumahan. Sedangkan pada perumahan besar terdapat banyak fasilitas perumahan, seperti kolam renang, lapangan olahraga, tempat beribadah, tempat berbelanja, sehingga penghuni perumahan besar merasa tidak bosan apabila mengisi waktu libur hanya dengan berada di dalam perumahan. Apabila pihak perumahan menyediakan fasilitas perumahan dengan fungsi yang jelas dan terstruktur dengan baik, maka fasilitas di perumahan kecil akan lebih sering dikunjungi oleh penghuni dan akan memiliki identitas yang jelas di pikiran penghuni perumahan kecil.

(73)

Berikut adalah tabel rangkuman dari analisa data yang didapatkan pada saat melakukan survey dengan metoda penyebaran kuesioner. Rangkuman dilakukan berdasarkan tiga faktor sense of place dan tiga ruang publik yang terdapat di perumahan-perumahan terencana di kota Medan.

Tabel 5.1. Tabel Rangkuman Analisa Data

Place Identity Place Dependence Place Attachment

Ruang Terbuka

(+)Place identity di ruang terbuka pada perumahan kecil adalah yang paling tinggi dikarenakan ruang terbuka di perumahan kecil adalah aktivitas penghuni. Dugaan peneliti mengenai hal ini dikarenakan ukuran ruang terbuka yang kecil.

(+)Adanya kegiatan bersama di ruang terbuka pada perumahan kecil menjadi salah satu alasan tingginya place attachment pada jenis perumahan tersebut. Selain itu, tingkat kriminalitas dan gangguan di ruang terbuka sangat rendah sehingga penghuni perumahan merasa nyaman untuk beraktivitas di ruang terbuka sehingga menimbulkan rasa terikat dengan ruang terbuka tersebut. Medan, dikarenakan jalan primer tersebut adalah jalan yang selalu dilalui oleh penghuni perumahan untuk beraktivitas di luar perumahan.

(+)Sirkulasi menjadi faktor yang mempengaruhi place dependence pada suatu perumahan, dikarenakan apabila sirkulasi dari jalan primer di suatu perumahan itu baik, maka akan banyak penghuni perumahan yang selalu melewati dan bergantung dengan jalan tersebut. Dilihat dari hasil survey, tingkat place dependence tinggi pada setiap perumahan .

(74)

Tabel 5.1, sambungan

Place Identity Place Dependence Place Attachment

Fasilitas Perumahan

(+)Fasilitas perumahan terutama yang berada di perumahan besar memiliki identitas yang paling jelas, dimana fungsi dari tiap-tiap fasilitas berbeda dan terstruktur sehingga penghuni perumahan tidak merasa bingung dengan identitas dan fungsi dari fasilitas tersebut. Selain itu, posisi fasilitas yang berada di pusat perumahan memudahkan akses penghuni menuju fasilitas tersebut untuk beraktivitas.

(+)Fasilitas perumahan pada perumahan terencana yang diteliti dinilai telah memiliki kemampuan untuk dapat mendukung aktivitas penghuni perumahan sehingga banyak penghuni yang bergantung pada fasilitas perumahan untuk dapat melakukan aktivitasnya seperti berenang, beribadah, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan place dependence penghuni terhadap fasilitas pada perumahan yang dihuni.

(75)

perumahan terencana memiliki nilai yang tinggi. Hal ini dikarenakan memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi serta mudah diakses, dan khususnya pada perumahan besar memiliki ruang terbuka dengan fungsi yang jelas.

Place Dependence. Ruang publik yang memiliki place dependence yang paling rendah adalah ruang terbuka pada perumahan terencana di kota Medan. Ini dikarenakan kurangnya kemampuan ruang terbuka dalam mendukung aktivitas penghuni perumahan yang memilih ruang terbuka sebagai wadah beraktivitasnya. Dugaan peneliti, selain kemampuan, kualitas dari ruang terbuka sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan penghuni di perumahan terencana. Menurut Stokols dan Shumaker (1981, p. 457) place dependence didefinisikan sebagai kekuatan yang dirasakan oleh pengguna antara diri sendiri dengan tempat-tempat yang spesifik. Di dalam penelitian ini, kekuatan yang dimaksud belum dimunculkan di ruang terbuka pada perumahan terencana, khususnya perumahan menengah dan besar.

(76)
(77)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisa sense of place terhadap 3 jenis ruang publik pada 3 jenis perumahan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Place identity di ruang terbuka pada perumahan kecil lebih tinggi

dibandingkan dengan ruang terbuka di perumahan menengah dan besar, karena dari responden yang disurvei tahu akan ruang terbuka yang ada di dalam perumahan serta puas terhadap ruang terbuka tersebut.

 Place Dependence di ruang terbuka pada perumahan kecil merupakan yang

paling tinggi dibandingkan dengan jenis perumahan lainnya karena ruang terbuka pada perumahan kecil dinilai telah mampu mendukung aktivitas penghuni perumahan sehingga banyak penghuni perumahan yang bergantung pada ruang terbuka tersebut.

 Place Attachment di ruang terbuka yang paling tinggi berada pada

(78)

 Pada jalan primer, place identity yang paling tinggi berada di perumahan

menengah, dikarenakan semua penghuni perumahan merasa puas dan nyaman dengan jalan primer perumahan yang mereka huni.

 Sirkulasi pada di jalan primer pada perumahan menengah dinilai yang

paling bagus diantara perumahan lainnya sehingga place dependence pada perumahan ini yang paling tinggi.

 Place attachment yang paling tinggi adalah yang berada pada perumahan

menengah. Hal ini dikarenakan tingkat kriminalitas dan gangguan saat beraktivitas di jalan primer pada perumahan menengah adalah yang paling rendah sehingga penghuni perumahan merasa aman saat beraktivitas.  Hampir semua penghuni perumahan tahu akan fasilitas perumahan yang

terdapat di perumahan-perumahan besar, fungsi dari masing-masing perumahan jelas, serta mudahnya akses menuju fasilitas perumahan sehingga place identity pada perumahan besar adalah yang paling tinggi.  Kemampuan fasilitas yang dapat mendukung aktivitas penghuni

perumahan serta menampung banyaknya pengguna fasilitas perumahan sehingga place dependence pada perumahan besar adalah yang paling tinggi.

Place attachment yang paling tinggi adalah berada di perumahan besar,

(79)

Berdasarkan kesimpulan penelitian, peneliti merekomendasikan berupa saran-saran, yaitu:

 Pihak pengelola perumahan kecil hendaknya memikirkan sense of place

pada ruang publik perumahan sehingga penghuni perumahan merasa nyaman beraktivitas di fasilitas perumahan.

 Pihak perumahan kecil hendaknya membangun fasilitas perumahan

dengan fungsi yang jelas dari masing-masing fasilitas.

 Pihak perumahan besar hendaknya meningkatkan keamanan sehingga akan

Gambar

Gambar 4.2 Letak perumahan pada peta kota Medan Sumber: Google Earth
Gambar 4.7   Peta Pencapaian Perumahan Grand Monaco    Sumber: Google Map
Gambar 4.10. Peta Pencapaian Perumahan Citra Wisata   Sumber: Google Map
Gambar 4.17 Peta Pencapaian Perumahan Royal Sumatera Sumber: Google Map
+7

Referensi

Dokumen terkait

  Tujuan dari Distribution Requirement Planning (DRP) , yaitu melakukan aktivitas distribusi yang baik, sehingga keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Nurhadi (Rusman, 2012: 187) bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang

Berdasarkan hasil dan diskusi penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1) media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria

Keanekaragaman Plankton dan Hubungannya dengan Faktor Fisik-Kimia Air di Sungai Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara.. The Role of periphyton in benthic food webs,

Selanjutnya pada hasil uji regresi model penuh menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara fashion involvement dan impulsive buying dengan harga diri pada remaja di SMAN

2.the high speed development of globalization and regional integration, such asbTPP, TTIP, TISA, One Belt and One Road, ASEAN + 6, Asia - Pacific free trade area, etc. 3.New

Karena ringkasan dari 34 jawaban yang ada mengarah kepada kategori Setuju, bagi 34 siswa media Audio Visual yang dibuat dan di tampilkan pada siklus 2 ini lebih

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara penggunaan situs portal berita online Waspada.co.id terhadap pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa