• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2015-2016 Masa Persidangan : IV

Jenis Rapat : Raker Komisi I DPR RI dengan Menkominfo RI Hari, Tanggal : Senin, 18 April 2016

Pukul : 10.45 WIB – WIB

Sifat Rapat : Terbuka

Pimpinan Rapat : Meutya Viada Hafid

Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., Kabagset. Komisi I DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI

Gedung Nusantara II Lt. 1,

Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Acara : 1. Perkembangan Program Palapa Ring;

2. Skema Kerjasama dan Sumber Pendanaan serta Landasan Hukum Pembiayaan Program Palapa Ring;

3. Laporan Data Ijin Penyelenggaraan Stasiun Televisi & Radio di Seluruh Indonesia.

Anggota yang Hadir : PIMPINAN :

1. Drs. Mahfudz Siddiq, M.Si. (F-PKS) 2. Dr. TB. Hasanuddin, SE., MM. (F-PDIP) 3. Meutya Viada Hafid (F-PG)

4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-GERINDRA) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP, MPP. (F-PAN)

ANGGOTA : FRAKSI PDI-P

6. Ir. Rudianto Tjen

7. Drs. Effendi MS. Simbolon, MIPol 8. Tuti N. Roosdiono

9. Charles Honoris

10. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 11. Bambang Wuryanto 12. Marinus Gea, SE., M.Si.

13. Irine Yusiana Roba Putri, S.Sos., M.Comm & Mediast.

(2)

FRAKSI PARTAI GOLKAR 14. Dr. Fayakhun Andriadi 15. Tantowi Yahya

16. Bobby Adhityo Rizaldi, SE., MBA., CFE. 17. Dave Akbarsyah Fikarno, ME.

18. Drs. Agun Gunandjar Sudarsa 19. Venny Devianti, S.Sos

20. H. Zainudin Amali, SE

21. H. Andi Rio Idris Padjalangi, SH., M.Kn FRAKSI PARTAI GERINDRA

22. H. Ahmad Muzani 23. Martin Mutabarat

24. Rachel Maryam Sayidina

25. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi., M.Sc. 26. Elnino M. Husein Mohi, ST., M.Si.

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT

27. Dr. Sjarifuddin Hasan, SE., MM., MBA. 28. Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si.

29. Mayjen TNI (Purn) Salim Mengga 30. H. Darizal Basir

31. Dr. Ir. Djoko Udjianto, MM. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL

32. Zulkifli Hasan, SE., MM. 33. Ir. Alimin Abdullah 34. Budi Youyastri

35. H. M. Syafruddin, ST., MM.

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 36. Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si. 37. Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si.

38. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. 39. Arvin Hakim Thoha

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 40. Dr. A. Kharis Almasyhari, SE., M.Si 41. Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA 42. H. Jazuli Juwaini, Lc., MA

43. Dr. Sukamta

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 44. Dr. H.A. Dimyati Natakusumah, SH., MH.,

M.Si.

45. Hj. Kartika Yudhisti, B.Eng., M.Sc.

46. Letjen TNI (Purn) H. Andi Muhammad Ghalib, SH., MH.

47. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., MS. FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

(3)

48. Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA. 49. Prananda Surya Paloh

50. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra 51. Victor Bungtilu Laiskodat

FRAKSI PARTAI HANURA

52. M. Arief Suditomo, SH., MA. Anggota yang Izin : 17 orang

Undangan :

Jalannya rapat :

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Bapak Rudiantara, beserta seluruh jajaran pada Raker Komisi I DPR RI, hari ini 18 April 2016,

Juga selamat datang kepada Bapak Ibu yang terhormat Anggota Komisi I DPR RI,

Informasi yang kami terima dan ini juga sudah terlihat 15 Anggota Komisi I, dari 8 fraksi sudah hadir, jadi korum fraksi sudah terpenuhi. Pak menteri karena ini disaat yang bersamaan ada rapat RUU pansus anti terorisme, sehingga tidak bisa maksimal anggota hadir semua.

Sebelum kita mulai apakah rapat ini akan dilakukan terbuka atau tertutup. Saya ingin mendapat masukan dari Anggota Komisi I yang terhormat. Terbuka, kita sepakati ? Pak menteri? Rapat kita putuskan terbuka.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.45 WIB)

Agenda Raker Komisi I dengan menteri komunikasi dan informasi hari ini yang pertama adalah membahas mengenai program palapa ring, untuk mendengarkan langsung bagaimana perkembangan dari Pemerintah terkait pelaksanaan bagaimana program infrastruktur palapa ring.

Yang kedua dan ini sesungguhnya berakaitan Pak menteri adalah mengenai informasi terakhir terhadap rencana Pemerintah dengan kebijakan dana USO. Yang sesungguhnya berkaitan dengan poin satu karena poin satu ini juga dapat didanai oleh dana USO, begitu ya. Kalau nanti ada masukan ataupun pertanyaan dari Anggota Komisi I lainnya terkait dengan isu-isu lainnya, maka akan dilakukan setelah pembahasan mengenai palapa ring dan juga dari dana USO.

Baik saya rasa untuk mempersingkat waktu, saya rasa kita sudah paham kalau program palapa ring adalah andalan Pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur terkait juga memberikan akses-akses informasi sampai pelosok desa dengan pembangunan 35 ribu lebih kilometer serat optik di laut, kabel di laut. Sementara 21.807 daratan di Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Maluku, dan ini merupakan infrastruktur yang akan menjadi tulang serat optik nasional di daerah non komersial tahan akses, pita lebar atau broadband di Indonesia.

(4)

Karena itu Pak menteri, saya rasa penting bagi kami di Komisi I untuk pertama mendapatkan laporan terakhir dari program Pemerintah ini. Kami persilakan.

MENKOMINFO :

Bismillahirrahmanirrahim

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Selamat siang menjelang siang, salam sejahtera untuk kita semua, Terima kasih

Ibu Pimpinan rapat serta Anggota Komisi I yang saya hormati,

Sebelum palapa ring, saya ingin sampaikan dahulu status terakhir atau kalau kita bicara tentang IPC dalam hal ini yang banyak sekarang dibahas adalah mengenai kapasitas akses dari internet berdasarkan laporan dari open sinyal. Open sinyal itu suatu lembaga yang independen yang melakukan survey di negara-negara di seluruh dunia maupun dengan kita di Indonesia juga mengenai throughput. Throughput itu adalah kecepatan terutama kalau kita download ya, karena yang paling banyak dibicarakan adalah kecepatan download.

Kenapa? Karena kalau download video atau apa, buffering itu membuat orang kesal dan lain sebagainya. Dari sisi angka, Indonesia itu tahun 2015. Ini laporan bulan Pebruari Pak, itu kecepatan download atau itu throughput teknisnya itu adalah 5,4 mega bite per second. Nah diruangan ini kita bisa pakai 3G, kita melakukan download test ya, throughput mungkin rata-rata, mungkin disini diatas mungkin 8, 9 mega bite per second.

Nah 5,4. Kemudian kalau kita bandingkan Jakarta, Jakarta itu rata-rata itu 7 mega bite per second di Jakarta karena kita sudah luncurkan 4G pada akhir tahun lalu . Nah 7 mega bite per second ini lebih bagus dibanding Bangkok maupun Kuala lumpur, kalau Kuala lumpur itu masih 5,4 mega bite per second jadi masih rata-rata Indonesia. Jadi kalau Bangkok itu 2,3. Padahal secara IPC keseluruhan sampai dengan 2014 Indonesia ini masih nomor 4 setelah Singapura, Thailand dan Indonesia. Padahal Vietnam juga sedang membenah benah diri. Jadi kalau kita tidak melakukan pembangunan secara serius itu kita bisa disusul lagi oleh Vietnam.

Kalau kita bandingkan Jakarta memang 7 mega bite Pak, tapi kalau dibandingkan oleh Indonesia bagian timur, khususnya dengan Papua. Report ini juga mencakup Papua dan Maluku. Papua dan Maluku rata-rata secara keseluruhan Pak masih 200 sampai 300 kilo bite per second. Jadi kita ini yang di Jakarta menikmati kecepatan download internet itu 25 kali dibandingkan Saudara-saudara kita yang di daerah timur. Ini yang menyebabkan Pemerintah juga fokus bagaimana membangung infrastruktur agar gap ini tidak makin melebar, justru makin mengecil.

Oleh karena itu salah satu program yang dilakukan adalah program palapa ring. Nah apa itu palapa ring? Bisa lanjut. Mungkin langsung ke petanya nanti akan balik lagi. Nah ini, jadi program palapa ring. Ini gambarnya mohon maaf tidak begitu jelas disini. Tapi mudah-mudahan lebih jelas di yang dibagikan. Ini semua yang daerah-daerah ini yang garis-garis ini, itu sudah dihubungkan oleh infrastruktur viber optik. Kemudian ada beberapa daerah sampai dengan 2015 itu ada 400 kabupaten, itu kota kabupaten kota madya di seluruh Indonesia yang sudah dihubungkan oleh

(5)

infrastruktur viber optik, broadband. Tetapi masih ada kurang lebih 114 Ibu kota kabupaten yang belum terhubung dengan boardband. Kalau kita lihat contohnya di Papua. Papua ini yang sudah terhubung, ini gambarnya, warnanya kurang jelas. Yang pesisir itu sudah terhubung dan itu dibangun oleh Telkom. Kota-kotanya kota pesisir sampai dengan Jaya Pura. Sampai di pedalaman, bukan di pedalaman di inline ini, belum ada sama sekali yang terhubung.

Demikian juga dengan Maluku katakan, Maluku barat daya, maupun Maluku Selatan yang ini, Saumlaki dan sebagainya belum terhubung. Karenanya Pemerintah mempunyai target, I Januari 2019 semua Ibu kota kabupaten, kota madya diseluruh Indonesia yang jumlahnya kurang lebih 514 saat ini, itu harus terhubung dengan infrastruktur roadband. Terutama menggunakan gelar jaringan viber optik. Jadi setelah dikurangkan 514 dikurangkan 400 itu ada sekitar 114. Kami kordinasi dengan teman-teman operator, dengan teman-teman Telkom dan operator lainnya.

Teman-teman operator kami tanya, bagaimana akan membangun ini semua, nah setelah ada komitmen dengan teman-teman operator terutama telkom Pak. Telkom menyampaikan tahun 2016 menambah berapa Ibu kota kabupaten kota madya, 2017 tambah berapa, 2018 tambah berapa, ada sisanya yang tidak visibel secara keuangan bagi operator tetapi itu availabel secara ekonomi bagi negara. Pemerintah menetapkan yang tidak akan dibangun dengan operator itu akan dibangun dengan Pemerintah menggunakan proyek palapa ring. Nah proyek palapa ring ini juga sudah disampaikan pada saat Raker terdahulu tapi belum sampai pada detail karena pada saat itu kita belum tahu pemenang kontraknya dan lain sebagainya.

Jadi inilah sebetulnya target kita sampai dengan 2018 akhir, yaitu I Januari. Contoh misalnya Natuna. Natuna ini menjadi sangat strategis dari sisi geopolitik bagi Indonesia. Tapi secara bisnis itu tidak visibel karena siapapun yang membangun tidak akan mendapatkan rate of return dari sisi keuangan. Sehingga bank pun tidak akan memberikan pinjamannya. Ini sampai ke Natuna yang atas dan kemudian disini sampai ke laut, ini yang disini yang biru Pak, yang dibangun palapa ring ini sampai yang biru-biru ini, kemudian yang merah. Yang merah ini adalah in-line.

Nah sebetulnya paket barat dan paket tengah itu sudah selesai ditandatangan kontraknya. Paket timur itu juga tendernya bersamaan. Hanya pada saat itu, itu semua bingung. Terutama di Papua ini pakai apa? kalau membangun viber optik, siapa yang membangun. Membangunnya bagaimana? saat itu ditetapkan memakai teknologi netral. Apakah pakai satelit, micro web dan lain sebagainya. Pada akhir 2015 pada saat bulan Desember, Presiden memerintahkan menteri PU untuk membangun jalan yang harus menghubungkan semua kabupaten di Papua dan harus selesai tahun 2018. Jadi pada saat itu lah kami membahasnya dengan kementerian PU-Pera, sehingga setiap kementerian PU- Pera membangun jalan yang hubungan kabupaten di Papua, kami akan membangun viber optik, dapting disebelahnya. Sehingga diharapkan pada saat akhir 2018, begitu pembangunan jalan yang menghubungkan antar kabupaten di Papua saat itu juga viber optik di Papua nya juga sudah selesai. Jadi kami rencakan I Januari 2019 keseluruhannya sudah selesai, jadi di barat, tengah dan timur. Bisa kembali ke halaman sebelumnya. Nah ini Pak, jadi sampai dengan 2015 ini ada 400, sisanya 114. Operator itu akan membangun telkom terutama ini ya Pak. Mereka sudah memberikan komitmenya, akan membangun 57 Ibu kota kabupaten, menghubungkan Ibu kota kabupaten kota madya. Tinggal sisanya yang biru dibangun konsep palapa ring.

(6)

Slide berikutnya, dari sisi proyeknya, paket barat itu mencakup dua provinsi dan jumlah kabupatennya ada 5. Yang tadi sampai kepada Natuna yang Ibu kota kabupaten Tarempa itu harus bisa dihubungkan. Tengah itu ada provinsi dengan jumlah kabupaten kota nya 17. Nilai pembayaran berkala karena konsep palapa ring ini bukan pengadaan oleh Kominfo. Jadi konsepnya adalah BOOT, build operate own and transfer. Jadi kita memilih investor, investor yang membangun sampai dengan 2018 akhir harus sudah selesai, kemudian mereka mengoperasikan selama 15 tahun.

Nah selama mengoperasikan 15 tahun, karena ini proyeknya yang tidak visibel secara keuangan. Jadi pendapatan mereka dijamin oleh Pemerintah, oleh menteri keuangan. Menteri keuangan mengeluarkan keputusan tentang penjaminan, kalau tidak, tidak ada yang bisa membangun. Sumbernya dari mana Pemerintah? Sumbernya adalah kita kan punya dana USO setiap tahun. USO ini kan akan jalan terus dan inilah yang dipakai distruktur sebagai rencana bagian pembayaran kepada para pemenang palapa ring sampai dengan 15 tahun pengoperasian.

Kalau sampai nilai pembayaran 15 tahun ini perhitungannya kurang lebih 3,8 triliun ini untuk barat, kemudian tengah 3,I triliun. Nilainya tidak terlalu berbeda banyak, walaupun jumlah tempatnya berbeda tapi disisi kilometer dan kemudian infrastrukturnya membuat itu tidak berbeda banyak. Ini perkiraan kabel nya itu sekitar 2 ribu kilometer, sedangkan tengah itu 2.647 kilometer. Statusnya ini sudah ditandatangan oleh palapa ring barat. Ini swasta, di tengah ini sudah ditandatangan. Karena ini tender Pak, ini bukan ditunjuk. Ini tendernya pemenangnya adalah PT land telekomunikasi Indonesia. Ini konsirsium leader nya Badan Usaha Milik Negara. Land memiliki dari lebih 50% saham. Konsorsium dengan pihak swasta. Ini penyelesaian konstruksinya direncanakan kwartal 2018, ini juga direncanakan kwartal I 2018. Semuanya sudah selesai kontraknya. Saat ini sedang menunggu financial closeing. Kenapa karena distruktur sebagai PPP artinya KPBU ya, kerjasama Pemerintah dengan badan usaha atau bahasa Inggrisnya publik privatisasi partnership. Distruktur nya adalah denga project financing. Dari pemenang itu dari sisi keuangan itu mengeluarkan dana 20% dan 80% itu disediakan dananya oleh perbankan ataupun lander.

Nah ini project financing adalah 20% dari uang sendiri atau kuitas dan sisanya adalah dari lander. Nah ini sekarang sedang membahas dengan masing-masing pemenang dan nanti kalau sudah selesai itu namanya financial closeing dan setelah financial closeing baru mulai dibangun. Nah untuk paket timur itu ada 4 provinsi. Papu barat, Papua, kemudian Maluku dan Maluku Utara. Itu ada 35 kabupaten dan karena kita tahu di Papua sendiri ada 13 kabupaten ya? dan nilai nya sendiri perkiraan, ini baru perkiraan Pak. Tendernya belum selesai, sekitar 14 triliun. Dan perkiraan panjang kabelnya itu sendiri 500 kilometer, statusnya lelang dan perkiraan penyelesaiannya itu 2018 pada kuartal keempat.

Berikutnya, nah ini. F-PG (TANTOWI YAHYA) :

Ijin Pimpinan.

Mumpung belum terlalu jauh. Pak menteri tadi BOOT build operate own transfer. Own nya itu dimana?

(7)

Own nya itu selama masa operasi itu dimiliki oleh si pemenang tender Pak, ya, nanti setelah 15 tahun baru ditransfer kepada Pemerintah. Kalau BOT itu bisa ada revenue sharing dan lain sebagainya Pak. Kalau ini saya sepenuhnya sebagai investor saya yang membangun, saya yang mengoperasikan, saya yang memiliki ini semuanya, sampai dengan masa konsesinya setelah itu baru ditransfer kepada Pemerintah.

Secara teknis bisnis bisa Pak, tetapi setelah saat 15 tahun mungkin tehnikal live time perangkat nya terutama terminal viber optik setelah lama bisa saja di up grade. Bisa saja secara teoritis Pak. Terima kasih

Ini adalah detail dari kabupaten, Ibu kota kabupaten, provinsi yang tercakup dalam palapa ring, yang barat itu tadi 5 di Riau dan kepri. Mencakup Bengkalis, kabupaten Meranti, sedangakan Kepri nya Lingga, Natuna, kepulauan Anambas. Kemudian paket palapa ring yang tengah 17 provinsi. Tadi maaf saya salah, saya Maluku Utara masuk ke paket tengah. Kemudian paket timur itu ada Nusatenggara Timur, Maluku, kemudian Papua, Papua barat. Nah ini yang akan dibangun oleh palapa ring Pak. Ada 57 Ibu kota kabupaten, kota madya yang harus dihubungkan tetapi akan dibangun oleh oprator. Jadi saya ini juga coba petakan, misalkan dari daerah-daerah ini dengan dapil yang diwakili oleh Ibu-Ibu dan Bapak-bapak. Mengapa? Karena saya juga berkepentingan untuk meminta bantuan kepada Ibu dan Bapak-bapak yang dari dapil tersebut. Untuk meminta bantuan terutama dalam kontek percepatan perijinan di daerah masing-masing. Jadi nanti kita bisa bedah satu-satu dan saya sangat, sangat, sangat berharap bantuan Ibu-Ibu dan Bapak-bapak untuk mengkomunikasikan nanti kepada dapil yang membangun ini, daerah pembangunan ini kembali untuk percepatan perijinan Pak.

Pak Tantowi dari Jakarta jangan kecil hati Pak, disini bukan tidak ada, karena Pak Jakarta ini kita bisa download 7 mega per second Pak. Tapi di kepulauan seribu belum tersambung. Jadi kepulauan seribu itu khusus akan dibangun oleh Telkom, itu selesai tahun 2017. Jadi kepulauan seribu juga kita bukan hanya fokusnya kepada timur atau utara ke Natuna, kepulauan seribu yang dekat pun belum terhubung dengan boardband itu, 2017 Pak.

F-NASDEM (MAYJEN TNI (PURN) SUPIADIN ARIES SAPUTRA) : Ijin Ketua

Pak menteri,

Mudah-mudahan ini kan Jawa Barat tidak ada, ah satu. Iya saya mau tanya saja karena kan daftarnya tidak ada. Lebih khusus Pak, dapil saya Garut. Itu kalau Bapak pernah jalan-jalan ke Ranca Buaya. Itu ada hotel Pak menteri, Ranca Buaya dipinggir pantai terbuka, tapi kita tidak bisa menelepon di dalam kamar, kita harus nongkrong di pinggir pantai Pak. Itu operator apapun tidak bisa, mau XL, mau mentari, mau apapun itu tidak bisa Pak. Itu satu.

Yang kedua, Maluku, kota Ambon Pak. Saya kebetulan krowil Maluku. Jadi kebetulan kita pertemuan dengan tokoh, kami tidak butuh beli pulsa, kami butuh beli sinyal. Jadi kalau kita jalan dari bandara Ambon sampai pelabuhan itu, bahkan di kota Ambon itu sulit sekali. Karena kondisi geografi yang, tapi sulit sekali sehingga muncullah anekdot dari tokoh-tokoh itu. Pak Kami tidak butuh beli pulsa kalau ada yang jual sinyal kami beli lah Pak. Begitu sulitnya. Itu saja masukan.

(8)

MENKOMINFO :

Baik. Akan saya teruskan, Pimpinan. Ibu dan Bapak sekalian,

Kami sangat menyadari keterkaitan rencana pembangunan ini dengan dapil-dapil yang diwakili oleh Ibu dan Bapak sekalian. Yang kami sampaikan disini palapa ring ini sekali lagi saya tekankan adalah daerah-daerah yang secara keuangan tidak visibel dimana operator menyatakan kami tidak akan membangun. Jadi Pemerintah membangun, namanya palapa ring. Mungkin tadi yang Garut atau apa saya harus cek. Karena ada 57 Ibu kota kabupaten dan kota madya lagi yang akan dibangun oleh operator. Jadwalnya sudah ada juga. Mungkin nanti masuk disana Pak. Mungkin nanti kalau boleh dijinkan secara khusus nanti kita kombinasikan keduanya. Karena pada hari ini kita undangannya tentang palapa ring. Jadi yang kami tampilkan tentang palapa ring dulu.

Mohon diijinkan untuk diteruskan ya? Jadi inilah dari kota-kota yang akan disambungkan oleh palapa ring. Yang paling banyak memang Papua dan papua barat itu praktis dari daerah palapa ring timur. Itu 31 itu adalah maaf 29 itu Papua dan Papua barat secara keseluruhannya. Berikutnya, kami akan sampaikan skema sumber pendanaan serta landasan hukum pembiayaan dari Palapa ring. Ini adalah landasan hukum dari proyek palapa ring. Jadi palapa ring ini sebetulnya suatu konsep bagaimana membangun infrastruktur diseluruh Indonesia untuk membentuk akses roadbrand, dan ini sudah dibahas dan dibicarakan distruktur 10 tahun lebih, 11 tahun yang lalu .

Hanya karena waktu itu belum ketemu struktur yang pas, pada saat itu palapa ring konsep nya Pemerintah menyerahkan seluruhnya kepada seluruh operator. Padahal ini barang tidak semuanya visibel secara ekonomi. Jadi tarik tarikan konsorsiumnya semua operator. Dari lima operator, empat operator, tinggal satu tinggal Telkom. Telkom pun akhirnya menyerah, sebagai publik company kan kenapa harus membangun daerah yang tidak visibel secara keuangan. Karena kondisinya demikian baru lah pada saat 2015 setelah kita temukan struktur yang baru distruktur dengan KPBU bahasa Indonesia nya, kerjasama Pemerintah dan usaha dengan Pemerintah memberikan penjaminan dengan menteri keuangan mengeluarkan keputusan menteri keuangan tentang penjaminan kita bisa teruskan proyek palapa ring ini. Dengan perpres bagaimana kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam pendirian infrastruktur ini. Ini nomor 38 tahun 2015.

Perpes nomor 3 tahun 2015 percepatan pelaksanaan proyek strategi. Dimana palapa ring merupakan salah satu dari proyek Pemerintah. Kemudian mengacu pada Peraturan menteri PPN Bappenas tahun 2015 nomor 4 dan Peraturan menteri keuangan tahun 2015, 190 mengenai tentang pembayaran ketersedian layanan dalam rangka kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Inilah menjadi dasar penjaminan Pemerintah. Dan juga Peraturan kepala LKPP tahun 2015 nomor 19. Karena tender nya itu juga bukan tender yang hanya dilakukan Kominfo, ini bukan tender APBN seperti biasa dilakukan oleh Pemerintah, tetapi ini melibatkan banyak pihak tender nya karena mengacu juga pada internasional.

Sebetulnya ini internasional tender Pak. Tapi tentunya kita berharap pemenangnya adalah perusahaan Indonesia. Berikutnya bisa?

(9)

F-PPP (DR. H.A. DIMYATI NATAKUSUMAH, SH., MH., M.SI.) : Pimpinan, sebentar saja.

Pak menteri, ICB ini sudah sejauh mana? Sudah tahapan apa? karena Pak menteri katakan tadi kan masih belum ada pemenang tender? Nah ini sekalian saja, mumpung.

MENKOMINFO :

Tadi sudah saya sampaikan kalau yang barat dan tengah sudah ada pemenang, sudah tanda tangan. Sedang menunggu financial closing. Setelah finacial closing baru kita mulai membangun. Pemenangnya investornya baru mulai membangun. Sedangkan timur baru tahap pra kualifikasi baru diumumkan sekarang sedang membahas regres for proposal, nanti ada Pak dilangkah lanjutnya Pak.

Disini banyak pihak yang terlibat terutama Kominfo. Kemudian yang kedua badan usaha, badan usaha ini peserta tender, peserta lelang. Kemudian ada nanti pengguna jaringan. Pengguna jaringan ini adalah para operator yang tidak akan membangun infrastrukturnya di daerah yang 57 kota dan kabupaten tadi.

Kemudian ada yang namanya PII, ini bahasa inggris Indonesia infrastructur guaranted fund. Ini perusahaan Badan Usaha Milik Negara 100% yang dimiliki oleh kementerian Keuangan. Mereka merupakan adikuasi dari menteri keuangan untuk melihat memberikan semacam rekomendasi kepada menteri Keuangan dalam hal penjaminan. Jadi di kementerian Keuangan ada namanya pusat penjaminan resiko, pusat pengkajian resiko viskal, dibawahnya badan kebijakan viskal. Apapun yang akan menjadi kewajiban Pemerintah dalam waktu sampai dengan 15 tahun kedepan pengoperasian harus menjadi liabilitis nya negara, harus menjadi reaserch dari Pemerintah. Dan harus terefrensi neraca keuangan Pemerintah.

Namun Pemerintah ini juga meminta, namanya PII dan ini struktur seperti perusahaan ini di negara-negara yang lain yang fokus pada pembangunan infrastruktur merupakan sesuatu hal yang jamak. Karena beda cara fokus Pemerintah dan PII ini. Itu terdiri dari seperti perusahaan swasta dikelola secara profesional dengan cara menghitung resiko fiskalnya pun, sesuai dengan standar-standar internasional dan dari sisi percepatan memang agak berbeda dengan kementerian Keuangan. Tugasnya ini, kalau (tidak terekam)... (suara rekaman tidak jelas).

Nah badan usaha nanti pada pelaksaannya mereka ada dua. Satu yang berdasarkan entitas, untuk investasi dan sebagainya mereka ada (suara rekaman tidak jelas) ini merupakan struktur yang baku atau umum dalam kontek PPP.

Nah ini PPP ini Pak, palapa ring ini merupakan yang pertama di Indonesia khususnya untuk kami Pemerintah, kementerian Keuangan sedang mencoba menerapkan ini untuk air minum Pak di .. kemudian juga di Lampung, juga hampir mirip dengan tol Pak Tantowi. Ini (suara rekaman tidak terdengar), ini kalau perkiraan disebut bisnisnya adalah untuk barat 3,48 triliun, kapek nya mungkin sekitar I,3 triliun lah, kita kan menghitung sampai dengan 15 triliun. Ini yang tengah 3,5, kapek nya ini sekitar I,4 atau I,5 triliun perkiraannya.

Kita tidak menghitung kami Kominfo tidak menghitung, bukan tidak menghitung. Kami tidak mengurusi siapa vendor nya, merk nya barang apa, spesifikasi nya bagaimana. Yang kami lakukan adalah karena deal dengan investor jadi kami (suara tidak terekam) jadi kami diberikan bayaran dan dijamin

(10)

pembayaran kalau mereka semua beroperasi sesuai dengan service level yang sudah dijanjikan. Contohnya adalah service aviability, itu harus ada 40% ketersediaannya. Kalau tidak tersedia ya kena bunganya... (suara rekaman tidak terdengar) mulai lah itu dibayar oleh Pemerintah. Ini PNBP menggunakan usul PP3DI yang kita tahu adalah dua triliun setiap tahun, nanti bagian dari itu akan kita alokasikan untuk membayar yang proyek palapa ring.

Nah ini juga memberikan hal yang bagus sebetulnya untuk viskal kita, dari kemampuan APBN Pemerintah. Mengapa? Kalau APBN dasarnya adalah dari rupiah murni, kementerian itu adalah yang akan melakukan tender pengadaan dan lain sebagainya. Sedangkan yang menggunakan distruktur oleh PPP Ini memberikan uang viskal yang besar untuk Pemerintah, artinya untuk APBN, artinya Pemerintah tidak perlu (suara rekaman tidak jelas). Walaupun nilai nya mungkin kalau dibandingkan dengan APBN kita yang 2000 triliun yang tidak terlalu besar, tapi kalau misalkan Pemerintah kementerian banyak menggunakan struktur ini, ini ruang viskal APBN itu akan makin baik.

Kenapa kementerian Keuangan. Kenapa Pak menteri Keuangan, kenapa Pak menko prekonomian sangat mendukung PPP untuk (suara rekaman tidak jelas).

Berikutnya nah ini Pak Dimiyati mengenai jadwal berikutnya. Paket barat dan paket tengah. (Suara rekaman tidak terdengar), kontrak ditandatangan Pebruari 2015, sekarang financial closeing diharapkan bulan Agustus tahun ini sudah dapat diperoleh oleh para pemenang. Setelah itu mulai pembangunan kuartal pertama tahun 2018 sudah operasi. Ini sudah yang paket barat dan tengah. Kami juga merencanakan sosialisasi Pemda-Pemda khususnya di daerah barat dan di daerah yang di tengah, untuk sosialisasi terutama yang untuk perijinan-perijinan. Nanti sekali lagi akan kami sampaikan dan kami mohon bantuan kepada Ibu dan Bapak-bapak. Manakala kan akhir April kami mulai jalan ini Pak, sampai bulan Mei ke wilayah-wilayahnya dan informal sudah kami hubungi beberapa gubernur tentang rencana ini untuk meminta dukungan dari perijinan-perijinan yang diperlukan.

Sepengetahuan kami bahkan ada yang pemenang proyek palapa ring ini yang dilakukan line oposisition. Karena line oposisition yang paling lama. Ini Pak, tadi paket barat, palapa ring 100% perusahaan swasta, kalau ini kan konsorsium dimana leadernya adalah Badan Usaha Milik Negara.

Berikutnya untuk timur, ini status nya pra kualifikasi sudah diumumkan, ada tiga yang berhak untuk maju yang ketahap tender. Penerbitan R and F sudah diterbitkan kemudian kita finalisasi R and F nya di bulan Mei kemudian penawaran bulan Mei 2016 dan kontrak kita harapkan selesai bulan Agustus 2016 ini. setelah ini mereka juga tetap melakukan financial closing tahun depan, perkiraannya Pebruari 2017, dan COD nya kuartal ketiga atau kuartal keempat tahun 2018. Maaf ini COD proyek satu, COD proyek dua, karena saking besar ada 35 kabupaten kota madya di wilayah timur itu dibagi dua. Namanya projek satu, projek dua. Ini hanya masalah teknis saja, intinya mereka dalam satu paket. Ini ada projek satu ada 10 kabupaten, ini ada 25 kabupaten, sama semuanya sebetulnya, ini hanya untuk kemudahan manajemen operasional. Tetapi selesainya harus sama karena paketnya adalah satu. Paket timur, ya pemenang dari prakualifikasi saat ini yang sudah lolos dari paket timur adalah yang pertama Telkom, kedua konsorsium dari Indosat, Xl dengan Alita, ketiga adalah Moratol IDS. Ada tiga peserta. Yang sudah lolos pra kualifikasi. Karena persyartannya sangat ketat. Kalau nilai kapital ekspen sampai dengan 4-5 triliun mereka harus punya balanced yang setidak-tidaknya dua setengah kali atau tiga kali dari nilai proyek itu sendiri. Jadi kita tidak boleh main-main dengan peserta

(11)

tender. Bahwa kalau misalkan ada apa namanya peserta yang kecil itu harus merupakan anggota konsorsium. Itu yang pertama.

Yang kedua juga merespon amanat dari Ibu Evita, kami tekankan Ibu untuk PKDN, untuk komponen publik dalam memilih. Karena viber optik sekarang sudah banyak dibangun didalam negeri. Kecuali yang didalam laut karena kalau didalam laut itu harus tersendiri, tapi kalau inline viber optik kami syaratkan bahwa itu harus dibeli di dalam negeri. Kalaupun kita tahu membeli viber optik buatan Indonesia jatuhnya lebih mahal, karena pabrikan viber optik di Indonesia pada saat membeli komponen dia dikenakan pajak Pak semuanya. Sedangkan membeli viber optik yang sudah jadi mereka tidak dikenakan pajak.

Nah kami sedang membicarakan juga dengan kementerian Keuangan dan kementerian dalam negeri Pak Soleh Husin bagaimana membantu produsen dalam negeri agar mereka bisa ada level green field terhadap produk-produk impor. Kasian Pak yang produksi dalam negeri mereka sudah dikenakan pajak banyak sedangkan yang diluar negeri mereka pajaknya tidak level green field, gitu.

Baik, berikutnya. Nah ini indikasi cakupan penjaminan, resiko yang dialokasikan kepada PJPK. PJPK itu pejabat pembuat komitmen, penanggungjawab proyek kerjasama yang buat komitmen. Dalam hal ini Kominfo. Apabila Kominfo gagal membayar, apabila gagal membayar, nanti Pemerintah yang mengambil alih Pak. Karena kan memang menteri Keuangan yang melakukan penjaminan. Jadi intinya menteri Keuangan yang mengatakan bahwa sudahlah saya jamin Kominfo pasti bayar. Karena apa, uang USO nya kan saya pegang tapi dibayar, nanti kalau deford saya yang bayar, toh USO nya tetap dibayar kepada Pemerintah merupakan PNBP Pemerintah. Juga, betul kan maksudnya dari sisi akuntansi Bu. Akuntansi itu ada Kominfo karenakan uangnya itu masuk ke USO, masuk ke PNBP, ke rekening Pemerintah, dialokasikan kepada Kominfo ke BP3TI. BP3TI ini yang harus membayar. Nah kalau BP3TI nya tidak membayar, sebetulnya uangnya di Pemerintah juga Ibu. Betul, betul, menteri Keuangan. Nah ini juga kegagalan membayar biaya pengakhiran penjaminan.

Berikutnya, akan kami sampaikan, jadi dua agenda sudah kami sampaikan. Yaitu perkembangan pembangunan proyek palapa ring, kedua skema kerjasama dan sumber pendanaan serta landasan hukum, proyek palapa ring.

Agenda ketiga mengenai laporan data ijin penyelenggaraan penyiaran stasiun televisi dan radio seluruh Indonesia, ini ada frekuensi alokasi, frekuensi assignmen dan ISR. Yang detailnya kami pisahkan, karena 200 halaman lebih nanti di.

Oh maksudnya agenda yang kesatu dan kedua sudah dibahas, jadi kita sekarang memasuki agenda yang ketiga Pak Dim.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Ya, tadi saya sudah sampaikan Ibu Evita diawal bahwa Pak menteri fokus ke palapa ring dulu dan karena tadi banyak sekali penjelasan mengenai pembiayaan dan hasil rapat internal Komisi I itu ingin sekali mengetahui up date terakhir mengenai USO dan ini sebenarnya berhubungan. Kami minta sebelum memasuki ke pendalaman Pak menteri menjelaskan dulu terkait rencana Pemerintah terhadap dana USO.

Karena kami juga kaget, tadi disini dikatakan bahwa sebagian pembiayaan juga dari dana USO. Ini atas persetujuan siapa, karena kita juga belum pernah mendengarkan. Jadi kami mohon penjelasan itu, mengingat prinsip dari pengunaan dana USO adalah transparansi dan akuntabilitas.

(12)

Silakan Pak menteri. MENKOMINFO :

Baik Ibu Pimpinan.

Mohon maaf kami tidak menyiapkan slide khusus karena kami patuh kepada agenda yang disampaikan. Dengan demikian. USO ini satu tahun kita ini mendapatkan dana USO sekitar 2 triliun rupiah. Beberapa tahun terakhir sampai dengan 2015, penyerapan sangat rendah. Kenapa? Karena ada beberapa permasalahan yang ditinggalkan oleh USO ini sehingga mengakibatkan laporan Keuangan Kominfo untuk tahun 2014 disclimer, dan ini tentunya menjadi konsen dari Kominfo dan mostly, pada umumnya laporan Keuangan Kominfo yang disclimer itu berasal dari operasionalisasi hal-hal yang berkaitan dengan USO. Walaupun juga ada hal yang lain.

Antara lain mungkin ini saya sebutkan, ada beberapa gugatan dari, ini masalahnya yang Ibu ya? gugatan dari berkaitan dengan USO. Nah kami coba selesaikan dengan beberapa cara. Yang pertama adalah melalui bani, karena itu terjadi date lock antara Pemerintah dengan pemenang USO. Pemenang USO mengatakan saya sudah membangun dan saya sudah dinyatakan menang tapi Pemerintah kok tidak mau bayar. Nah ini ada beberapa. Dari 13 gugatan, senilai 402 milar, itu semuanya diselesaikan, bukan diselesaikan tapi dengan artian sudah diputuskan melalui bani. Bani menetapkan nilai nya 227 miliar.

Kemudian ada 8 gugatan, ada nilainya 559 miliar putusan bani, incrah itu baru sampai Januari 2016 itu sekitar 310 miliar. Itu masih ada total gugatan sekitar 161 miliar rupiah yang kita belum bisa selesaikan. Nah sekarang penyelesaian permasalahan dari khususnya pemanfaatan USO. Nah sekarang kita sedang bicarakan, kami sedang bicarakan dengan BPK dan BPKP bagaimana mencari solusi dari dipute ini. Karena kami tidak ingin ini berakibat pada laporan Keuangan Kominfo tahun 2015. Jangan sampai disclimer lagi yang berakibat dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan USO ini. Walaupun tadi saya sampaikan tidak hanya USO tapi mayoritas adalah yang berkaitan dengan USO.

Nah pada Raker sebelumnya kami sudah sampaikan juga. Perbedaannya USO yang lama dengan yang baru adalah, pertama USO yang baru ini harus berdasarkan dengan ekosistem. Jadi tidak boleh lagi universal obligation atau KPU, pelaksana program KPU. Hanya memberikan semacam alat kepada masyarakat di daerah-daerah tertentu. Itu yang pertama. Harus ekosistem. Artinya apa? alat iya tapi aplikasinya seperti apa? kemudian juga pembinaan istilahnya pendampingannya seperti apa? dan lain sebagainya. Karenanya tahun 2016 baru dua hari lalu ya? maaf hari Jumat ya? hari Jumat kami luncurkan rencana USO desa broadband yang melibatkan semua stake holder dari perguruan tinggi, kemudian dari CSO (Civil Sosiaty Organisation) untuk menerapkan model USO secara tepat guna. Jadi kami praktis tidak akan mengeluarkan dana kalau ekosistemnya sendiri belum lengkap. Kalau ekosistem nya belum lengkap jangan sampai nanti ada perangkat yang dimanfaatkan justru bukan untuk peruntukannya. Tentu kalau akses internet harus juga akses internet. Kemudian juga harus dibagi tiga Pak, USO ini nanti untuk daerah pesisir, untuk daerah pedalaman dan pertanian. Tiga ini, karena kan ini mengacu kepada setelah kordinasi dengan ada seingat saya ada kepres atau pepres daerah-daerah yang dilasifikasikan boleh mendapatkan USO. Itu tidak bisa semuanya, contoh nya juga saya bisa memahami misalkan di Jawa Barat masih ada

(13)

blank spot tapi itu dalam kontek keputusan atau Peraturan Presiden itu tidak dikenakan atau dimasukkan kategori nilai USO itu ada, berapa ratus sih saya lupa?

Total ada berapa ratus,

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID): Kepres baru atau kepres lama? MENKOMINFO :

Tahun 2015, 120 kabupaten. Jadi kalau Ibu-Ibu dan Bapak-bapak kembali yang dapilnya disana, silakan, nanti kita bisa sama-sama lihat bahwa. Tapi harus berdasarkan ekonsistem Pak. Tidak bisa lagi hanya memberikan peralatan-peralatan begitu saja. Itu rencana pembangunan, rencana penerapan USO kedepan.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) :

Sebenarnya kita agak ini juga, waktu itu kan Bapak juga diberikan kesempatan untuk memaparkan grand design dari USO ya Pak ya? kita baru dengar apa yang Bapak sampaikan. Waktu Bapak memaparkan sebelumnya kita belum dengar apa yang Bapak sampaikan. Bahwa USO itu ada wilayah tertentu, kabupaten tertentu. Kita kan bisa lihat kabupaten dapil kita bisa masuk atau tidak, iya kan? Tapi ini hal-hal baru yang sebetulnya kita harapkan ketika Pak menteri itu kita, tolong Pak menteri diperdalam dulu grand design nya. Yang informasi-informasi seperti ini Pak menteri. Tapi justru informasi seperti ini sekarang kita dapatkan yang merupakan informasi baru bagi kita.

Terima kasih

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Nanti kalau perlu kita rapat khusus terkait USO bisa juga.

Pak menteri masih ada atau sama saldo jumlah terakhir itu berapa Pak menteri?

MENKOMINFO :

Waduh kalau saldo, saya harus cek jumlah saldo, tapi utilisasi nya rendah Ibu. Ini kami tidak ingin menggunakan dana USO kecuali ekosistemnya jelas. Karena kalau tidak ini menimbulkan permasalahan, baik permasalahan audit bahkan menjadikan permasalahan hukum. Karena harus diakui sampai saat ini masih ada permasalahan hukum di Kominfo.

Terima kasih

Ibu Evita mohon maaf. Memang waktu kami presentasikan, kepres tentang jumlah daerah-daerah tersebut belum ada. Ini baru menyusul dan desa broadband juga baru menyusul Ibu. Mohon maaf Ibu Evita.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID): Baik, sudah Pak menteri.

(14)

Saya masuk ke pendalaman dari rekan-rekan yang terhormat dari Anggota Komisi I. Bapak Tantowi Yahya. Disini pertama. Tapi kalau misalnya, silakan Pak Tantowi.

F-PG (TANTOWI YAHYA) :

Terima kasih Ibu Pimpinan.

Yang terhormat Pak Kominfo beserta jajaran,

Wabil khusus Ibu Dirjen yang baru, selamat datang Ibu. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi I.

Pak menteri, saya sepakat dengan Ibu Evita. Jadi penjelasan pada siang ini terkait dengan USO, dasar hukum. opersional dan penggunaan anggaran itu lebih jelas daripada rapat-rapat USO sebelumnya. Saking jelasnya, banyak informasi yang kami baru tahu sekarang. Nah kemudian apakah ini bisa kita artikan nasi sudah menjadi bubur atau bubur itu bisa jadi nasi lagi. Jadi nasi akik ya.

Ada beberapa hal Pak menteri, saya ingin penjelasan mengenai daerah penggunaan atau utilisasi USO itu terkait pembangunan jaring utilisasi. Yang pertama tadi Pak menteri menyebut, daerah pesisir, daerah pedalaman dan daerah pertanian. Dalam kontek kami di Komisi I, yang sangat strategis itu dibidangnya pertanian itu tidak ada Pak menteri. Nah jadi apakah Pak menteri salah kutip atau memang ada itu daerah pertanian. Ketika daerah pertanian ini masuk, mengapa bukan daerah terluar atau terdepan yang selama ini juga mengalami kesulitan konektifitas. Katakanlah ketika kami ke kepulauan Nias, itu nyata betul konektifitas itu hanya di Nias selatan. Di gunung Sitoli. Ketika kita terus berjalan, maka konektifitas itu menjadi satu permasalahan sendiri.

Nah kenapa ini tidak masuk dalam salah satu daerah peruntukan sebagaimana yang disampaikan oleh Pak menteri tadi. Mudah-mudahan Pak menteri salah kutip, gitu ya?

Yang kedua, proyek palapa ring ini sesungguhnya sangat mulia. Ini adalah inisiatif Pemerintah dalam membangun konektifitas diseluruh negara kesatuan republik Indonesia dengan bekerjasama dengan pihak swasta. Ini adalah ide yang menurut kami sangat baik yang dibadi oleh tiga wilayah. Tolong dijelaskan oleh Pak menteri, berapa persen target itu yang akan dibangun oleh pihak swasta. Berapa persen ini sampai dengan I Januari 2019 itu, berapa persen keterlibatan swasta dengan pola kerjasama pola BOOT, kalau koboi itu boot itu sepatunya itu.

Kemudian sisanya itu kan berarti menjadi kewajiban dari Pemerintah kan begitu Pak menteri ya? Nah kewajiban Pemerintah itu, alokasi anggaran nya itu kemana? Apakah masuk dianggarannya Kemkominfo atau dialokasikan dianggaran yang lain. Ingin sekali tahu kira-kira berapa persen, sisa fee dengan kemampuan dari pada APBN waktunya nanti.

Nah yang ketiga Pak menteri. Ini juga yang bikin kita terkaget-kaget posifit sih ya? kaget tapi positif, kaget tapi bagus. Nah ini nih, halaman berapa tuh. Skema kerjasama proyek atau availability payment atau dibuka saja deh. Yang pertama itu CAPEC selama masa konstruksi dan OPEC selama masa kerjasama menjadi beban dan usaha. Betul kami sepakat dengan itu karena pola yang kita pakai adalah boot itu. Nah yang kedua, pembayaran ketersediaan layanan oleh kementerian akan

(15)

dilaksanakan setelah comercial operation date hingga periode kerjasama berakhir 15 tahun. Nah ini kami tidak pernah tahu Pak menteri proses persetujuannya itu seperti apa, sehingga Pemerintah dalam hal ini langsung menetapkan kerjasamanya 15 tahun.

Yang poin ketiga, menggunakan PNBP USO dari BP3TI. Nah ini juga selama ini baru kita singgung-singgung saja kan, tapi belum dalam rapat formal seperti ini bahwa pembiyaan ini akan menggunakan PNBP USO dari BP3TI. Tapi yang krusial itu adalah poin kedua itu. Yang apa namanya itu, COD 15 tahun. Demikian Ibu Ketua dari saya.

Terima kasih

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID): Ya Pak Tantowi Yahya.

Terima kasih banyak. Pak Dimiyati berikutnya, silakan. F-PPP (Dr. H.A. DIMIYATI NATAKUSUMAH, SH., MH., MSi) : Pak menteri yang saya hormati,

Bu Sekjen selamat ya Bu jadi Sekjen yang baru, Sekjen baru, Dirjen juga baru ya Bu, Pak Basuki yang masih lama. Serta para pejabat Kemkominfo yang saya hormati,

Pimpinan dan Anggota Komisi I,

Nanti saya setelah bertanya akan meninggalkan tapi nanti tolong dijawab saya ya Pak menteri ya, karena ada rapat pansus teroris. Terkait ini anggaran ini totalnya kurang lebih 20 triliun lebih ya, bukan kurang lebih tapi lebih dari 20 triliun jadi tidak sedikit, dan ini tanggungjawabnya ada di USO, yaitu PNBP pendapatan negara bukan pajak, BP3TI. Ini tadi Pak Tantowi sudah menyampaikan, ini setelah 15 tahun itu apakah setelah itu baru dibayarkan atau sebelumnya begitu bertahap. Ini kan kaitannya dengan BLT dan ini sebenarnya no risk juga ini, tidak ada resiko berat buat pengusaha itu. Pengusaha kalau pekerjaannya tidak baik saja.

Yang saya ingin tanyakan Pak menteri, dan ini peserta lelangnya ini siapa sih, kok ini ada konsorsium. Dan ini memang kalau bagusnya ini satu pendapat dia tidak bisa mengambil yang lain gitu loh. Kalau ini bagus misalnya yang didapat oleh palapa ring barat, ini kerjasama atau join fenture gitu atau line telekomunikasi Indonesia kan dia pasti bisa mengambil ini semua dong. Kan gitu, secara logika berpikir kan gitu. Tapi sepertinya ini dibagi-bagi, ini konsensus apa? ini kamu ini ya, kamu sini ya? ini internasional competitif building atau memang seperti apa ya? seperti ada konsensus, seperti ada pengaturan khusus gitu. Kamu wilayah sini, kamu wilayah sini, kamu wilayah sini. Atau yang dapat satu tidak dapat wilayah yang lain, ada aturan yang lain tidak seperti itu, karena ini konsorsium. Nah saya bertanya siapa ini peserta lelangnya, dari luar siapa sih ini. Kalau internasional kompotitif building ya berarti ada penawaran dari luar. Siapa sih, bagaimana cara menghitung standar, kan harus ada standar. Apakah menteri sebelumnya sudah menghitung berapa nilai alokasi ini atau memang diserahkan kepada pengusaha ya sudah hitung masing-masing deh. Nanti akan kita lihat study nya masuk tidak itu.

(16)

Nah ini sebenarnya bagaimana, supaya kita pun bisa tahu total nya segitu, bisa tidak lebih murah, kan namanya kompetitif building bisa tidak, bisa lebih efesien tidak?

Terus yang terakhir dari saya, kedudukan land tadi tanahnya, betul-betul itu sudah beres belum. Status tanah itu milik siapa, apakah milik perusahaan itu atau pada saat itu sudah menjadi jual beli milik Pemerintah. Jadi sehingga jangan sampai nanti kedudukan lahan tersebut jadi permasalahan yang ujungnya menjadi sengketa dan begitu dipengadilan biasanya Pemerintah kalah karena Pemerintah tidak punya biaya operasinal. Hanya itu Pak menteri, mohon maaf nanti kalau dijawab oleh Pak menteri ada staff saya yang mencatat.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID): Pak Dimiyati terima kasih.

Ibu Evita Nursanty.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) : Terima kasih

Ibu Pimpinan, Bapak menteri dan jajaran yang saya hormati,

Tadi dari paparan Pak menteri, kalaupun agak tergesa-gesa itu tapi saya bisa menangkap lebih banyak Pak hal ini dari pada yang sebelumnya. Oleh karena itu sebenarnya paparan Bapak tadi yang ingin saya pertanyakan. Kalau saya ambil catatan ini Pak, ini proyek palapa ring ini ada wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah timur.

Yang sudah jalan tendernya sekarang wilayah barat dan wilayah tengah, kan gitu kan ya Pak. Wilayah timur ditunda, itu yang Bapak paparkan tadi seperti viber optik itu tidak ini maka satelit menjadi ini kan ya Pak ya? menjadi bukan. Jadi itu ditunda kenapa Pak? apakah itu karena visibel?

MENKOMINFO :

Karena itu untuk daerah, boleh jawab ya bu Pimpinan ya? untuk timur pun sebenarnya berbarengan 2016, tetapi ditunda. Karena ada ketidakpastian bagaimana kita akan membangun Papua, apakah menggunakan satelit, apakah menggunakan micro web dan lain sebagainya.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) :

Begitulah maksud saya. alternatif nya itu kan ada satelit itu kan yang Bapak bilang tadi.

(17)

Tapi sejak 2018 Desember Presiden menetapkan bahwa semua Papua, kabupaten Papua itu harus sudah terhubung jalan raya. Jadi istilahnya saya dompleng Ibu Evita, saya nebeng menteri PU, pada saat menteri PU membangun jalan, kami akan membangun dafting disebelahnya.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) :

Saya mencoba memahami, mencoba memahami Pak di dalamnya. Jadi kalau yang paket ini sudah selesai paket barat, tapi kalau yang paket tengah ini belum 100% selesai, kan begitu Pak. Paket timur ini memang Bapak program PU dan non PU Pera itu yang 2018, jalan darat ini selesai. Bapak dompleng disana kan begitu ya Pak, makanya ini tertunda, ya saya jelas kalau begitu Pak.

Nah kemudian, saya dari paparan itu Pak sebelum dan sekarang, itu saya mendukung sekali Pak, saya mendukung. Bahwa memang apa namanya, proyek palapa ring merupakan proyek prioritas dari Pemerintah kita. Merupakan proyek prioritas nasional. Itu kita dukung Pak. Namun tadi ada beberapa, saya, begini Pak. Ini kita kan ada pengalaman buruk ya Pak ya. Yang namanya publik privat partnership. Itu banyak yang gagal sebanyak juga hanya beberapa yang sukses. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh proyek USO yang kemarin ini, itu juga publik partnership Pak, tidak ada yang beda, yang PLIK and PLIK apa semuanya itu konsepnya sama, is nothing deference dari yang ini. Hanya saja tadi yang bedanya tadi yang ada availabel payment itu Pak yang saya lihat ini. Tapi konsep PPP itu ada.

Nah oleh karena itu Pak, saya itu kepengennya pengen supaya tidak terjadi lagi apa yang menjadi pengalaman kita kemarin ini Pak Rudi, ya kan. Bahwa kerjasama dengan swasta ini kan harus jelas Pak, benar-benar jelas. Tadi saya tidak jelas. Sekarang ini kan blok barat sudah ada pemenangnya. Blok tengah sudah ada pemenangnya. Nah kalau kita lihat kan pemenangnya ini tidak pemain di wilayah tersebut, iya dong Pak. Pemain di wilayah tersebut kan operator di wilayah tersebut kan bukan mereka. Ini juga menjadi pertanyaan saya. Sekarang ini ketika ini diserahkan kepada blok barat moratel lah katakan, yang blok tengah PT Land, kita katakanlah begitu, kalau pun PT Land itu 51% kan begitu Pak. Saya juga nanti mau bertanya PT Land itu dananya dari mana? Setahu saya juga pada tidak menguntungkan juga status dari PT Land itu. Nah mempunyai modal besar pemilik 51% ini anggaran dari mana? Itu juga menjadi pertanyaan saya Pak.

Kemudian bagaimana nanti kerjasama. Tadi Bapak sudah jelas menjelaskan nanti ini kerjasamanya dengan semua operator yang ada, dengan semua operator memakai fasilitas itu. Kan Bapak mengatakan 15 tahun itu menjadi milik mereka. Ini yang mencemaskan saya Pak, statment Bapak itu. Kan ketika orang dalam waktu 15 tahun memiliki full dari pada ini nya. Saya lebih senang BOT, BOT lebih ada kontrol. Otomatis tarif nya suka-suka mereka nanti, siapa yang mengontrol tarif. Yang saya ingin tanya Pak. Saya ingin tahu sebenarnya bisa design seperti itu Pak. Interkoneksi, sekarang ini kita tahu biaya interkoneksi antar operator itu kan tinggi sekali. Kita bisa bicara, jadi kita harus punya beberapa hand phone, beberapa operator Telkomsel, Xl, kita cari ini. Teman kita pakai apa kalau kita mau murah. Inter koneksi itu mempunyai biaya sangat tinggi yang merupakan masalah kita. Saya tahu Pak Rudi sudah di track dalam menangani hal tersebut.

Ini yang disini Pak, ketika mereka memiliki kuasa yang selama 15 tahun. Sementara saja yang selama ini masih di Pemerintah kuasanya, kita kuasanya problem di inter koneksi. Gimana nanti ketika investor itu mempunyai kuasa penuh

(18)

selama 15 tahun. Design seperti apa yang akan Bapak kuasai kedepan. Ini yang menjadi pertanyaan saya dan worried saya ketika mendengar hal-hal tersebut.

Kemudian kan harusnya tadi sebenarnya saya mau mendengar. Network manajemen sistem dan link antar operator seperti apa yang ada di gambaran Bapak, kan kita belum lihat dipaparan Bapak tadi. Kemudian service level, standar service level seperti apa yang Pemerintah ini kan, guaranteed nya seperti apa? itu belum terlihat dipaparan Bapak tadi. Yang pengalaman kami yang hal-hal ini menimbulkan problem dikemudian hari. Nah saya juga tidak tahu ini namanya, apa namanya tentu setiap orang menang tender itu ada service level agreement nya dong ini Pak. Dimana nanti, apa guaranteed nya mereka terhadap service level agreement ya kan?

Ini daerah terpencil, daerah terluar, makanya swasta-swasta yang tidak mau masuk berarti orang-orang ini bukan mempunyai tingkat perekonomian yang tinggi, kan begitu Pak? bagaimana mereka nanti bisa membayar kalau koneksi itu tinggi harganya Pak. dimana peran Pemerintah disini. Itu yang menjadi konsen saya sebenarnya Pak.

Kemudian catatan saya disini juga adalah ya sebenarnya harapan kita , kita ini kan punya dana USO ya kan ya Pak? dana USO dari tadi Bapak katakan 1T, 2T tiap tahun. Kenapa sih kita musti investor yang dicari disini untuk menyangkut kebutuhan dan kehidupan orang banyak. Kenapa tidak dipakai dana USO saja untuk kebutuhan orang banyak. Jadi yang bersifat back bond itu menjadi tanggungan Pemerintah infrastruktur nya, menjadi USO bisa diambil. Yang back hole, yang lain-lain, link dan segala macam itu boleh ditender kan kepada swasta Pak. Kenapa tidak seperti itu. Kenapa ini cari investor, 15 tahun dia yang kelola, dia yang berkuasa gitu Pak. Sementara kita punya duit. Lainnya hal nya kita itu tidak punya duit yang tiap tahun, gitu loh Pak. Toh mereka sistem pembayarannya kan performance ya kan Pak, yang Bapak katakan tadi performance.

Yang lainnya sama saja yang USO yang lalu Pak juga berdasarkan performance. Makanya saya bilang sebenarnya sistem pembayaran yang sekarang dengan yang dulu itu tidak ada yang beda. Dulu itu kalau didesign nya, di planning itu sudah ada. Tetapi kan implementasinya yang buruk itu Pak. Tapi kan ketika PLIK and PLIK itu, itu pembayaran dengan laporan dari masing-masing vendor dengan masalah. Juga base on performance. Jadi tidak ada beda dengan yang Bapak paparkan ini dengan proyek yang namanya dari pada sesuai bertahap. Kita tidak bilang multi years karena bukan tiap tahun tapi kalau dia selesai sampai tahap sekian mereka dibayar, kan begitu disini bedanya Pak.

Jadi saya mau tau, perbedaan sebenarnya itu dimana itu Pak. Masih belum menjadi jelas bagi saya. Kemudian kita mengharapkan ini bahwa ini memang proyek yang dicanangkan oleh Pemerintah yang menjadi prioritas nasional ini, memang bermanfaat bagi masyarakat Pak, jadi tidak merugikan. Dimana manfaat masyarakat, kita saja yang disini di daerah yang tidak terpencil dan tidak terluar tidak diperbatasan, itu merasa sekarang ini tercekek dengan biaya telekomunikasi yang ada. Apalagi mereka yang ada, yang Bapak katakan diwilayah-wilayah yang dibangun proyek ini. Nah oleh karena itu diharapkan juga standar priceing dan pada service nya juga, itu sebenarnya menjadi tanggungjawab Pemerintah dan walaupun mereka mempunyai hak selama 15 tahun.

Kemudian Pak, tadi kan Bapak bicara kemungkinan satelit. Kita kan sekarang bicara satelit ini kemungkinan nanti ya? yang kedua apa nanti.

(19)

Sekarang palapa ring dan USO saja. F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) :

Iya, palapa ring kan ada satelitnya kemungkinan timur ya kan Pak ya? yang wilayah timurnya ini ada.

MENKOMINFO :

Ditunda yang timur. Sebelumnya itu dibebaskan apakah boleh menggunakan satelit, microweb atau istilahnya open teknologi.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) :

Jadi kita tidak menggunakan satelit lagi ya? MENKOMINFO :

Sekarang untuk tender yang sekarang karena kita sudah ada kepastian bahwa kementerian PU-Pera akan membangun jalan dan kali kita boleh nebeng jadi kita tidak menggunakan satelit, kita menggunakan Telkom.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) :

Kalau gitu kita tidak menggunakan satelit, saya bicara nanti dana USO. Dana USO sekarang atau nanti.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID): Dana USO sekarang.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, MSc.) : Oke.

Ada perlu dipikirkan juga Pak dana satelit ini. Bagaimana kita kedepan ini bisa menjadi independen, untuk tidak mungkin kita bisa independen penyadapan apa segala macam, ketika yang beroperasi di wilayah kita ini satelit asing semua Pak. Dari 32 itu hanya 5 yang nasional Pak. Jadi kedepan itu kita harapkan justru bagaimana Pak menteri menyampaikan bagaimana kita mempunyai independen Pak, bahwa satelit kita ini milik sendiri kedepan Pak.

Menyewa satelit kalau tidak salah Bapak ini I triiun almost Pak. Sewanya yang sekarang ini Pak, Pemerintah kita yang saya baca-baca, ya kan? 1T an. Bayangkan Pak kenapa kita tidak memiliki saja. Mungkin aspek itu tidak hanya soal apa namanya soal aspek komersialnya saja yang dipikirkan, kalau saya lebih memikirkan aspek dari pada kedaulatan kita Pak. Jadi mungkin Kemkominfo mungkin bisa memikirkan kedepan, bagaimana. Kedepan kita kan perlu 400 an transfounder ini Pak. Negara kita ini. Kira-kira itu kan 10 satelit, 400 an itu. Kita baru punya berapa Pak, negara kita sendiri yang nasional ini Pak. Yang lain itu asing semua, yang bergerak dikita yang mengelola negara kita ini asing semua Pak.

(20)

Nah kedepan mungkin bisa dipikirkan Pak menteri mengenai satelit ini bagaimana kita bisa mandiri dan kita ketika ada program tidak usah memikirkan sewa bagaimana kita memiliki satelit di dalam negeri kita sendiri Pak.

Saya rasa itu saja Ibu Ketua. Terima kasih KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Terima kasih Ibu Evita. Makanya perlu kita tahu Pak, kurang lebih dana USO sekarang itu ada berapa. Karena nanti dipikirannya Ibu Evita mau semuanya dibiayai dari situ. Jadi nanti tolong dijelaskan juga ya? kalau tadi Pak menteri katakan, hitung-hitungan persisnya belum ada, tapi gambaran kasarnya kita perlu tahu.

Pak Budi mau sekarang atau, silakan. F-PAN (BUDI YOUYASTRI) :

Ya terima kasih Pimpinan.

Saya mengingatkan saja. Yang pertama mengapresiasi tentang palapa ring. Kalau menurut saya sudah clear, bisnis model nya menarik. PPP itu bagian percepatan karena menjamin yang melakukan profesional, ketimbang para birokrat yang tidak hari-hari pengerjaannya itu.

Yang kedua, sebenarnya bisa tidak model palapa ring begitu sudah yang timur eh yang barat sama tengah sudah selesai Pak menteri dan timur sudah mau tender dan ... as soon as posibble. Nah PR berikutnya, jadi Pimpinan saya sih melanjutkan PR berikutnya untuk Pak menteri. Bisa tidak dibuat mini palapa ring untuk mungkin jejaring disetiap kabupaten dan kota. Sehingga RPJM nya bisa dicapai, perasaan saya sekitar 60% kabupaten dan 40% desa seluruh Indonesia 2019. Artinya buat saya Jawa dan Sumatera itu konek ke desa pake viber optik wajib itu Pimpinan.

Jadi Pak menteri tolong juga make assure bahwa setelah ini selesai mungkin diakhir tahun Pak menteri mungkin membuat bisnis model yang baru semacam PPP untuk kota kecamatan dan kota desa minimal di Jawa dan Sumatera. PR nya hanya itu dari saya nanti kita lanjutkan.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Terima kasih Pak Budi, ada lagi? dari anggota, Pak Asrul, atau dijawab dulu oleh Pak menteri?

Saya persilakan Pak menteri untuk menjawab. MENKOMINFO :

Baik, terima kasih Ibu Pimpinan.

Pak Tantowi, mungkin saya salah atau kurang jelas menyampaikan antara pertanyaan pesisir dan pedalaman. Pertanian, pesisir dan pedalaman adalah istilah untuk pengembangan ekosistem USO yang baru Pak. Jadi bukan pertanian khusus untuk pertanian. Bukan Pak itu hanya karena kita sedang mengembangkan aplikasi. Itu dari daerah terluar, apa namanya 3T lah ya? 3T itu kami mengklasifikasinya ada desa atau wilayah yang pesisir. Ada desa yang berbasis pertanian atau hidupnya dari bertani, kemudian ada dari pedalaman. Nah ini yang sedang kami kembangkan

(21)

aplikasi-aplikasinya Pak. Jadi bukan, kita belum tahu modelnya seperti apa aplikasinya karena kan belum diluncurkan dan perkiraannya kuartal ketiga ini sudah kita ketahui, karena kita sayembarakan dan kita lombakan Pak. Semua stakeholder silakan membuat aplikasi-aplikasi dengan mengacu kepada ekonsistem. Jadi bukan hanya aplikasinya, bukan hanya komputernya, bukan hanya internetnya, juga pedampingannya. Semua itu harus dengan integrasi Pak. Mengacu kepada pengalaman kita yang sebelumnya. Jadi mohon maaf mungkin saya kurang pas menjelaskan mengenai hal ini. Jadi bukan so pertanian Pak, aplikasi. Itu yang pertama Pak.

Kemudian bedanya yang dilakukan oleh operator dengan proyek palapa ring nya Pak. Jadi sebetulnya, boleh ke halaman yang pertama? Nah ini Pak, saat ini sudah ada 400 dari 511 kabupaten kota madya yang sudah terhubung broadband. Ada 400 Pak. Total kabupaten kota madya yang harus dihubungkan itu 514. Jadi ada 114 lagi yang belum dihubungkan, nah kalau kita lihat warnanya yang ini yang merah ini, praktis Telkom Pak. Kemudian operator yang lain juga membangun tapi mereka tumpang tindih Pak. Jadi Telkom membangun dan operator yang lain juga membangun. Tapi praktis adalah Telkom dari keseluruhannya. Nah dalam sisa 114 ini, bagaimana kita akan membangun. Jadi kami bicara dengan operator, dengan Telkom khususnya maupun dengan operator yang lain. Ini teman-teman mau bangun yang mana? Komintmen seperti apa? kuartal berapa, tahun berapa akan selesai untuk kabupaten-kabupaten. Tentunya kami sebagai Pemerintah mendahulukan operator karena memang tugas, bukan tugas ya? memang kepentingan operator untuk membangun struktur. Nah teman-teman Telkom mengatakan bahwa dari sisa 114, kami hanya sanggup 57, karena yang lain secara keuangan sama sekali tidak visibel.

Nah berdasarkan itulah jadi ditetapkan 57 lokasi yang masuk palapa ring. Sedangkan yang sisanya 57 nya itu dibangun oleh teman-teman Telkom. Jadi kami pun memonitor setiap saat Pak. Jangan sampai palapa ring selesai, yang direncanakan yang dibangun Telkom tidak akan selesai. Juga demikian sebaliknya. Ini harus semua berbarengan. Targetnya adalah I Januari itu yang dibangun oleh Telkom maupun yang dibangun oleh palapa ring, I Januari 2019 harus semua selesai. Jadi kordinasinya demikian.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.SC.) :

Jadi apa yang disampaikan oleh Pak menteri, jadi saya mengerti ini Pak. Jadi sudah ini punya mapping, yang swasta-swasta operator ini kedepan akan membangun dimana, sisanya ini palapa ring. Yang kata Bapak katakan tadi tidak visibel secara ekonomi keuangan. Ya keuangan ekonomi lah Pak, secara komersial. Secara komersial maaf ya Pak ya.

Jadi Pak saya justru bertanya sekarang. Ini para operator-operator ini sekarang kan membangun duit kocek sendiri, investasi sendiri, kita bicara perusahaan nasional, perusahaan nasional, ya kan? Telkom milik negara juga sebagian Pak. Dengan kocek sendiri dia bangun semuanya infrastruktur yang ada sekarang. Hanya sekian dari 100%, hanya sekian yang dia tidak bangun, kan begitu Pak. Yang jadi pertanyaan saya adalah, dia tidak bangun karena mereka melihat aspek komersial nya itu tidak visibel, kan begitu Pak. Tapi ketika Pemerintah, mau mengeluarkan dana dengan proyek palapa ring ini, ya kan. Yang mengerjakan orang lain. Sementara yang operator yang kuning dan merah itu, itu tidak mendapatkan peran dari yang ada ini, ya kan Pak. Sedangkan mereka sudah punya kaki di

(22)

wilayahnya mereka masing-masing. Istilahnya itu tinggal nyambung. Saya yakin mau menyambung dengan membangun infrastruktur baru pasti lebih murah. Menyambung infrastruktur yang ada. Si kuning dan si biru yang di mappingnya Bapak ini.

Apakah saya ingin tanya Pak, ini operator yang kunging dan biru ini apakah mereka memang tidak mau, kalau secara dari koceknya sendiri dia tidak mau. Kenapa mereka tidak ikut tender ini Pak. Yang ingin saya tanyakan justru, kenapa mereka kalah, diharga, ya kan Pak, kalah harga. Justru saya itu bertanya Pak sekarang ini. Kalah harga, karena begini. Makanya saya katakan proyek palapa ring harus diaudit saya katakan untuk kedepannya, dari awal harus dipantau. Kenapa saya katakan Pak. Orang itu sering sekali di acara-acara kecil kaya kita aja yang kita selenggarakan itu taruh harga-harga rendah, tidak bersaing dengan kita. Tapi apa yang terjadi, ketika penyelenggaraan itu tidak sesuai dengan spek, tidak sesuai dengan ini, apa yang terjadi proyek ditangan dulu, ya kan. Ini makanya saya katakan kedepannya pemenang tender ini kedepannya seperti apa? baik itu inter koneksi yang saya katakan tadi, manajemennya seperti apa? karena aneh bagi saya ya Pak. Ketika seseorang menawarkan harga yang lebih rendah, bagi saya ini Pak. Kalau saya sebagai pengusaha yang kuning ini misalnya XL, atau siapa ini. Punya uang, saya lihat, oh ini kalau menyambung infrastruktur yang ada, saya perlu sekian. Saya tidak perlu tinggikan Pak, supaya saya memenangkan tender. Bagaimana perusahaan ini bisa mengalahkan orang operator yang sudah ada diwilayah tersebut. Dia sudah punya maintenance kapal. Kan kita tahu yang besar viber optik itu yang besar adalah di maintenance nya itu. Kapalnya itu tidak murah biayanya. Dia sudah punya dengan struktur maintenance ini. Dengan datang perusahaan baru menawarkan harga yang lebih rendah, maka kita pertanyakan. Next nya apa?

Nah kita harapkan supaya Pak Rudi nanti tidak kena-kena seperti pik and pik yang lain dikawal Pak. Apa yang dijanjikan oleh teman-teman tender ini memang benar-benar di deliver oleh mereka Pak.

KETUA RAPAT :

Oke, terima kasih Ibu Evita, kita dengarkan jawabannya Pak menteri. MENKOMINFO :

Mungkin nanti sekaligus Ibu Evita dengan pertanyaan yang Ibu Evita. Teruskan dulu kepada Pak Tantowi yang terakhir ini. Kalau ijin, ijin kan Ibu nanti saya catat yang ini. Ini isi sebetulnya begini Ibu, jadi kalau sederhananya kenapa 15 tahun dan kenapa 10 tahun. Sebetulnya bisa saja, kita disusuh IPP kita pengadaan biasa. Pengadaan biasa, tapi kan kalau pengadaan biasa kan uangnya dari Pemerintah, terus yang mengoperasikan nanti siapa? Jadi pemikirannya harus ada operator baru. Nanti ini akan diberikan ijin untuk penyelenggaraan jaringan tertutup. Hanya fokus untuk mengoperasikan yang dibangun saja. Itu konsepnya.

Nah kalau satu tahun kita keluar semua, saya katakan tadi kurang lebih antara I,3 triliun untuk paket barat. Selesai, tapi kita melihatnya nanti bagaimana untuk pengoperasiannya. Kalau misalnya dibayar oleh Kominfo maka yang mengoperasikan Kominfo? Kominfo kan bukan operator. Kalau diberikan kepada operator maka operator tidak mau membangun karena kan visibel. Nah ini lah masanya kan. mau 10 tahun, mau 15 tahun itu kan masanya.

(23)

F-PDIP (MARINUS GEA, SE., M.SI.) :

Ijin Pimpinan, mau konfirmasi sebentar.

Pak menteri, ini saya mau tanya sederhana saja. kira-kira menurut Pak menteri mengapa Telkom itu memberikan harga mahal ya dalam mengikuti tender ini.

MENKOMINFO :

Saya tidak tahu Pak, Telkom gugur untuk yang tender pertama. Bahwa harganya mahal atau apa kami tentunya tidak tahu. Karena saya sendiri tidak ikut-ikutan mengenai tender. Itu ada tim tender yang bukan hanya Kominfo Pak, itu ada LKPP, ada pihak ...line dan PII (Penjaminan Infrastruktur Indonesia) itu yang memainkan peranan penting dalam kontek proses tender. Kalau dianggap proses tender nya tidak memenuhi kaidah-kaidah internasional, mereka tidak mau melakukan paraf untuk menteri Keuangan memberikan jaminan. Jadi kalau untuk yang satu kalah saya justru tidak tahu Pak terus terang.

Terima kasih Pak.

Jadi Pak Tantowi memang kita melihat ya? ekonomi live time nya dari viber optik itu 15 tahun ya 15 tahun. Jadi itu kan masalah mau 10 tahun, mau 15 tahun itu kan masalah interest saja kan? jadi tiga tahun, bukan tiga tahun. 18 bulan sampai dengan 18 bulan dikatakan, masa pembangunan 15 tahun masa operasi.

Ini yang menyangkut Ibu Evita langsung saja, apa bedanya dengan yang lama. Toh service level juga beda Ibu. Pertama proses. Saat ini proses pengadaan ini tidak hanya Kominfo. Itu melibatkan seperti apa yang saya sampaikan. Ada PII. PII itu, mata telinganya menteri Keuangan. Kalau mereka menyatakan bahwa prosesnya tidak bagus, tidak fair, tidak transparant maka mereka tidak mau menyampaikan laporan keuangan kepada menteri Keuangan untuk memberikan penjaminan. LKPP juga masuk disitu.

Yang kedua, perbedaannya. Kalau dulu ditangani oleh Kominfo yang bayar Kominfo, sekarang melibatkan menteri Keuangan, karena ini apa? karena ini sifatnya jangkan panjang. Multy years, jadi bedanya mungkin disitu dengan yang sekarang.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.SC.) :

Jadi saya ingin mengetahui saja Pak secara lebih rinci. Jadi ini perbedaan pembayaran, yang Bapak katakan tadi. Tapi dananya satu ya kan Pak, USO.

MENKOMINFO :

Proses Ibu, bukan hanya bayarnya saja.

F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.SC.) :

Dananya dari satu sumber kan Pak, USO. Nah ini juga kita juga Komisi I tidak tahu ini Pak. Dana USO yang bisa berubah cara pembayarannya. Kalau ada

Referensi

Dokumen terkait

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

Yang dimaksud dengan sosialisasi adalah proses di mana seseorang mempelajari pola- pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk

Perubahan terminologi atau istilah anak berkebutuhan khusus dari istilah anak luar biasa tidak lepas dari dinamika perubahan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini,

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

RAWATAN KANSER PESAKIT LUAR TAHUNAN Jika Orang Yang Diinsuranskan didiagnosis menghidap kanser seperti yang tertakluk di dalam Definasi Penyakit Kritikal, Syarikat akan

Sistem pendukung keputusan yang dilakukan pada UD Sembodo masih bersifat konvensional yang hanya didasarkan pada unsur pengalaman selama bermitra bisnis dan

Metode Penelitian Sosial Ekonomi 1 II/4/Agri A1+A2 61 Rika Fitri Elvira,SP.,M.Si.. Gustami

Puji syukur kehadirat Allah subhanallahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq hidayah, dan lindungan-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan