• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekol"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Partisipasi

dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan

Kinerja Guru SMP Se Kabupaten Banjar

Gusti Wildayani

NIM: A2A112024

ABSTRAK

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Partisipasi dalam MGMP, Kinerja Guru.

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan pada suatu bangsa maka guru dituntut untuk menjadi sosok yang kreatif, produktif, dan akuntabel. Namun tidak mudah mengajak guru kearah cita-cita yang ideal itu. Seorang guru harus mampu menguasai kemampuan mengajar dengan baik.Selain itu, seorang guru harus mengetahui dan melaksanakan kurikulum dengan baik, melakukan penelitian, memiliki kelompok kerja dan lain sebagainya. Terkait dengan hal itu, supervisi akademik yang dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah dan partisipasi seorang guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) akan sangat membantu meningkatkan kinerja guru.Berdasarkan uraian singkat tersebut, dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah ada hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, (2) Apakah ada hubungan antara partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, dan (3) Apakah ada hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tingkat kinerja guru SMP se Kabupaten Banjar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dan teknik korelasi yang mendeskripsikan hubungan variabel supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru. Populasi dalam penelitian ini adalah 450 guru pada 60 sekolah. Tetapi hanya 120 orang guru yang dijadikan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket supervisi akademik, angket partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran, dan lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh kepala sekolah. untuk mendapatkan data supervisi akademik kepala sekolah maka angket diisi oleh guru sementara untuk kinerja guru diisi oleh kepala sekolah pada guru yang bersangkutan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, (2) Ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar, dan (3) ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tingkat kinerja guru SMP se kabupaten Banjar.

(2)

ABSTRACT

Gusti Wildayani, 2015: The correlation between Academic Supervision of Principal and The participation in Teachers’ networks to The Junior High School Teachers’ performances in Banjar Regency.Master of Educational Management Program. Lambung Mangkurat University.

Advisors: Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd. and Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D.

Keywords: academic supervision, participation in teachers’ networks, teachers’

performances

Teacher is the most important part for the education proggression in a country. That is one reason for a teacher to be creative, productive and accountable. However, it is not easy for teacher to be the ideal one. A teacher should be competent in teaching, applying

curriculum, and doing some researches. Besides, he should be joining in teachers’ networks.

Therefore, the academic supervision of headmaster and the participation in teachers’

networks will be a great support for improving the teachers’ performances. Proposed to

those statements, there are some problems had been formulated in this research such as: (1) If there is a correlation between the academic supervision of headmaster and the teachers’

performances, (2) If there is a correlation between the teachers’ networks and the teachers’

performances, and (3) If there is a correlation between the academic supervision and the

teachers’ networks to the teacher’s performance especially in junior high school in Banjar

regency.

This research used qualitative approach, descriptive method and correlation technique which had described the correlation between the academic supervision and the teachers’ networks to the teacher’s performance especially in junior high school in Banjar regency. The population in this study is 450 teachers in 60 schools but the sample was taken

only 120 teachers who were being involved in teachers’ networks. Proportional random sampling was used as the sampling technique. The questionnaires of academic supervision

and participation in teachers’ networks were filled out by the teachers but the observation sheets of teachers’ performances were done by their principals.

The results of this research had founded that : (1) There is a positive and significant

correlation between the academic supervision and the teachers’ performances, (2) There is a positive and significant correlation between the academic supervisionthe teachers’ network

and the teachers’ performances, and (3) There is a positive and significant correlation between the academic supervision and the teachers’ networks to the teachers’ performances

especially in junior high school in Banjar regency.

(3)

I. PENDAHULUAN

Tingkat kinerja guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah terutama siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wowa S. Kuswana (2008:3) yang mengemukakan bahwa kinerja guru dikatakan berhasil apabila memberikan efek terhadap perkembangan potensi siswa dalam konteks psikologis dan fisik, yakni bersifat positif terhadap apa yang dipelajarinya, baik dilihat dari tujuan serta manfaatnya. Sehingga kecerdasan kognitif, efektif dan psikomotorik berkembang. Kinerja guru atau prestasi kerja (Hasibuan, 2001:94) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan.

Hasil wawancara dengan beberapa orang guru dan pengamatan peneliti secara umum menunjukkan adanya penurunan kinerja guru. Hal itu terlihat dari kurang disiplinnya guru pada saat masuk kelas, kurang terampil dalam menyusun perangkat pembelajaran dan tidak mumpuni dalam mengajar baik dalam materi mau pun dalam penguasaan kelas.

Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan haruslah mampu menggerakkan dan memberdayakan bawahannya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja bawahannya. Daresh (1989:95) menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sikap sebagai promotor (yang menggerakkan bawahannya), supporter (yang mampu mendorong bawahannya untuk terus maju, analyzer (yang mampu melihat suatu masalah dengan baik dan kemudian dapat memberikan solusi yang baik pula, dan controller (mengarahkan bawahannya agar mengerjakan sesuatu sesuai dengan keinginannya dan berjalan dengan lancar).

(4)

mengelola pembelajaran. Hasil laporan penelitian “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan

Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru” oleh Haris Fadillah (2013) melaporkan bahwa

supervisi akademik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan organisasi guru yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, Mulayasa (2008:37). Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah kerjasama guru-guru dalam upaya meningkatkan kinerja mereka, yaitu merencanakan, melaksanakan dan menilai proses dan hasil kegiatan belajar mengajar.

Hasil laporan penelitian studi Ani Widayanti (2010) tentang “Peran Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan Kinerja Guru DIY” melaporkan bahwa peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan kinerja guru tergolong tinggi yaitu 73,3%.

Kegiatan MGMP dilakukan di bawah koordinator pengawas sekolah, kepala sekolah yang terkait dengan mata pelajaran dan untuk setiap mata pelajaran dipimpin oleh guru senior atau guru inti.Di samping itu, dapat mengundang ahli dari luar seperti widyaiswara dari LPMP. Keberadaan MGMP pada setiap mata pelajaran merupakan suatu harapan besar untuk peningkatan kinerja guru.

Mengacu pada pernyataan di atas dan sesuai dengan hasil pengamatan peneliti bahwa pelaksanaan supervisi akademik di sekolah-sekolah SMP di kabupaten Banjar sangatlah bervariasi sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang keterkaitan antara supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pelaksanaan MGMP di Kabupaten Banjar berpengaruh terhadap kinerja guru di kabupaten Banjar. Maka dipandang perlu dilakukan suatu kajian yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan peran serta dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru SMP negeri se Kabupaten banjar.

II. METODOLOGI PENELITIAN

(5)

satu terhadap variabel yang lain antara prediktor dan satu variabel kriteria (Sugiyono, 2006:219).

Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai ada atau tidaknya hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai variabel bebas (independent variable) dengan kinerja guru sebagai variabel terikat (dependent variabel).

Populasi penelitian ini adalah guru yang mengajar dalam 10 bidang mata pelajaran (PKn, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, IPS, PAI, BTA, Seni Budaya, Matematika, dan BK) dan ikut berpartisipasi dalam MGMP di wilayah Kabupaten Banjar.Populasi penelitian ini berasal dari 60 SMP Negeri se Kabupaten Banjar yang berjumlah 450 orang. Peneliti mengambil sampel sebanyak 27% dari jumlah populasi yaitu 120 orang.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) buah instrumen. Ketiga instrumen tersebut digunakan untuk menggali data tentang supervisi akademik, partisipasi dalam MGMP, dan kinerja guru dengan menggunakan Skala Likert. Data kinerja guru diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Kepala sekolah mengisi Lembar Pengamatan Kinerja Guru yang sudah disediakan oleh Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP) di Kalimantan Selatan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Instrumen yang digunakan penulis untuk menjaring data dalam variabel supervisi akademik dan variabel partisipasi dalam MGMP adalah berupa kuesioner yang diisikan oleh guru, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru diisi oleh kepala sekolah.

Tabel 1

Hasil Uji Coba Validitas pada Instrumen Supervisi Akademik dan Partisipasi

dalam MGMP

Variabel Jumlah Item Kategori

Supervisi Akademik 36 Valid

(6)

Tabel 2

Hasil Uji Coba Reliabilitas pada Instrumen Supervisi Akademik dan

Partisipasi dalam MGMP

Variabel Cronbach’s Alpha Kategori

Supervisi Akademik 0,823 Reliabel

Partisipasi dalam MGMP 0,905 Reliabel

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, maka dapat penulis simpulkan bahwa instrumen untuk supervisi akademik dan partisipasi dalam MGMP adalah

valid karena memiliki nilai r hitung lebih dari 0,361 dan reliabel karena nilai alpha lebih

besar dari 0,60.Sedangkan untuk instrumen kinerja guru dianggap valid dan reliabel karena

merupakan lembar Penilaian Kinerja Guru yang sudah baku dan standar dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan telah digunakan di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar ditetapkan hipotesis penelitian, dimana : Ho: Tidak ada hubungan positif antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar.

Tabel . 3

Korelasi antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru

supervisi akademik kepala sekolah

Kinerja Guru Supervisi akademik

Kepala Sekolah

Pearson Correlation 1.000 0,328**

Sig. 0,000

N 120 120

KinerjaGuru Pearson Correlation 0,328** 1.000

Sig. 0,000

N 120 120

(7)

Hasil data yang diperoleh dari analisis korelasi antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru diketahui nilai r = 0,328 dan angka Sig = 0,000. Oleh karena angka Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah PertamaNegeri di Kabupaten Banjar.

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar, ditetapkan hipotesis penelitian dimana : Ho: Tidak ada hubungan positif antara partisipasi dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar.

Tabel 4

Korelasi antara Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan kinerja guru

Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Kinerja

Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Pearson Correlation

1.000 0,609**

Kerja Sig. 0,000

N 120 120

Kinerja Pearson

Correlation

0,609** 1.000

Sig. 0,000

N 120 120

Sumber : data primer di olah (2015)

(8)

Untuk mengetahui hubungan supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Banjar ditetapkan hipotesis penelitian, dimana : Ho : Tidak ada hubungan positif antara supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kabupaten Banjar.

Tabel 5

Korelasi antara Supervisi Akademik, Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan kinerja guru

Kekuatan hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) (X2) dengan kinerja guru (Y) ditunjukkan oleh koefesien product moment sebesar R= 0,609. Untuk menguji keberartian koefesien korelasi, dilakukan uji F dan diperoleh harga Fhitung sebesar 34,468. Kekuatan hubungan antara (X1), dan (X2) dengan (Y) dapat dilihat pada tabel 6. dibawah ini :

Tabel 6

Korelasi jamak antara X1, dan X2 dengan Y

Korelasi R F hitung Sig.

Ry123 0,609 34,468 0,000

Sumber : Lampiran

(9)

Mata Pelajaran (MGMP)dengan kinerja guru teruji kebenarannya. Dengan kata lain, Ho ditolak.

Koefesien determinasi yang merupakan kuadrat dari koefesien korelasi jamak pada variabel supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) secara bersama-sama dengan kinerja guru yaitu sebesar R = 0,609 nilai koefisien determinasi 60,9%. Ini menunjukkan bahwa variabel supervisi akademik kepala sekolah dan Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 60,9 % terhadap variabel kinerja guru. Sedangkan sisanya sebesar 39,1 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Terlepas dari tingkat supervisi kepala sekolah, partisipasi dalam MGMP dan tingkat kinerja guru, hasil hipotesa penelitian maka disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Banjar dengan kategori tinggi.

Guru yang memiliki kinerja yang tinggi sangatlah penting dalam peningkatan kualitas pendidikan suatu bangsa karena guru merupakan ujung tombak yang sangat berperan dalam proses pembelajaran di sekolah dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diinginkan pada siswa. Agar guru memiliki kinerja yang diharapkan, tentu saja memerlukan dukungan dan bimbingan seorang kepala sekolah melalui pelaksanaan supervisi akademik.

Pada kegiatan MGMP, para guru dapat membicarakan mengenai masalah mereka di kelas dan mendapatkan solusi atau pemecahan masalah yang dapat menghambat atau memperlambat kinerja mereka. Selain itu, pada forum MGMP, seorang guru akan mendapatkan pengetahuan mengenai penulisan Karya Ilmiah yang akan berpengaruh terhadap kenaikan pangkat dan kebutuhan lain guru terkait dengan paradigma-paradigma baru dalam pendidikan seperti perkembangan kurikulum yang baru.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa semakin aktif peran seorang guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) maka kinerja mereka akan semakin meningkat.

(10)

akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam MGMP maka semakin tinggi kinerja guru.

Sesuai dengan pernyataan Sergiovanni (1987:40) yang menyatakan salah satu tujuan dari supervisi akademik adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Sementara itu, salah satu tujuan MGMP yang dirumuskan oleh Depdiknas (2008:7) adalah meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan MGMP. Dari uraian tersebut terlihat dengan jelas bahwa kedua variabel tersebut yaitu supervisi akademik dan partisipasi guru dalam MGMP berpengaruh atau terkait langsung dengan tingkat kinerja guru.

Dari hasil penelitian dan uraian di atas terlihat sangat jelas adanya keterkaitan yang erat antara supervisi akademik kepala sekolah dan partisipasi guru dalam MGMP dengan peningkatan kinerja guru.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. Zainal. 2013. Perbedaan Kemampuan Guru Mengelola Proses Belajar Mengajar ditinjau dari Perilaku Kepemimpinan dan Pelaksanaan Supervisi Kepala sekolah di SMP Negeri Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Thesis pada Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak diterbitkan

Achmad, Arief. 2004. Pemberdayaan MGMP adalah Sebuah Keniscayaan.Di

www.jambiekpress.co,id. (diakses: 22/10/12)

Alfonso, R.J. Firth, G. R., & Neville, R.F. 1981. Instructional Supervision, A Behaviour System.Boston, Allyn and Bacon, Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Aqib, Zainal & Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV. Yrama Widya.

(11)

Kecamatan Tambang Ulang. Thesis Program Pasca Sarjana Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: Diva Press

Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Budi, Setia. 2012. Hubungan Antara Supervisi Akademik dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Terhadap Profesionalisme Guru SMA di Kabupaten Tapin. Thesis pada Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak diterbitkan

Burhanuddin, dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesional. Malang: Rosindo. Edisi Revisi.

Burhanuddin, H. dkk (ed.). 2003. Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan. Malang: UM Press.

Cooper & Emory. 1995. Educational Research and Development. New York. Cambridge University Press

Daresh, John C. 1989. Supervision as A Proactive Process. Longman Inc.

Depdiknas. 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Dikdasmen: Jakarta

Depdiknas. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Dikmenum: Jakarta

Depdikbud. 2012. Buku 2 tentang Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru, Manfaatnya, dan Pelaksanaannya di Sekolah. Dirjen PMTK

Depdiknas. 2008. Standar Pengembangan KKG/MGMP. http.www.docstoc.com. Diakses 10 April 2012

Dharma, Surya.Peran dan Fungsi Pengawas Sekolah/ Madrasah. Dalam Jurnal Tenaga Kependidikan Volume 3, No. 1, April 2008.

Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Depdiknas. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta.

Glickman, C.D. 1981. Development Supervision: Alternative Practices or Helping Teachers Improve Instruction. Virginia: ASCD

Glickman, C.D. Gordon. 1990. Supervision of Instruction: A Development Approach. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon

(12)

Hidayati. 2008. Konstribusi Layanan Supervisi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Fasilitas Pembelajaran terhadap Kinerja Guru. Jurnal Penelitian Vol. 2

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru(PK Guru). Dirjen PMPTK: Jakarta

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Press. Jakarta

Madja, W.. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran: Kumpulan Karya Tulis Terpublikasi. Wineka Media. Cet. Ke-3.Malang

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PTg: PT. Refika Aditama

Mangkuprawira.2007. Kinerja Sumber Daya Manusia yang Diinginkan. Bandung: PT. Refika Aditama

Montekarlo.2010. Hubungan Antara Supervisi Akademik dengan Kompetensi Guru SMP Negeri Di kabupaten Barito Kuala. Thesis pada Program Pasca Sarjana Unlam: Tidak diterbitkan

Mulyasa. E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Mensukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyasa., E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyasa., E. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Achmad. 2005. Managemen Sumber Daya Manusia. Bandung. PT. Refika Aditama.

Novitasari. 2004. Profesionalisme Guru. Rajawali Press. Jakarta.

Oliva, Peter, F. 2007. Supervision for Today’s School.New York. Longman

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual .PT Rineka Cipta. Jakarta

(13)

Rivai, Veitzal. 2005. Education Management: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineka Cipta. Bandung

Sudjana. 2008. Supervisi Akademik. Jakarta: Bina Mitra

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. SPSS vs LISREL. Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Sekaran, U. 2006. Research Methods for Bussiness.Edisi 4.Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba

Sergiovanni, T.J., 1987. The Principalship of Reflective Practice Perfective, Boston: Allyn and Bacon

Sugiyono.2003. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabita

Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan Administratif. Bandung: Alfabita

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabita

Sudjono, Agus. 2009. Konstribusi Supervisi Pengajaran terhadap Kompetensi Profesionalisme Guru di Kabupaten Cirebon. Tesis: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba

Sunardi. 2011. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Supervisi Akademik dan Pengembangan Profesi terhadap Profesionalisme Guru di SMPN 1 Purwokerto. Tesis: Tidak diterbitkan

Supriyadi. 2004. Pedoman Penyelenggaraan MGMP. Bandung: Workshop Repitalisasi MGMP

Sutrisno, B. 2009.MGMP Inovasi Pendidikan.htpp//budisutrisnompdblogspot.com 20/09/09 mgmp-inovas-pend. Diakses 21 Februari 2012

Syamsudin. 2008. Bahan Workshop Penyusunan Perangkat Supervisi Pemberdayaan KKG/MGMP Melalui Program BERMUTU. www.docstoc.comdocs/kkg/mgmp

(14)

Triani, Lilik. 2007. Konstribusi Peran MGMP terhadap Profesionalisme Guru Biologi SMA di Malang. Tesis.Tidak diterbitkan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005.Tentang Guru dan Dosen.Depdiknas. Jakarta

Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta Timur: Bumi Aksara

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta Timur: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel  4 Korelasi antara Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Tabel  5 Korelasi antara Supervisi Akademik, Partisipasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Toisaalta Suomen arvopaperimarkkinat ovat myös voimakkaasti riippuvaisia kansainvälisten mark- kinoiden kehityksestä. Globaali integraatio on yleensäkin tehokkaasti toimivien

Selain itu, tokoh yang selalu muncul dalam cerita dan mengalami berbagai konflik batin adalah Tokoh utama Aku dan tokoh utama Niyala.Berdasarkan analisis data

Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan

Keempat , validasi ahli yang terdiri dari 4 orang validator (ahli materi, ahli pembelajaran, ahli bahasa, dan ahli tampilan (kegrafikan), ahli instrumen melalui forum focus

Analisis terhadap data bobot relatif menunjukkan bahwa kandungan protein ransum (15 vs 19%) tidak nyata (P&gt;0,05) berpengaruh terhadap bobot relatif segmen saluran pencernaan anak

[r]

Sistem seleksi jurnal yang dirancang terdiri atas dua komponen utama yaitu : yang pertama adalah penentuan bobot tiap alternatif terhadap keseluruhan kriteria dan yang kedua

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan dan sistem informasi, baik secara bersama-sama atau sendiri-sendiri akan memberikan pengaruh yang signifikan