• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Peradangan Pada Alat Reproduksi Wanita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Peradangan Pada Alat Reproduksi Wanita"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Reproduksi (Asuhan keperawatan

pada pasien Vulvaginitis)

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi

Part 1.

A. Pengertian Sistem Reproduksi

Reproduksi menggambarkan produksi telur dan sperma dan proses menuju pembuahan. Sistem reproduksi terdiri dari organ seks utama, atau gonad, (testis pada pria dan ovarium pada wanita), yang mengeluarkan hormon dan menghasilkan gamet (sperma dan telur). Aksesori termasuk saluran organ reproduksi, kelenjar, dan alat kelamin eksternal.

B.Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Skrotum

Skrotum merupakan kantung yang terdiri dari kulit dan fasia superfisial yang menggantung dari pangkal penis. Septum vertikal membagi skrotum ke kiri dan kanan kompartemen, masing-masing yang membungkus testis. Eksternal posisi skrotum testis di luar tubuh dalam lingkungan di sekitar 3 ° C di bawah rongga tubuh, suatu kondisi yang diperlukan untuk pengembangan dan penyimpanan sperma. Berikut dua otot membantu menjaga suhu ini :

a. Dartos otot yang terletak di fasia superfisialis dari skrotum dan septum. Kontraksi otot polos ini menciptakan kerutan pada kulit skrotum. Mengental yang mengernyitkan kulit, mengurangi kehilangan panas bila temperatur luar terlalu dingin.

b. Cremaster otot yang membentang dari otot oblikus internal ke skrotum. Kontraksi otot rangka ini mengangkat skrotum lebih dekat ke tubuh saat suhu udara luar terlalu dingin.

2. Testis

Masing-masing dari kedua testis (tunggal, testis) terdiri dari struktur berikut:

a. Tunika vaginalis adalah dua-lapisan luar membran serosa yang mengelilingi setiap testis.

b. Tunika albuginea terletak di dalam tunika vaginalis dan menjorok ke dalam, membagi masing-masing testis ke dalam kompartemen disebut lobulus.

c. Satu sampai empat erat bergelung tabung, tubulus seminiferus, terletak di dalam diri masing-masing lobulus. Tubulus seminiferus adalah situs produksi sperma (spermatogenesis). Tubula dipagari dengan sel

spermatogenik, sel-sel yang membentuk sperma, dan sel-sel sustentacular (Sertoli sel), sel-sel yang mendukung perkembangan sperma. Gulungan tubulus seminiferus di dalam setiap lobulus bersatu untuk membentuk sebuah tabung lurus, maka tubulus rektu

d. Rete testis adalah suatu jaringan tabung yang dibentuk oleh penggabungan dari tubulus recti dari setiap lobulus.

e. Saluran eferen transportasi sperma keluar dari testis (dari rete testis) ke epididim Sel-sel interstitial (sel Leydig) yang mengelilingi tubulus seminiferus mengeluarkan testosteron dan hormon androgen lainnya.

(2)

3. Epididimis

Epididimis adalah organ berbentuk koma yang terletak bersebelahan dengan masing-masing testis. Masing-masing dari kedua epididymides berisi gulungan erat tabung, duktus epididimis. Di sini, sperma menyelesaikan pematangan dan disimpan sampai ejakulasi. Selama ejakulasi, otot halus melingkari kontrak epididimis, memaksa sperma matang ke tabung berikutnya, duktus deferens. Dinding duktus epididimis mengandung mikrovili disebut Stereosilia yang memberi makan sperma.

4. Duktus Deferen ( Vas deferen )

Duktus deferens (vas deferens) adalah tabung yang sperma melalui perjalanan ketika mereka meninggalkan epididimis. Masing-masing dari dua tabung memasuki rongga perut, melewati sekitar kandung kemih dan bersama-sama dengan duktus dari vesikel seminalis, bergabung dengan saluran ejakulasi. Sebelum memasuki saluran ejakulasi, duktus deferens membesar, membentuk wilayah yang disebut ampula. Sperma akan disimpan dalam ductus deferens sampai kontraksi peristaltik otot polos yang mengelilingi gaya duktus sperma maju selama ejakulasi.

5. Duktus ejakulatorius

Duktus ejakulatorius tabung pendek yang menghubungkan masing-masing ductus deferens ke uretra.

6. Uretra

Uretra adalah jalan bagi urin dan air mani (sperma dan terkait sekresi). Tiga daerah uretra dibedakan: a. Uretra prostat melewati kelenjar prostat.

b. Membran uretra yang melewati diafragma urogenital (otot yang berhubungan dengan daerah pinggul c. The spons (penis) uretra melewati penis. Uretra berakhir pada lubang uretra eksternal.

7. Pita Sperma

Korda spermatika ( pita sperma ) berisi pembuluh darah, pembuluh limfatik, saraf, duktus deferens, dan cremaster otot. Menghubungkan setiap testis dengan rongga tubuh, memasuki dinding abdomen melalui kanalis inguinalis.

8. Kelenjar

kelenjar kelenjar yang mengeluarkan zat ke dalam lorong-lorong yang mengangkut sperma. Zat-zat ini berkontribusi pada bagian cairan air mani.

a. Vesikula seminalis mengeluarkan ke vas deferens suatu cairan alkali (yang menetralkan asam di dalam vagina), fruktosa (yang menyediakan energi bagi sperma), dan prostaglandin (yang bisa meningkatkan kelangsungan hidup sperma dan merangsang kontraksi rahim perempuan yang membantu sperma bergerak ke dalam rahim ).

b. Kelenjar prostat mengeluarkan sebuah susu, sedikit asam cairan ke uretra. Berbagai zat di dalam cairan sperma meningkatkan mobilitas dan viabilitas.

(3)

c. Cowper (Cowper's) kelenjar mengeluarkan cairan basa ke dalam spons uretra. Menetralkan asam fluida air kencing dalam uretra sebelum ejakulasi terjadi.

9. Penis

Penis adalah organ yang berbentuk silinder yang lewat air seni dan memberikan sperma. Ini terdiri dari akar yang menempel pada penis ke perineum, tubuh (poros) yang membentuk sebagian besar dari penis, dan kelenjar penis, ujung diperbesar tubuh. Glans penis ditutupi oleh kulup (kulup), yang dapat dihilangkan dengan

pembedahan prosedur yang disebut sunat. Secara internal, penis terdiri dari tiga silinder jaringan massa, masing-masing dikelilingi oleh lapisan tipis jaringan fibrosa, tunik albuginea. Tiga silinder massa, yang berfungsi sebagai badan ereksi, adalah sebagai berikut :

a. Dua kavernosum mengisi sebagian besar volume penis. Pangkalan mereka, yang disebut krura (tunggal, crus) dari penis, melekat pada diafragma urogenital.

b. Sebuah korpus spongiosum membungkus uretra dan mengembang pada akhir untuk membentuk glans penis. Bola lampu dari penis, pembesaran di dasar korpus spongiosum, menempel pada diafragma urogenital. c. Selama ereksi, merangsang neuron parasimpatik pelebaran dari arteri yang mengirimkan darah ke korpus cavernosa dan spongiosum. Akibatnya, darah mengumpul di pembuluh darah dan ini menyebabkan penis untuk memperbesar dan kaku. Ejakulasi terjadi ketika neuron simpatik merangsang pelepasan cairan sperma dan mendukung dari berbagai sumber. Selama ejakulasi, sfingter otot di dasar kandung kemih mengkonstriksi, mencegah pengeluaran urin.

10. Hormon

Sistem Reproduksi laki laki di pengaruhi beberapa hormone yaitu :

a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.

b. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma)

Berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita 1. Genetalia Eksterna (vulva) Yang terdiri dari:

1) Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis

(4)

2) Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.

3) Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna

kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

4) Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

5) Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar

Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen 6) Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior

7) Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari

(5)

sphincter ani 2. Genetalia Interna 1) Vagina

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva.

Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.

Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.

Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:

• Forniks anterior -Forniks dekstra • Forniks posterior -Forniks sisistra

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.

Fungsi utama vagina:

• Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi. • Alat hubungan seks.

• Jalan lahir pada waktu persalinan. 2) Uterus

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.

a. Korpus uteri : berbentuk segitiga b. Serviks uteri : berbentuk silinder

c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter

d. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan : • Peritonium

(6)

diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.

• Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini

membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.

Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi

perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan

• Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

1) Ligamentum latum

Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii. 2) Ligamentum rotundum (teres uteri)

 Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.

 Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi. 3) Ligamentum infundibulopelvikum

Menggantung dinding uterus ke dinding panggul. 4) Ligamentum kardinale Machenrod

 Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.

 Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus. 5) Ligamentum sacro-uterinum

(7)

 Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum. 6) Ligamentum vesiko-uterinum

Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.

3. Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

4. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.

Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi: a. Memproduksi ovum

b. Memproduksi hormone estrogen c. Memproduksi progesterone

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.

Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk

menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita 1. Hormon Reproduksi pada wanita

(8)

a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.

b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.

c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).

d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.

1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4hari.

2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr

3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.

4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.

F. Hormon-Hormon Reproduksi 1. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri

perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus

dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan

merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH

(9)

akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.\

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).

Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan

mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi

pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga BAB III

PENUTUP A. Kesimpulan

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan

(10)

yang akan berkembang menjadi janin. B. Saran

Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengetahui dampaknya, Pengetahuan yang

diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

Vaginitas adalah peradangan yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). Sedang vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina. Vagina dikatakan tidak normal apabila jumlah cairan yang keluar sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang keluar secara tidak normal memiliki tekstur lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan cairan vagina atau keputihan yang tidak normal cenderung berwarna kuning seperti warna keju, kuning kehijauan bahkan kemerahan.

Sebenarnya di dalam vagina terdapat 95 % bakteri baik dan 5 % bakteri jahat atau bakteri pathogen. Agar ekosisterm di dalam vagina tetap seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman ( pH balance ) pada kisaran 3,8 – 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen mati.

Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau anyir/amis. Setelah melakukan aktivitas seksual dan kemudian mencuci vagina dengan sabun biasa, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.

Vulva (organ kelamin luar wanita) terasa agak gatal dan mengalami iritasi. Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan

(11)

vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita yang memiliki penyakit diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik. Infeksi karena trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.

Infeksi atau gejala dari tanda-tanda keputihan yang tidak normal haruslah menjadi perhatian anda dalam menjaga kebersihan dan kesehatan organ kewanitaan dari segala bentuk penyebaran penyakit. Karena infeksi pada vagina tidak disebabkan oleh virus atau jamur saja, infeksi pada vagina juga disebabkan dari pola hidup manusia yang tidak sehat, riwayat penyakit, sedang menjalani proses penyembuhan dengan obat-obat medis. Jika sampai terdapat luka terbuka tanpa rasa nyeri disebabkan oleh kanker atau sifilis. Jangan lupa kutu kemaluan atau kuman-kuman yang berada disekitar kemaluan anda juga dapat menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan vaginitis dan vulvitis ?

2. Apa penyebab vaginitis dan vulvitis ?

3. Bagaimana gejala vaginitis dan vulvitis ?

4. Bagaimana cara mendiagnosa vaginitis dan vulvitis ?

5. Apakah pengobatan vulvitis dan vaginitis ?

C. TUJUAN

1. Mengatahui apa yang dimaksud dengan vaginitis dan vulvitis

2. Mengetahui penyebab vaginitis dan vulvitis

3. Mengetahui gejala vaginitis dan vulvitis

4. Mengetahui cara mendiagnosa vaginitis dan vulvitis

5. Mengetahui cara pengobatan vulvitis dan vaginitis ?

(12)

PEMBAHASAN A. DEFINISI

- Vulvitis adalah radang selaput lendir labia dan sekitarnya (Universitas Padjadjaran 1981)

- Vulvitis adalah inflamasi vulva akut (sinklair,Webb.1992)

- Vulvitis adalah infeksi pada vulva sebagian besar dengan gejala keputihan atau leukora dan

tanpa infeksi lokal (Manuaba.2001)

- Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit

atau jamur (Manuaba,2001)

- Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina atau

melalui perineum (Wikniosastro 1999)

- Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina (taber 1994)

B. ETIOLOGI

Vaginitis & Vulvitis disebabkan oleh:

1. Jamur

Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.

2. Bakteri

Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.

3. Virus

Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus

(13)

herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil

4. Parasit

Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya. Penyebab lainnya adalah :

(Menurut Univ Padjajaran 1981 ) Penyebab vulvitis adalah : a. Hygiene yang kurang seperti pada wanita gemuk tuaoccus

b. Candida Albicans

c. Trichomonas

d. Oxyuris

e. Pediculi pubis

f. Diabetes

(Menurut Univ Padjajaran 1981 ) Penyebab vaginitis adalah :

a. Vulvovaginitis pada anak : Sering disebabkan oleh gonorhea atau corpus allineum

b. Kolpitis Senilis :Disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi

c. Kolpitis pada masa reprodiktif

- Masturbasi

- Corpus allienum : Pessarium, obat atau alat kontrasepsi kapas

- Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin

Menurut Sinklair, Webb(1992) penyebab vulvitis adalah :

(14)

- Trichomonas vaginalis - Penyakit kelamin - Warts (kulit) - Herpes genitalis - Pedikularis pubis - Cacing kremi - Trauma - Hygiene buruk

- Alergi terhadap parfum, sabunj, bedak dsb.

- Karsinoma

- Kelainan kulit, seperti : dermatitis kontak, psoriasis dsb

Penyebab lainnya : a. pembilas vagina

b. spermisida, pelumas, kondom, diaragma, penutup serviks dan spons.

c. sabun cuci dan pembalut

d. deodoran

e. zat di dalam air

f. pakaian dalam yang ketat, tidak berpori dan tidak menyerap keringat

g. Tinja

h. Tumor ataupun jaringan abnormal lainya

i. Obat-obatan

j. Terapi penyinaran

k. Perubahan hormonal

C. KLASIFIKASI

(15)

Penyebab

- Hygiene yang kurang

- Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang tinggi, dan

pemberian antibiotik berspektrum luas. Tanda dan Gejala :

- Pruritus vulvae

- Nyeri vagina yang hebat

- Disuria eksterna dan interna

- Rash pada vulva

- Eritematosa

- Sekret khas seperti keju lembut.

2. Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh trichomonas vaginalis

Penyebab : Hubungan seksual Tanda dan gejala :

- Secret banyak dan bau busuk

- Disuria eksterna dan interna

- Pruitus vulva

- Edema vulva

3. Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardrenella Vaginalis

Penyebab :

- Hygiene yang kurang

- Hubungan seksual

Tanda dan gejala : - Vagina berbau busuk dan amis

(16)

4. Vaginitis atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi estrogen

Penyebab : Pasca menopause rentan terhaadap infeksi Tanda dan gejala :

- Perdarahan pervaginam

- Disura eksterna

- Pruitus

- Dispareunia

- Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpan rugae.

Menurut manuaba (2001). 1. Vulvitis

a. Infeksi kulit berambutnya

- Terjadi perubahan warna

- Membengkak

- Terasa nyeri

- Kadang – kadang tampak bernanah

- Menimbulkan kesukaran bergerak

b. Infeksi Kelenjar bartolini

- Terletak dibagian bawah kulit

- Warna kuliat berubah

- Membengkak

- Terjadi timbunan nanah didalam kelenjar

- Penderita sukar berjalan / duduk karena sakit

2. Vaginitis

(17)

Disebabkan oleh trichomonas vaginalis yang mempunyai bentuk kecil, berambut getar dan lincah bergerak. Gejala utamanya :

1) Terdapat keputihan encer sampai kental

2) Kekuning – kuningan

3) Gatal dan terasa membakar

4) Berbau

5) Terdapat dispareunia

6) Pada pemeriksaan bidan akan menjumpai : terdapat keputihan, encer sampai kental dan

terdapat bintik pada dinding vagina b. Vaginitis kandidiasis

Infeksi ini disebabkan oleh jamur kandida albicans . vaginitis kandidiasis sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat perubahan asam basa. Gejala vaginitis kandidiasis adalah terdapat keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, dan pada dinding vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan.

D. PATOFISIOLOGI

Bila keseimbangan mikroorganisme berubah maka organisme yang berpotensi patogen, yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. Albicans pada kasus infeksi monolia serta G. Vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus vaginitis non spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala. Pada mekanisme lainyya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual dan bukan merupakan bagian flora normal seperti trichomonas vaginalis dan nisseria gonorrhoea dapat menimbulkan gejala. Gejala yang timbul bila proses meningkatkan respon peradangan terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik leukosit serta melepaskan prostaglandin dan komponen respon peradangan lainnyya.

(18)

Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon peradangan vagina lokal terhadap infeksi T. Vaginalis atau C. Albicans,Organisme tertentu yang menarik leukosit , termasuk T.Vaginalis , menghasilkan secret purulen. Diantara wanita dengan vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh terdapatnya amina dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi local. Produk lainyya dapat merusak sel – sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainyya.

E. PATHWAY

F. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Universitas Padjajaran (1981) : 1. Vulvitis

a. Perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing

b. Leukorea yang sering disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh gerakan

c. Gangguan koitus

d. Introitus dan labia menjadi merah dan bengkak, sering tertutup oleh secret

2. Vaginitis

a. Leukorea yang kadang – kadang berbau (anyir).

b. Perasaan panas / pedih pada vagina

c. Perasaan gatal pada vagina

Menurut Sinklair dan webb (1992), tanda dan gejala vulvitis dan vaginitis : 1. Akut

a. Pruritus

b. Panas

(19)

d. Edema

e. Perdarahan

f. Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan retensi urine urine

akut)

g. Ulserasi dan vesikel

2. Kronik

a. Inflamasi hebat dengan edema minimal

b. Pruitus hebat, ekskoriasi, Infeksi sekunder

c. Daerah yang terserang : monspubis, Perineum< paha yang berdekatan, anus, sekitar paha.

d. Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma

e. hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva

G. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Coitus, Terutama pada smegma preputium mengandung kuman – kuman

2. Tampon – tampon didalam vagina, misalnya untuk menampon darah haid

3. Higiene yang kotor, pakaian kotor

4. Atrofi epitel vagina pada mosa senile dimana epitel vagina kurang mengandung glikogen dan

menjadi tipis

5. Korpus allineum : terutama pada anak – anak tetapi juga alat – alat perangsang seks pada

orang dewasa. 6. Masturbasi kronis

7. Benda asing dalam vagina

H. KOMPLIKASI

1. Endometrititis

Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan PH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis

(20)

2. Salpingitis

Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba uterine 3. Servisitis

Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks I. PENATALAKSANAAN

1. Infeksi bacterial

Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :

Nistatin : 100.000 2 kali per hari selama 7-10hari Ikonazol : 7gram 1-2kali per hari selama 3,5-7hari

Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1-2 kali perhari selama 3,5 – 7 hari Asam borat : 600mg 2 kali perhari selama 7hari

2. Infeksi dengan trichomonas

Metronidazole : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual laki – lakinya (tahap I)

Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari terapi seksual pasangan laki9 – lakinya (tahap rekurens) 3. Vaginitis non spesifik

Metronidazole : 500 mg 2 kali perhari selama 7 hari Ampicillin : 500 mg 4 kali perkali selama 7 hari 4. Vaginitis atroficans

Cream estrogen : 1kali per hari selama dua minggu kemudian selang sehari selama dua minggu

5. Infeksi dengan jamur

Diberi nystatin biasanya diberi dalam bentuk ovula 6. Kolpitis senilis

(21)

Selain obat – obatan sebaiknya juga penderita memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringan sehingga sirkulasi udara tetap terjaga, misalnya teruat dari katun serta menjaga kebersihan vulva sebaiknya gunakan sabun gliserin.

Untuk mengurangi nyeri dan gatal – gatal bisa dibanti dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.

Untuk mengurangi gatal – gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep kortikosteroid dan antihistamin per oral (tablet)

Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes

Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri. J. DIAGNOSA

1. Wawancara meliputi

a. Aktivitas seksual tanpa pengaman ( oral, rectal,genital) , jumlah pasangan seksual saat ini,

riwayat pms yang pernah diderita, Frekuensi hubungan sex selama satu minggu.

b. Kaji tentang gaya hidup (merokok, alcohol, gizi buruk, stress, keletihan), penggunaan obat –

obatan , kateterisasi yang sering dan adanya cedera lahir pada vagina

c. Kaji tanda dan gejala subyektif, lamanya gejala, serta pengobatan yang telah dilakukan.

d. Pemeriksaan fisik

1) Penampilan vulva

a) Eritema

b) Edema

2) Penampilan secret vagina

a) secret abu – abu

b) Encer seperti air / kental

(22)

a) secret purulen

4) Rabas vagina, vesikel / luka , demam dan nyeri

e. Pemeriksaan penunjang

1) Mikrobiologi

Sampel sekret vagina dapat diperoleh untuk asupan pewarnaan gram, biakan dan sediaan basah untuk mengidentifikasi candida atu trichomonas

2) Tes sitology vagina/biopsy

Diindikasikan apabila dicurigai adanya neoplasia 3) Pemeriksaan dengan selaput selulosa

Area penanda terhadap teluer cacing kremi dapat membantu , pemeriksaan ini harus dilakukan pada pagi hari dan bila perlu diulangi pada hari berikutnya.

4) Foto pelviks

Dapat membantu mengidentifikasi suatu benda yang radiopak, pada kasus cedera(rudapaksa) 5) Pielogram intravena

Kelainan congenital saluran reproduksi sering disertai dengan kelainan congenital/ traaktus urinarus, pielogram intravena dapat menyingkapkan keadaan patologik traktus urinarius. BAB III

PENUTUP A. KESIMPULAN

Vaginitas adalah peradangan yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva ( organ kelamin luar wanita ). Sedang vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina. Vagina dikatakan tidak normal apabila jumlah cairan yang keluar sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.

(23)

Cairan yang keluar secara tidak normal memiliki tekstur lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan cairan vagina atau keputihan yang tidak normal cenderung berwarna kuning seperti warna keju, kuning kehijauan bahkan kemerahan.

Sebenarnya di dalam vagina terdapat 95 % bakteri baik dan 5 % bakteri jahat atau bakteri pathogen. Agar ekosisterm di dalam vagina tetap seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman ( pH balance ) pada kisaran 3,8 – 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen mati.

B. SARAN

Lebih meningkatan kebesihan diri, vulva hygiene, jaga kebersihan pakain dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak.(2004).Buku ajar keperawatan maternitas.Edisi 4.Jakarta :ECG Edge,V.(1993) women’s health care.VSA:von hoffman press

Manuaba, Ida Bagus.(2001).Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, Jakarta:ECG

Padjajaran, Universitas.(1981). Ginekologi. Bandung:Elstar Offset

Sinklair,C.C.R.,Webb,J.B.(1992)>Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan untuk pemula.Jakarta:Binarupa Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Perkakas memasak ini disediakan dengan salutan tidak melekat, bermakna anda boleh memasak makanan tanpa atau dengan jumlah lemak atau minyak yang sedikit.. BAHASA

Secara kultural adalah tali yang digunakan untuk menurunkan madu dari atas pohon ke bawah dengan cara mengulurnya secara perlahan merupakan simbol suatu benda yang

yang harus dilakukan untuk membuat Windows 7 sebagai sistem yang lebih aman. Jika

meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Dengan demikian etika adalah norma-norma sosial yang mengatur perilaku manusia secara. normatif tentang apa

Basil penelitian pada a = 5 menunjukan bahwa dad enam indikator yang diteliti terdapat lima indikator yang menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara laporan keuangan

Dasar hukum pemberlakukan ketentuan ini adalah Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang menyatakan bahwa “Segala badan negara dan

The ability of these pesticides to support bacterial growth indepen- dent of molybdenum reduction was tested using the microplate format above using the following

Klasifikasi sumber-sumber data : 1) data primer yang diperoleh langsung dari uji ahli, uji kelayakan dari pengguna dan uji efektivitas. Uji Ahli terdiri atas tiga