• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BADAN LITBANG PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BADAN LITBANG PERTANIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BADAN LITBANG PERTANIAN

Vivit Wardah Rufaidah

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122, Telp. (0251) 8321746, Faks. (0251) 8326561 E-mail: pustaka@litbang.deptan.go.id

Diajukan: 6 Januari 2010; Diterima: 2 Februari 2010

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menentukan produktivitas publikasi peneliti bidang pertanian melalui pangkalan data CARIS dan AGRIS dan publikasi lainnya. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2008 di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) dengan metode analisis dokumen dan survei dengan menggunakan kuesioner yang disampaikan kepada responden yang telah ditentukan. Subjek penelitian adalah produktivitas publikasi peneliti yang berasal dari proposal penelitian Badan Litbang Pertanian, sedangkan objek penelitian adalah dokumen proposal penelitian pada pangkalan data CARIS tahun 2004-2006. Produktivitas publikasi ditentukan berdasarkan jumlah artikel dan jenis publikasi yang ditulis peneliti pertanian pada tahun 2005-2008 dihubungkan dengan penelitian yang telah dilaksanakan selama kurun waktu 2004-2006. Hasil analisis menunjukkan bahwa produktivitas publikasi peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 berkisar antara 0,22–0,93 artikel per peneliti per tahun. Peneliti pertanian menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun. Produktivitas publikasi tertinggi dimiliki oleh peneliti bidang mekanisasi pertanian (0,93), diikuti peneliti bidang tanaman pangan (0,92), sedangkan produktivitas publikasi terendah diperlihatkan peneliti bidang bioteknologi (0,22).

ABSTRACT

Publication Productivity of Researchers of Indonesian Agency for Agricultural Research and Development

The study aimed to determine publication productivity of agricultural researchers through AGRIS and CARIS databases and other publications. The study was conducted in June-August 2008 in Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) using document analysis and survey using questionnaires distributed to respondents. The subject was publication productivity of researchers originated from research proposals of Indonesian Agency for Agricultural and Research Development (IAARD), while the object of research was the research proposal documents on CARIS databases in 2004-2006. Publication productivity was measured based on the number of articles and types of publications that have been written in the year 2005-2008 related to research implemented by agricultural researchers during the period of 2004-2006. The results showed that the publication productivity for the year 2004-2006 ranged from 0.22 to 0.93 article per researcher per year. Agricultural researchers wrote article on

average of 0.58 article per year. The highest publication productivity was achieved by researchers of agricultural mechanization (0.93), followed by researchers of food crops (0.92), whereas the lowest publication productivity was from researchers of biotechnology (0.22).

Keywords: Researchers, agricultural research, publication pro-ductivity

PENDAHULUAN

Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah mempunyai peran penting dalam penciptaan ilmu melalui penelitian atau pengkajian ilmiah. Untuk itu peneliti dituntut memiliki pengetahuan, alat, dan fasilitas lainnya yang memadai agar dapat mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dorongan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi peneliti bidang pertanian untuk melakukan kegiatan penelitian, pengkajian, percobaan, dan penemuan baru secara individual maupun ber-kelompok dan bekerja sama.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan unit kerja Eselon I di Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan merupakan institusi penelitian pertanian terbesar di Indonesia. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Pertanian melaksanakan penelitian untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam rangka mendukung pembangunan pertanian.

Dalam melaksanakan tugas utama tersebut, Badan Litbang Pertanian menerapkan manajemen penelitian dengan menghimpun usulan penelitian yang akan di-laksanakan dalam Rencana Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP). Proses penelitian seperti tercantum dalam RPTP meliputi: (1) perumusan masalah, (2) tujuan dan luaran,

(2)

(3) macam penelitian, (4) metode penelitian, (5) rencana pelaksanaan penelitian, dan (6) pengorganisasian (sum-berdaya manusia dan dana/anggaran) (Badan Peneliti-an dPeneliti-an PengembPeneliti-angPeneliti-an PertPeneliti-aniPeneliti-an 2008). Setiap tahun PUSTAKA menghimpun RPTP sebagai bahan untuk pangkalan data CARIS (Current Agricultural Research Information System), sedangkan informasi hasil pe-nelitian dihimpun dalam pangkalan data AGRIS (The International Information System for Agricultural Sciences and Technology).

CARIS dan AGRIS merupakan jaringan kerja sama informasi yang memberikan informasi tentang kegiatan penelitian yang sedang dilaksanakan (on going re-search) dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ilmuwan atau lembaga ilmiah dari negara-negara yang berpartisipasi dalam jaringan kerja sama informasi tersebut. CARIS dan AGRIS dibentuk atas prakarsa Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 1975 untuk mengidentifikasi dan menyediakan fasilitas pertukaran informasi tentang proyek/kegiatan penelitian pertanian terbaru yang sedang dilaksanakan dan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh di negara ber-kembang. Hingga tahun 2010 tercatat masing-masing ada 132 dan 240 pusat nasional yang berpartisipasi dalam jaringan informasi CARIS dan AGRIS.

Melalui pangkalan data CARIS, setiap informasi tentang penelitian pertanian yang sedang dilaksana-kan di negara anggota dapat diakses dan diharapdilaksana-kan rancangan penelitian baru akan mempertimbangkan rancangan penelitian yang telah lampau dan yang sedang dilaksanakan di negara dan lembaga lain agar duplikasi penelitian dapat dihindari. Di sisi lain, melalui pangkalan data AGRIS diharapkan semua informasi hasil-hasil penelitian pertanian dapat diakses dan men-jadi media pertukaran informasi bagi negara anggota.

Kegiatan CARIS dan AGRIS di Indonesia mulai aktif pada tahun 1981. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) ditunjuk sebagai pusat nasional CARIS dan AGRIS di Indonesia untuk bidang pertanian. Sampai saat ini PUSTAKA baru melaksanakan pengolahan informasi penelitian pertanian yang sedang dilaksanakan di lingkup Badan Litbang Pertanian karena keterbatasan dana dan waktu. PUSTAKA secara berkala mengirimkan informasi yang telah diolah ke pusat CARIS di Roma.

Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana kegiatan penelitian di Badan Litbang Pertanian telah menstimulasi produk-tivitas peneliti adalah dengan mengukur produkproduk-tivitas

publikasi peneliti. Produktivitas publikasi atau disebut juga research output atau produktivitas penelitian merupakan salah satu indikator research performance atau kinerja penelitian. Produktivitas penelitian dapat diukur kuantitas maupun kualitasnya (Zainab 2000). Pengukuran kuantitas produktivitas penelitian yang dilakukan Blackburn et al. (1978) adalah dengan meng-hitung total artikel yang ditulis oleh 1.216 akademisi dari perguruan tinggi dan 7.484 staf universitas di Amerika Serikat dengan menggunakan kuesioner.

Braun et al. (1990) mengkaji produktivitas publikasi pengarang di 10 negara dengan menggunakan data dari pangkalan data Science Citation Index (SCI)periode 1981-1985. Budd (1995) meneliti produktivitas publikasi para akademisi perguruan tinggi yang juga merupakan anggota Association of Research Libraries, yang diambil dari tiga indeks sitasi SCI.

Menghitung publikasi peneliti tidak hanya ber-manfaat untuk menentukan produktivitas penelitian, tetapi juga untuk mengkaji trend pada suatu disiplin ilmu. David et al. (1981) menggunakan jumlah publikasi pada penelitian tekstil atau desain pakaian untuk mengidentifikasi trend pakaian pada waktu itu. Hasil identifikasi memperlihatkan bahwa ada kemunduran dalam penelitian dasar atas biaya penelitian aplikasi pembuatan pakaian. Reskin (1977) mempelajari publikasi 238 peneliti kimia antara tahun 1955 sampai 1961 dan menemukan bahwa 7,5% publikasi baru muncul setelah 8 tahun pertama dan 11% peneliti hanya menerbitkan satu artikel.

Walaupun rata-rata publikasi yang dihasilkan rendah, variasi produktivitas publikasi di antara peneliti cukup tinggi (Blume and Sinclair 1973). Price (1963) yang mempelajari perkembangan artikel ilmiah menyatakan bahwa 50% artikel ilmiah yang diterbitkan hanya me-rupakan hasil dari 6% komunitas peneliti, dan rata-rata peneliti atau ilmuwan hanya menerbitkan tiga artikel selama hidupnya. Hasil penelitian Bottle et al. (1994) menunjukan bahwa jumlah publikasi yang dihasilkan ilmuwan atau peneliti kimia, pembaca, dan dosen senior di Inggris dan Amerika Serikat (1981-1991) tidak berbeda nyata. Penghitungan total atau rata-rata publikasi yang dihasilkan peneliti atau ilmuwan menjadi metode yang populer dan umum untuk mengkaji produktivitas pene-litian (Martin 1996).

Pengkajian produktivitas penelitian juga dilakukan oleh Diodato (1994) dengan menghitung jumlah artikel, buku, dan makalah konferensi dari seseorang atau kelompok yang dihasilkan dalam satu periode. Penelitian

(3)

yang dilakukan oleh Garland (1991) adalah menentukan jenis publikasi yang dihasilkan oleh fakultas ilmu infor-masi dan perpustakaan. Pada tahun yang sama, Kendrick (1991) melaporkan hasil penelitiannya mengenai jumlah dan jenis publikasi yang dihasilkan oleh pustakawan, sedangkan Nederhof dan Noyons (1992) menggunakan sitiran untuk membandingkan produktivitas penelitian pada setiap departemen di suatu universitas.

Sampai saat ini belum ada evaluasi mengenai pro-duktivitas peneliti pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji produktivitas peneliti pertanian pada penelitian pertanian tahun 2004-2006 dan produktivitas publikasi yang diterbitkan dalam kurun waktu 2005-2008. Tujuan penelitian ini adalah menentukan produktivitas publikasi peneliti bidang pertanian melalui pangkalan data CARIS dan AGRIS dan publikasi lainnya.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2008 di PUSTAKA melalui analisis dokumen dan survei. Analisis dokumen dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pencatatan secara sistematis terhadap unit analisis dan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Variabel-variabel tersebut adalah data peneliti dan kegiatan penelitian yang berasal dari proposal penelitian pada pangkalan data CARIS periode 2004-2006. Survei di-lakukan dengan menggunakan kuesioner pada res-ponden yang telah ditentukan. Kedua jenis data yang diperoleh (hasil analisis dokumen dan kuesioner) di-tabulasi untuk memudahkan pengukuran.

Subjek penelitian adalah produktivitas publikasi peneliti yang berasal dari proposal penelitian Badan Litbang Pertanian, sedangkan objek penelitian adalah dokumen proposal penelitian pada pangkalan data CARIS tahun 2004-2006. Dokumen proposal penelitian merupakan RPTP yang berasal dari seluruh balai dan pusat penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian. Pada periode 2004-2006, beberapa balai penelitian atau pusat penelitian berganti nama, namun penulis tidak memisah-kan dokumen proposalnya tetapi memasukmemisah-kan nama terakhir dari balai atau pusat penelitian tersebut. Ber-dasarkan tabel penentuan sampel Bartlett et al. (2001), diperoleh sampel penelitian sebanyak 179 proposal dari populasi sebanyak 525 proposal. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah proportional stratified sampling (Powell 1999). Tabel 1 menyajikan gambaran proposal penelitian pada pangkalan data CARIS tahun 2004-2006 berdasarkan subprogram Badan Litbang Per-tanian. Tahapan pengumpulan data meliputi:

a. Pengumpulan data publikasi hasil penelitian sesuai dengan proposal penelitian (CARIS) dari pangkalan data AGRIS dan publikasi Badan Litbang Pertanian lainnya yang terbit pada tahun 2005-2007.

b. Pengumpulan data dari kuesioner melalui unit analisis penelitian berupa proposal penelitian.

c. Tabulasi data hasil pengumpulan dari pangkalan data AGRIS dan survei melalui kuesioner.

Pengukuran produktivitas publikasi dihitung ber-dasarkan jumlah artikel dan jenis publikasi yang ditulis peneliti pertanian pada tahun 2005-2008 dihubungkan dengan penelitian yang dilaksanakan peneliti dalam kurun waktu 2004-2006. Produktivitas publikasi yang dihitung merupakan produktivitas per tahun dari peneliti bidang pertanian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden

Berdasarkan data umum responden diketahui bahwa responden laki-laki mencapai 67,30%, sedangkan res-ponden perempuan berjumlah 32,70%. Dari keseluruhan responden, hampir separuhnya (47,20%) berpendidikan terakhir S3, sedangkan yang berpendidikan S2 sebanyak 39,40%, S1 sebanyak 12,60%, dan hanya 0,80% yang ber-pendidikan terakhir D3 (Tabel 2).

Jabatan Peneliti Madya dan Peneliti Utama meru-pakan jabatan fungsional yang dominan dimiliki oleh Tabel 1. Proposal penelitian Badan Litbang Pertanian pada pangkalan data CARIS berdasarkan bidang penelitian, 2004-2006.

