• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESANTREN INTERPRENEURSHIP PESANTREN MUKMIN MANDIRI PERUMAHAN GRAHA TIRTA WARU KABUPATEN SIDOARJO 2006-2015: STUDY TENTANG SEJARAH, AKTIFITAS DAN PERKEMBANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PESANTREN INTERPRENEURSHIP PESANTREN MUKMIN MANDIRI PERUMAHAN GRAHA TIRTA WARU KABUPATEN SIDOARJO 2006-2015: STUDY TENTANG SEJARAH, AKTIFITAS DAN PERKEMBANGAN."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PESANTREN ENTERPRENEURSHIP PESANTREN MUKMIN MANDIRI PERUMAHAN GRAHA TIRTA

WARU KABUPATEN SIDOARJO 2006-2015 (Study Tentang Sejarah, Aktifitas, dan Perkembangan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

AZMI IMAN SARI NIM. A822.11.106

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

AZMI IMAN SARI NIMA8221106, 2015 : “Pesantren Enterpreneurship Pesantren Mukmin Mandiri di Perumahan Elit Graha Tirta Kelurahan Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo (Studi Tentang Sejarah, Perkembangan Dan Aktifitas) 2006-2015”.Masalah yang di teliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana sejarah berdirinya pesantren Mukmin Mandiri Waru Sidoarjo (2) Bagaimana aktifitas pesantren Mukmin Mandiri (3) Apa saja prestasi pesantren Mukmin Mandiri tahnun 2006-2015.

Berkenaan dengan itu, dalam penelitiann ini di gunakan metode sejarah dengan pendekatan diakronis. Untuk memberikan gambaran menegnai “Pesantren Enterpreneurship Pesantren Mukmin Mandiri di Perumahan Elit Graha Tirta Kelurahan Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo (Studi Tentang Sejarah, Perkembangan Dan Aktifitas) 2006-2015”. Dalam Skripsi ini penulis menggunakan teori Arnold J. Toynbe yakni challenge and response (tantangan dan jawaban) dan menggunakan teori yang di kemukakan oleh Ziemek. Teori ini sangat penting dalam mengindentifikasi pesantren sekaligus dapat di gunakan sebagai acuan dalam pengembangan pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo.

(6)

ABSTRACT

AZMI IMAN SARI NIMA8221106, 2015: "Pesantren Entrepreneurship Pesantren believer in Housing Elit Graha Mandiri Tirta Ngingas Village in Waru district Sidoarjo (Study of The History, Development and Activity) 2006-2015 ".

The problems that I research in this thesis are (1) How is the history of the foanding Mukmin Mandiri in Islamic boarding school in Surabaya Waru Sidoarjo (2) What are activities of Mukmin Mandiri (3) What is the achievement Mukmin Mandiri 2006-2015. So that, in this research the author historical methods. To give you an idea to "Pesantren Enterpreneurship Pesantren believer in Housing Elit Graha Mandiri Tirta Ngingas Village in Waru district Sidoarjo (Study of The History, Development and Activity) 2006-2015". In this thesis the author uses the theory of Arnold J. Toynbe the challenge and response (challenge and response) and theory Ziemek. This theory is very important in identifying schools at the same time can be used as a reference skill in Mukmin Mandiri Sidoarjo.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

TRANSLITERASI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR... ... .x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Kegunaan Penelitian... 13

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 13

F. Penelitian Terdahulu ... 16

G. Metode Penelitian... 17

H. Sistematika Bahasan... 23

BAB II : SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN MUKMIN MANDIRI A. Latar belakang berdirinya pesantren Mukmin Mandiri ... 24

B. Profil Pesantren Mukmin Mandiri ... 31

(8)

D. Letak Geografis ... 35

E. Sejarah Singkat pendiri pesantren Mukmin Mandiri ... 37

BAB III : GAMBARAN AKTIFITAS PESANTREN MUKMIN MANDIRI A. Peran Pesantren Mukmin Mandiri ... 44

1. Santri ... 45

2. Masyarakat ... 45

3. Negara ... 46

B. Para Tokoh dan Peajabat Memberikan Apresiasi ... 46

C. Aktifitas Bidang Agama ... 49

D. Aktifitas Bidang Enterpreunership ... 55

BAB IV : PRESTASI PESANTREN ENTERPREUNERSHIP A. Perkembangan Pesantren Mukmin Mandiri Tahun 2006-2009 ... 63

B. Perkembangan Pesantren Mukmin Mandiri Tahun 2009-2011 ... 65

C. Perkembangan Pesantren Mukmin Mandiri Tahun 2011-2015 ... 66

D. Mengenal Kopi Santri Mukmin Mandiri ... 68

E. Prestasi Santri ... 71

F. Pemasaran Kopi Mahkota ... 73

G. Jumlah Santri ... 76

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren termasuk pendidikan khas Indonesia yang

tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat serta telah di uji

kemandirianya sejak berdirinya, bentuk-bentuk pondok pesantren masih

sangat sederhana. Kegiatanya di selanggarakan di dalam masjid dengan

beberapa orang santri yang ke mudian di bangun pondok-pondok sebagai

tempat tinggalnya. Pondok-pondok sebagai lembaga pengembangan

masyarakat.1

Pesantren adalah institusi pendidikan yang berada di bawah

pimpinan seorang atau bebrapa kiai dan di bantu oleh sejumlah santri

senior serta beberapa anggota keluarganya. Pesantren merupakan hal yang

sangat penting bagi kehidupan kiai sebab ia merupakan tempat bagi sang

kiai untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran, tradisi, dan

pengaruhnya di masyarakat.2 Menurut Nurcholis Majid (1997:3) pesantren

adalah salah satu lembaga pendidikan yang ikut mempengaruhi dan

menentukan proses pendidikan nasional.

1

HE Badri, Penegsahan Literature Pesantren Salafiyah ( Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, 2007), 3.

2

Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai Kontruksi Sosial Berbasis Agama (Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang, 2007), 94.

(10)

2

Pesantren merupakan suatu komunikasi terdiri dimana kiai, ustadh,

santri dan pengurus pesantren hidup bersama dalam satu lingkungan

pendidikan berlandaskan nilai-nilai agama islam, lengkap dengan

norma-norma dan kebiasaanya sendiri yang secara eksklusif berbeda dengan

masyarakat umum yang mengitarinya. Komunista pesantren merupakan

suatu keluarga besar di bawah asuhan seorang kiai atau ulama di bantu

oleh beberapa kyai atau ustadh.3

Sebagaimana yang telah di jelaskan di namakan pesantren kerena

adanya kiai. Kiai sangatlah berperan besar untuk santri sebagai panutan

atau bisa juga di sebut orang tua ke dua ketika berada di pesantren. Kiai

adalah sebagai mujahid penegak islam dengan mengajarkan tentang agama

islam. Kemudian adanya ustadh, yaitu sebagai pengajar yang membantu

kyai untuk mengajar nilai agama dan ada juga alumni santri atau santri

yang telah lama tinggal di pesantren dan sudah di percaya oleh kiai untuk

membantu. Sedangkan santri adalah murid yang di didik di dalam

lingkungan pesantren

Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan islam tertua di

Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran islam.

Pada umumnya pondok pesantren didirikan oleh para ulama secara

mandiri, sebagai tanggung jawab ketaatan kepada Allah swt untuk

mengajarkan, mengamalkan, dan mendawahkan ajaran-ajaran agamanya.

3

Rofiq, A. et al, Pembelajaran Pesantren Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri

(11)

3

Karena pesantren didirikan para ulama atau para tokoh agama dengan

visinya masing-masing, maka kurikulumnya pun sangat beragam. Tetapi

terdapat kesamaan fungsi pendidikan pesantren, yaitu pengetahuan islam

(tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah islam.4

Dalam hal ini Pesantren sampai sekarang masih menjadi salah satu

lembaga yang diharapkan mampu melahirkan sosok ulama yang

berkualitas, baik dari segi pengetahuan agama dan lain-lain. Walaupun

nanti setelah keluar dari pesantren profesi santri bermacam-macam,

namun figur kiai masih dianggap sebagai bentuk paling ideal.

Santri juga bisa di sebut sebaga5i aset Negara generasi penerus

bangsa oleh karena itu begitu urgent posisi peserta didik dalam dunia

pendidikan. Santri di tuntut menjadi manusia mandiri mempunyai ekstra

kecakapan, sehingga nantinya santri mempunyai bekal dalam menghadapi

keanekaragaman kehidupan dan tantangan zaman.

Seiring perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Pondok pesantren juga terus berbenah diri dalam

meningkatkan kualitas pendidikannya baik dalam materi kurikulumnya

maupun pembelajaran. Pendidikan keterampilan juga mendapat perhatian

di pesantren untuk membekali para santri untuk kehidupan masa depan.

Pendidikan keterampilan pada umumnya di sesuaikan dengan keadaan dan

4

Sudrajat Rasyid , et al, Kewirausahaan Santri : Bimbingan Santri Mandiri ( Jakrta :PT Citrayuda Alamanda, tt), 28.

5

(12)

4

potensi lingkungan pesantren. 6 maka yang termasuk peran dan fungsi

tambahan pesantren salah satunya untuk santri yang berketerampilan.7

Usaha untuk meramalkan masa depan lembaga-lembaga pesantren

sangat sulit, karena adanya kenyataan bahwa perubahan-perubahan yang di

lakukan oleh pesantren tersebut melalui tahapan-tahapan yang pelan dan

tidak mudah untuk di amati. Di samping itu, tidak semua pesantren

melakukan perubahan-perubahan yang sama, yang terpenting tidak

meninggalkan aspek-aspek positif mengenai islam.8

Merujuk data dari Biro Pusat Statisti (BPS) tahun 2003, jumlah

penduduk miskin di Negara kita masih sekitar 36,1 juta orang. Menurut

data dari Departemen Sosial, sekitar 17% dari 36,1 juta tersebut termasuk

penduduk fakir miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau

pengangguran. Data BPS juga menunjukan bahwa jumlah pengangguran di

Negara kita masih 17,01%. Bila hal ini tidak segera mendapatkan jalan

keluar maka kejahatan semakin merajalela.9

Keberadaan pesantren sebagai agen pengembangan masyarakat,

sangat diharapkan mempersiapkan sejumlah konsep pengembangan

sumber daya manusia, baik untuk peningkatan kualitas pondok pesantren

6

Ibid.,29.

7

Nur DewiA, et al, Pesantren Agrobisnis Pendekatan Formula Area Multifungsi dan Model

Konsepsi Pemberdayaan Serta Profil Berapa Pesantren (Jakarta: Departemen Agama RI 2004), 1.

8

Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kyai ( Jakarta : LP3ES PT. Perdja),174.

9

Sudrajat rasyid , et al, Kewirausahaan Santri : Bimbingan Santri Mandiri ( Jakarta :PT Citrayuda Alamanda, tt), 2.

(13)

5

maupun peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.10. Apalagi di era

globalisasi dengan persaingan yang terlalu ketat dewasa ini, pesantren

harus membangun sumber daya manusia, tidak cukup dengan membangun

satu aspek jiwa spiritual saja melainkan diperlukan pula berbagai

pengetahuan dan keterampilan (skill) yang selama ini masih kurang

mampu dipenuhi oleh pondok pesantren.

Perlunya pengembangan pesantren diharapkan bisa berperan

sebagai basis pembangunan wilayah yang taktis dan strategis. Taktis dalam

hal ini, pesantren mampu memainkan peran dalam membentuk konsep

perekonomian kerakyatan. Strategis, pesantren merupakan satu-satunya

aset pendidikan yang menggodok generasi bangsa. Pesantren mesti

menghasilkan generasi muda yang piawai di bidang ekonomi mandiri yang

mengarah pada kewirausahaan.

Melahirkan pengusaha yang memiliki kecerdasan intelektual,

emosional, dan spiritual adalah respons lembaga pendidikan agama seperti

pesantren. Jika ini terwujud, maka pesantren akan kembali menjadi alat

untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, membebaskan rakyat dari

keterbelengguan.

Selain persoalan keagamaan, peran pesantren mesti

dikontekstualisasikan ke dalam penanggulangan masalah perekonomian Di

era globalisasi dengan persaingan yang terlalu ketat dewasa ini, pesantren

harus membangun sumber daya manusia, tidak cukup dengan membangun

10

(14)

6

satu aspek jiwa spiritual saja melainkan diperlukan pula berbagai

pengetahuan dan ketrampilan (skill) yang selama ini masih kurang mampu

dipenuhi oleh pondok pesantren. Pertumbuhan ekonomi menanjak akan

membuka lapangan kerja baru. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang

tidak di topang kekuatan sumber daya manusia dalam negeri, maka hanya

akan melahirkan pertumbuhan ekonomi karena jumlah tenaga kerja yang

terserap tidak mampu melampui pertumbuhan pencari kerja. Jika

menciptakan sumberdaya manusia dari santri yang di didik wirausaha akan

lebih menambah tenaga kerja di Indonesia.11

Berbagai faktor seperti masih tertutupnya para kyai untuk

menerima bantuan dan kurangnya sarana prasarana mengakibatkan banyak

alumni atau lulusan dari pondok pesantren tidak dapat bersaing dalam

kehidupan yang semakin kompetitif, karena kurang memiliki ketrampilan

(skill) yang justru merupakan tuntutan dan kebutuhan pasar dewasa ini.

Adanya pengembangan life skill yang ada pesantren lambat laun

akan memunculkan kemandirian pesantren, yang dalam hal ini bisa dilihat

juga dari segi pengelolahan, manajemen, maupun adanya kegiatan yang

bersifat ekstra seperti pelajaran menjahit, beternak, maupun bercocok

tanam dan lain sebagainya. Apabila dimaknai lebih dalam,

kegiatan-kegiatan diatas dapat memberikan nilai pendidikan lebih yaitu pendidikan

life skill bagi santri12.

11

Masykur Hasyim, Merakit Negeri Berserakan Arah Pemikiran di Tengah Perubahan (Surabaya: Yayasan 95, 2003), 29.

12

(15)

7

Pesantren mempunyai peran yang sangat menentukan tidak hanya

bagi perkembangan suatu bangsa. Pesantren yang mampu mendukung

pembangunan nasional yakni pesantren yang mampu mengembangkan

potensi para santrinya, sehingga mampu menghadapi dan memecahkan

problem kehidupan sosial. Selama ini berkembang anggapan bahwa

pondok pesantren cenderung tidak dinamis dan tertutup terhadap segala

perubahan atau medernisasi. Anggapan ini pula yang menyebabkan

lembaga pendidikan pondok pesantren (terutama yang tidak memiliki

Madrasah) diidentikkan dengan tradisionalisme, dan tidak sejalan dengan

proses modernisasi. Akibatnya, perhatian pada pengembangan pondok

pesantren lebih dilihat dalam perspektif kesediaannya menjadi lembaga

pendidikan agama

Pondok pesantren juga telah memberikan sumbangsi besar

terhadap pengembangan masyarakat di sekitarnya. Namun, demikian

karena pondok pesantren merupakan lembaga keagamaan, sebagian besar

cenderung kurang memperhatikan ekonomi. Untuk itu perlu adanya

terobosan baru dalam pengembangan pesantren dengan melalui unit usaha

di lingkungan pesantren seperti berwirausaha. Wirausaha di definisikan

yakni melihat peluang, menentukan langkah kegiatan dan berani

menanggung resiko dalam upaya meraih keberhasilan.13 Sejalan dengan

tujuan dalam bidang keagamaan dengan di arahkan menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa. Selain itu juga di harapkan menjadi manusia yang

13

Ibid., 5.

(16)

8

cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Ciri yang terkandung

dalam tujuan pendidikan tersebut relavan dengan seorang wirausahawan

(entrepreneurship) yang berhasil.

Pesantren yang biasanya hanya di kenal dengan belajar tentang

agama, kini ada istilah pesantren entrepreneur. Pesantren enterpreneur

adalah pesantren yang tidak hanya belajar tentang agama, mengaji,

sekolah, kuliah dan diniyah tetapi di perkembangan zaman sekarang

dengan adanya pesantren enterpreuner santri di ajarkan cara berwirausaha

dengan tujuan santri akan mengerti perkembangan ekonomi dan

mengahadapi situasi yang di alami di negara yaitu kurangnya lahan

pekerjaan.

Tidak lupa dengan kegiatan-kegiatan dalam pesantren entrepreneur

juga sama seperti pesantren-pesantren lainya dengan mengaji kitab-kitab

kuning bahkan di wajibkan untuk mengahafal al-Qur’an.

Sementara itu yang menjadikan ciri khas pesantren entrepreneur

sama dengan pesantren lainya seperti pesantren salaf, pesantren modern

dan lain-lain. Yang membedakan dan menjadikan ciri khas pesantren

entrepreneur yaitu:

1. Lokasi / Tempat Pesantren

Pada umumnya lokasi pesantren berada di daerah pedesaan atau di

daerah yang memiliki lahan dan srategis baik milik sendiri maupun dari

(17)

9

peluang untuk berbisnis juga besar. Pesantren Mukmin Mandiri bisa di

katakan stategis karena letaknya di komplek perumahan Graha Tirta Waru

sidoarjo dimana pasti masyarakat sekitar akan mendukung adanya

pesantren Mukmin Mandiri.

2. SDM (sumber daya manusia)

Banyaknya SDM yang meliputi para santri, ustadh, keluarga besar

pesantren (alumni pesantren) serta jumlah masyarakat di sekitanya yang

biasanya menjadi jamaah ta’lim di pesantren merupakan pasar yang cukup

potensial. Di dalam lingkungan pesantren terutama para santrinya adalah

merupakan potensi konsumen dan potensi produsen.

3. Waktu

Harus tersedia waktu yang di jadwalkan dengan baik, karena santri

tidak hanya melakukan mengaji, sekolah ataupun kuliah tetapi juga ada

waktu untuk berwirausaha.

4. Jiwa yang tetanam

Dalam melakukan kegiatan di pesantren enterpeneur tentu harus

menumbuhkan jiwa kemandirian, keikhlasan dan kesederhanaan. Untuk

menuju kesuksesan baik di dunia atau di akhirat.

Beberapa ciri khas di atas merupakan potensi/ kekuatan yang bisa

dimanfaatkan untuk mendorong serta memajukan kegiatan usaha psantren,

(18)

10

santri. Sebagian pesantren telah memanfaatkan potensi-potensi tersebut,

sehingga memberi banyak keuntungan bagi santri dan juga bagi

pesantren.14

Seorang santri entrepren yang luas dalam hubungan dengan dunia

bisnisnya. Dengan wawasan luas, seorang wirausahawan akan mampu·

menganalisis berbagai peluang, tantangan, dan resiko yang bakal timbul.15

Pengembangan semangat entrepreneurship berbasis pesantren

merupakan salah satu cara bagi pesantren dibidang pengembangan sumber

daya santri. Adanya dorongan dan motivasi dari pihak pesantren akan

melahirkan generasi santri yang memiliki jiwa entrepreneurship yang

nantinya tidak hanya berguna bagi pribadi tetapi juga memberikan

kontribusi positif bagi perekonomian negara.

Derasnya informasi dan percepatan ekonomi, membuat sebagian

pesantren banyak sudah berubah orientasi, visi, misi dan target pendidikan.

Menjamurnya lembaga pendidikan formal pesantren yang berorientasi

pasar bermunculan. Pesantren tidak hanya menfokuskan diri pada

pendidikan agama (tafaqquh fi-tijarah).

Sebuah karya dan sejarah anak bangsa yang sangat monumental.

Mewujdukanya sangat sulit, membutuhkan keberanian dan ketangguhan

dalam berfikir dan bertindak. Keberanian karena usaha itu tidak lazim di

dunia dan tradisi pesantren. Ketangguhan di perlukan karena mengubah

14

Ibid., 28.

15

Ahmad Khoiril Badar,” Skripsi Analisis peran pondok pesantren Roudhotul Mubtadi’in dalam Membangun Jiwa Enterpreneurship dan Ledearship”, dalam

(19)

11

atau memulai sesuatu yang baru pasti di hadapkan pada tantangan besar.

Sebuah keyakinan dan itikad kuat akan mengokohkan tindakan dan

perbuatan. Pesantren ini mempunyai itikad dan keyakinan, bahwa sesuatu

jika di jalani dengan ikhlas akan melahirkan nur keberkahan (cahaya

ilahiliyat).16

Pesantren Mukmin Mandiri merupakan salah satu pesantren

enterpreneurship di Waru Sidoarjo yang terletak di tengah-tengah

perumahan elit bermetamorfosis dari pesantren tradisional menjadi

menjadi pesantren modern. Pesantren tersebut mengembangkan diri tidak

hanya dalam kurikulum saja dengan metode menghafal Al-Qur’an

melainkan di orientasikan pada pengembangan aspek perdagangan, sebuah

perpaduan dunia dan akhirat. Untuk itu dari latar belakang diatas, peneliti

ingin mengkaji lebih dalam tentang entrepreneurship berbasis pesantren

dengan judul : “Pesantren Enterpreneurship Pesantren Mukmin Mandiri

di Perumahan Elit Graha Tirta Kelurahan Ngingas Kecamatan Waru

Kabupaten Sidoarjo (Studi Tentang Sejarah, Perkembangan Dan Aktifitas)

2006-2015”. di harapkan dapat menjelaskan tentang sejarah berdirinya

pesantren Mukmin Mandiri serta peran dan aktifitas pesantren Mukmin

Mandiri.

16

Gus Heri Cahyo bagus Setiawan, “ Memproduksi Kopi Sambil Menghafal Al-Quran”, Majalah

(20)

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa pemikiran yang diuraikan dalam latar

belakang, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam

kajian penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pesantren enterpreneurship Mukmin Mandiri Waru

Sidoarjo?

2. Bagaimana aktifitas di pesantren enterpreneurship Mukmin Mandiri

Waru Sidoarjo?

3. Apa saja prestasi yang telah di raih pesantren enterpreneurship

Mukmin Mandiri Waru Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan adalah hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan

tindakan. Begitu pun dalam penelitian ini memiliki tujuan tertentu.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya pesantren enterpreneurship

Mukmin Mandiri Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui aktifitas pesantren enterpreneurship Mukmin

Mandiri Sidoarjo dalam bidang keagamaan, bidang social, bidang

kependidikan dan bidang entrepreneurship.

3. Untuk mengetahui prestasi dari pesantren enterpreneurship Mukmin

(21)

13

D. Kegunaan Penelitian

Penyusunan penelitian ini diharapkan mempunya kegunaan sebagai

berikut:

1. Dapat menjadikan kontribusi bagi pengembangan enterpreneurship

pesantren Mukmin Mandiri dengan melihat sejarah berdirinya,

tokoh-tokoh pendirinya, serta aktifitasnya.

2. Dapat mendapatkan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti pada

khsususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi mereka

yang sedang menggeluti ilmu-ilmu sejarah.

3. Bagi penulis, penyusunan penelitian ini digunakan untuk memenuhi

syarat dalam mendapatkan gelar S-1 (strata satu) dalam jurusan

Sejarah Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora di

UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Langkah yang sangat penting dalam membuat analisis sejarah ialah

menyediakan suatu kerangka pemikiran yang mencakup berbagai konsep

dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis itu.17

Dalam peneletian ini peneliti menggunakan pendekatan sejarah

diakronis yakni pendekatan yang menitik beratkan pada dinamika

(perubahan waktu kedalam waktu berikutnya) untuk dapat

17

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992), 2.

(22)

14

mendiskripsikan sejarah berdirinya pesantren Mukmin Mandiri, latar

belakang berdirinya, tokoh berdirinya, aktifitas pendidikan, dan

perkembangan pesantren Mukmin Mandiri dari awal berdirinya sampai

sekarang tahun 2006-2015.

Adapun teori yang di gunakan dalam penulisan ini adalah teori

yang di kemukakan Arnold J. Toynbe dalam buku Filsafat Sejarah

Moefleh Hasbullah dkk yakni teori challenge and response (tantangan dan

jawaban). Di sebut tantangngan (challenge) karena dalam pesantren

Mukmin Mandiri santri bukan saja di ajari ajaran-ajaran agama layaknya

di pesantren salaf lainya, di pesantren ini santri di ajari teori-teori ilmu

pengetahuan tentang dunia wirausaha yang di hadapi masa kini serta

praktek entrepreneurship sebagai hasilnya terhadap tantangan alumni

santri pesantren Mukmin Mandiri untuk menghadapi tantangan ekonomi di

Indonesia maka kiranya cocok dan tepat kurikulum yang di ajarkan din

pesantren Mukmin Mandiri. Dengan jawaban (response) yakni di

pesantren Mukmin Mandiri membuat produksi kopi yang nantinya akan

berguna dalam melakukan usaha enterpreneur.18

Adapun teori kedua yang digunakan dalam penulisan ini adalah

teori Ziemek19 dalam buku Dr. Hanun Asrohah, MA membagi pola

pondok pesantren menjadi 5 elemen. Teori ini sangat berarti dalam

18

Darun Setiadi, Filsafat Sejarah (Bandung, CV Pustaka Setia, 2012), 72

19

Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren asal-usul dan perkembangan pesantren di Jawa

(Jakarata: Departemen Agama RI Bagian Proyek Peningkatan Informasi Peneleitian dan Diktat Keagamaan, 2004), 39.

(23)

15

mengidentifikasi pesantren sekaligus dapat di jadikan sebagai acuan untuk

perkembangan pesantren Mukmin Mandiri.

Untuk mengidentifikasi pondok pesantren Ziemek dalam kutipan

buku karya Dr. Hanun Asrohah, MA membagi pondok pesantren menjadi

4 elemen yaitu:

1. Elemen pertama

Yaitu pesantren yang menggunakan masjid sebagai tempat pengajaran.

Jenis ini khas untuk kaum sufi (tharekat) yang memberikan pengajaran

bagi anggota tharekat. Santri tinggal bersama di trumah kyai. Pesantren ini

pesantren sederhana yang hanya mengajarkan kitab dan sekaligus

merupakan awal mendirikan pesantren.

2. Elemen kedua

Yaitu pesantren yang sudah di lengkapi dengan pondokan kayu atau

bamboo yang terpisah dari rumah kyai. Pondokan adalah tempat tinggal

untuk santri dan sebagai rempat belajar. Pesantren ini memiliki sebuah

komponen yang di miliki peantren “klasik”, seperti masjid dan tempat

belajar yang terpisah dari pondokan.

3. Elemen ketiga

Adalah pesantren elemen kedua yang di kembangkan dengan pendirian

madrasah yang memberikan pelajaran umum dan berorientasi pada

(24)

16

4. Elemen keempat

Lebih maju lagi dari jenis ketiga karena di lengkapi dengan progam

tambahan berupa pendidikan keterampilan dan terapan nbaik bagi para

santri maupun remaja dari desa sekitarnya. Pesantren jenis ini memiliki

lahan pertanian, kebun, empang, dan pertenakan dan juga

menyelenggarakan kursus-kursus teknik pertanian, menjahit, elektro yang

sederhana, perbengkelan dan petukangan kayu.

5. Elemen kelima

Seperti pesantren keempat jenis ini memeiliki keterampilan dan

usaha-usaha pertanian dan kerajinan termasuk didalamnya memiliki funsgi

pendapatanya, seperti koperasi, berwirausaha.20

Pola pesantren Mukmin Mandiri ini menggunakan elemen kelima

pesantren yang ada rumah kyai, pondok untuk santri yang sudah

menggunakan sistem klasikal dan juga terdapat unit keterampilan

termasuk didalamnya memiliki fungsi pendapatan karena pesantren

Mukmin Mandiri pesantren entrepreneurship yang memproduksi dan

berdagang.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Untuk tinjauan penelitian terdahulu yang meneliti di pondok pesantren

Mukmin Mandiri yang di tulis oleh Kamelia Jurusan PAI Fakultas

20

Ibid., 40.

(25)

17

Tarbiyah UIN Surabaya yang berjudul “Cara Proses Belajar Mengajar

Pesantren Mukmin Mandiri di Waru”, skripsi ini membahas tentang

bagaimana pendidikan di pesantren Mukmin Mandiri, sedangkan

penulis menulis skripsi yang berjudul “Pesantren Enterpreneur study

tentang peran pondok pesantren Mukmin Mandiri di perumahan elit

Waru Sidoarjo” meneliti pesantren Mukmin Mandiri membahas

bagimana gambaran aktifitas santri yang beriwirausaha

(entrepreneurship).

2. Adapun tinjauan penelitian terdahulu tentang pesantren wirausaha

(entrepreneurship) di berbagai daerah yaitu

a. Skripsi yang di tulis oleh M. Zainuddin jurusan fakultas Dakwah

UIN Surabaya yang berjudul Entrepreneur Pendidikan di Pondok

Pesantren Manbaul Hikam Putat Tanggulangin Sidoarjo : study

tentang perkembangan dan pendidikan di pondok pesantren

Manbaul Hikam.

b. Skripsi yang di tulis oleh Ahmad Khoirul jurusan Ekonomi

fakultas Syariah UIN Yogya yang berjudul Analisis peran pondok

pesantren Roudhotul Mubtadi’in dalam Membangun Jiwa

Enterpreneurship dan Ledearship.

G. Metode Penelitian

Penulisan ini adalah sebuah studi sejarah, maka metode yang

(26)

18

akan membahas tentang penelitian sumber, kritik, sampai kepada

penyajian hasil penelitian.21 Semua kegiatan atau proses ini harus

mengikuti metode dan aturan yang benar. Adapun langkah-langkah yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Sumber Heuristik

Yaitu kegiatan mencari, menemukan dan mengumpulkan

sumber-sumber atau data-data sejarah.

a. Metode Pengumpulan Sumber yaitu :

1) Observasi adalah pengamatan terhadap kegiatan atau aktifitas

pesantren Mukmin Mandiri.

2) Interview atau wawancara dengan para santri dan ustadh Mukmin

Mandiri, metode wawancara penulis digunakan untuk memperoleh

data-data tentang sejarah, perkembangan dan aktifitas pesantren

Mukmin Mandiri kepada KH. M. Zakki,M.Si beliau adalah pendiri

Pesantren Mukmin Mandiri, Gus Heri beliau adalah manager

pesantren Mukmin Mandiri, serta para ustadh dan santri-santri

yang di sebutkan di data informan.

3) Sumber visual yaitu segala macam sumber yang berbentuk dan

berwujud yang bisa memeberikan infomasi sejarah untuk

sejarawan. Dalam hal ini penulis menggunakan arsip yang berupa

foto-foto dan video tentang pesantren Mukmin Mandiri.

21

Lilik Zulaicha, Metodologi Penelitian Sejarah 1( Suaranbaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), 14-15.

(27)

19

4) Dokumen yaitu mengumpulkan data dengan mempelajari, data, dan

dokumen, baik berupa tulisan-tulisan dan peraturan-peraturan,

yang berkaitan dengan masalah yang di teliti oleh penulis. Penulis

menggunakan dokumen berupa majalah yang di cetak oleh

Pesantren Mukmin Mandiri yang sisinya menjelaskan dari latar

belakang berdirinya pesantren Mukmin Mandiri hingga

perkembangannya.

b. Sifat Sumber data yaitu :

1) Sumber primer yaitu sumber yang di tulis atau wawancara

kepada pihak-pihak yang secara langsung atau menjadi saksi

mata dalam peristiwa sejarah.

2) Sumber sekunder yaitu untuk mejadi alat bantu dalam

penulisan proposal skripsi ini dengan buku-buku dan

karya-karya lain.22

c. Jenis data yang di gunakan :

1) Tertulis yaitu buku-buku yang di gunakan untuk membantu

penulisan skripsi yang menyangkut masalah pesantren dan

entrepreneurship salah satunya “KOPI EKSPOR” yang di tulis

oleh pendiri pesantren Mukmin Mandiri yakni Kiai M.Zakki,

“Kewirausahaan Santri” yang isinya menjelaskan santri

enterpreneur, sehingga bisa di kaitkan dan menjadi sumber

untuk penulisan skripsi ini.

22

(28)

20

2) Artefak yaitu bukti adanya bangunan pesantren, musholla,

rumah kiai di pesntren Mukmin Mandiri.

3) Lisan yaitu sumber yang di sampaikan secara lisan dari mulut

ke mulut sehingga membentuk tradisi kepercayaan.

Sumber lisan di bagi menjadi dua yaitu pertama, sumber lisan

sampai warisan dari tradisi lisan yang di sampaikan secara

turun-temurun dan generasi kegenerasi. Kedua, sumber lisan yang berasal

dari orang sezaman, pelaku peristiwa atau saksi mata.

Adapun sumber lisan yang di gunakan penulis dalam penelitian

ini adalah sumber lisan yang berasal dari orang sezaman, pelaku atau

saksi mata. Maka merupakan sumber yang sangat berharga yang

objektifitasnya lebih bisa di pertanggung jawabkan. Sumber lisan

tersebut di peroleh melalui hasil wawancara langsung kerena sumber

lisan yang di gunakan oleh penulis adalah wawancara dengan orang

sezaman seperti Kiai M. Zakki yang mendirikan pesantren Mukmin

Mandiri.

2. Kritik sumber (Verifikasi)

Untuk memproleh keabsahan sumber. Dalam hal ini yang juga

harus di uji adalah keabsahan tentang keaslihan sumber atau otentitas

yang di lakukan melakukan kritik ekstren dan keabsahan tentang

kebenaran sumber (kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik intern.

(29)

21

buku, arsip atau dokumen-dokumen, media baru, observasi atau

pengamatan langsung dan wawancara sebagaimana di atas dilakukan

melalui kritik sumber. dalam penelitian ini penulis mengaplikasikan

terdapat sumber-sumber literature yang berkaitan dengan judul yang

penulis teliti.

Penulis juga telah melakukan berbagai usaha agar penelitian ini

menjadikan data yang valid untuk diteliti. Penulis menemukan

data-data yang relavan seperti dokumen pendirian dan perkembangan

Pesantren Mukmin Mandiri.

Kritik Sumber terdiri dari dua macam yaitu 23 Kritik intern adalah

suatu upaya yang di lakukan oleh sejarawan untuk melihat apakah isi

sumber tersebut cukup kredibel atau tidak, sedangkan kritik ekstren

adalah suatu kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang di

dapatkan otentik atau tidak. Jadi Kedua kritik intern dilakukan untuk

menguji tentang keshahihannya (kredibilitas) terhadap sumber-sumber

yang penulis peroleh berupa buku-buku literature yang relevan,

dokumen serta arsip, observasi dan wawancara. Untuk kebenaran atau

keshohihannya pertama dari buku-buku penulis melihat dari kapasitas

pengarang bukunya untuk di kaitkan dengan Pesantren Mukmin

Mandiri.

23

(30)

22

3. Interpretasi atau penafsiran

Suatu upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang

sumber-sumber yang di dapatkan dan yang telah di uji otentitasnya terhadap

saling hubungan antara satu dengan yang lain. Dengan demikian

sejarahwan memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah di

dapatkan.

Dalam tahap interpretasi penulis melihat kembali data – data

yang didapatkan dan telah diketahui auntentiknya dan saling

berhubungan antara satu dengan lainnya. Kemudian dibandingkan,

Disimpulkan dan ditafsirkan. Melihat dari data penulis melalui

terdapat perjuangan KH. M. Zakki dalam meneruskan perjuangan

ayahnya yaitu KH. Mukmin yang menginspirasi untuk mendirikan

Pesantren Enterpreneur Mukmin Mandiri hingga sampai sekarang.

4. Historiografi

Cara penulisan pemaparan atau pelaporan hasil penelitian

sejarah yang telah di lakukan. Penulis memberikan hasil penelitian

sejarah serta gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak

dari awal (rasa perencanaan) sampai dengan akhirnya penarikan

kesimpulan PESANTREN ENTERPRENEURSHIP PESANTREN

MUKMIN MANDIRI PERUMAHAN GRAHA TIRTA

KELURAHAN NGINGAS KECAMATAN WARU KABUPATEN

SIDOARJO (Study Tentang Sejarah, Aktifitas, dan Perkembangan)

(31)

23

H. Sistematika Pembahasan

Adapun mengenai sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut:

Bab pertama Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan peneltitian, pendekatan dan

kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika

bahasan.

Bab ke-dua Menjelaskan tentang sejarah pesantren Mukmin Mandiri, letak geografis, latar belakang berdirinya, sejarah berdirinya, biografi

singkat KH. Muhammad Zaki, pengalaman regilius KH. Muhammad Zaki,

perjalanan karir KH. Muhammad Zaki, visi dan misi pesantren Mukmin

Mandiri, motto pesantren Mukmin Mandiri.

Bab ke-tiga Menjelaskan tentang gambaran aktifitas pesantren Mukmin Mandiri, cirri khas pesantren Mukmin Mandiri, dan akan di jelaskan

aktifitas di bidang agama serta di bidang entrepreneurship, jumlah santri

pesantren Mukmin Mandiri.

Bab ke-empat Menjelaskan tentang strategi proses perjalanan pesantren Mukmin Mandiri dalam melakukan entrepreneurship dari segi penghasilan

maupun pemasaran.

(32)

010ÿ33ÿ

4561718ÿ05793731ÿ54175ÿ3ÿ19373ÿ

ÿ

1ÿÿ0ÿ0ÿÿ !ÿÿ

"#$%#&ÿ()*+$,-)$ÿ+%+.+/ÿ.)01+2+ÿ()$%3%3&+$ÿ4*.+0ÿ03.3&ÿ0+*5+-+&+,ÿ

5+$2ÿ,6016/ÿ%+$ÿ1)-&)01+$2ÿ*)7+&ÿ0+*+ÿ()$53+-+$ÿ4*.+0ÿ%3ÿ4$%#$)*3+8ÿ

9)3-3$2ÿ%)$2+$ÿ()-61+/+$ÿ5+$2ÿ*)0+&3$ÿ0+76:ÿ(#$%#&ÿ()*+$,-)$ÿ,).+/ÿ

0).+&6&+$ÿ()-61+/+$ÿ5+$2ÿ0)$%+*+-ÿ(+%+ÿ%6+ÿ,3$2&+,+$ÿ5+3,6ÿ*);+-+ÿ3$*,3,6*3ÿ

%+$ÿ&6-3&6.608ÿ<3&+ÿ%3*)16,&+$ÿ1+/=+ÿ()-+$ÿ%+$ÿ>6$2*3ÿ()*+$,-)$ÿ*)7+&ÿ0+*+ÿ

()-61+/+$ÿ4*.+0ÿ+%+.+/ÿ*)1+2+3ÿ(6*+,ÿ()$2)01+$2+$:ÿ()$53+-+$:ÿ%+$ÿ

()$%+.+0+$ÿ3.06?3.06ÿ&)3*.+0+$:ÿ0+&+ÿ5+$2ÿ,)-0+*6&ÿ()-+$ÿ%+$ÿ>6$2*3ÿ

,+01+/+$ÿ()*+$,-)$:ÿ*+.+/ÿ*+,6ÿ%3+$,+-+$5+ÿ+%+.+/ÿ&)23+,+$ÿ+2-#13*$3*8ÿ

@&*3*,)$*3ÿ"#$%#&ÿ")*+$,-)$ÿÿ0+*3/ÿ,),+(ÿ0)$2+&+-ÿ%+$ÿ0)$5+,6ÿ

%)$2+$ÿ&)/3%6(+$ÿ0+*5+-+&+,ÿ4*.+0:ÿ5+$2ÿ*)$+$,3+*+ÿ%3/+-+(&+$ÿ0)01)-3ÿ

7+=+1+$ÿ+.,)-$+,3>ÿ,)-/+%+(ÿ()-61+/+$ÿ%+$ÿ()-&)01+$2+$ÿ,)$,+$2ÿ3*.+08ÿ

A)=+*+ÿ3$3:ÿ%)$2+$ÿ&)0+0(6+$ÿ0)$%+5+26$+&+$ÿ(#,)$*3ÿ*601)-ÿ%+5+ÿ3$*+$3ÿ

*);+-+ÿ0+&*30+.ÿ6$,6&ÿ0)$22+.3ÿ(#,)$*3ÿ*601)-ÿ%+5+ÿ+.+0ÿ0).+.63ÿ

()$5)-+(+$ÿ+.3/ÿ,)&$#.#23ÿ762+ÿ*+$2+,ÿ%3ÿ16,6/&+$8ÿB+.ÿ3$3ÿ0)$7+%3ÿ,+$,+$2+$ÿ

%+$ÿ,6$,6,+$ÿ%+.+0ÿ)-+ÿ2.#1+.3*+*3:ÿ&/6*6*$5+ÿ1+23ÿ"#$%#&ÿ")*+$,-)$ÿ5+$2ÿ

,)$2+/ÿ0)$2)01+$2&+$ÿ%313%+$2ÿC2-#ÿDC2-#13*$3*E8ÿ")$2)01+$2+$ÿ

(33)

ÿ 01ÿ

3456ÿ894ÿ43445ÿ9ÿ99584ÿ94445ÿ48ÿ9845ÿ

944ÿ 958ÿ 984545ÿ 45ÿ 958ÿÿ 644ÿ ÿ ÿÿ

!"#8#$%&'('#"#)**)&ÿÿ*!ÿ%45ÿ)**)ÿ8958456ÿ956945645ÿ

65ÿÿ5ÿ945895&ÿÿ+5594ÿ65ÿ4ÿ995445ÿ

9,44ÿ9ÿ44ÿ845ÿ)*-!ÿ984ÿ45ÿ64ÿ8ÿ65ÿÿ

.45ÿ4ÿ/5ÿ984545ÿ$484ÿ984545ÿ+5888ÿ984545ÿ

6ÿ45ÿ4ÿ9ÿ44ÿ404ÿ)**'&)ÿ

658ÿ444ÿ964845ÿ58ÿ94ÿ956445ÿ4ÿ

984545ÿ3456ÿ94845ÿ148ÿ9539445ÿ448ÿ45ÿ244ÿ44ÿ9ÿ

964845ÿ8998ÿ58ÿ956445ÿÿ984545ÿ3456ÿ9534ÿ54ÿ

844ÿ45ÿ9434ÿ456ÿ8566&ÿ9ÿ3456ÿ4ÿ95,4ÿ9445ÿ

1ÿ45ÿ40ÿ8944ÿ445ÿ5448ÿ45ÿ9045ÿ9569445ÿ

9534545ÿ984ÿ95845&ÿÿ4ÿ4658ÿ84ÿ4ÿ

94ÿÿ24ÿ45ÿ4ÿ44ÿ894ÿ264ÿÿ989564ÿ24ÿ3456ÿ

45144845ÿ9ÿ98ÿ58ÿ45ÿ9464ÿ445ÿ4&3ÿ

945645ÿ65ÿ444ÿ44ÿ484ÿ5ÿ3456ÿ94ÿ44ÿ

984545ÿ484ÿ4564456ÿ45ÿ3456ÿ9556534ÿ3456ÿ98ÿ

9539445ÿ4454ÿÿ45ÿ944845ÿ956445ÿ4ÿ984545ÿ

94445ÿ4454ÿ45ÿ95445&ÿ529ÿ964845ÿ5ÿ84ÿ89484ÿ44ÿ

ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ

)69ÿ743ÿ89:9;<9=9ÿ4434ÿ)"ÿ9ÿ3')(&ÿ

(34)

ÿ 01ÿ

34567ÿ967ÿ367ÿ667ÿ46ÿ46ÿ6367ÿ67ÿ4797ÿ4ÿ

67ÿ967ÿ473667ÿ47767ÿ44ÿ674ÿ67ÿ

6ÿ

466ÿ463ÿ466ÿ479967ÿ67ÿ466ÿ7ÿ476ÿ

9676ÿ667ÿ6563ÿ79ÿ46747ÿ463ÿ44ÿ6767ÿ46ÿ

43696ÿ4746767ÿ6666ÿ9ÿ4676ÿ67ÿ6476ÿ79ÿ

46747ÿ4667ÿ466ÿ466667ÿ4667ÿ46ÿ47947ÿ67ÿ

443667ÿ4746767ÿ47ÿ6676ÿ9ÿ43967ÿ43636ÿ

676ÿ4367ÿ43967ÿ67ÿ4467ÿ6663ÿ47ÿ636ÿ

79ÿ 46747ÿ7ÿ679ÿ476967ÿ446ÿ43ÿ4!ÿ696ÿ

64ÿ4966767ÿ67ÿ46ÿ"ÿ#"7$ÿ46ÿ 6ÿ

4746767ÿ 79ÿ 46747ÿ%46ÿ"7ÿ466ÿ667ÿ96ÿ

467767ÿ%967ÿ"66ÿ967ÿ&466667ÿ7ÿ4446ÿ

476667ÿ'ÿ967ÿÿ46747ÿ7ÿÿ4ÿ69676ÿ467ÿ6ÿ

966ÿ4746767ÿ479967ÿ9ÿ79ÿ46747ÿ6ÿ94767ÿ

4746767ÿ9ÿ967ÿ"7ÿ

(76ÿ47967ÿ46747ÿ7ÿ9ÿ36ÿ96ÿ463ÿ4365667ÿ

967ÿ436767ÿ66ÿ9467ÿ46747ÿ9ÿ(79746ÿ 46747ÿ)7ÿ

)679ÿ9ÿ677ÿ6ÿ637ÿ*++,ÿ9ÿ96463ÿ56ÿ4676ÿ9ÿ46367ÿ

4ÿ-636ÿ.6ÿ67767ÿ46747ÿ4696ÿ9ÿ667ÿ47'4ÿ7ÿ/0ÿ

ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ

(35)

ÿ 01ÿ

345647898ÿ4ÿ8ÿ898ÿ85ÿ4598ÿ88ÿ445ÿ494ÿ

748954ÿ8ÿ44788ÿ8ÿ748954ÿ98ÿ488ÿ74588ÿÿ

8ÿÿ78588ÿ748954ÿÿ

758ÿ7458ÿ748954ÿÿ745988ÿÿ8985ÿ488ÿ8548ÿ

ÿ4458ÿ74588ÿ85ÿÿ88ÿ85ÿÿÿ 8ÿ8ÿ

4858ÿ48ÿ748ÿ748954ÿÿ85ÿ34588ÿÿ

ÿ8ÿ788ÿ889ÿÿ!88ÿÿ87ÿ48ÿ9ÿ88ÿ

48ÿ8ÿ4588ÿ8ÿ489ÿÿ7ÿ7ÿ94549ÿÿ8ÿ9ÿ

488ÿ895"ÿ895ÿ#88ÿÿÿ8ÿ48858ÿ4788ÿ888ÿ

ÿÿ 8ÿ6858ÿ4588ÿ8ÿ448ÿ895ÿ$48ÿ48ÿÿ

ÿ 8ÿ478ÿ698"698ÿÿ458ÿ748954ÿ8ÿ48858ÿ

888ÿ8ÿ4588ÿ7ÿ94549ÿ

758ÿ7458ÿ94549ÿ8ÿÿ87898ÿ788ÿ889ÿ488ÿ

745888ÿ8ÿ487898ÿ%89ÿ&8'ÿ85ÿ89ÿ889ÿÿÿ 8ÿ

&745ÿ748954'ÿ488ÿ88ÿ889ÿ8ÿ458ÿÿ478ÿ79ÿ

()*+,-,.ÿ0,12,3ÿ(,45676*ÿ8,9,.:ÿ;646<,=ÿ6+)ÿ4>.,<6=ÿ.>.2),+=?,ÿ?,<6=ÿ

8ÿÿ9ÿ4458ÿ454888ÿ748954ÿÿ

$88ÿ 488ÿ 7488ÿ 949ÿ 98ÿ 8ÿ 9ÿ

4888ÿ8548ÿ888ÿ5988ÿ8ÿ85ÿÿ8ÿ8ÿ85ÿ87ÿ

)=+)<ÿ.>=@3,7,=@=?,:ÿAÿ8,+6ÿ4,?,ÿ2>9@>+,9Bÿ<>+6<,ÿ2646<,=ÿ7,96ÿ*,=@6+ÿ6+)ÿ

(36)

ÿ 01ÿ

34567ÿ9ÿ4675ÿ55ÿ55ÿÿÿ5ÿ65ÿ96756ÿ3556ÿ

!"" ! #"" !$ÿ& ÿ'"('& )ÿ*)'#+ #ÿ&'&, ( #ÿ- !ÿ./($ÿ0#1 ÿ

!ÿ& #ÿ,#(,&ÿ'#)"& #ÿ2' #("'#ÿ & #ÿ('"/,3,)$ÿ)'& #ÿ& ( ÿ& ÿ

4 &&5ÿ

6 ) ÿ (ÿ', (ÿ27#) ÿ2' #("'#ÿ ) ÿ', (,ÿ1 #+ÿ)ÿ &,& #ÿ

'" ÿ)'#+ #ÿ3 !ÿ! 3ÿ&7('"ÿ89ÿ( !,#ÿ:;;<ÿ)ÿ / !ÿ'#)'" ÿ=>0?ÿ

@ 3'ÿA &ÿ-#BC )1 !ÿ.," 1 $ÿ=?5ÿ@ *!(ÿ ",DÿE "!,Fÿ) #ÿ

=?5ÿ? 1ÿ.1 "'!ÿ'2#ÿ)7 ÿ'" ÿ',",!ÿ3 !ÿ! 3ÿ''2 "ÿ

(,ÿ&'"&ÿ)ÿ&, #+ #ÿD7#) ÿ2' #("'#$ÿ'2'"(ÿ! #1 ÿ' &,& #ÿ3,"7!ÿ

/ &(,ÿ ) !ÿ! 35ÿ6 ) ÿ (ÿ(,ÿ2 " ÿ3 !ÿ! 3ÿ1 #+ÿ ",ÿ2, #+ÿ) "ÿ( # !ÿ

,*ÿ) #ÿ ",ÿ'#+#3 &ÿ& &#1 ÿ)ÿ( # !ÿ "ÿ #+,#+ÿ)ÿ+"#+ÿ&'ÿ('2 (ÿ

2' #("'#ÿ)'#+ #ÿ&' ) #ÿ1 #+ÿD"'!ÿ'(' !ÿ' &,& #ÿÿ) #ÿ

'#1'2,"# & #ÿ ) !ÿ",&,#ÿ ÿ1 #+ÿ'"(,3, #ÿ)7 ÿ) "ÿ3 !ÿ! 3ÿ

& #ÿ', !& #ÿ "7& !5ÿGÿ'2,"# & #ÿ)'#+ #ÿ)7 ÿ ) !ÿ2'#,(,2ÿ) "ÿ

,#) ÿ& #),#+ÿ=?5ÿ@5ÿ4 &&ÿ1 &#ÿ,ÿC1 ÿ?35ÿ@7' !5ÿÿ

6' #+,# #ÿ !ÿ'" #3,(ÿ)'#+ #ÿ'+'#++ ÿ( # !ÿ,*ÿ1 #+ÿ)ÿ

5HI4ÿ95ÿ566ÿJI3ÿK67ÿLMHI567ÿ55Hÿÿ5HÿN5ÿ956ÿ

@ & ÿ=?5ÿ-! )ÿO ),#+ÿ)ÿP 7#+ #ÿ3,+ ÿ&,(ÿ) ÿ2"7'ÿ"(, ÿ

2', ( #ÿD7#) ÿ('"',(5ÿ>,& #ÿ'" &,)ÿ1"&ÿ('( 2ÿ)ÿ &,& #ÿ) ÿ

" #+& ÿ'#' ) #ÿ&'&! #ÿ) ÿ'", (ÿ) #ÿ&'++! #ÿ) ÿ

(37)

ÿ 01ÿ

3456768ÿ468ÿ848ÿÿ6ÿÿ46ÿ5ÿ4ÿÿ

!ÿ#$%&$'(&ÿ)&$*$ÿ+#),-ÿ.!/$ 0$0 ÿ1*$02$!$1$'$ÿ'!30$!ÿ ÿ

4.0 $5ÿ6&$(ÿ7(/$ÿ !ÿ0$'!ÿ83( !/-ÿ9$:$ÿ8 *(!ÿ$ÿ1$&ÿ

03$/$ ÿ'.1.%ÿ 1$ÿ*3$%$!(ÿ0$'!5ÿ;$&$*ÿ!0 ÿ% (2$ÿ

3&$(ÿ**(2$ ÿ*$'ÿ &$!ÿ2$/ÿ*7$ 1$ÿ< '$=< '$2$ÿ ÿ*$0$ÿ% (ÿ

2$1 >ÿ

?5ÿ#$%&$'(&ÿ)&$*$ÿ2$ '(ÿ*<'$1ÿ$ÿ**!.(10 ÿ(&$*$ÿ$&$*ÿ

*2 $!1$ÿ0&$*5ÿ

A5ÿB=#$%&$'(ÿC 2$0$%ÿ2$ '(ÿ*!.(10 ÿ.&'1(0ÿ1$!$ÿ#)ÿ

$$&$%ÿ03($%ÿ.!/$ 0$0 ÿ'!30$!ÿ ÿ4.0 $-ÿ0.!$/ÿ.&'1(0ÿ

0$/$'ÿÿ3('(%1$5ÿ

D5ÿB=#$%&$'(ÿE 00$&$%ÿ2$ '(ÿ*7$ 1$ÿ0.!$/ÿ7(!$&05ÿ

F5ÿB=#$%&$'(ÿ8 7$!.%ÿ2$ '(ÿ*/$7$!1$ÿ$01ÿ!$/$/$-ÿ2$/ÿ

0!'ÿÿ$7$!1$ÿ.&%ÿ#$3 ÿG(%$**$ÿCBHÿ$&$*ÿ3!$1:$%5ÿ

;$!ÿ&$!ÿ2$/ÿ1ÿ*$'ÿ'!03('ÿ2$/ÿ*7$ 1$ÿIJ5ÿK$11 ÿ+ !ÿ

0$'!,ÿ*&$$ ÿ0 1$ÿ$!ÿIJ5ÿ6ÿ6ÿ87ÿ4L7ÿ

M47ÿM45ÿ5ÿ467ÿÿ6ÿ5ÿ4L567ÿ6886ÿ

$&$*ÿ**3$/(ÿ0$'!ÿ/$ÿ3!: !$(0$%$ÿ$'$(ÿ ÿ03('ÿ/$ÿ

0$'!ÿNOPNQRQNONSQTUVRWÿ

8'$/ÿIJ5ÿY$(/ÿ$$&$%ÿ*3$%ÿ$'$(ÿ1$11ÿ$!ÿIJ5ÿG5ÿK$11 ÿ2$/ÿ

(38)

ÿ 01ÿ

3456789ÿ95ÿÿ9ÿ5479ÿ49ÿ676ÿ34784997ÿ4797ÿ

ÿ !"#ÿ$"%ÿ%&" ÿ'$!ÿ &ÿ!(ÿ7ÿ34795997ÿ

)ÿ9ÿ9ÿ*+,-ÿ97ÿ496ÿ.69ÿ34356789ÿ./9ÿ4997ÿ897ÿ

46.697ÿ398999ÿ959ÿ47439ÿ9/9ÿ4797ÿ497970ÿ

1))797ÿ676ÿ3474697ÿ97ÿ343542459ÿ976797ÿ549747ÿ

4397ÿ690ÿ34ÿ4797ÿ979797ÿ97ÿ)997ÿ897ÿ9ÿ420ÿ49789ÿ

4797ÿ3)9ÿ459997ÿ97ÿ489ÿ4599ÿ9ÿ*/ÿ499ÿ4696789ÿ

ÿ49975890ÿ,99ÿ97ÿ899ÿ65977ÿ69ÿÿ.9970ÿ,95ÿ3993ÿ

4)9ÿ97ÿ9789ÿ4.9ÿ49ÿÿ

9369-ÿ469ÿ629597ÿ866ÿ9ÿ5479ÿ447ÿ629597ÿ

840ÿ30ÿ99-ÿ8469ÿ:)63ÿ;446797ÿ<49ÿ;)=7ÿ>9/9ÿ,36-ÿ93ÿ

34369ÿ?@ABCDÿ49ÿ/99/97ÿ39.99ÿ3637ÿ397ÿ34/9/97299ÿÿ

493977890ÿ789-ÿ993ÿ/96ÿ96ÿ967ÿ4793ÿ697ÿ69ÿ62ÿ49ÿ

9356797789ÿ459ÿ599ÿ979ÿ96ÿ697ÿ5ÿ967ÿEFFGÿ4797ÿ94ÿ

54797789-ÿ9ÿ5)9ÿ<9397ÿ*97)9-ÿ*4-ÿ30870ÿÿ

;49747ÿ7ÿÿ793997ÿ;49747ÿ3637ÿ397ÿ9479ÿ

4759ÿ9ÿ7939ÿ989789ÿ897ÿ47939ÿ840ÿ3637ÿ97ÿ397ÿÿ

997ÿ97ÿ897ÿ79ÿ96ÿ4./9ÿ3970ÿ

ÿ

(39)

ÿ 01ÿ

34ÿ6789ÿ67ÿÿ7ÿ

ÿ !"#ÿ$##ÿ%#$&'&ÿ$()ÿ* )ÿ+"*,ÿ

$#$#!ÿ&$&!ÿÿ-,ÿ*,!ÿ$#ÿ*#$,ÿ.,&*##ÿ$ÿ

.,&#$ #/ÿ-,ÿ$#ÿ$##!ÿ&()ÿ0/ÿ12/ÿ )""$ÿ3!!#4ÿ/%#4ÿ5$ÿ

,,(ÿ67ÿ.5#(ÿ) ÿ8669ÿ$,ÿ.!ÿ:&#ÿ;"*,ÿ%&&4ÿ%24ÿ

/1/ÿ##ÿ$ÿ&##-ÿ"$#$#!ÿ#ÿ*<<ÿ=>?@=A@=>=B@CDEAÿ

$ÿ=>?@=A@=>=B@ÿ-,ÿ*'#<ÿ#/ÿ-,ÿ* ' ÿ$#ÿ"5#,ÿ""5( ÿ

!)G)ÿ!,"ÿ#ÿ' ,ÿ""*$-!ÿ$ÿ",!-!ÿ!&&"#ÿ

#ÿ-,ÿH&! ÿ5$ÿ5!ÿ.,&ÿI.,&*##J4ÿ-!#ÿK$ #ÿ1&5#ÿ

I,&()4ÿ""5&ÿ!&5#ÿ*#'#ÿ,&,ÿ&ÿ)#,,ÿ"'$#ÿÿ!&5#ÿ* * !ÿ

-,ÿ $)ÿ*$ÿ$#5ÿ+&!(ÿ$ÿ5ÿL!5&ÿ$,ÿ+*(M!ÿ

NOPQRSTPÿVPWPÿXÿYZ[\S]Sÿ^_`Saÿ

0("ÿ5,"*,ÿ$#*#$,ÿ.,#*##ÿ$#ÿÿ5ÿ* !()ÿ)(ÿ

-,ÿ" $)ÿ$#< ' $!4ÿ5(-ÿ!$ÿ("*,ÿ5$#$#!ÿ<ÿ#$!ÿ

"ÿ5#ÿ)(-ÿ$,ÿ!&()ÿ,#/ÿ0("ÿ)(ÿ5,(&(ÿÿ

5ÿ ÿ,$ ,ÿ"#(-4ÿ!&()ÿ,#ÿb ! 5ÿ",' !ÿ5&5&(ÿ

5,$ÿ*,ÿ ÿ5*#!ÿ*)!ÿ5"*, ÿ,$ ,ÿ!5$ÿ

## #ÿ5"#)ÿ-,ÿ$ÿ$#ÿ-/ÿ%()-ÿ5&5&(ÿ* ÿ

$# ' #ÿ&()ÿ("*,ÿ$ÿ$#b#!ÿ! ,-ÿ !ÿ""*, ÿ,$ ,ÿ

(40)

ÿ 01ÿ

3456478ÿ88ÿ748ÿ4688ÿ4778ÿ88ÿ4ÿ8ÿ

7688ÿ88ÿ4458ÿ4858ÿ78ÿ468ÿ688ÿ4548ÿ

7ÿ5ÿ788ÿ468ÿ48ÿ445ÿ4ÿ4686ÿÿ48758ÿ

4688ÿ88ÿ88ÿ768ÿÿ488ÿ448ÿ88ÿ8ÿ

ÿ4688ÿ4778ÿ8ÿ48ÿ7ÿ4ÿ78ÿ858ÿ47888ÿ

688ÿ4458ÿ8788ÿ4854ÿ85ÿ7ÿ4854ÿ488ÿ88ÿ

487ÿ64778ÿ58ÿ688!ÿ4854ÿ85ÿ875ÿ

"48758ÿ4854ÿ48ÿ78ÿ45ÿ7588ÿ8ÿ3458

8ÿ8ÿ88ÿ8ÿ88ÿ!ÿ858ÿ475ÿ4854ÿ64456445ÿ

#$#%&'()*+,'ÿ.$),'/0$'ÿ#$'1,2*ÿ3'$(,0,ÿ+$4*567ÿ8,5,#ÿ5*'(+&'(,'ÿ

4854!ÿ858ÿ4488ÿ46888ÿ48ÿ4ÿ4ÿ475!ÿ

488ÿ78ÿ4488ÿ4888ÿ475ÿ8ÿ88ÿ88ÿÿ748ÿ

7648ÿ8ÿÿ88ÿ88ÿ488ÿ8ÿ645458ÿ7ÿ678ÿ

956ÿ78ÿ9575ÿ

"58!ÿ7ÿ785ÿ:88ÿ;5ÿ<4854ÿ=ÿ=875ÿ

785ÿ8ÿ4588ÿ88ÿ8ÿ4854ÿ8ÿ645458ÿ7678ÿ

956ÿ978ÿ5757ÿÿ788ÿ8788ÿ 75ÿ!ÿ

48ÿ78ÿ454ÿÿ6ÿ48ÿ487ÿÿ6ÿ5ÿ78ÿÿ

(41)

ÿ 00ÿ

234567ÿ9ÿÿ563ÿ7335ÿ663ÿ343ÿÿ

53ÿ3ÿ373ÿ3ÿ3ÿ353ÿ373ÿÿ335ÿ

4373ÿÿ3ÿ763ÿ3ÿ3ÿ33ÿ33ÿ3ÿ56734ÿ

66ÿ763ÿ53ÿ3ÿ753ÿ55373ÿ343ÿ3733ÿ

636ÿ6343ÿ9ÿ7ÿ7ÿ3ÿÿ73ÿ433ÿ5663ÿ

73ÿ533ÿ3433ÿ633ÿ3ÿ3ÿ33ÿ3ÿ5356ÿ

557333ÿ73ÿ5333ÿ53ÿ3ÿ73ÿ3433ÿ

53333ÿ733ÿ

!ÿ3ÿ265ÿ237ÿ3ÿ7ÿ35ÿ73ÿ3433ÿ"ÿÿ

37334ÿ#$%&'()ÿ+,-./01ÿ2-.(/3/(-(4/1503ÿ,-)ÿ2-./(3/(-(4/0,6ÿ70-)()ÿ

89&:;%<=ÿ33ÿ3ÿ333ÿ36343ÿ73ÿ6343433ÿ3ÿ3ÿ

?@ABCDEÿG$%<%ÿ:HÿI'JK9:%H&ÿH&ÿ:LM%;ÿHN&ÿ89OMLÿI&:;MP;M&MJ;<L%P=ÿ33ÿ

577ÿ73ÿ5Q3ÿ3ÿ537ÿ363433ÿ3ÿ34ÿ73ÿ537ÿ

R@CSTBÿGIUJ%PP%&Vÿ<9&:;%<ÿ%<ÿ:LMÿ8P%;%:ÿ9&'ÿI&:;MP;M&MJ;<L%P=ÿ36ÿ

553ÿ3ÿ73ÿ36343ÿ2367ÿ73ÿWÿ73ÿ5ÿ3ÿ

265ÿ237ÿ6ÿ37334ÿ3ÿ33ÿ55ÿ3ÿ36343ÿ73ÿ

3ÿ537ÿ63433ÿ73ÿ33ÿ5633ÿ3ÿ3ÿ73ÿ336ÿ

XTASDAS@BÿBTAB@ASÿ?Y@CDZ@[ÿD?\@X]ÿ^D_T`@\Dÿ[@a@\@Aÿb\cdeCZ@AÿeABe`ÿXTAeABeAÿ

ÿ33ÿ3ÿ3ÿ7335ÿ533ÿ36343ÿ

ÿ

ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ

(42)

ÿ 01ÿ

34ÿ678977ÿ8ÿ79ÿ989ÿ

ÿ !"ÿ#""ÿ!$ ÿ"$ÿ$ÿ%!$&ÿ

' "ÿ!()*( ÿÿ'"!ÿ$ÿ+,-./0123ÿ523ÿ6758039ÿ

:*("ÿ,!*(ÿ;ÿ<;!,ÿ$ÿ !"ÿ#""ÿ%ÿ=#$#ÿ

!!"," "ÿ " ,!ÿ#""&ÿ'(ÿ!ÿ ("ÿ$!*,>ÿ!>#"ÿ

;#"<ÿ#ÿ#$ÿ#"ÿ!""?ÿÿ

ÿ !"ÿ#""ÿ,*")ÿ! ÿ$#ÿ!()<,ÿ+,

-@/0123ÿ5AÿB26CA3DÿAE/ÿF/D2ÿ5Aÿ2F20G23ÿC8H2EAI23ÿJKLMJNMJKJOMPQRNÿ' "ÿ

!( $;ÿ ;$"ÿ#(ÿ!(>> ÿ;"ÿ#ÿ$ ÿS")?ÿ"ÿ

$!*,>'ÿ"# ÿ>)ÿ*#ÿ#"ÿ$-$ÿ,<ÿ,"'&ÿ ÿ

#"ÿ$ÿ !"ÿ#""ÿ>(ÿ#"ÿ> ÿ "*- "*ÿ$"ÿ)#"ÿ#ÿ

<"T")?ÿÿ

ÿÿ !"ÿ#""ÿ$()"'ÿ#"ÿ ) ÿ!)"Sÿ

'(ÿ"$ÿ!>, ÿ ("- ("ÿÿ(!ÿ#ÿ#"?ÿU(ÿ

!()<,ÿ+,-@/0123ÿ523ÿ683/6V/IG23ÿFAW2ÿJKLMJNMJKJOMPQRNÿ ÿ* ,ÿ

!>,"ÿ!ÿ#$ÿ#"ÿX(ÿ=#;"ÿ'(ÿ$#ÿÿ""ÿ""ÿ ;;!"?ÿ

:*("ÿÿ,!*(ÿ$#"#" ÿ$ÿ !"ÿ#""ÿ"# ÿ

,$ÿ#"ÿ!""'ÿ ÿ!%# ÿ#ÿ!"( ÿ !!$ÿ

(43)

ÿ 01ÿ

3456787ÿ448ÿ545754ÿ73ÿ45ÿ338ÿ434ÿ448ÿ67ÿ4585ÿ

644ÿ834544ÿ47ÿ678754ÿ454ÿ645ÿ4434ÿ

ÿ

ÿ !ÿ#$%& '()ÿ

*+484ÿ847ÿ4585ÿ,-375ÿ,456787ÿ8-47ÿ67ÿ83445ÿ

.844ÿ/784ÿ0517ÿ2ÿ34ÿ-+43445ÿ548ÿ6445ÿ*7648ÿ7-47ÿ

4585ÿ74ÿ67ÿ745ÿ47ÿ-4854ÿ7754ÿ364ÿ67ÿ45-4ÿ645ÿ

84-ÿ67ÿ54854ÿ83445ÿ7ÿ8ÿ*4ÿ484ÿ645ÿ484ÿ

84445ÿ6545ÿ64ÿ68-ÿ*487ÿ4ÿ/738ÿ645ÿ445ÿ84445ÿ

6545ÿ64ÿ2754ÿ

*+484ÿ33ÿ4585ÿ,-375ÿ,456787ÿ86787ÿ6487ÿ844ÿ

-3-ÿ45545ÿ47ÿ-3-ÿ8434ÿ-674345ÿ834ÿ-47ÿ45ÿ

484-54ÿ764-ÿ4ÿ6487ÿ4-ÿ4585ÿ63-ÿ45ÿ-64ÿ34ÿ5-ÿ

34ÿ4ÿ84344ÿ4587945ÿ645ÿ3547ÿ-74ÿ63-ÿ45ÿ-74ÿ

47ÿ45545ÿ848ÿ6487ÿ-3-ÿ45ÿ475ÿ-44854ÿ45545ÿ757ÿ8677ÿ

6487ÿ64ÿ4547:ÿ4547ÿ8434ÿ44ÿ45ÿ6448ÿ47ÿ46454ÿ84-445ÿ645ÿÿ

44ÿ45ÿ857ÿ447ÿ34ÿ4587945ÿ34--45ÿ-7445ÿ4434ÿ

84ÿ34ÿ8-354ÿ34484-4ÿ5-ÿ34--45ÿ54745ÿ8434ÿ

74547ÿ45ÿ-64ÿ34ÿ754ÿ4587945ÿ45ÿ86787ÿ6487ÿ844ÿ-4348ÿ

63-ÿ45ÿ-ÿ34ÿ47ÿ645ÿ857ÿ34ÿ34--45ÿ4745ÿ

588587ÿ

ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ

ÿ;47ÿ8147ÿ44545ÿ6545ÿ.ÿ;87ÿ,4548ÿ<4585ÿ,-375ÿ,456787ÿ*7648ÿ464ÿ

(44)

ÿ 01ÿ

34567ÿ946545ÿ5ÿ653ÿ

ÿ ÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ !ÿ ÿ ÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ

ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ"ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

#$%ÿ&ÿ

!'ÿ#)*+ÿ!ÿ,ÿ-ÿ,.ÿ%).ÿ+,)ÿ#/'ÿ0'ÿ1++ÿ2+ÿ*)+3ÿ

*4.ÿ,ÿ*,%ÿ*4$%ÿ0+)ÿ0,%ÿ2ÿ%5%ÿ)ÿ

)$%ÿ,%ÿ,ÿ*4$%'ÿ

#)*+ÿÿ

ÿ

6,ÿ4%)ÿ*4$%ÿ77ÿ8%9ÿ

ÿ

#)*+ÿ!ÿ

:).ÿ+,)ÿ

+2;ÿ*)+ÿ

*,+ÿ

ÿ

<=>?@ABÿCÿ

:).ÿ+,)ÿ

+2;ÿ*)+ÿ

#)*+ÿÿ

Dÿ

6,ÿ*%,+4ÿ

ÿ

#)*+ÿ

"ÿ

6,ÿ*4%ÿ7ÿÿ

ÿ

ÿ

#)*+ÿ

ÿ

(45)

ÿ 01ÿ

34ÿ6789ÿÿÿÿ97ÿÿ8ÿÿ

ÿÿ8897ÿ79ÿÿ88ÿ9ÿ

9!4ÿ

4ÿ6789ÿ"ÿÿ#7ÿÿ89ÿÿ9ÿÿÿ!$ÿ

8%$ÿÿ!%ÿ! !ÿ&ÿÿ%ÿÿ9ÿ#8ÿ

#4ÿ

"4ÿ6789ÿ'ÿÿÿÿ(ÿ9ÿÿ$ÿ!ÿÿ

!)ÿ*99$ÿ+ÿÿÿÿ*,-ÿ8ÿ+4ÿ

'4ÿ6789ÿ.ÿÿÿ((ÿ&ÿÿ!ÿ&ÿÿÿÿ

ÿ89ÿÿ4ÿ

ÿ

/0ÿ2345657ÿ29:;<5=ÿ>3:?969ÿ>3@5:=63:ÿAB<C9:ÿA5:?969ÿ

Dÿ#8ÿ#ÿÿ7ÿ6E4ÿF$ÿ7ÿÿ

8$ÿ&ÿÿ84ÿG&ÿÿÿÿ989ÿ

&ÿ9ÿÿ8ÿ9ÿ88&4ÿHIÿ$ÿÿÿ

9%ÿÿÿÿ!&4ÿ6&ÿ9ÿÿ,JK-ÿ9ÿ

ÿ,ÿL9ÿÿM!&ÿ!ÿÿÿ&ÿ&ÿ8I9ÿ"'ÿÿ

8ÿ77ÿ84ÿÿ

M%ÿIÿ6E4ÿ#4ÿFÿ88ÿ!ÿ&ÿ8ÿÿ%ÿÿ

&ÿ88!Iÿ!ÿ89ÿ!ÿ!ÿ8&89ÿ88!Iÿ!ÿ

9ÿÿ%8ÿ4ÿL9ÿ&&ÿÿ7ÿ9ÿ9ÿÿ

(46)

ÿ 01ÿ

3456789ÿ47ÿ37ÿ4588ÿ4989ÿ888ÿ486ÿ3468ÿ436ÿ458567ÿ

4989ÿ37ÿ89ÿ4388ÿ4796ÿ4368889ÿ4388ÿ37ÿ698ÿ

488ÿ74678ÿ3468ÿ34545689ÿ48ÿ4388ÿ37ÿ97ÿ6ÿ38898ÿ

785498ÿ495ÿ3468ÿ4388ÿ37ÿ888ÿ87ÿ89ÿ345858ÿ97ÿ

4988789ÿ89ÿ34583898ÿ6ÿÿ

ÿÿ8776ÿ345656ÿÿÿ 5669856ÿ856ÿ!6895ÿ"88ÿ#858ÿ

$67859686ÿ4589ÿ58ÿ88ÿ%&6ÿ'56689ÿ()ÿ89*ÿÿÿ

8776ÿ63485789ÿ6ÿ788989ÿ74858ÿ489549ÿ4598ÿ+,-+./0ÿ6ÿ489549ÿ

2436549ÿ"389ÿ'898ÿÿ769ÿ(8*ÿ4589ÿ7686ÿ789ÿ

89ÿ38987ÿ49885789ÿ7488889ÿ746689ÿ89ÿ7467889ÿ74678ÿ

34589ÿ$89ÿ6398ÿ89ÿ345988ÿ63ÿ386ÿÿ488ÿ(8*ÿ489ÿ

89ÿ74838589ÿÿ6ÿ88ÿ34538ÿ48ÿ 678ÿ89ÿ45687ÿ6ÿ49865ÿ88ÿ

656ÿ686ÿ8776ÿÿ

ÿ 445889ÿ8ÿ438ÿ38987ÿ64ÿ89ÿ8889ÿ49865ÿ458ÿ

438ÿ38987ÿ589ÿ78ÿ89ÿ49854686ÿ7ÿ66&ÿ445889ÿ

856ÿ788989ÿ7686ÿ4838ÿ4988ÿ698ÿ667ÿ438ÿ7686ÿ8ÿ

696ÿ48769ÿ889ÿ88ÿ3456987ÿÿ

44966789ÿÿÿ8776ÿ856ÿ478ÿ885ÿ6ÿ ÿ35ÿ5ÿ

58388ÿ89ÿ6)7786)9:ÿ6978ÿ 4ÿ3468ÿ6ÿ2 ÿ;86ÿ86ÿ:ÿ

(47)

ÿ 01ÿ

3456789ÿ757ÿÿ78ÿ78ÿ47ÿÿÿ777ÿ689ÿ3456789ÿ

ÿ

!787ÿ7ÿ"8977578ÿ"87ÿÿ775ÿ6#777ÿ

589"4ÿ4"ÿ8978ÿ9978ÿ78ÿ7ÿ"ÿ777887ÿ8997ÿ

6787ÿ"7ÿ789ÿ67ÿ7"778 ÿ$ÿ75"89ÿ9778ÿ7787ÿ

6#777ÿ4"ÿ7ÿ5897ÿ"788ÿ58ÿ78%ÿ67ÿ&97ÿ

7897ÿ7ÿ8ÿ67&7ÿ78ÿÿ67&7ÿ'ÿ67ÿ757ÿ(ÿ78ÿÿ))*ÿ

789ÿ7789ÿ58&7ÿ+)*ÿ'878ÿ5"ÿ'7677ÿ&78ÿ#7ÿ

,-./,0-./ÿ2.3456.,ÿ,-.70.8./ÿ9:;<= ÿ7ÿ>"ÿ5878789ÿ97ÿ'ÿ

67ÿ578&78ÿ'?ÿÿ+8@7ÿ7897ÿ'7677ÿ&788ÿ

787958ÿ77ÿ4845=?%ÿ78ÿ'ÿÿ+8@7ÿA7ÿ

7877ÿ'7677ÿ&97ÿ589756ÿ&78ÿ79ÿ5787958?=(

7789 ÿ

BC D7ÿ678ÿ787ÿÿ6789ÿ79757ÿ8978ÿ58&7ÿ"897ÿ

"788ÿ58ÿ78ÿ7"ÿÿ6789ÿ775ÿ&97ÿ7897ÿ6"7ÿ

!7ÿ"87ÿ58&7ÿ78ÿÿ+8@78ÿ'878ÿEÿF+*'+G)Hÿ78ÿ

?==?==ÿ78ÿ7789ÿ57ÿ58&7ÿ48ÿÿ+*'+G)ÿ8978ÿ

58975778ÿ587ÿÿ6789ÿ4845ÿ68ÿÿ

BC ÿD7ÿ55"87ÿ75778ÿ789ÿÿ>778ÿ77ÿ#7#78>77ÿ797ÿ

7ÿÿ775ÿ58&778ÿ7578775787ÿ789ÿ7ÿ67ÿ778778ÿ

(48)

ÿ 01ÿ

345657ÿ9ÿ95ÿ9ÿ69ÿ57ÿ575ÿ5ÿ55ÿÿ695ÿ579ÿ

545ÿ695ÿ95ÿ75ÿ579ÿ55ÿ5ÿ57ÿ575ÿ656ÿ695ÿ

!! "ÿ$%&'!ÿ()!*+ÿ '!*,!-ÿ.!)%*!ÿ!&!ÿ/!&"0ÿ,!*+ÿ1%*+! !$!*ÿ2)"&/(33!/'ÿ

4")"&/(ÿ5!3"&!"*6ÿ)"&/(ÿ!33!/ÿ4%)+!* '*+ÿ7!&!ÿ)"&/(ÿ$%&'!ÿ()!*+ÿ'!-ÿ8%*+!*ÿ

5557ÿ57ÿ5975ÿ695ÿ55ÿ5ÿ57ÿ5ÿ455ÿ5ÿ57ÿ

575ÿ656ÿ9ÿ57ÿ47557ÿ557ÿ57ÿ57575ÿ9ÿ565795:ÿ

345657;545657ÿ57ÿ5ÿ579ÿ95ÿ59ÿ65ÿ<5ÿ695ÿ

445=5ÿ>>?>>?@ÿB@?BB@CCDE@>>?ÿ575ÿÿ569ÿ>>?@BBÿ

>ÿEFFÿG@?BBÿH@I@?ÿ>JÿKEB>>?ÿBEFÿ>>?ÿ>L@MMHÿ>>ÿ

K>>?ÿÿ569ÿNOPQORRSTOÿQSPVSÿSRRSTÿQSWSXSÿQOXXOYQSZOÿ[SQOXSRRSTÿÿ

569ÿTSPN\XSRRSTÿ]SXOYQSRÿ]SWORÿXOYQSRÿQS\RSÿ]SXOYQSRÿ]SWORÿZ\^\TÿWSROÿ

4957ÿ5_56ÿ57ÿ545ÿ55ÿ959ÿ`5445ÿa3bÿ4957ÿ

7!)!ÿ0!/!4! ÿ*!4"ÿ&"3!*c' $!*ÿ7!)!ÿ'3!1!dÿ&!*ÿ %)!$/")ÿ7!&!ÿ0%1'!ÿ!/3"ÿ

:eÿ

345657;545657ÿÿ5ÿ955575ÿ445=5ÿÿ57ÿ5ÿ

96557ÿ5ÿ=96ÿ975ÿ557ÿ95ÿfgÿ57ÿ=55ÿ99h45ÿ7ÿ

55ÿ57ÿ475957ÿ695ÿÿ5459ÿ55ÿ979:ÿi57ÿ5775ÿ575ÿ

9797ÿ475557ÿ9ÿ59ÿ5665ÿ555ÿ657=5ÿ5654ÿ4756579ÿ45ÿ

57;57ÿ9ÿ795ÿ57ÿ9ÿ595ÿ65:ÿ

357ÿ55ÿ557j57959ÿkl:m59ÿ579nÿ

ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ

(49)

ÿ 01ÿ

34ÿ67898ÿÿ7ÿ7ÿ77ÿÿ788ÿ7ÿÿÿ

ÿÿÿÿ ÿ!"#4ÿ

$4ÿ67898ÿÿ%&'()*+(,ÿ.*/*0ÿ7ÿ7ÿ1ÿÿ231ÿ

788ÿ7ÿÿÿÿÿÿÿ$3444ÿ!"#4ÿ

54ÿ678ÿ78ÿ71ÿ21ÿ8ÿ"1ÿ618ÿÿÿ717ÿ

8ÿ$448378ÿ

94ÿ77ÿ3ÿ:88ÿ678ÿ71ÿ"8187ÿ618ÿÿÿ

7177ÿ8ÿ$44;3ÿ784ÿ

4ÿ77ÿ3ÿ:88ÿ678ÿ21ÿ"8187ÿ<:62"=ÿ618ÿÿ

ÿ717ÿ8ÿ$4433784ÿ

>4ÿ6778ÿ?71ÿ64ÿ6ÿ?7ÿ98ÿ<@1AA7ÿ21=ÿ688Bÿ

68ÿ$44>3$434ÿ

84ÿ6778ÿ?71ÿ67788ÿ77ÿ64ÿ7ÿ78ÿ8ÿC8ÿ

9ÿ8ÿC8ÿ4ÿ

D4ÿ6778ÿ?71ÿ67788ÿ77ÿ64ÿ"81E1ÿ798ÿ8ÿ8ÿ

8ÿ$443378ÿ

;4ÿ?78ÿFC"ÿG87ÿH88ÿ:ÿH9ÿ8ÿ$44>3784ÿ

344ÿ77ÿI26I"ÿ<I7ÿ67878=ÿGHJGK"ÿH94ÿ

334ÿHAÿ678ÿH8ÿ"ÿ2181ÿH"2ÿ6CJCK?"7CÿH9ÿ8ÿ

$43$ÿ3ÿ78ÿ

3$4ÿ678ÿ67878ÿ68ÿ68ÿ!ÿH11ÿ8ÿ$44>3ÿ

(50)

ÿ 01ÿ

345ÿ789ÿÿÿÿÿÿÿ9ÿ !" 3 5ÿ

3#5ÿ$8ÿ9ÿ%&9ÿ789ÿ'ÿ%9(98ÿ%7'%ÿ7()9ÿÿ

ÿ 3 "8&95ÿ

3!5ÿ789ÿ*77ÿ*+99ÿ789ÿ78&8+99ÿ7()9ÿÿÿ

3 "8&95ÿ

$,5ÿ-&&ÿ.ÿ899ÿ+8+8/ÿ+&ÿ&90ÿ

35ÿ7(&ÿ (&ÿ ÿ /89&9ÿ (90ÿ &ÿ 7(15ÿ

25,5'394'54ÿ/89996ÿ25,5'ÿ-&&4ÿ'556 74ÿ7ÿ

89ÿ%ÿ9+5ÿ

5ÿ5ÿ9ÿ/(&6ÿ&ÿ$,525ÿ'39ÿ'(84'595789990ÿ

25,5'ÿ-&&4'55ÿ/898+ÿ5&ÿ%$57%ÿ&8.ÿÿ

899ÿ9ÿ:(ÿ:(9(9ÿ&5ÿ

45ÿ7(&ÿ*(9ÿ8+(ÿ"7$86ÿ&ÿ25,5'ÿ-&&4'5956ÿ

9ÿ !4ÿ/898+8ÿ;<7$%99ÿ9+5ÿ

#5ÿ*ÿ2ÿ99ÿ789&&0ÿ&ÿ25,5'ÿ-&&4'5950ÿ9ÿ

4ÿ7ÿ29ÿ%5ÿ

!5ÿ'8+&9ÿ9ÿ%0ÿ$ÿ7(1525=9ÿÿ9ÿ

25,5'ÿ-&&4'5959ÿ3>>>4ÿ/898+ÿ29ÿ%ÿ9+5ÿ

?5ÿ5ÿ9ÿ80ÿ2ÿ$(98ÿ7(&ÿ@8ÿ80ÿ&ÿ

5'5:5ÿ/8999ÿ25,5'ÿ-&&4'595ÿ9ÿ3>>75ÿ

(51)

ÿ 01ÿ

345647ÿ974ÿ949ÿ45ÿ74647464ÿÿÿ477ÿÿ954ÿ

94ÿ54ÿ5ÿ44ÿ4ÿÿ5!594ÿ799564ÿ44ÿ945

945ÿ645ÿÿ49ÿ!ÿ4ÿ545ÿ55ÿ54ÿ444ÿ645ÿ74ÿ57ÿ

ÿ474ÿ747ÿ94ÿ54ÿ4749ÿ57ÿ745ÿ944ÿ4ÿ645ÿ

47ÿ44ÿ4564ÿ49ÿ4ÿ4ÿ49ÿ44ÿ545ÿÿ45ÿ

54474564ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

ÿ

(52)

BAB III

GAMBARAN DAN AKTIFITAS PESANTREN MUKMIN MANDIRI

A. Peran Pesantren Mukmin Mandiri

Pesantren Mukmin Mandiri adalah pesantren agribisnis dan

agroindustri tentunya pesantren ini membagi di dua jalur yakni pesantren

yang berlogo agamis dengan menjalankan kegiatan-kegiatan seperti

pesantren lainya dan pesantren yang jugha berlogo entrepreneurship untuk

mengembangkan bakat-bakat santri menjadi usahawan yang sukses.

Melihat dari visi dan misi pesantren Mukmin Mandiri dengan

tujuan membekali santri dan berwirausaha pasti peran pesantren Mukmin

Mandiri sangat membantu untuk para santri, masyarakat, maupun Negara

kita Indonesia.

Mengalami perubahan zaman memang perlu perubahan dengan

menghilangkan prasangka-prasangka yang menjadi julukan pesantren.

Adanya pesantren Mukmin Mandiri perannya akan menjadikan cermin

bahwa pesantren tidak hanya identik dengan kolot dan fanatic. Pesantren

juga bisa membantu dalam mengatasi perekonomian di Negara Indonesia.

lebih detailnya peran pesantren Mukmin Mandiri bisa di kategorikan

(53)

45

1. Santri

Santri adalah seorang yang mengabdi kepada kiai, berharap

mendapatkan ridho dari semua yang dia lakukan selama menjadi tinggal di

pesantren serta menjalani peraturan-perturan di pesantren. Ketika santri

sudah meninggalkan pesantren tidak heran jika julukan terhadap santri

identik dengan kolot dan fanatik karena menurut pandangan masyarakat

bahwasanya santri tidak pernah keluar dari pesantren dan selalu di suguhi

dengan kitab-kitab islam serta menjalankan syariat-syariat islam dan

bahkan ada yang meremehkan santri bidangnya hanya di agama saja.

Dalam hal ini santri tidak akan merasa ketinggalan zaman karena dengan

adanya pesantren Mukmin Mandiri agrobisnis dan agroindustri santri

akan dididik menjadi wirausahawan dan santri juga tidak akan lepas

dengan syariat islam yang di dapatkan ketika berada di pesantren.

2. Masyarakkat

Hubungan interaksi social juga sangat membantu karena adanya

pesantren tidak luput dari bantuan masyarakat baik bantuan jasmani

maupun rohani. Masyarakat ikut berpartisipasi dengan adanya pesantren

Mukmin Mandiri walaupun pesantren ini letaknya di peumahan yang bisa

di bilang cukup elit dengan beragam masyarakat baik beragama islam

maupun non islam. Pesaantren terhadapa masyarakat juga sangat besar

karena letaknya yang di perumahan tentu para warga masih bersifat

individu dengan adanya pesantren akhirnya bisa meninimbulkan interaksi

(54)

46

hari minggu, manaqiban setiap 3 bulan sekali. Masyarakat sangat antusias

dengan adanya agenda yang di adakan pesantren di samping menjalin

silaturrahami dengan para tetangga juga menambah ilmu agama.

3. Negara

Sungguh prestasi dan sejarah yang luar biasa di kalangan

pesantren, di samping memunculkan wirausahawan baru di kalangan

pesantren, juga dapat menekankan angka pengangguran dan angka

kemiskinan di Indonesia., khsusunya di Jawa Timur. Pesantren ini bisa

menjadi pilot pesantren-pesantren lainya, sebab dari data pesantren yang

ada di kementrian agama RI, jumlah pesantren yang berorientasi pada

pemberdayaan ekonomi hanya mencapai 0,5 persen dari total 23.00

pesantren. Tentunya sebuah jumlah yang sangat minim.semoga hadirnya

pesantren Mukmin Mandiri dan pesantren entrepreneurship lainya bagi

perkembangan dunia pesantren.1

B. Para Tokoh dan Pejabat Memberikan Apresiassi

Adanya pesantren Mukmin Mandiri pesantren agrobisnis dan

agroindustri yang mengharuskan para santri untuk menghafal Al-Qur’an

dan berwirausaha membuat para tokoh masyarakat, tokoh agama,

penguasaha, dan para pejabat memberikan apresiasi. Apresiasi di

wujudkan dalam bentuk silaturrahmi ke pesantren, memberikan support

dan dorongan. Bahkan dari konjen Amerika Serikat Kristen F. Bauer

1

Gus Heri Cahyo bagus Setiawan, “ Memproduksi Kopi Sambil Menghafal Al-Quran”, Majalah Edisi Pertama (Februari-April 2014).

(55)

47

menyempatkan hadir di tengah-tengah kesibukanya untuk mengucapkan

selamat atas peresmian pesantren Mukmin Mandiri. Sangat beragam dan

pluralistic yang hadir memberikan support saat mendatangi peresmian

pesantren Mukmin Mandiri, hingga karangan bunga sebanyak 143 berderet

di sekitar komplek halaman pesantren memenuhi jalan raya dari kalangan

berbagai masyarakat pada waktu peresmian pesantren Mukmin Mandiri.

Mereka terus berharap agar pesantren Mukmin Mandiri terus

mengembangkan entrepreneurship dengan tidak meninggalkan nilai-nilai

kesalafan pesantren. Menciptakan kemandirian dengan mendidik santri

agar produktif dan aktif melakukan kreasi serta inovasi bisnis. Tangguh

dan disiplin dalam berwirausaha dan tentu dapat mempraktikanya di dunia

enterpreneuritas.

Pesantren Mukmin Mandiri tergolong pesantren yang masih

tergolong baru, tapi visi, misi dan orientasi pada pemberdayaan ekonomi

santri membuat Dahlan Iskan Menteri BUMN menaruh perhatian luar

biasa, saat mengunjungi pesnatren Mukmin Mandiri Sidoarjo. Katanya,

pesantren ini bisa menjadi percontohan pesantren-pesantren lain, sebuah

pesantren dengan tidak meninggalkan cirri kesalafan dan nilai-nilai

religious.

Lanjut cerita Dahlan. Konon Nabinya orang Kristen adalah tukang

kayu, sedangkan Nabinya orang islam adalah pedagang. Realistasnya

justru yang banyak menjadi padangang adalah orang kristiani, ketimbang

(56)

48

melainkan di jalankan. Prinsip keteladan meniru semangat Nabi

Muhammad Saw yang menjadi seorang pedagang menjadi penting untuk

di teladani. Pedangan itu perlu keberanian, keuletan dan ketangguhan,

semangat, sifat itu semua menjadi inspirasi KH. M. Zakki pengasuh

pesantren Mukmin Mandiri.

Senada dengan dahlan Iskan, pernyataan Gita Wirjawan Menteri

Perdagangan RI memberikan apresiasi “ pesantren Mukmin Mandiri yang

menggerakan pesantren di bidang usaha merupakan lanhkah positif.

Sebagian pesantren seharusnya seperti itu membekali santri berdangang

agaknya menjadi sebuah kebutuhan di tengah arus modernitas dan

percepatan ekonomi. Pilihan yang berani karena tantangan sangat besar.

Mengubah ultur tidak semudah membalikan telapak tangan. Di coba terus

menerus dengan membangun karakter berwirausaha yang di dahulukan.

Jika karakter ini sudah terbentuk maka ketangguhan berdagang akan

muncul. Pantang menyerah dan tidak putus asa ketika banyak ujian agar

terus melakukan dan tidak menyerah”.

Muhaimin Iskandar, menteri tenaga kerja RI ikut menyambut dan

memberikan apresiasi adanya pesantren Mukmin Mandiri. Pesantren ini

bisa menjadi percontohan dan menjawab kesan santri dari tudingan miring

terhadap dunia pesantren. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama

(tafaqquh fiddin) melainkan juga mengajarkan praktik dagang (tafaqquh

(57)

49

Peningkatan kesejahteraan umat atau santri harus di kaitkan dengan

upaya peningkatan usaha ekonomi kreatif dan produktif, tentu dnegan

membangun karakter entrepreneurship. Pemerintah akan mendorong upaya

tersebut, demikian yang di ucapkan oleh muhamin Iskandar pada saat

pendatangan launching “ Kopi Blend Doa” coffe santri di pesantren

Mukmin Mandiri

Dalam sambutan saat hadir dalam acara khaul Kh. Mukmin yang

ke 21, gubernur Jawa Timur Dr. H. soekarwo mengatakan, karena tuntutan

dan perubahan zaman peantren harus mereorientasi model pendidikan.

Pendidikan pesantren yang mengarah pada kebutuhan pasar harys menjadi

pilihan. Tanpa itu pesantren akan kehilanganya ruhnya tetpai juga tidak

menghilangkan cirri kesalafan dari pesnatren. Pemeri tah Jawa Timur

menyambut gembira, pesantren Mukmin mandiri tidak hanya

menggerakna di bidang agama melainkan di orientasikan pada

pembentukan karakter kewirausahaan. Model ini harus di dorong dnegan

memberikan kebijakan yang mengarah pada pemberdayaan ekonomi

pesantren.

C. Aktifitas Pesantren Mukmin Mandiri di Bidang Agama.

Peran pesantren Mukmin Mandiri yakni mengenai peran terhadap

santri yang menjadikan santri yang menghafal al-Qur’an dan mendidik

santri agar menjadi santri yang berjiwa entrepreneurship. Tentu tidaklah

(58)

50

benar-benar sudah matang. Dengan menggunakan kurikulum modern yang

di campurkan kedalam entrepreneurship. Kegiatan dibidang agama

meliputi:

1) Ngaji Kitab

Di bidang agama santri yang memang hanya di khususkan

mahasiswa mereka di ajarkan layaknya seperti pesantren lainya dengan

Ngaji kitab kuning. Kitab yang di gunakan yaitu Al-Umm kitab Fiqh

yang di ajarkan langsung oleh Kiai M. Zakki yang di lakukan setelah

sholat shubuh.

2) Menghafal Al-Qur’an

Pesantren Mukmin Mandiri yang mempunyai kurikulum santri

wajib mengafal Al-Quran tentunya jga di siapkan cara-cara agar santri

bisa membagi waktunya di tengah kesibukanya menjadi mahasiswa dan

berwirausaha. Pembimbing tahfidh pesantren Mukmin Mandiri adalah

seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel fakultas syariah jurusan ahwalu

as-syakhsiyah angkatan 2011 yang bernama Ibrahim al-Hakim.

Ibrahim al-Hakim mulai nyantri di pesantren Mukmin Mandiri sejak

tahun 2012, Ibrahim yang sudah mengahafal 30 juz. di minta untuk

membimbing tahfdh di pesantren karena pada saat itu pesantren

Mukmin Mandiri mencari santri yang sudah menghafal Al-Qur’an 30

juz untuk menjadi awal dan contoh bagi santri-santri lainya. Ibrahim

(59)

51

selama 6 tahun nyatri di sana dan sudah melaksanakan wisudah tahfidh

pada tahun 2010. Adapun cara kiat sukses menghafal Al-Qur’an ala

santri pesantren Mukmin Mandiri menurut Ibrahim al-Hakim.

Seseorang yang akan mengahafal Al-Qur’an dan ingin sukses,

hendaknya memperhatikan seperti berikut:

a. Persiapan Pribadi

Persiapan dari diri pribadi dapat muncul bersamaan dengan

sifat-sifat pribadi yang semuanya itu mempunyai peran penting

terhadap kesuksesan yang ingin di capai. Sifat-sifat tersebut dapat

berupa keinginan yang kuat, pandangan dan usaha keras. Orang

yang memulai menghafal akan lebih baik jika keinginan hati tanpa

adanya paksaan. Selanjutnya keinginan tersebut di

implemantasikan dengan usaha keras sebagai wujud ikhtiyar.

Semua itu bu

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang definisi metode pengajaran, persepsi dari ketiga guru partisipan sesuai dengan teori Muslich 2010 dan Raharjo 2012 yang

HPMC mempunyai resistensi yang baik terhadap serangan mikroba dan penggunaan HPMC sebagai basis yang bersifat hidrofilik juga memiliki kelebihan diantaranya menghasilkan

1) Kondisi hidrologi tapak dapat menjadi poin penting dalam perancangan pusat industri pengalengan ikan layang di Brondong lamongan, karena dalam proses produksi pusat

Leg Press adalah suatu bentuk latihan dimana untuk melatih kekuatan otot tungkai.Leg Press juga merupakan prinsip gerak untuk melatih power dalam suatu Lompatan

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dilakukan penelitian mengenai sintesis nanopartikel emas dengan memanfaatkan senyawa fraksi etil asetat daun ketapang

Általánosságban véve, vannak tűlevelű és lombos fák. A tűle­ velűek lehetnek gyantamentesek és gyantatartalmúak. A fák felisme­ rése különbözőkép

Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat distribusi responden berdasarkan kategori untuk setiap aspek keterampilan sosial perempuan rawan sosial ekonomi yaitu

Lebih dari separuh isolat bakteri endofit dapat meningkatkan tinggi tanaman tomat pada perlakuan perendaman benih selama 30 menit dibandingkan dengan kontrol dan hanya 1 isolat