KP I 01 X 02
KP II 01 02
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimen Design dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test design dengan kelompok pembanding. Rancangan penelitian sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan kelompok pembanding disajikan secara skematik. Pre-test dilakukan sebelum perlakuan. Post-test dilakukan 14 hari setelah perlakuan.Menurut Brigham dalam Azwar (2005), dengan konsep sleeper effect yang menyatakan bahwa orang akan masih ingat isi pesan yang disampaikan dalam waktu 10-14 hari setelah pesan itu disampaikan. Model rancangan penelitian digambarkan seperti dibawah ini:
Gambar 3.1 Model Rancangan Penelitian Keterangan :
KP I = Kelompok yang mendapat booklet 01 = Pengamatan pertama
02 = Pengamatan kedua X = Intervensi
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gunung Meriah dan SMK Negeri 1 Singkil Utara. Alasan dari pemilihan lokasi karena pentingnya informasi gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan kepada siswi sebagai calon ibu sedangkan dikedua sekolah initidak ada pelajaran yang berkaitan dengan gizi selain itu belum pernah ada penelitian tentang 1000 hari pertama kehidupan di SMK Negeri tersebut sehingga dirasakan pengetahuan yang berkaitan dengan gizi 1000 hari pertama kehidupan masih kurang terutama kepada siswi sebagai calon ibu.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2016.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.3 Populasi
3.6.4 Sampel
Penentuan besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus uji hipotesis (Hidayat, 2011).
n = σ² ( Z1-α/2 + Z1-ß )² (
µ
1-µ
2 )²n = (15,13) ( 1,96+ 1,282)² ( 2,06)² n = (15,13) ( 10,51) ( 4,24 ) n = 37,50 = 38
keterangan : n = Besar sampel minimum
Z1-α/2 = Nilai distribusi normal baku pada α tertentu Z1-ß = Nilai distribusi normal baku pada β tertentu
σ² = Harga varians di populasi (Penelitian Madina, 2014, Pengaruh Pemberian Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa Mengenai Penyalahgunaan NAPZA di SMA Negeri Kota Gorontalo)
µ
1-µ
2 = Selisih minimal rerata1. Kelompok perlakuan
a. Kelompok perlakuan adalah kelompok siswi yang dipilih dengan teknik
proportional sample untuk memperoleh sampel yang representatif
(Sugiyono, 2007). Adapun jumlah sampel pada masing-masing kelas adalah:
Tabel 3.1 Jumlah Sampel di SMK Negeri 1 Gunung Meriah
Nama Sekolah Kelas Jumlah
b. Kelompok perlakuan pada masing-masing kelas dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan menggunakan undian. c. Kelompok perlakuan diberikan pre-test kemudian intervensi media
booklet yang disampaikan dengan ceramah serta dievaluasi dengan
memberikan post-test tentang 1000 hari pertama kehidupan. 2. Kelompok kontrol
a. Kelompok kontrol adalah siswi yang dipilih dengan teknik proportional sample untuk memperoleh sampel yang representatif (Sugiyono, 2007), adapun jumlah sampel pada masing-masing kelas adalah:
Tabel 3.2 Jumlah Sampel di SMK Negeri 1 Singkil Utara
b. Kelompok kontrol pada masing-masing kelas dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan menggunakan undian. c. Kelompok kontrol tidak diberikan intervensi media booklet namun
dilakukan pre-test dan post-test tentang 1000 hari pertama kehidupan.
3.7 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini meliputi identitas responden yang meliputi nama, umur, kelas dan jurusan, dan alamat, kemudian pengetahuan serta sikap yang diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Penggunaan kuesioner dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu pre-test dan post-test. Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh dua orang enumerator yang berlatar belakang kesehatan. Sebelum pengumpulan data, enumerator dilatih terlebih dahulu agar memahami isi kuesioner dan mengerti tata cara pelaksanaan kegiatan wawancara.
