• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kolaborasi Internal, Domestik dan Internasional Serta Korelasinya dengan Sitasi yang Diperoleh: Analisis Publikasi UGM di Scopus | Maryono | Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi 27492 72529 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kolaborasi Internal, Domestik dan Internasional Serta Korelasinya dengan Sitasi yang Diperoleh: Analisis Publikasi UGM di Scopus | Maryono | Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi 27492 72529 2 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya berbagai regulasi tentang kewajiban publikasi di jurnal internasional bagi dosen, mahasiswa doktoral dan peneliti. Fokus analisis pada aspek kolaborasi publikasi berafiliasi UGM di Scopus tahun 1954 sampai dengan 2016, menggunakan metode bibliometrik dan korelasi. Beberapa temuan penting berhasil didapatkan. Kolaborasi internasional memperoleh sitasi jauh lebih banyak dibandingkan kolaborasi lain dan karya individu. Sitasi kolaborasi internasional sejumlah 22.431, dengan rerata 11,8432. Sitasi kolaborasi internal sejumlah 2.072, dengan rerata 1,9328. Sitasi kolaborasi domestik sejumlah 1.458, dengan rerata 1,4609. Sitasi karya individu sejumlah 1.014, dengan rerata 3,6344. Negara kolaborator penghasil sitasi tertinggi adalah Jepang, sejumlah 5.242 sitasi, dengan rerata 12,31. Disusul USA sejumlah 4.503 sitasi, dengan rerata 26,49. Kemudian Netherlands sejumlah 4.057 sitasi, dengan rerata 18,69. Publikasi individu tidak berkorelasi dengan sitasi yang diperoleh, sedangkan publikasi karya kolaborasi semuanya berkorelasi positif. Kolaborasi internasional diperkirakan akan memiliki korelasi sempurna sebesar +1 pada akhir dasawarsa 2010-2019.

Kata kunci: Bibliometrik, kolaborasi internasional, jurnal internasional, sitasi, Scopus

ABSTRACT

This research is motivated by the several new regulations on publication obligations in international journals for lecturers, doctoral students and researchers. The focus of analysis in this paper is on UGM collaborations in publications in Scopus from 1954 to 2016, using bibliometrics and correlations. The findings show that international collaborations received more citations than any other collaborations and individual work. International collaboration received 22.431, with average of 11,8432. internal collaboration is 2.072; 1,9328. Domestic collaboration is 1.458, 1,4609. individual work is 1.014; 3,6344. The country's largest citation producer collaborator is Japan, some 5.242, with average of 12,31. Followed by USA 4.50; 26,49, then the Netherlands 4.057, 18, 69. Individual publications are not correlated with the citation obtained, while the publication of the collaborative works are all positively correlated. International collaboration is expected to have a perfect correlation of +1 by the end of the decade 2010-2019.

Keywords: Bibliometrics, international collaboration, international journal, citation, scopus

KOLABORASI INTERNAL, DOMESTIK DAN INTERNASIONAL

SERTA KORELASINYA DENGAN SITASI YANG DIPEROLEH:

ANALISIS PUBLIKASI UGM DI

SCOPUS

1

Maryono dan Surajiman 1Pustakawan Universitas Gadjah Mada

e-mail: masyono@ugm.ac.id

Naskah diterima: 15 Agustus 2017, direvisi: 20 September 2017, disetujui: 13 Oktober 2017

Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 13, No. 2, Desember 2017, Hal. 166-177 DOI: http:// 10.22146/bip.27492

(2)

A. PENDAHULUAN

Publikasi ilmiah adalah bentuk komunikasi

i l m i a h , y a n g d i t u j u k a n u n t u k

mengkomunikasikan dan menyebarkan

informasi hasil-hasil penelitian. Penyebaran

informasi ilmiah kepada masyarakat luas, serta

khususnya masyarakat ilmuwan sejawat.

Dosen, peneliti dan mahasiswa doktoral wajib

mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya ke

jurnal internasional. Kewajiban dosen yang

menduduki jabatan lektor kepala untuk

mempublikasikan karya ilmiah di jurnal

internasional, serta guru besar atau profesor di

jurnal internasional yang bereputasi, ditegaskan

melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 92

Tahun 2014. Demikian juga peneliti yang

menduduki jenjang profesor riset wajib

mempublikasikan hasil penelitiannya dalam

jurnal internasional bereputasi, telah ditegaskan

dalam Peraturan Kepala Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia Nomor 9 Tahun 2015.

Sedangkan mahasiswa doktoral, kewajiban

tersebut ditegaskan. dalam Surat Edaran Dirjen

Dikti No.152/E/T/2013 tanggal 27 Januari

2012. Meskipun jumlah perguruan tinggi di

Indonesia cukup besar, yaitu 4.492 PTN dan

PTS aktif (Dikti, 2017), dalam hal kinerja

publikasi ilmiah di jurnal internasional,

Indonesia masih tertinggal dibandingkan

negara-negara maju, bahkan negara tetangga

sekalipun. Menurut data dari Scimago (2017),

posisi Indonesia berada pada urutan 57, masih di

bawah Singapura di urutan 32, Malaysia urutan

35 dan Thailand di urutan 43. Dengan berbagai

regulasi tersebut, pemerintah berharap dapat

meningkatkan kualitas penelitian dan kinerja

publikasi setara dengan negara maju.

Perkembangan saat ini terdapat dua

database

jurnal terbesar, yaitu

Web of Science

(WOS) dan

Scopus

. Keduanya merupakan

pengindeks jurnal serta prosiding dan paten,

mencakup data bibliografi, abstrak dan sitasi.

Menurut WOS (2017), WOS kini mengelola

lebih dari 12.000 jurnal, 160.000 prosiding dan

26 juta paten. Sedangkan Scopus, menurut

Servellen (2016), mengelola ± 22.245 jurnal, ±

90.000 prosiding, serta ± 25 juta paten.

