PESANTREN ENTERPRENEURSHIP PESANTREN MUKMIN MANDIRI PERUMAHAN GRAHA TIRTA
WARU KABUPATEN SIDOARJO 2006-2015 (Study Tentang Sejarah, Aktifitas, dan Perkembangan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
Oleh:
AZMI IMAN SARI NIM. A822.11.106
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
ABSTRAK
AZMI IMAN SARI NIMA8221106, 2015 : “Pesantren Enterpreneurship Pesantren Mukmin Mandiri di Perumahan Elit Graha Tirta Kelurahan Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo (Studi Tentang Sejarah, Perkembangan Dan Aktifitas) 2006-2015”.Masalah yang di teliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana sejarah berdirinya pesantren Mukmin Mandiri Waru Sidoarjo (2) Bagaimana aktifitas pesantren Mukmin Mandiri (3) Apa saja prestasi pesantren Mukmin Mandiri tahnun 2006-2015.
Berkenaan dengan itu, dalam penelitiann ini di gunakan metode sejarah dengan pendekatan diakronis. Untuk memberikan gambaran menegnai “Pesantren Enterpreneurship Pesantren Mukmin Mandiri di Perumahan Elit Graha Tirta Kelurahan Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo (Studi Tentang Sejarah, Perkembangan Dan Aktifitas) 2006-2015”. Dalam Skripsi ini penulis menggunakan teori Arnold J. Toynbe yakni challenge and response (tantangan dan jawaban) dan menggunakan teori yang di kemukakan oleh Ziemek. Teori ini sangat penting dalam mengindentifikasi pesantren sekaligus dapat di gunakan sebagai acuan dalam pengembangan pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo.
ABSTRACT
AZMI IMAN SARI NIMA8221106, 2015: "Pesantren Entrepreneurship Pesantren believer in Housing Elit Graha Mandiri Tirta Ngingas Village in Waru district Sidoarjo (Study of The History, Development and Activity) 2006-2015 ".
The problems that I research in this thesis are (1) How is the history of the foanding Mukmin Mandiri in Islamic boarding school in Surabaya Waru Sidoarjo (2) What are activities of Mukmin Mandiri (3) What is the achievement Mukmin Mandiri 2006-2015. So that, in this research the author historical methods. To give you an idea to "Pesantren Enterpreneurship Pesantren believer in Housing Elit Graha Mandiri Tirta Ngingas Village in Waru district Sidoarjo (Study of The History, Development and Activity) 2006-2015". In this thesis the author uses the theory of Arnold J. Toynbe the challenge and response (challenge and response) and theory Ziemek. This theory is very important in identifying schools at the same time can be used as a reference skill in Mukmin Mandiri Sidoarjo.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv
TRANSLITERASI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR... ... .x
DAFTAR ISI ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Kegunaan Penelitian... 13
E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 13
F. Penelitian Terdahulu ... 16
G. Metode Penelitian... 17
H. Sistematika Bahasan... 23
BAB II : SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN MUKMIN MANDIRI A. Latar belakang berdirinya pesantren Mukmin Mandiri ... 24
B. Profil Pesantren Mukmin Mandiri ... 31
D. Letak Geografis ... 35
E. Sejarah Singkat pendiri pesantren Mukmin Mandiri ... 37
BAB III : GAMBARAN AKTIFITAS PESANTREN MUKMIN MANDIRI A. Peran Pesantren Mukmin Mandiri ... 44
1. Santri ... 45
2. Masyarakat ... 45
3. Negara ... 46
B. Para Tokoh dan Peajabat Memberikan Apresiasi ... 46
C. Aktifitas Bidang Agama ... 49
D. Aktifitas Bidang Enterpreunership ... 55
BAB IV : PRESTASI PESANTREN ENTERPREUNERSHIP A. Perkembangan Pesantren Mukmin Mandiri Tahun 2006-2009 ... 63
B. Perkembangan Pesantren Mukmin Mandiri Tahun 2009-2011 ... 65
C. Perkembangan Pesantren Mukmin Mandiri Tahun 2011-2015 ... 66
D. Mengenal Kopi Santri Mukmin Mandiri ... 68
E. Prestasi Santri ... 71
F. Pemasaran Kopi Mahkota ... 73
G. Jumlah Santri ... 76
BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok pesantren termasuk pendidikan khas Indonesia yang
tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat serta telah di uji
kemandirianya sejak berdirinya, bentuk-bentuk pondok pesantren masih
sangat sederhana. Kegiatanya di selanggarakan di dalam masjid dengan
beberapa orang santri yang ke mudian di bangun pondok-pondok sebagai
tempat tinggalnya. Pondok-pondok sebagai lembaga pengembangan
masyarakat.1
Pesantren adalah institusi pendidikan yang berada di bawah
pimpinan seorang atau bebrapa kiai dan di bantu oleh sejumlah santri
senior serta beberapa anggota keluarganya. Pesantren merupakan hal yang
sangat penting bagi kehidupan kiai sebab ia merupakan tempat bagi sang
kiai untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran, tradisi, dan
pengaruhnya di masyarakat.2 Menurut Nurcholis Majid (1997:3) pesantren
adalah salah satu lembaga pendidikan yang ikut mempengaruhi dan
menentukan proses pendidikan nasional.
1
HE Badri, Penegsahan Literature Pesantren Salafiyah ( Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, 2007), 3.
2
Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai Kontruksi Sosial Berbasis Agama (Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang, 2007), 94.
2
Pesantren merupakan suatu komunikasi terdiri dimana kiai, ustadh,
santri dan pengurus pesantren hidup bersama dalam satu lingkungan
pendidikan berlandaskan nilai-nilai agama islam, lengkap dengan
norma-norma dan kebiasaanya sendiri yang secara eksklusif berbeda dengan
masyarakat umum yang mengitarinya. Komunista pesantren merupakan
suatu keluarga besar di bawah asuhan seorang kiai atau ulama di bantu
oleh beberapa kyai atau ustadh.3
Sebagaimana yang telah di jelaskan di namakan pesantren kerena
adanya kiai. Kiai sangatlah berperan besar untuk santri sebagai panutan
atau bisa juga di sebut orang tua ke dua ketika berada di pesantren. Kiai
adalah sebagai mujahid penegak islam dengan mengajarkan tentang agama
islam. Kemudian adanya ustadh, yaitu sebagai pengajar yang membantu
kyai untuk mengajar nilai agama dan ada juga alumni santri atau santri
yang telah lama tinggal di pesantren dan sudah di percaya oleh kiai untuk
membantu. Sedangkan santri adalah murid yang di didik di dalam
lingkungan pesantren
Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan islam tertua di
Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran islam.
Pada umumnya pondok pesantren didirikan oleh para ulama secara
mandiri, sebagai tanggung jawab ketaatan kepada Allah swt untuk
mengajarkan, mengamalkan, dan mendawahkan ajaran-ajaran agamanya.
3
Rofiq, A. et al, Pembelajaran Pesantren Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri
3
Karena pesantren didirikan para ulama atau para tokoh agama dengan
visinya masing-masing, maka kurikulumnya pun sangat beragam. Tetapi
terdapat kesamaan fungsi pendidikan pesantren, yaitu pengetahuan islam
(tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah islam.4
Dalam hal ini Pesantren sampai sekarang masih menjadi salah satu
lembaga yang diharapkan mampu melahirkan sosok ulama yang
berkualitas, baik dari segi pengetahuan agama dan lain-lain. Walaupun
nanti setelah keluar dari pesantren profesi santri bermacam-macam,
namun figur kiai masih dianggap sebagai bentuk paling ideal.
Santri juga bisa di sebut sebaga5i aset Negara generasi penerus
bangsa oleh karena itu begitu urgent posisi peserta didik dalam dunia
pendidikan. Santri di tuntut menjadi manusia mandiri mempunyai ekstra
kecakapan, sehingga nantinya santri mempunyai bekal dalam menghadapi
keanekaragaman kehidupan dan tantangan zaman.
Seiring perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pondok pesantren juga terus berbenah diri dalam
meningkatkan kualitas pendidikannya baik dalam materi kurikulumnya
maupun pembelajaran. Pendidikan keterampilan juga mendapat perhatian
di pesantren untuk membekali para santri untuk kehidupan masa depan.
Pendidikan keterampilan pada umumnya di sesuaikan dengan keadaan dan
4
Sudrajat Rasyid , et al, Kewirausahaan Santri : Bimbingan Santri Mandiri ( Jakrta :PT Citrayuda Alamanda, tt), 28.
5
4
potensi lingkungan pesantren. 6 maka yang termasuk peran dan fungsi
tambahan pesantren salah satunya untuk santri yang berketerampilan.7
Usaha untuk meramalkan masa depan lembaga-lembaga pesantren
sangat sulit, karena adanya kenyataan bahwa perubahan-perubahan yang di
lakukan oleh pesantren tersebut melalui tahapan-tahapan yang pelan dan
tidak mudah untuk di amati. Di samping itu, tidak semua pesantren
melakukan perubahan-perubahan yang sama, yang terpenting tidak
meninggalkan aspek-aspek positif mengenai islam.8
Merujuk data dari Biro Pusat Statisti (BPS) tahun 2003, jumlah
penduduk miskin di Negara kita masih sekitar 36,1 juta orang. Menurut
data dari Departemen Sosial, sekitar 17% dari 36,1 juta tersebut termasuk
penduduk fakir miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau
pengangguran. Data BPS juga menunjukan bahwa jumlah pengangguran di
Negara kita masih 17,01%. Bila hal ini tidak segera mendapatkan jalan
keluar maka kejahatan semakin merajalela.9
Keberadaan pesantren sebagai agen pengembangan masyarakat,
sangat diharapkan mempersiapkan sejumlah konsep pengembangan
sumber daya manusia, baik untuk peningkatan kualitas pondok pesantren
6
Ibid.,29.
7
Nur DewiA, et al, Pesantren Agrobisnis Pendekatan Formula Area Multifungsi dan Model
Konsepsi Pemberdayaan Serta Profil Berapa Pesantren (Jakarta: Departemen Agama RI 2004), 1.
8
Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kyai ( Jakarta : LP3ES PT. Perdja),174.
9
Sudrajat rasyid , et al, Kewirausahaan Santri : Bimbingan Santri Mandiri ( Jakarta :PT Citrayuda Alamanda, tt), 2.
5
maupun peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.10. Apalagi di era
globalisasi dengan persaingan yang terlalu ketat dewasa ini, pesantren
harus membangun sumber daya manusia, tidak cukup dengan membangun
satu aspek jiwa spiritual saja melainkan diperlukan pula berbagai
pengetahuan dan keterampilan (skill) yang selama ini masih kurang
mampu dipenuhi oleh pondok pesantren.
Perlunya pengembangan pesantren diharapkan bisa berperan
sebagai basis pembangunan wilayah yang taktis dan strategis. Taktis dalam
hal ini, pesantren mampu memainkan peran dalam membentuk konsep
perekonomian kerakyatan. Strategis, pesantren merupakan satu-satunya
aset pendidikan yang menggodok generasi bangsa. Pesantren mesti
menghasilkan generasi muda yang piawai di bidang ekonomi mandiri yang
mengarah pada kewirausahaan.
Melahirkan pengusaha yang memiliki kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual adalah respons lembaga pendidikan agama seperti
pesantren. Jika ini terwujud, maka pesantren akan kembali menjadi alat
untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, membebaskan rakyat dari
keterbelengguan.
Selain persoalan keagamaan, peran pesantren mesti
dikontekstualisasikan ke dalam penanggulangan masalah perekonomian Di
era globalisasi dengan persaingan yang terlalu ketat dewasa ini, pesantren
harus membangun sumber daya manusia, tidak cukup dengan membangun
10
6
satu aspek jiwa spiritual saja melainkan diperlukan pula berbagai
pengetahuan dan ketrampilan (skill) yang selama ini masih kurang mampu
dipenuhi oleh pondok pesantren. Pertumbuhan ekonomi menanjak akan
membuka lapangan kerja baru. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang
tidak di topang kekuatan sumber daya manusia dalam negeri, maka hanya
akan melahirkan pertumbuhan ekonomi karena jumlah tenaga kerja yang
terserap tidak mampu melampui pertumbuhan pencari kerja. Jika
menciptakan sumberdaya manusia dari santri yang di didik wirausaha akan
lebih menambah tenaga kerja di Indonesia.11
Berbagai faktor seperti masih tertutupnya para kyai untuk
menerima bantuan dan kurangnya sarana prasarana mengakibatkan banyak
alumni atau lulusan dari pondok pesantren tidak dapat bersaing dalam
kehidupan yang semakin kompetitif, karena kurang memiliki ketrampilan
(skill) yang justru merupakan tuntutan dan kebutuhan pasar dewasa ini.
Adanya pengembangan life skill yang ada pesantren lambat laun
akan memunculkan kemandirian pesantren, yang dalam hal ini bisa dilihat
juga dari segi pengelolahan, manajemen, maupun adanya kegiatan yang
bersifat ekstra seperti pelajaran menjahit, beternak, maupun bercocok
tanam dan lain sebagainya. Apabila dimaknai lebih dalam,
kegiatan-kegiatan diatas dapat memberikan nilai pendidikan lebih yaitu pendidikan
life skill bagi santri12.
11
Masykur Hasyim, Merakit Negeri Berserakan Arah Pemikiran di Tengah Perubahan (Surabaya: Yayasan 95, 2003), 29.
12
7
Pesantren mempunyai peran yang sangat menentukan tidak hanya
bagi perkembangan suatu bangsa. Pesantren yang mampu mendukung
pembangunan nasional yakni pesantren yang mampu mengembangkan
potensi para santrinya, sehingga mampu menghadapi dan memecahkan
problem kehidupan sosial. Selama ini berkembang anggapan bahwa
pondok pesantren cenderung tidak dinamis dan tertutup terhadap segala
perubahan atau medernisasi. Anggapan ini pula yang menyebabkan
lembaga pendidikan pondok pesantren (terutama yang tidak memiliki
Madrasah) diidentikkan dengan tradisionalisme, dan tidak sejalan dengan
proses modernisasi. Akibatnya, perhatian pada pengembangan pondok
pesantren lebih dilihat dalam perspektif kesediaannya menjadi lembaga
pendidikan agama
Pondok pesantren juga telah memberikan sumbangsi besar
terhadap pengembangan masyarakat di sekitarnya. Namun, demikian
karena pondok pesantren merupakan lembaga keagamaan, sebagian besar
cenderung kurang memperhatikan ekonomi. Untuk itu perlu adanya
terobosan baru dalam pengembangan pesantren dengan melalui unit usaha
di lingkungan pesantren seperti berwirausaha. Wirausaha di definisikan
yakni melihat peluang, menentukan langkah kegiatan dan berani
menanggung resiko dalam upaya meraih keberhasilan.13 Sejalan dengan
tujuan dalam bidang keagamaan dengan di arahkan menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa. Selain itu juga di harapkan menjadi manusia yang
13
Ibid., 5.
8
cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Ciri yang terkandung
dalam tujuan pendidikan tersebut relavan dengan seorang wirausahawan
(entrepreneurship) yang berhasil.
Pesantren yang biasanya hanya di kenal dengan belajar tentang
agama, kini ada istilah pesantren entrepreneur. Pesantren enterpreneur
adalah pesantren yang tidak hanya belajar tentang agama, mengaji,
sekolah, kuliah dan diniyah tetapi di perkembangan zaman sekarang
dengan adanya pesantren enterpreuner santri di ajarkan cara berwirausaha
dengan tujuan santri akan mengerti perkembangan ekonomi dan
mengahadapi situasi yang di alami di negara yaitu kurangnya lahan
pekerjaan.
Tidak lupa dengan kegiatan-kegiatan dalam pesantren entrepreneur
juga sama seperti pesantren-pesantren lainya dengan mengaji kitab-kitab
kuning bahkan di wajibkan untuk mengahafal al-Qur’an.
Sementara itu yang menjadikan ciri khas pesantren entrepreneur
sama dengan pesantren lainya seperti pesantren salaf, pesantren modern
dan lain-lain. Yang membedakan dan menjadikan ciri khas pesantren
entrepreneur yaitu:
1. Lokasi / Tempat Pesantren
Pada umumnya lokasi pesantren berada di daerah pedesaan atau di
daerah yang memiliki lahan dan srategis baik milik sendiri maupun dari
9
peluang untuk berbisnis juga besar. Pesantren Mukmin Mandiri bisa di
katakan stategis karena letaknya di komplek perumahan Graha Tirta Waru
sidoarjo dimana pasti masyarakat sekitar akan mendukung adanya
pesantren Mukmin Mandiri.
2. SDM (sumber daya manusia)
Banyaknya SDM yang meliputi para santri, ustadh, keluarga besar
pesantren (alumni pesantren) serta jumlah masyarakat di sekitanya yang
biasanya menjadi jamaah ta’lim di pesantren merupakan pasar yang cukup
potensial. Di dalam lingkungan pesantren terutama para santrinya adalah
merupakan potensi konsumen dan potensi produsen.
3. Waktu
Harus tersedia waktu yang di jadwalkan dengan baik, karena santri
tidak hanya melakukan mengaji, sekolah ataupun kuliah tetapi juga ada
waktu untuk berwirausaha.
4. Jiwa yang tetanam
Dalam melakukan kegiatan di pesantren enterpeneur tentu harus
menumbuhkan jiwa kemandirian, keikhlasan dan kesederhanaan. Untuk
menuju kesuksesan baik di dunia atau di akhirat.
Beberapa ciri khas di atas merupakan potensi/ kekuatan yang bisa
dimanfaatkan untuk mendorong serta memajukan kegiatan usaha psantren,
10
santri. Sebagian pesantren telah memanfaatkan potensi-potensi tersebut,
sehingga memberi banyak keuntungan bagi santri dan juga bagi
pesantren.14
Seorang santri entrepren yang luas dalam hubungan dengan dunia
bisnisnya. Dengan wawasan luas, seorang wirausahawan akan mampu·
menganalisis berbagai peluang, tantangan, dan resiko yang bakal timbul.15
Pengembangan semangat entrepreneurship berbasis pesantren
merupakan salah satu cara bagi pesantren dibidang pengembangan sumber
daya santri. Adanya dorongan dan motivasi dari pihak pesantren akan
melahirkan generasi santri yang memiliki jiwa entrepreneurship yang
nantinya tidak hanya berguna bagi pribadi tetapi juga memberikan
kontribusi positif bagi perekonomian negara.
Derasnya informasi dan percepatan ekonomi, membuat sebagian
pesantren banyak sudah berubah orientasi, visi, misi dan target pendidikan.
Menjamurnya lembaga pendidikan formal pesantren yang berorientasi
pasar bermunculan. Pesantren tidak hanya menfokuskan diri pada
pendidikan agama (tafaqquh fi-tijarah).
Sebuah karya dan sejarah anak bangsa yang sangat monumental.
Mewujdukanya sangat sulit, membutuhkan keberanian dan ketangguhan
dalam berfikir dan bertindak. Keberanian karena usaha itu tidak lazim di
dunia dan tradisi pesantren. Ketangguhan di perlukan karena mengubah
14
Ibid., 28.
15
Ahmad Khoiril Badar,” Skripsi Analisis peran pondok pesantren Roudhotul Mubtadi’in dalam Membangun Jiwa Enterpreneurship dan Ledearship”, dalam
11
atau memulai sesuatu yang baru pasti di hadapkan pada tantangan besar.
Sebuah keyakinan dan itikad kuat akan mengokohkan tindakan dan
perbuatan. Pesantren ini mempunyai itikad dan keyakinan, bahwa sesuatu
jika di jalani dengan ikhlas akan melahirkan nur keberkahan (cahaya
ilahiliyat).16
Pesantren Mukmin Mandiri merupakan salah satu pesantren
enterpreneurship di Waru Sidoarjo yang terletak di tengah-tengah
perumahan elit bermetamorfosis dari pesantren tradisional menjadi
menjadi pesantren modern. Pesantren tersebut mengembangkan diri tidak
hanya dalam kurikulum saja dengan metode menghafal Al-Qur’an
melainkan di orientasikan pada pengembangan aspek perdagangan, sebuah
perpaduan dunia dan akhirat. Untuk itu dari latar belakang diatas, peneliti
ingin mengkaji lebih dalam tentang entrepreneurship berbasis pesantren
dengan judul : “Pesantren Enterpreneurship Pesantren Mukmin Mandiri
di Perumahan Elit Graha Tirta Kelurahan Ngingas Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo (Studi Tentang Sejarah, Perkembangan Dan Aktifitas)
2006-2015”. di harapkan dapat menjelaskan tentang sejarah berdirinya
pesantren Mukmin Mandiri serta peran dan aktifitas pesantren Mukmin
Mandiri.
16
Gus Heri Cahyo bagus Setiawan, “ Memproduksi Kopi Sambil Menghafal Al-Quran”, Majalah
12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa pemikiran yang diuraikan dalam latar
belakang, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
kajian penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah pesantren enterpreneurship Mukmin Mandiri Waru
Sidoarjo?
2. Bagaimana aktifitas di pesantren enterpreneurship Mukmin Mandiri
Waru Sidoarjo?
3. Apa saja prestasi yang telah di raih pesantren enterpreneurship
Mukmin Mandiri Waru Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan
tindakan. Begitu pun dalam penelitian ini memiliki tujuan tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya pesantren enterpreneurship
Mukmin Mandiri Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui aktifitas pesantren enterpreneurship Mukmin
Mandiri Sidoarjo dalam bidang keagamaan, bidang social, bidang
kependidikan dan bidang entrepreneurship.
3. Untuk mengetahui prestasi dari pesantren enterpreneurship Mukmin
13
D. Kegunaan Penelitian
Penyusunan penelitian ini diharapkan mempunya kegunaan sebagai
berikut:
1. Dapat menjadikan kontribusi bagi pengembangan enterpreneurship
pesantren Mukmin Mandiri dengan melihat sejarah berdirinya,
tokoh-tokoh pendirinya, serta aktifitasnya.
2. Dapat mendapatkan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti pada
khsususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi mereka
yang sedang menggeluti ilmu-ilmu sejarah.
3. Bagi penulis, penyusunan penelitian ini digunakan untuk memenuhi
syarat dalam mendapatkan gelar S-1 (strata satu) dalam jurusan
Sejarah Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora di
UIN Sunan Ampel Surabaya.
E. Pendekatan dan Kerangka Teori
Langkah yang sangat penting dalam membuat analisis sejarah ialah
menyediakan suatu kerangka pemikiran yang mencakup berbagai konsep
dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis itu.17
Dalam peneletian ini peneliti menggunakan pendekatan sejarah
diakronis yakni pendekatan yang menitik beratkan pada dinamika
(perubahan waktu kedalam waktu berikutnya) untuk dapat
17
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992), 2.
14
mendiskripsikan sejarah berdirinya pesantren Mukmin Mandiri, latar
belakang berdirinya, tokoh berdirinya, aktifitas pendidikan, dan
perkembangan pesantren Mukmin Mandiri dari awal berdirinya sampai
sekarang tahun 2006-2015.
Adapun teori yang di gunakan dalam penulisan ini adalah teori
yang di kemukakan Arnold J. Toynbe dalam buku Filsafat Sejarah
Moefleh Hasbullah dkk yakni teori challenge and response (tantangan dan
jawaban). Di sebut tantangngan (challenge) karena dalam pesantren
Mukmin Mandiri santri bukan saja di ajari ajaran-ajaran agama layaknya
di pesantren salaf lainya, di pesantren ini santri di ajari teori-teori ilmu
pengetahuan tentang dunia wirausaha yang di hadapi masa kini serta
praktek entrepreneurship sebagai hasilnya terhadap tantangan alumni
santri pesantren Mukmin Mandiri untuk menghadapi tantangan ekonomi di
Indonesia maka kiranya cocok dan tepat kurikulum yang di ajarkan din
pesantren Mukmin Mandiri. Dengan jawaban (response) yakni di
pesantren Mukmin Mandiri membuat produksi kopi yang nantinya akan
berguna dalam melakukan usaha enterpreneur.18
Adapun teori kedua yang digunakan dalam penulisan ini adalah
teori Ziemek19 dalam buku Dr. Hanun Asrohah, MA membagi pola
pondok pesantren menjadi 5 elemen. Teori ini sangat berarti dalam
18
Darun Setiadi, Filsafat Sejarah (Bandung, CV Pustaka Setia, 2012), 72
19
Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren asal-usul dan perkembangan pesantren di Jawa
(Jakarata: Departemen Agama RI Bagian Proyek Peningkatan Informasi Peneleitian dan Diktat Keagamaan, 2004), 39.
15
mengidentifikasi pesantren sekaligus dapat di jadikan sebagai acuan untuk
perkembangan pesantren Mukmin Mandiri.
Untuk mengidentifikasi pondok pesantren Ziemek dalam kutipan
buku karya Dr. Hanun Asrohah, MA membagi pondok pesantren menjadi
4 elemen yaitu:
1. Elemen pertama
Yaitu pesantren yang menggunakan masjid sebagai tempat pengajaran.
Jenis ini khas untuk kaum sufi (tharekat) yang memberikan pengajaran
bagi anggota tharekat. Santri tinggal bersama di trumah kyai. Pesantren ini
pesantren sederhana yang hanya mengajarkan kitab dan sekaligus
merupakan awal mendirikan pesantren.
2. Elemen kedua
Yaitu pesantren yang sudah di lengkapi dengan pondokan kayu atau
bamboo yang terpisah dari rumah kyai. Pondokan adalah tempat tinggal
untuk santri dan sebagai rempat belajar. Pesantren ini memiliki sebuah
komponen yang di miliki peantren “klasik”, seperti masjid dan tempat
belajar yang terpisah dari pondokan.
3. Elemen ketiga
Adalah pesantren elemen kedua yang di kembangkan dengan pendirian
madrasah yang memberikan pelajaran umum dan berorientasi pada
16
4. Elemen keempat
Lebih maju lagi dari jenis ketiga karena di lengkapi dengan progam
tambahan berupa pendidikan keterampilan dan terapan nbaik bagi para
santri maupun remaja dari desa sekitarnya. Pesantren jenis ini memiliki
lahan pertanian, kebun, empang, dan pertenakan dan juga
menyelenggarakan kursus-kursus teknik pertanian, menjahit, elektro yang
sederhana, perbengkelan dan petukangan kayu.
5. Elemen kelima
Seperti pesantren keempat jenis ini memeiliki keterampilan dan
usaha-usaha pertanian dan kerajinan termasuk didalamnya memiliki funsgi
pendapatanya, seperti koperasi, berwirausaha.20
Pola pesantren Mukmin Mandiri ini menggunakan elemen kelima
pesantren yang ada rumah kyai, pondok untuk santri yang sudah
menggunakan sistem klasikal dan juga terdapat unit keterampilan
termasuk didalamnya memiliki fungsi pendapatan karena pesantren
Mukmin Mandiri pesantren entrepreneurship yang memproduksi dan
berdagang.
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Untuk tinjauan penelitian terdahulu yang meneliti di pondok pesantren
Mukmin Mandiri yang di tulis oleh Kamelia Jurusan PAI Fakultas
20
Ibid., 40.
17
Tarbiyah UIN Surabaya yang berjudul “Cara Proses Belajar Mengajar
Pesantren Mukmin Mandiri di Waru”, skripsi ini membahas tentang
bagaimana pendidikan di pesantren Mukmin Mandiri, sedangkan
penulis menulis skripsi yang berjudul “Pesantren Enterpreneur study
tentang peran pondok pesantren Mukmin Mandiri di perumahan elit
Waru Sidoarjo” meneliti pesantren Mukmin Mandiri membahas
bagimana gambaran aktifitas santri yang beriwirausaha
(entrepreneurship).
2. Adapun tinjauan penelitian terdahulu tentang pesantren wirausaha
(entrepreneurship) di berbagai daerah yaitu
a. Skripsi yang di tulis oleh M. Zainuddin jurusan fakultas Dakwah
UIN Surabaya yang berjudul Entrepreneur Pendidikan di Pondok
Pesantren Manbaul Hikam Putat Tanggulangin Sidoarjo : study
tentang perkembangan dan pendidikan di pondok pesantren
Manbaul Hikam.
b. Skripsi yang di tulis oleh Ahmad Khoirul jurusan Ekonomi
fakultas Syariah UIN Yogya yang berjudul Analisis peran pondok
pesantren Roudhotul Mubtadi’in dalam Membangun Jiwa
Enterpreneurship dan Ledearship.
G. Metode Penelitian
Penulisan ini adalah sebuah studi sejarah, maka metode yang
18
akan membahas tentang penelitian sumber, kritik, sampai kepada
penyajian hasil penelitian.21 Semua kegiatan atau proses ini harus
mengikuti metode dan aturan yang benar. Adapun langkah-langkah yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Sumber Heuristik
Yaitu kegiatan mencari, menemukan dan mengumpulkan
sumber-sumber atau data-data sejarah.
a. Metode Pengumpulan Sumber yaitu :
1) Observasi adalah pengamatan terhadap kegiatan atau aktifitas
pesantren Mukmin Mandiri.
2) Interview atau wawancara dengan para santri dan ustadh Mukmin
Mandiri, metode wawancara penulis digunakan untuk memperoleh
data-data tentang sejarah, perkembangan dan aktifitas pesantren
Mukmin Mandiri kepada KH. M. Zakki,M.Si beliau adalah pendiri
Pesantren Mukmin Mandiri, Gus Heri beliau adalah manager
pesantren Mukmin Mandiri, serta para ustadh dan santri-santri
yang di sebutkan di data informan.
3) Sumber visual yaitu segala macam sumber yang berbentuk dan
berwujud yang bisa memeberikan infomasi sejarah untuk
sejarawan. Dalam hal ini penulis menggunakan arsip yang berupa
foto-foto dan video tentang pesantren Mukmin Mandiri.
21
Lilik Zulaicha, Metodologi Penelitian Sejarah 1( Suaranbaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), 14-15.
19
4) Dokumen yaitu mengumpulkan data dengan mempelajari, data, dan
dokumen, baik berupa tulisan-tulisan dan peraturan-peraturan,
yang berkaitan dengan masalah yang di teliti oleh penulis. Penulis
menggunakan dokumen berupa majalah yang di cetak oleh
Pesantren Mukmin Mandiri yang sisinya menjelaskan dari latar
belakang berdirinya pesantren Mukmin Mandiri hingga
perkembangannya.
b. Sifat Sumber data yaitu :
1) Sumber primer yaitu sumber yang di tulis atau wawancara
kepada pihak-pihak yang secara langsung atau menjadi saksi
mata dalam peristiwa sejarah.
2) Sumber sekunder yaitu untuk mejadi alat bantu dalam
penulisan proposal skripsi ini dengan buku-buku dan
karya-karya lain.22
c. Jenis data yang di gunakan :
1) Tertulis yaitu buku-buku yang di gunakan untuk membantu
penulisan skripsi yang menyangkut masalah pesantren dan
entrepreneurship salah satunya “KOPI EKSPOR” yang di tulis
oleh pendiri pesantren Mukmin Mandiri yakni Kiai M.Zakki,
“Kewirausahaan Santri” yang isinya menjelaskan santri
enterpreneur, sehingga bisa di kaitkan dan menjadi sumber
untuk penulisan skripsi ini.
22
20
2) Artefak yaitu bukti adanya bangunan pesantren, musholla,
rumah kiai di pesntren Mukmin Mandiri.
3) Lisan yaitu sumber yang di sampaikan secara lisan dari mulut
ke mulut sehingga membentuk tradisi kepercayaan.
Sumber lisan di bagi menjadi dua yaitu pertama, sumber lisan
sampai warisan dari tradisi lisan yang di sampaikan secara
turun-temurun dan generasi kegenerasi. Kedua, sumber lisan yang berasal
dari orang sezaman, pelaku peristiwa atau saksi mata.
Adapun sumber lisan yang di gunakan penulis dalam penelitian
ini adalah sumber lisan yang berasal dari orang sezaman, pelaku atau
saksi mata. Maka merupakan sumber yang sangat berharga yang
objektifitasnya lebih bisa di pertanggung jawabkan. Sumber lisan
tersebut di peroleh melalui hasil wawancara langsung kerena sumber
lisan yang di gunakan oleh penulis adalah wawancara dengan orang
sezaman seperti Kiai M. Zakki yang mendirikan pesantren Mukmin
Mandiri.
2. Kritik sumber (Verifikasi)
Untuk memproleh keabsahan sumber. Dalam hal ini yang juga
harus di uji adalah keabsahan tentang keaslihan sumber atau otentitas
yang di lakukan melakukan kritik ekstren dan keabsahan tentang
kebenaran sumber (kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik intern.
21
buku, arsip atau dokumen-dokumen, media baru, observasi atau
pengamatan langsung dan wawancara sebagaimana di atas dilakukan
melalui kritik sumber. dalam penelitian ini penulis mengaplikasikan
terdapat sumber-sumber literature yang berkaitan dengan judul yang
penulis teliti.
Penulis juga telah melakukan berbagai usaha agar penelitian ini
menjadikan data yang valid untuk diteliti. Penulis menemukan
data-data yang relavan seperti dokumen pendirian dan perkembangan
Pesantren Mukmin Mandiri.
Kritik Sumber terdiri dari dua macam yaitu 23 Kritik intern adalah
suatu upaya yang di lakukan oleh sejarawan untuk melihat apakah isi
sumber tersebut cukup kredibel atau tidak, sedangkan kritik ekstren
adalah suatu kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang di
dapatkan otentik atau tidak. Jadi Kedua kritik intern dilakukan untuk
menguji tentang keshahihannya (kredibilitas) terhadap sumber-sumber
yang penulis peroleh berupa buku-buku literature yang relevan,
dokumen serta arsip, observasi dan wawancara. Untuk kebenaran atau
keshohihannya pertama dari buku-buku penulis melihat dari kapasitas
pengarang bukunya untuk di kaitkan dengan Pesantren Mukmin
Mandiri.
23
22
3. Interpretasi atau penafsiran
Suatu upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang
sumber-sumber yang di dapatkan dan yang telah di uji otentitasnya terhadap
saling hubungan antara satu dengan yang lain. Dengan demikian
sejarahwan memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah di
dapatkan.
Dalam tahap interpretasi penulis melihat kembali data – data
yang didapatkan dan telah diketahui auntentiknya dan saling
berhubungan antara satu dengan lainnya. Kemudian dibandingkan,
Disimpulkan dan ditafsirkan. Melihat dari data penulis melalui
terdapat perjuangan KH. M. Zakki dalam meneruskan perjuangan
ayahnya yaitu KH. Mukmin yang menginspirasi untuk mendirikan
Pesantren Enterpreneur Mukmin Mandiri hingga sampai sekarang.
4. Historiografi
Cara penulisan pemaparan atau pelaporan hasil penelitian
sejarah yang telah di lakukan. Penulis memberikan hasil penelitian
sejarah serta gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak
dari awal (rasa perencanaan) sampai dengan akhirnya penarikan
kesimpulan PESANTREN ENTERPRENEURSHIP PESANTREN
MUKMIN MANDIRI PERUMAHAN GRAHA TIRTA
KELURAHAN NGINGAS KECAMATAN WARU KABUPATEN
SIDOARJO (Study Tentang Sejarah, Aktifitas, dan Perkembangan)
23
H. Sistematika Pembahasan
Adapun mengenai sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Bab pertama Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan peneltitian, pendekatan dan
kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika
bahasan.
Bab ke-dua Menjelaskan tentang sejarah pesantren Mukmin Mandiri, letak geografis, latar belakang berdirinya, sejarah berdirinya, biografi
singkat KH. Muhammad Zaki, pengalaman regilius KH. Muhammad Zaki,
perjalanan karir KH. Muhammad Zaki, visi dan misi pesantren Mukmin
Mandiri, motto pesantren Mukmin Mandiri.
Bab ke-tiga Menjelaskan tentang gambaran aktifitas pesantren Mukmin Mandiri, cirri khas pesantren Mukmin Mandiri, dan akan di jelaskan
aktifitas di bidang agama serta di bidang entrepreneurship, jumlah santri
pesantren Mukmin Mandiri.
Bab ke-empat Menjelaskan tentang strategi proses perjalanan pesantren Mukmin Mandiri dalam melakukan entrepreneurship dari segi penghasilan
maupun pemasaran.
010ÿ33ÿ
4561718ÿ05793731ÿ54175ÿ3ÿ19373ÿ
ÿ
1ÿÿ0ÿ0ÿÿ !ÿÿ
"#$%#&ÿ()*+$,-)$ÿ+%+.+/ÿ.)01+2+ÿ()$%3%3&+$ÿ4*.+0ÿ03.3&ÿ0+*5+-+&+,ÿ
5+$2ÿ,6016/ÿ%+$ÿ1)-&)01+$2ÿ*)7+&ÿ0+*+ÿ()$53+-+$ÿ4*.+0ÿ%3ÿ4$%#$)*3+8ÿ
9)3-3$2ÿ%)$2+$ÿ()-61+/+$ÿ5+$2ÿ*)0+&3$ÿ0+76:ÿ(#$%#&ÿ()*+$,-)$ÿ,).+/ÿ
0).+&6&+$ÿ()-61+/+$ÿ5+$2ÿ0)$%+*+-ÿ(+%+ÿ%6+ÿ,3$2&+,+$ÿ5+3,6ÿ*);+-+ÿ3$*,3,6*3ÿ
%+$ÿ&6-3&6.608ÿ<3&+ÿ%3*)16,&+$ÿ1+/=+ÿ()-+$ÿ%+$ÿ>6$2*3ÿ()*+$,-)$ÿ*)7+&ÿ0+*+ÿ
()-61+/+$ÿ4*.+0ÿ+%+.+/ÿ*)1+2+3ÿ(6*+,ÿ()$2)01+$2+$:ÿ()$53+-+$:ÿ%+$ÿ
()$%+.+0+$ÿ3.06?3.06ÿ&)3*.+0+$:ÿ0+&+ÿ5+$2ÿ,)-0+*6&ÿ()-+$ÿ%+$ÿ>6$2*3ÿ
,+01+/+$ÿ()*+$,-)$:ÿ*+.+/ÿ*+,6ÿ%3+$,+-+$5+ÿ+%+.+/ÿ&)23+,+$ÿ+2-#13*$3*8ÿ
@&*3*,)$*3ÿ"#$%#&ÿ")*+$,-)$ÿÿ0+*3/ÿ,),+(ÿ0)$2+&+-ÿ%+$ÿ0)$5+,6ÿ
%)$2+$ÿ&)/3%6(+$ÿ0+*5+-+&+,ÿ4*.+0:ÿ5+$2ÿ*)$+$,3+*+ÿ%3/+-+(&+$ÿ0)01)-3ÿ
7+=+1+$ÿ+.,)-$+,3>ÿ,)-/+%+(ÿ()-61+/+$ÿ%+$ÿ()-&)01+$2+$ÿ,)$,+$2ÿ3*.+08ÿ
A)=+*+ÿ3$3:ÿ%)$2+$ÿ&)0+0(6+$ÿ0)$%+5+26$+&+$ÿ(#,)$*3ÿ*601)-ÿ%+5+ÿ3$*+$3ÿ
*);+-+ÿ0+&*30+.ÿ6$,6&ÿ0)$22+.3ÿ(#,)$*3ÿ*601)-ÿ%+5+ÿ+.+0ÿ0).+.63ÿ
()$5)-+(+$ÿ+.3/ÿ,)&$#.#23ÿ762+ÿ*+$2+,ÿ%3ÿ16,6/&+$8ÿB+.ÿ3$3ÿ0)$7+%3ÿ,+$,+$2+$ÿ
%+$ÿ,6$,6,+$ÿ%+.+0ÿ)-+ÿ2.#1+.3*+*3:ÿ&/6*6*$5+ÿ1+23ÿ"#$%#&ÿ")*+$,-)$ÿ5+$2ÿ
,)$2+/ÿ0)$2)01+$2&+$ÿ%313%+$2ÿC2-#ÿDC2-#13*$3*E8ÿ")$2)01+$2+$ÿ
ÿ 01ÿ
3456ÿ894ÿ43445ÿ9ÿ99584ÿ94445ÿ48ÿ9845ÿ
944ÿ 958ÿ 984545ÿ 45ÿ 958ÿÿ 644ÿ ÿ ÿÿ
!"#8#$%&'('#"#)**)&ÿÿ*!ÿ%45ÿ)**)ÿ8958456ÿ956945645ÿ
65ÿÿ5ÿ945895&ÿÿ+5594ÿ65ÿ4ÿ995445ÿ
9,44ÿ9ÿ44ÿ845ÿ)*-!ÿ984ÿ45ÿ64ÿ8ÿ65ÿÿ
.45ÿ4ÿ/5ÿ984545ÿ$484ÿ984545ÿ+5888ÿ984545ÿ
6ÿ45ÿ4ÿ9ÿ44ÿ404ÿ)**'&)ÿ
658ÿ444ÿ964845ÿ58ÿ94ÿ956445ÿ4ÿ
984545ÿ3456ÿ94845ÿ148ÿ9539445ÿ448ÿ45ÿ244ÿ44ÿ9ÿ
964845ÿ8998ÿ58ÿ956445ÿÿ984545ÿ3456ÿ9534ÿ54ÿ
844ÿ45ÿ9434ÿ456ÿ8566&ÿ9ÿ3456ÿ4ÿ95,4ÿ9445ÿ
1ÿ45ÿ40ÿ8944ÿ445ÿ5448ÿ45ÿ9045ÿ9569445ÿ
9534545ÿ984ÿ95845&ÿÿ4ÿ4658ÿ84ÿ4ÿ
94ÿÿ24ÿ45ÿ4ÿ44ÿ894ÿ264ÿÿ989564ÿ24ÿ3456ÿ
45144845ÿ9ÿ98ÿ58ÿ45ÿ9464ÿ445ÿ4&3ÿ
945645ÿ65ÿ444ÿ44ÿ484ÿ5ÿ3456ÿ94ÿ44ÿ
984545ÿ484ÿ4564456ÿ45ÿ3456ÿ9556534ÿ3456ÿ98ÿ
9539445ÿ4454ÿÿ45ÿ944845ÿ956445ÿ4ÿ984545ÿ
94445ÿ4454ÿ45ÿ95445&ÿ529ÿ964845ÿ5ÿ84ÿ89484ÿ44ÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
)69ÿ743ÿ89:9;<9=9ÿ4434ÿ)"ÿ9ÿ3')(&ÿ
ÿ 01ÿ
34567ÿ967ÿ367ÿ667ÿ46ÿ46ÿ6367ÿ67ÿ4797ÿ4ÿ
67ÿ967ÿ473667ÿ47767ÿ44ÿ674ÿ67ÿ
6ÿ
466ÿ463ÿ466ÿ479967ÿ67ÿ466ÿ7ÿ476ÿ
9676ÿ667ÿ6563ÿ79ÿ46747ÿ463ÿ44ÿ6767ÿ46ÿ
43696ÿ4746767ÿ6666ÿ9ÿ4676ÿ67ÿ6476ÿ79ÿ
46747ÿ4667ÿ466ÿ466667ÿ4667ÿ46ÿ47947ÿ67ÿ
443667ÿ4746767ÿ47ÿ6676ÿ9ÿ43967ÿ43636ÿ
676ÿ4367ÿ43967ÿ67ÿ4467ÿ6663ÿ47ÿ636ÿ
79ÿ 46747ÿ7ÿ679ÿ476967ÿ446ÿ43ÿ4!ÿ696ÿ
64ÿ4966767ÿ67ÿ46ÿ"ÿ#"7$ÿ46ÿ 6ÿ
4746767ÿ 79ÿ 46747ÿ%46ÿ"7ÿ466ÿ667ÿ96ÿ
467767ÿ%967ÿ"66ÿ967ÿ&466667ÿ7ÿ4446ÿ
476667ÿ'ÿ967ÿÿ46747ÿ7ÿÿ4ÿ69676ÿ467ÿ6ÿ
966ÿ4746767ÿ479967ÿ9ÿ79ÿ46747ÿ6ÿ94767ÿ
4746767ÿ9ÿ967ÿ"7ÿ
(76ÿ47967ÿ46747ÿ7ÿ9ÿ36ÿ96ÿ463ÿ4365667ÿ
967ÿ436767ÿ66ÿ9467ÿ46747ÿ9ÿ(79746ÿ 46747ÿ)7ÿ
)679ÿ9ÿ677ÿ6ÿ637ÿ*++,ÿ9ÿ96463ÿ56ÿ4676ÿ9ÿ46367ÿ
4ÿ-636ÿ.6ÿ67767ÿ46747ÿ4696ÿ9ÿ667ÿ47'4ÿ7ÿ/0ÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿ 01ÿ
345647898ÿ4ÿ8ÿ898ÿ85ÿ4598ÿ88ÿ445ÿ494ÿ
748954ÿ8ÿ44788ÿ8ÿ748954ÿ98ÿ488ÿ74588ÿÿ
8ÿÿ78588ÿ748954ÿÿ
758ÿ7458ÿ748954ÿÿ745988ÿÿ8985ÿ488ÿ8548ÿ
ÿ4458ÿ74588ÿ85ÿÿ88ÿ85ÿÿÿ 8ÿ8ÿ
4858ÿ48ÿ748ÿ748954ÿÿ85ÿ34588ÿÿ
ÿ8ÿ788ÿ889ÿÿ!88ÿÿ87ÿ48ÿ9ÿ88ÿ
48ÿ8ÿ4588ÿ8ÿ489ÿÿ7ÿ7ÿ94549ÿÿ8ÿ9ÿ
488ÿ895"ÿ895ÿ#88ÿÿÿ8ÿ48858ÿ4788ÿ888ÿ
ÿÿ 8ÿ6858ÿ4588ÿ8ÿ448ÿ895ÿ$48ÿ48ÿÿ
ÿ 8ÿ478ÿ698"698ÿÿ458ÿ748954ÿ8ÿ48858ÿ
888ÿ8ÿ4588ÿ7ÿ94549ÿ
758ÿ7458ÿ94549ÿ8ÿÿ87898ÿ788ÿ889ÿ488ÿ
745888ÿ8ÿ487898ÿ%89ÿ&8'ÿ85ÿ89ÿ889ÿÿÿ 8ÿ
&745ÿ748954'ÿ488ÿ88ÿ889ÿ8ÿ458ÿÿ478ÿ79ÿ
()*+,-,.ÿ0,12,3ÿ(,45676*ÿ8,9,.:ÿ;646<,=ÿ6+)ÿ4>.,<6=ÿ.>.2),+=?,ÿ?,<6=ÿ
8ÿÿ9ÿ4458ÿ454888ÿ748954ÿÿ
$88ÿ 488ÿ 7488ÿ 949ÿ 98ÿ 8ÿ 9ÿ
4888ÿ8548ÿ888ÿ5988ÿ8ÿ85ÿÿ8ÿ8ÿ85ÿ87ÿ
)=+)<ÿ.>=@3,7,=@=?,:ÿAÿ8,+6ÿ4,?,ÿ2>9@>+,9Bÿ<>+6<,ÿ2646<,=ÿ7,96ÿ*,=@6+ÿ6+)ÿ
ÿ 01ÿ
34567ÿ9ÿ4675ÿ55ÿ55ÿÿÿ5ÿ65ÿ96756ÿ3556ÿ
!"" ! #"" !$ÿ& ÿ'"('& )ÿ*)'#+ #ÿ&'&, ( #ÿ- !ÿ./($ÿ0#1 ÿ
!ÿ& #ÿ,#(,&ÿ'#)"& #ÿ2' #("'#ÿ & #ÿ('"/,3,)$ÿ)'& #ÿ& ( ÿ& ÿ
4 &&5ÿ
6 ) ÿ (ÿ', (ÿ27#) ÿ2' #("'#ÿ ) ÿ', (,ÿ1 #+ÿ)ÿ &,& #ÿ
'" ÿ)'#+ #ÿ3 !ÿ! 3ÿ&7('"ÿ89ÿ( !,#ÿ:;;<ÿ)ÿ / !ÿ'#)'" ÿ=>0?ÿ
@ 3'ÿA &ÿ-#BC )1 !ÿ.," 1 $ÿ=?5ÿ@ *!(ÿ ",DÿE "!,Fÿ) #ÿ
=?5ÿ? 1ÿ.1 "'!ÿ'2#ÿ)7 ÿ'" ÿ',",!ÿ3 !ÿ! 3ÿ''2 "ÿ
(,ÿ&'"&ÿ)ÿ&, #+ #ÿD7#) ÿ2' #("'#$ÿ'2'"(ÿ! #1 ÿ' &,& #ÿ3,"7!ÿ
/ &(,ÿ ) !ÿ! 35ÿ6 ) ÿ (ÿ(,ÿ2 " ÿ3 !ÿ! 3ÿ1 #+ÿ ",ÿ2, #+ÿ) "ÿ( # !ÿ
,*ÿ) #ÿ ",ÿ'#+#3 &ÿ&  ÿ)ÿ( # !ÿ "ÿ #+,#+ÿ)ÿ+"#+ÿ&'ÿ('2 (ÿ
2' #("'#ÿ)'#+ #ÿ&' ) #ÿ1 #+ÿD"'!ÿ'(' !ÿ' &,& #ÿÿ) #ÿ
'#1'2,"# & #ÿ ) !ÿ",&,#ÿ ÿ1 #+ÿ'"(,3, #ÿ)7 ÿ) "ÿ3 !ÿ! 3ÿ
& #ÿ', !& #ÿ "7& !5ÿGÿ'2,"# & #ÿ)'#+ #ÿ)7 ÿ ) !ÿ2'#,(,2ÿ) "ÿ
,#) ÿ& #),#+ÿ=?5ÿ@5ÿ4 &&ÿ1 &#ÿ,ÿC1 ÿ?35ÿ@7' !5ÿÿ
6' #+,# #ÿ !ÿ'" #3,(ÿ)'#+ #ÿ'+'#++ ÿ( # !ÿ,*ÿ1 #+ÿ)ÿ
5HI4ÿ95ÿ566ÿJI3ÿK67ÿLMHI567ÿ55Hÿÿ5HÿN5ÿ956ÿ
@ & ÿ=?5ÿ-! )ÿO ),#+ÿ)ÿP 7#+ #ÿ3,+ ÿ&,(ÿ) ÿ2"7'ÿ"(, ÿ
2', ( #ÿD7#) ÿ('"',(5ÿ>,& #ÿ'" &,)ÿ1"&ÿ('( 2ÿ)ÿ &,& #ÿ) ÿ
" #+& ÿ'#' ) #ÿ&'&! #ÿ) ÿ'", (ÿ) #ÿ&'++! #ÿ) ÿ
ÿ 01ÿ
3456768ÿ468ÿ848ÿÿ6ÿÿ46ÿ5ÿ4ÿÿ
!ÿ#$%&$'(&ÿ)&$*$ÿ+#),-ÿ.!/$ 0$0 ÿ1*$02$!$1$'$ÿ'!30$!ÿ ÿ
4.0 $5ÿ6&$(ÿ7(/$ÿ !ÿ0$'!ÿ83( !/-ÿ9$:$ÿ8 *(!ÿ$ÿ1$&ÿ
03$/$ ÿ'.1.%ÿ 1$ÿ*3$%$!(ÿ0$'!5ÿ;$&$*ÿ!0 ÿ% (2$ÿ
3&$(ÿ**(2$ ÿ*$'ÿ &$!ÿ2$/ÿ*7$ 1$ÿ< '$=< '$2$ÿ ÿ*$0$ÿ% (ÿ
2$1 >ÿ
?5ÿ#$%&$'(&ÿ)&$*$ÿ2$ '(ÿ*<'$1ÿ$ÿ**!.(10 ÿ(&$*$ÿ$&$*ÿ
*2 $!1$ÿ0&$*5ÿ
A5ÿB=#$%&$'(ÿC 2$0$%ÿ2$ '(ÿ*!.(10 ÿ.&'1(0ÿ1$!$ÿ#)ÿ
$$&$%ÿ03($%ÿ.!/$ 0$0 ÿ'!30$!ÿ ÿ4.0 $-ÿ0.!$/ÿ.&'1(0ÿ
0$/$'ÿÿ3('(%1$5ÿ
D5ÿB=#$%&$'(ÿE 00$&$%ÿ2$ '(ÿ*7$ 1$ÿ0.!$/ÿ7(!$&05ÿ
F5ÿB=#$%&$'(ÿ8 7$!.%ÿ2$ '(ÿ*/$7$!1$ÿ$01ÿ!$/$/$-ÿ2$/ÿ
0!'ÿÿ$7$!1$ÿ.&%ÿ#$3 ÿG(%$**$ÿCBHÿ$&$*ÿ3!$1:$%5ÿ
;$!ÿ&$!ÿ2$/ÿ1ÿ*$'ÿ'!03('ÿ2$/ÿ*7$ 1$ÿIJ5ÿK$11 ÿ+ !ÿ
0$'!,ÿ*&$$ ÿ0 1$ÿ$!ÿIJ5ÿ6ÿ6ÿ87ÿ4L7ÿ
M47ÿM45ÿ5ÿ467ÿÿ6ÿ5ÿ4L567ÿ6886ÿ
$&$*ÿ**3$/(ÿ0$'!ÿ/$ÿ3!: !$(0$%$ÿ$'$(ÿ ÿ03('ÿ/$ÿ
0$'!ÿNOPNQRQNONSQTUVRWÿ
8'$/ÿIJ5ÿY$(/ÿ$$&$%ÿ*3$%ÿ$'$(ÿ1$11ÿ$!ÿIJ5ÿG5ÿK$11 ÿ2$/ÿ
ÿ 01ÿ
3456789ÿ95ÿÿ9ÿ5479ÿ49ÿ676ÿ34784997ÿ4797ÿ
ÿ !"#ÿ$"%ÿ%&" ÿ'$!ÿ &ÿ!(ÿ7ÿ34795997ÿ
)ÿ9ÿ9ÿ*+,-ÿ97ÿ496ÿ.69ÿ34356789ÿ./9ÿ4997ÿ897ÿ
46.697ÿ398999ÿ959ÿ47439ÿ9/9ÿ4797ÿ497970ÿ
1))797ÿ676ÿ3474697ÿ97ÿ343542459ÿ976797ÿ549747ÿ
4397ÿ690ÿ34ÿ4797ÿ979797ÿ97ÿ)997ÿ897ÿ9ÿ420ÿ49789ÿ
4797ÿ3)9ÿ459997ÿ97ÿ489ÿ4599ÿ9ÿ*/ÿ499ÿ4696789ÿ
ÿ49975890ÿ,99ÿ97ÿ899ÿ65977ÿ69ÿÿ.9970ÿ,95ÿ3993ÿ
4)9ÿ97ÿ9789ÿ4.9ÿ49ÿÿ
9369-ÿ469ÿ629597ÿ866ÿ9ÿ5479ÿ447ÿ629597ÿ
840ÿ30ÿ99-ÿ8469ÿ:)63ÿ;446797ÿ<49ÿ;)=7ÿ>9/9ÿ,36-ÿ93ÿ
34369ÿ?@ABCDÿ49ÿ/99/97ÿ39.99ÿ3637ÿ397ÿ34/9/97299ÿÿ
493977890ÿ789-ÿ993ÿ/96ÿ96ÿ967ÿ4793ÿ697ÿ69ÿ62ÿ49ÿ
9356797789ÿ459ÿ599ÿ979ÿ96ÿ697ÿ5ÿ967ÿEFFGÿ4797ÿ94ÿ
54797789-ÿ9ÿ5)9ÿ<9397ÿ*97)9-ÿ*4-ÿ30870ÿÿ
;49747ÿ7ÿÿ793997ÿ;49747ÿ3637ÿ397ÿ9479ÿ
4759ÿ9ÿ7939ÿ989789ÿ897ÿ47939ÿ840ÿ3637ÿ97ÿ397ÿÿ
997ÿ97ÿ897ÿ79ÿ96ÿ4./9ÿ3970ÿ
ÿ
ÿ 01ÿ
34ÿ6789ÿ67ÿÿ7ÿ
ÿ !"#ÿ$##ÿ%#$&'&ÿ$()ÿ* )ÿ+"*,ÿ
$#$#!ÿ&$&!ÿÿ-,ÿ*,!ÿ$#ÿ*#$,ÿ.,&*##ÿ$ÿ
.,&#$ #/ÿ-,ÿ$#ÿ$##!ÿ&()ÿ0/ÿ12/ÿ )""$ÿ3!!#4ÿ/%#4ÿ5$ÿ
,,(ÿ67ÿ.5#(ÿ) ÿ8669ÿ$,ÿ.!ÿ:&#ÿ;"*,ÿ%&&4ÿ%24ÿ
/1/ÿ##ÿ$ÿ&##-ÿ"$#$#!ÿ#ÿ*<<ÿ=>?@=A@=>=B@CDEAÿ
$ÿ=>?@=A@=>=B@ÿ-,ÿ*'#<ÿ#/ÿ-,ÿ* ' ÿ$#ÿ"5#,ÿ""5( ÿ
!)G)ÿ!,"ÿ#ÿ' ,ÿ""*$-!ÿ$ÿ",!-!ÿ!&&"#ÿ
#ÿ-,ÿH&! ÿ5$ÿ5!ÿ.,&ÿI.,&*##J4ÿ-!#ÿK$ #ÿ1&5#ÿ
I,&()4ÿ""5&ÿ!&5#ÿ*#'#ÿ,&,ÿ&ÿ)#,,ÿ"'$#ÿÿ!&5#ÿ* * !ÿ
-,ÿ $)ÿ*$ÿ$#5ÿ+&!(ÿ$ÿ5ÿL!5&ÿ$,ÿ+*(M!ÿ
NOPQRSTPÿVPWPÿXÿYZ[\S]Sÿ^_`Saÿ
0("ÿ5,"*,ÿ$#*#$,ÿ.,#*##ÿ$#ÿÿ5ÿ* !()ÿ)(ÿ
-,ÿ" $)ÿ$#< ' $!4ÿ5(-ÿ!$ÿ("*,ÿ5$#$#!ÿ<ÿ#$!ÿ
"ÿ5#ÿ)(-ÿ$,ÿ!&()ÿ,#/ÿ0("ÿ)(ÿ5,(&(ÿÿ
5ÿ ÿ,$ ,ÿ"#(-4ÿ!&()ÿ,#ÿb ! 5ÿ",' !ÿ5&5&(ÿ
5,$ÿ*,ÿ ÿ5*#!ÿ*)!ÿ5"*, ÿ,$ ,ÿ!5$ÿ
## #ÿ5"#)ÿ-,ÿ$ÿ$#ÿ-/ÿ%()-ÿ5&5&(ÿ* ÿ
$# ' #ÿ&()ÿ("*,ÿ$ÿ$#b#!ÿ! ,-ÿ !ÿ""*, ÿ,$ ,ÿ
ÿ 01ÿ
3456478ÿ88ÿ748ÿ4688ÿ4778ÿ88ÿ4ÿ8ÿ
7688ÿ88ÿ4458ÿ4858ÿ78ÿ468ÿ688ÿ4548ÿ
7ÿ5ÿ788ÿ468ÿ48ÿ445ÿ4ÿ4686ÿÿ48758ÿ
4688ÿ88ÿ88ÿ768ÿÿ488ÿ448ÿ88ÿ8ÿ
ÿ4688ÿ4778ÿ8ÿ48ÿ7ÿ4ÿ78ÿ858ÿ47888ÿ
688ÿ4458ÿ8788ÿ4854ÿ85ÿ7ÿ4854ÿ488ÿ88ÿ
487ÿ64778ÿ58ÿ688!ÿ4854ÿ85ÿ875ÿ
"48758ÿ4854ÿ48ÿ78ÿ45ÿ7588ÿ8ÿ3458
8ÿ8ÿ88ÿ8ÿ88ÿ!ÿ858ÿ475ÿ4854ÿ64456445ÿ
#$#%&'()*+,'ÿ.$),'/0$'ÿ#$'1,2*ÿ3'$(,0,ÿ+$4*567ÿ8,5,#ÿ5*'(+&'(,'ÿ
4854!ÿ858ÿ4488ÿ46888ÿ48ÿ4ÿ4ÿ475!ÿ
488ÿ78ÿ4488ÿ4888ÿ475ÿ8ÿ88ÿ88ÿÿ748ÿ
7648ÿ8ÿÿ88ÿ88ÿ488ÿ8ÿ645458ÿ7ÿ678ÿ
956ÿ78ÿ9575ÿ
"58!ÿ7ÿ785ÿ:88ÿ;5ÿ<4854ÿ=ÿ=875ÿ
785ÿ8ÿ4588ÿ88ÿ8ÿ4854ÿ8ÿ645458ÿ7678ÿ
956ÿ978ÿ5757ÿÿ788ÿ8788ÿ 75ÿ!ÿ
48ÿ78ÿ454ÿÿ6ÿ48ÿ487ÿÿ6ÿ5ÿ78ÿÿ
ÿ 00ÿ
234567ÿ9ÿÿ563ÿ7335ÿ663ÿ343ÿÿ
53ÿ3ÿ373ÿ3ÿ3ÿ353ÿ373ÿÿ335ÿ
4373ÿÿ3ÿ763ÿ3ÿ3ÿ33ÿ33ÿ3ÿ56734ÿ
66ÿ763ÿ53ÿ3ÿ753ÿ55373ÿ343ÿ3733ÿ
636ÿ6343ÿ9ÿ7ÿ7ÿ3ÿÿ73ÿ433ÿ5663ÿ
73ÿ533ÿ3433ÿ633ÿ3ÿ3ÿ33ÿ3ÿ5356ÿ
557333ÿ73ÿ5333ÿ53ÿ3ÿ73ÿ3433ÿ
53333ÿ733ÿ
!ÿ3ÿ265ÿ237ÿ3ÿ7ÿ35ÿ73ÿ3433ÿ"ÿÿ
37334ÿ#$%&'()ÿ+,-./01ÿ2-.(/3/(-(4/1503ÿ,-)ÿ2-./(3/(-(4/0,6ÿ70-)()ÿ
89&:;%<=ÿ33ÿ3ÿ333ÿ36343ÿ73ÿ6343433ÿ3ÿ3ÿ
?@ABCDEÿG$%<%ÿ:HÿI'JK9:%H&ÿH&ÿ:LM%;ÿHN&ÿ89OMLÿI&:;MP;M&MJ;<L%P=ÿ33ÿ
577ÿ73ÿ5Q3ÿ3ÿ537ÿ363433ÿ3ÿ34ÿ73ÿ537ÿ
R@CSTBÿGIUJ%PP%&Vÿ<9&:;%<ÿ%<ÿ:LMÿ8P%;%:ÿ9&'ÿI&:;MP;M&MJ;<L%P=ÿ36ÿ
553ÿ3ÿ73ÿ36343ÿ2367ÿ73ÿWÿ73ÿ5ÿ3ÿ
265ÿ237ÿ6ÿ37334ÿ3ÿ33ÿ55ÿ3ÿ36343ÿ73ÿ
3ÿ537ÿ63433ÿ73ÿ33ÿ5633ÿ3ÿ3ÿ73ÿ336ÿ
XTASDAS@BÿBTAB@ASÿ?Y@CDZ@[ÿD?\@X]ÿ^D_T`@\Dÿ[@a@\@Aÿb\cdeCZ@AÿeABe`ÿXTAeABeAÿ
ÿ33ÿ3ÿ3ÿ7335ÿ533ÿ36343ÿ
ÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿ 01ÿ
34ÿ678977ÿ8ÿ79ÿ989ÿ
ÿ !"ÿ#""ÿ!$ ÿ"$ÿ$ÿ%!$&ÿ
' "ÿ!()*( ÿÿ'"!ÿ$ÿ+,-./0123ÿ523ÿ6758039ÿ
:*("ÿ,!*(ÿ;ÿ<;!,ÿ$ÿ !"ÿ#""ÿ%ÿ=#$#ÿ
!!"," "ÿ " ,!ÿ#""&ÿ'(ÿ!ÿ ("ÿ$!*,>ÿ!>#"ÿ
;#"<ÿ#ÿ#$ÿ#"ÿ!""?ÿÿ
ÿ !"ÿ#""ÿ,*")ÿ! ÿ$#ÿ!()<,ÿ+,
-@/0123ÿ5AÿB26CA3DÿAE/ÿF/D2ÿ5Aÿ2F20G23ÿC8H2EAI23ÿJKLMJNMJKJOMPQRNÿ' "ÿ
!( $;ÿ ;$"ÿ#(ÿ!(>> ÿ;"ÿ#ÿ$ ÿS")?ÿ"ÿ
$!*,>'ÿ"# ÿ>)ÿ*#ÿ#"ÿ$-$ÿ,<ÿ,"'&ÿ ÿ
#"ÿ$ÿ !"ÿ#""ÿ>(ÿ#"ÿ> ÿ "*- "*ÿ$"ÿ)#"ÿ#ÿ
<"T")?ÿÿ
ÿÿ !"ÿ#""ÿ$()"'ÿ#"ÿ ) ÿ!)"Sÿ
'(ÿ"$ÿ!>, ÿ ("- ("ÿÿ(!ÿ#ÿ#"?ÿU(ÿ
!()<,ÿ+,-@/0123ÿ523ÿ683/6V/IG23ÿFAW2ÿJKLMJNMJKJOMPQRNÿ ÿ* ,ÿ
!>,"ÿ!ÿ#$ÿ#"ÿX(ÿ=#;"ÿ'(ÿ$#ÿÿ""ÿ""ÿ ;;!"?ÿ
:*("ÿÿ,!*(ÿ$#"#" ÿ$ÿ !"ÿ#""ÿ"# ÿ
,$ÿ#"ÿ!""'ÿ ÿ!%# ÿ#ÿ!"( ÿ !!$ÿ
ÿ 01ÿ
3456787ÿ448ÿ545754ÿ73ÿ45ÿ338ÿ434ÿ448ÿ67ÿ4585ÿ
644ÿ834544ÿ47ÿ678754ÿ454ÿ645ÿ4434ÿ
ÿ
ÿ !ÿ#$%& '()ÿ
*+484ÿ847ÿ4585ÿ,-375ÿ,456787ÿ8-47ÿ67ÿ83445ÿ
.844ÿ/784ÿ0517ÿ2ÿ34ÿ-+43445ÿ548ÿ6445ÿ*7648ÿ7-47ÿ
4585ÿ74ÿ67ÿ745ÿ47ÿ-4854ÿ7754ÿ364ÿ67ÿ45-4ÿ645ÿ
84-ÿ67ÿ54854ÿ83445ÿ7ÿ8ÿ*4ÿ484ÿ645ÿ484ÿ
84445ÿ6545ÿ64ÿ68-ÿ*487ÿ4ÿ/738ÿ645ÿ445ÿ84445ÿ
6545ÿ64ÿ2754ÿ
*+484ÿ33ÿ4585ÿ,-375ÿ,456787ÿ86787ÿ6487ÿ844ÿ
-3-ÿ45545ÿ47ÿ-3-ÿ8434ÿ-674345ÿ834ÿ-47ÿ45ÿ
484-54ÿ764-ÿ4ÿ6487ÿ4-ÿ4585ÿ63-ÿ45ÿ-64ÿ34ÿ5-ÿ
34ÿ4ÿ84344ÿ4587945ÿ645ÿ3547ÿ-74ÿ63-ÿ45ÿ-74ÿ
47ÿ45545ÿ848ÿ6487ÿ-3-ÿ45ÿ475ÿ-44854ÿ45545ÿ757ÿ8677ÿ
6487ÿ64ÿ4547:ÿ4547ÿ8434ÿ44ÿ45ÿ6448ÿ47ÿ46454ÿ84-445ÿ645ÿÿ
44ÿ45ÿ857ÿ447ÿ34ÿ4587945ÿ34--45ÿ-7445ÿ4434ÿ
84ÿ34ÿ8-354ÿ34484-4ÿ5-ÿ34--45ÿ54745ÿ8434ÿ
74547ÿ45ÿ-64ÿ34ÿ754ÿ4587945ÿ45ÿ86787ÿ6487ÿ844ÿ-4348ÿ
63-ÿ45ÿ-ÿ34ÿ47ÿ645ÿ857ÿ34ÿ34--45ÿ4745ÿ
588587ÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿ;47ÿ8147ÿ44545ÿ6545ÿ.ÿ;87ÿ,4548ÿ<4585ÿ,-375ÿ,456787ÿ*7648ÿ464ÿ
ÿ 01ÿ
34567ÿ946545ÿ5ÿ653ÿ
ÿ ÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ !ÿ ÿ ÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ"ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
#$%ÿ&ÿ
!'ÿ#)*+ÿ!ÿ,ÿ-ÿ,.ÿ%).ÿ+,)ÿ#/'ÿ0'ÿ1++ÿ2+ÿ*)+3ÿ
*4.ÿ,ÿ*,%ÿ*4$%ÿ0+)ÿ0,%ÿ2ÿ%5%ÿ)ÿ
)$%ÿ,%ÿ,ÿ*4$%'ÿ
#)*+ÿÿ
ÿ
6,ÿ4%)ÿ*4$%ÿ77ÿ8%9ÿ
ÿ
#)*+ÿ!ÿ
:).ÿ+,)ÿ
+2;ÿ*)+ÿ
*,+ÿ
ÿ
<=>?@ABÿCÿ
:).ÿ+,)ÿ
+2;ÿ*)+ÿ
#)*+ÿÿ
Dÿ
6,ÿ*%,+4ÿ
ÿ
#)*+ÿ
"ÿ
6,ÿ*4%ÿ7ÿÿ
ÿ
ÿ
#)*+ÿ
ÿ
ÿ 01ÿ
34ÿ6789ÿÿÿÿ97ÿÿ8ÿÿ
ÿÿ8897ÿ79ÿÿ88ÿ9ÿ
9!4ÿ
4ÿ6789ÿ"ÿÿ#7ÿÿ89ÿÿ9ÿÿÿ!$ÿ
8%$ÿÿ!%ÿ! !ÿ&ÿÿ%ÿÿ9ÿ#8ÿ
#4ÿ
"4ÿ6789ÿ'ÿÿÿÿ(ÿ9ÿÿ$ÿ!ÿÿ
!)ÿ*99$ÿ+ÿÿÿÿ*,-ÿ8ÿ+4ÿ
'4ÿ6789ÿ.ÿÿÿ((ÿ&ÿÿ!ÿ&ÿÿÿÿ
ÿ89ÿÿ4ÿ
ÿ
/0ÿ2345657ÿ29:;<5=ÿ>3:?969ÿ>3@5:=63:ÿAB<C9:ÿA5:?969ÿ
Dÿ#8ÿ#ÿÿ7ÿ6E4ÿF$ÿ7ÿÿ
8$ÿ&ÿÿ84ÿG&ÿÿÿÿ989ÿ
&ÿ9ÿÿ8ÿ9ÿ88&4ÿHIÿ$ÿÿÿ
9%ÿÿÿÿ!&4ÿ6&ÿ9ÿÿ,JK-ÿ9ÿ
ÿ,ÿL9ÿÿM!&ÿ!ÿÿÿ&ÿ&ÿ8I9ÿ"'ÿÿ
8ÿ77ÿ84ÿÿ
M%ÿIÿ6E4ÿ#4ÿFÿ88ÿ!ÿ&ÿ8ÿÿ%ÿÿ
&ÿ88!Iÿ!ÿ89ÿ!ÿ!ÿ8&89ÿ88!Iÿ!ÿ
9ÿÿ%8ÿ4ÿL9ÿ&&ÿÿ7ÿ9ÿ9ÿÿ
ÿ 01ÿ
3456789ÿ47ÿ37ÿ4588ÿ4989ÿ888ÿ486ÿ3468ÿ436ÿ458567ÿ
4989ÿ37ÿ89ÿ4388ÿ4796ÿ4368889ÿ4388ÿ37ÿ698ÿ
488ÿ74678ÿ3468ÿ34545689ÿ48ÿ4388ÿ37ÿ97ÿ6ÿ38898ÿ
785498ÿ495ÿ3468ÿ4388ÿ37ÿ888ÿ87ÿ89ÿ345858ÿ97ÿ
4988789ÿ89ÿ34583898ÿ6ÿÿ
ÿÿ8776ÿ345656ÿÿÿ 5669856ÿ856ÿ!6895ÿ"88ÿ#858ÿ
$67859686ÿ4589ÿ58ÿ88ÿ%&6ÿ'56689ÿ()ÿ89*ÿÿÿ
8776ÿ63485789ÿ6ÿ788989ÿ74858ÿ489549ÿ4598ÿ+,-+./0ÿ6ÿ489549ÿ
2436549ÿ"389ÿ'898ÿÿ769ÿ(8*ÿ4589ÿ7686ÿ789ÿ
89ÿ38987ÿ49885789ÿ7488889ÿ746689ÿ89ÿ7467889ÿ74678ÿ
34589ÿ$89ÿ6398ÿ89ÿ345988ÿ63ÿ386ÿÿ488ÿ(8*ÿ489ÿ
89ÿ74838589ÿÿ6ÿ88ÿ34538ÿ48ÿ 678ÿ89ÿ45687ÿ6ÿ49865ÿ88ÿ
656ÿ686ÿ8776ÿÿ
ÿ 445889ÿ8ÿ438ÿ38987ÿ64ÿ89ÿ8889ÿ49865ÿ458ÿ
438ÿ38987ÿ589ÿ78ÿ89ÿ49854686ÿ7ÿ66&ÿ445889ÿ
856ÿ788989ÿ7686ÿ4838ÿ4988ÿ698ÿ667ÿ438ÿ7686ÿ8ÿ
696ÿ48769ÿ889ÿ88ÿ3456987ÿÿ
44966789ÿÿÿ8776ÿ856ÿ478ÿ885ÿ6ÿ ÿ35ÿ5ÿ
58388ÿ89ÿ6)7786)9:ÿ6978ÿ 4ÿ3468ÿ6ÿ2 ÿ;86ÿ86ÿ:ÿ
ÿ 01ÿ
3456789ÿ757ÿÿ78ÿ78ÿ47ÿÿÿ777ÿ689ÿ3456789ÿ
ÿ
!787ÿ7ÿ"8977578ÿ"87ÿÿ775ÿ6#777ÿ
589"4ÿ4"ÿ8978ÿ9978ÿ78ÿ7ÿ"ÿ777887ÿ8997ÿ
6787ÿ"7ÿ789ÿ67ÿ7"778 ÿ$ÿ75"89ÿ9778ÿ7787ÿ
6#777ÿ4"ÿ7ÿ5897ÿ"788ÿ58ÿ78%ÿ67ÿ&97ÿ
7897ÿ7ÿ8ÿ67&7ÿ78ÿÿ67&7ÿ'ÿ67ÿ757ÿ(ÿ78ÿÿ))*ÿ
789ÿ7789ÿ58&7ÿ+)*ÿ'878ÿ5"ÿ'7677ÿ&78ÿ#7ÿ
,-./,0-./ÿ2.3456.,ÿ,-.70.8./ÿ9:;<= ÿ7ÿ>"ÿ5878789ÿ97ÿ'ÿ
67ÿ578&78ÿ'?ÿÿ+8@7ÿ7897ÿ'7677ÿ&788ÿ
787958ÿ77ÿ4845=?%ÿ78ÿ'ÿÿ+8@7ÿA7ÿ
7877ÿ'7677ÿ&97ÿ589756ÿ&78ÿ79ÿ5787958?=(
7789 ÿ
BC D7ÿ678ÿ787ÿÿ6789ÿ79757ÿ8978ÿ58&7ÿ"897ÿ
"788ÿ58ÿ78ÿ7"ÿÿ6789ÿ775ÿ&97ÿ7897ÿ6"7ÿ
!7ÿ"87ÿ58&7ÿ78ÿÿ+8@78ÿ'878ÿEÿF+*'+G)Hÿ78ÿ
?==?==ÿ78ÿ7789ÿ57ÿ58&7ÿ48ÿÿ+*'+G)ÿ8978ÿ
58975778ÿ587ÿÿ6789ÿ4845ÿ68ÿÿ
BC ÿD7ÿ55"87ÿ75778ÿ789ÿÿ>778ÿ77ÿ#7#78>77ÿ797ÿ
7ÿÿ775ÿ58&778ÿ7578775787ÿ789ÿ7ÿ67ÿ778778ÿ
ÿ 01ÿ
345657ÿ9ÿ95ÿ9ÿ69ÿ57ÿ575ÿ5ÿ55ÿÿ695ÿ579ÿ
545ÿ695ÿ95ÿ75ÿ579ÿ55ÿ5ÿ57ÿ575ÿ656ÿ695ÿ
!! "ÿ$%&'!ÿ()!*+ÿ '!*,!-ÿ.!)%*!ÿ!&!ÿ/!&"0ÿ,!*+ÿ1%*+! !$!*ÿ2)"&/(33!/'ÿ
4")"&/(ÿ5!3"&!"*6ÿ)"&/(ÿ!33!/ÿ4%)+!* '*+ÿ7!&!ÿ)"&/(ÿ$%&'!ÿ()!*+ÿ'!-ÿ8%*+!*ÿ
5557ÿ57ÿ5975ÿ695ÿ55ÿ5ÿ57ÿ5ÿ455ÿ5ÿ57ÿ
575ÿ656ÿ9ÿ57ÿ47557ÿ557ÿ57ÿ57575ÿ9ÿ565795:ÿ
345657;545657ÿ57ÿ5ÿ579ÿ95ÿ59ÿ65ÿ<5ÿ695ÿ
445=5ÿ>>?>>?@ÿB@?BB@CCDE@>>?ÿ575ÿÿ569ÿ>>?@BBÿ
>ÿEFFÿG@?BBÿH@I@?ÿ>JÿKEB>>?ÿBEFÿ>>?ÿ>L@MMHÿ>>ÿ
K>>?ÿÿ569ÿNOPQORRSTOÿQSPVSÿSRRSTÿQSWSXSÿQOXXOYQSZOÿ[SQOXSRRSTÿÿ
569ÿTSPN\XSRRSTÿ]SXOYQSRÿ]SWORÿXOYQSRÿQS\RSÿ]SXOYQSRÿ]SWORÿZ\^\TÿWSROÿ
4957ÿ5_56ÿ57ÿ545ÿ55ÿ959ÿ`5445ÿa3bÿ4957ÿ
7!)!ÿ0!/!4! ÿ*!4"ÿ&"3!*c' $!*ÿ7!)!ÿ'3!1!dÿ&!*ÿ %)!$/")ÿ7!&!ÿ0%1'!ÿ!/3"ÿ
:eÿ
345657;545657ÿÿ5ÿ955575ÿ445=5ÿÿ57ÿ5ÿ
96557ÿ5ÿ=96ÿ975ÿ557ÿ95ÿfgÿ57ÿ=55ÿ99h45ÿ7ÿ
55ÿ57ÿ475957ÿ695ÿÿ5459ÿ55ÿ979:ÿi57ÿ5775ÿ575ÿ
9797ÿ475557ÿ9ÿ59ÿ5665ÿ555ÿ657=5ÿ5654ÿ4756579ÿ45ÿ
57;57ÿ9ÿ795ÿ57ÿ9ÿ595ÿ65:ÿ
357ÿ55ÿ557j57959ÿkl:m59ÿ579nÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿ 01ÿ
34ÿ67898ÿÿ7ÿ7ÿ77ÿÿ788ÿ7ÿÿÿ
ÿÿÿÿ ÿ!"#4ÿ
$4ÿ67898ÿÿ%&'()*+(,ÿ.*/*0ÿ7ÿ7ÿ1ÿÿ231ÿ
788ÿ7ÿÿÿÿÿÿÿ$3444ÿ!"#4ÿ
54ÿ678ÿ78ÿ71ÿ21ÿ8ÿ"1ÿ618ÿÿÿ717ÿ
8ÿ$448378ÿ
94ÿ77ÿ3ÿ:88ÿ678ÿ71ÿ"8187ÿ618ÿÿÿ
7177ÿ8ÿ$44;3ÿ784ÿ
4ÿ77ÿ3ÿ:88ÿ678ÿ21ÿ"8187ÿ<:62"=ÿ618ÿÿ
ÿ717ÿ8ÿ$4433784ÿ
>4ÿ6778ÿ?71ÿ64ÿ6ÿ?7ÿ98ÿ<@1AA7ÿ21=ÿ688Bÿ
68ÿ$44>3$434ÿ
84ÿ6778ÿ?71ÿ67788ÿ77ÿ64ÿ7ÿ78ÿ8ÿC8ÿ
9ÿ8ÿC8ÿ4ÿ
D4ÿ6778ÿ?71ÿ67788ÿ77ÿ64ÿ"81E1ÿ798ÿ8ÿ8ÿ
8ÿ$443378ÿ
;4ÿ?78ÿFC"ÿG87ÿH88ÿ:ÿH9ÿ8ÿ$44>3784ÿ
344ÿ77ÿI26I"ÿ<I7ÿ67878=ÿGHJGK"ÿH94ÿ
334ÿHAÿ678ÿH8ÿ"ÿ2181ÿH"2ÿ6CJCK?"7CÿH9ÿ8ÿ
$43$ÿ3ÿ78ÿ
3$4ÿ678ÿ67878ÿ68ÿ68ÿ!ÿH11ÿ8ÿ$44>3ÿ
ÿ 01ÿ
345ÿ789ÿÿÿÿÿÿÿ9ÿ !" 3 5ÿ
3#5ÿ$8ÿ9ÿ%&9ÿ789ÿ'ÿ%9(98ÿ%7'%ÿ7()9ÿÿ
ÿ 3 "8&95ÿ
3!5ÿ789ÿ*77ÿ*+99ÿ789ÿ78&8+99ÿ7()9ÿÿÿ
3 "8&95ÿ
$,5ÿ-&&ÿ.ÿ899ÿ+8+8/ÿ+&ÿ&90ÿ
35ÿ7(&ÿ (&ÿ ÿ /89&9ÿ (90ÿ &ÿ 7(15ÿ
25,5'394'54ÿ/89996ÿ25,5'ÿ-&&4ÿ'556 74ÿ7ÿ
89ÿ%ÿ9+5ÿ
5ÿ5ÿ9ÿ/(&6ÿ&ÿ$,525ÿ'39ÿ'(84'595789990ÿ
25,5'ÿ-&&4'55ÿ/898+ÿ5&ÿ%$57%ÿ&8.ÿÿ
899ÿ9ÿ:(ÿ:(9(9ÿ&5ÿ
45ÿ7(&ÿ*(9ÿ8+(ÿ"7$86ÿ&ÿ25,5'ÿ-&&4'5956ÿ
9ÿ !4ÿ/898+8ÿ;<7$%99ÿ9+5ÿ
#5ÿ*ÿ2ÿ99ÿ789&&0ÿ&ÿ25,5'ÿ-&&4'5950ÿ9ÿ
4ÿ7ÿ29ÿ%5ÿ
!5ÿ'8+&9ÿ9ÿ%0ÿ$ÿ7(1525=9ÿÿ9ÿ
25,5'ÿ-&&4'5959ÿ3>>>4ÿ/898+ÿ29ÿ%ÿ9+5ÿ
?5ÿ5ÿ9ÿ80ÿ2ÿ$(98ÿ7(&ÿ@8ÿ80ÿ&ÿ
5'5:5ÿ/8999ÿ25,5'ÿ-&&4'595ÿ9ÿ3>>75ÿ
ÿ 01ÿ
345647ÿ974ÿ949ÿ45ÿ74647464ÿÿÿ477ÿÿ954ÿ
94ÿ54ÿ5ÿ44ÿ4ÿÿ5!594ÿ799564ÿ44ÿ945
945ÿ645ÿÿ49ÿ!ÿ4ÿ545ÿ55ÿ54ÿ444ÿ645ÿ74ÿ57ÿ
ÿ474ÿ747ÿ94ÿ54ÿ4749ÿ57ÿ745ÿ944ÿ4ÿ645ÿ
47ÿ44ÿ4564ÿ49ÿ4ÿ4ÿ49ÿ44ÿ545ÿÿ45ÿ
54474564ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
BAB III
GAMBARAN DAN AKTIFITAS PESANTREN MUKMIN MANDIRI
A. Peran Pesantren Mukmin Mandiri
Pesantren Mukmin Mandiri adalah pesantren agribisnis dan
agroindustri tentunya pesantren ini membagi di dua jalur yakni pesantren
yang berlogo agamis dengan menjalankan kegiatan-kegiatan seperti
pesantren lainya dan pesantren yang jugha berlogo entrepreneurship untuk
mengembangkan bakat-bakat santri menjadi usahawan yang sukses.
Melihat dari visi dan misi pesantren Mukmin Mandiri dengan
tujuan membekali santri dan berwirausaha pasti peran pesantren Mukmin
Mandiri sangat membantu untuk para santri, masyarakat, maupun Negara
kita Indonesia.
Mengalami perubahan zaman memang perlu perubahan dengan
menghilangkan prasangka-prasangka yang menjadi julukan pesantren.
Adanya pesantren Mukmin Mandiri perannya akan menjadikan cermin
bahwa pesantren tidak hanya identik dengan kolot dan fanatic. Pesantren
juga bisa membantu dalam mengatasi perekonomian di Negara Indonesia.
lebih detailnya peran pesantren Mukmin Mandiri bisa di kategorikan
45
1. Santri
Santri adalah seorang yang mengabdi kepada kiai, berharap
mendapatkan ridho dari semua yang dia lakukan selama menjadi tinggal di
pesantren serta menjalani peraturan-perturan di pesantren. Ketika santri
sudah meninggalkan pesantren tidak heran jika julukan terhadap santri
identik dengan kolot dan fanatik karena menurut pandangan masyarakat
bahwasanya santri tidak pernah keluar dari pesantren dan selalu di suguhi
dengan kitab-kitab islam serta menjalankan syariat-syariat islam dan
bahkan ada yang meremehkan santri bidangnya hanya di agama saja.
Dalam hal ini santri tidak akan merasa ketinggalan zaman karena dengan
adanya pesantren Mukmin Mandiri agrobisnis dan agroindustri santri
akan dididik menjadi wirausahawan dan santri juga tidak akan lepas
dengan syariat islam yang di dapatkan ketika berada di pesantren.
2. Masyarakkat
Hubungan interaksi social juga sangat membantu karena adanya
pesantren tidak luput dari bantuan masyarakat baik bantuan jasmani
maupun rohani. Masyarakat ikut berpartisipasi dengan adanya pesantren
Mukmin Mandiri walaupun pesantren ini letaknya di peumahan yang bisa
di bilang cukup elit dengan beragam masyarakat baik beragama islam
maupun non islam. Pesaantren terhadapa masyarakat juga sangat besar
karena letaknya yang di perumahan tentu para warga masih bersifat
individu dengan adanya pesantren akhirnya bisa meninimbulkan interaksi
46
hari minggu, manaqiban setiap 3 bulan sekali. Masyarakat sangat antusias
dengan adanya agenda yang di adakan pesantren di samping menjalin
silaturrahami dengan para tetangga juga menambah ilmu agama.
3. Negara
Sungguh prestasi dan sejarah yang luar biasa di kalangan
pesantren, di samping memunculkan wirausahawan baru di kalangan
pesantren, juga dapat menekankan angka pengangguran dan angka
kemiskinan di Indonesia., khsusunya di Jawa Timur. Pesantren ini bisa
menjadi pilot pesantren-pesantren lainya, sebab dari data pesantren yang
ada di kementrian agama RI, jumlah pesantren yang berorientasi pada
pemberdayaan ekonomi hanya mencapai 0,5 persen dari total 23.00
pesantren. Tentunya sebuah jumlah yang sangat minim.semoga hadirnya
pesantren Mukmin Mandiri dan pesantren entrepreneurship lainya bagi
perkembangan dunia pesantren.1
B. Para Tokoh dan Pejabat Memberikan Apresiassi
Adanya pesantren Mukmin Mandiri pesantren agrobisnis dan
agroindustri yang mengharuskan para santri untuk menghafal Al-Qur’an
dan berwirausaha membuat para tokoh masyarakat, tokoh agama,
penguasaha, dan para pejabat memberikan apresiasi. Apresiasi di
wujudkan dalam bentuk silaturrahmi ke pesantren, memberikan support
dan dorongan. Bahkan dari konjen Amerika Serikat Kristen F. Bauer
1
Gus Heri Cahyo bagus Setiawan, “ Memproduksi Kopi Sambil Menghafal Al-Quran”, Majalah Edisi Pertama (Februari-April 2014).
47
menyempatkan hadir di tengah-tengah kesibukanya untuk mengucapkan
selamat atas peresmian pesantren Mukmin Mandiri. Sangat beragam dan
pluralistic yang hadir memberikan support saat mendatangi peresmian
pesantren Mukmin Mandiri, hingga karangan bunga sebanyak 143 berderet
di sekitar komplek halaman pesantren memenuhi jalan raya dari kalangan
berbagai masyarakat pada waktu peresmian pesantren Mukmin Mandiri.
Mereka terus berharap agar pesantren Mukmin Mandiri terus
mengembangkan entrepreneurship dengan tidak meninggalkan nilai-nilai
kesalafan pesantren. Menciptakan kemandirian dengan mendidik santri
agar produktif dan aktif melakukan kreasi serta inovasi bisnis. Tangguh
dan disiplin dalam berwirausaha dan tentu dapat mempraktikanya di dunia
enterpreneuritas.
Pesantren Mukmin Mandiri tergolong pesantren yang masih
tergolong baru, tapi visi, misi dan orientasi pada pemberdayaan ekonomi
santri membuat Dahlan Iskan Menteri BUMN menaruh perhatian luar
biasa, saat mengunjungi pesnatren Mukmin Mandiri Sidoarjo. Katanya,
pesantren ini bisa menjadi percontohan pesantren-pesantren lain, sebuah
pesantren dengan tidak meninggalkan cirri kesalafan dan nilai-nilai
religious.
Lanjut cerita Dahlan. Konon Nabinya orang Kristen adalah tukang
kayu, sedangkan Nabinya orang islam adalah pedagang. Realistasnya
justru yang banyak menjadi padangang adalah orang kristiani, ketimbang
48
melainkan di jalankan. Prinsip keteladan meniru semangat Nabi
Muhammad Saw yang menjadi seorang pedagang menjadi penting untuk
di teladani. Pedangan itu perlu keberanian, keuletan dan ketangguhan,
semangat, sifat itu semua menjadi inspirasi KH. M. Zakki pengasuh
pesantren Mukmin Mandiri.
Senada dengan dahlan Iskan, pernyataan Gita Wirjawan Menteri
Perdagangan RI memberikan apresiasi “ pesantren Mukmin Mandiri yang
menggerakan pesantren di bidang usaha merupakan lanhkah positif.
Sebagian pesantren seharusnya seperti itu membekali santri berdangang
agaknya menjadi sebuah kebutuhan di tengah arus modernitas dan
percepatan ekonomi. Pilihan yang berani karena tantangan sangat besar.
Mengubah ultur tidak semudah membalikan telapak tangan. Di coba terus
menerus dengan membangun karakter berwirausaha yang di dahulukan.
Jika karakter ini sudah terbentuk maka ketangguhan berdagang akan
muncul. Pantang menyerah dan tidak putus asa ketika banyak ujian agar
terus melakukan dan tidak menyerah”.
Muhaimin Iskandar, menteri tenaga kerja RI ikut menyambut dan
memberikan apresiasi adanya pesantren Mukmin Mandiri. Pesantren ini
bisa menjadi percontohan dan menjawab kesan santri dari tudingan miring
terhadap dunia pesantren. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama
(tafaqquh fiddin) melainkan juga mengajarkan praktik dagang (tafaqquh
49
Peningkatan kesejahteraan umat atau santri harus di kaitkan dengan
upaya peningkatan usaha ekonomi kreatif dan produktif, tentu dnegan
membangun karakter entrepreneurship. Pemerintah akan mendorong upaya
tersebut, demikian yang di ucapkan oleh muhamin Iskandar pada saat
pendatangan launching “ Kopi Blend Doa” coffe santri di pesantren
Mukmin Mandiri
Dalam sambutan saat hadir dalam acara khaul Kh. Mukmin yang
ke 21, gubernur Jawa Timur Dr. H. soekarwo mengatakan, karena tuntutan
dan perubahan zaman peantren harus mereorientasi model pendidikan.
Pendidikan pesantren yang mengarah pada kebutuhan pasar harys menjadi
pilihan. Tanpa itu pesantren akan kehilanganya ruhnya tetpai juga tidak
menghilangkan cirri kesalafan dari pesnatren. Pemeri tah Jawa Timur
menyambut gembira, pesantren Mukmin mandiri tidak hanya
menggerakna di bidang agama melainkan di orientasikan pada
pembentukan karakter kewirausahaan. Model ini harus di dorong dnegan
memberikan kebijakan yang mengarah pada pemberdayaan ekonomi
pesantren.
C. Aktifitas Pesantren Mukmin Mandiri di Bidang Agama.
Peran pesantren Mukmin Mandiri yakni mengenai peran terhadap
santri yang menjadikan santri yang menghafal al-Qur’an dan mendidik
santri agar menjadi santri yang berjiwa entrepreneurship. Tentu tidaklah
50
benar-benar sudah matang. Dengan menggunakan kurikulum modern yang
di campurkan kedalam entrepreneurship. Kegiatan dibidang agama
meliputi:
1) Ngaji Kitab
Di bidang agama santri yang memang hanya di khususkan
mahasiswa mereka di ajarkan layaknya seperti pesantren lainya dengan
Ngaji kitab kuning. Kitab yang di gunakan yaitu Al-Umm kitab Fiqh
yang di ajarkan langsung oleh Kiai M. Zakki yang di lakukan setelah
sholat shubuh.
2) Menghafal Al-Qur’an
Pesantren Mukmin Mandiri yang mempunyai kurikulum santri
wajib mengafal Al-Quran tentunya jga di siapkan cara-cara agar santri
bisa membagi waktunya di tengah kesibukanya menjadi mahasiswa dan
berwirausaha. Pembimbing tahfidh pesantren Mukmin Mandiri adalah
seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel fakultas syariah jurusan ahwalu
as-syakhsiyah angkatan 2011 yang bernama Ibrahim al-Hakim.
Ibrahim al-Hakim mulai nyantri di pesantren Mukmin Mandiri sejak
tahun 2012, Ibrahim yang sudah mengahafal 30 juz. di minta untuk
membimbing tahfdh di pesantren karena pada saat itu pesantren
Mukmin Mandiri mencari santri yang sudah menghafal Al-Qur’an 30
juz untuk menjadi awal dan contoh bagi santri-santri lainya. Ibrahim
51
selama 6 tahun nyatri di sana dan sudah melaksanakan wisudah tahfidh
pada tahun 2010. Adapun cara kiat sukses menghafal Al-Qur’an ala
santri pesantren Mukmin Mandiri menurut Ibrahim al-Hakim.
Seseorang yang akan mengahafal Al-Qur’an dan ingin sukses,
hendaknya memperhatikan seperti berikut:
a. Persiapan Pribadi
Persiapan dari diri pribadi dapat muncul bersamaan dengan
sifat-sifat pribadi yang semuanya itu mempunyai peran penting
terhadap kesuksesan yang ingin di capai. Sifat-sifat tersebut dapat
berupa keinginan yang kuat, pandangan dan usaha keras. Orang
yang memulai menghafal akan lebih baik jika keinginan hati tanpa
adanya paksaan. Selanjutnya keinginan tersebut di
implemantasikan dengan usaha keras sebagai wujud ikhtiyar.
Semua itu bu