3.4.2 Data Sekunder
3.5 Aspek Pengukuran
Pengukuran variabel pengetahuan dilakukan menggunakan pertanyaan pilihan berganda dimana responden mengerjakan soal sesuai dengan pengetahuannya. Pada komponen pengetahuan diukur dengan memberikan 28 pertanyaan menggunakan kuesioner tertutup. Pada item pertanyaan mengenai pengetahuan pengukuran dilakukan dengan benar dan salah dimana yang benar diberikan skor 1 dan yang salah diberikan skor 0. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi. Berdasarkan tipe jawaban di atas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2002):
a. Baik, bila total skor responden >75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan yaitu jika jumlah skor>21
b. Cukup, bila total skor responden 40 -75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan yaitu jika jumlah skor 11,2 – 21
c. Kurang, bila total skor responden <40% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan yaitu jika jumlah skor< 11,2
Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (unfavourabel) diberi skor sangat setuju = 0, setuju = 1 tidak setuju =2 dan sangat tidak setuju =3.
Berdasarkan intervensi skor jawaban responden, sikap dikategorikaan sebagai berikut (Arikunto, 2002):
a. Baik, bila total skor responden >75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan yaitu jika jumlah skor >49,5
b. Cukup, bila total skor responden 40 -75% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan yaitu jika jumlah skor 26,4 – 49,5
c. Kurang, bila total skor responden < 40% dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan yaitu jika jumlah skor <26,4
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi menggunakan teknik korelasi
Product moment. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid dan dapat digunakan. 3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006). Sedangkan untuk pengukuran reliabilitas pada penelitian ini menggunakan nilai cronbach’s Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Jika nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan lebih besar dari 0,60 maka dapat dikatakan bahwa alat ukur dalam hal ini kuesioner dinyatakan reliabel, dan jika nilai uji Cronbach Alpha yang diperoleh < r tabel (0,60) maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 2007).
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengetahuan
3.7 Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan
Persiapan pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membuat surat perizinan survei pendahuluan, melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, menyusun instrumen penelitian, menguji instrumen penelitian,menyusun materi untuk booklet, seminar proposal, mengurus izin pelaksanaan penelitian, membuat jadwal pelaksanaan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Isi materi pendidikan gizi menggunakan media booklet ialah: a. Latar Belakang 1000 hari pertama kehidupan
b. Penjelasan mengenai apa itu 1000 hari pertama kehidupan c. Persiapan sebelum kehamilan
d. Periode kehamilan e. Gizi ibu hamil
f. Periode 0-6 bulan (180 hari) g. Gizi ibu menyusui
h. Periode 6-24 bulan (540 hari) i. Pemberian ASI dan MP-ASI
j. Dampak gangguan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan
k. Remaja Putri sebagai pendukung terlaksananya 1000 Hari Pertama Kehidupan l. Kesimpulan
3. Tahap Akhir
Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian ialah melakukan editing, coding dan
entry data yang kemudian dianalisis dengan media komputer.
3.8 Variabel dan Definisi Operasional 3.8.1 Variabel
1. Variabel bebas (independent variabel) yaitu pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupandengan media booklet
Negeri tentang 1000 hari pertama kehidupan. 3.8.2 Defenisi Operasional
1. Pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupaan adalah penyebarluasan informasi atau pemahaman tentang gizi 1000 hari pertama kehidupan kepada siswi sebagai persiapan sebelum hamil.
2. Booklet
Booklet merupakan salah satu media pendidikan yang berbentuk buku
pegangan berisi informasi mengenai 1000 hari pertama kehidupan diantaranya ialah latar belakang 1000 hari pertama kehidupan, penjelasan tentang 1000 hari pertama kehidupan dan mengapa harus 1000 hari, dampak gangguan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, cara memutus rantai masalah gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, remaja putri sebagai pendukung terlaksananya 1000 hari pertama kehidupan dan kesimpulan yang dijabarkan melalui kata-kata dan gambar yang diadopsi dan dimodifikasi dari beberapa sumber dan dirangkum oleh peneliti.