Meskipun mengelola terbitan lebih sedikit,

tetapi WOS memiliki kelebihan dalam hal

seleksi yang lebih ketat (Kim, 2015). WOS juga

memiliki data sitasi pada rentang waktu terbitan

antara tahun 1900 sampai dengan 1964 yang

lebih lengkap (Wagner, 2015). Tetapi studi yang

dilakukan oleh Chadegani (2013), dan Kim

(2015) menunjukkan bahwa sebagian besar

jurnal yang dikelola oleh

Web of science

, juga

dikelola oleh Scopus. Sehingga untuk

pertimbangan efisiensi anggaran, melanggan

Scopus dianggap sudah memadai.

Berdasarkan data Scopus (2017), total

publikasi pengarang yang berafiliasi

Universitas Gadjah Mada (UGM) berjumlah

4.767 dokumen. Publikasi tersebut memiliki

rentang terbit di mulai dari tahun 1954 sampai

dengan tahun 2017. Sebagian publikasi telah

memperoleh sitasi, sebagian lagi belum

memperoleh. Sitasi menunjukkan dampak

ilmiah suatu publikasi, sehingga sangat penting

dikaji.

Permasalahan

Belum diketahui hubungan (korelasi) antara

kolaborasi peneliti berafilisasi UGM dengan

perolehan sitasi. Demikian juga jumlah

perolehan sitasi kolaborasi internal, domestik,

dan internasional, serta individu. Kemudian

negara mana yang menjadi kolaborator dengan

sitasi terbanyak.

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini yaitu:

1) Mengetahui

perbedaan jumlah sitasi yang diperoleh

publikasi karya kolaborasi internal, domestik,

internasional dan individu 2) Menentukan

besarnya hubungan korelasi antara publikasi

kolaborasi internal, domestik, internasional, dan

individu dengan jumlah sitasi yang diperoleh 3)

Mengetahui negara kolaborator yang

memperoleh sitasi tertinggi

B. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

(3)

korelasi antara tingkat kolaborasi dengan

produktivitas penelitian. Ibanez (2013),

menganalisis artikel bidang ilmu komputer

dalam

Web of Science

antara 2000-2009.

Ditemukan bahwa sebagian besar artikel

disusun oleh kolaborasi 3 pengarang.

Sooryamurthy (2017), menganalisis data artikel

dari Afrika Selatan pada

Social Science Citation

Index

dari

Web of Science

kurun waktu 1970

sampai dengan 2015. Kolaborasi regional

dengan sesama negara Afrika, tidak

menghasilkan sitasi secara signifikan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian

terdahulu, menganalisis kolaborasi peneliti

berafiliasi UGM di Scopus dimulai 1954 sampai

dengan 2016, dan merincinya ke dalam kategori

internal, domestik dan internasional serta

menghitung korelasinya dengan sitasi yang

diperoleh. Melalui penelitian ini dapat

diperoleh gambaran seberapa besar dampak

ilmiah peneliti UGM dan seberapa kuat

hubungan antara kolaborasi internal, domestik

dan internasional dengan sitasi yang diperoleh

dalam database Scopus.

Kriteria Jurnal Internasional

Lampiran Peraturan Menteri Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 20

Tahun 2017 menjelaskan Jurnal Internasional

adalah jurnal yang memenuhi kriteria sebagai

berikut: karya ilmiah yang diterbitkan ditulis

dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika

keilmuan; memiliki ISSN; ditulis dengan

menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris,

Perancis, Rusia, Spanyol, dan Tiongkok);

memiliki terbitan versi

online

; dewan Redaksi

(

Editorial Board

) adalah pakar di bidangnya

paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara;

artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu)

nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal

dari 2 (dua) negara.

Prosiding

Lampiran Peraturan Menteri Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 20

Tahun 2017 juga menjelaskan bahwa karya

ilmiah pada prosiding internasional yang

terindeks basis data internasional

(Web of

Science, Scopus)

dinilai sama dengan jurnal

internasional dengan kriteria sebagai berikut:

diselenggarakan oleh asosiasi profesi, atau

perguruan tinggi, atau lembaga ilmiah yang

bereputasi; s

teering committee

(Panitia

Pengarah) terdiri dari para pakar yang berasal

dari berbagai negara; ditulis dalam bahasa resmi

PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol

dan Tiongkok); editor berasal dari berbagai

negara sesuai dengan bidang ilmunya; Penulis

paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara; dan

Memiliki ISBN.

Jurnal Internasional Bereputasi

Jurnal Internasional bereputasi adalah yang

memenuhi kriteria jurnal internasional

sebagaimana tersebut di atas, dengan indikator

:

diterbitkan oleh asosiasi profesi ternama di

dunia atau perguruan tinggi atau penerbit

(p

ublisher

) kredibel; terindeks oleh

pemeringkat internasional yang diakui oleh

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi (contoh

Web of Science

dan/atau

Scopus

)

serta mempunyai faktor dampak (

impact factor

)

lebih besar dari 0 (nol) dari

ISI Web of Science

(Thomson Reuters)

atau mempunyai faktor

dampak (SJR) dari

SCImago Journal and

Country Rank

paling rendah Q3 (quartile tiga);

alamat jurnal dapat ditelusuri daring;

editor

boards

dari jurnal dapat ditelusuri daring dan

tidak ada perbedaan antara editor yang

tercantum di edisi cetak dan edisi daring; proses

review dilakukan dengan baik dan benar; jumlah

artikel setiap penerbitan adalah wajar dan

format tampilan setiap terbitan tidak

berubah-ubah; tidak pernah diketemukan sebagai jurnal

yang tidak bereputasi atau jurnal meragukan

oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi; dan Jurnal Ilmiah Nasional terakreditasi

A dari Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi yang diterbitkan dalam salah

satu bahasa PBB, terindeks di DOAJ dengan

indikator

green thick

(centang dalam lingkaran

hijau) disetarakan/diakui sebagai jurnal

internasional.

