BAB II
BAB II
BIAYA BAHAN BAKU dan BIAYA
BIAYA BAHAN BAKU dan BIAYA
TENAGA KERJA
TENAGA KERJA
A. BIAYA BAHAN BAKU A. BIAYA BAHAN BAKU
- Biaya bahan merupakan salah satu elemen penting dari biaya - Biaya bahan merupakan salah satu elemen penting dari biaya
produksi. Masalah yang dihadapi manajemen yang produksi. Masalah yang dihadapi manajemen yang
berhubungan dengan bahan, yaitu keterlambatan tersedianya berhubungan dengan bahan, yaitu keterlambatan tersedianya bahan yang tersedia mengakibatkan proses kegiatan produksi bahan yang tersedia mengakibatkan proses kegiatan produksi tidak lancar, dan persediaan bahan baku yang terlalu berlebih tidak lancar, dan persediaan bahan baku yang terlalu berlebih
juga merupakan pemborosan karena memerlukan biaya juga merupakan pemborosan karena memerlukan biaya
penyimpanan serta pemborosan modal kerja yang tertanam penyimpanan serta pemborosan modal kerja yang tertanam
- Bahan baku merupakan bahan yang menjadi bagian dari produk Bahan baku merupakan bahan yang menjadi bagian dari produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.
jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.
- Dari segi akuntansi:Dari segi akuntansi:
* pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan
* pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan baku baku timbul masalah mengenai penentuan harga pokok bahan yang
timbul masalah mengenai penentuan harga pokok bahan yang
dibeli
dibeli
* pada saat bahan dipakai timbul masalah
* pada saat bahan dipakai timbul masalah penentuan harga pokok bahan yang dipakai
penentuan harga pokok bahan yang dipakai
- Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari :
diperoleh dari :
* pembelian lokal
* pembelian lokal
* impor
* impor
* dari pengolahan sendiri
* dari pengolahan sendiri
Pengetahuan tentang sistem pembelian penting, untuk
Pengetahuan tentang sistem pembelian penting, untuk
memperoleh gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk
memperoleh gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk
Harga Pokok BB yang dibeli.
Sistem Pembelian Bahan Baku
Sistem Pembelian Bahan Baku
(Pembelian Lokal)
(Pembelian Lokal)
Bagian yang terkait :Bagian yang terkait : 1. Bagian produksi 1. Bagian produksi 2. Bagian gudang 2. Bagian gudang 3. Bagian pembelian 3. Bagian pembelian
4. Bagian penerimaan barang 4. Bagian penerimaan barang 5. Bagian akuntansi
5. Bagian akuntansi
Dokumen sumber dan dokumen pendukung :Dokumen sumber dan dokumen pendukung :
1. Surat permintaan pembelian 1. Surat permintaan pembelian 2. Surat order pembelian
2. Surat order pembelian
3. Laporan penerimaan barang 3. Laporan penerimaan barang 4. Faktur dari penjual
Jaringan prosedur :Jaringan prosedur :
1. Prosedur permintaan pembelian 1. Prosedur permintaan pembelian 2. Prosedur order pembelian
2. Prosedur order pembelian 3. Prosedur penerimaan barang 3. Prosedur penerimaan barang
4. Prosedur pencataan penerimaan bahan baku
4. Prosedur pencataan penerimaan bahan baku digudang
digudang
5. Prosedur pencatatan utang. 5. Prosedur pencatatan utang.
Biaya yang diperhitungkan dalam Harga pokok bahan baku Biaya yang diperhitungkan dalam Harga pokok bahan baku
yang dibeli yang dibeli
- Unsur harga pokok BB yang dibeli : semua biaya yang - Unsur harga pokok BB yang dibeli : semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh bahan baku dan terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadan siap
untuk menempatkannya dalam keadan siap untuk untuk diolah (jadi tidak hanya yang tertera
diolah (jadi tidak hanya yang tertera dalam faktur dalam faktur pembelian saja)
- Dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dibeli - Dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dibeli
terdapat unsur-unsur yang mudah atupun sulit diperhitungkan terdapat unsur-unsur yang mudah atupun sulit diperhitungkan
diperhitungkan diperhitungkan
- Unsur yang mudah diperhitungkan : harga beli dan biaya - Unsur yang mudah diperhitungkan : harga beli dan biaya angkutan
angkutan
- Unsur yang sulit diperhitungkan : biaya pesan (order cost), - Unsur yang sulit diperhitungkan : biaya pesan (order cost), biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi,
pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku. pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku.
- Pada kenyataannya harga pokok bahan baku hanya dicatat - Pada kenyataannya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok, karena sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok, karena
pembagian biaya pembelian kepada masing-masing jenis pembagian biaya pembelian kepada masing-masing jenis
bahan baku memerlukan biaya yang terkadang lebih besar bahan baku memerlukan biaya yang terkadang lebih besar daripada manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang daripada manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang
diperoleh. diperoleh.
akibatnya, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh akibatnya, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh BB dan menjadikan BB dalam keadaan siap diolah umumnya BB dan menjadikan BB dalam keadaan siap diolah umumnya
- Jika dalam pembelian bahan baku diperoleh potongan tunai Jika dalam pembelian bahan baku diperoleh potongan tunai
(cash discount) maka diperlakukan sebagai pengurangan (cash discount) maka diperlakukan sebagai pengurangan
terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli
- Biaya angkutan yang ditanggung perusahaan menimbulkan Biaya angkutan yang ditanggung perusahaan menimbulkan
permaslahan pengalokasian biaya tersebut kepada permaslahan pengalokasian biaya tersebut kepada
masing-masing jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan terhadap masing jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan terhadap
biaya angkut dibedakan menjadi : biaya angkut dibedakan menjadi :
1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan
1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
harga pokok bahan baku yang dibeli
2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai
2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli,
tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur BOP
1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan
1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan
harga pokok bahan baku yang dibeli
harga pokok bahan baku yang dibeli
- maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan
baku yang dibeli dapat didasarkan pada : baku yang dibeli dapat didasarkan pada :
a.
a. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeliPerbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli
dapat dilakukan jika bahan baku tersebut mempunyai dapat dilakukan jika bahan baku tersebut mempunyai satuan ukuran yang sama atau satuan ukuranny
satuan ukuran yang sama atau satuan ukurannya a dapat disamakandapat disamakan
contoh : Perusahaan membeli 4 macam BB dengan contoh : Perusahaan membeli 4 macam BB dengan
jumlah harga dalam faktur sebesar Rp. 1.000,-jumlah harga dalam faktur sebesar Rp. 1.000,-
Biaya angkutan Biaya angkutan keseluruhan Rp. 400,-. keseluruhan Rp. 400,-.
Kuantitas masing-masing jenis BB dalam Kuantitas masing-masing jenis BB dalam
faktur adalah : BB A= 200, BB B= 50, faktur adalah : BB A= 200, BB B= 50,
Tabel : alokasi biaya angkutan atas dasar perbandingan Tabel : alokasi biaya angkutan atas dasar perbandingan
kuantitas tiap jenis BB yang dibeli kuantitas tiap jenis BB yang dibeli
Jenis Bahan Baku
Jenis Bahan Baku
Berat
Berat Biaya Alokasi Biaya Alokasi Angkutan
Angkutan
Kg
Kg %% RpRp
A
A 200200 21,0521,05 84,2084,20
B
B 5050 5,265,26 21,0421,04
C
C 300300 31,5831,58 126,32126,32
D
D 400400 42,1142,11 168,44168,44
950
b.
b. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeliPerbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli
contoh : (sama dengan diatas) Jika biaya angkutan contoh : (sama dengan diatas) Jika biaya angkutan tersebut dibagikan atas dasar perbandingan
tersebut dibagikan atas dasar perbandingan harga harga faktur tiap-tiap jenis BB tersebut, maka
faktur tiap-tiap jenis BB tersebut, maka harga pokok tiap jenis harga pokok tiap jenis bahan baku akan
bahan baku akan dibebani dengan tambahan angkutan sebesar dibebani dengan tambahan angkutan sebesar ::
400 : 950 = 0,421400 : 950 = 0,421
Jenis bahan baku
Jenis bahan baku Harga FakturHarga Faktur Pembagian Biaya Pembagian Biaya Angkutan
Angkutan Harga Pokok Harga Pokok Bahan BakuBahan Baku Rp.
Rp. Rp.Rp. Rp.Rp.
A
A 200200 84,284,2 284,2284,2 B
B 5050 21,0521,05 71,0571,05 C
C 300300 126,3126,3 426,3426,3 D
D 400400 168,4168,4 568,4568,4 950
c.
c.
Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga
Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga
pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif
pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif
- Penghitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan - Penghitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan
yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu
Taksiran biaya tersebut kemudian dibagi dengan dasar yang Taksiran biaya tersebut kemudian dibagi dengan dasar yang akan digunakan untuk mengalokasikan biaya angkutan
akan digunakan untuk mengalokasikan biaya angkutan
tersebut. Pada saat terjadi pembelian bahan baku, harga faktur tersebut. Pada saat terjadi pembelian bahan baku, harga faktur
bahan baku harus ditambah dengan biaya angkutan sebesar bahan baku harus ditambah dengan biaya angkutan sebesar
tarif yang telah ditebtukan. tarif yang telah ditebtukan.
Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam rekening Biaya Angkutan.
- Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya angkutan atas dasar Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya angkutan atas dasar
tarif dan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi : tarif dan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi :
1) pembebanan biaya angkutan kepada bahan baku 1) pembebanan biaya angkutan kepada bahan baku
yang dibeli atas dasar tarif yang ditentukan dimuka:yang dibeli atas dasar tarif yang ditentukan dimuka:
Persediaan BBPersediaan BB xxxxxx
(tarif biaya angkutan x dasar pembebanan)(tarif biaya angkutan x dasar pembebanan)
Biaya angkutan
Biaya angkutan xxxxxx
2) pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya 2) pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya
dikeluarkan :dikeluarkan :
Biaya angkutanBiaya angkutan xxxxxx Kas
3) Selisih biaya angkutan yang dibebankan atas dasar 3) Selisih biaya angkutan yang dibebankan atas dasar
tarif dengan biaya angkutan yang sesungguhnyatarif dengan biaya angkutan yang sesungguhnya
(pada akhir periode), jika :(pada akhir periode), jika :
- jumlahnya material, maka selisih tersebut - jumlahnya material, maka selisih tersebut dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan
dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan BDP, Persediaan Produk jadi dan HPP
BDP, Persediaan Produk jadi dan HPP
- jumlahnya tidak material , selisih tersebut ditutup - jumlahnya tidak material , selisih tersebut ditutup
Persediaan Produk Jadi xxxxxx HPP
HPP xxxxxx
( Biaya angkutan sesungguhnya lebih besar dari biaya
( Biaya angkutan sesungguhnya lebih besar dari biaya
angkutan yang dibebankan atas dasar tarif)
angkutan yang dibebankan atas dasar tarif)
Biaya Angkutan
- Contoh :Contoh :
Dalam tahun 2007 diperkirakan akan dikeluarkan Dalam tahun 2007 diperkirakan akan dikeluarkan biaya angkutan sebesar Rp. 4.000.000,- dan jumlah biaya angkutan sebesar Rp. 4.000.000,- dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak 20.000kg. Tarif biaya angkutan untuk tahun 2007 20.000kg. Tarif biaya angkutan untuk tahun 2007 sebesar Rp. 200,- per kg BB yang diangkut. Biaya sebesar Rp. 200,- per kg BB yang diangkut. Biaya angkutan yang sesungguhnya dibayar dalam tahun
angkutan yang sesungguhnya dibayar dalam tahun 2007 2007 :Rp. 4.200.000,-. Selama tahun 2007 jumlah
:Rp. 4.200.000,-. Selama tahun 2007 jumlah bahan baku bahan baku yang dibeli dan alokasi biaya angkutan
yang dibeli dan alokasi biaya angkutan atas dasar tarif :atas dasar tarif :
Jenis bahan
Jenis bahan
Baku
Baku KgKg Berat Harga Berat Harga Faktur (Rp)Faktur (Rp)
Biaya Angkutan
A 7.0007.000 8.000.0008.000.000 1.400.0001.400.000 9.400.0009.400.000 B
B 5.0005.000 3.000.0003.000.000 1.000.0001.000.000 4.000.0004.000.000 C
C 3.0003.000 1.500.0001.500.000 600.000600.000 2.100.0002.100.000 D
D 5.0005.000 3.500.0003.500.000 1.000.0001.000.000 4.500.0004.500.000 16.000.000
Jurnal pembelian BB :Jurnal pembelian BB :
Persediaan BB
Persediaan BB 16.000.00016.000.000 Utang Dagang
Utang Dagang 16.000.00016.000.000
Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif :Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif :
Persediaan BB
Persediaan BB 4.000.000 4.000.000 Biaya Angkutan
Biaya Angkutan 4.000.000 4.000.000
Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi :Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi :
Biaya angkutan
Biaya angkutan 4.200.000 4.200.000 Kas
Kas 4.200.0004.200.000
Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening HPP :Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening HPP :
HPP
HPP 200.000 200.000 Biaya Angkutan
2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli,
tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, tetapi tetapi diperlakukan sebagai unsur BOP
diperlakukan sebagai unsur BOP
Dalam cara ini, biaya angkut tidak diperhitungkan sebagai Dalam cara ini, biaya angkut tidak diperhitungkan sebagai
tambahan HPokok BB yang dibeli tetapi doperhitungkan tambahan HPokok BB yang dibeli tetapi doperhitungkan sebagai unsur BOP.
sebagai unsur BOP.
Caranya : pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan Caranya : pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan
yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir, selanjutnya yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir, selanjutnya diperhitungkan sebagai unsur BOP dalam penentuan tarif
diperhitungkan sebagai unsur BOP dalam penentuan tarif BOP. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan BOP. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan kemudian dicatat disebelah debet rekening BOP
kemudian dicatat disebelah debet rekening BOP sesungguhnya.
Biaya Unit Organisasi yang Terkait dalam
Biaya Unit Organisasi yang Terkait dalam
perolehan Bahan Baku
perolehan Bahan Baku
Jika biaya pembelian diperhitungkan sebagai harga pokok Jika biaya pembelian diperhitungkan sebagai harga pokok
bahan baku, maka biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bahan baku, maka biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
bagian-bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku, yaitu bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku, yaitu
bagian pembelian, bagian gudang dan akuntansi persediaan bagian pembelian, bagian gudang dan akuntansi persediaan
harus diperhitungkan (dimana pada saat bahan baku yang harus diperhitungkan (dimana pada saat bahan baku yang
dibeli diterima gudang sebagian besar biaya-biaya yang dibeli diterima gudang sebagian besar biaya-biaya yang
terkait dalam pembelian belum diperhitungkan). Sehingga terkait dalam pembelian belum diperhitungkan). Sehingga
sulit dalam memperhitungkanbiaya pembelian yang sulit dalam memperhitungkanbiaya pembelian yang
sesungguhnya yang ahrus dibebankan pada harga pokok BB sesungguhnya yang ahrus dibebankan pada harga pokok BB
Dalam mengatasi masalah pembebanan biaya-biaya yang Dalam mengatasi masalah pembebanan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh bagian yang terkait dalam pembelian BB untuk dikeluarkan oleh bagian yang terkait dalam pembelian BB untuk
menentukan harga pokok BB yang sesunguhnya adalah dengan menentukan harga pokok BB yang sesunguhnya adalah dengan membuat “tarif biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku membuat “tarif biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku
yang dibeli” yang dibeli”
Cara menghitung biaya pembelian dibebankan kepada BB yang Cara menghitung biaya pembelian dibebankan kepada BB yang
dibeli atas dasar tarif : dibeli atas dasar tarif :
1. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi
1. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku diperkirakan selama satu
pembelian bahan baku diperkirakan selama satu tahun tahun anggaran
anggaran
2. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian
2. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian bagian tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya dalam
bagian tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya dalam dalam dalam tahun anggaran
tahun anggaran
3. Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian
3. Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dengan cara membagi tiap bagian dengan
tersebut dengan cara membagi tiap bagian dengan dasar dasar pembebanan
Bagian
Bagian Dasar PembebananDasar Pembebanan Tarif Pembebanan Biaya Tarif Pembebanan Biaya Pembelian
PersediaanPersediaan
» Jumlah frekuensi
pembelianpembelian
» tarif per transaksi » tarif per transaksi
lian / tarif setiap jumlahlian / tarif setiap jumlah
harga faktur pembelianharga faktur pembelian » Tarif per macam bahan » Tarif per macam bahan
yang diterimayang diterima
» Tarif per macam bahan » Tarif per macam bahan
per meter kubik / perper meter kubik / per
nilai rupiah BB yangnilai rupiah BB yang
disimpan digudangdisimpan digudang » Tarif per transaksi » Tarif per transaksi
pembelianpembelian
Dasar pembebanan Biaya Pembelian Tiap bagian Dasar pembebanan Biaya Pembelian Tiap bagian
yang terkait yang terkait
Jurnal pembebanan biaya pembelian kepada
Jurnal pembebanan biaya pembelian kepada
harga pokok BB atas dasar tarif :
harga pokok BB atas dasar tarif :
Persediaan
Persediaan Rp. xxx Rp. xxx
Biaya Bagian Pembelian yang Dibebankan Rp. xxxBiaya Bagian Pembelian yang Dibebankan Rp. xxx
Biaya Bagian Penerimaan yang DibebankanBiaya Bagian Penerimaan yang Dibebankan xxx xxx
Biaya Bagian Gudang yang DibebankanBiaya Bagian Gudang yang Dibebankan xxx xxx
Biaya Bagian Akuntansi Persediaan yg Dibebankan xxx Biaya Bagian Akuntansi Persediaan yg Dibebankan xxx
Biaya-biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh bagian yang Biaya-biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh bagian yang
terkait pembelian BB didebitkan dalam rekening masing-masing terkait pembelian BB didebitkan dalam rekening masing-masing
biaya yang dibebankan biaya yang dibebankan
Selisih dalam rekening-rekening biaya masing-masing bagian yang Selisih dalam rekening-rekening biaya masing-masing bagian yang
dibebankan dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan dibebankan dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan
Unsur Biaya Dalam Harga Pokok BB yang
Unsur Biaya Dalam Harga Pokok BB yang
Diimpor
Diimpor
Unsur Harga pokok BB lokal berbeda dengan Bb yang Unsur Harga pokok BB lokal berbeda dengan Bb yang
diimpor diimpor
Biaya-biaya yang menjadi tangungan pembeli dipengaruhi Biaya-biaya yang menjadi tangungan pembeli dipengaruhi
oleh harga barang yang disetujui oleh pembeli dan penjual oleh harga barang yang disetujui oleh pembeli dan penjual
Syarat harga BB yang diimpor :Syarat harga BB yang diimpor :
- FAS (Free alongside ship) - FAS (Free alongside ship) - FOB (Free on Board)
- FOB (Free on Board)
- C & F (Cost and Freight) - C & F (Cost and Freight)
Pada harga C & F : pembeli menanggung biaya asuransiPada harga C & F : pembeli menanggung biaya asuransi
laut dan penjual menanggung biayalaut dan penjual menanggung biaya
angkutan lautnyaangkutan lautnya
Pada harga C.I & F : pembeli hanya menanggung biayaPada harga C.I & F : pembeli hanya menanggung biaya
biaya untuk mengeluarkan BB daribiaya untuk mengeluarkan BB dari
pelabuhan pembeli dan biaya-pelabuhan pembeli dan
biaya lain sampai barang diterimabiaya lain sampai barang diterima
digudang pembeli, sedangkandigudang pembeli, sedangkan
biaya angkutan laut besertabiaya angkutan laut beserta
asuransi laut diperhitungkan dalamasuransi laut diperhitungkan dalam
Harga FOB
Harga FOB Rp. xxxRp. xxx
Angkutan laut (ocean freigt)
Angkutan laut (ocean freigt) xxx xxx
Harga C&F
Harga C&F Rp. xxxRp. xxx
Biaya asuransi (marine insurance)
Biaya asuransi (marine insurance) xxx xxx
Harga C.I & F
Harga C.I & F Rp. xxxRp. xxx Biaya-biaya Bank
Biaya-biaya Bank xxx xxx
Bea masuk & biaya pabean lainnya
Bea masuk & biaya pabean lainnya xxx xxx Pajak Penjualan Impor
Pajak Penjualan Impor xxx xxx Biaya Gudang
Biaya Gudang xxx xxx
Biaya expedisi muatan kapal laut (E.M.K.L) xxx Biaya expedisi muatan kapal laut (E.M.K.L) xxx Biaya transport lokal
Biaya transport lokal xxx xxx
Harga Pokok baku
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku
2 metode pencatatan biaya BB yang dipakai dalam produksi:2 metode pencatatan biaya BB yang dipakai dalam produksi:
1. Metode mutasi persediaan (pepertual inventory 1. Metode mutasi persediaan (pepertual inventory
method)method)
2. Metode persediaan fisik (Phisycal inventory 2. Metode persediaan fisik (Phisycal inventory
method)method)
Metode mutasi persediaan : setiap mutasi persediaanMetode mutasi persediaan : setiap mutasi persediaan
dicatat dalam kartu persediaandicatat dalam kartu persediaan
Metode ini cocok untuk digunakan oleh perusahaan yang harga Metode ini cocok untuk digunakan oleh perusahaan yang harga
pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok
Metode persediaan fisik : hanya tambahan persediaan BB Metode persediaan fisik : hanya tambahan persediaan BB
dari pembelian saja yang dicatat dalam kartu dari pembelian saja yang dicatat dalam kartu persediaan, mutasi berkurangnya BB karena persediaan, mutasi berkurangnya BB karena
pemakaian tidak dicatat. Biaya BB yang dipakai pemakaian tidak dicatat. Biaya BB yang dipakai dalam proses produksi dihitung dengan cara
dalam proses produksi dihitung dengan cara menghitung sisa persediaan BB yang ada
menghitung sisa persediaan BB yang ada digudang pada akhir periode akuntansi.
digudang pada akhir periode akuntansi.
Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam : penentuan
Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam : penentuan BB dalam perusahaan yang harga pokok produksinya
BB dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengn metode harga pokok proses.
dikumpulkan dengn metode harga pokok proses.
Biaya BB yang dipakai dalam produksi selama 1 peiode : Biaya BB yang dipakai dalam produksi selama 1 peiode :
HP persediaan BB awal periode + HP BB yang dibeli HP persediaan BB awal periode + HP BB yang dibeli
Penentuan Harga Pokok BB yang Dipakai
Penentuan Harga Pokok BB yang Dipakai
dalam Produksi
dalam Produksi
Dalam menentukan HP BB yang dipakai dalam produksi Dalam menentukan HP BB yang dipakai dalam produksi
terkadang timbul masalah, karena harga beli BB dalam satu terkadang timbul masalah, karena harga beli BB dalam satu
periode akuntansi seringkali berbeda (mengalami fluktuasi harga), periode akuntansi seringkali berbeda (mengalami fluktuasi harga),
sehingga persediaan BB yang ada digudang mempunyai harga sehingga persediaan BB yang ada digudang mempunyai harga
pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama. pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama.
Metode penentuan HP BB yang dipakai dalam produksi (material Metode penentuan HP BB yang dipakai dalam produksi (material
costing methods) a.l: costing methods) a.l:
1. Metode identifikasi khusus 1. Metode identifikasi khusus
2. Metode MPKP 2. Metode MPKP 3. Metode MTKP 3. Metode MTKP
4. Metode rata-rata bergerak 4. Metode rata-rata bergerak
5. Metode biaya standar 5. Metode biaya standar
#
#
Masalah-masalah Khusus yang berhubungan dengan
Masalah-masalah Khusus yang berhubungan dengan
Bahan Baku
Bahan Baku
#
#
Masalah-masalah yang berhubungan dengan bahan baku, jika Masalah-masalah yang berhubungan dengan bahan baku, jika
dalam proses produksi terjadi : dalam proses produksi terjadi :
a. sisa bahan (scrap materials)
a. sisa bahan (scrap materials)
b. produk cacat (detective goods)
b. produk cacat (detective goods)
c. produk rusak (spoiled goods)
c. produk rusak (spoiled goods)
a.
a.
sisa bahan (scrap materials)
sisa bahan (scrap materials)
Sisa bahan : sisa dari bahan baku yang tidak bisa Sisa bahan : sisa dari bahan baku yang tidak bisa
Masalah jika terdapat sisa bahan dalam proses
Masalah jika terdapat sisa bahan dalam proses
produksi adalah : memperlakukan hasil penjualan sisa
produksi adalah : memperlakukan hasil penjualan sisa
bahan, yang dapat diperlakukan sebagai :
bahan, yang dapat diperlakukan sebagai :
1) pengurang biaya BB yang dipakai dalam
1) pengurang biaya BB yang dipakai dalam
pesanan yang menghasilkan sisa bahan
pesanan yang menghasilkan sisa bahan
tersebut
tersebut
2) pengurang terhadap BOP yang
2) pengurang terhadap BOP yang
sesungguhnya terjadi
sesungguhnya terjadi
3) Penghasilan diluar usaha (Other income)
1)
1) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagaiHasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya BB yang dipakai dalam pesanan
pengurang biaya BB yang dipakai dalam pesanan yang yang menghasilkan sisa bahan tersebut
menghasilkan sisa bahan tersebut
Sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan jika terjadi Sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan jika terjadi
karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu. karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu.
Jurnal (saat penjualan sisa bahan) :Jurnal (saat penjualan sisa bahan) :
Kas / Piutang Dagang
Kas / Piutang Dagang Rp. xxxRp. xxx BDP-Biaya BBB
BDP-Biaya BBB Rp. xxx Rp. xxx
Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok
pesanan (bersangkutan dengan Biaya BB) sebagai pengurang pesanan (bersangkutan dengan Biaya BB) sebagai pengurang
2)
2) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang terhadap BOP
sebagai pengurang terhadap BOP
yang sesungguhnya terjadi
yang sesungguhnya terjadi
Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai
pengurang BOP yang sesungguhnya terjadi, jika : pengurang BOP yang sesungguhnya terjadi, jika :
•
• sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan dengan sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan dengan pesanan tertentu
pesanan tertentu
• • sisa bahan merupakan hal yang biasa dalam tejadi sisa bahan merupakan hal yang biasa dalam tejadi dalam dalam proses pengerjaan produk
proses pengerjaan produk
Jurnal (saat penjualan sisa produk) :Jurnal (saat penjualan sisa produk) :
Kas / Piutang Dagang
Kas / Piutang Dagang Rp. xxxRp. xxx
3) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan
3) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan
sebagai Penghasilan diluar usaha (Other income)
sebagai Penghasilan diluar usaha (Other income)
Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai
penghasilan diluar usaha dan disajikan dalam laporan rugi laba penghasilan diluar usaha dan disajikan dalam laporan rugi laba
dalam kelompok Penghasilan Diluar Usaha (tidak sebagai dalam kelompok Penghasilan Diluar Usaha (tidak sebagai
pengurang biaya produksi) pengurang biaya produksi)
Jurnal (saat penjualan sisa produk) :Jurnal (saat penjualan sisa produk) :
Kas/ Piutang Dagang
Kas/ Piutang Dagang Rp. xxxRp. xxx
Pencatatan Sisa BahanPencatatan Sisa Bahan
Pengawasan terhadap persediaan sisa bahan sangat diperlukan apabila Pengawasan terhadap persediaan sisa bahan sangat diperlukan apabila
jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi
jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi
Mutasi persediaan sisa bahan yang ada digudang harus dicatat oleh Mutasi persediaan sisa bahan yang ada digudang harus dicatat oleh
pemegang kartu persediaan dibagian Akuntansi
pemegang kartu persediaan dibagian Akuntansi
2 Cara pencatatan persediaan sisa bahan :2 Cara pencatatan persediaan sisa bahan :
1. Bagian Akuntansi Persediaan menyelenggarakan catatan 1. Bagian Akuntansi Persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan sisa bahan dalam Kartu
mutasi persediaan sisa bahan dalam Kartu Persediaan. Persediaan.
Pada saat sisa bahan ditransfer dari Bagian dari Pada saat sisa bahan ditransfer dari Bagian dari bagian Produksi ke Bagian Gudang, Bagian Akuntansi
bagian Produksi ke Bagian Gudang, Bagian Akuntansi Persediaan menerima laporan sisa bahan dari Bagian
Persediaan menerima laporan sisa bahan dari Bagian Gudang, Gudang, dan mencatat kuantitas sisa bahan tersebut
dan mencatat kuantitas sisa bahan tersebut tanpa nilai tanpa nilai rupiahnya ke dalam Kartu Persediaan.
rupiahnya ke dalam Kartu Persediaan.
Pada saat persediaan sisa bahan dijual, dibuat jurnal Pada saat persediaan sisa bahan dijual, dibuat jurnal seperti uaraian diatas.
seperti uaraian diatas.
2. Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya menyelenggarakan 2. Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan bahan dalam kuantitasnya
pencatatan mutasi persediaan bahan dalam kuantitasnya saja, tetapi saja, tetapi juga nilai rupiahnya.
2. Jika Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya 2. Jika Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya
menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan bahan menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan bahan
dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai rupiahnya, maka dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai rupiahnya, maka pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya dapat pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya dapat
dilakukan dengan 2 metode : dilakukan dengan 2 metode :
a) Metode I
a) Metode I
» Pada saat penyerahan persediaan sisa bahan dari
» Pada saat penyerahan persediaan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang :
bagian produksi ke bagian gudang :
Persediaan Sisa Bahan Persediaan Sisa Bahan Rp.xxx Rp.xxx Hasil Penjualan Sisa Bahan
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp.xxx Rp.xxx
(Jurnal yang dikredit tergantung perlakuan (Jurnal yang dikredit tergantung perlakuan
terhadap hasil penjualan sisa bahan sesuai uraian terhadap hasil penjualan sisa bahan sesuai uraian diatas, yaitu rekening BDP-BBB atau BOP
diatas, yaitu rekening BDP-BBB atau BOP sesungguhnya)
» Jurnal penjualan sisa bahan : » Jurnal penjualan sisa bahan :
Kas / Piutang Dagang
Kas / Piutang Dagang Rp.xxxRp.xxx
Persediaan Sisa BahanPersediaan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx » Jurnal penyesuaian (untuk sisa bahan yang belum laku):
» Jurnal penyesuaian (untuk sisa bahan yang belum laku): Hasil Penjualan Sisa Bahan
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx
Penghasilan yang belum direalisasikanPenghasilan yang belum direalisasikan Rp.xxxRp.xxx » Jurnal penyesuaian jika terjadi perbedaan antara taksiran » Jurnal penyesuaian jika terjadi perbedaan antara taksiran
harga jual sisa bahan dengan harga jual sesungguhnya :harga jual sisa bahan dengan harga jual sesungguhnya : Persediaan Sisa Bahan
Persediaan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx
Contoh : Contoh :
Bagian produksi menyerahkan 50 kg sisa bahan ke Bagian Bagian produksi menyerahkan 50 kg sisa bahan ke Bagian
gudang. Jika ditaksir dapat dijual Rp. 1.000,- per kg. Sisa gudang. Jika ditaksir dapat dijual Rp. 1.000,- per kg. Sisa
bahan tersebut sampai akhir periode akuntansi laku terjual 20 bahan tersebut sampai akhir periode akuntansi laku terjual 20
kg dengan harga jual Rp. kg dengan harga jual Rp.
Buatlah jurnal :Buatlah jurnal :
- untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian - untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian
produksi ke bagian gudangproduksi ke bagian gudang -
- Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan
- Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang - Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang
belum laku belum laku
- Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara - Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara
harga taksiran dengan harga jual sesungguhnya sisaharga taksiran dengan harga jual sesungguhnya sisa
» Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian » Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian
gudang : gudang :
Persediaan Sisa Bahan
Persediaan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000 Hasil Penjualan Sisa Bahan
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000
» Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan : » Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan :
Kas / Piutang Dagang
Kas / Piutang Dagang Rp. 30.000 Rp. 30.000 Persediaan Sisa Bahan
Persediaan Sisa Bahan Rp. 30.000 Rp. 30.000
» Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang belum laku : » Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang belum laku :
Hasil Penjualan Sisa Bahan
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 30.000 Rp. 30.000
Penghasilan yang Belum Direalisasikan Rp. 30.000Penghasilan yang Belum Direalisasikan Rp. 30.000
» Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara harga taksiran dengan harga » Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara harga taksiran dengan harga
jual sesungguhnya sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang : jual sesungguhnya sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang :
Persediaan Sisa Bahan
Persediaan Sisa Bahan Rp. 10.000 Rp. 10.000
b) Metode II
b) Metode II
» Jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari Bagian » Jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari Bagian
Produksi ke Bagian Gudang :Produksi ke Bagian Gudang : Persediaan Sisa Bahan
Persediaan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx
Penghasilan yang Belum DirealisasikanPenghasilan yang Belum Direalisasikan Rp.xxxRp.xxx » Jurnal penjualan sisa bahan :
» Jurnal penjualan sisa bahan : Kas/ Piutang Dagang
Kas/ Piutang Dagang Rp.xxxRp.xxx
Hasil Penjualan Sisa BahanHasil Penjualan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx Penghasilan yang Belum Direalisasikan
Penghasilan yang Belum Direalisasikan Rp.xxxRp.xxx
Persediaan BahanPersediaan Bahan Rp.xxxRp.xxx
(Jika pada akhir periode terdapat sisa bahan yang belum laku (Jika pada akhir periode terdapat sisa bahan yang belum laku dijual, atau terdapat selisih harga jual maka tidak perlu dibuat dijual, atau terdapat selisih harga jual maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian).
Contoh sama dengan diatas : Contoh sama dengan diatas :
» Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian » Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian
gudang : gudang :
Persediaan Sisa Bahan
Persediaan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000 Hasil Penjualan Sisa Bahan
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000
» Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan : » Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan :
Kas / Piutang Dagang
Kas / Piutang Dagang Rp. 30.000 Rp. 30.000 Hasil Penjualan Sisa Bahan
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 30.000 Rp. 30.000
Penghasilan yang belum direalisasikan
Penghasilan yang belum direalisasikan Rp. 20.000 Rp. 20.000
b)
b)
Produk Cacat (Detective Goods)
Produk Cacat (Detective Goods)
Produk cacat adalah : produk yang tidak memenuhi standar Produk cacat adalah : produk yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya
pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, maka produk pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, maka produk
tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan kembali tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan kembali
menjadi produk yang baik. menjadi produk yang baik.
Masalah yang timbul mengenai produk cacat adalah : Masalah yang timbul mengenai produk cacat adalah :
bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk pengerjaan kembali (rework cocts) produk cacat
Terhadap biaya pengerjan kembali produk cacat adalah :Terhadap biaya pengerjan kembali produk cacat adalah :
1) Biaya pengerjaan kembali produk cacat 1) Biaya pengerjaan kembali produk cacat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi
dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan pesanan yang bersangkutan, jika produk cacat
yang bersangkutan, jika produk cacat tersebut bukan tersebut bukan merupakan hal yang biasa terjadi
merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses produksi dalam proses produksi tetapi akrena karakteristik
tetapi akrena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu.pengerjaan pesanan tertentu.
2) Biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan 2) Biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada kepada seluruh produksi dengan cara
seluruh produksi dengan cara memperhitungkan biaya memperhitungkan biaya pengerjaan kembali
pengerjaan kembali tersebut kedalam tarif BOP, jika tersebut kedalam tarif BOP, jika produk cacat
produk cacat tersebut merupakan hal yang biasa terjadi tersebut merupakan hal yang biasa terjadi dalam
dalam proses pengerjaan produk. (Biaya pengerjaan proses pengerjaan produk. (Biaya pengerjaan kembali produk cacat yangsesungguhnya terjadi
1) 1) Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk
Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Pesanan Tertentu
Pesanan Tertentu
#
# PT ABC menerima pesanan 50 satuan Produk N. Biaya PT ABC menerima pesanan 50 satuan Produk N. Biaya
produksi yang dikeluarkan Rp. 25.000, BTKL Rp. 10.000 dan produksi yang dikeluarkan Rp. 25.000, BTKL Rp. 10.000 dan
BOP yang dibebankan atas dasar tarif 150% dari BTKL. BOP yang dibebankan atas dasar tarif 150% dari BTKL.
Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 8 satuan produk Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 8 satuan produk
cacat yang secara ekonomis masih dapat diperbaiki, dengan cacat yang secara ekonomis masih dapat diperbaiki, dengan
mengeluarkan BTKL Rp. 2.000 dan BOP pada tarif yang biasa mengeluarkan BTKL Rp. 2.000 dan BOP pada tarif yang biasa
dipakai. dipakai.
Buatlah Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya Buatlah Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya
1. Jurnal pencatatan biaya produksi 50 satuan produk N :1. Jurnal pencatatan biaya produksi 50 satuan produk N :
BDP-BBB
BDP-BBB Rp. 25.000Rp. 25.000 BDP-BTKL
Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya
tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang
tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang
bersangkutan) :
Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :
Persediaan Produk Jadi
1) Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk1) Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk
Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Produksi Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Produksi Secara Keseluruhan
Secara Keseluruhan
# Didalam proses proses produksi PT ABC selalu terjadi produk # Didalam proses proses produksi PT ABC selalu terjadi produk
cacat yang secara ekonomis dapat diperbaiki dengan cara cacat yang secara ekonomis dapat diperbaiki dengan cara mengeluarkan biaya pengerjaan kembali. Sehingga dalam mengeluarkan biaya pengerjaan kembali. Sehingga dalam
menentukan tarif BOP didalam anggaran diperhitungkan taksiran menentukan tarif BOP didalam anggaran diperhitungkan taksiran
biaya pengerjaan kembali produk cacat yang akan dikeluarkan biaya pengerjaan kembali produk cacat yang akan dikeluarkan
selama periode anggaran. PT ABC dalam satu epriode anggaran selama periode anggaran. PT ABC dalam satu epriode anggaran
menerima 100 satuan produk X, tarif BOP ditentukan sebesar menerima 100 satuan produk X, tarif BOP ditentukan sebesar
120% dari BTKL. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk 120% dari BTKL. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk
mengolah produk tersebut : BBB 150.000, BTKL Rp. 210.000,-. mengolah produk tersebut : BBB 150.000, BTKL Rp. 210.000,-.
Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 10 satuan produk Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 10 satuan produk
cacat, yang membutuhkan biaya pengerjaan kembali yang terdiri cacat, yang membutuhkan biaya pengerjaan kembali yang terdiri
dari : BTKL 20.000 dan BOP pada tarif yang dipakai. Buatlah dari : BTKL 20.000 dan BOP pada tarif yang dipakai. Buatlah
Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya pengerjaan kembali Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya pengerjaan kembali
1. Jurnal pencatatan biaya produksi 100 satuan produk X :1. Jurnal pencatatan biaya produksi 100 satuan produk X :
BDP-BBB
BDP-BBB Rp. 150.000Rp. 150.000 BDP-BTKL
Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya
tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang
tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang
bersangkutan) :
Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :
Persediaan Produk Jadi
b)
b)
Produk Rusak (Spoiled Goods)
Produk Rusak (Spoiled Goods)
Adalah : produk yang tidak memenuhi standar mutu yang Adalah : produk yang tidak memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat
telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik
diperbaiki menjadi produk yang baik
Perbedaan dengan sisa bahan : produk rusak merupakan Perbedaan dengan sisa bahan : produk rusak merupakan produk produk
yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga
yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan BOP, kerja dan BOP, sedangkan sisa bahan merupakan bahan
sedangkan sisa bahan merupakan bahan yang mengalami yang mengalami kerusakan dalam proses produksi
Perlakuan terhadap produk rusak tergantung dari sifat dan Perlakuan terhadap produk rusak tergantung dari sifat dan sebab terjadinya :
sebab terjadinya :
1) Harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan 1) Harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan
harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang
bersangkutan, jika produk rusak terjadi karena sulitnya bersangkutan, jika produk rusak terjadi karena sulitnya
pengerjaan pesanan tertentu atau faktor luar biasa lain. pengerjaan pesanan tertentu atau faktor luar biasa lain.
Jika produk rusak masih laku dijual maka hasil penjualannya Jika produk rusak masih laku dijual maka hasil penjualannya
diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang
2) Kerugian yang timbul karena Produk rusak dibebankan kepada 2) Kerugian yang timbul karena Produk rusak dibebankan kepada
produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut dalam tarif BOP, jika produk rusak tersebut merupakan hal tersebut dalam tarif BOP, jika produk rusak tersebut merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk.
yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk.
Sehingga unsur-unsur dalam anggaran BOP yang akan digunakan Sehingga unsur-unsur dalam anggaran BOP yang akan digunakan untuk menentukan tarif BOP :
untuk menentukan tarif BOP : Biaya Bahan Penolong
Biaya Bahan Penolong Rp xxxRp xxx BTKTL
BTKTL xxxxxx
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan xxx xxx Biaya Asuransi
Biaya Asuransi xxx xxx BOP lain
BOP lain xxx xxx
Rugi Produk Rusak (TR-H Pokok Prod. Rusak)
Rugi Produk Rusak (TR-H Pokok Prod. Rusak) xxx xxx
BOP yang Dianggarkan
BOP yang Dianggarkan Rp xxxRp xxx `
Rumus Tarif BOP : Rumus Tarif BOP :
BOP yang dianggarkan BOP yang dianggarkan
Dasar PembebananDasar Pembebanan
Jika terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya Jika terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya
1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Produk Rusak Dibebankan
1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Produk Rusak Dibebankan
kepada Pesanan Tertentu)
kepada Pesanan Tertentu)
PT ABC pada bulan Desember 200x menerima pesanan (perusahaan PT ABC pada bulan Desember 200x menerima pesanan (perusahaan
berproduksi atas dasar pesanan) pembuatan 500 unit produk X. Pesanan berproduksi atas dasar pesanan) pembuatan 500 unit produk X. Pesanan
tersebut merupakan pesanan yang membutuhkan keepatan spesifikasi yang tersebut merupakan pesanan yang membutuhkan keepatan spesifikasi yang telah ditentukan pemesan, sehingga produk rusak yang terjadi dibebankan telah ditentukan pemesan, sehingga produk rusak yang terjadi dibebankan
kepada pesanan tersebut) kepada pesanan tersebut)
Dalam memenuhi pesan tersebut PT ABC memproduksi 515 satuan produk Dalam memenuhi pesan tersebut PT ABC memproduksi 515 satuan produk
X dengan biaya produksi yang terdiri dari : BBB Rp. 160.000, BTKL X dengan biaya produksi yang terdiri dari : BBB Rp. 160.000, BTKL
250.000, BOP dibebankan atas dasar tarif sebesar 200% dari BTKL. Setelah 250.000, BOP dibebankan atas dasar tarif sebesar 200% dari BTKL. Setelah
produksi selesai ternyata terdapat 15 unit produk yang rusak (secara produksi selesai ternyata terdapat 15 unit produk yang rusak (secara
ekonomis tidak dapat diperbaiki), dan diperkirakan jika dijual akan laku ekonomis tidak dapat diperbaiki), dan diperkirakan jika dijual akan laku
sebesar RP. 250,- per unit. sebesar RP. 250,- per unit.
Buatlah jurnal : Buatlah jurnal :
- untuk mencatat biaya produksi - untuk mencatat biaya produksi
- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan
- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan produksi yang bersangkutan
Jurnal untuk mencatat biaya produksi (515 unit Produk X) :Jurnal untuk mencatat biaya produksi (515 unit Produk X) :
BDP-BBBBDP-BBB Rp. 160.000Rp. 160.000 BDP-BTKLBDP-BTKL 250.000 250.000
BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 500.000 500.000
Jika 15 unit produk X tidak rusak, maka harga pokok Produk X adalah Rp. Jika 15 unit produk X tidak rusak, maka harga pokok Produk X adalah Rp.
1.767 per unit (910.000 : 515). 1.767 per unit (910.000 : 515).
Harga pokok produk rusak dibebankan dibebankan kepada produk X yang Harga pokok produk rusak dibebankan dibebankan kepada produk X yang
baik, sehingga Harga Pokok Produk X yang baik adalah Rp. 1.820 baik, sehingga Harga Pokok Produk X yang baik adalah Rp. 1.820
(910.000 : 500) (910.000 : 500)
Jurnal untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan Jurnal untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan
produksi yang bersangkutan: produksi yang bersangkutan:
(Hasil penjualan produk rusak dikurangkan dari biaya produksi yang (Hasil penjualan produk rusak dikurangkan dari biaya produksi yang
seluruhnya telah dibebankan kepada produk yang baik. seluruhnya telah dibebankan kepada produk yang baik.
Persediaan Produk Rusak (15xRp250)
Persediaan Produk Rusak (15xRp250) Rp. 3.750Rp. 3.750
BDP-BBBBDP-BBB Rp. 660 Rp. 660 BDP-BTKLBDP-BTKL 1.029 1.029
Pembagian nilai jual produk rusak :Pembagian nilai jual produk rusak :
Elemen Harga
Elemen Harga
Pokok Produk
Pokok Produk Total Biaya Total Biaya
Produksi
Produksi Biaya per Unit Biaya per Unit
(515 unit)
(515 unit) Harga Pokok Harga Pokok
Jumlah 910.000910.000 1.7671.767 26.50526.505
Pembagian nilai jual produk rusak :Pembagian nilai jual produk rusak :
Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :
Persediaan Produk JadiPersediaan Produk Jadi p. 906.250p. 906.250
BDP-BBBBDP-BBB Rp. 159.340 Rp. 159.340
BDP-BTKLBDP-BTKL 248.971 248.971
1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Kerugian Produk Rusak
1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Kerugian Produk Rusak
Dibebankan kepada Seluruh Produk)
Dibebankan kepada Seluruh Produk)
PT ABC berproduksi atas dasar pesanan. Kerugian karena adanya produk PT ABC berproduksi atas dasar pesanan. Kerugian karena adanya produk
rusak sudah diperhitungkan dalam penentuan tarif BOP pada awal tahun, rusak sudah diperhitungkan dalam penentuan tarif BOP pada awal tahun,
karena produk rusak merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses karena produk rusak merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses
pengolahan produk. Tarif BOP sebesar 140% dari BTKL pengolahan produk. Tarif BOP sebesar 140% dari BTKL
Pada bulan Desember 200x, perusahaan memperoleh pesanan Produk X Pada bulan Desember 200x, perusahaan memperoleh pesanan Produk X
sebanyak 10.000 unit. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan sebanyak 10.000 unit. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan adalah ; BBB Rp. 200.000,- BTKL 320.000,- dan BOP. Perusahaan pesanan adalah ; BBB Rp. 200.000,- BTKL 320.000,- dan BOP. Perusahaan memproduksi sebanyak 10.500 unit, dan setelah selesai berproduksi ternyata memproduksi sebanyak 10.500 unit, dan setelah selesai berproduksi ternyata sebanyak 500 unit merupakan produk rusak dan jika dijual masih dapat laku sebanyak 500 unit merupakan produk rusak dan jika dijual masih dapat laku
Rp. 50 per unit. Rp. 50 per unit. Buatlah jurnal : Buatlah jurnal :
- untuk mencatat biaya produksi - untuk mencatat biaya produksi
- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan
- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan produksi yang bersangkutan
Jurnal untuk mencatat biaya produksi (10.500 unit Produk X) :Jurnal untuk mencatat biaya produksi (10.500 unit Produk X) : BDP-BBB
BDP-BBB Rp. 200.000Rp. 200.000 BDP-BTKL
Dalam tarif BOP telah diperhitungkan kerugian produk rusak, maka berarti
Dalam tarif BOP telah diperhitungkan kerugian produk rusak, maka berarti
seluruh produk yang diproduksi akan dibebani dengan kerugian adanya
seluruh produk yang diproduksi akan dibebani dengan kerugian adanya
produk rusak. (Sehingga kerugian yang sesungguhnya yang timbul dari
produk rusak. (Sehingga kerugian yang sesungguhnya yang timbul dari
produk rusak didebitkan di rekening BOP Sesungguhnya).
produk rusak didebitkan di rekening BOP Sesungguhnya).
Perhitungan karena adanya produk rusak :
Perhitungan karena adanya produk rusak :
Pembagian nilai jual produk rusak Pembagian nilai jual produk rusak
Elemen Harga
Elemen Harga
Pokok
Pokok Biaya Total
Biaya Total Biaya per UnitBiaya per Unit (10.500 unit)
Jumlah 968.000968.000 9292
Jurnal pencatatan produk rusak dan kerugiannya :Jurnal pencatatan produk rusak dan kerugiannya :
Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi :
Persediaan Produk JadiPersediaan Produk Jadi p. 920.000p. 920.000
BDP-BBBBDP-BBB Rp. 190.000 Rp. 190.000
BDP-BTKLBDP-BTKL 300.000 300.000
B. BIAYA TENAGA KERJA
B. BIAYA TENAGA KERJA
Biaya Tenaga Kerja :Biaya Tenaga Kerja :
* merupakan salah satu biaya konversi (untuk
* merupakan salah satu biaya konversi (untuk mengubah BB menjadi produk jadi
mengubah BB menjadi produk jadi * merupakan BOP
* merupakan BOP
BTK : BTK :
* adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan
* adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga manusia tersebut
tenaga manusia tersebut
* merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan
* merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk
Komponen BTK meliputi : Komponen BTK meliputi :
* gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi * gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi
reguler yang diberikan perusahaan kepada reguler yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas usaha fisik stau mental yang
karyawan atas usaha fisik stau mental yang telah dikerahkannya.
telah dikerahkannya.
* Insentif : merupakan penghargaan (reward) atas * Insentif : merupakan penghargaan (reward) atas
kinerja dan peningkatan produktivitas tenaga kinerja dan peningkatan produktivitas tenaga
kerja berupa kompensasi tambahan yang kerja berupa kompensasi tambahan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,
baik individu ataupum kelompok. Sehingga baik individu ataupum kelompok. Sehingga
tujuan adanya insentif adalah untuk merangsang
tujuan adanya insentif adalah untuk merangsang karyawan karyawan agar bekerja lebih produktif.
agar bekerja lebih produktif.
* Tunjangan : merupakan kompensasi tambahan yang * Tunjangan : merupakan kompensasi tambahan yang
diberikan oelh perusahaan kepada karyawan, diberikan oelh perusahaan kepada karyawan,
seperti : tunjangan pensiun, tunjangan seperti : tunjangan pensiun, tunjangan
Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga
Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga
Kerja
Kerja
Kegiatan tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur Kegiatan tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur
digolongkan menjadi :
digolongkan menjadi :
1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam
1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan
organisasi perusahaan
2. Penggolongan menurut kegiatan
2. Penggolongan menurut kegiatan
departemen dalam perusahaan
departemen dalam perusahaan
3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk
1.
1. Penggolongan menurut fungsi pokokPenggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan
dalam organisasi perusahaan
Fungsi pokok dalam organisasi manufaktur ada tiga, yaitu Fungsi pokok dalam organisasi manufaktur ada tiga, yaitu
fungsi produksi, pemasaran dan administrasi, sehingga harus fungsi produksi, pemasaran dan administrasi, sehingga harus digolongkan dan dibedakan antara tenaga kerja pabrik dan digolongkan dan dibedakan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja non pabrik.
tenaga kerja non pabrik.
Penggolongan ditujukan untuk membedakan BTK yang Penggolongan ditujukan untuk membedakan BTK yang
merupakan unsur Harga Pokok Produk, dan BTK non pabrik merupakan unsur Harga Pokok Produk, dan BTK non pabrik yang merupakan unsur biaya usaha / bukan merupakan unsur yang merupakan unsur biaya usaha / bukan merupakan unsur Harga Pokok Produksi.
Harga Pokok Produksi.
BTK dibedakan digolongkan menjadi :BTK dibedakan digolongkan menjadi :
a. BTK Produksi a. BTK Produksi b. BTK Pemasaran b. BTK Pemasaran
Contoh penggolongan BTK berdasarkan fungsi pokok Contoh penggolongan BTK berdasarkan fungsi pokok
3) BTK administrasi dan umum : 3) BTK administrasi dan umum : Gaji karyawan Bagian Akuntansi Gaji karyawan Bagian Akuntansi `
` Gaji karaywan Bagian Bagian PersonaliaGaji karaywan Bagian Bagian Personalia Gaji karyawan Bagian Sekretariat
Gaji karyawan Bagian Sekretariat
2. Penggolongan menurut kegiatan
2. Penggolongan menurut kegiatan
departemen-departemen dalam perusahaan
departemen-departemen dalam perusahaan
Tujuan : memudahkan pengendalian terhadap BTK yang Tujuan : memudahkan pengendalian terhadap BTK yang
terjadi dalam tiap departemen yang terjadi dalam tiap departemen yang
dibentuk.
dibentuk.
Contoh : Suatu departemen produksi dalam suatu Contoh : Suatu departemen produksi dalam suatu
perusahaan terdiri dari 3 bagian yaitu perusahaan terdiri dari 3 bagian yaitu
Bagian Pulp,
Bagian Pulp, Bagian Kertas dan Bagian Bagian Kertas dan Bagian
Penyempurnaan. Penggolongannya adalah :
Penyempurnaan. Penggolongannya adalah :
- TK yang bekerja dalam departemen produksi - TK yang bekerja dalam departemen produksi
digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang
digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang
dibentuk, yaitu TK yang bekerja di tiap bagian
dibentuk, yaitu TK yang bekerja di tiap bagian
- TK yang bekerja didepartemen non produksi juga - TK yang bekerja didepartemen non produksi juga
digolongkan kedalam departemen tempat mereka
digolongkan kedalam departemen tempat mereka
bekerja (sehingga dapat digolongkan menjadi biaya TK
bekerja (sehingga dapat digolongkan menjadi biaya TK
bagian administrasi dan umum, BTK bagian Akuntansi,
bagian administrasi dan umum, BTK bagian Akuntansi,
BTK bagian Personalia, dll).
3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
Tujuan : sebagai dasar penetapan deferensiasi upah Tujuan : sebagai dasar penetapan deferensiasi upah
standar kerja. standar kerja.
Tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan sifat Tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan sifat
pekerjaannya didalam suatu departemen. pekerjaannya didalam suatu departemen.
Contoh : Penggolongan TK dalam suatu Departemen Contoh : Penggolongan TK dalam suatu Departemen
Produksi adalah ; Produksi adalah ;
- operator, BTK digolongkan : upah operator - operator, BTK digolongkan : upah operator - mandor, BTK digolongkan : upah mandor - mandor, BTK digolongkan : upah mandor
- penyelia (susperitendent), BTK digolongkan: upah - penyelia (susperitendent), BTK digolongkan: upah
4. Penggolongan menurut hubungannya dengan
4. Penggolongan menurut hubungannya dengan
produk
produk
Penggolongan TK berdasarkan produk :Penggolongan TK berdasarkan produk :
* TL
* TL : digolongkan BTKL dan dibebankan : digolongkan BTKL dan dibebankan langsung ke sebagai unsur biaya
langsung ke sebagai unsur biaya produksi.
produksi.
* TKL
* TKL : digolongkan BTKTL dan merupakan : digolongkan BTKTL dan merupakan unsur
unsur BOP, pembebanan pada produk tidak BOP, pembebanan pada produk tidak secara langsung tetapi melalui tarif BOP
secara langsung tetapi melalui tarif BOP yang ditentukan di muka.
Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
BTK digolongkan menjadi :BTK digolongkan menjadi :
1. Gaji dan upah reguler 1. Gaji dan upah reguler 2. Premi Lembur
2. Premi Lembur
3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan TK (Labor 3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan TK (Labor Related Costs).
1. Gaji dan Upah
1. Gaji dan Upah
Gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi Gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi
reguler yang diberikan perusahaan reguler yang diberikan perusahaan kepada
kepada karyawan atas usaha fisik stau karyawan atas usaha fisik stau mental yang
mental yang telah dikerahkannya telah dikerahkannya (meliputi gaji dan upah bruto
(meliputi gaji dan upah bruto dikurangi dikurangi dengan potongan-potongan seperti
dengan potongan-potongan seperti biaya biaya asuransi kesehatan, PPh karyawan, biaya
asuransi kesehatan, PPh karyawan, biaya asuransi hari tua).
Dalam perusahaan yang menggunakan metode:Dalam perusahaan yang menggunakan metode:
Harga Pokok Pesanan :Harga Pokok Pesanan :
dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah;
kerja karyawan adalah;
- Kartu Hadir (Clock Card), untuk mencatat jam - Kartu Hadir (Clock Card), untuk mencatat jam hadir karyawan
hadir karyawan
- Kartu Jam Kerja (Job Time Ticket), untuk - Kartu Jam Kerja (Job Time Ticket), untuk mencatat pemakaian waktu hadir karywan
mencatat pemakaian waktu hadir karywan pabrik pabrik dalam mengerjakan berbagai pekerjaan
dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk. atau produk.
Harga Pokok Proses :Harga Pokok Proses :
dokumen pokok adalah Kartu Hadir karena dokumen pokok adalah Kartu Hadir karena
pekerjaan atau pembuatan produk sama dari
pekerjaan atau pembuatan produk sama dari waktu waktu kewaktu, sehingga tidak membutuhkan
kewaktu, sehingga tidak membutuhkan Kartu Jam Kartu Jam Hadir.
4 Tahap pencatatan gaji dan upah :
4 Tahap pencatatan gaji dan upah :
Tahap 1Tahap 1 : :
Bagian pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar gaji Bagian pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah berdasarkan kartu hadir karyawan (baik karyawan dan upah berdasarkan kartu hadir karyawan (baik karyawan
produksi, pemasaran maupun administrasi dan umum). produksi, pemasaran maupun administrasi dan umum).
Berdasarkan daftar gaji dan upah dibuat rekapitulasi gaji dan Berdasarkan daftar gaji dan upah dibuat rekapitulasi gaji dan upah untuk mengelompokkan gaji dan upah menjadi :
upah untuk mengelompokkan gaji dan upah menjadi : - gaji dan upah karyawan pabrik, dirinci berdasarkan - gaji dan upah karyawan pabrik, dirinci berdasarkan hubungannya dengan produk:
hubungannya dengan produk:
upah karyawan langsungupah karyawan langsung
upah karyawan tak langsungupah karyawan tak langsung
- gaji dan upah karyawan administrasi dan umum - gaji dan upah karyawan administrasi dan umum - gaji dan upah karyawan pemasaran
#
# Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah, ayat jurnal yang Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah, ayat jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi :
dibuat oleh Bagian Akuntansi : BDP-BTK
BDP-BTK Rp.xxxRp.xxx
BOP
BOP xxx xxx
BAU
BAU xxx xxx
Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran xxx xxx Gaji dan Upah
Gaji dan Upah Rp.xxx Rp.xxx
Idle Time Cost : BTK yang dibayarkan pada saat Idle Time Cost : BTK yang dibayarkan pada saat
karyawan menunggu pekerjaan. karyawan menunggu pekerjaan.
(sehingga biaya yang dikeluarkan pada (sehingga biaya yang dikeluarkan pada saat TK menganggur tergolong dalam saat TK menganggur tergolong dalam BOP).
TahapTahap 2 : 2 :
Berdasarkan daftar gaji dan upah maka Bagian Keuangan Berdasarkan daftar gaji dan upah maka Bagian Keuangan
membuat bukti kas keluar dan cek untuk mengambil uang di membuat bukti kas keluar dan cek untuk mengambil uang di
Bank. Bank.
Ayat jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi berdasarkan Ayat jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi berdasarkan
daftar gaji dan upah : daftar gaji dan upah :
Gaji dan Upah
Gaji dan Upah Rp.xxxRp.xxx
Utang PPh karyawanUtang PPh karyawan Rp.xxx Rp.xxx