• Tidak ada hasil yang ditemukan

-NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "-NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR

HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES

FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN

NI KADE ARI WULAN PEBRI YANTI

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

SKRIPSI

NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR

HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES

FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN

NI KADE ARI WULAN PEBRI YANTI NIM. 1207105061

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR

HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES

FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN

Skripsi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan

Pada Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan

Universitas Udayana, Denpasar

NI KADE ARI WULAN PEBRI YANTI NIM. 1207105061

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

iv

NILAI ORGANOLEPTIK KEFIR HASIL FORTIFIKASI UBI UNGU PADA PROSES FERMENTASI SUSU SELAMA PENYIMPANAN

NI KADE ARI WULAN PEBRI YANTI

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar E-mail: wulanyanthi@gmail.com

RINGKASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana selama tiga bulan dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon panelis terhadap kefir yang difortifikasi tepung ubi ungu dengan konsentrasi 4% serta menentukan waktu simpan terbaik melalui respon panelis dari segi warna, aroma, kekentalan, citarasa, dan penerimaan keseluruhan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (0, 1, 3, 5 dan 7 hari) lama penyimpanan dan 24 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan 0-7 hari berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap (warna, aroma, citarasa dan penerimaan keseluruhan). Skor nilai warna 4,04 (suka) sampai 3,54 (suka), skor nilai aroma 3,25 (biasa) sampai 3,75 (suka), skor nilai citarasa 4,17 (suka) sampai 3,50 (suka) dan skor nilai penerimaan keseluruhan 4,12 (suka) sampai 3,62 (suka). Namun lama penyimpanan berbeda nyata (P<0,05) terhadap kualitas kefir ubi ungu ditinjau dari segi kekentalan dengan skor nilai 3,96 (suka) sampai 3,25 (biasa). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kefir dengan fortifikasi tepung ubi ungu 4% selama penyimpanan 0 sampai 7 hari secara organoleptik (warna, aroma, citarasa dan penerimaan keseluruhan) disukai oleh panelis dengan skor nilai berturut turut 4,04 (suka), 3,75 (suka) 4,17 (suka), 4,12 (suka) dan nilai organoleptik kefir ubi ungu terhadap tingkat kesukaan kekentalan tertinggi pada masa simpan 0 hari dengan skor nilai 3,96 (suka).

(5)

v

THE VALUE OF ORGANOLEPTICK KEFIR RESULTS OF FORTICATION PURPLE SWEET POTATO IN DAIRY

FERMENTATION PROCESS DURING STROGE

NI KADE ARI WULAN PEBRI YANTI Faculty of Animal Science, Udayana University, Denpasar

E-mail: wulanyanthi@gmail.com

SUMMARY

This research was conducted at the Laboratory of Livestock Product Technology and Microbiology, Faculty of Animal Husbandry Udayana University for three months from February 21 until May 22, 2015. This research is aimed to identify the panelist’s response to the fortified kefir purple potato flour with concentrations of 4% and determine the best shelf life through the panelist's response in terms of color, aroma, viscosity, taste, and the overall acceptance. The design used in this study is completely randomized design (CRD) with 5 treatments (0, 1, 3, 5 and 7 days) storage time and 24 replication. The results showed that storage time 0-7 days no significant (P> 0.05) toward (color, aroma, flavor and the overall acceptance). Score of color values of 4.04 (like) up to 3.54 (like), it scores of aroma 3.25 (usual) up to 3.75 (like), a score of value of 4.17 flavor ( like) up to 3.50 (like) and the overall acceptance scores of 4.12 (like) up to 3.62 (like). However, the storage time was significantly different (P <0.05) on the quality kefir purple yam in terms of viscosity with a score of 3,96 (like) to 3.25 (usual). Based on these results it can be concluded that kefir with purple sweet potato flour fortification 4% during storage 0 to 7 days organoleptic (color, aroma, flavor and overall acceptance) preferred by the panelists with consecutive scores of 4.04 ( like), 3,75 (like) 4.17 (like), 4.12 (like) and purple yam kefir organoleptic value against the highest level of preference viscosity during shelf 0 days with scores of 3.96 (like).

(6)

vi

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI : Nilai Organoleptik Kefir Hasil Fortifikasi Ubi Ungu pada

Proses Fermentasi Susu Selama Penyimpanan

NAMA : Ni Kade Ari Wulan Pebri Yanti

NIM : 1207105061

PROGRAM STUDI : Peternakan

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL

...

Pembimbing I

Ir. Sri Anggreni Lindawati, M. Si NIP. 19621206 199303 2 001

Pembimbing II

I Nyoman Sumerta Miwada, S.Pt., MP NIP. 19721219 199802 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Peternakan Univeritas Udayana, Denpasar

(7)

vii

Skripsi Ini Telah Diuji Pada

Tanggal

……….

Ketua

: Ir. Sri Anggreni Lindawati, M. Si

Sekretaris

: Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, M.S

Penguji Utama

: I Nyoman Sumerta Miwada, S.Pt., MP

Penguji Anggota : 1. Dr. Ni Luh Putu Sriyani, S.Pt., MP

2. Dr. Dewi Ayu Warmadewi, S.Pt.,M.Si

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada Tanggal 15 Februari 1994 di

Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, dan merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara dari pasangan I Komang Wendra

(Ayahanda) dan Ni Ketut Kontari Ningsih (Ibunda). Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) tahun 2006 di SD Negeri 3

Tuwed, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 2009 di SMP Negeri 2 Melaya

Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Pada Tahun 2012 menyelesaikan pendidikan

di Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Melaya Kabupaten

Jembrana, Provinsi Bali, pada Tahun yang sama diterima di Program Studi

Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar melalui jalur

Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) gelombang pertama.

Penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan sebagai anggota Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan sejak Tahun 2013 sampai

dengan Tahun 2014 dan anggota Fungsionaris Forum Persaudaran Mahasiswa

Hindu Dharma (FPMHD) Universitas Udayana sejak Tahun 2013 sampai dengan

(9)

ix

UCAPAN TERIMAKASIH

Puja dan puji syukur penulis ucapkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, skripsi

yang berjudul “Nilai Organoleptik Kefir Hasil Fortifikasi Ubi Ungu pada Proses

Fermentasi Susu Selama Penyimpanan” ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya. Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak dalam pelaksanaan penelitian sampai penulisan skripsi ini,

terutama ditujukan kepada:

1. Ibu Ir. Sri Anggreni Lindawati, M. Si selaku pembimbing utama (I) dan

Bapak I Nyoman Sumerta Miwada, S. Pt., MP sebagai pembimbing kedua

(II) yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat,

bimbingan, dan saran selama pelaksanaan penelitian, khususnya dalam

penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD selaku Rektor

Universitas Udayana dan Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS

selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, atas kesempatan

dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Peternakan, Fakultas

Peternakan, Universitas Udayana.

3. Ucapan yang sama juga ditunjukkan kepada para penguji yaitu Ibu Dr. Ni

Luh Putu Sriyani, S.Pt., MP, Ibu Dr. Dewi Ayu Warmadewi, S.Pt., M.Si

dan Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS yang telah memberikan

(10)

x 4. Ibu Ir. Martini Hartawan, M. Si selaku ketua Laboratorium Teknologi

Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana

yang telah memberikan ijin atas penggunaan fasilitas Laboratorium

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Ni Putu Emi Suastini S dan Bapak Yovi Agus Pamungkas, SP selaku

analis Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas

Peternakan Universitas Udayana yang dengan sabar telah membantu dan

mengarahkan dari awal sampai akhir proses penelitian.

6. Bapak Ir. I Gede Suranjaya, M. Si selaku dosen statistik yang telah

membantu dalam pengolahan data statistik pada skripsi ini.

7. Ibu Dr. Ir. Ni Wayan Tatik Inggriati, MP selaku Pembimbing Akademik

(PA) yang membantu memberikan pengarahan dan saran selama

menempuh perkuliahan di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

8. Demikian juga halnya, kepada seluruh dosen Fakultas Peternakan,

Universitas Udayana yang selalu memberikan ilmu, nasehat, saran serta

dorongan selama menempuh pendidikan dari awal kuliah hingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

9. Ucapan terimakasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh

guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari Sekolah Dasar sampai

Perguruan Tinggi.