Sitasi (

citation

)

(4)

berikut “

citation are notes placed in the main

text of an academic publication that give a

bibliographic reference to published work

which has been used or quoted by the author

”.

Semakin tinggi jumlah sitasi yang diperoleh

suatu dokumen, menunjukkan tingginya

manfaat dokumen tersebut, dan disebut semakin

berkualitas. Demikian juga suatu jurnal,

semakin tinggi jumlah sitasi yang diperoleh,

semakin tinggi kualitasnya, dan memiliki faktor

dampak

(impact factor

) dan peringkat yang

tinggi.

Kolaborasi Penelitian

Dalam penelitian dan publikasi dikenal

istilah kolaborasi, yaitu kerjasama antara dua

orang atau lebih untuk melakukan penelitian dan

mempublikasikannya. Kolaborasi dilakukan

dengan berbagai alasan yang ditujukan untuk

meningkatkan kualitas dan kinerja. Kolaborasi

terjadi baik antar peneliti dalam satu institusi,

antar institusi, maupun antar negara dari disiplin

ilmu yang berbeda. Kolaborasi penting

dilakukan, karena tidak mungkin meneliti

permasalahan yang sangat kompleks hanya

seorang diri, ataupun dengan sumberdaya dan

sarana yang sangat terbatas. Katz dan Martin

(1997) menjelaskan bahwa kolaborasi riset

dapat didefinisikan sebagai kerjasama antara

peneliti untuk mencapai tujuan memproduksi

pengetahuan ilmiah baru. Kolaborasi dalam

penelitian berlangsung bila dua peneliti atau

lebih bekerja sama, dalam sebuah kegiatan,

masing-masing memberikan sumbangan

sumber daya dan usaha baik intelektual maupun

fisik. Menurut Beaver (2001) kolaborasi bisa

terjadi secara kebetulan, pada saat kolokium,

perkuliahan, konferensi, presentasi, tugas

bersama, ataupun saat kunjungan kerja.

Kolaborasi juga bisa terjadi secara sengaja,

dengan permohonan melalui email ataupun

telepon. Kolaborasi juga bisa terjadi melalui

rekomendasi atau rujukan dari kolega.

Kolaborasi biasanya terdiri dari 2 atau 3

individu, kadang lebih, dan merupakan sejawat

(

peers

).

Tujuan Kolaborasi Penelitian

Beaver (2001) lebih lanjut menyebutkan 18

tujuan dilakukannya kolaborasi. Pertama,

mengakses keahlian yang dibutuhkan. Kedua,

mengakses peralatan, sumberdaya dan

bahan-bahan yang tidak/belum dimiliki. Ketiga,

meningkatkan akses ke sumber pendanaan.

Keempat, memperoleh kebanggaan (

prestige

)

dan visibilitas, dalam rangka peningkatan

profesionalisme. Kelima, demi efisiensi,

karena dengan menggabungkan beberapa

tenaga, pikiran dan pengetahuan. Keenam,

untuk memacu kemajuan lebih cepat. Ketujuh,

untuk menangani permasalahan yang lebih

besar, lebih penting, lebih komprehensif, tingkat

kesulitan lebih tinggi, serta permasalahan

global. Kedelapan, untuk meningkatkan

produktivitas penelitian. KeSembilan, untuk

mengenal lebih banyak orang, serta

menciptakan jaringan. Kesepuluh, untuk

mempelajari peralatan baru, keahlian baru,

bidang spesifik yang baru, atau permasalahan

baru. Kesebelas, untuk memuaskan rasa

keingintahuan dan minat intelektual. Kedua

belas, untuk berbagi kebahagiaan dengan orang

lain. Ketiga belas, untuk menyempurnakan

penelitian dengan lebih efisien, mengurangi

kesalahan (

errors, mistakes

). Keempat belas,

untuk menjaga seseorang tetap fokus pada

penelitian, karena ada partner yang

mengerjakan pekerjaan lainnya. Ke limabelas,

untuk mengurangi keterkucilan, meningkatkan

energi dan semangat meneliti. Keenam belas,

untuk mendidik mahasiswa, sarjana, ataupun

diri sendiri. Ketujuh belas, untuk belajar dan

meningkatkan pengetahuan. Kedelapan belas,

untuk hiburan dan kesenangan.

Jenis Kolaborasi Penelitian

(5)

negara atau lebih. Kolaborasi internal pada

umumnya lebih banyak dilakukan, menyusul

kolaborasi domestik. Sedangkan kolaborasi

internasional lebih jarang dilakukan, meskipun

jumlahnya cenderung mengalami peningkatan.

Kolaborasi Penelitian dan Produktivitas

Publikasi

Kolaborasi penelitian pada umumnya

berpengaruh terhadap produktivitas publikasi.

Sesuai dengan temuan Hu (2014), bahwa pada

bidang disiplin ilmu tertentu terdapat korelasi

yang lebih kuat. Semakin tinggi tingkat

kolaborasi, semakin meningkat jumlah

produktivitas publikasi. Studi oleh Cainelli dkk

(2014) juga menunjukkan adanya pengaruh

beberapa atribut kolaborasi terhadap

produktivitas. Atribut tersebut di antaranya

adalah usia, gender, posisi akademik, masa

jabatan, serta lokasi geografis.

Kolaborasi Penelitian dan Kualitas Publikasi

Studi oleh Low dkk (2014), dan juga oleh

Nguyen dkk (2017) menunjukkan bahwa

kolaborasi internasional berkaitan dengan

tingginya jumlah sitasi yang diperoleh dan

faktor dampak (

impact factor

). Pada umumnya

semakin banyak kolaborasi internasional yang

dilakukan, semakin banyak sitasi yang

diperoleh, semakin tinggi kualitas serta

visibilitas artikel dan jurnal.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah

bibliometrik dan juga korelasi. Bibliometrik

untuk mendeskripsikan dan mengeksplorasi

berbagai jenis kolaborasi dan sitasi yang

diperoleh. Sedangkan korelasi untuk melihat

besarnya hubungan antara kolaborasi dengan

jumlah sitasi yang diperoleh. Menurut

Sulistyo-Basuki (2002), bibliometrika terbagi atas dua

kelompok besar yaitu yang mengkaji distribusi

publikasi dan kelompok yang membahas

analisis sitiran/sitasi (

citation analysis

).

