• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESAN DAKWAH DALAM FILM PESANTREN IMPIAN : ANALISIS WACANA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PESAN DAKWAH DALAM FILM PESANTREN IMPIAN : ANALISIS WACANA."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Chusnul Ifanawati, B71213034, 2016. Pesan Dakwah dalam

Film“Pesantren Impian” (Analisis Wacana). Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurusan Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Pesan Dakwah, Film, Pesantren Impian, Analisis Wacana

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana rumusan teori dari penelitian yang berjudul pesan dakwah dalam film Pesantren Impian analisis wacana. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui merumusan teori dari penelitian yang berjudul pesan dakwah dalam film pesantren impian analisis wacana.

Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskripftif dengan pendekatan analisis teks. Peneliti kemudian melakukan observasi dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis Wacana.

Dari hasil penelitian ini ditemukan Pondok pesantren sebagai tempat rehabilitasi anak-anak menyimpang tidak lepas dari intaian penjahat, sekali pun pondok pesantren tersebut berkerja sama dengan polisi.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Konseptualisasi... 9

F. Sistematika Pembahasan... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Teoritik... 13

1. Pesan Dakwah... 13

a. Pengertian Pesan Dakwah... 13

b. Karakteristik Isi Pesan Dakwah... 14

c. Suudzon ... 15

d. Definisi Tahdzir... 19

2. Film Sebagai Media Dakwah... 20

a. Pengertian Film... 20

b. Jenis-jenis Film... 22

c. Film Sebagai Media Dakwah... 24

d. Kelebihan dan Kekurangan Film Sebagai Media Dakwah 27 3. Perasangkah Masyarakat... 28

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 36

(8)

B. Jenis dan Sumber Data... 40

C. Unit Analisis... 42

D. Tahap Penelitian... 42

E. Teknik Pengumpulan Data... 44

F. Teknik Analisis Data... 45

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data... 57

B. Analisis Data... 68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 97

B. Saran... 97

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

(9)

1

`BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media adalah alat untuk sarana yang digunakan paling domian untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra manusia, seperti mata dan tealinga. Pesan-pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tidakan. Media digolongkan dalam emapat macam yakni media antar pribadi, media kelompok, media publik dan media massa.1

Setiap umat muslim berkewajiban melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dan harus menyampaikan kebenaran ajaran Islam kepada orang lain.

1

(10)

2

Setiap umat Islam mengemban tugas untuk berdakwah, mengajak kebaikan dan mencegah kemungkiran (amar ma’ruf nahi munkar).





















Artinya:

“Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(Qs. Ali Imran: 110)2

Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada kebaikan dan mencegah keburukan. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses terus–menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu,

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2012), hal. 65

(11)

3

dalam dakwah terdapat suatu ide yang dinamis, sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya merupakan kegiatan untuk mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan

Ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, dapat dibedakan, yaitu menyangkut “isi” dan “bentuk”, “subtansi” dan “forma”, “pesan” dan “cara penyampaian”, “esensi”, “metode”. Dakwah tentu menyangkut kedua-duanya sekaligus, dan sebenarnya tidak dapat terpisahkan dan semuanya itu memiliki dimensi universal, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini, subtansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri aldinual - nashihah, agama adalah pesan.3

Melihat semakin pesatnya kemajuan teknologi pada era modernisasi saat ini, dakwah tidaklah cukup

3

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010),hlm.17

(12)

4

dengan hanya disampaikan melalui lisan (ceramah) yang mana aktivitasnya hanya dilakukan dari mimbar ke mimbar tanpa bantuan alat-alat modern (alat-alat komunikasi massa) seperti: televisi, radio, internet, handphone, dan lain sebagainya. Sehingga untuk mencapai suatu tujuan dakwah, tentunya diperlukan suatu media sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dakwah kepada mad'u. Keanekaragaman media dakwah saat ini semakin mempermudah kita sebagai pelaku dakwah dalam melaksanakannya. Banyaknya media ini tergantung model dan bentuk dakwah yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kondisi mad'u. misalnya saja, untuk kalangan perkotaan, juga tidak menutup kemungkinan di pedesaan dilakukan dakwah melalui film.4

Film sebagai media komunikasi dapat berfungsi pula sebagai media tabligh yaitu media untuk mengajak

4

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, (Bandung: Mizan, Cet XI 1999), hal.73

(13)

5

manusia kepada kebenaran dan kembali kepada jalan Allah SWT, tentunya sebagai media tabligh, film mempunyai kelebihan sendiri dibandingkan media–media tabligh yang efektif, dimana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus dan menyentuh relung hati tanpa mereka merasa digurui, hal ini searah dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk mengkomunikasikan pesan hendaklah di lakukan secara qawlan syadidan, yaitu pesan yang di komunikasikan dengan benar, menyentuh dan membekas dalam hati.5

Film sendiri merupakan gambaran hidup, yang sering juga dibuat movie. Film secara kolektif seiring disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda (termasuk fantasi figur palsu) dengan kamera, atau animasi. Film akan terus menarik sejumlah besar permisa, karena alasan sederhana bahwa film itu “mudah diproses”. Novel

5

Aep Kusmawan et-at, Komunikasi Penyiaran Islam, ( Bandung : Benang Merah Pers, 2004), hlm. 93-95

(14)

6

membutuhkan waktu untuk dibaca sedangakan, film dapat segera ditonton dalam waktu kurang dari tiga jam. Kita merasakan film “mendongengkan” suatu cerita, persis seperti yang pernah dilakukan pendongeng di pedesaan. Dampaknya bersifat segera dan langsung pada intinya. Film akan terus menjadi komponen intrinsik pada galaksi digital untuk masa yang akan datang.6

Terkait dengan hal itu, film-film layar lebar juga banyak menawarkan cerita-cerita yang sangat beragam. Seperti, banyak munculnya film-film religi yang alur ceritanya mengandung pesan dakwah yang membuat masyarakat tertarik untuk melihatnya, ketertarikan tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia adalah warga muslim. Jadi tidak menutup kemungkinan film-film religi menjadi fenomena baru di tengah masyarakat kita. Salah satu diantara film-film religi yang

6

Macel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasurta Anggota IKAPI, 2010), h. 164

(15)

7

telah ada dan mendapat antusiasme serta sorotan dari berbagai kalangan masyarakat luas.7

Dalam konteks penelitian ini media yang digunakan dan yang ingin diteliti adalah film Pesantren Impian.

Film Pesantren Impian menceritakan sebuah tempat rehabilitasi di mana tempat ini mengajak orang- orang yang memiliki masa lalu kelam untuk berubah menjadi pribadi lebih baik. Mulai dari mantan pecandu narkoba, mantan pekerja seks komersial, sampai seseorang yang dituduh pembunuh. Mereka akan diberikan kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri menjadi yang lebih baik lagi. Film ini merupakan kisah sepuluh orang wanita yang diundang untuk tinggal di pesantren imipian. Sebuah pondok sederhana juga terpencil yang didirikan oleh Gus Budiman. Latar belakang dan masalah yang beragam membuat mereka

7

Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press,2004), hal.103

(16)

8

sulit untuk saling akur dan bersahabat. Hingga suatu hari terjadi sebuah kasus yang menggemparkan pesantren dan mengkhawatirkan seluruh santriwati. Setiap malam mereka dihantui rasa takut dan was-was, suasana pesantren semakin mencekam. Kejadian- kejadian aneh terus bermunculan dengan meninggalkan teka-teki yang seolah tak memiliki ujung.

