• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BELITUNG

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG,

Menimbang :a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (4) dan Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2011 Nomor 18 tanggal 30 Desember 2011 serta dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan pemungutan retribusi Izin Usaha Perikanan, perlu diatur dan dijabarkan lebih lanjut pelaksanaannya dengan Peraturan Bupati;

b. bahwa guna memenuhi maksud sebagaimana tersebut

pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Usaha Perikanan;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja Di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

5. Undang-Undang 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 118, Tambahan

(3)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4241), sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4623);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah/ Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain; 15. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :

40/MEN/2003 tentang Kriteria Perikanan Skala Kecil dan Skala Besar di Bidang Usaha Penangkapan Ikan;

16. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :

KEP. 60/MEN/2010 tentang Produktivitas Kapal

Penangkap Ikan;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.15/MEN/2008 tentang Tata Cara Pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Departemen Kelautan dan Perikanan di Bidang Pembudidayaan Ikan yang Berasal dari Pungutan Perikanan;

(4)

19. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M-DAG/PER/2010 tentang Penetapan Harga Patokan Ikan untuk Perhitungan Hasil Perikanan;

20. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Per. 14/MEN/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER. 49/MEN/2011 tentang Usaha Perikanan Tangkap;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 20), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 11 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2009 Nomor 11);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008 Nomor 14);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2011 Nomor 2);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2011 Nomor 18);

25. Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pelimpahan sebagian Kewenangan di Bidang Perizinan dan Non Perizinan di Kabupaten Belitung Kepada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belitung (Berita Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008 Nomor 15); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pelimpahan sebagian Kewenangan di Bidang Perizinan dan Non Perizinan di Kabupaten Belitung Kepada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belitung (Berita Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2010 Nomor 3);

26. Peraturan Bupati Belitung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Instansi Pelaksana Pemungutan Retribusi Daerah Kabupaten Belitung (Berita Daerah Nomor 1 Tahun 2012);

(5)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Belitung.

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Belitung.

3. Bupati adalah Bupati Belitung.

4. Dinas Kelautan dan Perikanan adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung.

5. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung.

6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat DPPKAD adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Belitung.

7. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Belitung.

8. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat PTSP adalah Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belitung.

9. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Belitung. 10.Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang

retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11.Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk kepentingan orang peribadi atau Badan.

12. Retribusi Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumberdaya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

(6)

13. Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran dikeluarkannya izin usaha perikanan berupa Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin Penangkapaan Ikan (SIPI), dan/ atau Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).

14. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu.

15. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Kabupaten.

16. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

20. Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP) adalah Pungutan yang dikenakan kepada orang pribadi atau Perusahaan Perikanan yang memperoleh Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) dan/ atau Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) di bidang penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan, sebagai imbalan atas kesempatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan usaha perikanan 21. Pungutan Hasil Perikanan (PHP) adalah Pungutan yang

dikenakan pada orang pribadi atau perusahaan perikanan yang melakukan usaha penangkapan ikan sesuai dengan Surat izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang diperoleh.

22. Harga Patokan Ikan (HPI) adalah besaran nilai atau harga ikan dalam rupiah untuk perhitungan Pungutan Hasil Perikanan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan

(7)

dengan berpedoman pada harga rata-rata tertimbang ikan di pasar dalam negeri dan ekspor.

23. Produktivitas kapal adalah tingkat kemampuan kapal penangkap ikan untuk memperoleh hasil tangkapan ikan per tahun.

24. Nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT).

25. Pembudidaya ikan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

26. Pengolah ikan kecil (skala mikro) orang yang mata pencahariannya melakukan pengolahan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

BAB II

PUNGUTAN PERIKANAN Pasal 2

(1) Pungutan Perikanan adalah Pungutan atas dikeluarkannya Izin Usaha Perikanan yang dikenakan bagi orang pribadi, koperasi atau perusahaan perikanan.

(2) Pungutan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas :

a. Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP); dan b. Pungutan Hasil Perikanan (PHP).

Pasal 3

(1) PPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, dikenakan pada saat orang pribadi, koperasi atau perusahaan perikanan mengajukan Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) baru atau perubahan serta Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) baru atau perpanjangan. (2) Struktur dan besarnya tarif dasar retribusi izin usaha

perikanan untuk PPP tercantum dalam Lampiran III Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Retibusi Perizinan Tertentu.

(3) Besarnya PPP untuk kegiatan penangkapan ikan dan pengangkutan ikan ditentukan berdasarkan rumusan tarif per Grosse Tonnage (GT) dikalikan ukuran GT kapal menurut jenis kapal perikanan yang digunakan.

(8)

(4) Besarnya PPP untuk kegiatan usaha budidaya perikanan diukur berdasarkan tarif per luas lahan dan jenis ikan yang dibudidayakan serta teknologi yang dipakai.

(5) Besarnya PPP untuk kegiatan perikanan khusus diukur berdasarkan produktivitas yang dihasilkan.

(6) Format rincian penghitungan PPP sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) tercantum dalam lampiran VI, lampiran VII dan lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 4

(1) Penghitungan PHP terhutang untuk kegiatan penangkapan ikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (1) huruf d pada Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Retibusi Perizinan Tertentu, ditetapkan sebesar 1 % (satu per seratus) dikalikan produktivitas kapal dikalikan HPI untuk Perusahaan ikan skala kecil dan 2,5% (dua setengah per seratus) dikalikan produktivitas kapal dikalikan HPI untuk Perusahaan Ikan skala besar.

(2) Kriteria perusahaan perikanan skala kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. memiliki kapal penangkap ikan yang terbuat dari bahan kayu dan dibangun di dalam negeri;

b. Grosse Tonnage (GT) kapal yang dimiliki, baik satu unit atau secara kumulatif tidak lebih dari 60 GT atau menggunakan mesin berkekuatan tidak lebih dari 180 DK (daya kuda);

c. tidak mempekerjakan anak buah kapal (ABK) Warga Negara Asing; dan/atau

d. status perusahaan tidak berbadan hukum.

(3) Kriteria perusahaan perikanan skala besar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah perusahaan perikanan yang tidak termasuk dalam kriteria perusahaan perikanan skala kecil sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

(4) Produktivitas kapal penangkap ikan per Gross Tonnage (GT) per tahun ditetapkan berdasarkan perhitungan jumlah hasil tangkapan ikan per kapal dalam satu tahun dibagi besarnya GT kapal yang bersangkutan.

(5) Format rincian penghitungan PHP Penangkapan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Produktivitas Kapal Penangkap Ikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan Harga Patokan Ikan (HPI), sebagaimana tercantum dalam lampiran IX, lampiran XI dan lampiran XII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(9)

Pasal 5

(1) Penghitungan PHP terhutang untuk kegiatan

pembudidayaan ikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (1) huruf e Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Retibusi Perizinan Tertentu, ditetapkan sebesar 1 % (satu per seratus) dikali harga jual seluruh ikan dilokasi untuk benih ikan yang berasal dari alam atau 0,5 % (setengah per seratus) dikali harga jual seluruh ikan dilokasi untuk benih ikan berasal dari Panti pembenihan (hatchery).

(2) PHP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan pada setiap akhir semester I dan akhir semester II, atau pada setiap akhir bulan Juni dan akhir bulan Desember, atau setiap akhir panen bagi jenis ikan yang masa pembudidayaan (pemeliharaannya) lebih atau kurang dari dari 6 (enam) bulan.

(3) Rincian penghitungan PHP Budidaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam lampiran X yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 6

(1) Retribusi pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) tidak dikenakan bagi :

a. nelayan kecil yang mempunyai sebuah kapal perikanan di bawah 5 (lima) GT;

b. pembudidayaan ikan yang dilakukan oleh pembudiaya ikan kecil dengan luas lahan atau perairan tertentu; dan c. pengolah ikan kecil dengan skala usaha mikro.

(2) Kriteria pembudiaya ikan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dan kriteria pengolah ikan kecil dengan skala usaha mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tercantum dalam lampiran XIII dan lampiran XIV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB III

BENTUK, ISI DAN TATA CARA PENERBITAN SKRD DAN/ATAU DOKUMEN LAIN YANG DIPERSAMAKAN

Pasal 7

(1) Bentuk dan isi SKRD Retribusi Izin Usaha Perikanan dan/atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana contoh tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(10)

(2) SKRD dan/atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberi nomor urut, wajib dilegalisasi dan diporporasi oleh DPPKAD dan ditandatangani oleh Kepala Dinas serta dicap Dinas/Kantor yang mengeluarkan Dokumen Izin tersebut

BAB IV

TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN, TEMPAT PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 8

(1) Wajib Retribusi Izin Usaha Perikanan melakukan pembayaran kepada Bendahara penerimaan berdasarkan SKRD dan/atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Wajib retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang telah melakukan pembayaran berdasarkan SKRD dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dan menyetorkan ke tempat pembayaran memperoleh tanda bukti pembayaran berupa SSRD sebagaimana contoh tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(3) Untuk penyetoran yang dilakukan oleh Bendahara Penerimaan, maka Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD) dibuat rangkap 4 (empat) yang diperuntukan bagi :

a. Lembar 1 untuk wajib retribusi (warna putih); b. Lembar 2 untuk DPPKAD (warna biru);

c. Lembar 3 untuk Bendahara Penerimaan (warna kuning); dan

d. Lembar 4 untuk Dinas Teknis (warna merah).

(4) Bendahara Penerimaan dalam waktu 1 x 24 Jam harus menyetor uang retribusi yang diterima ke Kas Daerah dengan Surat Tanda Setoran (STS) sebagaimana format contoh tercantum dalam Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (5) Dalam hal Bendahara Penerimaan berhalangan, diatur

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai dengan paling lama 1 (satu) bulan, wajib memberikan kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan penyetoran dan tugas-tugas bendahara penerimaan atas tanggungjawab bendahara yang bersangkutan dengan diketahui Kepala Dinas;

b. apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai dengan paling lama 3 (tiga) bulan, harus ditunjuk pejabat Bendahara Penerimaan yang dilakukan dengan Berita Acara serah terima;

(11)

c. apabila melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan Bendahara Penerimaan belum dapat melaksanakan tugas, maka dianggap mengundurkan diri atau berhenti dari jabatan

Bendahara Penerimaan dan harus dilakukan

penggantian dengan mengusulkan pejabat baru untuk ditunjuk sebagai Bendahara Penerimaan pengganti.

BAB V

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 9

(1) Pengeluaran surat teguran/ surat peringatan/ surat lain yang sejenis, sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/ surat peringatan/ surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(4) Penagihan kepada wajib retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan STRD dan/atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana contoh tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VI

TATA CARA MENGANGSUR ATAU MENUNDA PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 10

(1) Wajib Retribusi Izin Usaha Perikanan dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi kepada Bupati melalui Kepala Dinas.

(2) Terhadap permohonan mengangsur atau menunda pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas menyampaikannya kepada Bupati Up. Tim Pendapatan Asli Daerah untuk dilakukan verifikasi.

Pasal 11

(1) Pengangsuran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) diberikan dengan ketentuan :

(12)

a. diangsur 2 (dua) tahap dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan; dan

b. diangsur 3 (tiga) tahap dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.

(2) Penundaan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) diberikan dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

BAB VII

TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 12

(1) Wajib Retribusi Izan Usaha Perikanan dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi kepada Bupati melalui Kepala Dinas.

(2) Terhadap permohonan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas menyampaikannya kepada Bupati Up. Tim Pendapatan Asli Daerah untuk dilakukan verifikasi.

Pasal 13

(1) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8, guna kelancaran tugas maka Bupati melimpahkan wewenangnya kepada Tim Pendapatan Asli Daerah.

(2) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8, Tim Pendapatan Asli Daerah dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja harus memberikan jawaban diterima atau ditolak.

(3) Pemberian pengangsuran, penundaan, pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8, diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.

BAB VIII

PELAPORAN RETRIBUSI Pasal 14

(1) Kepala Dinas harus melaporkan setiap bulan realisasi penerimaan dan penyetoran retribusi hasil pelaksanaan pungutan retribusi kepada Bupati, dengan tembusan :

(13)

a. Up. Kepala DPPKAD Kabupaten Belitung; dan b. Up. Inspektur Kabupaten Belitung.

(2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikirim selambat-lambatnya setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

(3) Bentuk Laporan bulanan sebagaimana tercantum pada Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IX

PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 15

(1) Bendahara Penerimaan wajib membukukan penerimaan dan penyetoran retribusi ke dalam Buku Kas Umum (BKU) dengan dilengkapi Buku Kas Pembantu (BKP), sesuai jenis pungutan yang diterima.

(2) Bendahara Penerimaan harus membubuhkan tulisan pada sampul depan Buku Kas Umum (BKU) sebagai tanda pengenal, menghitung dan membubuhkan nomor pada setiap lembar halaman di sudut kanan atas dan diparaf, serta membuat format halaman terakhir untuk catatan bagi pemeriksa.

(3) Buku Kas Umum (BKU) ditutup pada setiap akhir bulan dan setiap 3 (tiga) bulan sekali dibuatkan Berita Acara.

Pasal 16

(1) Bilamana tidak ada pemeriksaan kas oleh petugas pemeriksa, jika dianggap perlu atau setidak-tidaknya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sekali atasan langsung Bendahara Penerimaan atau pejabat yang ditunjuknya, melakukan pemeriksaan kas secara mendadak dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas serta Register Penutupan Kas.