Kelompok pertama merupakan analisis

kuantitatif terhadap literatur dengan tiga “dalil“

dasar bibliometrika yaitu dalil Lotka (1926),

dalil Zipf (1933), serta Bradford's law of

scattering. Sedangkan menurut Sugiyono

(1999), untuk menguji hipotesis adanya

hubungan asosiatif dengan data urut (

ordinal

),

berjenjang atau ranking dapat digunakan

metode korelasi Spearman Rank.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah artikel

yang berafiliasi dengan UGM dalam

database

Scopus pada kurun waktu tahun 1954 sampai

dengan tahun 2016. Penelitian ini adalah

penelitian populasi, sehingga tidak dilakukan

pengambilan sampel. Penulis memilih periode

1954 sampai dengan 2016 sebagai populasi,

karena pada kurun waktu tersebut telah cukup

waktu untuk memperoleh sitasi. Sedangkan

tahun 2017 meskipun ada yang telah

memperoleh sitasi, tetapi masih terlalu singkat

untuk memperoleh sitasi.

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data

menggunakan metode dokumentasi. Data

diperoleh dari

database

Scopus, yaitu semua

publikasi berafiliasi UGM pada kurun waktu

1954 sampai dengan 2016. Selanjutnya

langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Mengumpulkan semua data sitasi dari

Scopus.

Pada tanggal 1 Mei 2017 dilakukan

advanced search

, data antara tahun 1954 sampai

dengan 2016 dengan alamat scopus.com,

menggunakan metode

advanced search

dengan

syntax

penulisan sebagai berikut:

“AFFIL (

gadjah

AND

mada

) OR AFFIL (

ugm

) OR AFFIL (

gadjah

) OR AFFIL (

mada

) AND ( EXCLUDE ( PUBYEAR ,

2017

) )

AND ( LIMIT-TO ( DOCTYPE ,

"ar"

) OR

LIMIT-TO ( DOCTYPE ,

"cp"

) OR LIMIT-TO

( DOCTYPE ,

"ip"

) )“

(6)

jurnal internasional, disusul 1.126 prosiding,

dan 44 artikel dalam proses terbit. Data yang

digunakan adalah 3 jenis dokumen tersebut.

Pertimbangan yang digunakan adalah bahwa

jenis karya yang dipilih tersebut sesuai dengan

bunyi Lampiran Peraturan Menteri Riset,

Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Nomor 20

Tahun 2017.

Ekspor Data dan Modifikasi Kolom Tabel

Memeriksa setiap publikasi hasil

search

,

dan melakukan proses ekspor data sitasi ke

dalam bentuk csv (excell). Setelah diperoleh

data tabel csv, dilakukan modifikasi kolom tabel

menjadi sebagai berikut: (1) Nomor (2) kolom

tahun (3) kolom judul publikasi (4) negara (5)

jumlah penulis kolaborasi (6) internal (7)

domestik (8) internasional (9) jumlah sitasi:

Menyempurnakan Data

Setelah tabel dimodifikasi, dilakukan

penyempurnaan data dengan melakukan cek

ulang dan entri pada kolom data yang belum

sempurna. Berdasarkan langkah-langkah

tersebut, diharapkan perolehan data dapat

dijamin kecermatan dan ketepatannya.

Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian

dilakukan kegiatan analisis data yang terdiri

beberapa tahap: 1) Mengurutkan data secara

bertingkat pada beberapa kolom untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan. 2)

Membagi kolom tahun menjadi 7 periode

1954-1959, 1950-1969, 1970-1979, 1980-1989,

1990-1999, 2000-2009 dan 2010-2016, serta

melakukan penghitungan korelasi dengan Uji

Korelasi Spearman Rank 8) Masing-masing

data dan tabel dianalisis, dan dibuatkan grafik

seperlunya

Uji Korelasi Peringkat Spearman Rank

Menurut Sugiyono (1999), untuk

menghitung korelasi antara data berurutan

(ordinal), berjenjang atau ranking dan bebas

distribusi dapat digunakan rumus korelasi

Spearman Rank:

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah nilai pasangan pengamatan b = X - Yi i i

ho : = 0, tidak ada hubungan antara kedua variabel ha : ≠ 0, ada hubungan antara kedua variabel

Murti (1996) menjelaskan bahwa koefisien

korelasi Spearman dimaksudkan untuk menguji

kemaknaan hubungan. Terdapat 3 kemungkinan

hubungan. Pertama, kedua variabel sama sekali

tidak berkorelasi. Ke dua, variabel berkorelasi

positif. Ke tiga, kedua variabel berkorelasi

negatif. Oleh karena itu koefisien korelasi

bernilai antara -1 dan +1. Jika nilai koefisien = 0

tidak terdapat korelasi, dan 0 terdapat korelasi.

Jika nilai n antara 4 dan 30, bandingkan nilai

ρ

dengan nilai kritis dalam tabel koefisien

korelasi. Keputusan diambil dari perbandingan

tersebut. Hipotesis o, H x dan y tidak

o :

berkorelasi H : x dan y berkorelasi positif atau

, a

negatif. Jika

ρ

>

ρ

tabel, H ditolak dan H

o a

diterima. Jika

ρ

hitung <=

ρ

tabel, H diterima,

o

H ditolak. Sugiyono (1999) juga menjelaskan

a

bahwa untuk penelitian yang dilakukan pada

seluruh populasi, maka tidak diperlukan

pengujian signifikansi terhadap koefisien

korelasi yang ditemukan. Peneliti tidak perlu

merumuskan dan menguji instrumen statistik.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Melalui validasi data dan

update

data sitasi,

diperoleh data yang semakin valid dan sah. Dari

4.295 data, terdapat 4.243 data yang sah,

sedangkan 52 data dinyatakan tidak sah karena

bukan merupakan publikasi Universitas Gadjah

Mada, melainkan publikasi dari beberapa

intitusi lain yang memiliki nama dan alamat

institusi MADA, dan UGM.

Sebaran Data

Data publikasi Universitas Gadjah Mada

sejumlah 4.243 tersebut memiliki sebaran dalam

Tabel 2.

(7)

Dari tabel 2 di atas, terlihat bahwa terdapat

perbedaan yang mencolok antara sitasi yang

diperoleh dari karya kolaborasi internasional

dengan karya individu dan karya kolaborasi

lainnya.

Sitasi Kolaborasi Internal, Domestik,

Internasional Dan Individu

Pengurutan bertingkat pada kolom

kolaborasi dan kolom tahun, menghasilkan data

jumlah sitasi yang diperoleh pada

masing-masing jenis kolaborasi.

Sitasi Kolaborasi Internal

Publikasi kolaborasi internal berjumlah

1.072 judul, dengan perolehan sitasi sejumlah

2.072, sehingga dapat ditentukan rerata sebesar

1,9328 sitasi per publikasi.

Prosentase publikasi kolaborasi internal

= (1.072/4.243) x 100%

= 25,2651%

Rerata sitasi yang diperoleh kolaborasi internal

= 2.072/1.072

= 1,9328 sitasi per publikasi

Perkembangan Sitasi Kolaborasi Internal

Sitasi kolaborasi internal diperoleh mulai

dasawarsa 1970 sampai dengan 1979, kemudian

mengalami penurunan pada dasawarsa 1980

sampai dengan 1989 seperti terlihat dalam

grafik 1, dan mengalami kenaikan pada

dasawarsa 1990 sd 1999 hingga 2010 sampai

dengan 2016.

Sitasi Kolaborasi Domestik

Publikasi kolaborasi domestik berjumlah

998 judul, dengan perolehan sitasi sejumlah

1.458, sehingga dapat ditentukan rerata sebesar

1,4609 sitasi per publikasi.

Prosentase publikasi kolaborasi domestik

= (998/4.243) x 100%

= 23,5211%

Rerata sitasi yang diperoleh kolaborasi

domestik = 1.458/998

= 1,4609 sitasi per publikasi

Perkembangan Sitasi Kolaborasi Domestik

Sitasi kolaborasi domestik mengalami

peningkatan dari 1990 sd 1999 hingga 2010

sampai dengan 2016 seperti terlihat dalam

grafik 2, sedangkan pada dasawarsa sebelumnya

belum memperoleh sitasi.

Tabel 2 Sebaran Data Publikasi UGM 1954-2016

Tabel 3 Sitasi Kolaborasi Internal

Jumlah Publikasi 4.243

Jumlah publikasi kolaborasi internal 1.072 Prosentase publikasi kolaborasi

internal 25,2651%

Jumlah sitasi yang diperoleh

kolaborasi internal 2.072 Rerata sitasi yang diperoleh

kolaborasi internal 1,9328

Grafik 1 Sitasi Kolaborasi Internal

Tabel 4 Sitasi Kolaborasi Domestik

Jumlah Publikasi 4.243

Jumlah publikasi kolaborasi domestik 998 Prosentase publikasi kolaborasi domestik 23,5211% Jumlah sitasi yang diperoleh ko laborasi

domestik 1.458

Rerata sitasi yang diperoleh kolaborasi

domestik 1,4609

(8)

Sitasi Kolaborasi Internasional

Publikasi kolaborasi internasional

berjumlah 1.894 judul, dengan perolehan sitasi

sejumlah 22.431, sehingga dapat ditentukan

rerata sebesar 11,8432 sitasi per publikasi.

Prosentase publikasi kolaborasi internasional

= (1.894/4.243) x 100%

= 44,6382%

Rerata sitasi yang diperoleh kolaborasi

internasional = 22.431/1.894

= 11,8432 sitasi per publikasi

P e r k e m b a n g a n S i t a s i K o l a b o r a s i

Internasional

Sitasi kolaborasi internasional cenderung

meningkat dari tahun ke tahun, seperti terlihat

dalam grafik 3, hanya pada dasawarsa terakhir

2010 sd 2016 tercatat mengalami penurunan.

Penurunan tersebut dapat dimaklumi, karena

dasawarsa tersebut belum mencapai puncaknya,

dan dapat diperkirakan bahwa saat mencapai

puncaknya pada 2010-2019 akan mengalami

peningkatan melebihi dasawarsa 2000-2009.

Sitasi Publikasi karya individu

Publikasi karya individu berjumlah 279

judul, dengan perolehan sitasi sejumlah 1.014,

sehingga dapat ditentukan rerata sebesar 3,6344

sitasi per publikasi.

Tabel 7 tersebut memperlihatkan jelas

perbedaan perolehan sitasi yang mencolok

antara kolaborasi internasional dibandingkan

jenis kolaborasi lain dan karya individu.

Perpaduan berbagai keahlian, berbagai bidang

ilmu, berbagai jenis teknologi dan fasilitas riset

antar beberapa negara terbukti menghasilkan

publikasi dengan perolehan sitasi yang jauh

lebih tinggi. Kolaborasi internasional menjadi

prioritas untuk ditingkatkan dan dikembangkan

untuk mendukung kinerja publikasi universitas.

Korelasi Kolaborasi Penelitian dan Sitasi

Analisis data korelasi menunjukkan hasil

sebagai berikut:

Korelasi Kolaborasi Internal dan Sitasi

Perhitungan korelasi kolaborasi internal dan

sitasi sebagai berikut:

Tabel 5 Sitasi Kolaborasi Internasional

Jumlah Publikasi 4.243

Jumlah publikasi kolaborasi internasional 1.894 Prosentase publikasi kolaborasi

internasional 44,6382%

Jumlah sitasi yang diperoleh kolaborasi

internasional 22.431

Rerata sitasi yang diperoleh kolaborasi

internasional 11,8432

Grafik 3 Sitasi Kolaborasi Internasional

Tabel 6 Sitasi Karya Individu

Jumlah Publikasi 4.243

Jumlah publikasi karya individu 279 Prosentase publikasi karya individu 6,5755% Jumlah sitasi yang diperoleh publikasi karya

individu 1.014

Rerata sitasi yang diperoleh publikasi karya

individu 3,6344

Tabel 8 Korelasi Kolaborasi Internal dan Sitasi No Tahun Jml Pub Jml sitasi Xi Yi Xi-Yi (Xi-Yi)2

1 1954-1959 0 0 6,5 6,5 0 0

2 1960-1969 0 0 6,5 6,5 0 0

3 1970-1979 16 83 5 4 1 1

4 1980-1989 27 27 4 5 -1 1

5 1990-1999 30 125 3 3 0 0

6 2000-2009 71 589 2 2 0 0

7 2010-2016 928 1248 1 1 0 0

Jumlah 0 2

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah nilai pasangan pengamatan b = X - Yi i i

(9)

Menurut Sugiyono (1999: 302), tabel

nilai-nilai ρ, untuk n=7, dan untuk taraf signifikansi

5%, nilai

ρ

=0,786, sedangkan untuk 1% nilai

ρ

= 0,929. Berdasarkan perhitungan di atas,

ρ

hitung > ρ tabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa h ditolak, h diterima. Terdapat

0 a

hubungan (korelasi) antara Jumlah publikasi

karya kolaborasi internal dengan jumlah sitasi.

Korelasi Kolaborasi Domestik dan Sitasi

Perhitungan korelasi kolaborasi domestik

dan sitasi sebagai berikut:

Menurut Sugiyono (1999: 302), tabel

nilai-nilai ρ, untuk n=7, dan untuk taraf signifikansi

5%, nilai

ρ

=0,786, sedangkan untuk 1% nilai

ρ

= 0,929. Berdasarkan perhitungan di atas,

ρ

hitung > ρ tabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa h ditolak, h diterima. Terdapat

0 a

hubungan (korelasi) antara Jumlah publikasi

karya kolaborasi domestik dengan jumlah sitasi.

Menurut Sugiyono (1999: 302), tabel

nilai-nilai ρ, untuk n=7, dan untuk taraf signifikansi

5%, nilai

ρ

=0,786, sedangkan untuk 1% nilai

ρ

= 0,929. Berdasarkan perhitungan di atas,

ρ

hitung > ρ tabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa h ditolak, h diterima. Terdapat

0 a

hubungan (korelasi) antara Jumlah publikasi

karya kolaborasi internasional dengan jumlah

sitasi.

Tabel 30 di atas menunjukan bahwa pada

dasawarsa 2010-2016 yang sedang berjalan,

jumlah sitasi yang diperoleh belum mencapai

puncaknya, lebih rendah dari dasawarsa

sebelumnya 2000-2009. Dapat diperkirakan

bahwa pada saat dasawarsa 2010-2019 berakhir,

jumlah sitasi mencapai puncaknya pada tahun

2017-2019, dan terjadi hubungan positif

sempurna antara jumlah publikasi karya

kolaborasi internasional dengan sitasi yang

diperoleh dengan angka korelasi sebesar +1.

Tabel 9 Korelasi Kolaboras i Domestik dan Sitasi

No Tahun PubJml sitasiJml Xi Yi Xi-Yi (Xi-Yi)2

1 1954-1959 0 0 6 5,5 0,5 0,25

2 1960-1969 0 0 6 5,5 0,5 0,25

3 1970-1979 1 0 4 5,5 -1,5 2,25

4 1980-1989 0 0 6 5,5 0,5 0,25

5 1990-1999 6 93 3 3 0 0

6 2000-2009 50 260 2 2 0 0

7 2010-2016 941 1105 1 1 0 0

Jumlah 0 3

Sumber data primer yang diolah, 2017

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah nilai pasangan pengamatan b = X - Yi i i

ho : = 0, tidak ada hubungan antara kedua variabel ha : ≠ 0, ada hubungan antara kedua variabel

Tabel 10 Korelasi Kolaborasi Internasional dan Sitasi No Tahun PubJml sitasiJml Xi Yi Xi-Yi (Xi-Yi)2

1 1954-1959 1 24 7 7 0 0

2 1960-1969 2 29 6 6 0 0

3 1970-1979 6 55 5 5 0 0

4 1980-1989 31 541 4 4 0 0

5 1990-1999 130 3596 3 3 0 0

6 2000-2009 516 11026 2 1 1 1

7 2010-2016 1208 7160 1 2 -1 1

Jumlah 0 2

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah nilai pasangan pengamatan b = X - Yi i i

ho : = 0, tidak ada hubungan antara kedua variabel ha : ≠ 0, ada hubungan antara kedua variabel

Korelasi Kolaborasi Internasional Dan Sitasi

(10)

Korelasi Publikasi Individu dan Sitasi

Perhitungan korelasi karya individu dan

sitasi sebagai berikut:

Menurut Sugiyono (1999: 302), tabel

nilai-nilai ρ, untuk n=7, dan untuk taraf signifikansi

5%, nilai

ρ

=0,786, sedangkan untuk 1% nilai

ρ

= 0,929. Berdasarkan perhitungan di atas,

ρ

hitung <

ρ tabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa h

0

diterima, h ditolak. Tidak terdapat

a

hubungan (korelasi) antara jumlah publikasi

karya individu dengan jumlah sitasi.

Perbandingan Korelasi Berbagai Kolaborasi

dan Sitasi

Perhitungan korelasi berbagai kolaborasi

dan sitasi menghasilkan kesimpulan dalam tabel

12 berikut:

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa

semua jenis kolaborasi berkorelasi positif

dengan sitasi yang diperoleh. Sedangkan

publikasi karya individu tidak terdapat korelasi

dengan sitasi yang diperoleh. Meskipun semua

jenis kolaborasi berkorelasi positif dengan sitasi

yang diperoleh, tetapi kolaborasi internasional

dapat diperkirakan akan berkorelasi sempurna

+1 pada saat dasawarsa 2010-2019 berakhir

seiring bertambahnya perolehan sitasi pada

tahun 2017-2019.

Negara Kolaborator Memperoleh Sitasi

Tertinggi

Sebanyak 85 negara telah berkolaborasi

dengan peneliti berafiliasi UGM

,

dan 15 negara

kolaborator utama yang memperoleh sitasi

tertinggi yaitu: Jepang sejumlah 5.242 sitasi,

USA 4.503 sitasi, Netherlands 4.057 sitasi,

Australia 2.966 sitasi, Malaysia 2.296 sitasi,

Germany 2056 sitasi, UK 1866 sitasi, France

1548 sitasi, Switzerland 1491 sitasi, China 1172

sitasi, Philippines 1141 sitasi, India 1105 sitasi,

Sweden 1074 sitasi, Singapore 1040 sitasi, dan

Thailand 1007 sitasi. Kelimabelas negara

tersebut semuanya menghasilkan perolehan

sitasi di atas 1000 sitasi. Peringkat negara

kolaborator memperoleh sitasi tertertinggi

divisualisasikan dalam grafik 5 berikut:

Tabel 11 Korelasi Karya Individu dan Sitasi

No Tahun Jml

Pub sitasiJml Xi Yi Xi-Yi (Xi-Yi)2

1 1954-1959 3 2 7 7 0 0

2 1960-1969 8 45 6 6 0 0

3 1970-1979 10 63 5 5 0 0

4 1980-1989 33 285 4 2 2 4

5 1990-1999 34 325 3 1 2 4

6 2000-2009 45 158 2 3 -1 1

7 2010-2016 146 136 1 4 -3 9

Jumlah 18

Sumber data primer yang diolah, 2017

ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah nilai pasangan pengamatan b = X - Yi i i

ho : = 0, tidak ada hubungan antara kedua variabel ha : ≠ 0, ada hubungan antara kedua variabel

Tabel 12 Korelasi Kolaborasi dan Sitasi Korelasi Kolaborasi internal

dan Sitasi ρ hitung 0,9643 > ρ tabel Terdapat korelasi positif Korelasi Kolaborasi

domestik dan Sitasi ρ hitung 0,9> ρ tabel 464 Terdapat korelasi positif Korelasi Kolaborasi

internasional dan Sitasi ρ hitung 0,9643 > ρ tabel Terdapat korelasi positif Korelasi publikasi individu

dan Sitasi ρ hitung 0,6786 < ρ tabel Tidak terdapat korelasi Sumber data primer yang diolah, 2017

(11)

Dengan melihat hasil positif tersebut,

kerjasama kolaborasi riset dan publikasi UGM

dapat diarahkan dan ditingkatkan dengan

menjalin kolaborasi bersama peneliti dari

negara-negara tersebut. Sebagaimana diketahui

bahwa pemeringkatan universitas (

university

rankings

) yaitu

QS Quacquarelli Symonds

World University rankings

mempergunakan

data sitasi Scopus sebagai dasar penilaian dan

diberi bobot nilai sebesar 20%. Sedangkan

ARWU (

Academic Ranking of World

Universities

) mempergunakan data sitasi dari

Web of Science

. Perolehan sitasi yang tinggi

jelas akan mendongkrak posisi universitas

dalam pemeringkatan.

E. KESIMPULAN

Kolaborasi internasional menghasilkan

sitasi jauh lebih banyak dibandingkan

kolaborasi lain dan karya individu. Sitasi

kolaborasi internasional sejumlah 22.431,

dengan rerata 11,8432. Sitasi kolaborasi

internal sejumlah 2.072, dengan rerata 1,9328.

Sitasi kolaborasi domestik sejumlah 1.458,

dengan rerata

1,4609

. Sitasi karya individu

sejumlah 1.014, dengan rerata

3,6344

.

Semua publikasi karya kolaborasi

berkorelasi positif dengan sitasi yang diperoleh.

Korelasi publikasi karya kolaborasi internal

sebesar 0,9643, domestik sebesar 0,9464, dan

internasional sebesar 0,9643. Sedangkan

publikasi karya individu sebesar 0,6786 tidak

berkorelasi dengan sitasi yang diperoleh.

Kolaborasi internasional diperkirakan akan

memiliki korelasi sempurna sebesar +1 pada

akhir dasawarsa seiring pertambahan jumlah

sitasi yang diperoleh pada akhir dasawarsa yaitu

tahun 2017-2019.

Sebanyak 85 negara telah berkolaborasi

dengan peneliti UGM

,

dan 15 negara

kolaborator utama yang memperoleh sitasi

tertinggi yaitu: Jepang sejumlah 5.242 sitasi,

USA 4.503 sitasi, Netherlands 4.057 sitasi,

Australia 2.966 sitasi, Malaysia 2.296 sitasi,

Germany 2056 sitasi, UK 1866 sitasi, France

1548 sitasi, Switzerland 1491 sitasi, China 1172

sitasi, Philippines 1141 sitasi, India 1105 sitasi,

Sweden 1074 sitasi, Singapore 1040 sitasi, dan

Thailand 1007 sitasi. Kelimabelas negara

tersebut semuanya menghasilkan perolehan

sitasi di atas 1000 sitasi.

DAFTAR PUSTAKA

ARWU Academic Ranking of World

Universities. (2016). About Academic

R a n k i n g o f Wo r l d U n i v e r s i t i e s .

http://www.shanghairanking.com/

aboutarwu.html

Beaver, D. Deb. (2001). Reflections on

scientific collaboration (and its study): past,

present, and future.

Scientometrics

, 52

(3),

p . 3 6 5 - 3 7 7 . h t t p s : / / d o i . o r g /

10.1023/A:1014254214337

Chadegani, Arezoo Aghaei dkk., (2013). A

Comparison between Two Main Academic

Literature Collections: Web of Science and

Scopus Databases.

Asian Social Science

;

Vo l . 9 , N o . 5 , p . 1 8 - 2 6 . D O I :

http://dx.doi.org/10.5539/ass.v9n5p18

Cainelli, Giulio dkk. (2015). The strength of

strong ties: How co-authorship affect

productivity of academic economists?.

Scientometrics

102:673–699. DOI

10.1007/s11192-014-1421-5

Dikti. (2017).

Pangkalan Data Pendidikan

Tinggi Kementerian Riset, Teknologi Dan

P e n d i d i k a n

T i n g g i .

http://forlap.dikti.go.id/perguruantinggi/

search/4480

. Diunduh 13 Maret 2017

Hu, Zhigang dkk. (2014). How are

collaboration and productivity correlated at

various career stages of scientists?

Scientometrics

101:1553–1564. DOI

10.1007/s11192-014-1323-6

Ibanez, Alfonso., dkk. (2013). Relationship

among research collaboration, number of

documents and number of citations: a case

study in Spanish computer science

production in 2000–2009.

Scientometrics

95:689–716. DOI

10.1007/s11192-012-0883-6

International encyclopedia of information and

nd

(12)

Katz, J. Sylvan dan Ben R. Martin. (1997). What

is research collaboration ?

Research Policy

26 (1997) 1-18.

https://doi.org/10.1016/

S0048-7333(96)00917-1

Kim, Hyungsun. (2015)., How to index journal

in Scopus & WoS. The 2nd Asian Science

Editors' Conference & Workshop Hanoi

University of Science and Technology

Hanoi, Vietnam August 20-22, , diunduh 29

Maret 2017

Lampiran Peraturan Menteri Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi Nomor 20 Tahun

2017 Tentang Pemberian Tunjangan Profesi

Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor

Murti, Bhisma. (1996). Penerapam Metode

Statistik Non-Parametrik Dalam Ilmu-ilmu

Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Nguyen, Tuan V. dkk. (2017). International

collaboration in scientific research in

Vietnam: an analysis of patterns and impact.

Scientometrics

110:1035–1051. DOI

10.1007/s11192-016-2201-1

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2014

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional

Dosen

Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang

Profesor Riset

Prihanto, Igif G. (2002). Kolaborasi. Dalam

Kumpulan Makalah

Kursus Bibliometrika.

Jakarta : Masyarakat Informetrika Indonesia

QS World University Rankings. (2017). QS

World University Rankings Methodology.

https://www.topuniversities.com/qs-world-university-rankings/methodology

Sangam, Shivappa L. (2000). Collaborative

Research in Psychology in India:

A Scientometric Study. Collaboration in Science

and in Technology Proceedings of the

Second Berlin Workshop on Scientometrics

and Informetrics September 1 – 3, 2000.

pp.177-183, , diunduh 29 Maret 2017

Scimago. (2017).

Scimago Journal & Country

Rank http://www.scimagojr.com/

.

countryrank.php

. Diunduh 13 Maret 2017

Scopus., (2017). Scopus advanced search.

https://www.scopus.com/results

/, diunduh

23 Maret 2017

S e r v e l l e n , A l e x a n d e r v a n . ( 2 0 1 6 ) .

ScopusTraining for Universitas Gadjah

Mada, August 31st, 2016

Sooryamoorthy, Radhamany. (2017). Do types

of collaboration change citation? A

scientometric analysis of social science

p u b l i c a t i o n s i n S o u t h A f r i c a .

S c i e n t o m e t r i c s

, p p 1 - 2 2 .

doi:10.1007/s11192-017-2265-6

Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta

Sulistyo-Basuki. (2002). Bibliometrika,

Sainsmetrika, dan Informetrika. Dalam

Kumpulan Makalah

Kursus Bibliometrika.

Jakarta : Masyarakat Informetrika Indonesia

Surat Edaran Dirjen Dikti No.152/E/T/2013

tanggal 27 Januari 2012

Tentang Ketentuan

publikasi untuk program S1/S2/S3

Wagner, A. Ben

.

(2015)

.

A Practical

Comparison Of Scopus And Web

Of Science Core Collection. Upstate New York

Science Librarians Conference.

10/23/2015.

Paper 70.

http://surface.syr.edu/nyscilib/70

diunduh 29 Maret 2017

Web of Science. (2017). Web of Science

r e a l f a c t s .

h t t p : / / w o k i n f o . c o m /

citationconnection/realfacts

/, diunduh 14

Maret 2017

Gambar

Grafik 2 Sitasi Kolaborasi Domestik
Grafik 3 Sitasi Kolaborasi Internasional
Tabel 9 Korelasi Kolaborasi Domestik dan Sitasi
Grafik 5 Peringkat Negara Kolaborator

Referensi

Dokumen terkait

Reaksi pasar atas pengumuman laba yang ditentukan melalui cummulative abnormal return selama periode pengamatan (saat dilakukan pengumuman laba sampai dengan enam hari setelah

• Publikasi pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi atau jurnal internasional bereputasi. Luaran

Berdasarkan hasil penjelasan di atas yang menyatakan bahwa tipe industri memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan, berarti

Salah satu cara untuk memperoleh persamaan keseimbangan sebuah elemen dan matriks kekakuan elemen adalah dengan menggunakan prinsip energi potensial minimum (the principle

Instansi atau organisasi merupakan wadah interaksi berbagai komponen, diantaranya: sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya fisik dan juga sumber daya

Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah Jurnal Ilmiah Internasional Bereputasi/Internasional (beri √ pada kategori yang tepat) Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi.. Jurnal Ilmiah

Merujuk pada UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang menyebutkan bahwa Badan sebagai subjek pajak, yaitu sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan

Terlihat pada gambar 2 bahwa penambahan enzim glukoamilase akan menaikan alkohol yang terbentuk Ini disebabkan enzim glukoamilase memecahan pati yang belum