(17)

9

horor thriller seperti ini pun bisa memberikan pesan dakwah dan moral yang sangat besar,".8

Lewat Pesantren Impian ini jugalah, Asma ingin menyampaikan bahwa sebanyak dan seburuk apa pun dosa di masa lalu tak akan membuat kesempatan kedua untuk menjadi orang yang lebih baik jadi hilang. Menurutnya, setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan masa depan yang lebih cerah. Selain itu, Pesantren Impian juga hadir untuk mematahkan stigma terhadap pesantren yang terlanjut lekat dengan image sebagai sarang teroris. "Di tengah tudingan-tudingan yang memojokkan pesantren sebagai sarang teroris dan radikal, sebagainya, saya ingin menyampaikan bahwa pesantren itu tetap rumah kebajikan. Yang ada adalah tangan keji yang menebar kejahatan,". Film Pesantren Impian juga akan mengangkat beberapa isu sosial, termasuk polwan berjilbab yang pada tahun lalu sempat menuai pro-kontra di masyarakat. "Saya

8

http://senggang.republika.co.id/berita/senggang/film/16/03/03/o3ftls280-ini-alasan-asma-nadia-angkat-kisah-thrillerreligi

(18)

10

merasa tertantang untuk menyuguhkan film yang keluar dari drama percintaan, film-film adaptasi novel Asma selama ini.9 Dalam film Pesantren Impian ini banyak mengunakan simbol atau tanda yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk, atau organisasi pesan.10

Ditengah kemajuan teknologi pada era modernisasi saat ini yang digandrungi masyarakat lintas usia di indonesia saat ini terutaman perfilman, dakwah pun harus hadir didalamnya, film Pesantren Impian sebagai ladang dakwah, karena berdakwah dengan media film akan menghadirkan ritme baru dalam memainkan metode, media dan utamanya pesan dakwah, bagaimana pesan dakwah itu bisa sampai kepada khalayak media massa yang notabene berbeda-beda dengan kebutuhan agama yang berbeda pula setiap saatnya. Film indonesia yang bergenre thriiler dengan sentuhan religi barulah

9

http://www.muvila.com/film/artikel/asma-nadia-serukan-islam-lewat-film-thriller-pesantren-impian-160301q.html

10

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010),hlm.97

(19)

11

Pesantren Impian. Film yang pertama kali mengusung thriiler dengan menyisipkan pesan kebaikan. Selain menegangkan, film ini juga memiliki adegan lucu. Sehingga penonton juga dibuat terhibur dengan aksi kocak dan dialog ringan yang mengundang tawa oleh beberapa pemain. Berangkat dari hal itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti pesan dakwah dengan judul : Pesan Dakwah dalam Film Pesantren Impian (analisis wacana).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana rumusan teori dari penelitian yang berjudul pesan dakwah dalam film pesantren impian analisis wacana

C. Tujuan Penelitian

(20)

12

memahami rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka peneliti ini di lakukan dengan tujuan :

Peneliti ingin merumusan teori dari penelitian yang berjudul pesan dakwah dalam film pesantren impian analisis wacana

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut :

a) Secara teoritis

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa ilmu pengetahuan dan pemikiran baru terhadap perkembangan keilmuan dibidang komunikasi khususnya pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

(21)

13

• Untuk menambah wawasan dan pengetahuan baru serta mempertajam daya kritis sebagai bekal penerus perjuangan dalam dakwah dan seorang jurnalistik.

b) Secara praktis

• Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur kepustakaan dalam bidang studi ilmu dakwah khususnya bagi fakultas dakwah.

• Hasil peneliti ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dalam mengembangakan ilmu pengetahuan khususnya dalam penyampaian dakwah melalui film

c.) Secara Akademis

• Dari hasil penelitian ini pula, harapan besar bagi peniliti bisa menjadikan tema ini sebagai bahan atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya.

(22)

14

E. Konseptualisasi

Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang dilakukan peneliti, maka peneliti perlu menjelaskan konseptualisasi yang sesuai dengan judul, untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam masalah penelitian ini.

1. Pesan Dakwah

Pesan dakwah adalah penjelasan dalam dakwah bisa berupa kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.11 Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti : seruan, ajakan, panggilan , sedangakan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal dengan da’i, orang yang menyeru dikenal istilah pula mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan (massage) kepada pihak komunikan secara terminology,

11

(23)

15

banyak para ulama dan para sarjana memberikan batasan-batasan atau definisi-definisi tentang dakwah.

2. Film

Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antara film dan masyarakata selalu dipahami secara linier. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya,. Kritik yang muncul terhadap persepektif ini didasarkan atas argument bahwa film adalah potret dari masayarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar.

(24)

16

layar tanpa mengubah realitas itu. Sementara itu, sebagai representasi dari realitas, film membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya.12

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berpikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

Bab I : PENDAHULUAN

Bab pertama dari skripsi ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, konseptuliasi dan sistematika pembahasan.

Bab II : KERANGKA TEORITIK

12

(25)

17

Pada bab kedua ini berisikan tentang kerangka teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan. Dalam penelitian kualitatif kajian kepustakaan konseptual yang menjelaskan tentang pesan dakwah , film, parasangkah masyarakat.

Bab III :METODE PENELITIAN

(26)

18

untuk membedakan serta mengetahui pesan dakwah yang terkandung dalam film “ Pesantren Impian “.

Bab IV :PENYAJIAN DAN TEMUAN

PENELITIAN

pada bab ini memamparkan tentang hasil yang didapat selama penelitian. Pemaparan berisi deskripsi objek penelitian, data dan fakta subyek yang terkait dengan rumusan masalah, berupa pesan dakwah film dan analisis wacana tersebut.

Bab V : PENUTUP

(27)

19

(28)

13

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Teoritik

1. . Pesan Dakwah

a. Pengertian Pesan Dakwah

Pesan (message) adalah ide-ide atau gagasan atau buah pikiran yang disampaikan oleh sumber kepada orang lain denagn tujuan (destination) agar orang lain bertindak sama sesuai dengan harapan yang dituangkan dalam pesan tersebut. Menurut Hafied Cangara, pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Di sini terdapat objek dan subjek dan materi yang disampaikan.

(29)

14

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pesan dapat diartikan sebagai proses interaksi antara dua orang atau lebih, bisa juga sebuah kelompok dalam usaha menyampaikan sehingga tercapainya sebuah pengertian yang sama.

Pesan dakwah yang disampaikan kepada mad‟u dengan menggunakan gabungan/kolaborasi lambang, seperti pesan komunikasi melalui retorika, surat, film, atau televisi. Karena bagaimanapun juga komunikasi dakwah adalah komunikasi yang menggambarkan bagaimana seorang komunikator dakwah menyampaikan dakwah lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada

mad‟u yang menggunakan media.

b. Karakteristik Isi Pesan Dakwah

(30)

15

2. Proximity atau kedekatan, dalam penerimaan pesan audio visual seperti TV, pendengar/pemirsa akan lebih tertarik apabila yan disajikan suatu peristiwa yang dekat secara fisik dengan pengalamannya dengan pendengar atau pemirsanya.

3. Popularitas, pemberitaan seorang tokoh yang populer akan mempunyai daya tarik tersendiri bagi pendengar.

4. Pertentangan (conflict), sesuatu yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat atau nilai, biasanya disukai pendengar. 5. Komedi (humor), hal-hal yang lucu

menyenangkan akan lebih menarik untuk didengar sehingga tidak membosankan.

(31)

16

sehingga siaran yang mengandung keindahan akan sangat disenangi.

7. Emosi, sesuatu yang membangkitkan emosi dan menyentuh perasaan memiliki daya tarik tersendiri dalam pengemasan suatu pesan.

8. Nostalgia, yakni hal-hal yang menungkap masa lalu. Seperti nyanyian lama akan membangkitkan kenanan masa lalu, atau peristiwa bersejarah. 9. Human interest, pada dasarnya oran menyukai

cerita-cerita yan menyangkut sejarah kehidupan orang lain.1

Dengan demikian pesan dakwah terdapat pada unsur dakwah yakni Maddah (materi) dakwah.2

c . Suudzon

suudzon adalah selalu memandang buruk segala hal. Melihat orang tersenyum dikira

1

Ibid, h. 153-154 2

Hamzah B. Uno. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), h. 153-154

(32)

17

(33)

18

Suudzon ini merupakan termasuk dikategorikan dalam penyakit dalam hati manusia yang sudah di kuasai iblis, dan bisa terjadi orang tersebut belum tau dalam syariat islam apa itu suudzon, ini penyakit yang berbahaya yang dapat menimpakan musibah kebinasaan kepada masyarakat. Stigma buruk seperti contoh di atas menyebabkan sebagian kalangan yang imannya lemah manjadi takut untuk bersikap kritis dalam memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu upaya untuk melemahkan semangat membabat kebatilan terus diupayakan.

(34)

19

”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QS. Al-Hjurat ayat 6

Tentu saja sebagai seorang Muslim, kita harus memandang persoalan secara jernih jangan mudah percaya dan mengambil keputusan sebelum ada bukti yang kuat, jangan mudah terprovikasi dan jangan pula menjadi provokator dalam penyebaran fitnah dan tuduhan-tuduhan jahat kepda sesama muslim. Karena setiap muslim adalah saudara bagi sesamanya, karena setiap muslim adalah saudara sedarah yang harus saling membela satu sama lain.

(35)

20

harus kita bersihkan, dan tidak dijadikan dasar dalam mengambil keputusan, walaupun perasangka-persangka buruk itu dikemas dengan alasan hasil analisa pengamat yang kadang dijadikan rujukan – atau bahkan hasil survei sekalipun. Semua itu boleh saja kita terima sebagai sebuah masukan yang perlu tabayun dan bukan dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Yang perlu diingat pula bahwa semua perasangka atau analisa seseorang atas sebuah peristiwa, boleh jadi mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain prasanga-prsangka itu tidak terlepas dari pengaruh hawa nafsu:

(36)

21

Demikian pula kita harus menyadari bahwa suudzon adalah perbuatan yang termasuk dosa besar Firman Allah:

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” al-Hujurat: 12 - Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

(37)

22

agar menghindari yang namanya berperasangka buruk karena ahal tersebut tersebut termasuk kedalam dolongan perkataan yang dusta.

Hadits riwayat muttafaq alaih

“Dari Abu Hurairah berkata telah bersabda Rasulullah. Jauhkan lah diri kamu dari sangka (jahat) karena sangka jahat itu sedusta-dusta omongan hati”. (HR. Muttafaq Alaih)

Hadits Riwayat Bukhori

“Jauhila sifat perasangka karena sifat berperasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan. Dan jangan lah kamu mencari kesalahan, memata-matai, janganlah kamu berdengki-dengki, jangan lah kamu belakang membelakangikamu benci-benci. Dan hendaklah kamu semua wahai hamba-hamba Allah bersaudar.”(HR. Bukhori)

(38)

23

Tahdzir adalah: memperingatkan umat dari kesalahan individu atau kelompok dan membantah kesalahan tersebut; dalam rangka menasehati mereka dan mencegah agar umat tidak terjerumus ke dalam kesalahan serupa.

Dalil Disyari’atkannya Tahdzir

Banyak sekali dalil-dalil -baik dari al-Qur’an maupun sunnah- yang menunjukkan akan disyari’atkannya tahdzir, jika dilakukan sesuai dengan norma-norma yang digariskan syari’at.

Di antaranya adalah firman Allah ta’ala,

                           

(39)

24

mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali-Imran: 104)3

Ayat di atas menjelaskan akan disyariatkannya amar ma’ruf nahi munkar, dan para ulama telah menjelaskan bahwa tahdzir adalah merupakan salah satu bentuk amar ma’ruf nahi munkar.

2. Film Sebagai Media Dakwah

a. Pengertian Film

[image:39.516.120.416.191.455.2]

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop).4 Sedangkan secara etimologis, film adalah gambar hidup cerita hidup, sedangkan menurut beberapa pendapat, film adalah susunan gambar yang ada dalam selliloid. Kemudian diputar menurut teknologi proyektor yang

3

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2012),

4

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 316.

(40)

25

sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi, dan bisa ditafsirkan dalam berbagai makna.5

Film memberikan pengaruh yang besar pada jiwa manusia. Dalam satu proses menonton film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Pengaruh film tidak hanya sampai di situ. Pesan-pesan yang termuat dalam adegan-adegan film akan membekas dalam jiwa penonton. Lebih jauh, pesan itu akan membentuk karakter penonton.6

Oleh karena itu, menurut Onong Uchyana Effendi (2002), film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Bahkan, Jakob Sumardjo, dari pusat pendidikan film dan televisi, menyatakan bahwa film berperan sebagai pengalaman dan nilai. Selain sebagai pengalaman, film hadir dalam bentuk penglihatan dan

5

Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental & Documenter FFTV-IKJ dengan YLP (Jakarta: Fatma Perss, 1977), h. 22.

6

Aep Kusnawan et-al, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 93.

(41)

26

pendengaran. Melalui pengelihatan dan pendengaran inilah, film memberikan pengalama-pengalaman baru kepada para penonton.7

a. Unsur-unsur dalam Sebuah Film

Terdapat beberapa yang menjadi unsur sebuah film diantaranya:

1. Title (judul).

2. Riden Title, meliputi produser, karyawan, artis, dan ucapan terimakasih.

3. Tema Film.

4. Intrik, yaitu usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan.

5. Klimaks, yaitu benturan antar kepentingan. 6. Plot, yaitu alur cerita.

7. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung.

7

Ibid., h. 94.

(42)

27

8. Million, setting atau latar belakang terjadinya peristiwa, waktu, bagian kata, perlengkapan dan fashion yang disesuaikan.

9. Sinopsis yaitu untuk memberi ringkasan atau gambaran dengan cepat kepada orang yang berkepentingan.

10.Trailer, yaitu bagian film yang menarik.

11.Character, yaitu karakteristik pelaku-pelakunya.8 b. Jenis-jenis Film

Sebagaiman telah diuraikan diatas tentang definisi film, maka film mempunyai jenis-jenis sebagai berikut:9

1) Film Dokumenter

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere yang berkisah tentang perjalan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tigapuluh enam tahun kemudian, kata “dokumenter” digunakan oleh pembuat film asal Inggris John Grierson 8

Aep Kusnawan et-al, Komunikasi Penyiaran Islam, h. 100.

9

Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), hh. 3-6.

(43)

28

untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun, harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.

2) Film Cerita Pendek (Short Films)

(44)

29

memproduksi film pendek , umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. 3) Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)

Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Misalnya Dances With Wolves, yang berdurasi lebih dari 120 menit. Film-film produksi India yang cukup banyak beredar di Indonesia, rata-rata hingga 180 menit.

4) Film-film Jenis Lain

Profil Perusahaan (Corporate Profile): film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tanyangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi.

(45)

30

masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/ PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk “secara ekplisit, artinya ada stimulus audio-visual. Sedangn iklan layanan masyarakat umumnya menampilakn produk secara implisit, artinya menginfomasikan fenomena sosial yang terkait.

Program Televisi (TV Program): program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita.

Video Klip (Music Video): adalah sarana bagi produser untuk memasarkan produksinya lewat medium televisi. Video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta.

c. Film Sebagai Media Dakwah

(46)

31

jalan Allah. Tentunya, sebagai sebuah media tabligh, film mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media-media lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan itulah, film dapat menjadi media tabligh yang efektif, di mana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus dan menyentuh relung hati tanpa mereka merasa digurui. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT. bahwa untuk mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu pesan yang dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dalam hati. Film dengan menampilkan kebudayaan Islam dan membawa misi keselamatan bagi seluruh umat manusia, Nampak sudah semakin penting untuk menjadikan bahan pemikiran yang agak serius bagi kalangan muslim, khususnya mereka yang bergerak dalam tabligh.10

Berkaitan dengan karakter film yang dapat menyampaikan pesan dengan cara qawlan syadidan,

10

Aep Kusnawan et-al, Komunikasi Penyiaran Islam, h. 95.

(47)

32

menurut Graeme Turner, disebabkan oleh karena film membentuk dan mengahadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaan masyarakatnya. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar.11

Film mempunyai kelebihan bermain pada sisi emosional, ia mempunyai pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan emosi pemirsa. Berbeda dengan buku yang memerlukan daya fikir aktif, penonton film cukup bersikap pasif. Hal ini dikarenakan film adalah sajian siap untuk dinikmati. Film akan menjadi semakin penting sebagai media yang dapat menyampaikan gambaran mengenai budaya muslim, paling tidak untuk menghindari benturan dengan budaya dan peradaban lain. Dan film dapat dijadikan sebagai duta.12

11

Alex Sobur, Semiotik Komunikasi, 2003, (Bandung:Remaja Rosdakarya), h. 127.

12

Ibid., h. 96.

(48)

33

Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat audio semata, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihan sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media dakwah ini antara lain:13

1) Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki kecenderungan yang unik dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. Banyak hal abstrak, dan samar-samar dan sulit diterangkan dengan kata-kata dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien dengan media ini.

2) Media film yang menyuguhkan pesan yang hidup dapat mengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.

Film yang dapat memengaruhi emosi penonton ini memang amat mengesankan. Pada tahun 1970-an ribuan orang datang ke masing-masing gedung bioskop untuk menyaksikan film The Massage. Penonton film dakwah 13

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 153.

(49)

34

tersebut amat terkesan bahkan seolah-olah menyaksikan secara langsung perjuangan Rasulullah SAW. dalam berdakwah di Kota Mekkah yang penuh intimidasi dan tantangan-tantangan lainnya. Mereka sudah lama mendengar nama Bilal, muadzin pertama kali dalam literatur Islam, akan tetapi lebih berkesan ketika melihat sosoknya dalam film tersebut.14

Film teatrikal memerlukan dana yang amat besar. Oleh karena, itu media ini dapat dikembangkan dalam bentuk film video dengan biaya yang lebih ringan. Pengajaran shalat, wudlu, tayamum, shalat janazah dan sebagainya akan lebih mudah dimengerti jika diajarkan dengan media video.

d. Kelebihan dan Kekurangan Film sebagai Media Dakwah

Sebagaimana disebutkan diatas tentang berbagai macam media dakwah, yang mana salah satunya adalah melalui film. Tentunya sebagai media dakwah, film

14

Ibid., h. 153.

(50)

35

memiliki sisi positif dan negatif. Berikut adalah kelebihan dari film sebagai media dakwah :

1. Media film yang menghadirkan pesan yang hidup dalam setiap adegannya akan lebih mudah diingat dan menjadi sesuatu yang berkesan bagi penontonnya. 2. Film juga dapat mempengaruhi emosi penonton.

Film sebagai media dakwah tidak sepenuhnya memberikan kelebihan, ada juga kekurangan yang diberikan dari film sebagai media dakwah, yaitu :

1) Kurangnya keteladanan yang di perankan oleh para artis karena perbedaan karakter ketika berada didalam dan di luar panggung.

2) cerita yang disuguhkan dalam film bersifat tersirat, maka tidak semua penonton dapat menangkap secara jelas makna terkandung dalam film

3. Perasangkah Masyarakat

(51)

36

setempat” itu terlampau panjang dan kurang luwes untuk di pakai, dank arena sukar untuk mencari istilah lain yang lebih singkat, maka istilah community dapat kita indonesiakan menjadi komunitas saja.

Sebagai satu kesatuan manusia, suatu komunitas tentu mempunyai jugaperasaan kesatuan, serupa dengan hamper semua kesatuan manusia yang lain,tetapi perasaan kesatuan dalam komunitas itu adalah biasanya sangat keras sehingga rasa kesatuan itu menjadi sisteme persatuan. Suatu sentiment persatuan kalau di kupas biasanya mengandung unsure keperibadian kelompok, artinya perasaan bahwa kelompok itu mempunyai cirri-ciri (biasanya cirri-cirri-ciri kebudayaan dan cara-cara hidup)yang berbeda terang dari kelompok lain, perasaan bangga akan cirri-ciri kelompok sendri itu. Dan seringkali juga perasaan negative, ialah merendah kana tau paling sedikit menganehkan cirri-ciri dalam kehidupan komunitas lain.