(2) Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), disampaikan kepada Bupati :

a. Up. Kepala DPPKAD Kabupaten Belitung; b. Up. Inspektur Kabupaten Belitung.

(3) Bendahara Penerimaan atau Bendahara penerimaan Pembantu membubuhkan tandatangannya di sebelah kanan bawah pada Berita Acara Pemeriksaan Kas sedangkan Atasan langsung Bendahara Penerimaan atau pejabat yang ditunjuknya wajib membubuhkan tandatangan disebelah

(14)

(4) Pada saat Buku Kas Umum (BKU) ditutup karena adanya pemeriksaan kas oleh petugas pemeriksa, maka Buku Kas Umum (BKU) ditutup dan ditanda tangani oleh petugas pemeriksa serta diketahui dan disetujui oleh atasan langsung Bendahara Penerimaan atau pejabat yang ditunjuknya dengan membuat catatan seperlunya pada halaman terakhir dari Buku Kas Umum (BKU) dan membubuhkan tanda tangannya.

BAB X

INSTANSI PELAKSANA Pasal 17

Instansi pelaksana pemungutan Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk Surat izin Usaha Perikanan (SIUP) dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung untuk Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Pengangkut Ikan (SIKPI)

BAB XI

KETENTUAN LAIN - LAIN Pasal 18

(1) Ketentuan pelaksanaan dan petunjuk teknis pemungutan Retribusi Izin Usaha Perikanan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Ketentuan pelaksanaan dan petunjuk teknis pemungutan Retribusi Izin Usaha Perikanan dalam Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak Januari 2012.

Pasal 19

Hal-hal lain yang berhubungan dengan penetapan/ pembayaran/ penyetoran/ penagihan retribusi yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini, agar dikoordinasikan/ dikonsultasikan kepada Kepala DPPKAD dengan mempedomani Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 20

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Keputusan Bupati Belitung Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 16 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Izin Usaha Perikanan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

(15)

Pasal 21

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung.

Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 28 September 2012

BUPATI BELITUNG, Ttd.

DARMANSYAH HUSEIN Diundangkan di Tanjungpandan

pada tanggal 28 September 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG,

Ttd. ABDUL FATAH

(16)

LAMPIRAN I :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH (SKRD) RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jl.DOK, KELURAHAN KOTA TANJUNGPANDAN

Telp.(0719)21137, TANJUNGPANDAN

SKRD

(SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH) IZIN USAHA PERIKANAN

(PERDA KAB BELITUNG NO. 18/2011) Masa Retribusi : ... Tahun : ... No. Urut Nama : ... Alamat : ... NPWRD : ... Tanggal Jatuh Tempo :

No. Kode Rekening Jenis Retribusi Daerah Jumlah Rp.

Jumlah Keseluruhan Dengan huruf

PERHATIAN

1. Harap penyetoran dilakukan melalui Bendahara Penerimaan atau Kas Daerah dengan menggunakan SKRD ini.

2. Apabila SKRD ini tidak atau kurang dibayar, dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKRD ini diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % per bulan.

Tanjungpandan,...Tahun ... a.n. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabid ... ub. Kasi...,

... NIP. ... untuk Ruang Teraan

Kas Register/ Tanda Tangan Petugas Penerima

Diterima Oleh,

Petugas Tempat Pembayaran Penyetor, (...) Tanggal : Tanda Tangan : Nama Terang : ………..………..………...……… Potong disini ………...……...……… No. SKRD ... TANDA TERIMA NPWRD : ... Nama : ... Alamat : ... Tanjungpandan,...Tahun ... Penyetor, (...) BUPATI BELITUNG, Ttd. ttd DARMANSYAH HUSEIN

(17)

LAMPIRAN II :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

SURAT SETORAN RETRIBUSI DAERAH (SSRD) RETRIBUSI USAHA PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jalan DOK Tanjungpandan Telp. (0719) 21137 TANJUNGPANDAN

SSRD

(SURAT SETORAN RETRIBUSI DAERAH) IZIN USAHA PERIKANAN

(PERDA KAB BELITUNG NO. 18 TAHUN 2011) Tahun : ... Nama : ... Alamat : ... NPWRD : ... Menyetor Berdasarkan *) : SKRD STRD SKRDT SK Pembetulan

SK Keberatan Lain – lain

Masa Retribusi : ... Tahun : ... No. Urut : ...

No. Kode Rekening Jenis Retribusi Daerah Jumlah Rp.

Jumlah Setoran Retribusi Dengan huruf

Ruang untuk Teraan Kas Register/ Tanda Tangan Petugas Penerima

Diterima Oleh,

Petugas Tempat Pembayaran Tanjungpandan,...Tahun... Penyetor, (...) Tanggal : Tanda Tangan : Nama Terang : Keterangan :

*) Beri tanda √ pada kotak sesuai dengan ketetapan yang dimiliki.

Lembar 1 : Untuk wajib retribusi Lembar 2 : untuk DPPKAD

Lembar 3 : Untuk Bendahara Penerima Lembar 4 : Untuk Dinas Teknis

__________________________________________________________________________________________ BUPATI BELITUNG,

Ttd. ttd

(18)

LAMPIRAN III :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

CONTOH FORMAT SURAT TANDA SETORAN (STS) RETRIBUSI IMB PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DINAS /INSTANSI ………. Jalan ……… Telp. (…………) TANJUNGPANDAN

STS

(SURAT TANDA SETORAN) IZIN USAHA PERIKANAN

(PERDA KAB BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2011) Tahun : ...

Bank : ... No. Rekening : ... STS Nomor : ...

Harap diterima uang sebesar ... ... (dengan huruf) (... ... ...) Dengan Rincian penerimaan sebagai berikut :

No. Kode Rekening Uraian Rincian Obyek Jumlah Rp.

Jumlah Uang tersebut diterima pada tanggal ...

Mengetahui :

Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran,

tanda tangan ( nama lengkap )

NIP. ………...

Bendahara Penerimaan/ Bendahara Penerimaan Pembantu,

tanda tangan ( nama lengkap )

NIP. ………... (Catatan : STS dilampiri Slip Setoran Bank)

Cara Pengisian :

1. Kolom Kode Rekening diisi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan; 2. Kolom Uraian Rincian Obyek diisi uraian nama rincian obyek pendapatan;

3. Kolom Jumlah diisi nilai nominal penerimaan setiap rincian obyek pendapatan.

BUPATI BELITUNG, Ttd.

(19)

LAMPIRAN IV :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH (STRD) RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

………..………..………...………Potong disini………...……...…… No. STRD ... TANDA TERIMA NPWRD : ... Nama : ... Alamat : ... Tanjungpandan,...Tahun ... Penyetor, (...) BUPATI BELITUNG, Ttd. ttd DARMANSYAH HUSEIN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jalan DOK Tanjungpandan Telp. (0719) 21137 TANJUNGPANDAN

STRD

(SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH)

IZIN USAHA PERIKANAN

(PERDA KAB BELITUNG NO. 18/2011) Masa Retribusi : ... Tahun : ... No. Urut Nama : ... Alamat : ... NPWRD : ... Tanggal Jatuh Tempo :

I. Berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 jo. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 telah dilakukan penelitian dan/atau pemeriksaan atau keterangan lain atas pelaksanaan kewajiban : Kode Rekening : ...

II. Dari penelitian dan/atau pemeriksaan tersebut di atas, penghitungan jumlah yang masih harus dibayar adalah sebagai berikut :

1. Retribusi yang kurang dibayar Rp.

2. Sanksi administrasi (Bunga 2 %) Rp. . 3. Jumlah yang masih harus dibayar (1 +2) Rp.

Dengan huruf PERHATIAN

1. Harap penyetoran dilakukan melalui Bendahara Penerimaan atau Kas Daerah dengan menggunakan Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD).

2. Apabila STRD ini tidak atau kurang dibayar, dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak STRD ini diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % per bulan.

Tanjungpandan,...Tahun ...

a.n. Kepala Dinas Kabid ...

Ub. Kasi..., ... NIP. ...

(20)

LAMPIRAN V :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN TAHUN ANGGARAN ……… BULAN ………

PENERIMAAN PENYETORAN UANG

NO REKENINGKODE URAIAN BULAN INIJUMLAH JUMLAHBULAN YANG LALU

JUMLAH S/D.

BULAN INI K E T. NO

KODE

REKENING URAIAN BULAN INIJUMLAH

JUMLAH BULAN YANG LALU JUMLAH S/D. BULAN INI K E T. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

JUMLAH PENERIMAAN JUMLAH PENYETORAN

SISA SAMPAI DENGAN BULAN INI Rp. Mengetahui,

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung

______________________ NIP. ………

Tanjungpandan, ………. 20…. Bendahara Penerimaan/ Bendahara

Penerimaan Pembantu ______________________ NIP. ………... BUPATI BELITUNG, Ttd. ttd DARMANSYAH HUSEIN

(21)

LAMPIRAN VI :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

RINCIAN PENGHITUNGAN PUNGUTAN PENGUSAHA PERIKANAN (PPP) UNTUK USAHA PENANGKAPAN DAN PENGANGKUTAN KAPAL

Nama Perusahaan : ... Nama Kapal : ... Penanggungjawab : ... No. Permohonan : ... Tanggal Permohonan : ...

