• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KABUPATEN TANAH DATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIAPAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KABUPATEN TANAH DATAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KABUPATEN TANAH DATAR

HARDIANTO DAN ERISMEN SYAM

Program Studi Administrasi Niaga Politeknik Pasir Pengaraian

ABSTRACT

The background of this research is that there are still some of senior high school headmasters in Tanah Datar (Kab) who still don’t understand in implementing KTSP, based on their knowledge, understanding and their capability. This is a descriptive research. All of the sample were taken from all is population. This research used quistionaire and semantic differensial model to collect the data. The data were analyzed using average score formula. This research shows: 1) Senior high school headmasters are categorized quite ready in knowledge side to implement KTSP in Tanah Datar (Kab), with average score 8,21; 2) Senior high school headmasters are categirized quite ready in undestanding side to implement KTSP in Tanah Datar (Kab), with average score 7,88; 3) Senior high school headmasters are categorized quite ready in their capability to implement KTSP in Tanah Datar (Kab), with average score 8,20. Generally, senior high school are categorized quite ready to implement KTSP, with the total average score is 8,09

Key words: Readiness, Implementation, KTSP PENDAHULUAN

Sektor pendidikan merupakan bidang yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan manusia Indonesia secara utuh dan maksimal.

Dalam Standar Nasional Pendidikan (Pasal 1, Ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). KTSP merupakan tantangan bagi pendidik, yaitu tantangan terhadap standar yang mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada SI dan SKL memfokuskan pada peningkatan iman dan Taqwa serta akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, minat sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global, persatuan nilai nasional dan kebangsaan, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, kesetaraan gender, dan karakteristik satuan pendidikan.

Kesiapan kepala sekolah dalam Mengimplementasikan KTSP di Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat dari pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam melaksanakan tugas. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ketiga hal tersebut masih cukup jauh dari apa yang diharapkan. Pengamatan penulis sementara dan hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah SMAN di Kabupaten Tanah datar, terlihat beberapa fenomena sebagai berikut : 1. Sebagian kepala sekolah kurang memiliki

pengetahuan dan pemahaman tentang perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan

(2)

2. Sebagian kepala sekolah kurang memiliki pengetahuan tentang pembuatan kalender pendidikan.

3. Sebagian kepala sekolah kurang memiliki pemahaman tentang merencanakann struktur muatan KTSP

4. Sebagian kepala sekolah kurang memiliki pengetahuan tentang pembuatan program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5. Kurangnya bimbingan dari kepala sekolah

kepada guru dalam pembuatan perangkat mengajar seperti; Pembuatan program tahunan, program semester, silabus dan rencanan pelaksanaan pembelajaran (RPP). 6. Kurangnya Sosialisasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kepada guru pihak sekolah.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diartikan sebagai kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP

ini dapat diterapkan pada setiap jenis, dan jenjang pendidikan. Untuk itu menuntut kesiapan yang sangat matang untuk dapat mengimplementasikannya dari berbagai pihak baik kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah dan lembaga lainnya. Penelitian ini dibatasi pada: “Kesiapan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kabupaten Tanah Datar”

Berdasarkan uraian kajian teori diatas, dapat disimpulkan Kesiapan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah Menengah Umum Negeri di kabupaten Tanah Datar tentu perlu mengetahui kesiapan apa yang dilaksanakan sebelum proses belajar mengejar. Untuk melihat kesiapan tersebut, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah :

Gambar 1 Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini mencoba mengungkapkan Kesiapan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)) di Kabupaten Tanah Datar.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar yang berjumlah 15 orang dan tersebar pada 15

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN). Karena populasinya sedikit, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan menggunakan skala semantik diferensial yang memiliki rentangan jawaban dari 1 s/d 10. Responden tinggal memilih salah satu dari angka tersebut. Semua data akan diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan dan pernyataan penelitian, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Kesiapan Kepala Sekolah dalam

Mengimplementasikan KTSP

Pemahaman Pencapaian Tujuan pendidikan Pengetahuan

(3)

1. Verifikasi data, yaitu memeriksa semua angkat yang telah diisi oleh responden untuk mengetahui kelengkapan atau kelayakannya.

2. Mengelompokkan data yang telah diverifikasi

3. Pemberian skor dilakukan berdasarkan alternatif jawaban yang dipilih oleh responden

4. Data diolah dengan menggunakan rumus-rumus (Mean) sebagai berikut:

Mx = 

fX

Keterangan: Mx = Rata- rata

ΣfX = Jumlah skor item N = Jumlah Responden

5. Setelah data diolah, langkah selanjutnya menentukan kualitas atau gambaran hasil penelitian tentang Kesiapan Guru Sekolah Menengah Atas dalam Mengimplementasikan KTSP di Kab. Tanah datar digunakan kategori berikut ini, (Sudjana: 1982):

Kategori Skor Rata-rata Sangat baik/ Sangat Siap 9,30 - 10 Baik/ Siap 8,5 - 9,29 Cukup baik/ Cukup Siap 7,7 - 8,49 Kurang baik/ Kurang Siap 6,9 - 7,689 Tidak baik/ Tidak Siap 6 - 6,89

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan tentang Kesiapan Kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) di Kabupaten Tanah Datar. Kesiapan tersebut dilihat dari tiga hal, yaitu: 1) Pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Keterampilan.

1. Kesiapan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dari segi Pengetahuan dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Distribusi data tentang pengetahuan kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di kabupaten tanah datar dapat dilihat bahwa perolehan skor rata-rata

pengetahuan kepala sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan KTSP adalah 8,21. Hasil ini menunjukan bahwa menurut kepala sekolah pengetahuan mereka mengenai KTSP cukup memadai. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah SMAN di kabupaten Tanah Datar cukup siap untuk melaksanakan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Skor tertinggi berada pada pengetahuan kepala sekolah mengenai cara mengelola kelas untuk pembelajaran berbasis kompetensi yang didasarkan pada KTSP yaitu 8,53. Sedangkan skor terendah adalah 7,93 yaitu media yang tepat untuk pembelajaran berbasis kompetensi yang didasarkan pada KTSP.

2. Kesiapan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dari segi Pemahaman dalam mengimplementasikan kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP ) Distribusi data tentang pemahaman kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di kabupaten tanah datar dapat dilihat bahwa perolehan skor rata-rata pemahaman kepala sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan KTSP adalah 7,88. Hasil ini menunjukan bahwa menurut kepala sekolah pemahaman mereka mengenai KTSP cukup memadai. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah SMAN di kabupatren Tanah Datar cukup siap untuk melaksanakan KTSP. Skor tertinggi berada pada pemahaman kepala sekolah mengenai cara penyusunan program pembelajaran tahunan berbasis kompetensi yang sesuai dengan KTSP yaitu 8,4. Sedangkan skor terendah 5,13 yaitu cara menilai hasil pembelajaran yang berbasis kompetensi yang diadasarkan KTSP.

3. Kesiapan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dari segi Keterampilan dalam mengimplementasikan kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP)

Distribusi data tentang pemahaman kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN)

(4)

dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di kabupaten tanah datar dapat dilihat bahwa skor rata-rata keterampilan kepala sekolah dalam mengimplementasikan KTSP adalah 8,20. Hasil ini menunjukan bahwa menurut kepala sekolah keterampillan mereka mengenai KTSP cukup memadai. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah SMAN di kabupaten Tanah Datar cukup siap untuk melaksanakan KTSP. Skor tertinggi adalah 8,53 berada pada keterampilan kepala sekolah dalam membantu guru

yang bermasalah dalam menyusun program pembelajaran tahunan berbasis kompetensi yang didasarkan pada KTSP. Sedangkan skor terendah 7, 86 berada pada keterampilan kepala sekolah dalam membantu guru yang bermasalah dalam menggunakan media yang tepat untuk pembelajaran berbasis kompetensi yang didasarkan pada KTSP.

Jadi Rata-rata keseluruhan hasil penelitian kesiapan guru sekolah menengah atas dalam mengimplementasikan KTSP di kab. Tanah Datar dapat dilihat rekapitulasinya pada tabel berikut ini:

No Aspek yang diteliti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 N Skor rata-rata (Mx) F ∑fx f ∑fx f ∑fx f ∑fx f ∑fx F ∑fx f ∑fx f ∑fx f ∑fx f ∑fx 1 Pengetahuan 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1,87 6 4,5 15 13,12 51 51 28 31,5 17 21,25 15 8,21 2 Pemahaman 0 0 0 0 0 0 0 0 7 3,88 5 3,33 15 11,66 55 43,88 30 30 23 25,55 15 7,88 3 Keterampilan Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4,66 1,42 2,39 14 8,33 6 4,61 28 19, 33 14 12,92 83 47,4 3 47,42 47,43 50 36 32,1 2 31,2 0 31 23, 66 22,14 22,98 15 15 8,20 8,09

Tabel di atas menunjukkan skor rata-rata keseluruhan 8,09 kesiapan kepala sekolah dalam mengimplementasikan KTSP dari segi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dapat dikategorikan cukup memadai. Skor rata-rata tertinggi adalah 8,21 yang terdapat pada pengetahuan kepala sekolah dalam mengimplementasikan KTSP. Sedangkan skor terendah adalah 7,88 yang terdapat pada pemahaman kepala sekolah dalam mengimplementasikan KTSP. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kepala sekolah cukup siap dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian yang sudah dideskripsikan pada bagian sebelumnya yang mencakup: 1) Pengetahuan kepala sekolah menengah atas negeri dalam mengimlementasikan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, 2), Pemahaman kepala sekolah menengah atas negeri dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan, 3) Keterampilan kepala sekolah menengah atas negeri dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan di Kabupaten Tanah Datar. 1. Pengetahuan kepala sekolah Menengah

Atas Negeri dari Segi Pengetahuan dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Secara keseluruhan kesiapan kepala sekolah menengah atas negeri dalam mengimplementasikan KTSP di Kabupaten Tanah Datar dari segi pengetahuan berada pada kategori cukup memadai. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kepala sekolah dalam megimplementasikan KTSP cukup memadai dengan skor rata-rata 8,21. Salah satu yang menyebabkan pengetahuan kepala sekolah belum memadai adalah kurangnya pemberian pelatihan kepada

(5)

kepala sekolah. Dari 15 orang kepala sekolah, baru 53 % yang mendapatkan pelatihan yang memadai.

Menurut Nitisemito (1994) dalam www.google.com Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Simamora (1997) dalam www.google.com pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatka tujuan- tujuan organisasional.

Menurut Armstrong (1991) dalam www.google.com Training is a planned process to modify attitude, knowledge or skillbehavior through learning exsperience to achieve performance in an activity or of activities. Menurut Alan Cowling & Phillips James (1996:110) dalam www.google.com memberikan rumusan pelatihan sebagai “perkembangan sikap/pengetahuan/keterampilan pola kelakuan yang sistematis yang dituntut oleh seorang karyawan (baca : guru) untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan memadai”

Dari berbagai pendapat diatas maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah merupakan proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan dimana kepala sekolah dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat bekerja lebih baik.

Sondang Siagian (1997:183-185) dalam www.google.com mengemukakan tentang manfaat dari penyelenggaraan program pelatihan, di bawah ini akan dikemukakan tentang manfaat penyelenggaraan program pelatihan, baik untuk sekolah maupun guru itu sendiri. Bagi sekolah setidaknya terdapat tujuh

manfaat yang dapat dipetik yaitu; 1) peningkatan produktivitas kerja sekolah sebagai keseluruhan, 2) terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan, 3) terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, 4) meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam prganisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi, 5) mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang partisipatif, 6) memperlancar jalannya komunikasi yang efektif, dan 7) penyelesaian konflik secara fungsional. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Tanah Datar cukup siap untuk mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Pemahaman kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pemahaman kepala sekolah menengah atas negeri dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dari segi pemahaman berada pada kategori cukup memadai . Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata yaitu 7,88. Hal yang menyebabkan belum memadai pemahaman kepala sekolah secara sempurna yaitunya karena kurangnya pemberian pelatihan dan penataran kepada kepala sekolah. pengetahuan kepala sekolah mengenai kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Bloom, dkk (1991) yang dikutip Ramli (2003) pemahaman adalah mencakup kemampuan arti dan makna hal yang dipelajari.

Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar cukup siap dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilihat dari segi pemahaman kepala sekolah.

(6)

3. Keterampilan kepala sekolah Menengah Atas Negeri dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Keterampilan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan secara keseluhan dapat dikategorikan cukup memadai. Karena dari hasil penelitian dapat dilihat skor rata-rata sebesar 8,20.

Dalam penerapan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kepala sekolah harus memiliki keterampilan dalam menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan masalah Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Secara realitanya kepala sekolah harus bisa mempunyai keterampilan yang memadai seperti keterampilan dalam mengembangkan komponen- komponen yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Dengan bekal keterampilan kepala sekolah yang sempurna akan dapat memberikan bimbingan kepada guru yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar cukup siap dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilihat dari segi keterampilan kepala sekolah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesiapan Kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar dari segi pengetahuan cukup siap untuk mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal ini dapat dapat dilihat dari skor yang diperoleh sebesar 8,21

2. Kesiapan Kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar dari segi pemahaman cukup siap untuk mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).Hal ini dapat

dilihat dari skor yang diperoleh sebesar 7,88.

3. Kesiapan Kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar dari segi keterampilan cukup siap untuk mengimplemtasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh sebesar 8,20.

4. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kabupaten Tanah Datar cukup siap untuk melaksanakan KTSP baik dari segi pengetahuan, pemahaman dan keterampilannya tentang KTSP. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh sebesar 8,09

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2005). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, suharsimi. (2008). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Aditya Media.

Badan Litbang Departemen Agama. (2006). Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan Akademis).Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan

Badan Litbang Departemen Agama. (2006). Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan Akademis).Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Chaniago, Arman. (1996). Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

Kustiniunair. (2008). Bab II Tinjauan Pustaka. (www.google.com) diakses tanggal 27 Januari 2009

Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasisi Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

(7)

Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya

Ramli, Elizar ( 2002) Bahan Ajar, Profesionalisasi AIP. Padang: UNP

Sutrisno.(2008) Makalah. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) di Propinsi Jambi.

(www.google.com) diakses tanggal 27 Januari 2009

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal. Jakarta: Sinar Grafia Offset

Gambar

Gambar 1  Kerangka Konseptual
Tabel  di  atas  menunjukkan    skor  rata- rata-rata keseluruhan  8,09 kesiapan kepala sekolah  dalam  mengimplementasikan  KTSP  dari  segi  pengetahuan,  pemahaman,  dan  keterampilan  dapat  dikategorikan  cukup  memadai

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Dokumen Kualifikasi Layanan Pengadaan Kabupaten Bangka Tengah mengundang Saudara agar dapat hadir pada. ’at 17

[r]

Kepemilikan Saham terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan dengan Mekanisme Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi: Studi Empiris pada Emiten Perbankan

Bagi investor di pasar modal Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pengujian pengaruh nilai tukar rupiah dan volume perdagangan

Diharapkan kepada Penyedia untuk membawa Dokumen Prakualifikasi, Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis dan Dokumen Penawaran Biaya Asli dan Copy 2 ( Dua ) rangkap

Lampiran : Pengumuman Peringkat Teknis Pekerjaan Konsultan Pengawasan Pembangunan Ruang Perawatan Kelas I, II, VIP dan Super VIP. Nomor : 09-11329654/ULP-POKJA.02/2017 Tanggal

Untuk keperluan itu jaringan harus bebas air dahulu (dehidrasi) dan karena parafin tidak dapat bercampur dengan alkohol harus diganti dengan bahan lain yang dapat tercampur

City development can not be separated its from population growth, like Bekasi city with till the end reached about 1.708.337 people. The high population growth caused appear of