10.Seluruh staf Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah

membantu memperlancar urusan akademik.

11.Keluarga tercinta kedua orang tuaku (Ir. I Komang Wendra dan Ni Ketut

(11)

xi memberikan dasar-dasar berpikir dan suasana yang baik untuk

berkembangnya dasar pemikiran dan kreativitas, serta kakak I Putu Agus

Mahendra, S.Kom dan adik Ni Komang Ayu Tri Ratnasari yang telah

mendoakan dan memberikan motivasi, serta seluruh keluarga yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan

dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Disampaikan pula terimakasih yang tulus kepada kekasih tercinta I Wayan

Suarnata, S.KH dengan penuh pengorbanan telah memberikan kesempatan

untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat dan teman satu penelitian Ni Putu Yundari Melati, Dea Kristiani

Rumapea dan Ni Luh Sri Novi Ariani atas semangat, kerjasama dan

dukungan didalam pelaksanaan penelitian. Serta teman-teman angkatan

2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala bantuannya

selama menjalani perkuliahan.

14.Teman- teman mahasiswa/mahasiswi terdekat angkatan 2012, 2013, 2014,

dan 2015 Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penelitian dan

(12)

xii Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya menyempurnakan

skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat dijadikan

sebagai salah satu sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Juni 2016

(13)

xiii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1Susu Segar ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Teknologi Fermentasi Susu ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Kefir ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Karakteristik Biji Kefir ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Perbedaan Kefir dan Yoghurt ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Ubi Ungu ... Error! Bookmark not defined.

(14)

xiv

BAB III MATERI DAN METODE ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Materi ... Error! Bookmark not defined.

3.1.1 Tempat dan lama penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2 Alat dan bahan ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2.1 Alat ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2.2 Bahan penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Rancangan penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Persiapan penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1.1 Pembuatan tepung ubi ungu Error! Bookmark not defined.

3.2.1.2 Pelaksanaan penelitian pendahuluan (pra-penelitian)Error! Bookmark not def

3.2.3 Pelaksanaan penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.4 Pengambilan sampel uji ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5 Variabel yang diamati ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6 Analisis statistik ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Warna ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Aroma ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Kekentalan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Citarasa ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Penerimaan keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Warna ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2Aroma ... Error! Bookmark not defined.

(15)

xv 4.2.4Citarasa ... Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Penerimaan keseluruhan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

2.1 Beberapa jenis susu fermentasi di Asia ... 9

2.2 Komposisi susu, kefir dan yoghurt ... 13

2.3 Kandungan gizi ubi jalar segar berdasarkan daging umbi ... 18

2.4 Komposisi zat gizi ubi per 100 gram ... 19

2.5 Data skala hedonik dan numerik ... 22

4.1 Hasil uji organoleptik (warna) kefir ubi ungu dengan masa simpan berbeda ... 33

4.2 Hasil uji organoleptik (aroma) kefir ubi ungu dengan masa simpan berbeda ... 34

4.3 Hasil uji organoleptik (kekentalan) kefir ubi ungu dengan masa simpan berbeda ... 35

4.4 Hasil uji organoleptik (citarasa) kefir ubi ungu dengan masa simpa berbeda ... 36

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

3.1 Diagram alir pembuatan tepung ubi ungu ... 27

3.2 Skema pembuatan susu sapi terfermentasi kefir ubi ungu ... 30

3.3 Format uji organoleptik ... 31

4.1 Pengaruh waktu simpan terhadap warna kefir ubi ungu ... 40

4.2 Pengaruh waktu simpan terhadap aroma kefir ubi ungu ... 42

4.3 Pengaruh waktu simpan terhadap kekentalan kefir ubi ungu ... 44

4.4 Pengaruh waktu simpan terhadap citarasa kefir ubi ungu ... 46

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Hasil Uji Ranking Kruskal-Wallis Uji Organoleptik (Warna,

Aroma, Kekentalan, Citarasa Dan Penerimaan Keseluruhan ... 56

2. Hasil Uji Lanjutan Mann-Whitney Pada Uji Organoleptik

(Kekentalan) Waktu Simpan Berbeda ... 57

(19)
(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pergeseran perekonomian dan ilmu pengetahuan menyadarkan masyarakat

untuk hidup sehat melalui perubahan pola konsumsi, dari konsumsi instan menuju

produk tradisional (back to nature). Salah satu bahan baku produk tradisional yang bermanfaat untuk kesehatan adalah susu. Susu memiliki nilai gizi yang

sangat baik, namun tidak semua orang dapat menikmati susu. Bagi beberapa

orang susu dapat menyebabkan terjadinya intolerance, baik berupa lactose

intolerance maupun protein intolerance. Disisi lain, susu segar sangat mudah

mengalami kerusakan oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan yakni dengan

fermentasi susu. Fermentasi susu merupakan proses pengolahan susu dengan

bantuan beberapa spesies mikroorganisme, yang bertujuan untuk meningkatkan

nilai gizi memberi citarasa serta memperpanjang masa simpan produk. Salah satu

produk fermentasi susu adalah kefir.

Kefir merupakan produk fermentasi susu dengan menggunakan biji kefir

sebagai starter yang didalamnya mengandung bakteri asam laktat dan khamir. Farnworth (2006) menyatakan bahwa kefir bermanfaat dalam beberapa hal yaitu

menstimulasi sistem imun, menghambat pertumbuhan tumor, sebagai

antimikroba, memperbaiki saluran pencernaan dan menurunkan kadar kolestrol.

Kefir serupa dengan yogurt, tetapi kefir mempunyai konsistensi yang lebih cair

dan gumpalan susunya lebih lembut. Selain itu perbedaan antara kefir dan

(21)

berbuih dan beralkohol (Widodo, 2002), dengan citarasa yang demikian dan

belum begitu dikenal dimasyarakat menyebabkan kefir kurang digemari

dibandingkan yoghurt. Oleh karena itu perlu dilakukan penganekaragaman

citarasa dengan fortifikasi ubi ungu.

Keunggulan ubi ungu adalah memiliki kandungan antosianin yang lebih

tinggi dari pada ubi jalar jenis lainnya. Antosianin pada ubi ungu memiliki

kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik terhadap mutagen dan

karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan olahannya (Yamakawa dan

Yoshimoto 2002). Selain itu antosianin merupakan zat warna alami dan memiliki

fungsi fisiologis seperti antikanker, antibakteri, dan antioksidan karena

kemampuan menangkap radikal bebas penyebab utama kerusakan pada sel yang

berasosiasi dengan terjadinya penuaan dan penyakit degeneratif (Cevallos et al.,

2002 dan Suda et al., 2003). Fortifikasi ubi ungu pada susu diduga mampu meningkatkan aktivitas mikroba khususnya bakteri asam laktat karena ubi ungu

merupakan sumber nutrisi yang mengandung serat pangan tinggi, sehingga dalam

penelitian ini diperoleh produk kefir berprobiotik dan berantioksidan. Namun

potensi dari fortifikasi ubi ungu pada kefir terhadap respon panelis secara

organoleptik dalam kaitannya dengan penyimpanan sedikit informasinya, karena

faktor penyimpanan akan sangat mempengaruhi kualitas organoleptik (warna,

aroma, kekentalan dan citarasa) produk. Lizayanti et al. (2014) melaporkan hasil penelitiannya bahwa susu fermentasi yoghurt sampai penyimpanan 16 hari disukai

oleh panelis dengan skor 4,35 sampai 2,45 yang mengarah ke kreteria suka sampai

(22)

kualitas penerimaan konsumen, karena tingkat penerimaan konsumen terhadap

kualitas suatu produk merupakan titik akhir penilaian. Oleh karena itu perlu dikaji

potensi fortifikasi ubi ungu pada proses fermentasi susu melalui penelitian uji

“Nilai organoleptik kefir hasil fortifikasi ubi ungu pada proses fermentasi susu

selama penyimpanan”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini, adalah:

1. Bagaimana respon panelis terhadap warna, aroma, citarasa, kekentalan dan

penerimaan keseluruhan produk susu fermentasi berbahan dasar susu sapi

yang diolah menjadi kefir dengan fortifikaasi ubi ungu terhadap lama

simpan yang berbeda?

2. Berapa lama waktu penyimpanan terbaik bagi produk susu fermentasi

berbahan dasar susu sapi yang diolah menjadi kefir dengan fortifikasi ubi

ungu?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi respon panelis terhadap kefir yang difortifikasi ubi

ungu dari segi warna, aroma, kekentalan, citarasa, dan penerimaan

keseluruhan.

2. Untuk menentukan waktu simpan terbaik produk susu sapi terfementasi

yang diolah menjadi kefir dengan fortifikasi ubi ungu melalui respon

(23)

1.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah lama penyimpanan susu sapi

terfermentasi yang diolah menjadi kefir dengan fortifikasi ubi ungu berpengaruh

terhadap tingkat penerimaan konsumen.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan akan pentingnya susu fermentasi bagi kesehatan

yang dioalah menjadi kefir dan manfaat dari ubi ungu untuk kesehatan.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang produk olahan susu

khususnya susu sapi fermentasi.

3. Produk ini mempunyai nilai komoditi yang tinggi dalam mengembangkan

peternakan di Indonesia, khususnya peternak sapi perah dan petani ubi

(24)

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi

3.1.1 Tempat dan lama penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan

Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalam P.B Sudirman

Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei

2015.

3.1.2 Alat dan bahan

3.1.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kefir antara lain gelas ukur,

sendok pengaduk, panci stainless, thermometer, toples plastik, kompor gas dan

lemari pendingin. Untuk uji organoleptik digunakan cup plastik, sendok plastik,

piring plastik, air mineral, format uji dan alat tulis.

3.1.2.2 Bahan penelitian

Susu sapi yang digunakan dalam pembuatan kefir pada penelitian adalah

susu sapi yang diperoleh dari pasar swalayan di Denpasar, kefir grain yang berfungsi sebagai starter diperoleh dari Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Mikrobiologi Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar Bali dan ubi

(25)

3.2 Metode penelitian 3.2.1 Rancangan penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dan 24 ulangan.

Metode pembuatan tepung ubi ungu dilakukan melalui tahapan yaitu

menyortir ubi ungu kualitas baik, kemudian dilanjutkan pencucian ubi ungu

dengan air mengalir untuk memisahkan kotoran tanah yang menempel. Ubi yang

telah dicuci dilakukan pengupasan kulit, kemudian dipotong-potong tipis dengan

tujuan untuk mempercepat proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan

dengan menggunakan oven suhu 55-600 C selama 24 jam. Potongan ubi yang

telah dikeringkan kemudian dilakukan penggilingan dengan menggunakan blender

hingga ubi ungu menjadi bubuk tepung. Hasil penghancuran ubi ungu diayak

dengan menggunakan saringan berukuran lubang 100 mesh. Tepung yang lolos

ayakan dapat digiling kembali sehingga memperoleh tepung ubi ungu dengan

tingkat kehalusan yang baik. Untuk lebih jelasnya proses pembuatan tepung ubi

(26)

Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan tepung ubi ungu

Sumber : Rizy dan Zubaidah (2015)

3.2.1.2 Pelaksanaan penelitian pendahuluan (pra-penelitian)

Penelitian pendahuluan dilaksanakan untuk menentukan konsentrasi terbaik

pada tepung ubi ungu yang akan di fortifikasi pada kefir. Pra penelitian ini

menggunakan susu sebanyak 500 ml untuk masing-masing perlakuan dengan

fortifikasi tepung ubi ungu (0%, 2%, 4%, 6%, 8%) ke dalam panci dan kemudian

di pasteurisasi selama 30 menit pada suhu 850 C dengan jalan terus diaduk,

kemudian dinginkan susu mencapai suhu 280-300 C, dan kemudian inokulasi

starter kefir grain sebanyak 3% (Ot’es dan Cagindi, 2003) dari jumlah susu yang

digunakan dan diinkubasi pada suhu 28-300 C selama 20 jam. Berdasarkan hasil

uji hedonik diperoleh bahwa konsentrasi terbaik yaitu 4% tepung ubi ungu. Hal

ini juga didukung oleh hasil penelitian Rizky dan Zubaidah (2015), melaporkan Ubi ungu

Pencucian

Pengupasan

Pengirisan

Pengeringan dengan menggunakan oven 55-600 C selama 24 jam

Penggilingan dengan blender

Pengayakan dengan saringan berlubang 100 mesh

(27)

bahwa konsentrasi penambahan tepung ubi ungu 4% pada susu fermentasi

merupakan perlakuan terbaik menurut parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi.

3.2.3 Pelaksanaan penelitian

3.2.1.3 Pembuatan kefir ubi ungu

Pembuatan kefir ubi ungu dapat dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu

semua alat-alat yang digunakan dicuci bersih terlebih dahulu menggunakan

detergen, kemudian dibilas menggunakan aquadest. Setelah itu peralatan yang

sudah kering, dibilas menggunakan alkohol 70% kemudian disterilisasi di dalam

autoklaf pada suhu 1210 C selama 15-20 detik. Penelitian ini menggunakan

tepung ubi ungu konsentrasi 4% dengan masa simpan (0, 1, 3, 5, 7 hari).

Tahapan yang dilaksanakan dalam pembuatan kefir ubi ungu yakni

menyiapkan susu sapi segar yang dituangkan kedalam panci berukuran sedang,

kemudian fortifikasi tepung ubi ungu sesuai dengan hasil prelim yaitu dengan

tepung ubi ungu konsentrasi 4%. Selanjutnya dilakukan proses homogenisasi

susu yang dicampur tepung ubi ungu dengan cara diaduk, kemudian disaring agar

bebas dari kontaminasi. Susu yang telah difortifikasi tepung ubi ungu diletakkan

di atas kompor untuk di pasteurisasi pada suhu 850 C selama 30 menit. Tujuan

pasteurisasi tersebut untuk mematikan bakteri dalam susu yang dapat

mengalahkan bakteri inokulan serta untuk menguapkan sebagian air agar

kekentalan susu sesuai untuk pertumbuhan bibit starter (Effendi, 2009). Tahap selanjutnya yaitu proses pendinginan sampai suhu turun mencapai 270C,

(28)

plastik berukuran 500 ml lalu tutup rapat menggunakan aluminium foil, kemudian fermentasi pada suhu 280C-300C selama 20 jam

Kefir ubi ungu yang telah terfermentasi dipindahkan kedalam lemari

pendingin dengan suhu 40 C dan disimpan sampai 7 hari kedepan agar

memperoleh perlakuan K7. Dua hari kemudian susu sapi segar dengan fortifikasi

tepung ubi ungu kembali lagi diproses menjadi kefir ubi ungu dengan melalui

tahapan yang sama untuk memperoleh perlakuan K5 (masa simpan 5 hari). Begitu

selanjutnya susu sapi segar diolah menjadi kefir dengan fortifikasi tepung ubi

ungu sesuai perlakuan masa simpan dikerjakan setiap du hari sekali melalui proses

pembuatan yang sama sehingga diperoleh perlakuan K3, K1, dan K0 (masa simpan

3 hari, 1 hari, dan 0 hari). Susu sapi terfermentasi dengan fortifikasi tepung ubi

ungu dilakukan pengujian secara serentak pada hari ke-0. Untuk jelasnya proses

pembuatan susu sapi terfermentasi dengan penambahan tepung ubi ungu dapat

(29)

Gambar 3.2 Skema pembuatan susu sapi terfermentasi kefir ubi ungu

3.2.4 Pengambilan sampel uji

Pengujian terhadap sampel dilakukan secara serentak pada hari ke-0 (masa

simpan 0 hari) terhadap semua sampel kefir ubi ungu. Sampel kefir ubi ungu

disajikan dalam cup plastik kecil yang telah diberi kode tiga digit angka dengan

ukuran dan jumlah yang seragam kemudian diletakkan diatas piring sterofom

sesuai dengan kode sampel untuk membedakan sampel satu dengan sampel

lainnya yang hanya diketahui oleh peneliti. Setelah sampel kefir siap disajikan

dilakukan pengujian organoleptik oleh panelis, masing-masing panelis telah diberi

format uji sebagai tempat untuk menuangkan respon penilaian.

Panelis yang dipilih pada uji organoleptik yakni panelis semi terlatih.

Panelis dalam uji ini terdiri dari 24 orang yang masing masing memperoleh 5 Pasteurisasi 850 C, selama 30 menit

Turunkan suhunya sampai pada suhu kamar ± 270 C

Inokulasi kefir grain 3%

Bagi kedalam toples sesuai perlakuan (1 lt) Susu sapi segar

Penambahan tepung ubi ungu konsentrasi 4%

Inkubasi pada suhu kamar (± 25 - 270 C) Selama 20 jam

(30)

buah sampel dengan pengujian berdasarkan tingkat kesukaan mengunakan kisaran

angka penilaian angka 1 sampai 5 yang menunjukkan nilai dengan urutan (1)

sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) biasa, (4) suka, dan (5) sangat suka (Chang

et al., 2010).

3.2.5 Variabel yang diamati

Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah warna, aroma

kekentalan, citarasa, dan penerimaan produk secara kesuluruhan. Pengujian

produk dilakukan oleh panelis dengan memberikan responnya ke dalam format

uji. Format uji dapat dilihat pada Gambar 3.3. Dalam uji hedonik metode yang

digunakan adalah Metode Consumer Preference Test yaitu metode pengujian secara langsung dilakukan oleh panelis, yang menilai suatu sifat atau kualitas dari

produk. Panelis menilai menurut tanggapan pribadi terhadap sifat hedonik dari

susu sapi terfermentasi dengan fortifikasi tepung ubi ungu.

Nama Panelis :

Hari/ tanggal :

Instruksi : Berikan tanda “ ” pada pernyataan sesuai dengan penilaia

saudara terhadap (warna, aroma, kekentalan, citarasa dan

(31)

3.2.6 Analisis statistik

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan analisis

statistik non-parametrik (Kruskal-Wallis), dan apabila terdapat perbedaan yang

nyata antara perlakuan (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney

(Siegel, 1977) dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 (Statistical

Gambar

Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan tepung ubi ungu
Gambar 3.2 Skema pembuatan susu sapi terfermentasi kefir ubi ungu
Gambar 3.3 Format uji organoleptik

Referensi

Dokumen terkait

Seorang pedagang rokok yang mempunyai modal Rp 300.000 dan kiosnya dapat menampung paling banyak 250 bungkus rokok akan mendapat keuntungan maksimum jika ia membeli…...

Kata Kunci: Pemahaman Arti Bacaan shalat, Kekhusyu’an Shalat Skripsi ini membahas Studi tentang Pengaruh Pemahaman arti Bacaan Shalat Terhadap Kekhusyu’an Shalat Pada

Berdasarkan prosedur kerja hingga identifikasi senyawa, dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa 2-metoksikhalkon dan 2,4’-dimetoksikhalkon dengan

Mulai tahun 2011, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kepedidikan memperluas program Beasiswa Pendidikan Pascasarjana dengan membuka kesempatan bagi calon dosen dan tenaga kependidikan

Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau biasa disebut Clubfoot merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana

Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Interior Fakultas

Alasan penulis menggunakan variabel senjangan anggaran, budaya organisasi dan komitmen organisasi berdasarkan hasil penelitian Indriani &amp; Yusuf (2014) mengatakan

Kementerian Riset dan Teknologi melaksanakan kegiatan prioritas nasional Insentif Riset SINas dengan 4 indikator, meliputi jumlah riset dasar, jumlah riset terapan, jumlah