• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank NTT Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank NTT Tahun 2011"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. Budaya risiko bagi petugas/pejabat yang mengelola exposure risiko (aktivitas perkreditan, treasury), seperti kepedulian terhadap risiko yang melekat (inherent risk) pada aktivitas fungsional bank.

2. Mengkampanyekan budaya risiko untuk seluruh jenjang pegawai.

3. Sosialisasi Penerapan Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan Laporan Profil Risiko pada pertemuan intern SKAI, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan Internal Kontrol bagaimana melakukan audit berbasis risiko dan memberikan tanggapan dalam Profil Risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

4. Menyiapkan kuesioner bagi Dewan Komisaris, Direksi serta jajaran Pejabat Eksekutif Bank NTT terkait dengan penilaian Sisitem Pengendalian Risiko (SPR) dalam profil risiko.

5. Melakukan review BPP mengenai Manajemen Risiko dan BPP Risiko Strategik, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi sesuai dengan PBI Nomor : 11/25/PBI/2009 mengenai Manajemen Risiko.

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris belum memiliki pedoman yang jelas atas tugas dan tanggungjawabnya, antara lain melakukan penilaian secara berkala, mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan memberikan rekomendasi tentang risiko serta penerapan manajemen risiko di Bank NTT serta mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko.

Direksi sudah memiliki pedoman yang jelas atas tugas dan bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi manajemen risiko berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Divisi Manajemen Risiko dan menyampaikan laporan tersebut kepada Dewan Komisaris dalam bentuk laporan Profil Risiko.

Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit

Bank telah memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. Sistem Informasi Manajemen Risiko yang ada cukup mampu secara efektif mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko Bank. Sistem pengendalian intern yang memadai telah diterapkan secara menyeluruh. Kecukupan kebijakan dan prosedur yang digunakan tersebut telah dipastikan dalam bentuk dilakukannya review dan pengujian terhadap kebijakan dan produk Bank.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko Serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Identifikasi risiko dilakukan Bank dengan melakukan kajian dan review terhadap setiap produk Bank guna memberikan gambaran terkait risiko-risiko yang dapat terjadi dikemudian hari. Pengukuran dan pemantauan risiko dilakukan dalam bentuk risk self assesment disetiap kantor cabang yang selanjutnya disampaikan kepada Divisi Manajemen Risiko secara manual, sebagai bahan monitoring seluruh cabang dan evaluasi manajemen dalam penetapan kebijakan manajemen risiko, selanjutnya hasil monitoring risk self assesment tersebut dianalisa dan dibuat laporan oleh Divisi Manajemen Risiko secara triwulanan dan menyampaikan laporan tersebut ke Unit kerja terkait, Direksi dan Komisaris termasuk kepada pihak eksternal terkait lainnya seperti Bank Indonesia.

Bank telah memiliki proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko namun belum memiliki sistim informasi manejemen risiko.

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR. Bank sangat berhati-hati dalam melakukan penyediaan dana kepada pihak terkait, sehingga porsi kredit kepada pihak terkait dalam total kredit yang diberikan Bank relatif sedikit.

(2)

Prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar yang dilakukan Bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum (BMPK) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/13/PBI/2006.

Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis serta jelas dan secara berkala melakukan evaluasi dan mengkinikan kebijakan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sepanjang tahun 2011, Bank tidak pernah melanggar atau melampaui BMPK. Bank telah menyampaikan laporan secara berkala kepada Bank Indonesia perihal BMPK dimaksud di atas secara konsekwen dan tepat waktu.

Tabel di bawah ini menjelaskan penyediaan dana kepada pihak terkait maupun debitur individu dan grup di Bank NTT selama tahun 2011:

No Penyediaan Dana Jumlah

Debitur Nominal (jutaan Rp.)

1. Kepada Pihak Terkait 81 9.755

2. Kepada Debitur Inti: a. Individu b. Group 25 1 24 251.361 2.500 253.861

RENCANA STRATEGIS BANK Rencana Jangka Pendek Tahun 2011

Beberapa faktor penting yang menjadi perhatian dalam pengembangan bisnis di tahun 2011 adalah : 1. Potensi stabilnya suku bunga, volatilitas nilai tukar dan gejolak perubahan harga minyak; 2. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit; 3. Potensi meningkatnya kredit bermasalah;

4. Persaingan pasar perbankan yang semakin ketat.

Memperhatikan hal tersebut, pengembangan usaha yang akan dijadikan strategi Bank NTT jangka pendek difokuskan pada peningkatan profitabilitas dan infrastruktur yang kuat sehingga mendukung ekspansi bisnis dan meningkatkan efisiensi melalui inisiatif yang diarahkan pada:

1. Melanjutkan pertumbuhan penyaluran kredit secara selektif pada sektor produktif dengan fokus kepada segmen UMKM dan konsumer.

2. Pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) difokuskan pada dana non Pemda.

3. Mengembangkan Teknologi Informasi (TI) untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan peningkatan pelayanan.

4. Meningkatkan kemampuan atau kualitas pegawai dengan penekanan pada peningkatan profesionalisme, produktifitas dan integritas Sumber Daya Manusia.

5. Memperhatikan tingkat produktifitas dengan memperbaiki rasio pendapatan dan biaya.

6. Penyempurnaan pengawasan risiko kredit dan berkonsentrasi pada penagihan dan perbaikan struktur (collection and recovery).

7. Penyempurnaan organisasi dan manual internal perusahaan yang berhubungan dengan produk dan organisasi.

8. Implementasi GCG

(3)

Rencana Jangka Menengah Tahun 2011 1. Finansial

a. Meningkatkan pertumbuhan aset 25%

b. Meningkatkan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga15% c. Meningkatkan pertumbuhan kredit sebesar 32 %

d. Mengendalikan risiko kredit dengan mempertahankan NPL ≤ 2 % e. Memelihara kecukupan modal bank dengan rasio CAR > 12%

f. Meningkatkan Pencapaian hasil ( return) dengan rasio ROE 20% dan ROA 2% g. Meningkatkan spread hasil bunga dengan rasio NIM normatif 9%

h. Pengendalian biaya dalam rangka efisiensi, rasio BOPO rata -rata 75%

i. Meningkatkan kontribusi pendapatan fee based income terhadap total pendapatan operasional 5%

j. Menjaga LDR pada rasio sebesar 78% - 100% 2. Nasabah

a. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah :

Penyesuaian tingkat suku bunga giro dan deposito bagi Prime customer khususnya pemerintah daerah yang up to date.

Meningkatkan intensitas dan kualitas pertemuan dengan prime customer (prime customer gathering) diseluruh cabang.

b. Menjadikan Bank sebagai pilihan utama masyarakat dalam transaksi perbankan.

c. Mengajak nasabah turut mempromosikan produk dan jasa layanan perbankan Bank NTT. d. Meningkatkan rasio cross selling produk Bank NTT

e. Meningkatkan program pemasaran produk dan jasa Bank. 3. Internal

a. Meningkatkan kualitas standar pelayanan nasabah. b. Tingkat pertumbuhan yang berimbang.

c. Meningkatkan kecepatan proses operasional banking diseluruh jaringan kantor Bank.

d. Menekan tingkat risiko operasional usaha Bank melalui perbaikan proses kerja, review BPP/SOP dan meninjau kembali kebijakan manajemen.

e. Melakukan sistem audit secara terencana dan selalu melakukan folow up atas hasil setiap temuan yang ada.

f. Merespon terhadap setiap ketentuan baru yang dikeluarkan oleh regulator sehingga sistem operasional bank selalu memenuhi regulasi yang berlaku.

g. Pertumbuhan kredit diarahkan pada portfolio kredit dengan ATMR rendah. 4. Organisasi

a. Menjadikan organisasi yang fleksibel dalam merespon keinginan pasar dan perubahan lingkungan dengan didukung oleh sistem kerja dan teknologi informasi yang mengacu pada GCG.

b. Memiliki budaya kerja yang unggul dan budaya pengelolaan risiko yang kompeten serta berkualitas dalam pelayanan.

5. Karyawan

a. Melakukan revitalisasi manajemen SDM Bank NTT mencakup pengukuran kinerja/goal setting.

b. Menyusun strategi obyektivitas dan key performance indicator yang sesuai bagi setiap level dan setiap individu.

c. Mendisain kompetensi model dan memberikan rekomendasi untuk system assessment kompetensi.

(4)

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK

Bank telah melakukan transparansi terhadap kondisi keuangan dan non keuangan kepada para Stakeholders termasuk laporan keuangan publikasi dan telah menyampaikan laporan tersebut kepada pihak-pihak terkait seperti Bank Indonesia dan para Stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku. Bank telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan non keuangan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.

Bentuk-bentuk penyampaian informasi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, adalah sebagai berikut:

1. Laporan Tahunan Bank telah disusun dan disajikan sesuai Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.

2. Bank telah mempublikasikan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi secara tepat waktu.

3. Bank telah menyampaikan Laporan GCG tahun 2010 kepada Bank Indonesia, pihak independen sesuai ketentuan Bank Indonesia dan disajikan pada Home Page Bank NTT.

4. Bank telah menyusun Buku Pedoman Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) termasuk melakukan implementasi kepada seluruh Cabang dan Cabang Pembantu.

5. Penyempurnaan sistem PMN didalam Sistem Bank Vision Bank NTT dengan menambah 3 (tiga) menu baru untuk pemantauan transaksi.

6. Bank telah melakukan sosialisasi Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Anti Pencucian Uang. 7. Bank melakukan pengkinian data nasabah.

KEPEMILIKAN SAHAM DAN SHARES OPTION

Untuk periode sampai dengan Per 31 Desember 2011, anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank NTT tidak memiliki saham pada Bank NTT, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan perusahaan lainnya yang berkedudukan baik di dalam maupun di luar daerah Propinsi NTT.

Selama periode tahun pelaporan 2011 Bank NTT tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank.

HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

KOMISARIS DAN DIREKSI. a. Hubungan Keuangan

Komisaris Utama PT Bank NTT secara langsung memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali Bank karena pada saat ini posisi yang bersangkutan adalah sebagai Sekretaris Daerah Provinsi NTT.

Anggota Dewan Komisaris PT Bank NTT merupakan Komisaris Independen yang tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, Pemegang Saham Pengendali dan dari Perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya adalah Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank.

Seluruh anggota Direksi PT Bank NTT tidak memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali Bank.

b. Hubungan Keluarga

Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank NTT tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali. PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

(5)

Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem, dan bentuk remunerasi lainnya) selama tahun 2011 sebesar Rp.19.341.878.102,- sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura (fasilitas tidak tetap lainnya termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, kesehatan dan fasilitas lainnya) selama tahun 2011 sebesar Rp. 1.069.959.529 ,- sebagaimana tabel berikut:

No

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun

Dewan Komisaris Direksi

Org Nominal (Rp) Org Nominal (Rp) 1. Remunerasi dalam

bentuk non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem, dll)

3 6.492.260.702 4 12.849.617.400

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura/non natura (fasilitas tidak tetap lainnya antara lain perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki

3 413.922.312 4

656.037.217

1. Dapat Dimiliki 2. Tidak dapat dimiliki

Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam 1 (satu) tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai berikut:

(satuan orang) Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Direksi Jumlah Komisaris

Di atas Rp 2 miliar 4 3

Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar - -

Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar - -

Rp 500 juta ke bawah - -

*) diterima secara tunai

PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, bahwa yang di maksud dengan internal fraud adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan yaitu apabila dampak penyimpangannya lebih dari Rp.100.000.000 (Seratus juta rupiah).

Sepanjang tahun 2011 permasalahan penyimpangan internal yang dilakukan oleh pengurus/ pegawai/pegawai tidak tetap dengan total kerugian/penyimpangan yang telah dilakukan lebih dari Rp. 100 juta adalah berjumlah 2 (dua) orang.

Penyimpangan / kecurangan Internal yang dilakukan oleh Pegawai dalam bentuk perbuatan (fraud) berupa penarikan sejumlah rekening nasabah tanpa hak, dengan total kerugian Bank mencapai Rp.

(6)

222,700,700,- total kerugian tersebut belum diselesaikan oleh pegawai yang bersangkutan dan Bank telah memberikan sanksi berupa pemberhentian kepada yang bersangkutan dari Jabatannya.

Jumlah penyimpangan internal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Internal Fraud dalam 1 tahun

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun sebelumnya Tahun Berjalan Tahun sebelumnya Tahun Berjalan Tahun sebelumnya Tahun Berjalan Total Fraud - - 3 2 - - Telah diselesaikan - 3 2 - Dalam proses penyelesaian di internal Bank - - - - - - Belum diupayakan penyelesaiannya - - - - - - Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum - - - - - - PERMASALAHAN HUKUM

Jumlah permasalahan hukum yang dihadapi Bank dan telah diajukan melalui proses hukum, selama periode tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Permasalahan Hukum Jumlah

PHI Perdata Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap/upaya perdamaian

1 - 1

Dalam proses penyelesaian

1

- 1

Total 1 - 1

Permasalahan hukum yang terjadi terkait denga perkara- perkara yang masih dalam proses penyelesaian adalah:

1. Pemberhentian dengan tidak hormat pegawai atas nama Lesly Lay.

2. Dugaan Tindak Pidana Penggelapan yang dilakukan oleh oknum Karyawan Bank NTT atas nama Siswanto.

BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGASI BANK Bank telah menerbitkan Obligasi pada tahun 2011.

Untuk penerbitan obligasi tersebut, Rapat Umum Pemegang Saham telah menyetujuinya yang tertuang di dalam Akta RUPS.

Bank belum pernah melakukan buy back shares dan buy back obligasi yang diterbitkan oleh bank. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( CSR)

(7)

Sebagai bagian dari masyarakat, Bank NTT berkomitmen penuh memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan lingkungan melalui program CSR-nya. Kegiatan sosial dilakukan secara berkesinambungan yang diarahkan kepada bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, keagamanan, kesehatan, pembinaan Olah raga, dan lingkungan yang menjadi dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Bank aktif memberikan kontribusi dalam upaya untuk meringankan beban korban bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Program CSR Bank NTT ditujukankan agar terjalin hubungan serasi antara perusahaan dengan masyarakat, yang didasari dengan nilai, norma, dan budaya masyarakat, selain menerapkan fungsi intermediasi bank ditengah-tengah masyarakat. Untuk itulah, Bank NTT memasukkan program CSR sebagai bagian dari proses bisnis perusahaan dan mencantumkannya dalam sasaran strategis perusahaan serta merupakan bagian dari bentuk Good Corporate Governance.

CSR Bank NTT dilaksanakan tidak hanya untuk memenuhi tanggungjawab sosial, tetapi menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan , bukan sebagai beban, dan perlu bersinergi dengan bisnis inti perusahaan serta berorientasi pada pembangunan berkelanjutan .

Sepanjang tahun 2011, Bank NTT telah melakukan kegiatan CSR dengan total jumlah dana sebesar Rp. 804.482.000,- (delapan ratus empat juta empat ratus delapan puluh dua ribu rupiah) yang disalurkan pada beberapa bidang sebagai berikut:

NO JENIS KEGIATAN WAKTU DAN

TEMPAT

JUMLAH (RP)

1. Bantuan Seminari St. Yohanes Berkhmas Tadabelo

Mataloko, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada

Bajawa, 27 September 2011

50.00.000

2. Bantuan Dana Pada Kelompok Tenun Ikat Tradisional

Putri Tunggal

Atambua, 26 Maret 2011

14.750.000

3. Bantuan Dana Pemberian Bubur Murah LSM

Swara Masyarakat Flobamora

Kupang, 30 Maret 2011

4.000.000

4. Bantuan Bagi Peningkatan Program Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Senang Bakunase Kota Raja Kupang

Kupang, 22 Agustus 2011

2.500.000

5. Bantuan Beras Bagi Bencana Rawan Pangan di

Kabupaten Sumba Timur

Waingapu, 10 Oktober 2011

64.500.000

6. Bantuan Seragam Sekolah Dasar di Wilayah Kantor

Cabang Pembantu Paga

Maumere, 17 Oktober 2011

23.962.000

7. Bantuan Dana Pembangunan Ruang Kelas Sekolah

Tinggi Filsafat Katolik Ledalero – Maumere

Maumere, 28 Oktober 2011

57.000.000

8. Bantuan Beras Bagi Bencana Rawan Pangan di

Kabupaten TTU

Kefamenanu, 31 Oktober 2011

39.250.000

9. Bantuan Beras Bagi bencana Rawan pangan di

Kabupaten Belu

Atambua, 25 November 2011

73.500.000

10. Sumbangan untuk Kegiatan Natal Universitas Artha

Wacana Kupang (UNKRIS)