Bidang Jumlah Jumlah Jumlah

penelitian proposal peneliti responden (proposal) Bioteknologi dan 1 7 6 1 6 genetik pertanian Hortikultura 7 9 363 2 7 Mekanisasi pertanian 4 1 6 1 1 4 Pascapanen pertanian 1 3 6 9 4 Perkebunan 6 6 326 2 3 Peternakan 4 7 155 1 6

Sosial ekonomi dan 3 1 9 7 1 1

kebijakan pertanian

Sumber daya lahan 9 5 300 3 2

Tanaman pangan 9 5 325 3 2

Veteriner 41 5 8 1 4

(4)

responden, yaitu masing-masing 37,10% dan 31,90%. Responden yang memiliki jabatan fungsional Peneliti Muda dan Peneliti Pertama masing-masing 16,40% dan 14,70%.

Produktivitas Publikasi Peneliti

Dari hasil analisis diketahui bahwa produktivitas publikasi peneliti Badan Litbang Pertanian berkisar antara 0,22-0,93 artikel per peneliti per tahun (Tabel 3). Ini berarti peneliti menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun. Produktivitas tertinggi dimiliki oleh peneliti bidang mekanisasi pertanian (0,93), diikuti peneliti bidang ta-naman pangan (0,92). Produktivitas peneliti terendah dalam menulis artikel hasil penelitian ditunjukkan pene-liti bidang bioteknologi (0,22). Produktivitas publikasi tersebut cukup rendah bila dihubungkan dengan kom-petensi yang dimiliki oleh peneliti pertanian, yaitu

hampir separuhnya berpendidikan S3 dan masing-masing sepertiganya merupakan Peneliti Utama dan Peneliti Madya.

Data di atas sangat rendah apabila dibandingkan dengan produktivitas publikasi peneliti di negara lain. Hasil penelitian Maclean dan Janagap (1993) terhadap peneliti pertanian pada International Agricultural Re-search Centers di Filipina menunjukkan bahwa produk-tivitas publikasi per tahun adalah 1,38 untuk setiap peneliti.

Rendahnya produktivitas publikasi peneliti per-tanian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kurniawan (2003), beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya produktivitas publikasi peneliti di Indonesia yaitu rendahnya tunjangan fungsional peneliti serta promosi karier yang tidak mendorong untuk melakukan penelitian di bidang masing-masing. Kelemahan lainnya berasal dari lingkungan kerja peneliti, seperti terba-tasnya sumber daya dan sarana penelitian, keterbatasan informasi, situasi institusi yang tidak stabil, dan ke-kurangan tenaga pendukung. Hambatan lain berasal dari lingkungan yang sifatnya makro, seperti tidak adanya iklim dan tradisi ilmiah yang mendukung, tidak adanya tuntutan untuk melakukan penelitian, birokrasi yang terlalu kaku, minimnya investasi untuk melakukan penelitian, serta hambatan yang bersumber dari ke-bijakan dan politik. Faktor lain adalah kurangnya sensitivitas peneliti; peneliti harus dibekali dengan rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga sekecil apapun perubahan yang terjadi dapat ditentukan akar masalahnya dan dipecahkan melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu, pelatihan untuk meningkatkan sen-sitivitas terhadap perubahan-perubahan di lingkungan perlu terus dilakukan.

Tabel 2. Karakteristik individu responden. Data umum responden Persentase Jenis kelamin Laki-laki 67,30 Perempuan 32,70 Pendidikan terakhir D3 0,80 S1 12,60 S2 39,40 S3 47,20 Jabatan Peneliti Utama 31,90 Peneliti Madya 37,10 Peneliti Muda 16,40 Peneliti Pertama 14,70

Tabel 3. Produktivitas publikasi peneliti Badan Litbang Pertanian, 2004-2006.

Bidang penelitian Jumlah responden Jumlah artikel Produktivitas publikasi proposal terbit 2004-2006 (artikel/tahun)

Bioteknologi dan genetik pertanian 6 4 0,22

Hortikultura 2 7 3 4 0,60 Mekanisasi pertanian 1 4 2 5 0,93 Pascapanen pertanian 4 1 1 0,73 Perkebunan 2 3 2 6 0,51 Peternakan 1 6 1 8 0,26 Sosial ekonomi 1 1 1 0 0,46

Sumber daya lahan 3 2 2 9 0,37

Tanaman pangan 3 2 7 7 0,92

Veteriner 1 4 2 5 0,83

(5)

Singh dan Babu (1998) menyarikan beberapa faktor yang memengaruhi produktivitas penelitian pada pene-liti bidang pertanian di India. Faktor-faktor tersebut yaitu: (1) kegigihan peneliti, (2) kecukupan sumber daya, (3) akses terhadap sumber informasi, (4) inisiatif, (5) kecerdasan, (6) kreativitas, (7) kemampuan untuk belajar, (8) stimulasi dari pimpinan, (9) kepentingan kenaikan pangkat/kemajuan, (10) orientasi eksternal, dan (11) komitmen pada profesionalisme.