NO JENIS KAPAL UKURANKAPAL (GT)

JUMLAH

KAPAL (RP./GT)TARIF TAGIHAN PPP YANGDIKENAKAN (RP.)

Tanjungpandan,... Tahun 20... A.n. Kepala Dinas/ Kantor...

Kabid ... Ub. Kasie ... (...) NIP ... _______________________________________________________________________________________ BUPATI BELITUNG, Ttd. DARMANSYAH HUSEIN

(22)

LAMPIRAN VII :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

RINCIAN PENGHITUNGAN PUNGUTAN PENGUSAHA PERIKANAN (PPP) UNTUK USAHA PEMBDIDAYAAN IKAN

Nama Perusahaan : ... Penanggungjawab : ... No. Permohonan : ... Tanggal Permohonan : ...

NO. JENIS KOMODITI SATUAN JUMLAH RETRIBUSITARIF YANG DIKENAKANTAGIHAN PPP (RP.) Jumlah : Denda : Total : Pembulatan : Tanjungpandan,... Tahun 20... An. Kepala Dinas/ Kantor... Kabid ... Ub. Kasie ... (...) NIP ... ___________________________________________________________________________________________ BUPATI BELITUNG, Ttd. DARMANSYAH HUSEIN

(23)

LAMPIRAN VIII :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

RINCIAN PENGHITUNGAN PUNGUTAN PENGUSAHA PERIKANAN (PPP) UNTUK USAHA PENGOLAHAN/PENGIRIMAN/PEMASARAN IKAN

Nama Perusahaan : ... Penanggungjawab : ... No. Permohonan : ... Tanggal Permohonan : ...

NO. SKALA PERUSAHAAN TARIF RETRIBUSI TAGIHAN PPP YANGDIKENAKAN (RP.)

Jumlah : Denda : Total : Pembulatan :

Tanjungpandan,... Tahun 20... An. Kepala Dinas/ Kantor... Kabid ... Ub. Kasie ... (...) NIP ... ___________________________________________________________________________________________ BUPATI BELITUNG, Ttd. ttd DARMANSYAH HUSEIN

(24)

LAMPIRAN IX :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN RINCIAN PERHITUNGAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN (PHP) USAHA PENANGKAPAN IKAN

Nama Perusahaan : ... Nama Kapal : ... Penanggungjawab : ... Nomor Permohonan : ... Tanggal Permohonan : ... Pembayaran PHP untuk Tahun : ...

HASIL TANGKAPAN TON/GT/THPRODUKTIVITASTON/TH NAMA IKAN PERSENTAJENIS TANGKAPAN *) (RP./KG)HPI BESAR 2%KECIL 1% TOTAL PHP (RP) SE (%) JML (KG)

JUMLAH : DENDA : TOTAL: PEMBULATAN: *) Jenis tangkapan tergantung pada peraturan perundang-undangan yang ada

Tanjungpandan,... a.n. Kadin Kelautan dan Perikanan Kab. Belitung

Kabid ... Ub. Kasie ..., (...) NIP. ... BUPATI BELITUNG, Ttd. ttd DARMANSYAH HUSEIN

(25)

LAMPIRAN X :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

RINCIAN PERHITUNGAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN (PHP) BUDIDAYA PERIKANAN

NO. KOMODITI BERAT (KG) DILOKASI (RP)HARGA JUAL JUMLAH (RP) RETRIBUSIBESARNYA (RP) *)

Jumlah : Denda : Total : Keterangan :

*) 1 % x jumlah harga jual dilokasi apabila benih berasal dari penangkapan

0,5 % x jumlah harga jual dilokasi apabila benih berasal dari Panti Benih / Hatchery Tanjungpandan, ... a.n. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabid ... Ub. Kasie ..., (...) NIP. ... BUPATI BELITUNG, Ttd. DARMANSYAH HUSEIN

(26)

LAMPIRAN XI :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN *)

NO JENIS ALAT TANGKAP TANGKAPANHASIL PRODUKTIVITASKAPAL (TON/GT/TH) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pukat Ikan

Purse seine (pukat cicin) pelagis kecil Purse sine (pukat cicin pelagis besar) a. Operasi kapal secara tunggal b. Operasi secara terpadu Jala jatuh berkapal/Cats Nets a. Gill Net (Jaring Insang) Pantai b. Gill Net (Jaring Insang) dasar c. Gill Net (jaring insang) dasar d. Gill Net (Jaring Insang) Oceanik Pancing Cumi/ Squid Jigging Pancing Ulur/ hand line Bubu

Bagan apung

Pukat labuh/Long Bag Set Net Payang

Ikan Ikan Ikan Ikan Ikan dan

cumi-cumi Ikan Cucut/pari Ikan Ikan Cumi-cumi Ikan Ikan Ikan, cumi-cumi Ikan, Lainnya Ikan 2,13 1,28 1,70 2,98 1,0 0,85 0,68 0,8 0,85 0,26 0,6 0,51 0,85 0,85 0,85 *) Keterangan :

Produktivitas kapal dan komposisi hasil tangkapan berdasarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan RI No. KEP. 60/MEN/2010

BUPATI BELITUNG, Ttd.

ttd

(27)

LAMPIRAN XII :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

PENETAPAN HARGA PATOKAN IKAN

UNTUK PERHITUNGAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN *)

NO. NAMA IKAN RUPIAH (RP)

1 2 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. Cakalang Tongkol Tenggiri bulat Tenggiri papan Hiu, Cucut Marlin Meka Layang Selar Es Tembang ES Lemuru ES Kembung ES Alu-alu ES Tetengkek Sardine Bandeng Belanak Teri Golok-golok Kacangan Kuwe Talang-talang Manyung Layur Bawal putih Bawal hitam Kambing-kambing Gulamah/tigawaja Samge Ayam-ayam Kuro/senangin Ikan sebelah Ikan beloso Pari Kurisi Kerapu Petek/peperek Kerong-kerong 7.100 8.000 9.000 9.000 4.600 12.800 14.500 4.900 4.400 5.300 5.100 7.600 5.700 3.300 4.400 9.100 8.500 9.800 3.300 5.600 11.600 6.600 8.100 7.000 29.300 24.400 7.700 3.800 4.600 5.800 34.000 11.100 4.200 5.000 13.500 18.100 4.600 10.200

(28)

40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. Biji nangka Pisang-pisang Remang Baronang Lencam Kaci Kakap putih Kakap merah Bambangan Sawol/kakap batu Ekor kuning Teripang Tungku/napoleon Ikan lain-lain Kekerangan Ubur-ubur Cumi-cumi Sotong,gurita dll Udang jerbung Udang windu Udang putih Udang lain-lain Lobster Rajungan Kepiting 5.700 10.900 9.200 19.400 11.600 13.100 20.700 25.000 19.900 11.600 6.400 40.000 460.000 2.700 3.900 4.500 15.400 14.500 48.700 48.200 42.100 34.300 70.500 29.200 45.200

*) Harga berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M-DAG/PER/2010 tentang Penetapan Harga Patokan Ikan untuk Perhitungan Hasil Perikanan

BUPATI BELITUNG, Ttd.

ttd

(29)

LAMPIRAN XIII :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

HITUNGAN NILAI KUMULATIF PARAMETER SKALA USAHA PENGOLAHAN PERIKANAN *)

Parameter Bobot (B) Indikator Parameter Skala Usaha (S) Nilai (BxS)/5

Omset 25 - < 100 juta / thn - 100- 1 M / thn - >1 M- 3 M / thn - > 3 M – 5 M / thn - > 5 M / thn 1 2 3 4 5 5 10 15 20 25 Aset 20 - tdk dipisahkan dg kekayaan keluarga, < 100 jt. - 100 juta – 1 M - > 1 M – 5 M - > 5 M – 10 M - > 10 M 1 2 3 4 5 4 8 12 16 20 Jumlah Tenaga Kerja 20 - < 10 orang - 11 – 19 orang - 20 – 49 orang - 50 – 100 orang - > 100 orang 1 2 3 4 5 4 8 12 16 20 Status Hukum dan Perizinan 10

- Tidak berbadan hukum - Berbadan hukum - Berbadan hukum dan

mempunyai Izin 1 3 5 2 6 10 Penerapan Teknologi 10 - Manual - Semi mekanik - Mekanik 1 3 5 2 6 10 Teknis dan Manajerial 15 - Belum memiliki SKP - Memiliki SKP

- Memiliki SKp dan sertifikat PMMT/HACCP 1 3 5 3 9 15 Keterangan :

Nilai kumulatif skala usaha pengolahan hasil perikanan :

a. Usaha pengolahan hasil perikanan skala mikro memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 20-44;

b. Usaha pengolahan hasil perikanan skala kecil memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 45-69;

c. Usaha pengolahan hasil perikanan skala menengah memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 70-89;

d. Usaha pengolahan hasil perikanan skala besar memiliki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 90-100;

*) Bedasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor : PER. 18/MEN/2006 tentang Skala Usaha Pengolahan Hasil Perikanan

BUPATI BELITUNG, Ttd

(30)

LAMPIRAN XIV :

PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2012

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

KEGIATAN USAHA OLEH PEMBUDIDAYA IKAN KECIL YANG TIDAK DIKENAKAN PUNGUTAN *)

1. Usaha pembudidayaan ikan di air tawar :

a. Pembenihan dengan areal lahan tidak lebih dari 0,75 hektar; b. Pembesaran dengan areal lahan di :

1) Kolam air tenang tidak lebih dari 2 (dua) hektar;

2) Kolam air deras tidak lebih dari 5 ( lima) unit dengan ketentuan 1 unit = 100 m;

3) Keramba jaring apung (KJA) tidak lebih dari 4 (empat) unit dengan ketentuan 1 unit = 4 x ( 7 X 7 x 2,5 m);

4) Keramba tidak lebih dari 50 (lima puluh) unit dengan ketentuan 1 unit = 4 x 2 x 1,5 m 2. Usaha pembudidayaan ikan di air payau :

a. Pembenihan dengan areal lahan tidak lebih dari 0,5 hektar ; b. Pembesaran dengan areal lahan tidak lebih dari 5 (lima) hektar. 3. Usaha pembudidayaan ikan di laut :

a. pembenihan dengan areal lahan tidak lebih dari 0,5 hektar; b. pembesaran :

1) Ikan bersirip :

a) Kerapu Bebek/ Tikus dengan menggunakan tidak lebih dari 2 (dua) unit keramba jaring apung, dengan ketentuan 1 unit = 4 kantong ukuran 3 x 3 x 3 m/ kantong, kepadatan antara 300 – 500 ekor per kantong;

b) Kerapu lainnya dengan menggunakan tidak lebih dari 4 (empat) unit keramba jaring apung, dengan ketentuan 1 unit = 4 kantong ukuran 3 x 3 x 3 m/ kantong kepadatan antara 300 – 500 ekor per kantong;

c) Kakap putih dan baronag serta ikan lainnya tidak lebih dari 10 (sepuluh) unit keramba Jaring apung, dengan ketentuan 1 unit = 4 kantong ukuran 3 x 3 x 3 m/ kantong, kepadatan antara 300 – 500 ekor per kantong.

2) Rumput laut dengan menggunakan metode :

a) Lepas dasar tidak lebih dari 8 (delapan) unit dengan ketentuan 1 unit berukuran 100 x 5 m;

b) Rakit apung tidak lebih dari 20 (dua puluh) unit dengan ketentuan 1 unit = 20 rakit,1 rakit berukuran 5 x 2,5 m;

c) Long line tidak lebih dari 2 (dua) unit dengan ketentuan 1 unit berukuran 1 (satu) ha;

3) Teripang dengan menggunakan tidak lebih dari 5 (lima) unit teknologi kurungan pagar (penculture) dengan luas 400 (empat ratus) m/unit.

4) Kerang hijau dengan menggunakan :

a) Rakit apung 30 unit dengan ketentuan 1 unit = 4 x 4 m; b) Rakit tancap 30 unit dengan ketentuan 1 unit 4 x 4 m; c) Long line 10 unit ukuran 100 meter.

5) Abalone dengan memakai :

a) Kurungn pagar (pencuture) 30 unit dengan ketentuan 1 unit = 10 x 2 x 0,5 m;

b) Keramba jaya apung (5 mm) 60 unit dengan ketantuan 1x1x1 meter.

*) Keterangan : berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor : PER. 12/MEN/2007

BUPATI BELITUNG, Ttd

Ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada Hotel Marbella Suites Bandung yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

Data Kuantitatif Data kuntitatif adalah data yang dapat diukur secara langsung.9 Adapun yang di maksud dengan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data yang dapat diukur

bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan dalam Pasal 65 Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Perizinan Tertentu , Instansi

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 15 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, maka

Dari hasil penelitian didapatkan kombinasi peralatan PTM yang optimal yaitu kombinasi alternatif 18 dengan lokasi disposal Girimukti, waktu kerja lembur, dan jumlah alat

Selanjutnya akan muncul sebuah wizard yang akan menuntun anda dalam memandu proses pembuatan file answer untuk penginstalan windows XP secara otomatis.. Klik

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Bupati Belitung Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat Terdampak Bencana Non

bahwa sehubungan ditetapkannya Peraturan Bupati Belitung Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Belitung Nomor 58 Tahun 2020 tentang