• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia yang semakin berkembang dari tahun ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia yang semakin berkembang dari tahun ke"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan Ekonomi Indonesia yang semakin berkembang dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang semakin baik sehingga memicu perkembangan bisnis dari berbagai bidang sektor usaha. Potensi tingkat pertumbuhan 5,9% pada tahun 2014 akan memacu para pelaku bisnis untuk melihat peluang dalam melakukan peningkatan bisnis mereka, baik melakukan bisnis baru ataupun pengembangan bisnis yang sudah dilaksanakan (Kementerian Keuangan, 2014).

Salah satu bidang usaha yang menarik untuk dikaji dan dilaksanakan adalah bisnis di bidang industri pariwisata. Menurut The World Travel and Tourism Council (WTTC) melalui direkturnya bernama David Scowsill yang merupakan kepala organisasi otoritas global untuk industri pariwisata dunia menyatakan bahwa Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan industri pariwisata yang tinggi dibanding negara lain yang tergabung dalam Negara G20. Tingkat pertumbuhan industri pariwisata Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8,40 % dari pertumbuhan ekonomi nasional dan diprediksi akan semakin mengalami peningkatan pertumbuhan pada tahun 2014 (Kontan, 19 Maret 2014). Hal ini didukung dengan adanya pertumbuhan ekonomi pada kelas menengah yang semakin berkembang mencapai 56,7% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2013 yang artinya jumlah kelas menengah di Indonesia telah mencapai 141 juta orang. Kelas menengah yang dimaksud menurut sekretariat kabinet Indonesia tahun 2014 adalah kelompok masyarakat dengan

(2)

2 pengeluaran uang tiap hari sebesar dua dollar AS atau setara dengan Rp22.756 (dengan kurs 1 Dollar AS: Rp 11.378) hingga 20 dollar AS (AntaraNews, 16 April 2014).

1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan

Bisnis pariwisata merupakan bisnis yang dapat memberikan dampak perekonomian yang menjanjikan pada suatu daerah ataupun negara. Kedatangan para wisatawan mampu memberikan nilai kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat untuk melakukan kegiatan bisnis yang pada akhirnya dapat memberi manfaat dalam menambah pendapatan daerah ataupun negara, menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat mengatasi permasalahan pengganguran, dan dapat membentuk kesadaran masyarakat sekitar untuk tetap menjaga dan melestarikan kearifan budaya lokal daerah atau negaranya.

Kabupaten Kudus merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi pariwisata yang tinggi dan strategis untuk pengembangan industri pariwisata daerah. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2012 di Kabupaten Kudus mencapai 1.187.670 orang, tahun 2013 sebanyak 1.114.269 orang, dan pada tahun 2014 sendiri sampai dengan bulan Agustus mencapai jumlah wisatawan sebanyak 925.328 orang. Jumlah kunjungan wisatawan sekitar 80% dari jumlah kunjungan total wisatawan per tahun didominasi oleh wisatawan yang berkunjung ke tempat obyek wisata budaya seperti kompleks Masjid Menara Kudus dan makam Sunan Muria. Sedangkan sisanya 20%, wisatawan berkunjung pada obyek wisata alam seperti Air terjun Montel, Rejenu air tigas rasa, Rahtawu dan situs Purba

(3)

3 Patiayam. Serta wisata buatan seperti Taman Krida Wisata, museum Kretek, dan Taman Ria Colo yang tersebar di daerah Kudus. (Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, 2014). Kabupaten Kudus memiliki budaya yang menarik untuk dipelajari dan ditunjukkan kepada masyarakat luas, salah satunya adalah rumah adat Kudus. Rumah adat asli Kudus sering dikenal dengan sebutan nama rumah Joglo. Rumah joglo mampu memberikan informasi budaya yang menarik untuk dipelajari karena memiliki filosofi cerita tersendiri dan kelas sosial penghuni dari setiap motif ukiran pada bangunan rumah joglo. Budaya lainya adalah Batik khas kota Kudus, batik khas kota Kudus memiliki banyak motif yang beragam seperti motif beras kecer , lung-lungan, bunga Parijoto, dan motif kapal kandas. Beras kecer itu artinya beras yang terserak jadi latarnya seperti titik-titik agak lonjong, motif lung-lungan seperti lengkung ujung pancing, motif bunga parijoto adalah bunga yang tumbuh di lereng Gunung Muria, dan motif Kapal Kandas yang menceritakan sejarah kapal pembawa rempah-rempah milik Sam Po Kong yang kandas di sekitar Gunung Muria. Berbagai macam motif batik khas Kota kudus inilah yang memberikan cerita tersendiri untuk membedakan dengan batik-batik dari daerah lainnya di Indonesia (Viva life News, 2012).

Sejauh pengamatan yang dilakukan penulis terhadap bisnis pariwisata di berbagai daerah seperti kota Yogyakarta, Bali, Jakarta, dan Kudus memberikan pandangan bahwa di kota-kota tersebut telah berkembang tempat atau area yang memberikan kemudahan fasilitas bagi wisatawan untuk berkunjung dan memperoleh kebutuhan yang diinginkan wisatawan yang berkunjung di kota-kota tersebut. Di kota

(4)

4 Yogyakarta misalnya memiliki area wisata yang dikenal dengan Malioboro, Malioboro merupakan kawasan wisata yang menyediakan pusat oleh-oleh, kuliner khas Yogyakarta disepanjang pinggir jalan. Barang yang dijual pun bervariasi dan mayoritas merupakan oleh-oleh, kuliner khas kota Yogyakarta. Tidak hanya menjual oleh-oleh dan kuliner khas kota Jogja, di area Malioboro juga terdapat bangunan-bangunan bersejarah seperti Keraton Yogyakarta, benteng Vredebrug, dan bangunan-bangunan sejarah lainnya yang memberikan cerita dan kesan tersendiri bagi para wisatawan yang datang.

Bali merupakan provinsi eksotis di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang dimilikinya.Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Bali untuk menikmati pesona wisata yang diperkenalkan pada setiap sudut daerahnya.Sejauh pengamatan yang dilakukan penulis, Bali memilki tempat yang menyediakan oleh-oleh dan kuliner khas Bali seperti area toko Joger dan Krisna. Ditempat ini wisatawan dapat mudah mendapatkan oleh-oleh dan kuliner dalam satu tempat tanpa susah untuk mencari diberbagai tempat.

Kota Jakarta, pengamatan yang dilakukan di kota yang menjadi ibukota Negara Indonesia ini, salah satu yang menarik untuk dikunjungi adalah museum Fatahillah. Museum Fatahillah merupakan museum sejarah kota Jakarta yang memperkenalkan berbagai macam history bangunan dan peninggalan benda- benda pada zaman Belanda, Tarumanegara, dan Pajajaran. Di area ini juga menyediakan fasilitas bagi wisatawan untuk mendapatkan oleh-oleh dan kuliner khas kota Jakarta. Sedangkan

(5)

5 untuk pengamatan yang dilakukan di kota Kudus sendiri penulis mengambil satu tempat yang dikenal dengan nama Rumah Mode Kudus. Rumah mode Kudus merupakan suatu tempat dengan latar belakang bangunan belanda tahun 1836 yang menyediakan tempat kuliner dan penjualan souvenir di kota Kudus. Namun sayangnya produk yang dijual berupa kuliner dan souvenir tergolong produk modern sehingga belum mewakili ciri khas dari apa yang dimiliki kota Kudus sendiri.

Kondisi ekternal yang telah dijelaskan di atas memberikan peluang bagi pelaku bisnis untuk mengembangan model bisnis pariwisata yang memberikan akses kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung di kota Kudus dalam satu tempat serta ikut andil dalam memperkenalkan lebih lanjut secara nasional dan global warisan budaya Indonesia.

1.2 Lingkungan Internal Perusahaan

Perkembangan industri pariwisata menurut wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif menyatakan bahwa industri pariwisata Indonesia pada tahun 2014 mencapai pertumbuhan cepat dengan angka 9,39% melebihi diatas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,7%. Dijelaskan juga bahwa industri pariwisata menyumbang sejumlah 23% dari total pendapatan Negara Indonesia pada tahun 2013 sebesar Rp 1.502 triliun (Tempo, 6 Maret 2014). Melihat data tersebut tentunya bisnis pariwisata merupakan peluang besar dalam perkembangannya untuk digiatkan dan dikembangkan lebih lanjut.

(6)

6 Hal inilah yang mendorong penulis melihat peluang untuk membuat ide bisnis yang diberi nama Galeri rumah adat Kudus karena di kota Kudus sendiri obyek wisata yang ditawarkan masih memiliki potensi untuk berkembang. Belum adanya obyek wisata yang memberikan informasi sejarah dengan latar belakang bangunan bersejarah serta menyediakan oleh-oleh dan kuliner kota Kudus secara lengkap dalam satu tempat merupakan potensi tersendiri bagi pelaku bisnis untuk memanfaatkan peluang ini. Apalagi rumah adat Kudus juga telah masuk dalam daftar obyek wisata yang telah ditetapkan dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Kudus namun dalam realisasinya Obyek wisata tersebut belum spesifik dijelaskan secara rinci.

Galeri rumah adat Kudus nantinya akan didirikan di kota Kudus tepatnya berada di jalan Menara yang berjarak kurang lebih 80 meter sebelah utara dari obyek wisata budaya yang sudah ada yaitu obyek wisata kompleks Masjid Menara Kudus. Sehingga dalam pengenalan obyek wisata budaya yang baru ini akan dapat lebih mudah. Konsep yang ditawarkan nantinya adalah sebuah galeri yang memiliki latar belakang rumah Joglo asli kota Kudus dengan ukiran yang dibuat tahun 1817. Dengan latar belakang menggunakan rumah Joglo asli tahun 1817 tersebut nantinya diharapkan memberikan kesan kepada wisatawan merasakan nuansa khas kota Kudus pada masa lampau. Di dalam galeri ini akan menyediakan berbagai macam fasilitas utama seperti ruangan yang memperkenalkan motif ukiran bangunan Joglo, benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan history masyarakat Kudus pada zaman dahulu dengan didampingi oleh guide diharapkan wisatawan dapat lebih mudah mengenal informasi budaya yang terjadi di Kota Kudus pada zaman dahulu. Fasilitas

(7)

7 selanjutnya adalah ruangan yang memutarkan film dokumenter sejarah kota Kudus, diharapakan dengan adanya fasilitas ruangan yang memutarkan film dokumenter ini wisatawan dapat lebih mudah memahami aktivitas yang dilakukan masyarakat kota Kudus pada zaman dahulu. Fasilitas tempat penjualan oleh-oleh, dalam galeri ini menyediakan oleh-oleh khas kota Kudus secara lengkap seperti oleh-oleh makanan ringan seperti jenang Kudus, keciput, gapit, kecap THG dan masih banyak lainnya. Untuk oleh-oleh khas Kudus lainya juga menjual kaos dengan motif bergambar menara, joglo yang didesain lebih fashionable, mukena bordir khas Kudus, dan batik khas kota Kudus. Fasilitas restoran, restoran didalam galeri rumah adat Kudus ini menyediakan menu kuliner khas kota Kudus seperti soto Kudus, nasi pindang, lentog, garang asem dan minuman temulawak khas kota Kudus. Fasilitas proses membatik, disini nantinya diperkenalkan proses membatik seperti kebanyakan proses membatik di kota-kota lainnya namun yang membedakan adalah mengenai corak khas batik Kota Kudus.dengan diberi penjelasan mengenai corak asli kudus pada batik, wisatawan dapat mengerti arti motif pada batik khas kota Kudus seperti apa. Fasilitas penunjang lainnya yang tidak kalah penting adalah tersedianya tempat parkir, mushola, toilet, dan mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) bank yang mana diharapkan memberikan pelayanan kenyamanan bagi para pengunjung untuk menikmati situasi selama berada di galeri rumah adat Kudus tersebut.

Melihat faktor-faktor internal pada galeri rumah adat Kudus yang telah dijelaskan diatas menjadikan kekuatan bagi perusahaan untuk memulai bisnis pariwisata di Kota Kudus.Selain untuk diperkenalkan sebagai obyek wisata baru di

(8)

8 kota Kudus, juga dapat membantu progam pemerintah untuk memperkenalkan lebih lanjut budaya yang telah dimiliki sejak lama serta menjaga warisan budaya asli yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai penjelasan lingkungan eksternal dan internal perusahaan di atas menjelaskan bahwa Galeri rumah adat Kudus mememiliki peluang untuk dapat bersaing bisnis pada Industri pariwisata di Kota Kudus Khususnya. Belum adanya Obyek wisata dengan latar belakang rumah adat Kudus dan masih minimnya tempat yang menyediakan informasi budaya kota Kudus serta fasilitas penjualan oleh-oleh, kuliner khas kota Kudus yang lengkap dalam satu tempat menjadikan peluang bisnis galeri rumah adat Kudus untuk segera dilaksanakan sehingga upaya pemenuhan kebutuhan yang diinginkan para wisatawan yang berkunjung ke kota Kudus dapat segera terpenuhi dengan baik.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan pembuatan perancangan model bisnis yang sesuai untuk ide bisnis Galeri rumah adat Kudus yang menawarkan konsep baru dimana Galeri tersebut memberikan semua kebutuhan yang diinginkan wisatawan secara lengkap dalam satu tempat ketika berkunjung di kota Kudus.

(9)

9 1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk membuat perancanganmodel bisnis dengan nine building blocks Galeri rumah adat Kudus sehingga dapat memberikan gambaran mengenai informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan bisnis dalam pelaksanaan ide Galeri rumah adat Kudus yang akan dijalankan tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian perancangan model bisnis Galeri rumah adat Kudus ini antara lain :

1. Penulis, Penelitian ini diharapkandapat memberikan pembelajaran bagi penulis untuk memahami konsep dan pengimplementasian model bisnis dalam bidang pariwisata khususnya wisata budaya di Kota Kudus serta dapat menjadi bagian dari penulisan tesis.

2. Pelaku bisnis, Penelitian ini setidaknya diharapkan dapat memberikan informasi bagi pelaku bisnis untuk melakukan pengembangan serta menerapkan bisnis dalam bidang pariwisata khususnya wisata budaya.

3. Pembaca, Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai perancangan model bisnis dengan langkah- langkah yang benar sehingga dapat diimplementasikan pada bidang bisnis yang lain.

(10)

10 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dilakukan pada penilitian ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab menjelaskan mengenai :

Bab 1 Menjelaskan mengenai lingkungan eksternal dan internal Galeri rumah rumah adat Kudus, rumusan masalah yang mendorong untuk melaksanakan penelitian ini, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian dari perancangan model bisnis.

Bab 2 Menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang meliputi: definisi pariwisata, definisi model bisnis, komponen model bisnis, model bisnis kanvas, dan teknik perancangan model bisnis.

Bab 3 Menjelaskan mengenai metodelogi penelitian yang dilakukan meliputi level analisis, sumber dan metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab 4 Menjelaskan mengenai strategi dan rencana bisnis mengenai gambaran perancangan model bisnis galeri rumah adat Kudus.

Bab 5 Menjelaskan rencana aksi yang merupakan bagian yang membantu untuk mengelola pelaksanaan strategi yang terdiri dari empat bagian yaitu (1)kegiatan, (2) penanggung jawab, (3) Ukuran kinerja, dan (4) waktu untuk model bisnis yang dijalankan.

(11)

11 BAB II

LANDASAN KONSEPTUAL

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu aktivitas dengan sesuatu yang kompleks didalamnya ada banyak definisi yang menjelaskan mengenai pengertian pariwisata menurut berbagai ahli. Yang pertama menurut Prof.Salah Wahab dalam Yoeti(1982) menjelaskan bahwa didalam pariwisata ada tiga unsur penting,yaitu manusia (man) orang yang melakukan perjalanan wisata, ruang (space) daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan, dan unsur yang terkahir yaitu waktu (time) yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal didaerah tujuan wisata. Atas dasar dari ketiga unsur tersebut menurut Prof. Salah Wahab memberikan pengertian pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, di mana ia memperoleh pekerjaan tetap. Selain itu, Yoeti (1982) menjelaskan bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari satu tempat ke tempat yang lain. Terakhir menurut Karyono (1997) menjelaskan dua definisi pariwisata. Pertama pariwisata diartikan sebagai keseluruhan kegiatan yang menyangkut pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani kebutuhan wisatawan. Kedua pariwisata adalah rangkaian kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Inggris tanggal 2 adalah 2nd , dibaca the second Bahasa Inggris tanggal 3 adalah 3rd , dibaca the third Bahasa Inggris tanggal 4 adalah 4th , dibaca the fourth

Ditinjau dari kualitas produk yang dihasilkan, pengkrajin mebel kayu di di Desa Pathuk, Kecamatan Pathuk telah dalam memproduksi mebel kayu dan teknik finishing melamine

Organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu organisasi manufaktur dan jasa, masing-masing memiliki tantangan unik pada fungsi operasinya. Terdapat

Tabel 5. Maka dilakukan  penggabungan sel untuk kembali di uji dengan uji chi-square. Peneliti memutuskan untuk menggabungkan kelompok tingkat stres ringan dengan kelompok

Menurut Sudjana (199) hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut

Hedging contract forward merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi kerugian akibat fluktuasi kurs valas, karena kontrak ini

Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut melalui konsep ANDI (Aku Anak

pipet 5,0 mL larutan baku 1 000 µg/mL Pb ke dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan aquabides sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kedua ini memiliki konsentrasi Pb