(52)

37

Negara (bahkan pada zaman sekarang timbul di dunia persekutuan-persekutuan dari Negara-negar); tetapi ada juga komunitas yang kecil seperti band, desa, rukun tetangga dsb. Bentuk-bentuk dari komunitas kecil ini, dan beberapa konsep yang bersangkut paut dengan itu akan mendapat perhatian yang lebih karena justru para sarjana ilmu antropologi sosiallah yang mempunyai pengalaman yang lama dalam hal meneliti dan menganalisis kehidupan manusia dalam kelompok-kelompok yang di sebut komunitas kecil ini.

Komunitas kecil. Kecuali cirri-ciri dari komunitas pada umumnya, iyalah wilayah, iyalah wilayah, cinta wilayah dan kepribadian kelompok yang telah tersebut di atas, suatu komunitas dapat di katakana mempunyai sifat-sifat tambahan sebagai berikut:

a) Komunitas kecil adalah kelompok-kelompok di mana warga-warganya semuanya masih saling kenal mengenal dan saling bergaul dengan frekuwensi kurang ataui lebih bbesar.

(53)

38

c) Komunitas kecil adalah pula kelompok di mana manusia dapat menghayati sebagian besar lapangan-lapangan kehidupannya secara bulat.15 Komunitas-komunitas kecil sebagian besar tentu terdapat di daerah pedesaan (rural) di luar daerah kekotaan (urban). Di seluruh dunia dalam semua Negara ada daerah rural dan daerah urban. Hanya ada daerah di mana pedesaannya merupakan bagian yang lebih kecil; sedangkan ada daerah dimana perkotaannya merupakan bagian yang lebih kecil dari seluruh penduduknya. Terutama di Negara-negara eropa barat dan amerika serikat, jumlah penduduk yang hidup didesa adalah lebih kecil dari pada yang hidup di kota. Di Negara-negara eropa utara, eropa timur, dan hamper semua di Negara asia, afrika tengah dan selatan, jumlah penduduk didesa adalah lebih besar, bahkan di berbagai Negara jauh lebih besar. Di Indonesia penduduk daerah pedesaan menurut sensus 1961 merupakan 85.4% dari seluruh penduduk, sehingga suatu bagian yang kecil, ialah 14.6% adalah orang kota. Terutama bangsa-bangsa yang hidup dalam Negara suatu penduduk pedesaan yang besar, pengetahuan tentang masalah komuniti kecil merupakan pengetahuan yang penting; karena dalam Negara-negara

15

Koentjaraningrat, BEBERAPA POKOK ANTROPOLOGI SOSIAL,1985,(Universitas Gajah Mada: Dian Rakyat), h. 156

(54)

39

seperti itu, sungguh pun yang terpandang itu gejala-gejala social dan masalah-masalah social yang terjadi dalam komuniti-komunitinya yang besar di tingkat nasional, ialah di kota-kota dan pada tingkat Negara, tetapi gejala-gejala masalah-masalah itutentu amat terpengaruh oleh gejala-gejala dan masalah-masalah yang terjadi dlam komunitas kecilnya, ialah desa-desa.

1. Bentuk-bentuk komunitas kecil

Seperti telah tersebut di atas secara sepintas lalu, ada beberapa komunitas kecil, dan dua di antaranya akan di uraikan dengan lebih mendalam di bawah ini:

a) Kelompok berburu atau band yang hidup berpindah pindah dari berburu dan meramu dalam batas dari suatu wilayah tertentu.

b) Desa atau village yang merupakan suatu kelompok hidup kecil yang menetap dalam suatu wilayah yang tetap.

(55)

40

Contoh yang terkenal dalam ilmu antropologi dari komunitas kecil serupa itu adalah desa-desa suku bangsa Indian tarahumara di maxico barat yang di lukiskan secara baik oleh dua orang sarjana antropologi, W.C Bennet dan R.M Zingg.pola penghidupan kecil seperti dalam desa suku bangsa tarahumara tadi juga ada di Indonesia. Desa-desa dari berbagai kelompok orang toraja di daerah pegunungan di daerah Sulawesi tengah, seringkali merupakan kelompok-kelompok tempat-tempat tinggal manusia yang kosong sepi pada musim pertanian, tetapi yang penuh dan ramai pada musim sesudah panen dan dalam musim pesta-pesta.

(56)

41

Sumatra timur, di daerah pedalaman Palembang, di pedalaman Kalimantan, di Sulawesi tengah, dan juga di pulau-pulau lain di Indonesia, dapat di lokasikan menurut lembah-lembah, sungai-sungai, dan danau-danau yang terdapat di daerah itu.16

2. Solidaritas dalam masyarakat kecil

Perinsip timbale balik sebagai penggerak masyarakat. Dalam masyarakat yang berbentuk komuniti kecil , tidak hanya di Indonesia tetapi di selutuh dunia, sering tampak seolah-olah adanya suatu rasa tolong menolong yang besar, sehingga seluruh kehidupan masyarakat itu merupakan berdasarkan rasa yang terkandung dalam jiwa para warganya itu. Dalam bahasa Indonesia dipakai istilah gotong royong untuk menyebut rasa saling bantu-membantu. Di dalam bab tentang bercocok tanam telah kita lihat bagai mana system saling bantu-membantu itu merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pekerjaan dalam musim-musim sibuk dalam bercocok tanam.

Seorang sarjana antropologi yang terkenal, B.Malinoweski, telaj juga menerangkan masalah itu dengan mengambil bahan dari kehidupan masyarakat penduduk kepulawan trobriand, di sebelah tenggara irian, 16

Ibid., h. 158

(57)

42

di mana ia hidup sebagai peneliti untuk beberapa tahun lamanya. Menurut Milinowski, system tukar menukar dan kewajiban dan benda dalam banyak lapangan kehidupan masyarakat, baik menukarkan tenaga dan benda dalam banyak lapangan kehidupan masyarakat, baik penukaran tenaga dan benda dalam lapangan produksi dan ekonomi., baik system penukaran haeta maskawin antara dua pihak kluarga pada waktu perkawinan, baik system penukaran kewajiban pada waktu upacara-upacara keagamaan, merupakan daya pengikat dan daya gerak bagi masyarakat,. Sistem menyumbang untuk menimbulkan kewajiban membalas itu merupakan suatu perinsip dari kehidupan masyarakat kecil yang oleh Malinowski disebut principle of reciprocity, atau perinsip timbale balik.

(58)

43

sekitar rumah tangga.(3) tolong meenolong dalam aktivitet persiapan dalam upacara() tolong menolong dalam peristiwa kecelakaan dan kematian.

Musyawaroh dan jiwa musyawaroh. Musyawarat adalah suatu unsure social yang ada dalam masyarakat pedesaan di dunia, dan juga di idonesia. Artinya ialah bahwa keputusan yang di ambil dalam rapat, tidak lah berdasarkan suatu mayoritet yang menganut pendirian tertentu, melainkan oleh seluruh rapat, seolah-olah sebagai suatu badan. Halini tentu beratri bahwa baik pihak mayoritet dan minoritet mengurangi pendirian masimg-masing sehingga dekat mendekati unsure ini yang rupany sudah ada sejak berabat abat lamanya dalam masyarakat pedesaan di Indonesia untuk pertama kali di kupas secara ilmiah oleh para ahli hukum adat. Dalam hal itu agak nya musyawarat itu di bicarakan terutama sebagai suatu cara berapat, tetapi dalam berbicara tentang perantara social tersebut, kita sebaiknya membedakan antara dua hal, ialah musyawarat sebagai suatu cara berapat dan musyawarat sebagai satu semangat yang menjiwai kebudayan dan masyarakat.

(59)

44

bahwa pendapat-pendapat yang berbeda-beda itu sedikit tau banyak di robah,masing-masing agar dapat saling dekat mendekati: sedangkan mengintegrasikan berarti bahwa pendapat-pendapat yang berbeda-beda itu di lebur seluruhnya kedalam ke dalam suatu konsep yang baru, sehingga timbul suatu sistense.

(60)

45

Indonesia. Contoh dari kepustakaan antropologi yang paling terkenal tentang pelaksanaan perinsip musawarat dalam dalam lapangan hiduplain kecuali dari rapat-rapat, dapat di ambil dari pelukisan-pelukisan tentang suku bangsa Indian pueblo zuni di new maxico, amerika srikat, yang menurut buku ruth benedict, patterns of culture (1947: hlm. 52-119), katanya mempunyai suatu kebudayaan yang amat berjiwa gotong royong dan musyawarat.17

3. Jenis-jenis penyimpangan

Ada dua tipe yang hanya memerlukan penjelasan ringkas. Sikap yang tindak yang sesuai merupakan perilaku yang mentaati aturan yang oleh fihak-fihak lain juga di anggap demikian. Di fihak lainterdapat tipe penyimpangan yang murni, yakni yang tidak mentaati aturan maupun di anggap demikian oleh fihak-fihak lain.

Pembedaan tipe-tipe penyimpangan akan dapat membantu memahami dari manakah sikap tindak penyimpang berasal. Dengan demikian dapat di bentuk suatu model penyimpangan yang terbuka bagi perubahan akan tetapi sebelum membicarakan model tersebut, terlebih dahulu akan di bahas perihal perbedaan antara

17

Ibid., h. 164

(61)

46

urut-urutan dengan model simultan mengenai perkembangan sikap tindak individual.

Pertama-tama perlu di catat, bahwa hamper semua penelitian terhadap penyimpangan berkaitan dengan masalah yang timbul dari pandangan, bahwa penyimpangan merupakan keadaan patologis. Dengan demikian penelitian-penelitian itu bertujuan untuk mengungkapkan etimologi dari suatu penyakit. Penelitian-penelitian ini bertujuan untuk menemukan sebab-sebab terjadinya sikap tindak yang tidak di kehendaki.

(62)

47

kali. Dengan demikian, maka dalam setiap penjelasan terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya sikap tindak tertentu. Oleh karna itu tidak mungkin memahami mengapa orang tergantung pada mariyuana, apabila tidak di adakan penelitian pada setiap tahap yang merupakan urut-urutan. Penjelasan setiap tahap merupakan suatu rangkayan urayan mengapa suatu sikap tindak terjadi.18

Langkah pertama dalam karir sebagai penyimpang pada umumnya adalah melakuakan tindak yang melanggar aturan-aturan tertentu.. Biasanya tindakan menyimpang itu di anggap terdorong oleh sesuatu. Yang mempunyai pandangan demikian percaya bahwa orang-orang melakukan penyimpangan (bahkan yang pertama kali melakukannya), bertindak demikian secara sengaja. Mungkin dia melakukannya dengan penuh kesadaran atau kurang dasar, akan tetapi ada motif-motif tertentu. Akan tetapi dalam kenyataan ada sikap tindak menyimpang yang tidak di sengaja.

Perbuatan-perbuatan tidak sengaja itu secara implicit mengandung arti bahwa hal itu terjadi karena pelaku tidak mengacuhkan aturan-aturan yang ada. Bagai mana mungkin seseorang tidak mengetahui bahwa 18

Soekanto,Soerjono, Sosiologi Penyimpangan,1988(Jakarta: Rajawali Pers ),h.19

(63)

48

tindakannya tidak pantas? Orang-orang yang jadi penganut fanatic suatu kebudayaan khusus mungkin tidak menyadari bahwa pola sikap tertentu yang di lakukan tidak dilakukan orang-orang lain, sehingga di anggap tidak pantas. Kemungkinan hal lain adalah, bahwa ada kalanya aturan-aturan tentu pada umumnya tidak di acuhkan orang. Haas pertama mengadakan penelitian terhadap kata-kata yang tidak boleh di ucapkan (yang merupakan tabu), dalam komunikasi pihak lain. Kata-kata yang pantas bagi bahasa suatu bahasa, mungkin di anggap kotor dalam bahasa lain. Dengan demikian, penggunaan kata-kata tertentu dalam percakapan, mungkin oleh kalangan tertentu di anggap biasa, akan tetapi oleh kalangan lain dianggap tidak sopan (Mary R.Haas 1951: 131dan seterusnya).19

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan panduan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Cahyani Harintasasi, 2015, Dakwah Ustad Abdul

Hafidz Analisis Wacana Pesan Dakwah Perspektif Teun A. Van Dick. Skripsi Program Studi Komunikasi

19

Ibid., h. 24

(64)

49

dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Adapun persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah sama-sama mengunakan metode penelitian kualitatif, Analisis Wacana dan perbedaan dari penelitian terdahulu adalah mengunakan Dakwah Ustad Abdul Hafidz.

2. Nawal Karomi, 2016, Konstruksi Dakwah dalam Film Ku Kejar Cinta Ke Negeri Cina Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce Tentang Konstruksi Pesan dan Metode Dakwah. Skripsi Program Studi Komunikasai dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

(65)

50

Dan perbedaan dari penelitian terdahulu adalah metode analisis data mengunakan Charles Sanders Peirce. 3. Siti Chusnuniyah Nuriya Rachmawati, 2016, Semangat

Nasionalisme Anak dalam Film “Indonesia Masih Subuh” Studi Dakwah Analisis Semiotika Roland Barthes. Skripsi Program Studi Komunikasai dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

(66)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah seperangakat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya. Sehingga dengan kata lain, metodelogi ini menjadi pisau bedah bagi penelitian untuk mengupas penelitian, sehingga tercipta hasil karya penelitian yang akurat. Yaitu dengan menggunakan data yang pasti dengan membaca informasi tertulis, berfikir dan melihat objek. Dengan demikian peneliti memaparkan serta menjabarkan secara rinci dan menyeluruh sehingga menghasilakan suatu bentuk data yang menyeluruh.1

1

Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 1989), h, 49

(67)

39

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan data untuk memberi gambar penyajian laporan tersebut.2 Penelitian kualitatif adalah yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.3

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

2

Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakaeya, 2011), h .11

3

Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakaeya, 2009), h.6

(68)

40

dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan perilaku yang diamati.4 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teks, yaitu melalui teknik analisis wacana. Analisis teks adalah segala yang tertulis, segala yang dituturkan (wacana). Teks adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan dalam bentuk tilisan. Teks juga berarti seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang

4

Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.4

(69)

41

penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-kode tertentu.5

Adapun alasan peneliti mengunakan penelitian jenis kualitatif deskriptif adalah:

Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan bagaimana pesan dakwah film pesantren impian, maka pendekatan penelitian yang di gunakan analisis teks dengan teknik analisis wacana. Penelitian deskriptif berusaha menampilkan secara utuh dan membutuhkan kecermatan dalam pengamatan dan pemaparan sehingga bisa dipahami secara menyeluruh hasil dan penelitian. B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah kontruksi ilmu secara ilmiah dan akademis. Manfaat data adalah untuk memperoleh dan

5

Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2001), h .53

(70)

42

mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan, karena persoalan yang timbul pasti ada penyebabnya. Maka, memecahkan persoalan ditujukan untuk menghilangakn faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut.6 Adapun jenis data dalam penelitian ini berbagi dalam primer dan data sekunder.

A. Data Primer

Jenis data utama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa teks visual yang terdapat dalam film Pesantren Impian yang berdurasi 90 menit.

B. Data Sekunder

6

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, ( Jakarta : Referensi, 2013), h.99

(71)

43

Data sekunder ini merupakan data-data pendukung atau data pelengkap data utama yang digunakan oleh peneliti yakni berupa buku-buku referensi, koran, majalah, dan internet, ataupun situs-situs lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

2. Sumber Data

Sumber data adalah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mendapatkan data atau informasi dalam sebuah penelitian, baik data primer maupun data sekunder. Sumber data dapat diperoleh dari lembaga atau situasi sosial, subjek informasi, dokumentasi lembaga, badan, historis, ataupun data-data ini disesuaikan dengan kebutuhan yang telah di sistematisir dalam kerangka penulisan laporan.

(72)

44

dokumentasi berupa video film layar lebar Pesantren Impian yang diperoleh dari internet situs Cinema Indo.

C. Unit Analisis

Unit analisisnya adalah film Pesantren Impian yang di sutradarai oleh Ifa Isfansyah yang menceritakan tentang kisah sepuluh orang wanita yang datang kesebuah pesantren berkat sebuah undangan untuk tinggal di Pesantren Impian. Dalam film ini di lengkapi dengan unsur drama, mystery dan thriller. Secara keseluruhan durasi film Pesantren Impian adalah 90 menit yang nantinya akan dianalisis dengan mengunakan analisis wacana.

(73)

45

digunakan pada analisis media dengan asumsi media dikomunikasikan oleh seperangkat tanda, dan film merupakan salah satu fenomena komunikasi yang sarat akan tanda-tanda tersebut. Dalam film banyak dijumpai tanda-tanda ataupun symbol yang mempunyai makna tersembuyi.

D. Tahap Penelitian

a. Mencari dan Menentukan Tema

(74)

46

secara penuh. Kemudian setelah menonton film secara utuh, lalu peneliti mengkonsultasikan serta mengusulkan judul skripsi kepada ketua jurusan dan setelah disetujui oleh ketua jurusan, peneliti membuat proposal penelitian dengan pengarahan oleh dosen pembimbing dan dilanjutkan dengan ujian proposal.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan jenis penelitian yang berpijak pada kemenarikan topik, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, hingga pada rasionalitas mengapa sebuah topik diputuskan untuk diuji, dalam merumuskan masalah, peneliti mementukan satu opsi rumusan masalah. Hal ini peneliti lakukan agar dapat merumuskan masalah sesuai dengan tema yang dipilih.

c. Menentukan Metode Penenlitian

(75)

47

penelitian. Adapun data-data tersebut seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yakni melalui teks visual (adegan dan dialog) dalam film Pesantren Impian.

d. Menentukan Metode Analisis

Tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis pesan dakwah yang terkandung dalam film Pesantren Impian. Dalam penelitian ini metode analisis yang dipakai adalah analisis wacana. Yang mana analisis wacana ini digunakan untuk menganalisis pesan pada adegan dan dialog dalam film Pesantren Impian

e. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan adalah jawaban dan tujuan penelitian yang berasa pada tataran konseptual / teoritis sehingga penelitian harus menghindari kalimat-kalimat empiris.

(76)

48

Pengumpulan data merupakan langkah dalam suatu aktivitas penelitian, sebab kegiatan ini amat menentukan keberhasilan suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan penulis mengunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Penelitian hendaknya melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian peneliti menelaah secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelah sudah dipahami dengan cara biasa.7

Proses pengamatan merupakan awal peneliti dalam memulai peneliti dalam memulai penelitian. Peneliti akan melihat dan serta

7

Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.177

(77)

49

mengamati alur cerita dari film “ Pesantren Impian” dari film tersebut.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dalam artian yang khas merupakan sekumpulan catatan dan rekaman tentang peristiwa-peristiwa yang telah dan sedang terjadi, pengalaman-pengalaman, pendapatan-pendapatan, pertemuan-pertemuan, maupun spesifikasi-spesifikasi dari produk-produk yang terbaru dalam sistem nanajemen tertentu serta bidang-bidang yang menjadi kepentingan yang dilakukan secra amat selektif dan sistematis untuk dimanfaatkan sewaktu-waktu sebagai bahan mentah dalam proses pengambilan keputusan.8

Peneliti berusaha mendokumentasikan segala hal yang diperlukan dalam proses penelitian mulai dari menyiapkan film Pesantren Impian dari internet, dan mencari informasi yang terkait

8

Soejono Trimo, Pengantar Ilmu Dokumentasi, ( Bandung : Remaja Karya, 1983),h. 4

(78)

50

dengan masalah-masalah penelitian baik dari refrensi buku, maupun internet.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data rangkaian kegiatan penelahan, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data, agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Kegiatan analisis tidak terpisah dari rangkaian kegiatan secara keseluruhan. Jadi tujuan dari analisis data ini adalah untuk menyederhanakan sehingga mudah ditafsirkan.9

Menurut Lexy J. Moleong analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.10

9

Hermanwan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1995), h.88

10

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 248

(79)

51

Adapun langkah yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh peneliti menggunakan tahapan analisis data dari Lexy J. Moleong sebagai berikut : 11

1. Peneliti mengamati alur cerita dalam film Pesantren Impian.

2. Setelah diamati, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mencari tanda dalam adegan dan dialog film Pesantren Impian untuk di capture (dalam bentuk video menjadi gambar).

3. Selanjutnya adalah menyusun hasil capture gambar film dengan mengkategorisiskannya sesuai dengan kategori pesan dakwah Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengkorelasikannya dengan teori yang dipakai peneliti.

Sedangkan, teknik analisis datanya sendiri penulis mengunakan analisis wacana yaitu, Analisis Wacana dari sekian banyak model analisis wacana yang

11

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 247

(80)

52

diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, adalah model yang dikembangkan oleh Teun A. Van Djik. Melalui berbagai karya Van Djik melihat suatu wacana terdiri atas tiga struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung, antara lain: 1. Struktur makro, ini merupakan makana

global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks : bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.

(81)

53

[image:81.516.99.414.196.619.2]

saling berhubungan dan mendukung satu sama laiannya. Strutur/elemen wacana yang dikemukakan Van Djik ini dapat digambarkan seperti berikut:

Tabel 1.1

Elemen Wacana Van Dikj

Struktur Wacana

Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro

Peringatan kepada masyarakat

TEMATIK (apa yang dikatakan?)

Topik Superstruktur Perlu paraduga tak bersalah SKEMATIK (bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?) Skema Struktur Mikro yang dicurigai sebagai pelaku kejahatan ternyata tidak SKEMATIK (makna yang ingin ditekankan

dalam teks berita?)

(82)

54 sepiritual ternyata ada penjahat didalamnya Struktur Mikro Intel kepolisian sibuk mencari penjahat STILISTIK (Pilihan kata apa yang

dipakai) Leksikon Struktur Mikro Pemimpin pondok tidak pernah menduga bahwa di tempatnya ada penjahat RETORIS (Bagaimana dan dengan

cara apa penekanan dilakukan)

Grafis, Metafora Ekspresif

a) Tematik

Tematik merupakan gambaran umum pada sebuah teks atau biasa juga disebut dengan gagasan inti, ringkasan atau hal yang paling utama dari sebuah teks. Dalam teks, topik menunjukkan informasi yang paling penting atau inti pesan yang akan disampaikan oleh pemeran dalam film tersebut.12 Topik menunjukkan konsep dominan, sentral dan paling

12

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2012),h.75

(83)

55

penting dari isi suatu ceramah.Sehingga sering disebut sebagi tema. Topik menggambarkan dialog apa yang ingin diungkapkan oleh dalam menyampaikan pesan dakwahnya dalam film tersebut.

Topik disusun oleh sub topik satu dan sub topik yang lain. Sub topik ini saling mendukung satu sama lain membentuk topik umum. Sub topik ini juga didukung oleh serangkain fakta yang menggambarkan subtopik sehingga terbentuk teks yang utuh karena saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

(84)

56

didasarkan pada pandangan ketika wartawan meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental atau pikiran tertentu13.

Dalam analisis, topik suatu teks dialog baru bisa disimpulkan setelah membaca dan memahami keseluruhan dialog yang dimaksud. Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau semacam gagasan inti dari pemain ketika melihat dan memandang suatu peristiwa.

b)Skematik

Kalau topik menunjukkan makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir.Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

13

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012),h. 75

(85)

57

Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, summary yang biasanya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead.Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang paling penting.

(86)

58

didapat, maka bagian-bagian lainnya akan mudah dituliskan.

Kedua, story yakni cerita secara keseluruhan. Elemen ini mempunyai dua subkategori yakni situasi dan komentar. Subkategori situasi menggambarkan kisah atau suatu peristiwa sedang komentar adalah kesimpulan dai dari komentar berbagai tokoh.

Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.14

berbicara mengenai hal itu. Semua strategi semantik selalu dimaksudkan untuk menggambarkan diri sendiri atau kelompok sendiri secara positif, sebaliknya,

14

Eriyanto, Hidayat N. Nurul, Analisis Wacana Pengantar Analisi Teks Media, (Yogyakarta:LkiS, 2001-2003), h. 231

(87)

59

menggambarkan kelompok lain secara buruk, sehingga menghasilkan makna yang berlawanan.15

Elemen- elemen semantik disajikan sebagai berikut:

1)Latar

Latar yakni merupakan bagian teks yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Pada film dalam mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang dibuat. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa.

Latar dapat menjadi alasan pembenaran gagasan yang diajukan dalam teks. Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang diinginkan dalam cerita film. Dalam berbagai kasus biasanya maksud atau isi utama tidak dibeberkan dalam teks tetapi dengan melihat latar apa yang disajikan dan bagaimana penyajiannya, dapat di analisis apa maksud yang tersembunyi yang ingin dikemukakan dalam film 15

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 78

(88)

60

tersebut. Contoh: “Teks mengenai Pornografi dan Pornoaksi dengan usulan pencabutan UU Pornografi dan Pornoaksi.Teks tersebut bisa jadi tidak secara eksplisit setuju/ tidak setuju mengenai pencabutan UU tersebut. Akan tetapi kalau misalnya dalam teks tersebut disajikan latar berupa berbagai akibat yang ditimbulkan pornografi dan pornoaksi, dari degradasi moral sampai hancurnya bangsa, secara implisit dan tersembunyi teks itu sebenarnya ingin menyatakan ketidaksetujuannya dengan pencabutan UU tersebut dan menegaskan alangkah berbahanya kalau UU tersebut dihapus.

2)Detail

(89)

61

Detil merupakan strategi bagaimana dai mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh dai kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detail bagian mana yang dikembangkan. Yang harus deperhatikan dalam detail adalah keseluruhan dimensi peristiwa yang diuraikan secara panjang lebar dan uraian mana yang diuraikan dengan detil yang sedikit.

3)Maksud

Elemen ini melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang atau tidak. Umumnya, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. 4)Pengandaian (prersupposition)

(90)

62

untuk mendukung makna suatu teks.Elemen pengandaian ini merupakan elmen penalaran yang digunakan untuk memberi basis nasional, sehingga teks yang disajikan komunikator tampak benar dan meyakinkan sehingga mudah dipercaya kebenarannya.16

Gambar

gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau tempat
Tabel 1.1
Gambar 4.1 : Logo Rumah produksi MD Entertainment
Gambar 4.2 : Poster Film Pesantren Impian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mentranskripsikan tuturan ke dalam bahasa tulis, (2) mengelompokkan kata

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah sub bagian dari sub kromatografi cair, dimana fase geraknya cair dan fase diamnya berupa lapis tipis pada permukaan lempeng

rata-rata z-score TBIU cenderung lebih rendah sehingga prevalensi anak pendek dan sangat pendek pada anak balita lebih tinggi dibanding standar NCHS." Hal ini

Kemudian berdasarkan hasil test ANOVA yang ditempuh untuk melihat hubungan tingkat pendidikan orangtua (ayah dan ibu), kedua tes menunjukkan bahwa variabel

Berdasarkan pada beberapa definisi operasional di atas, maka yang dimaksud penulis dengan penelitian yang berjudul Pengelolaan Retribusi Pasar untuk Meningkatkan Pelayanan

[r]

6.1 Apakah anda dapat menyusun laporan penerapan manajemen risiko kredit, operasional, likuiditas, dan kepatuhan sesuai ketentuan yang berlaku. 6.2 Apakah anda

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan total volume andil banjir yang dapat dikurangi dengan adanya sumur resapan dan parit berorak adalah sebesar