Apabila dihubungkan dengan jumlah tenaga pe-neliti di Indonesia, rasio tenaga pepe-neliti umumnya juga sangat kecil, yaitu pada tahun 2002 hanya 5 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan di Jepang sebesar 70,70 peneliti. Faktor tersebut dimung-kinkan juga menjadi penyebab rendahnya produktivitas publikasi peneliti pertanian di Indonesia. Faktor lainnya adalah lamanya waktu terbit dan kontinuitas penerbitan jurnal ilmiah di Indonesia, yang menyebabkan peneliti baru dapat mempublikasikan hasil penelitiannya setelah 1-2 tahun.

Penerbitan Publikasi

Berdasarkan analisis terhadap jenis publikasi, diketahui bahwa peneliti pertanian dominan menulis artikel pada jurnal terbitan Badan Litbang Pertanian. Peneliti bidang perkebunan, peternakan, dan sosial ekonomi pertanian bahkan menerbitkan artikel penelitiannya hanya pada publikasi Badan Litbang Pertanian (100%). Peneliti bi-dang lain yang menerbitkan hasil penelitiannya dalam

publikasi Badan Litbang Pertanian berkisar antara 40-96,90% (Tabel 4).

Peneliti yang cukup produktif menulis artikel dan menerbitkannya dalam publikasi perguruan tinggi ada-lah peneliti bidang bioteknologi (40%), diikuti peneliti pascapanen (27,30%) dan tanaman pangan (20%). Peneliti yang menulis artikel dalam publikasi terbitan luar negeri hanya peneliti bidang mekanisasi pertanian (14,30%) dan veteriner (4%).

Berdasarkan analisis terhadap jenis publikasi dari seluruh bidang penelitian, diketahui bahwa 80,50% peneliti menulis artikel pada berbagai publikasi terbitan Badan Litbang Pertanian, sedangkan sisanya pada pub-likasi yang diterbitkan perguruan tinggi (11,60%), instansi luar Badan Litbang Pertanian (4,80%), dan perhimpunan profesi (1,30%). Hanya 1,80% peneliti yang menulis artikel pada publikasi luar negeri. Data tersebut menunjukkan bahwa peneliti bidang pertanian cenderung menulis artikel pada publikasi internal atau instansi lingkup tempat kerjanya.

Survei yang dilakukan oleh Scientific American pada tahun 1994 menunjukkan bahwa kontribusi pub-likasi ilmiah Indonesia di tingkat internasional hanya 0,01% dari total publikasi ilmiah di seluruh dunia. Angka ini masih jauh di bawah Singapura sebesar 0,18% dan Amerika Serikat yang lebih dari 20%.

Beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya pub-likasi ilmiah Indonesia di tingkat internasional adalah: (1) kendala bahasa; penguasaan bahasa Inggris sering menjadi hambatan dalam membangun kerja sama dengan Tabel 4. Penerbit publikasi yang memuat artikel hasil penelitian peneliti Badan Litbang Pertanian, 2004-2006.

Bidang penelitian

Penerbit publikasi (%) Badan Litbang

Perguruan tinggi Instansi luar Badan Luar negeri Lain-lain1)

Pertanian Litbang Pertanian

Bioteknologi 40,00 40,00 20,00 0,00 0,00 Hortikultura 96,90 3,10 0,00 0,00 0,00 Mekanisasi pertanian 75,00 0,00 10,70 14,30 0,00 Pascapanen pertanian 72,70 27,30 0,00 0,00 0,00 Peternakan 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Perkebunan 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber daya lahan 80,00 10,00 6,70 0,00 3,30

Sosial ekonomi dan kebijakan 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00

pertanian

Tanaman pangan 68,00 20,00 2,70 0,00 9,30

Veteriner 72,00 16,00 8,00 4,00 0,00

Rata-rata 80,50 11,60 4,80 1,80 1,30

(6)

institusi luar negeri. Fakta menunjukkan bahwa tanpa penguasaan bahasa Inggris yang baik, akan sangat sulit menjalin kerja sama dengan institusi luar negeri; (2) Riset yang dilakukan hanya sedikit yang secara signifikan berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga sulit untuk masuk dalam peer-reviewed scientific journal; (3) Penelitian yang dilakukan banyak yang bersifat pengulangan dari penelitian sebelumnya, baik oleh peneliti yang sama maupun duplikasi dari yang dilakukan peneliti lain, bahkan sering terjadi daur ulang penelitian atau penjiplakan; (4) Penelitian tidak terfokus pada menjawab permasalahan nyata yang dihadapi publik dan ber-orientasi pada pendayagunaan sumber daya lokal/ domestik, bukan sekedar academic exercise sehingga hasil penelitian dapat diadopsi pengguna, baik kalangan bisnis maupun masyarakat umum; (5) Tidak tersedianya sumber literatur yang memadai. Bahan pustaka yang terbaru sangat diperlukan untuk mengetahui bangan ilmu terkini. Dengan mengacu pada perkem-bangan ilmu terkini maka hasil penelitian yang dilakukan juga up-to-date untuk dimuat dalam publikasi inter-nasional. Mengingat harga jurnal internasional yang sangat mahal, perlu dikembangkan kerja sama dengan institusi/perguruan tinggi di luar negeri sehingga ada kesempatan untuk ke luar negeri dan mengakses jurnal-jurnal yang memuat perkembangan ilmu terkini. Kerja sama ini juga diharapkan menghasilkan publikasi bersama (joint publication); (6) Rendahnya dana penelitian yang disediakan oleh pemerintah dan terbatasnya sarana penelitian. Oleh karena itu, kerja sama antarlembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia maupun dengan institusi lain di luar negeri perlu ditingkatkan agar dapat saling memanfaatkan alat-alat dan sarana penelitian secara bersama; (7) Sinergi kegiatan riset untuk menun-jang arah kebijakan riset nasional belum optimal; (8) Budaya ilmiah di kalangan akademisi dan peneliti Indonesia masih sangat kurang. Budaya ilmiah dapat dibangun melalui pertemuan-pertemuan ilmiah dalam bentuk seminar, workshop, kolokium, dan lain-lain. Selain dapat membangkitkan semangat untuk meneliti, pertemuan ilmiah juga bermanfaat untuk mengetahui perkembangan ilmu terkini dan menjalin kerja sama antarlembaga untuk melakukan penelitian bersama; dan (9) Jurnal ilmiah yang terakreditasi di Indonesia masih sedikit. Dari rata-rata 100 jurnal ilmiah yang dinilai setiap kali penilaian, yang terakreditasi hanya 15% (Yuliarto 2008). Jurnal ilmiah terakreditasi nasional merupakan jembatan yang sangat penting untuk mem-publikasikan makalah di tingkat internasional. Oleh

karena itu, keberadaan jurnal-jurnal tersebut, baik kuan-titas maupun kualitasnya harus ditingkatkan.

Menurut Rifai (2008), faktor lain adalah adanya keterbatasan yang disebabkan oleh: (1) sempitnya sirku-lasi publikasi dan berkala; (2) tiras yang sedikit sehingga publikasi tidak dilanggan oleh perpustakaan sebagai pusat kegiatan ilmiah; dan (3) hambatan budaya yang lekat pada peneliti Indonesia dalam hal pola pikir, formulasi perencanaan penelitian, pendekatan peng-olahan simpulan, dan motivasi penerbitan.

Jenis Publikasi

Artikel hasil penelitian pertanian yang diterbitkan pada jurnal primer yang terakreditasi hanya mencapai 31,30% dan sebanyak 44,31% diterbitkan dalam prosiding. Artikel yang diterbitkan dalam jurnal review dan buku masing-masing 13,01% dan 11,38%. Prosiding yang memuat hasil penelitian pertanian umumnya merupakan kumpulan ha-sil penelitian yang dihimpun setiap tahun oleh Pusat Penelitian setelah melalui seminar.

Banyaknya artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam prosiding disebabkan oleh: (1) adanya kewajiban peneliti untuk mempertanggungjawabkan hasil kegiatan-nya melalui seminar yang kemudian diterbitkan dalam prosiding, dan (2) untuk menerbitkan hasil penelitian dalam jurnal primer maupun sekunder memerlukan waktu yang cukup lama. Hasil tersebut sedikit berbeda dengan jenis publikasi yang digunakan peneliti pertanian di negara lain seperti Filipina, yaitu didominasi oleh jurnal primer sebesar 42%, prosiding atau monograph 24%, buku 8%, dan artikel ilmiah populer 8% (Maclean dan Janagap 1993).

Tahun Terbit Publikasi

Berdasarkan tahun terbit publikasi yang memuat artikel hasil penelitian pertanian, 43,70% artikel hasil penelitian ditulis tahun 2005, sebanyak 29,40% pada tahun 2006, dan 23,80% tahun 2007. Artikel hasil penelitian yang diter-bitkan pada tahun 2008 hanya 3,20%.

Penerbitan hasil penelitian yang terbanyak di-lakukan peneliti adalah satu tahun setelah penelitian dilaksanakan (43,70%). Hal ini berkaitan dengan tang-gung jawab peneliti terhadap penyandang dana setelah satu tahun dilaksanakannya penelitian, walaupun pada kenyataannya penelitian belum selesai karena dilaksanakan 1-4 tahun secara kontinu.

(7)

Paten

Berdasarkan data yang terkumpul, diketahui bahwa dari hasil penelitian peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006, yang mendapat paten hanya satu, yaitu dari bidang tanaman pangan, berupa mesin penyiang tipe bajak dua sayap yang dipatenkan pada tanggal 23 November 2007. Pada bidang hortikultura, telah dilepas enam varietas kentang sesuai SK Mentan No. 264, 261, 262, 263, 265, 473/Kpts/SR.120/7/2005. Rendahnya hasil riset dari peneliti pertanian Indonesia yang dipatenkan, menurut analisis Bapennas (2007) disebabkan beberapa faktor, yaitu: (1) banyaknya produk riset yang belum menyentuh kebutuhan publik; (2) pola pikir masyarakat yang belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada memakai, lebih suka membuat daripada membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada menggunakan teknologi yang ada; (3) lemahnya daya saing; dan (4) kecilnya anggaran iptek yang berakibat pada terbatas-nya fasilitas riset, kurangterbatas-nya biaya operasional dan pemeliharaan, serta rendahnya insentif untuk peneliti.

Rendahnya kemampuan iptek nasional tercermin dari indeks pencapaian teknologi (IPT). Laporan UNDP tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke-60 dari 72 negara. Sementara itu, menurut World Economic Forum (WEF) tahun 2004, indeks daya saing pertumbuhan (growth competitiveness index) Indonesia hanya men-duduki peringkat ke-69 dari 104 negara. Dalam indeks daya saing pertumbuhan tersebut, teknologi merupakan salah satu parameter selain parameter ekonomi makro dan institusi publik. Rendahnya kemampuan iptek nasional juga dapat dilihat dari jumlah paten dalam negeri yang didaftar di Indonesia yang hanya mencapai 246 buah pada tahun 2002, jauh lebih rendah dibanding paten dari luar negeri yang didaftarkan di Indonesia yang berjumlah 3.497 buah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Produktivitas publikasi peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 berkisar antara 0,22-0,93 artikel per peneliti per tahun. Peneliti pertanian menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun. Produktivitas publikasi ter-tinggi dicapai peneliti bidang mekanisasi pertanian (0,93), diikuti peneliti bidang tanaman pangan (0,92). Produktivitas peneliti terendah dalam menulis artikel

hasil penelitian diperlihatkan peneliti bidang bioteknologi (0,22).

Artikel hasil penelitian pertanian yang diterbitkan dalam jurnal primer yang terakreditasi hanya mencapai 31,30%, sedangkan yang diterbitkan dalam prosiding 44,31%. Sisanya diterbitkan dalam jurnal review (13,01%) dan buku (11,38%).

Saran

Upaya yang dapat dilakukan Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan produktivitas publikasi peneliti adalah; (1) meningkatkan tunjangan fungsional peneliti serta promosi karier; (2) meningkatkan sumber daya dan sarana penelitian, sumber-sumber informasi, dan sarana pendukung penelitian seperti investasi; dan (3) mening-katkan tradisi ilmiah untuk melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Program Utama Badan Litbang Pertanian. http://www.litbang.deptan. go.id/peneliti/?n=&j=&u=263&b=&k. [14 September 2009]. Bapenas. 2007. Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. http://www.bappenas.go.id/pnData/ C o n t e n t E x p r e s s / l a m p i d 0 5 / A 5 _ B a b % 2 0 2 2 % 2 0 -%20Peningkatan%20Iptek%5B1%5D.doc. [4 Agustus 2009].

Bartlett, J.E., J.W. Kotrlik, and C.C. Higgins. 2001. Organizational research: Determining appropriate sample size in survey

research. Inform. Tech. Learn. Perform. J. 19(1): 43-50.

Blackburn, R.T., C.E. Behymer, and D.E. Hal. 1978. Research notes; correlates of faculty publication. Sociol. Educ. 51: 132-141.

Blume, S.S. and R. Sinclair. 1973. Chemist in British universities; a study of the reward system in science. Am. Sociol. Rev. 38: 126-138.

Bottle. 1994. Citation analysis and the quality scientific productivity. Bioscience 27(1): 26-31.

Braun, T., W. Glanzel, and A. Schubert. 1990. Publication productivity; from frequency distribution to scientometric indicator. J. Inform. Sci. 16: 37-44.

Budd. 1995. Productivity of US library and information science faculty: the hayes study revisited. Lib. Quarterly 66(1): 1-20.

David, H.G., L. Piip, and A.R. Haly. 1981. The examination of research trends by analysis of publication numbers. J. Inform. Sci. 3: 283-288.

Diodato, V. 1994. Dictionary of Bibliometrics. The Harowth Press, Inc., New York.

Garland, K. 1991. The nature of publications authored by library and information science faculty. Libr. Inform. Sci. Res. 13: 49-60.

(8)

Kendrick, A. 1991. A comparison of publication output for academic business librarians with and wihout faculty rank. J. Acad. Libr. 17: 145-147.

Kurniawan, K. 2003. Transformasi perguruan tinggi menuju Indonesia baru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 9 (41).http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/ libri2/detail.jsp?id=76917&lokasi=lokal. [29 September 2009].

Maclean, J. and C. Janagap. 1993. The publication productivity of International Agricultural Research Center. Scien-tometrics 28(3): 329-348.

Martin, B.R. 1996. The use of multiple indicator in the assessment of basic research. Scientometrics 36(3): 346-362.

Nederhof, A.J. and E.C.M. Noyons. 1992. International comparison of departments research performance in the humanities. J. Am. Soc. Inform. Sci. 43: 249-256.

Powell, R.R. 1999. Basic Research Methods for Librarian, 3rd

edition. Ablex Pub. Corporation, London.

Price, D. deSolla. 1963. A general theory of bibliometrics and other cumulative advantage processes. J. Am. Soc. Inform. Sci. 27: 5-6.

Reskin, B.F. 1977. Scientific productivity and the reward structure of science. Am. Sociol. Rev. 42(3): 491-504.

Rifai, M.A. 2008. Penilaian makna ilmiah naskah dan strategi pemilihan berkala ilmiah buat menerbitkannya. http:// www.unissula.ac.id/perpustakaan/images/stories/Jurnal/ Mien%20A.%20Rifai%20(Penilaian%20makna).ppt. [29 September 2009].

Singh, Y.P. and A.R. Babu. 1998. Determinants of research

productivity.Scientometrics 43(3): 309-329.

Yuliarto, B. 2008.Artikel ilmiah Indonesia: Refleksi penelitian di

Indonesia.dosen.tf.itb.ac.id/.../artikel-ilmiah-indonesia-refleksi-penelitian-di-indonesia.[20 Oktober 2009].

Zainab, A.N. 2000. Publication productivity, focus on institutional, collaborative and communicational correlates: A review of literature. Malay. J. Libr. Inform. Sci. 5(1): 53-94. http:// Majlis.Fsktm.Um.Edu.My/Downlog.Asp? Aid=154. [15 Agustus 2008].

Gambar

Tabel 1. Proposal penelitian Badan Litbang Pertanian pada pangkalan data CARIS berdasarkan bidang penelitian, 2004-2006.
Tabel 2.  Karakteristik individu responden.
Tabel 4. Penerbit publikasi yang memuat artikel hasil penelitian peneliti Badan Litbang Pertanian, 2004-2006.

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme

Jika Anda pernah mengalami kekerasan psikis tersebut di sekolah, apa dampak dari kekerasan psikis yang Anda alami?. (jawaban bisa lebih dari

Selama 4 bulan pengamatan, perlakuan pemangkasan akar yang dikombinasikan dengan inokulasi fungi ektomikoriza tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi,

Setiap paradigma selalu mempunyai metode analisis tertentu, yang kadang-kadang sama dengan paradigma yang lain, tetapi selalu ada metode analisis data yang khas

Kekuatan yang ada pada diri pemimpin dan yang dimiliki oleh kelompok (hubungan interpersonal diantara keduanya), serta situasi lingkungan (orientasi tugas) akan

Masyarakat di daerah dataran rendah sebagian besar mengkonsumsi makanan sumber zink yang berasal dari laut dapat terpenuhi setiap hari dengan baik, hal ini