• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABEL DISIPLIN DAN MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIABEL DISIPLIN DAN MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PASURUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh : NUR ABDI 0842010049

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

Disusun Oleh :

NUR ABDI NPM : 0842010049

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi

Menyetujui, Pembimbing

Dra. Siti Ning Farida, MSi NIP. 196407291990032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

NUR ABDI NPM. 0842010019

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi

Pr ogram Studi Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 10 Desember 2012

Pembimbing Utama Tim penguji:

1. Ketua

Dra. Siti Ning Farida, MSi Dra. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 196407291990032001 NIP. 195507181983022001

2. Sekr etaris

Dra. Siti Ning Farida, MSi NIP : 196407291990032001 3. Anggota

R.Y.Rusdianto, S.Sos, M,Si NPT. 372069500461

(4)

karunia-Nya, kepada penulis sehingga menyelesaikan proposal ini dengan

judul : “Var iabel Disiplin dan Motivasi yang Mempengar uhi Pr estasi

Ker ja Bagian Produksi pada PT. Laser J aya Sakti Pa sur ua n” dapat

terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Siti Ning Farida,

M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan

penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa

moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si. selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku sekretaris Jurusan Progam Studi

Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(5)

5. Bapak M. Fauzi Lubis selaku Direktur Utama PT. Laser Jaya Sakti di

Pasuruan.

6. Keluarga terutama ibu penulis, kakak-kakak dan teman-teman penulis

yang turut memberi dukungan dan motivasi hingga dapat

menyelesaikan proposal ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan

baik dari segi teknis maupun dalam segi penyusunannya. Untuk itu,

penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan

kritik yang bersifat membangun.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga

Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin.

Surabaya, Desember 2012

(6)

HALAMAN J UDUL...i

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 7

2.1.1.2 Pengertian Strategi Manajemen Sumber Daya

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 22

2.3.1 Disiplin Kerja ... 25

2. 3.1.1 Pengertian Disiplin ... 25

2.3.1.2 Bentuk-bentuk disiplin kerja ... 26

(7)

2.3.2.3 Indikator – Indikator Motivasi...34

2.3.2.4 Faktor – Faktor Motivasi...35

2.3.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 37

2.3.4 Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.2.1 Populasi ... 42

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.3 Teknik Pengumpulan Data...43

3.3.1 Pengumpulan Data...43

3.3.2 Jenis Data ... 44

3.3.3 Sumber Data ... 44

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ...44

3.4 Analisis Data ... 45

3.4.1 Teknik Analisis Data ... 45

3.4.1.1 Asumsi Klasik...45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 55

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 55

(8)

4.1.5 Tugas dan Fungsi Jabatan PT. Laser Jaya Sakti ... 58

4.2 Deskripsi Data Penelitian...59

4.2.1 Analisis Deskriptif Data Responden...60

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan Kuesioner ... 61

4.3 Uji Kualitas Data ... 64

4.3.1 Uji Vadilitas ... 65

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 68

4.4 Uji Normalitas ... 69

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 71

4.5.1 Uji Multikolonieritas ... 71

4.5.2 Uji Heteroskedastistitas ... 72

4.6 Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 73

4.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

4.6.2 Uji Hipotesis ... 76

4.6.2.1 Uji F ... 76

4.6.2.2 Uji t ... 79

4.7 Pembahasan ... 82

4.7.1 Pembahasan Secara Simultan ... 82

4.7.2 Pembahasan Secara Parsial ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

(9)

GAMBAR 4.5 ... 80

GAMBAR 4.6 ... 81

DAFTAR TABEL ... xi

TABEL 4.1 ... 60

TABEL 4.2 ... 61

TABEL 4.3 ... 62

TABEL 4.4 ... 63

TABEL 4.5 ... 64

TABEL 4.6 ... 66

TABEL 4.7 ... 67

TABEL 4.8 ... 68

TABEL 4.9 ... 69

TABEL 4.10... 72

TABEL 4.11... 74

(10)

Nur Abdi 0842010049

ABSTRAK

Program disiplin dan motivasi yang diberikan kepada karyawan merupakan langkah penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan sumber daya manusianya. Karena begitu pentingnya masalah disiplin dan motivasi karyawan bagi perusahaan untuk perkembangan di masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis terdorong untuk mengambil judul “ Variabel disiplin dan motivasi yang mempengaruhi prestasi kerja bagian produksi pada PT. Laser Jaya Sakti Pasuruan”.Tujuannya untuk mengetahui pengaruh variabel disiplin dan motivasi karyawan secara simultan dan parsial terhadap prestasi kerja bagian produksi pada PT. Laser Jaya Sakti.

Penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan variabel bebas disiplin (X1) dan motivasi (X2) variabel terikat prestasi kerja (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Laser Jaya Sakti Pasuruan. Teknik penarikan sampel menggunakan Sampling Jenuh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel disiplin (X1) dan motivasi (X2) secara simultan terdapat pengaruh terhadap variabel prestasi kerja (Y) dengan perolehan Fhitung lebih besar dari Ftabel dengan menggunakan uji F. Serta dengan uji t menunjukkan bahwa variabel disiplin (X1) dan motivasi (X2) secara parsial terdapat pengaruh terhadap variabel prestasi kerja (Y).

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebuah oganisasi / perusahaan dapat menjalani kegiatan usahanya

dengan adanya unsur manusia sebagai unsur terpenting dan utama. Tidak

satupun metode atau teknik dalam melakukan sesuatu yang efektif tanpa ada

unsur manusia yang mengatur dan mengelola serta tenaga yang terampil dari

manusia itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan, keliruan dan

kegagalan menjadi tanggungjawab manusia, karena manusia memegang

peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Mengingat pentingnya peranan manusia (karyawan) dalam unsur

pencapaian tujuan perusahaan, maka dari itu dituntut untuk mempunyai

kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan

perusahaan. Dengan demikian jelas bahwa perhatian karyawan terdapat pada

usaha meningkatkan kemampuan dan kemauan karyawan. Oleh karena itu

karyawan dituntut mendorong dan merespon prilaku-prilaku positif dalam

mencapai tujuan perusahaan/organisaisi. Sehingga para karyawan menjadi

bersemangat untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya serta

memikirkan pemikiran-pemikiran yang kreatif dan inovasif melalui

(12)

Keberhasilan seseorang pemimpin disebabkan oleh adanya kerjasama

yang baik dengan bawahannya. Hal inilah yang menyebabkan perlunya bagi

seseorang pemimpin untuk memberikan perhatian yang besar kepada

bawahannya. Oleh karena itu perlu adanya kesepakatan antara perusahaan dan

karyawan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan, sehingga pada

akhirnya para karyawan dapat memberikan prestasi yang tinggi dalam

mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dapat mencapai apabila

karyawan dapat dan mampu menjalankan tugas-tugas dan tanggungjawabnya

dengan baik.

PT Laser Jaya Sakti adalah perusahaan yang pembuatan spare-parts

dibidang perminyakan. Kendala yang dihadapi saat ini adalah semakin tinggi

persaingan antara perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan

spare-parts perminyakan dengan memberikan fasilitas dan pelayanan yang bermutu

tinggi, untuk mengatasinya perusahaan dituntut agar memiliki tenaga kerja

yang berkualitas dan berprestasi. Dan untuk dapat memberikan apa yang

terbaik tentunya diperlukan sumberdaya manusia yang berprestasi baik dalam

perusahaan.

Sumberdaya manusia sangat berperan pada keberhasilan suatu

perusahaan, terutama dalam memberikan pelayanan pada konsumen.

Mengingat pentingnya faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan,

(13)

meningkatkan prestasi kerja dari para karyawan untuk menghadapi

persaingan.

Sesuai dengan program kerja PT. Laser Jaya Sakti yaitu bertujuan

untuk meningkatkan daya saing perusahaan, serta meningkatkan kualitas dan

kemampuan sumberdaya manusia. Dari data yang diperoleh dari PT. Laser

Jaya Sakti pada saat ini terjadi penurunan pada prestasi karyawan, hal ini

disebabkan karena pada saat ini kemungkinan karyawan masih dalam proses

penyesuaian yang mana dulunya PT. Laser Jaya Sakti yang bergerak dibidang

pembuatan spare-parts mesin pabrik.

Penurunan prestasi karyawan yang terjadi pada PT. Laser Jaya Sakti

apabila tidak segera ditindak lanjuti maka dapat berakibat pada menurunnya

tingkat prestasi kerja karyawan dan hal ini secara langsung dapat merugikan

perusahaan, oleh sebab itu perlu bagi perusahaan untuk mengetahui hal-hal

yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Penurunan prestasi karyawan

disini meliputi disiplin kerja yang terdiri dari tingkat absensi kerja dan

motivasi yang terdiri dari keinginan untuk segera menyelesaikan tugas,

keinginan untuk dapat memberikan hasil yang maksimal dan keinginan untuk

dapat mencapai kesuksesan kerja.

Menurunnya prestasi kerja karyawan sangat berpengaruh besar pada

(14)

yang ada menunjukkan bahwa disiplin kerja dan motivasi dari tahun ketahun

sangat menurun.

Tingkat Absensi Pegawai Bagian Produksi

Tahun 2009-2011

Tahun Jumlah absensi (hari) Total Jumlah

Absensi

Sakit Izin Alpa

2009 15 42 8 65

2010 19 54 11 84

2011 22 63 16 101

Sumber: PT. Laser Jaya Sakti 2012

Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas maka penelitian ini

berusaha mengetahui variabel – variabel yang mempengaruhi prestasi kerja

karyawan pada PT. Laser Jaya Sakti dari segi disiplin kerja yaitu apakah

selama bekerja karyawan sudah mengikuti aturan-aturan yang diberikan

perusahaan, motivasi yaitu bagaimana dorongan yang diberikan oleh atasan

kepada bawahan dalam menyelesaikan tanggungjawab yang diberikan dan

(15)

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berusaha untuk

mengetahui variabel – variabel apa saja yang berpengaruh terhadap prestasi

kerja karyawan dengan mengambil judul

“Var iabel Disiplin dan Motivasi yang Mempengar uhi Pr estasi Ker ja

Bagian Pr oduksi pada PT. Laser J aya Sakti Pasur uan”

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dari latar berlakang yang dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara disiplin dan motivasi

terhadap prestasi kerja pada PT. Laser Jaya Sakti?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara disiplin dan motivasi

terhadap prestasi kerja pada PT. Laser Jaya Sakti?

1.3 TUJ UAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara

disiplin dan motivasi terhadap prestasi kerja pada PT. Laser Jaya

Sakti.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara

disiplin dan motivasi terhadap prestasi kerja pada PT. Laser Jaya

(16)

1.4 MANFAAT PE NELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai

berikut:

a. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan gambaran, ide, maupun

sumbangan pemikiran terhadap upaya peningkatan prestasi kerja

karyawan ditinjau dari disiplin dan motivasi kerja.

b. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

kepentingan ilmiah dan referansi perpustakaan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim. kHususnya dibidang

Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan prestasi

kerja karyawan dan dapat digunakan sebagai referensi peneliti

selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui

(17)

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.1 Penger tian Sumber Daya Ma nusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM), adalah suatu ilmu atau

cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)

yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan

secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan dan

masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa

setiap karyawan adalah Manusia – bukan mesin – dan bukan semata menjadi

sumber daya bisnis.

Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat

penting bagi organisasi. Dalam perkembangannya, organisasi akan

menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan

demikian pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara

profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi, yaitu Human

Resource Departement.

Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur perjuangan organisasi,

(18)

(disebut personil, tenaga kerja, pekerja/karyawan) atau potensi manusiawi

sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya atau potensi.

Yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non-material dalam

organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik

dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2000).

Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia juga

menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan

karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,

kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen

sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen

yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Agar

pengertian MSDM ini lebih jelas maka dibawah ini dirumuskan dan dikutip

definisi yang dikemukakan oleh para ahli :

Menurut T. Hani Handoko (2000 : 4) bahwa Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan pemeliharaan dan

penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik tujuan-tujuan

individual maupun organisasi.