Kupang, 23 Desember 2011

10.000.000

11. Sumbangan ke 4 (Empat) Panti Asuhan

Panti Asuhan Kasih Agape , Kelurahan Belo Panti Asuhan Siloam, Kelurahan Sikumana Panti Asuhan Alma, Kelurahan Oebufu

Panti Asuhan Sonaf Maneka, Kelurahan Lasiana

Kupang, 23 Desember 2011

40.020.000

12. Sumbangan Gereja GMIT Horeb - Perumnas Kupang Kupang, 27

Desember 2011

(8)

13. Sumbangan untuk Panti Asuhan GMIT Oeba 221, Unkris Kupang dan SLB Penfui dalam rangka Natal 2011

Kupang, 27 Desember 2011

15.000.000

14. Bantuan CSR Natal 2011

Bantuan CSR Natal diberikan oleh seluruh Kantor Cabang pada 3 Rumah Ibadah (Gereja Katolik, Gereja Protestan dan Masjid) @Rp. 5.000.000,-

285.000.000

15. Bantuan untuk Gereja GMIT dan

Gereja Katholik St. Yoseph

Kupang, 3 – 4 Januari 2012

100.000.000

JUMLAH 804.482.000

Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 berikut perubahannya No. 8/14/PBI/2006 ditegaskan bahwa Bank wajib melaksanakan Self Assessment terhadap penerapan GCG. Dari hasil Self Assessment yang dilakukan Bank NTT, dapat disampaikan ringkasan perhitungan peringkat masing -masing faktor sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris : peringkat 2

Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Rapat yang diselenggarakan efektif dan efisien dan telah dituang di dalam dokumen rapat, dan dalam penyelenggaraan rapat sudah cukup maksimal. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris cukup baik. Terdapat anggota Komisaris yang masih merangkap jabatan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Kehadiran fisik anggota Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris berdasarkan BPP GCG telah terpenuhi, tercermin pada tingkat kehadirannya telah sesuai BPP GCG.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi : peringkat 3

Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif. Rapat Direksi telah diselenggarakan secara efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Direksi cukup baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite : peringkat 3

Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Komite telah diatur secara tegas di dalam Pedoman Good Corporate Governance. Rekomendasi Komite-Komite bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris.

Penyelenggaraan rapat Komite-Komite telah berjalan sesuai dengan pedoman GCG perusahaan Bank NTT dan namun penyelenggaraannya belum secara efektif.

4. Penanganan Benturan Kepentingan : peringkat 3

Bank telah cukup memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang diatur di dalam Buku Pedoman Perusahan Good Corporate Governance, dan cukup mampu menghindari potensi terjadinya benturan kepentingan.

(9)

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank : peringkat 2

Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank oleh Direktur Kepatuhan termasuk Satuan Kerja Kepatuhan (Divisi Kepatuhan) telah dijalankan secara efektif dan independen. Direktur Kepatuhan dan serta Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan review dan pengujian atas setiap kebijakan internal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank NTT telah berupaya menyempurnakan Pedoman, sistem dan prosedur seluruh jenjang organisasi yang sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

6. Penerapan Fungsi Audit Intern : peringkat 2

Pelaksanaan fungsi audit intern telah berjalan efektif (independen dan obyektif) dan pedoman intern sebagai acuan pemeriksaan telah memenuhi standar minimum yang ditetapkan SPFAIB. SKAI menjalankan fungsinya secara independen.

Secara keseluruhan kualitas sistem pengendalian intern telah menunjukkan hasil yang cukup memadai. Bank terus berupaya untuk meningkatkan sistem pengendalian intern agar dapat dijalankan secara efektif dan efisien, dan prosedur pengawasan dilaksanakan tanpa pengecualian, serta mempertahankan lingkungan yang menunjang dalam upaya pengendalian intern.

7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern : peringkat 2

Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Independen sesuai dengan keputusan RUPS.

Dalam pelaksanaan auditnya Kantor Akuntan Publik (KAP) Independen telah efektif dan memenuhi kriteria yang ditetapkan, mampu bekerja secara independen dan profesional. Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik baik.

8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern : peringkat 3

Penerapan Manajemen Risiko telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pengendalian dan pemantauan risiko Bank berjalan dengan cukup efektif. Terhadap laporan profil risiko Bank NTT telah menyampaikan laporan profil risiko setiap per triwulan sesuai waktu yang ditetapkan.

9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait ( Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure) : peringkat 3

Bank belum memiliki kebijakan tertulis yang mengatur tentang penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Tidak ditemukan adanya pelanggaran dan pelampauan BMPK serta selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar telah dilakukan sesuai ketentuan Bank Indonesia dimana sampai dengan saat ini tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran BMPK.

Dalam pengambilan keputusan terkait penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan oleh manajemen secara independen dan Diversifikasi penyediaan dana cukup merata.

10. Tranparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan Laporan Internal : peringkat 3

Dalam penyampaian informasi keuangan Bank dan non keuangan Bank baik pada laporan publikasi maupun laporan tahunan, Bank telah melakukan penyampaian secara transparansi sesuai ketentuan yang berlaku. Bank NTT telah menyampaikan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance dan hasil Self Assessment GCG kepada Bank Indonesia setempat dan pihak tertentu secara tepat waktu. Belum tersedianya petugas Bank yang bertugas/ditugaskan secara khusus untuk memaksimalkan portal/website Bank NTT.

(10)

11. Rencana Strategis Bank : peringkat 3

Rencana Bisnis Bank (bussiness plan) sesuai dengan visi dan misi Bank serta Rencana Korporasi (corporate plan) Bank yang disusun dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Rencana strategis Bank dibuat dengan memperhatikan rencana jangka pendek dan menengah. Realisasi rencana bisnis Bank cukup sesuai dengan rencana bisnis Bank.

Dari hasil perhitungan peringkat masing-masing faktor di atas, dan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum berikut perubahannya, Bank telah melakukan Assessment terhadap 11 faktor penilaian dengan hasil bahwa secara keseluruhan penerapan GCG pada Bank NTT termasuk kedalam predikat “Cukup Baik” dengan nilai Komposit sebesar 2.75.

Rincian hasil Self Assessment per-masing-masing aspek dapat tergambar di dalam tabel di bawah ini:

No Aspek Yang Dinilai Bobot Peringkat Nilai

1. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Dewan Komisaris 10 % 2 0,20

2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Direksi 20 % 3 0,60

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas

Komite 10 % 3 0,30

4. Penanganan Benturan Kepentingan 10 % 3 0,30

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5 % 2 0,10

6. Penerapan Fungsi Audit intern 5 % 2 0,10

7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5 % 2 0,10

8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan

Pengendalian Intern 7,5 % 3 0,225

9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure)

7,5 % 3 0,225

10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan Laporan Internal

15 % 3 0,45

11. Rencana Strategis Bank 5 % 3 0,15

Nilai Komposit 100 2,75

Predikat Komposit CUKUP

BAIK

Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur per akhir tahun buku 31 Desember 2011.

Demikian Laporan ini disampaikan, agar maklum.

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

Fransiskus Salem, SH. M.Si Daniel Tagu Dedo, SE Komisaris Utama Direktur Utama

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum Anda mengenal teknik modularitas, apa yang Anda lakukan bila diminta membuat halaman web sejumlah 20 buah dengan desain layout yang sama, namun

kepercayaan, hubungan kerja yang baik dan lingkungan kerja yang saling menghormati dengan mitra usaha di Timur Tengah selalu menjadi bagian penting dalam

f) Berdasarkan hasil Matriks Strategi Besar diperoleh alternatif strategi yaitu Diversifikasi Terkait dan Diversifikasi Tak Terkait. Tahap keputusan terdiri dari Matriks

Maka pembangunan hukum nasional hanya akan dapat dicapai, apabila tercipta suatu pola pandang tentang hukum yang akan dibangun itu tidak saja hukum dalam pengertian

Tuntutan seseorang yang berkelut di bidang pendidikan khususnya adalah mampu mencipatakan karya ilmiah baik tuntutan tugas maupun yang hendak melakukan penelitian. Dalam

ƒ Keberangkatan bus yang ke-(k+1) dari SNS menuju MN1 (ke arah KM) dan keberangkatan bus yang ke-(k+1) dari SNS menuju ANC keduanya menunggu kedatangan bus yang berangkat

Materi sosialisasi meliputi rencana kegiatan pembangunan Rumah Sakit bertaraf internasional di Meruya Selatan, Jakarta Barat, lokasi administratif kegiatan, tahap-tahap

SAI GARMENTS INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP DEMING CYCLE USE-PDSA” adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi pendidikan S-1 pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen