• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penentuan Harga Jual Telur Ayam Ras Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi (Kasus:CV Jaya BersamaPoultry Farm Desa Sei Merahi, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penentuan Harga Jual Telur Ayam Ras Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi (Kasus:CV Jaya BersamaPoultry Farm Desa Sei Merahi, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Ayam Petelur

Ayam ras petelur ialah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

diambil telurnya.Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi

secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak,

karena hutan dapat diambil telur dan dagingnya, maka arah dari produksi yang

banyak tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging

dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan

ayam petelur (Rasyaf, 1994).

Ayam hibrida (ras) mempunyai peranan penting dalam dunia produksi unggas di

Indonesia. Ayam hibrida (ras) dengan cepat memasuki unit-unit peternak kecil di

tempat-tempat usaha dekat kota. Unit-unit usaha ayam petelur lebih popular

daripada ayam broiler (Peni dan Joel, 1987)

Ayam ras pada ayam peliharaan adalah kelompok ayam dalam jumlah besar yang

memiliki persamaan anatomi morfologis (bentuk dan cirri-ciri tubuh) dan

sifat-sifat fisiologis. Dalam sistematika zoology ayam (Gallus species) dapat disusun

sebagai berikut

Kingdom : Animalia

Class : Aves

Ordo : Gallopmeae

Family : Phacianidae

(2)

Species : Gallus sp (Wiharto dan Roheni, 1986)

Ayam petelur merupakan unsur produksi dalam usaha peternakan ayam petelur.

Ayam petelur dalam hal ini adalah ayam yang dimanfaatkan telurnya untuk suatu

usaha dan memenuhi kriteria untuk dijadikan alat produksi yang mampu bertelur

banyak (Rasyaf,1994)

Ayam petelur dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase starter (umur 1 hari-6 minggu),

fase grower pertumbuhan (umur 6-18 minggu), dan fase layer/petelur (umur 18

minggu-afkir). Khusus fase grower, fase ini sangat berpengaruh pada saat fase

produksi atau fase layer (Banong,2012)

2.1.2 Biaya Produksi telur

Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,

karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan

embrio sampai menetas. Selain itu, telur dengan kerabangnya juga berfungsi

sebagai pelindung embrio (Hardjosworodkk, 1998)

Biaya operasional untuk budidaya ayam petelur meliputi biaya tetap (fixed cost)

dan biaya tidak tetap (variable cost).Biaya tetap meliputi biaya penyusutan, biaya

tenaga kerja tetap dan biaya listrik dan air. Biaya tidak tetap meliputi : biaya

pembelian bibit ayam, biaya pakan, biaya obat dan vaksin, biaya pemeliharaan,

biaya tenaga kerja tidak tetap, biaya packing dan transportasi, serta biaya

penunjang produksi (BPPMD Kalimatan Timur,2010).

Tujuan dari menghitung harga pokok dan membandingkannya dengan harga pasar

adalah untuk evaluasi, bukan untuk perhitungan untung rugi.Evaluasi tersebut

(3)

ada tidaknya penyimpangan yang berhubungan dengan biaya dan bagaimana

kelayakan harga pasar.Jika harga pokok berada di atas harga pasar maka ada

pemborosan pada biaya pakan, sebaliknya bila harga harapan dibawah harga pasar

maka hal itu pertanda bahwa efisiensi dalam peternakan ayam ras petelur sangat

baik (Rasyaf, 2005).

Hasil utama dari suatu peternakan ayam petelur adalah telur ayam.Selain itu,

masih dihasilkan pula ayam afkir dan hasil pelengkap berupa tinja atau hasil

sampingan lainnya.Hasil yang menjadi penghasilan utama ditetapkan berdasarkan

kemampuannya memberikan keuntungan terbesar. Apabila hasil peternakan itu

dijual sesuai harganya maka akan diperoleh sejumlah uang sebagai imbalan dari

hasil peternakan dan disebut penerimaan (Banong, 2012).

2.2Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi menurut Mulyadi (2007) adalah pengorbanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam pengolahan bahan baku menjadi

produk untuk memperoleh aktiva. Sedangkan menurut Blocher dan Chen (2000),

harga pokok produksi adalah harga produk yang sudah selesai dan ditransfer ke

produk dalam proses pada periode berjalan.

Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah

biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya

produksi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Hal ini senada dengan pendapat

(4)

digunakan untuk membeli bahan baku yang dipakai dalam membuat produk serta

biaya yang dikeluarkan dalam mengkonversikan bahan baku menjadi produk jadi.

Menurut Mulyadi (2007), dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi

harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi

manajemen untuk :

a. Menentukan harga pokok produksi

b. Memantau realisasi biaya produksi

c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses

yang disajikan dalam neraca.

2.2.2 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Menurut Blocher dan Chen (2001), pada dasarnya ada dua macam sistem

penentuan biaya produk yang digunakan dalam jenis industri yang berbeda, yaitu

sistem penentuan biaya berdasarkan pesanan (job costing) dan sistem penentuan

biaya b

erdasarkan proses (process costing).

2.2.2.1Penentuan biaya berdasarkan pesanan (job costing)

Merupakan sistem penentuan biaya produk yang mengakumulasikan dan

membebankan biaya ke pesanan tertentu. Pengolahan produk akan dimulai setelah

datangnya pesanan dari langganan/pembeli melalui dokumen pesanan penjualan

(sales order), yang membuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi

pesanan, tanggal pesanan diterima dan harus diserahkan. Harga pokok pesanan

dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang digunkan oleh setiap

(5)

selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya produksi pesanan tertentu

dibagi jumlah produksi pesanan yang bersangkutan.

Menurut Mulyadi (2007), terdapat beberapa karakteristik usaha perusahaan yang

menggunakan sistem penentuan biaya berdasarkan pesanan, yaitu : 1)proses

pengolahan produk terjadi secara terputus-putus, 2) produk yang dihasilkan sesuai

dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, 3) produksi ditujukan untuk

memenuhi pesanan. Manfaat harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah :

1) menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan, 2)

mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan, 3) memantau realisasi

biaya produksi, 4) menghitung laba rugi tiap pesanan, 5) menentukan harga pokok

persediaan produk jadi dan produk dalam proses.

2.2.2.2Penentuan biaya berdasarkan proses (process costing)

Mengakumulasikan biaya produk atau jasa berdasarkan proses atau departemen

dan kemudian membebankan biaya tersebut ke sejumlah besar produk yang

hampir identik. Karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan sistem

penentuan biaya berdasarkan proses yaitu : 1) produk yang dihasilkan merupakan

produk standar, 2) produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama, 3)

kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi

rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Manfaat harga

pokok produksi berdasarkan proses adalah 1) menentukan harga jual produk, 2)

menentukan realisasi biaya produksi, 3) menghitung laba atau rugi priodik, 4)

menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

(6)

2.2.3 Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2001), harga pokok produksi dapat dihitung dengan tiga

pendekatan, yaitu dengan menggunakan full costing, variable costing dan Activity

Based Costing.

2.2.3.1Full costing atau konvensional

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan

semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik

yang berperilaku tetap maupun variabel. Harga pokok produk yang dihitung

dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel, dan

biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya

pemasaran, biaya administrasi dan umum).

Keterbatasan utama dari sistem penentuan harga pokok full costing adalah

penggunaan tarif tunggal atau tarif departemen yang mendasarkan pada volume.

Blocher dan Chen (2001) mengemukakan tarif ini menghasilkan biaya produk

yang tidak akurat, jika sebagian besar biaya overhead pabrik tidak berhubungan

dengan volume, dan jika perusahaan menghasilkan komposisi produk yang

bermacam-macam dengan volume, ukuran dan kompleksitas yang berbeda-beda

2.2.3.2 Variable Costing

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel pabrik tetap kedalam

(7)

langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produk yang dihitung

dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi

variabel ditambah dengan biaya non-produksi variabel (biaya pemasaran variabel,

biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap.

Kelebihan biaya konvensional menurut Carter (2009) adalah :

1. Mudah diterapkan

2. Sistem biaya konvensional tidak memakai banyak cost driver dalam

mengalokasikan biaya overhead sehingga hal ini memudahkan bagi manager

untuk melakukan perhitungan.

3. Mudah di audit. Karena jumlah cost driver yang digunakan sedikit, maka

biaya overhead dialokasikan berdasarkan volume based measure sehingga

akan lebih memudahkan auditor dalam melakukan proses audit.

Sedangkan kelemahan sistem akuntansi biaya konvensional adalah sebagai berikut

:

1. Hanya menggunakan jam kerja langsung untuk mengalokasikan biaya

overhead

2. Hanya menggunakan dasar alokasi yang volume rate (unit level) untuk

pengalokasian bagian dari biaya produk/pelanggan. Pengukuran alokasi biaya

overhead yang merupakan bagian dari biaya produksi ditentukan dengan

menggunakan dasar yang berkaitan dengan volume produksi. Hal ini

menyebabkan distorsi pengukuran product cost karena aktivitas-aktivitas

penyebab timbulnya biaya overhead banyak yang tidak berkaitan langsung

(8)

3. Hanya menitikberatkan biaya produk pada fase produksi saja. Sistem

akuntansi biaya konvensional menitikberatkan pada tahap produksi tertentu

tidak akan menghasilkan informasi yang relevan.

2.2.3.3 Activity Based Costing

Activity Based Costingpada dasarnya merupakan metode penentuan harga pokok

produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi cost produk secara cermatbagi

kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya

dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

2.2.4 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

Menurut Hamanto (1992) terdapat tiga unsur-unsur harga harga pokok produksi,

yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi tak langsung atau

biaya overhead pabrik.

2.2.4.1Biaya Bahan Baku

Bahan baku menurut Supriono (2007) adalah bahan yang akan diolah menjadi

bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diindentifikasi atau diikuti

jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku

adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai didalam pengolahan produk.

Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian intergral dari

produk jadi perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bahan baku langsung

ini menjadi bagian fisik produk, terdapat hubungan langsung antara masukan

bahan baku dan keluaran dalam bentuk produk akhir atau jadi. Objek biaya dari

bahan baku langsung adalah produk. Menurut Simamora (1999) biaya bahan baku

langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik produk dan biaya bahan

(9)

setiap produk. Bahan baku menurut Slamet (2007) diartikan sebagai bahan yang

menjadi komponen utama yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan

dari produk jadi. Dari beberapa pengertian di atas tentang biaya bahan baku, maka

dapat disimpulkan bahwa biaya bahan baku adalah biaya yang secara langsung

berhubungan dengan penggunaan bahan baku.

Bahan baku meliputi bahan-bahan yang dipergunakan untuk memperlancar proses

produksi atau disebut bahan baku penolong dan bahan baku pembantu. Bahan

baku dibedakan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung.

Bahan langsung disebut dengan biaya bahan baku, sedangkan bahan baku tidak

langsung disebut biaya overhead pabrik.

2.2.4.2Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga

kerja yang secara langsung menangani pengolahan baku menjadi produk jadi. Gaji

dan upah operasional mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja

langsung. Seperti halnya biaya baku, kenyataannya adalah gaji dan upah tenaga

kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi mungkin saja tidak

digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langung. Karena itu, terhadap gaji dan

upah tenaga kerja dibebankan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya

tenaga kerja tak langsung.Biaya tenaga kerja tak langsung meliputi semua biaya

tenaga kerja selain yang dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.

Pada umumnya biaya tenaga kerja langsung terdiri dari :

1. Gaji pokok, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada setiap buruh sesuai

dengan kontrak kerja, yang dapat dibayar secara harian, mingguan atau

(10)

2. Upah lembur, yaitu upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang

melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang ditentukan.

3. Bonus, yaitu upah tambahan diberikan kepada pekerja yang menunjukkan

prestasi melebihi batas yang ditentukan.

2.2.4.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung

dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut

ongkos overhead, menurut Hansen dan Mowen (2006).Overhead pabrik memiliki

dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya sebagai

hasil produksi.Karakteristik pertama adalah dalam hubungan overhead pabrik

dengan produk itu sendiri. Berbeda dengan bahan baku langsung dan tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari

barang jadi. Karakteristik kedua menyangkut perubahan sebagian unsur biaya

overhead karena adanya perubahan volume produksi yaitu overhead bisa bersifat

tetap, variable atau semivariabel.Biaya overhead tetap secararelatif tetap kosntan,

biarpun ada perubahan dalam volume produksi.Overhead variable berubah

sebanding dengan output produksi. Overhead semivariabel bervariasi tetapi tidak

sebanding dengan unit yang diproduksi.

Menurut Mulyadi (2001), biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga

cara, yaitu :

1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan berdasarkan sifat biaya tersebut. Biaya-

biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan

(11)

 Biaya bahan penolong. Bahan bahan yang penolong adalah bahan yang

tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian

produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga

pokok produk tersebut. Dalam perusahaan peternakan ayam ras petelur,

yang termasuk dalam bahan penolong adalah sapu lidi, selang air.

 Biaya reparasi dan pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa

biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari

pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan

bangunan pabrik, mesin, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan

untuk keperluan pabrik.

 Biaya tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga

kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung

kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan

dan biaya kesejaheraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung

tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari karyawan yang bekerja

dalam departemen pembantu dan karyawan tertentu yang bekerja dalam

departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan

administrasi dan mandor.

 Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah Biaya-biaya-Biaya-biaya

depresiasi pabrik, bangunan, mesin, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang

(12)

 Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu. Biaya-biaya yang termasuk

dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung,

asuransi mesin, asuransi kendaraan dan asuransi kecelakaan karyawan.

 Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran

uang tunai. Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain

adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya

listrik PLN dan sebagainya.

2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan

dengan perubahan volume produksi.

Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya

dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi

tiga golongan:

 Biayaoverhead pabrik tetap, adalah biaya overhead yang tidak berubah

dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

 Biaya overhead pabrik variable, adalah biaya overhead pabrik yang berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

 Biaya overhead pabrik semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang

berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk

keperluan penentuan tariff biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian

biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel dipecah menjadi

dua unsur, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan

(13)

Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam

pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:

 Biaya overhead pabrik langsung departemen, adalah biaya overhead pabrik

yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati

oleh departemen tersebut.

 Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, adalah biaya overhead

pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

2.2.3.4 Harga Jual

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa.Dalam

pengertian yang lebih luas, harga adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan

konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.Harga

biasanya ditetapkan oleh tawar menawar antar pembeli dan penjual. Penjual akan

meminta harga lebih tinggi daripada yang mereka harapkan untuk mereka terima,

dan pembeli akan menawar lebih rendah daripada yang mereka harapkan untuk

mereka bayar. Lewat tawar menawar, mereka akan mencapai harga yang dapat

diterima.

Mulyadi (2007) menyatakan bahwa :”Pada prinsipnya harga jual harus dapat

menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan

biaya produksi ditambah mark-up.”Selain itu Kotler (2003) mengemukakan

bahwa “harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha

kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.

Dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan

perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan

(14)

diinginkan oleh perusahaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah

harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat

memberikan kepuasan kepada konsumen.

(15)

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan untuk penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Penelitian

Judul Penelitian

Tujuan Penelitian Kesimpulan

1. Erawati harga pokok produksi

ini juga

1.Menganalisis biaya Produksi yang costing dan variable costing produksi full costing

dan variable costing

1.Total biaya produksi ternak babi Rachel Farm adalah sebesar Rp.

846.673.323/tahun.

2.HPP ternak babi dengan metode full costing adalah sebesar Rp. 14.933/kg dan

full costing adalah Rp. 1.493/kg dan bila

(16)

3. Muttaqin (2015) Analisi Harga

4. Anggraini (2014) Analisi Harga Pokok 5. Marsalina (2015) Analisis

(17)

Usaha Ternak ayam ras petelur CV. Jaya Bersama Poultry Farm di Desa Sei

Merahi Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat bergerak dibidang peternakan,

memasarkan telur ayam berkualitas.

Harga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam

persaingan, disamping kualitas, distribusi, promosi serta mekanisme

pasar.Pembentukan harga jual dipengaruhi oleh struktur biaya produksi atau harga

pokok produksi.Harga pokok merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan

harga jual dari produk yang dihasilkan.Selain sebagai dasar penentuan harga jual,

perhitungan harga pokok juga penting sebagai sarana pengendalian biaya produksi

untuk tujuan efisiensi biaya.

Salah satu cara untuk memungkinkan manajemen perusahaan mengelolakonsumsi

sumberdaya dalam pembuatan produk adalah dengan dilakukannyaperancangan

kembali sistem akuntansi biaya yang dapat merefleksikan konsumsisumberdaya

dalam kegiatan pembuatan produk. Adapun metode perhitungan harga pokok

produksi yang lazim digunakan adalah metode full costing dan variable

costing.Sehingga dengan perhitungan biaya yang sesuai standar akuntansi,

perusahaan tidak akan mengalami kerugian juga tidak menentukan harga jual

yang tidak berdasardan juga dapat membantu perusahaan dalam mengambil

keputusan secara manajemen. Skema dari kerangka pemikiran dapat dilihat pada

(18)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan

: menyatakan pengaruh

Presentase laba

Perbandingan harga jual metode perusahaan dengan metode Full

Costing dan Variable Costing

CV Jaya Bersama POULTRY FARM

(Perusahaan Ternak Ayam Ras Petelur )

Identifikasi proses Produksi

Identifikasi Biaya Produksi

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode

Perusahaan

Perbandingan Metode Perusahaan dengan Metode Full

Costing dan Variable Costing

Cost Driver Perhitungan Harga Pokok

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: “Analisis Novel Galaksi Kinanthi Karya Tassaro GK” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali

Sistem penilaian di Perguruan Tinggi yang pada saat ini masih menggunakan cara manual, yaitu nilai mahasiswa yang telah dikoreksi oleh dosen diserahkan kepada

Setelah dilakukan penelitian pengola- han limbah cair crumb rubber dengan meng- gunakan lumpur aktif biakan campuran dari lumpur industri crumb rubber secara aerob dengan

Komunisme adalah sebuah teori atau sistem sosial berdasarkan persamaan yang sama antara kepemilikan masyarakat dan negara, dengan semua kegiatan ekonomi dan sosial

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan pembelian konsumen pada Distro Euphoria Rock Store

Hasil analisis genetik yang dilakukan terhadap populasi hasil persilangan karet klon RRIM 600 dengan genotipe Plasma Nutfah 1981 menunjukkan bahwa, beberapa karakter yang diamati

Masyarakat lebih menerima, ka rena menjadi pelaku pariwisata, dalam hal jasa transportasi (ojek), pemandu wisata, penginapan, dan jasa kuliner. Di dalam suatu

 peserta didik mempresentasikan di depan kelas hasil diskusi tentang peranan, ciri-ciri, klasifikasi dan cara reproduksi serta habitat alga?.