3. Pengetahuan Siswi tentang 1000 hari pertama kehidupan merupakan sesuatu yang diketahui oleh siswi tentang 1000 hari pertama kehidupan
3.9 Metode Pengolahan dan Analisa Data 3.9.1 Metode Pengolahan Data
1. Pemeriksaan data (editing)
Merupakan kegiatan pengecekan isian kuesioner, kelengkapan data, diantaranya kelengkapan identitas, kelengkapan isian kuesioner, kelengkapan lembar kuesioner sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat segera diatasi.
2. Pemberian Kode (coding)
Peneliti mengklasifikasi jawaban yang ada dengan cara menandai masing-masing jawaban yang ada dengan kode berupa angka yang kemudian dimasukkan dalam tabel agar mudah dibaca
3. Tabulating
Peneliti mempersiapkan tabel dengan kolom dan baris, memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai dengan kriteria agar data tersusun rapi sehingga mudah dibaca dan dianalisa
4. Entry Data
Peneliti memasukkan data yang telah ditabulasi kedalam program komputerisasi
5. Analisis
3.9.2 Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan
uji Independent Sample T-test untukmelihat pengaruh pendidikan gizi dengan media
booklet. Hasil yang dilihat yaitu nilai selisih pre-test dan post-test kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS dengan hasil uji statistik menggunakan taraf signifikan (p) yaitu :
1. p <0,05 = ada pengaruh pendidikan gizi 1000 HPK dengan media booklet terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMK
2. p> 0,05 = tidak ada pengaruh pengaruh pendidikan gizi 1000 HPK dengan media booklet terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMK
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum SMK Negeri 1Gunung Meriah
Sekolah SMK Negeri 1 Gunung Meriah adalah sekolah yang didirikan pada tahun 2008 dan beralamat di Jl. Rimo – Singkil Km. 5, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil. Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah SMK Negeri yang ada di Kecamatan Gunung Meriah dan termasuk salah satu sekolah yang diminiati diwilayahnya selain sekolah lainnya yang sederajat. Sekolah SMK Negeri 1 Gunung Meriah ini memiliki visi yaitu menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di era global dan ber imtaq tinggi, selain itu tujuan khusus sekolah ini yaitu:
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi – kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Dibekalinya peserta didik dengan ilmu yang siap diaplikasikan untuk bekerja maupun untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi ketika menyelesaikan pendidikan sesuai dengan tujuan khusus dari SMK Negeri 1 Gunung Meriah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa maupun orang tua siswa sehingga sekolah ini selalu menjadi salah satu tujuan yang diminati bagi para siswa yang telah lulus SMP/ sederajat.
Jumlah seluruh siswa SMK Negeri 1 Gunung Meriah pada tahun ajaran 2015/ 2016 sebanyak 488 siswa yang tersebar dalam 15 kelas rombongan belajar. Distribusi siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Distribusi Siswa Berdasarkan Kelas, Jumlah Kelas, dan Jumlah Siswa
No. Tingkat Kelas Jumlah kelas Jumlah
1. 1 5 182
2. 2 5 174
3. 3 5 132
Jumlah 15 488
Sumber : Profil Sekolah Tahun 2015-2016 SMK Negeri 1 Kecamatan Gunung Meriah
Tabel 4.2. Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin di SMK Negeri 1 Gunung Meriah Tahun 2016
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki 291 59,6
Perempuan 197 40,4
Jumlah 488 100,0
Sumber : Profil Sekolah Tahun 2015-2016 SMK Negeri 1 Kecamatan Gunung Meriah Fasilitas sekolah yang tersedia di SMK ini meliputi 15 ruang kelas, di sekolah juga tersedia fasilitas lainnya seperti1 ruang perpustakaan, 1 musholla, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, lapangan sebagai sarana olah raga yang juga digunakan sebagai tempat upacara dan terdapat pula gedung tempat siswa melakukan praktek sesuai dengan jurusan yang telah diambil oleh siswa seperti bengkel, laboratorium teknik informatika komputer, laboratorium teknik gambar bangunan dan gedung workshop. Sekolah ini juga dilengkapi kantin yang terletak di dalam sekolah.
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, kelas dan jurusan. Pada responden kelompok perlakuan diketahui sebagian besar siswi berumur 16 tahun yaitu sebanyak 21 siswi (55,3%). Sebanyak 20 siswi (52,6%) berasal dari kelas X, sebanyak 14 responden (36,8%) berasal dari jurusan Teknik Informatika Komputer A dan Teknik Informatika Komputer B hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Responden Kelompok Perlakuan
No. Karakteristik Siswa Jumlah
Teknik Informatika Komputer A 14 36,8
Teknik Informatika Komputer B 14 36,8
Total 38 100,0
dari jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Distribusi karakteristik siswi pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Responden Kelompok Kontrol
No. Karakteristik Siswa Jumlah
Teknik Komputer Jaringan 17 44,7
Perkebunan 10 26,3
4.3.1 Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah dilakukan Pendidikan Gizi tentang 1000 HPK
benar) dan kurang (< 40% jawaban benar). Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan (HPK), sebagian besar siswi memiliki pengetahuan gizi yang cukup yaitu sebanyak 34 siswi (89,5%), 3 siswi (7,9%) memiliki pengetahuan gizi 1000 HPK pada kategori kurang dan hanya terdapat 1 siswi (2,6%) yang memiliki pengetahuan baik, namun setelah dilakukan pendidikan gizi dengan media booklet selama 2 minggu, jumlah siswi yang memiliki pengetahuan baik meningkat menjadi 24 siswi (63,2%) dan siswi yang memiliki pengetahuan cukup turun menjadi 23 siswa (34,2%). Adapun selisih peningkatan dari pengetahuan siswi yang berada pada kategori baik saat pre-test dan
post-test mencapai 60,6%. Peningkatan pengetahuan siswi didukung oleh pemberian
intervensi berupa pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan menggunakan media booklet yang disampaikan dengan metode ceramah dan juga didukung oleh keingintahuan siswi terhadap materi yang diberikan.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan
No Pengetahuan
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
n % n % n % n %
1 Baik 1 2,6 24 63,2 1 2,6 3 7,9
2 Cukup 34 89,5 13 34,2 35 92,1 35 92,1
3 Kurang 3 7,9 1 2,6 2 5,3 0 00,0
Jumlah 38 100,0 38 100,0 38 100,0 38 100,0
dan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya hasil analisis Independet-Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Skor Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Gizi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol
4.3.2 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Gizi tentang 1000 HPK
47,4%. Hal ini menandakan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet mampu untuk meningkatkan sikap siswi menjadi lebih baik.
Dari hasil penelitian, sikap siswi pada kelompok kontrol pada saat pre-test diketahui sebanyak 34siswi (89,5%) berada dalam kategori cukup, 4 siswi (10,5%) berada dikategori baik dan tidak ada siswi yang memiliki sikap pada kategori kurang. Pada hasil post -test tanpa dilakukannya intervensi berupa pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan ditemukan peningkatan sikap responden pada kategori baik meningkat menjadi 8 siswi (21,1%) sedangkan sikap pada kategori sukup menurun menjadi 78,9%, namun secara umum tidak ditemukan perbedaan signifikan pada saat pre-test dan post-test hal ini dikarenakan tidak diberikannya pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan pada siswi yang berada pada kelompok kontrol, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
47,29. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata skor sikap pada pre-test 43,32 dan hasil post-test juga meningkat menjadi 44,08. selisih rata-rata skor pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yaitu sebesar 4,05 hal ini terjadi karena pada kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan sedangkan pada kelompok kontrol selisih rerata sikap hanya 0,76 hal ini terjadi karena kelompok kontrol tidak diberi intervensi. Berdasarkan hasil analisis Independent Sample T-test, pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat diketahui nilai probabilitas (p=0,040) dimana (p<0,05) yang menandakan bahwa ada pengaruh positif dari dilakukannya pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet terhadap sikap siswi. Dari hasil analisisi tersebut juga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata terdapat perbedaan bermakna antara sikap siswi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, untuk lebih jelasnya hasil analisis Independet Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Skor Pre-Test dan Post-Test Sikap Gizi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Kelompok
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Pendidikan Gizi tentang 1000 HPK dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Siswi
Peningkatan pengetahuan dan sikap seseorang dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi. Pada penelitian ini pemberian informasi yang dilakukan dengan cara melakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan menggunakan media booklet yang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswi yang berguna untuk mendukung terciptanya generasi yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan gizi mayoritas siswi yang berpengetahuan cukup hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswi tentang gizi pada 1000 HPK masih rendah.
langsung maupun dengan media masa juga masih kurang, umur yang masih muda dan minimya pengalaman berpengaruh terhadap minimnya informasi gizi khususnya bagi remaja putri hal ini dapat diketahui pada saat dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan siswi terlihat begitu antusias menyimak setiap penjelasan yang diberikan dan dari pengakuan siswi diketahui bahwa pendidikan gizi ini belum pernah dilakukan. Pada akhir ceramah mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan, para siswi juga terlihat antusias untuk menanyakan hal-hal yang mereka tidak ketahui seperti bagaimana menghitung status gizi yang normal pada remaja, apa yang harus dilakukan agar menjadi remaja yang sehat, apakah jika status gizi remaja yang buruk dapat berlanjut ketika menjadi ibu dan berpengaruh pada bayi dan lain-lain. Selain itu ada juga siswi yang berbagi bagaimana pengalaman kakaknya yang memiliki bayi dan tidak memberikan ASI ekslusif dan memberikan makanan pertama kali pada bayi sesaat setalah bayi lahir.
siswi sesuai dengan pendekatan Green (1980) yang menjelaskan bahwa pendekatan edukasional dan pemaparan media dapat merubah perilaku seseorang, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan kesehatan untuk merubah perilaku yang didalamnya termasuk pengetahuan dan sikap.
Terdapat 28 jenis pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui skor pengetahuan responden. Jenis pertanyaan ini mencakup keseluruhan materi yang disampaikan yaitu mengenai 1000 hari pertama kehidupan mencakup persiapan sebelum kehamilan, periode kehamilan, gizi ibu hamil, gizi ibu menyusui, pemberian ASI dan MP-ASI serta mengenai dampak gangguan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.
Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test diketahui bahwa nilai rata-rata skor pada kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet lebih besar dari kelompok kontrol. Selain itu nilai selisih rata-rata skor sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok perlakuan juga lebih besar daripada kelompok kontrol. pada kelompok kontrol terdapat sedikit peningkatan skor rata-rata, hal ini kemungkinan terjadi karena beberapa responden merasa tertarik dengan gizi 1000 hari pertama kehidupan dan mencari tau informasi mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan setelah sebelumnya dilakukan pre-test pada siswi di kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test juga diketahui bahwa pendidikan gizi dengan media
booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswi (p=0,000) yang menandakan
bahwa ada pengaruh pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet terhadap pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Gunung Meriah (p<0,05), dengan kata lain peningkatan pengetahuan siswi terkait gizi pada 1000 hari pertama kehidupan disebabkan oleh pendidikan gizi yang diberikan dengan media booklet dimana booklet boleh dibawa pulang oleh siswi yang bertujuan agar siswi dapat memperoleh informasi kapan saja dan dimana saja untuk meningatkan pengetahuan siswi.
ini yang dibagikan pada masing-masing siswi membantu siswi memperoleh informasi yang sama antara satu siswi dengan siswi lainnya. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian Silalahio dkk (2016) mengenai Potensi Pendidikan Gizi Dalam Meningkatkan Asupan Gizi pada Remaja Putri yang Anemia di Kota Medan diketahui pendidikan gizi diberikan dua kali dengan metode ceramah, tanya jawab dengan booklet menunjukkan ada perbedaan bermakna (p<0,05) skor pengetahuan gizi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan gizi remaja putri.
Manusia mempunyai kecenderungan untuk lupa terhadap pengertian yang diterima (Notoatmojo, 2005). Dalam hal ini booklet yang dapat dibawa pulang membuat siswi mampu memperoleh kembali informasi yang dibutuhkan sehingga ketika siswi lupa terhadap informasi yang disampaikan di kelas, siswi dapat memperoleh kambali informasi tersebut setiap saat.
bahwa ada pengaruh edukasi kesehatan perawatan diare terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam merawat area perianal anak balita dengan diare.
Faktor lingkungan yaitu sekolah, merupakan lingkungan yang strategis dalam menyampaikan informasi karena sekolah merupakan tempat yang memang difokuskan untuk mendidik sehinga siswa hanya fokus untuk belajar/ memperolah informasi. Informasi yang diberikan pada penelitian ini juga merupakan informasi yang erat kaitannya dengan kehidupan siswi sebagai persiapan untuk menjadi seorang ibu yang dapat menyiapkan generasi yang baik nantinya dan juga informasi ini merupakan informasi yang baru diperoleh oleh siswi sehingga menimbulkan antusiasme yang baik. Penggunaan booklet sebagai alat/ instrument yang dibagikan kepada masing-masing siswi pada penelitian ini dianggap tepat karena setiap responden mendapat kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi dan dapat dibaca secara berulang-ulang oleh responden, sesuai dengan teori dalam Notoatmojo (2012) yang menyatakan proses belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu materi, lingkungan, instrumental dan faktor individu.Penggunaan media yang termasuk dalam faktor instrumental dalam pendidikan kesehatan memiliki tujuan untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah dan mengingatkan informasi supaya menimbulkan perubahan pengetahuan dan sikap (Machfoed dkk, 2005).
menerangkan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Media bermanfaat menimbulkan minat sasaran, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan kepada orang lain dan memudahkan penyampaian informasi. Selain itu, menurut Budiman (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang sebagian besar pengetahuan manusia itu diperoleh melalui mata dan telinga, oleh karena itu booklet dapat dikatakan sebagai salah satu media yang baik untuk menyampaikan informasi karena terdapat proses penginderaan yaitu indera penglihatan terhadap suatu objek ketika siswi membaca materi yang ada di dalam booklet yang telah diberikan. Selain itu pada penelitian ini isi booklet yang disampaikan dengan ceramah juga dapat memaksimalkan penggunaan indera pendengaran siswi untuk membantu meningkatkan pengetahun siswi mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan.
Penelitian yang berkaitan dengan efektivitas penggunaan media booklet sebagai media yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2014) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Media Booklet terhadap Peningkatan Perilaku Mahasiswa UNESA tentang Kosmetik Ilegal Pemutih Wajah yang menunjukkan hasil bahwa penyuluhan dengan media booklet mampu memperbaiki pengetahuan dan tindakan responden menjadi lebih baik.
pengetahuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2013) yang berjudul Efektivitas Komunikasi Media Booklet “Anak Alami” sebagai media Penyampaian Pesan Gentle Birthing Service yang menyatakan bahwa 74% dari 100 responden menilai booklet memiliki efektivitas komunikasi sebagai media penyampai
pesan. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Ma’munah (2015) dengan judul
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Nutrisi Ibu Laktasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur diketahui terdapat pengaruh signifikan dari pendidikan kesehatan dengan media booklet tersebut dalam meningkatkan pengetahuan nutrisi ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2014) dengan judul Efektivitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet dibandingkan dengan Audiovisual terhadap Pengetahuan Orangtua Tentang Karies Gigi pada Anak Usia 5-9 Tahun di Desa Makam Haji yang hasilnya diketahui adanya peningkatan pengetahuan kesehatan setelah dilakukannya pendidikan kesehatan menggunakan media booklet.
diberi booklet dan kelompok kontrol lebih kecil (p=0,0004) dari kelompok yang diberikan permainan tebak gambar (p=0,0046).
Menurut Haryoko (2009) pendidikan pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik. Notoatmojo (2012) menyatakan pendidikan gizi yang dilakukan di sekolah sangat efektif, mengingat sekolah merupakan kelompok yang terorganisasi dengan baik dan mudah dijangkau, selain itu komposisi umur siswa yang berada pada rentang 14-17 tahun merupakan kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasan-kebiasaan baik. Begitu juga yang dirasakan pada penelitian ini, pendidikan gizi menggunakan media booklet disekolah SMK Negeri 1 Gunung Meriah ini dirasakan sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi gizi 1000 hari pertama kehidupan karena adanya respon positif dari siswi. Pendidikan di lingkungan sekolah memiliki beberapa keuntungan yaitu:
1. Siswa-siswi dapat mempengaruhi remaja lain di lingkungan sekitarnya.
2. Sekolah adalah tempat awal sumber informasi gizi dan teknologi ke masyarakat.
3. Remaja sekolah menengah dapat mempengaruhi remaja lain yang tidak sekolah. (Fatmah, 2010).
diharapkan pada siswi SMK Negeri 1 Gunung Meriah agar pengetahuan tentang gizi 1000 hari pertama kehidupan mampu untuk merubah sikap menjadi lebih baik yang nantinya diharapkan ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi siswi sebagai calon ibu yang dapat menghasilkan generasi yang berkualitas.
5.2 Pengaruh Pendidikan Gizi tentang 1000 HPK dengan Media Booklet
terhadap Sikap Siswi
Pendekatan pendidikan kesehatan dengan media booklet diharapkan mampu merubah pengetahuan dan juga sikap siswi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui terjadi peningkatan presentase sikap pada responden kelompok perlakuan begitu juga dengan kelompok kontrol akan tetapi peningktan sikap pada kelompok kontrol tidak sebaik persentase peningkatan sikap pada kelompok perlakuan hal ini dikarenakan tidak diberikannya intervensi pada kelompok kontrol.. Meningkatnya sikap dalam kategori baik disebabkan adanya stimulus berupa pendidikan gizi yang dilakukan dengan media booklet yang disampaikan dengan ceramah. hal ini menandakan adanya pengaruh positif pendidikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet terhadap sikap siswi yang ada pada kelompok perlakuan dan juga berbanding lurus dengan adanya peningkatan pengetahuan siswi.
pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet mampu untuk menaikkan presentase sikap kategori baik yang menandakan adanya pembentukan arah sikap siswi menjadi lebih baik pada kelompok perlakuan setelah pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan media booklet ini dilaksanakan.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunankan uji Independent Sample T-Test, jika dilihat dari nilai rata-rata kenaikan skornya rata-rata skor sikap pada kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan gizi lebih besar dari kelompok kontrol. Selain itu selisih rerata skor pada kelompok perlakuan juga lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan kelompok perlakuan diberikan intervensi sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi. Selain itu, berdasarkan hasil uji Independent t- test juga diketahui bahwa pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan menggunakan media booklet efektif meningkatkan sikap siswi (p=0,040) dimana (p<0,05) yang menandakan adanya pengaruh pendidikan gizi dengan media booklet terhadap sikap siswi SMK Negeri 1 Gunung Meriah. dengan kata lain peningkatan sikap mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan disebabkan oleh pendidikan gizi yang diberikan dengan media booklet dan disampaikan dengan metode ceramah dimana booklet yang berisi kata-kata dan gambar sehingga siswi tidak merasa bosan untuk membaca informasi dialamnya.
Kota Gorontalo diketahui antara pre-test dengan post-test didapatkan hasil p <0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan sikap yang bermakna antara pre-test dan post-test baik pada responden perempuan maupun pada responden laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa booklet dapat diberikan kepada siswa untuk meningkatkan sikap agar menjadi lebih baik. Pemberian booklet meningkatkan pengetahuan dan sikap juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hardiati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pemberian Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa Perempuan dan Laki-Laki Mengenai Penyalahgunaan Napza di SMA Negeri 01 Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal yang hasilnya menunjukkan adanya pengaruh pemberian booklet terhadap pengetahuan dan sikap siswa mengenai penyalahgunaan napza.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pendidikan gizi tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan menggunakan media booklet berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswi tentang gizi 1000 hari pertama kehidupan.
6.2 Saran
1. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil dapat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil agar mensosialisasikan 1000 hari pertama kehidupan dengan menggunakan booklet sebagai media pendidikan gizi pada tingkat SMK/Sederajat karena terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswi.