• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MEDIA KOMIK ILMU PENGETAHUAN ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN MEDIA KOMIK ILMU PENGETAHUAN ALAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PKMP-1-3-1 PEMBERDAYAAN MEDIA KOMIK ILMU PENGETAHUAN ALAM (KOLAM) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA

Netty, Roseswinda, Jummita Sari, Ika Ichwani Y Biologi/Pendidikan Biologi, UNP, Padang

ABSTRAK

Salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai siswa Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Namun pada kenyataannya siswa SD mengalami kesulitan dalam mempelajarinya bahkan mereka merasa pelajaran IPA merupakan hafalan yang berat dan sulit. Buku-buku pelajaran IPA yang seharusnya mereka baca tampaknya juga belum mampu menarik minat mereka untuk belajar. Republika (2003) mengatakan bahwa sebagian besar siswa lebih menyukai bacaan hiburan seperti komik dibandingkan buku pelajaran. Oleh karena itu kami mencoba untuk memberikan solusi dengan merancang dan menerapkan media pengajaran berupa Komik Ilmu Pengetahuan Alam (KOLAM) untuk memotivasi serta meningkatkan pehamaman konsep IPA bagi siswa SD. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V dan VI SDN 24 Parupuk Tabing Padang. Diperoleh sampel penelitian yaitu kelas VA dan VIB sebagai kelas kontrol sedangkan kelas VB dan VIC sebagai kelas eksperimen. Data dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Instrumen penelitian terdiri atas tes hasil belajar, angket motivasi dan lembar observasi. Setelah dilaksankan tes hasil belajar dan dianalisis dengan menggunakan uji t, diperoleh t hitung >t tabel , berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Grafik observasi menunjukkan bahwa aktivitas positif lebih tinggi daripada kelas kontrol sedangkan aktivitas negatif tidak berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil angket menunjukkan bahwa sebagian besar siswa lebih setuju dengan pernyataan positif dan tidak setuju dengan pernyataan negatif. Dapat disimpulkan bahwa media KOLAM dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada konsep IPA

Kata Kunci: Media Komik, Komik Ilmu Pengetahuan Alam (KOLAM), Konsep IPA

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang handal di era teknologi dan globalisasi saat ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan disegala sisi kehidupan. Salah satu sektor strategis yang perlu ditingkatkan yaitu bidang pendidikan. Dengan adanya program Wajib Belajar sembilan tahun (Wajar 9 Tahun) yang diinstruksikan oleh pemerintah Indonesia diharapkan mampu menjadi titik awal pencerdasan kehidupan bangsa. Wajar 9 tahun terdiri dari dua jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Usaha peningkatan mutu pendidikan khususnya pada tingkat dasar sangat mempengaruhi kualitas SDM Indonesia pada jenjang pendidikan selanjutnya.

(2)

PKMP-1-3-2

IPA dapat membantu siswa berfikir logis tentang peristiwa sehari-hari, disamping itu juga memberi peluang agar siswa mampu mengembangkan lingkungannya secara logis dan sistematis. Pada hakikatnya mempelajari konsep IPA bukan sekedar menghafal teori-teori saja, tetapi juga diharapkan dapat mengembangkan keterampilan seperti percobaan-percobaan sederhana.

Meskipun telah banyak dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar dengan cara melakukan berbagai penelitian eksperimen dan tindakan kelas untuk PBM IPA namun hingga saat ini IPA masih dianggap sebagai pelajaran hafalan yang monoton, sehingga masih belum menunjukan hasil yang memuaskan. Sebagian siswa cenderung menganggap IPA adalah mata pelajaran yang sulit dipahami, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai UAN maupun semester yang rendah.

Kualitas pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor. Diantaranya mencakup kompetensi guru, fasilitas untuk penunjang PBM IPA seperti media, kurikulum, dan faktor siswa itu sendiri. Pada saat ini perlu disadari bahwa kemampuan guru dalam menciptakan iklim belajar yang menyenangkan seperti pengadaan media belajar yang menarik masih kurang. Disisi lain siswa pun kurang menyukai bacaan-bacaan pada buku paket IPA sebagai buku sumber. Sangat dibutuhkan sebuah usaha untuk mengatasi hal ini seperti menemukan dan mengembangkan media belajar yang tepat, efektif dan mampu membangkitkan semangat belajar siswa.

Menurut Chaeruddin (2004:20) ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pembelajaran yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Wibowo (1991:8) menyatakan bahwa media adalah pembawa pesan (dapat berupa benda atau orang) kepada penerima pesan. Psikolog Ebbinghans dalam Chaeruddin (2004:20) mengatakan bahwa materi pelajaran di dalam ingatan siswa yang diransang dengan media tepat guna dapat bertahan lebih lama karena sifat sifat media mempunyai daya stimulus yang kuat. Mengacu pada pendapat di atas maka jelaslah betapa pentingnya penggunaan media khususnya dalam memahami konsep IPA SD. British Audio Visual Assosition dalam Budiningsih (1995:30) mengatakan bahwa ternyata 75% pengetahuan diperoleh dari indera penglihatan. Berkenaan dengan hal ini Faridi (2002) mengungkapkan bahwa ilmuwan syaraf

mengemukakan bahwa 90% masukan otak berasal dari sumber

visual(penglihatan). Jelaslah bahwa belajar dengan memanfaatkan indera penglihatan seperti bacaan dengan gambar-gambar yang menarik lebih besar pengaruhnya.

(3)

PKMP-1-3-3

mempunyai tujuan tertentu. Dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Muhammad Iqbal dalam Republika (2003) telah menerapkan penggunaan komik sebagai media pembelajaran matematika SD. Ternyata usaha ini mampu membangkitkan motivasi dan pandangan positif siswa terhadap matematika. Selanjutnya Netty (2005) telah melakukan penelitian penggunaan Komik Biologi di SMUN 2 IV Angkat Candung Bukittinggi dengan hasil dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Di tingkat SLTP juga pernah dilakukan penelitian oleh Nugroho (2003) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Kartun Fisika terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas I SLTPN 3 Batusangkar. Dengan hasil penelitian terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada taraf kepercayaan 95%. Pada kesempatan kali ini peneliti memperkenalkan sebuah media belajar IPA yaitu KOLAM (Komik Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai salah satu media alternatif yang menarik dan tidak membosankan dalam mempelajari konsep IPA. Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas sedikitnya ada tiga masalah yang dapat diidentifikisasi sebagai berikut:

1. Kecendrungan siswa SD menganggap pelajaran IPA adalah pelajaran yang

4. Guru IPA SD belum menerapkan komik dalam pembelajaran IPA

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Sejauh manakah perbedaan hasil belajar IPA antara pembelajaran menggunakan KOLAM dengan pembelajaran biasa

2. Sejauh manakah perbedaan motivasi belajar IPA antara pembelajaran mengunakan KOLAM dengan yang menggunakan pembelajaran biasa.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah merancang dan menerapkan media pengajaran berupa Komik Ilmu Pengetahuan Alam (KOLAM) di Sekolah Dasar.

Setelah penelitian ini berakhir diharapkan dapat:

1. Memperkaya media alternatif yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar IPA

2 Menjadi bahan pertimbangan bagi guru-guru SD dalam kegiatan belajar kegiatan mengajar sebagai alat bantu pengajaran

Metode Pendekatan

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Control Only Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 24 Parupuk Tabing untuk penelitian kelas V dan seluruh siswa kelas VI SD Negeri 24 Parupuk Tabing untuk penelitian kelas VI. Untuk mengambil sampel digunakan teknik Purposive Sampling di mana peneliti menggunakan pertimbangan tertentu sehingga didapatkan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Dari nilai tes awal IPA yang diberikan pada dua kelas yaitu kelas VA dan VB diperoleh rata-rata untuk kelas VB=5,8 dan VA=5,5. Setelah dilakukan uji

(4)

PKMP-1-3-4

normalitas dan uji kelas sampel untuk kelas

VB didapatkan S =4,10; L

(5)

PKMP-1-3-5

dan L t =0,1476. Karena L 0 <L t berarti kelas terdistribusi normal. Sedangkan

(6)

PKMP-1-3-6

untuk kelas VA diperoleh S =3,69 ; L o =0,1246 dan L t =0,1476. Karena L 0 <L t

berarti kelas terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas, didapatkan Fh=1,11 dan Ft=1,79, karena Fh,Ft maka kedua kelas berdistribusi homogen. Untuk menguji hasil yang diperoleh, secara statistik dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, sehingga diperoleh t h = 0,30 dan t t = 2,00. Karena t h < t t berarti kedua kelas tidak memiliki perbedaan. Sedangkan pada

pengambilan sampel untuk kelas VI dilakukan pada kelas VIB dan VIC diambil berdasarkan pertimbangan nilai rapor semester sebelumnya.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pengajaran 2005/2006 selama 3,5 bulan dimulai pada bulan September 2006 pada kelas V dan VI SD Negeri 24 Parupuk Tabing Padang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas. Variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas berupa media pengajaran melalui Komik Ilmu Pengetahuan Alam (KOLAM) sedangkan variabel terikat berupa hasil belajar dan motivasi belajar. Variabel kontrol adalah guru yang mengajar harus sama, penggunaan sarana dan buku pelajaran harus sama. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yang langsung diambil peneliti melalui observasi selama proses belajar mengajar, tes hasil belajar IPA serta angket setelah penelitian berlangsung, dan data skunder yaitu data tentang jumlah siswa dan nilai rapor IPA siswa semester genap kelas VI yang akan dijadikan sebagai populasi dan sampel dalam penelitian ini.

Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari persiapan awal berupa pengurusan surat izin meneliti, pengadaan buku paket IPA untuk persiapan materi mengajar, observasi ke sekolah, pembuatan Komik Ilmu Pengetahuan alam (KOLAM). Penelitian ini berlangsung selama 3,5 bulan, terdiri dari pengambilan data, pengolahan data dan analisis data dan terakhir penyusunan laporan akhir.

Instrumen pelaksanaan penelitian sebagai alat pengumpul data penelitian ini adalah lembar observasi, angket dan tes hasil belajar. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data penelitian ini adalah: 1. Lembar Observasi

Digunakan untuk melihat perbedaan motivasi siswa yang pembelajarannya menggunakan media KOLAM dengan yang menggunakan pengajaran biasa. Lembar observasi digunakan dalam pengamatan alktivitas siswa pada beberapa kali pertemuan dengan beberapa aspek tertentu. Hasil pengamatan ditunjukkan melaui grafik. Jika tingkat aktivitas positif lebih tinggi pda pembelajaran yang menggunakan media KOLAM, berarti media KOLAM berpengaruh baik dalam pembelajaran, yakni dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya jika grafik yang didapat sama datar berarti media KOLAM tidak mempengaruhi pembelajaran IPA, sedangkan bila grafik pembelajaran dengan menggunakan media KOLAM lebih rendah dari pembelajran biasa berarti media memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap proses belajar mengajar. Angket

Berguna untuk menambah tingkat kepercayaan terhadap hasil observasi yang diperoleh

(7)

Agar tes yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba tes akhir yang dilakukan pada kelasa lain. Kemudian dari hasil uji coba itu dilakukan analisis item. Analisis ini mencakup perhitungan daya beda, tingkat kesukaran, validitas dan reliabilitas soal.

1. Menghitung daya beda.

Daya beda soal merupakan suatu indikator untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Cara menghitung daya pembeda menurut Arikunto (1992:214) dapat dirumuskan sebagai berikut:

(8)

Dimana

Ja Jb

D : daya pembeda

Ba : jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Ja : jumlah peserta kelompok atas

Jb : jumlah peserta kelompok bawah

Indeks daya pembeda soal dapat diklasifikasikan dalam table berikut:

Tabel 1. klasifikasi indeks daya pembeda soal

No Indeks daya pembeda klasifikasi

Kriteria yang di pakai adalah dengan daya beda > 0.20

2. Menentukan tingkat kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:212) yaitu:

P= B Js Dimana:

P : Tingkat kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti tabel berikut:

Tabel 2. Klasifikasi indeks kesukaran soal

(9)

3. Validitas

Tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Ada tiga jenis validitas yang digunakan dalam menyusun instrumen. Yaitu validitas isi (content validy), validitas bangun pengertian (construct validity), validitas ramalan (prediktif validity). Dalam menyusun instrumen penelitian ini berpedoman pada validitas isi. Yaitu soal yang digunakan disusun berpedoman pada GBPP untuk mata pelajaran IPA kelas V dan VI dengan membuat kisi-kisi soal.

4. Reliabilitas

(10)

n keseluruhan n : Jumlah butir soal M : Rata-rata skor tes

S 2 : Varians total

Tingkat reliabilitas soal yang dikemukakan oleh Slameto (1988:215)

Table 3. Klasifikasi indeks reliabilitas soal (r 11 )

No Indeks reliabilitas klasifikasi

Angket untuk menambah tingkat kepercayaan terhadap hasil observasi yang diperoleh. Angket terdiri dari 18 item dan kemudian dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(11)

Setelah dilaksankan tes hasil belajar di kelas V diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 21.7 dan kelas kontrol 17,25. Hasil ini kemudian dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Dari hasil tersebut didapatkan t hitung >t tabel , berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sedangkan untuk kelas VI untuk tes I diperoleh rata-rata kelas eksperimen 18,73 dan kelas kontrol 15,58, dan untuk tes II diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 15.6 dan kelas kontrol 12,8. Hasil ini kemudian dianalisis dengan uii normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Dari hasil didapatkan t hitung >t tabel . Berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari pengamatan terlihat anemo siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar meningkat setelah diberikan perlakuan berupa media KOLAM. Pada saat pertama kali KOLAM diberikan siswa menanggapi dengan sangat antusias. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang saling berebut untuk mendapatkan komik. KOLAM dibagikan kepada siswa dalam bentuk lembaran – lembaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari. KOLAM dapat dibawa pulang oleh masing – masing siswa.

Dalam pelaksanaannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung peneliti sebagai guru memberikan materi terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan membaca komik. Materi yang telah diajarkan dapat dijumpai pada komik yang mereka dapatkan. sehingga penjelasan di dalam KOLAM dapat menambah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.

Pada umumnya siswa sangat tertarik dengan adanya KOLAM. Hal ini tergambar dari komentar siswa seperti, meminta agar KOLAM diberikan setiap kali belajar IPA, juga ada yang meminta KOLAM untuk materi pelajaran lain yang belum diajarkan. Banyak siswa yang berkomentar positif seperti :

“Ee….. rancak mah buk, baraja jo KOLAM ko”, yang artinya wah bagus ya buk, belajar dengan KOLAM ini.

“Banyak – banyak se lah buek komik IPA ko buk, Awak suko mambaconyo”, artinya banyak – banyak buat komik IPA ya buk, saya suka membacanya.

“Bisuak agiah komik baliak yo buk” artinya besok minta lagi komiknya ya buk. “Komiknyo buek panjang-panjang caritonyo yo buk” artinya Cerita komiknya dipanjangkan ya buk.

Jika dilihat dari tes akhir berupa tes hasil belajar yang diberikan tampak bahwa nilai rata – rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Berarti ada pengaruh komik yang diberikan. Dari hasil observasi yang dilaksanakan tampak bahwa aktivitas positif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan aktifitas negatif hampir sama ditunjukkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan psikologi siswa seumuran SD yang masih kurang mempunyai tanggung jawab dalam belajar. Selain itu peneliti juga menyebarkan angket di kelas eksperimen, dimana hasilnya sebagian besar siswa lebih setuju dengan pernyataan positif dibanding pernyataan negatif sebagaimana yang terlihat seperti di bawah ini.

(12)

Gambar. 2. Grafik Observasi Motivasi Siswa Kelas VI

yang kurang bertanggungjawab terhadap pembelajarannya. Pada pernyataan 1 dan 2 tidak terdapat perbedaan mencolok diantard keduanya.

(13)
(14)

PKMP-1-3-1

No SS f ssxf S f Sxf TS f TSxf STS f STSxf Jumlah % motivasi Keteangan

1 4 32 128 3 4 12 2 0 0 1 0 0 140 97.22 Sangat Kuat

2 4 23 92 3 10 30 2 3 6 1 0 0 128 88.89 Sangat Kuat

3 4 29 116 3 2 6 2 3 6 1 2 2 130 90.28 Sangat Kuat

4 4 27 108 3 7 21 2 2 4 1 0 0 133 92.36 Sangat Kuat

5 4 25 100 3 8 24 2 2 4 1 1 1 129 89.58 Sanagt Kuat

Tabel 3 Analisis angket motivasi siswa kelas VI

No SS f ssxf S f Sxf TS f TSxf STS f STSxf Jumlah % motivasi Keteangan

1 4 27 104 3 4 12 2 0 0 1 0 0 120 96.77 Sangat kuat

2 4 7 24 3 11 33 2 13 26 1 0 0 87 70.16 Kuat

3 4 8 28 3 11 33 2 9 18 1 3 3 86 69.35 Kuat

4 4 15 56 3 11 33 2 5 10 1 0 0 103 83.06 Sangat Kuat

5 4 28 108 3 1 3 2 2 4 1 0 0 119 95.97 Sangat Kuat

6 4 26 100 3 4 12 2 0 0 1 1 1 117 94.35 Sangat Kuat

7 4 27 104 3 4 12 2 0 0 1 0 0 120 96.77 Sangat Kuat

8 4 14 52 3 7 21 2 6 12 1 4 4 93 75.00 Kuat

9 4 18 68 3 8 24 2 5 10 1 0 0 106 85.48 Sangat Kuat

10 1 26 100 3 4 12 2 1 2 1 0 0 118 95.16 Sangat Kuat

11 4 3 3 2 3 6 3 17 51 4 8 32 92 74.19 Kuat

12 4 14 52 3 10 30 2 6 12 1 1 1 99 79.84 Kuat

13 4 1 1 2 0 0 3 19 57 4 6 24 82 66.13 Kuat

14 4 21 80 3 7 21 2 2 4 1 1 1 110 88.71 Sangat Kuat

15 4 15 56 3 10 30 2 4 8 1 2 2 100 80.65 Sangat Kuat

16 4 4 16 3 8 24 2 8 26 1 6 6 72 58.06 Cukup

17 4 23 88 3 7 21 2 26 2 1 0 0 115 92.74 Sangat Kuat

18 4 20 76 3 9 27 2 2 4 1 1 1 112 90.32 Sangat Kuat

(15)

PKMP-1-3-2

6 4 31 124 3 5 15 2 0 0 1 0 0 139 96.52 Sanagt Kuat

7 4 29 116 3 7 21 2 0 0 1 0 0 137 95.14 Sangat Kuat

8 4 14 56 3 8 24 2 11 22 1 3 3 105 72.92 Kuat

9 4 19 76 3 12 36 2 5 10 1 0 0 122 84.72 Sangat Kuat

10 4 27 108 3 8 24 2 0 2 1 0 0 134 93.06 Sangat Kuat

11 1 3 3 2 2 4 3 28 84 4 3 12 103 71.53 Kuat

12 4 35 140 3 1 3 2 0 0 1 0 0 143 99.30 Sangat Kuat

13 1 3 3 2 1 2 3 24 72 4 8 32 109 75.69 Kuat

14 4 24 96 3 10 30 2 2 4 1 0 0 130 90.23 Sangat Kuat

15 4 18 72 3 9 27 2 - 10 1 4 4 113 78.47 Kuat

16 4 13 52 3 4 12 2 13 26 1 6 6 96 66.67 Kuat

17 4 28 112 3 7 21 2 1 2 1 0 0 135 93.75 Sangat Kuat

18 4 32 128 3 3 9 2 1 2 1 0 0 139 96.53 Sangat

(16)

PKMP-1-3-1

DAFTAR PUSTAKA

KOLAM ini dapat membuat siswa merasa terhibur, dengan gambarnya yang menarik,dan ceritanya yang sesuai dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini tampak saat komik dibaca, mereka ikut tersenyum bahkan tertawa bila ada percakapan dan kondisi yang lucu pada KOLAM. Setelah KOLAM dibaca ada sebagian siswa yang mewarnai sendiri KOLAM sehingga dapat menyalurkan bakat menggambarnya. Karena media komik ini ternyata cukup ampuh diterapkan di Sekolah Dasar, semoga ada penelitian lebih lanjut untuk menerapkan komik pada mata pelajaran lain

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, setelah dilakukan uji statistik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media KOLAM lebih baik dari pembelajaran biasa.

2. Pembelajaran dengan menggunakan media KOLAM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Bertitik tolak dari kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran:

1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA diharapkan guru SD dapat menggunakan KOLAM.

2. Penelitian ini dilakukan di SD, maka untuk memperoleh hasil yang lebih baik diharapkan penelitian juga dilakukan pada jenjang pendidikan selanjutnya.

3. Kepada para komikus diharapkan kerja samanya untuk dapat mengembangkan komik pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.

4. Kepada penerbit buku agar dapat menerbitkan komik-komik ilmu pengetahuan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dan memperkaya khasanah media alternatif pendidikan

Berikut kami tampilkan cuplikan komik Ilmu Pengetahuan Alam

12

(17)

PKMP-1-3-2

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1996. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, Asri. 1995. Intensitas Penggunaan Media IPA di SD. Jurnal Pendidikan

no.I tahun XXV. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP.

Chaeruddin. 2004. Media Membantu Mempertinggi Mutu Proses Belajar. Buletin Pusat Perbukuan Vol. 10. Jakarta: Depdiknas.

Faridi, Salman. 2002. Komik Sebagai Media yang Mengasyikkan. Majalah Sabili no. 16. Jakarta.

Kurniawan, Agus. 2001. Pemanfaatan Komik Sebagai Salah Satu Sumber Belajar. Jakarta: UT.

Netty. 2005. Pengaruh Penggunaan Media Komik Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SMU Negeri I Angkat Candung Tahun Pelajaran 2005. Padang: Skripsi

Nugroho, Sari Dewi. 2003. Pengaruh Pengunaan Media Kartun Fisika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SLTPN 3 Batusangkar. Padang: Skripsi.

Sukandi, Ujang. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka. Republika.14 November 2003. Mengajar Matematika dengan Komik. (on line).

http://www.republika.co.id/, diakses 23 oktober 2004. Wibowo, Basuki.1991. Media Pengajaran. Jakarta:

Gambar

Tabel 1. klasifikasi indeks daya pembeda soal
Table 3. Klasifikasi indeks reliabilitas soal (r 11 )
Gambar. 2. Grafik Observasi Motivasi Siswa Kelas VI
Gambar 3. Lokasi Penelitian.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sekiranya sesuatu tingkah laku tidak berdisiplin ataupun tingkah laku bermasalah dilakukan oleh seseorang pelajar secara berulang kali walaupun telah dinasihati, dikaunseling dan

Hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa (X2) keterlibatan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja di Dinas Kebudayaan

# Alhasil, kalau di posting ataupun share status 313 nama-nama rasul ini insya Allah juga akan mendapatkan keutamaan sebagaimana mereka yang meletakkannya di rumah atau

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam yang atas rahmat dan karunia- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang

Dalam hal ini, para manajemen toko buku online di Indonesia perlu untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas situs (website) yang merupakan media pemasaran utama di internet

Dalam penjelasan mengenai ketentuan yang diatur dalam Pasal 207 ayat (2) huruf b KUHAP dikatakan ketentuan ini memberikan kepastian di dalam mengadili

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi zat pencemar pada lingkungan adalah dengan menggunakan kitosan sebagai adsorben.. Kitosan lazimnya disintesis dari

2.1.1.1 Peserta didik dapat menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada saat mengamati fenomena yang ditampilkan tentang adanya zat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari