• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI GEL EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) SEBAGAI ANTIJAMUR DENGAN BASIS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI GEL EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) SEBAGAI ANTIJAMUR DENGAN BASIS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI GEL EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS

(Alpinia galanga L.) SEBAGAI ANTIJAMUR DENGAN

BASIS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC)

FORMULATION OF LENGKUAS RHIZOME (ALPINIA

GALANGA L.) EXTRACT’S GEL AS ANTIFUNGAL WITH

HIDROXY PROPHYL METHYL CELLULOSAE

(HPMC) BASE

Rianti Kartika*), Wintari Taurina*), Isnindar.

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak deander04@yahoo.com ; ai_bella17@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penyakit Tinea versicolor (panu) disebabkan oleh jamur patogen yakni

Malassezia furfur. Salah satu tanaman yang secara empiris dapat dimanfaatkan

sebagai antijamur adalah ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dan efektivitas gel dari ekstrak rimpang lengkuas terhadap jamur patogen uji. Simplisia rimpang lengkuas diekstraksi menggunakan metode maserasi, skrining fitokimia melalui uji tabung, pengujian aktivitas ekstrak dan pengujian efektivitas gel menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer), dan dianalisis menggunakan program R metode One Way ANOVA. Hasil skrining menunjukkan bahwa ekstrak mengandung senyawa triterpenoid, flavanoid dan minyak atsiri. Aktivitas ekstrak terhadap jamur memberikan rata-rata diameter zona hambat sebesar 21 mm pada konsentrasi 3% dan efektivitas gel ekstrak konsentrasi 3% terhadap jamur memberikan rata-rata diameter zona hambat sebesar 21,6 mm. Analisis One Way ANOVA menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas ekstrak, efektivitas gel, dan kontrol positif dengan nilai signifikansi ≥ 0,05 yaitu 0,161.

Kata kunci : gel, lengkuas, antijamur, HPMC ABSTRACT

Disease of Tinea versicolor (pityriasis versicolor) can be caused by a fungal pathogen such as Malassezia furfur. One of the materials that can be used as an antifungal is Lengkuas rhizome extract (Alpinia galanga L.). This study have purpose to determine the antifungal activity and the effectiveness of gels Lengkuas rhizome extract on pathogenic fungi. This study using maceration extraction method, phytochemical screening, testing activity of extract and testing the effectiveness of the gel by disc diffusion method (Kirby-Bauer test), and analysis using the R method One Way ANOVA. Screening showed that the extract contains triterpenoids, flavonoids and essential oil. Activity of fungal extracts have an average inhibition zone diameter is 21 mm at a concentration of

(2)

3% and the effectiveness of the gel extract concentration of 3% have the average inhibition zone diameter is 21,6 mm. One Way ANOVA analysis show that is no significant difference between the activity of the extract, the effectiveness of the gel, and a positive control with a significance value ≥ 0.05 is 0,161.

Keywords: gel, Lengkuas, antifungal, HPMC

PENDAHULUAN

Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Salah satu penyakit jamur kulit adalah tinea versikolor yang disebabkan oleh Malassezia

furfur.

Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk obat-obatan, kosmetik dan makanan serta pada beberapa proses industri. Formulasi bahan obat pada sediaan gel akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang dapat diabsorbsi.

Salah satu tanaman obat yang berpotensi sebagai antijamur adalah lengkuas. Senyawa kimia utama lengkuas adalah minyak atsiri yang tersusun atas eugenol, seskuiterpen, pinen, metil-sinamat, kaemferida, galangan, dan galangol (Handajani, 2008). Penelitian Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan adanya aktivitas penghambatan pertumbuhan

mikroba. Sedangkan penelitian Setyarini dan Krisnansari (2011) menunjukkan bahwa senyawa flavanoid, fenol, triterpenoid dan minyak atsiri memiliki daya hambat terhadap jamur.

Dari uraian di atas maka akan dilakukan uji pendahuluan dengan

skrinning fitokimia. Selanjutnya dilakukan formulasi gel ekstrak rimpang lengkuas dengan HPMC untuk menilai efektivitas formulasi sebagai antijamur pada Malassezia

furfur. Hasil sediaan gel yang

diperoleh, selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan.

MATERI DAN METODE

Bahan penelitian terdiri dari ekstrak rimpang lengkuas, pereaksi-pereaksi skrining fitokimia, bahan-bahan pembuatan gel, media Sabouraud Dextrose Agar (SDA), dan jamur Malassezia furfur.

Penelitian tentang uji gel ekstrak rimpang lengkuas pada Malassezia

(3)

furfur dilakukan di Laboratorium

Fakultas Kedokteran Program Studi Farmasi Universitas Tanjungpura Pontianak, Laboratorium Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak, Kalimantan Barat.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi determinasi, pengumpulan dan pengolahan sampel, pembuatan ekstrak, pemeriksaan karakteristik ekstrak, skrinning fitokimia, pengujian aktivitas ekstrak rimpang lengkuas pada konsentrasi 3%, 4%, dan 5%, pembuatan sediaan gel dengan HPMC dan evaluasi sediaan. I.1 Pengambilan Sampel dan Penyiapan Sampel

1. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini rimpang lengkuas. Rimpang ini diambil di Rasau Jaya II, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. 2. Penyiapan Simplisia

Adapun tahapan dalam penyiapan simplisia meliputi beberapa tahap. Rimpang yang

telah diperoleh kemudian disortasi basah, dicuci, dirajang, dikeringkan, disortasi kering, dihaluskan, dan disimpan.

I.2 Pembuatan Ekstrak Rimpang Lengkuas

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Maserat dikumpulkan dan diulang sampai ekstrak cair tidak berwarna. Kemudian diuapkan dengan evaporator hingga diperoleh ekstrak (Depkes RI, 1995).

I.3 Pemeriksaan Susut Pengeringan

Gelas krusibel yang telah berisi ekstrak beserta penutupnya dimasukkan dalam oven dengan suhu 105 C selama 30 menit, kemudian dimasukkan dalam desikator hingga krusibel terasa dingin. Setelah itu ditimbang dan dicatat bobotnya. Prosedur diulangi hingga mencapai bobot konstan (Depkes RI, 1995). I.4 Analisis menggunakan Skrinning Fitokimia

Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi pemeriksaan alkaloid, triterpenoid/steroid, tannin, flavanoid, saponin, minyak atsiri.

(4)

I.5 Pengujian Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas

Media yang dibuat adalah media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Media instan SDA dicampur dengan antibiotik, olive oil, dan aquadest.. Pembuatan suspensi jamur dengan cara koloni jamur diambil dengan menggunakan jarum Ose dan disuspensikan ke dalam tabung berisi 5 mL larutan NaCl steril 0,9%. Biakan yang diperoleh disetarakan dengan standar Mc.Farland 0,5 (ICMR, 2009).

Pengujian aktivitas antijamur menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer). Diteteskan larutan ekstrak rimpang lengkuas yang mengandung konsentrasi 3%, 4%, dan 5%, masing-masing sebanyak 10 µL ke dalam sumuran. Etanol sebagai kontrol negatif. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam kemudian diamati zona hambat yang terbentuk (ICMR, 2009).

I.4 Pembuatan Gel Ekstrak Lengkuas

Formula yang dibuat mengacu pada penelitian Helal dkk. (2012) dengan sedikit modifikasi. HPMC dikembangkan dengan air

dingin. Metil paraben dilarutkan dalam propilen glikol. Ditambahkan campuran metil paraben dan propilen glikol. Setelah itu ditambah ekstrak rimpang lengkuas yang telah dilarutkan dengan gliserin. Terakhir ditambahkan air ad 250 g sampai pembentukan gel. Berikut pada tabel 1 merupakan rancangan formulasi yang digunakan (Helal dkk., 2012).

Tabel 1. Rancangan Formulasi

I.5 Pengujian Efektivitas Gel Ekstrak Rimpang Lengkuas

Pengujian efektivitas gel menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer). Kontrol positif yang digunakan adalah gel Ketomed yang mengandung Ketokonazol 2%. Kontrol negatif yang digunakan adalah gel yang diformulasikan tanpa ekstrak. Bahan Formula (%) Ekstrak lengkuas x Gliserin 10 Metil paraben 0,2 HPMC 2 Propilen glikol 20 Aquadest ad 250 g

(5)

I.6 Evaluasi Sediaan

Evaluasi sediaan dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum sediaan gel.

I.7. Analisis Data

Hasil pengamatan berupa diameter zona hambat dianalis dengan uji Anova software R.

HASIL DAN PEMBAHASAN II. 1 Hasil Pengolahan Bahan Baku

Pemanenan dilakukan pada pukul 09.00 pagi, karena pada pagi hari kandungan metabolit tanaman masih banyak. Pengolahan bahan baku dilakukan hingga diperoleh simplisia yang tetap stabil hingga perlakuan selanjutnya.

II. 2 Ekstraksi Simplisia

Maserasi merupakan ekstraksi cara dingin sehingga simplisia rimpang lengkuas tidak rusak oleh pemanasan terutama senyawa kimia yang terkandung. Etanol dapat mengekstrak seluruh bahan aktif yang terkandung dalam lengkuas. Komponen antijamur sebagian besar dapat larut dalam etanol seperti galangin, eugenol, kaemferol, kuersetin (Winholz,

1983). Etanol dapat melarutkan minyak atsiri (Soebagio dkk., 2006) yang diduga sebagai zat aktif.

Ekstraksi dilakukan sampai diperoleh maserat berwarna bening dan konstan kemudian diuapkan dengan rotary evaporator. Ekstrak yang diperoleh adalah 16,2132 gr dengan rendemen sebesar 3,945%. II.3 Parameter Susut Pengeringan

Hasil yang diperoleh menunjukkan persen rata-rata kadar air dan pelarut yang tersisa sebesar 4,5582%, yaitu tergolong ekstrak kering.

II. 4 Skrining Fitokimia Ekstrak Hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak rimpang lengkuas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak

No. Pemeriksaan Hasil

1 Alkaloid - 2 Triterpenoid/ Steroid +/- 3 Tanin - 4 Flavonoid + 5 Saponin - 6 Minyak atsiri +

(6)

II.5 Hasil Sterilisasi Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini, proses sterilisasi menggunakan alat autoklaf dan oven.

II.6 Hasil Pembuatan Media Media yang dibuat pada penelitian ini adalah media SDA. Pada penelitian Gholib (2011) media SDA digunakan pada uji daya antijamur. Media menggunakan media instan SDA dengan penambahan antibiotik dan olive oil. Antibiotik yang digunakan adalah chloramphenicol 250 mg, agar bakteri tidak tumbuh pada media. Sedangkan tujuan dari penambahan

olive oil adalah sebagai nutrisi

tambahan.

II.7 Hasil Identifikasi Jamur Uji Hasil penelitian menunjukkan bahwa positif jamur Malassezia

furfur, hal tersebut karena adanya

bentuk spora meatball yang dimiliki oleh jamur Malassezia furfur yang dilihat melalui mikroskop

II.8 Hasil Persiapan dan Pengujian Aktivitas Antijamur dengan Metode

Disc Diffusion (tes

Kirby-Bauer)

Metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer) digunakan karena sesuai dengan tujuan pada penelitian ini, untuk melihat besar hambatan sampel antijamur yang ditunjukkan melalui zona bening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol pa tidak menimbulkan zona hambat artinya larutan stok dan variasi konsentrasi yang digunakan menunjukkan aktivitas antijamur murni.

Konsentrasi yang digunakan adalah 3%, 4%, 5%.. Berdasarkan uji yang telah dilakukan pada penelitian, aktivitas antijamur ekstrak rimpang lengkuas, konsentrasi 3% terdapat zona hambat dengan diameter rata-rata yaitu sebesar 21 mm.

II.9 Pembuatan Gel Ekstrak Rimpang Lengkuas

Formulasi ekstrak ke dalam bentuk gel ditujukan agar basis dapat menahan penguapan dari senyawa aktif yang ada sehingga dapat menahan hilangnya ekstrak pada kulit akibat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna, Dengan demikian efek antijamur yang dihasilkan akan lebih lama dan efisien ketika digunakan.

(7)

Keseluruhan bahan pembuatan gel memiliki fungsi masing-masing dalam menjaga efektivitas gel. HPMC larut dalam air dingin (Rowe dkk., 2006) sehingga dalam formulasi digunakan akuades yang dingin untuk mendapatkan bentuk gel. HPMC digunakan karena HPMC dapat menghasilkan gel yang netral, jernih, tidak berwarna dan tidak berasa, stabil pada pH 3-11, mempunyai resistensi yang baik terhadap serangan mikroba serta memberikan kekuatan film yang baik bila mengering pada kulit (Suardi dkk., 2004).

II.10 Pengujian Efektivitas Antijamur dengan Metode Disc

Diffusion (tes Kirby-Bauer)

Pengujian efektivitas antijamur menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby-Bauer) dimana konsentrasi yang dipilih untuk pembuatan gel adalah 3%. Hal ini karena berdasarkan pengujian aktivitas antijamur ekstrak, pada konsentrasi 3% telah menghasilkan zona hambatan.

Hasil Diameter Zona Hambat Ekstrak dan Gel dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Diameter Zona Hambat Ekstrak dan Gel

Jamur Uji Konsentrasi (%)

Zona Hambat (mm) Rata-rata (mm) Ulangan I Ulangan II Ulangan III

Malassezia furfur Uji Aktivitas Ekstrak 3 25 18 20 21 4 20 23 26 23 5 24 24 27 25 Kontrol - - - - - Uji Efektivitas Gel 3 22 21 22 21,6 Kontrol + 25 24 25 24,6 Kontrol - - - - -

(8)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol negatif tidak menimbulkan zona hambat terhadap jamur uji. Sedangkan kontrol positif menimbulkan zona hambat yang ditandai dengan adanya zona bening. II.11 Evaluasi Sediaan

a. Organoleptis

Gel berwarna coklat, berbau khas lengkuas, kental dan teksturnya lembut.

b. Daya Sebar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata daya sebar gel adalah seluas 79,5571 cm2.

c. Daya Lekat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata daya lekat gel adalah selama 262,6667 detik.

d. Viskositas

Pada penelitian ini tidak diketahui nilainya karena alat viskometer yang digunakan tidak berputar sehingga tidak mencapai 200 rpm yang tidak dapat digunakan untuk mengetahui nilai dari viskositas gel.

e. pH

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata sebesar 6,333.

f. Uji Keamanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak rimpang lengkuas aman untuk digunakan karena tidak menimbulkan iritasi setelah dioleskan pada punggung tangan. II.12 Analisis Data

Berdasarkan analisis uji normalitas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,2549. Selanjutnya, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui varian populasi homogen atau tidak. Berdasarkan hasil analisis didapat nilai signifikansi sebesar 0,2577 (atau ≥ 0,05).

Berdasarkan tabel ANOVA diperoleh nilai signifikansi ≥ 0,05, yaitu 0,161 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan. Artinya, zona hambatan yang terbentuk antara ekstrak, gel, dan kontrol positif memiliki daya hambat yang relatif sama sehingga aktivitas ekstrak dan efektivitas gel memiliki hasil yang baik seperti kontrol positif.

(9)

KESIMPULAN

Ekstrak rimpang lengkuas memiliki kandungan metabolit seperti triterpenoid, flavanoid, dan minyak atsiri. Efektivitas antijamur pada gel lebih besar dibanding aktivitas antijamur ekstrak. Formulasi gel ekstrak rimpang lengkuas memiliki organoleptis, daya sebar, daya lekat, pH yang baik sebagai profil sifat fisik dan kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal. 21, 143.

Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal. 6-7.

Gholib, D. 2011. Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap Pertumbuhan Jamur Trichopyton verrucosum secara In Vitro. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Balai

Besar Penelitian Veteriner. Bogor.

Handajani, N. S. dan Purwoko, C. 2008. Aktivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga)

terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus spp. Penghasil Aflatoksin dan Fusarium moniliforme. Jurnal Biodiversitas. Vol. 9 (3):161-164.

Helal, D. A., El-Rhman, D., Abd, A. H., Sally, A., dan El-Nabarawi, M. A. 2012. Formulation and Evaluation of Fluconazole Topical Gel. International

Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences. Vol. 4.

Suppl. 5.

ICMR. 2009. Detection of Microbial in Common Gram Negative and Gram Positive Bacteria Encountered in Infection Desease. ICMR Bulletin.

Vol. 39;1-3. ISSN 0377-4910. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan

Owen, S. C. 2006. Handbook of

Pharmaceutical Exipients. Edisi

V. Pharmaceutical Press. London. Hal. 111-156.

Setyarini, P. S. dan Krisnansari, D. 2011. Perbandingan Efek Antifungi Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga Linn) dengan

(10)

Ketokonazol pada Isolat Malassezia furfur. Journal Mandala of Health. Vol. 5.

No. 2.

Suardi, M., Anita, M., dan Armenia. 2004. Formulasi Dan Uji Klinik Gel Anti Jerawat Benzoil Peroksida-HPMC. Jurnal Penelitian. Fakultas Farmasi FMIPA UNAND. Padang.

Winholz, M., Budavari, S., Blumetti, R.F., Ottertein, 1983.

Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, Merck &

Co. USA.

Yuharmen, Y., Eryanti, Y., dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal Nature

Gambar

Tabel 3. Hasil Diameter Zona Hambat Ekstrak dan Gel

Referensi

Dokumen terkait

“ Hasilnya sangat bagus sekali mbak. Dengan pendekatan- pendekatan langsung maka peserta didik akan lebih mengerti bahwa contoh merokok itu tidak baik, balapan

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudahh melibatkan faktor. pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,

Beberapa siswa menjawab berdasarkan opini mereka (pengetahuan siswa) mengenai contoh lain dari berbagai daur hidup hewan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.. Siswa diberi

The aims of this study are to find out the portrayals of the characters and the biblical values conveyed through the five people that Eddie meets in heaven in Mitch Albom’s The

Norway’s Peace Effort in Sri Lanka: Third Session – the official website of Norway in Sri Lanka,.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model Brain-Based Learning berbantuan media

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

Citra perempuan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah citra perempuan dalam aspek fisis, psikis, sosial dan budaya dengan menggunakan teori feminisme untuk