SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi
Dan Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH
JOSUA P HUTABARAT
070200168
Departemen Hukum Internasional
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IMPLIKASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI PESAWAT SILUMAN
(STEALTH FIGHTER) DALAM KAITANNYA DENGAN KEDAULATAN
SUATU NEGARA ATAS RUANG UDARA WILAYAHNYA DITINJAU MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi
Dan Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH
JOSUA P HUTABARAT
070200168
Departemen Hukum Internasional
Diketahui/Disetujui oleh
Ketua Departemen Hukum Internasional
(ARIF,SH.,MH)
NIP. 196403301993031002
Pembimbing I Pembimbing II
(Sutiarnoto, MS,.SH, M.Hum) (ChairulBahriah,SH.,M.Hum)
Sutiarnoto M.S. S.H.,M.Hum*
Chairul Bhariah S.H.,M.Hum**
Josua Parningotan Hutabarat***
ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor pendorong yang sangat esensial bagi perkembangan masyarakat internasional dewasa ini. Hukum internasiona dituntut untuk selalu dinamis mengikuti segala perkembangan masyarakat internasional agar hukum itu tetap dianggap fit and proper (cocok dan layak) untuk tetap diberlakukan bagi masyarakat internasional. Dalam perkembangannya hukum udara yang merupakan salah satu cabang dari hukum internasional yang mengkaji tentang penggunaan ruang udara suatu wilayah. Objek kajian utama dari hukum udara ini adalah mengenai penggunaan pesawat udara. Dari peraturannya sendiri yang mengkaji tentang penggunaan pesawat secara umum sudah diatur dalam Konvensi Paris 1919 (International Convention of Aerial Navigation) dan dalam Konvensi Chicago 1944 (International Convention on Civil Aviation). Dalam pengawasan pesawat tersebut teknologi radar merupakan tulang punggung utama pengawasan wilayah udara suatu negara. Namun hal ini terancam oleh adanya teknologi pesawat siluman yang mampu mengelabui teknologi radar tersebut.
Penggunaan metode penelitian yang bersifat normatif dengan melakukan studi kepustakaan (library research). Dengan pengumpulan sumber data dari bahan primer dan sekunder.Dari penelitian ini terlihat bahwa menurut Konvensi Paris 1919 dan Konvensi Chicago 1944 jelas bahwa kedaulatan suatu negara itu atas wilayah udaranya bersifat mutlak dan ekslusif. Dengan batas jurisdiksinya adalah batas wilayahnya yang telah ditentukan menurut hukum international. Dalam Konvensi Paris 1919 dan konvensi Chicago 1944 jelas disebutkan bahwa posisi pesawat militer itu adalah sebagai pesawat negara (state aircraft) sehingga untuk melintasi wilayah udara negara lain diperlukan otorisasi khusus dan jika otorisasi ini diberikan maka hak-haknya sebagai kapal perang negara menurut Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) akan diberikan. Pesawat siluman sendiri telah menunjukkan beberapa keterlibatannya dalam pelangggaran kedaulatan wilayah udara suatu negara, dengan kemampuannya yang dapat menyusup tanpa diketahui radar. Dari beberapa kasus tersebut tampak tidak lain Amerika Serikat merupakan negara yang paling sering melakukan pelanggaran kedaulatan tersebut.
siluman tersebut dibagikan dan diinformasikan secara luas kepada masyarakat internasional. Dan melihat segala kasus pelanggaran tersebut dan tidak adanya proses peradilan terhadap tindak pelanggaran tersebut, sudah seharusnya jika lembaga peradilan di PBB tersebut dibenahi agar lebih baik lagi.
*Dosen Pembimbing I
**Dosen Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ini “Implikasi Penggunaan Teknologi Pesawat Siluman (Stealth Fighter) Dalam Kaitannya Dengan Kedaulatan Suatu Negara Atas Ruang Udara Wilayahnya Ditinjau Menurut Hukum Internasional” sesuai dengan harapan.Latar belakang penulisan skripsi ini tidaklah semata-mata demi kelulusan kegiatan akademik saja, tetapi penulis juga ingin mengkaji dan memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasan tentang perkembangan penghormatan kedaulatan negara yang kian mendapat sorotan dalam masyarakat internasional. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan, baik yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis maupun oleh perkembangan hukum internasional yang pesat dan luas mengenai isu pesawat siluman tersebut sehingga suatu karya tulis yang statis sering menemui kesulitan untuk menggambarkan perkembangan yang sebegitu dinamis secara lengkap dan akurat. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak mana pun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan isi skripsi ini.
Dengan penuh rasa hormat, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi dan dalam kehidupan penulis, yakni:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan;
2. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum USU, beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Hukum USU;
3. Bapak Arif, S.H., M.H. selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU;
4. Bapak Dr.Jelly Leviza, SH.,M.Hum selaku Sekretaris Departemen Hukum Internasional;
5. Bapak Sutiarnoto.,SH.M.Hum selaku Dosen Pembimbing I penulis;
6. Ibu Chairul Bhariah , S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II penulis;
8. Seluruh civitas Fakultas Hukum USU: jajaran staf administrasi dan seluruh pegawai Fakultas Hukum USU lainnya;
9. Keluarga penulis, Ayah Wilson Hutabarat, dan Ibu tercinta Punia Rohana Nababan, saudara-saudaraku tercinta Donni, Jonatan, Guntur, Adventri, Leonardo
10. Sahabatku selamanya, Ferry Sinaga dan kawan-kawan di JAFROCKERS (Andi, Ridho, Fadly, Kusri) yang sudah memberikan petualangan yang luar biasa bagi penulis.
11. Sahabat Meja 13 (Hot.M.T.S, Andrianto, Agus, Rudy, Howard, Cardo, Lincoln) yang sudah mewarnai kehidupan kampus penulis dengan segala kegilaannya.
12. Sahabat Pasar 1 yang tidak ada duanya bagi penulis
12. Teman-teman Stambuk 2007;
13. Sahabat kental saya Samuel Tomcat yang selalu kritis-kritis gak jelas yang sering memberikan kedongkolan bagi penulis namun di satu sisi memberikan warna dalam kehidupan kampus penulis.
13. Sahabat seperjuangan di GMNI FH USU yang telah mengenalkan Marhaenisme kepada penulis “ Semoga GmnI selalu Jaya dan Kaum Marhaen selalu Menang”\
14. Kawan-kawan di ILSA (International Law Students Association)
14. Ivan Halawa yang telah meminjamkan laptopnya untuk menulis kata pengantar ini
14. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu;
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat seluasluasnya
bagi kita semua. Terima Kasih.
Medan, Oktober 2012
Hormat Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Abstraksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 14
D. Keaslian Penulisan ... 15
E. Tinjauan Pustaka ... 15
F. Metode Penelitian ... 21
G. Sistematika Penulisan ... 22
Bab II : Pengaturan Tentang Kedaulatan Negara atas Ruang Udara di Wilayahnya A. Teori Dasar tentang Kedaulatan ... 26
B. Kedaulatan Negara dalam Lingkungan Hukum Internasional ... 39
C. Pengaturan tentang Kedaulatan Negara menurut Hukum Udara Internasional ... 53
Bab III : Sejarah Pengembangan Teknologi Pesawat Siluman
(Stealth Fighter) Dan Pengaturannya Menurut
Hukum Internasional
(Stealth Fighter) ... 62
B. Pengaturan Tentang Pesawat Siluman (Stealth Fighter)
Menurut Hukum Internasional ... 78
Bab IV : Penggunaan Pesawat Siluman (Stealth Fighter) dalam
Operasi Militer Dan Kasus Pelanggaran Kedaulatan Wilayah
Udara Suatu Negara Oleh Pesawat Siluman (Stealth Fighter)
A. Penggunaan Pesawat Siluman (Stealth Fighter) dalam
Operasi Militer ... 84
B. Kasus Pelanggaran Kedaulatan Wilayah Udara suatu
Negara oleh Pesawat Siluman (Stealth Fighter) ... 100
Bab V : Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ... 110 B. Saran ... 111