Disisi lain menurut Hasibuan (2005 : 10) Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah suatu ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan

tenaga kerja yang efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan

(19)

Sedangkan menurut Henry Simamora (2002 : 2) mendefinisikan

manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya

manusia.

Menurut Henry Simamora (2002 : 4) manajemen sumber daya

manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas

jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

Ada empat hal yang sangat penting berkenaan dengan manajemen

sumber daya manusia :

1. Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian

berbagai kebijakan sumber daya manusia dengan perencanaan bisnis.

2. Tanggung jawab pengelolaan sumber daya manusia tidak lagi

terletak hanya pada manajer khusus, tetapi sekarang dianggap terletak

pada manajemen lini senior.

3. Perubahan fokus dari hubungan serikat pekerja manajemen

menjadi hubungan manajemen karyawan, dari kolektivitisme menjadi

individualisme yaitu, dari kelompok menjadi individual.

4. Terdapat aksentuasi pada komitmen dan pelatihan inisiatif

(20)

Personalia, administrasi dan manajemen personalia, departemen

sumber daya manusia, merupakan beberapa istilah yang dipakai untuk

menggambarkan fungsi hubungan personalia, manajemen karier, manajemen

sumber daya manusia dan perencanaan tenaga kerja telah pula ditambahkan

ke dalam daftar istilah untuk menggambarkan arah baru aktivitas hubungan

personalia ini.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan pengertian Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengawasan, evaluasi kerja dan pengembangan sumber daya

manusia dengan memanfaatkan orang-orang sebagai anggota organisasi untuk

mencapai tujuan bersama.

2.1.1.2 Penger tian Strategi Mana jemen Sumber Daya Ma nusia

Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rumusan mendasar

mengenai pendayagunaan Sumber Daya Manusia sebagai usaha

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan terbaik sebuah perusahaan /

industry untuk menjadi kompetitor ( pesaing ) yang mampu memenangkan

dan mengusai pasar, melalui tenaga kerja yang dimilikinya.

2.1.1.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manjemen sumber daya manusia secara funsional memiliki beberapa

(21)

yang dijalankan oleh MSDM sesuai dengan fungsi yang dimilkinya, dengan

tujuan peningkatan produktifitas, kualitas kehidupan kerja dan pelayanan.

Fungsi manajemen sumber daya manusia (MSDM) di dalam

perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan,

baik oleh para pemimpin puncak perusahaan, maupun manajer lini. Selain itu

juga, fungsi MSDM harus dapat memberikan contoh kepada fungsi-fungsi

lain di dalam perusahaan, dalam hal memulai dan menerima suatu perubahan.

Dalam atmosfir suatu perusahaan fungsi MSDM dituntut untuk mulai

melakukan perubahan yang mendasar dalam memainkan perannya di

perusahaan. Dengan perubahan ini maka fungsi MSDM dapat memberikan

nilai tambah kepada bisnis perusahaan. Mereka harus mampu untuk menjadi

mitra strategis yang handal bagi pimpinan puncak perusahaan. Peran

tradisional sebagai pelaksana administrasi dan penjaga peraturan sudah

selayaknya diperbaruhi dan diperluas.

Guna mewujudkan peran seperti yang diharapkan di atas, tentunya

memerlukan kerja keras dan tekad yang kuat dari para praktisi sumber daya

manusia secara terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya

di bidang-bidang selama ini mungkin kurang mendapatkan perhatian seperti

di bidang-bidang yang selama ini menjadi bagian dari fungsi sumber daya

(22)

Menurut Hasibuan (2005 : 21) Fungsi Manajemen Sumber Daya

Manusia meliputi :

1. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif

dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi

semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan

kerja, delegasi wewenang dan koordinasi dalam bagan organisasi.

3. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan

agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam

membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua

karyawan agar mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan

(23)

5. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan seleksi, penetapan

orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

6. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan.

7. Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak

langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa

yang diberikan kepada perusahaan.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta

kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

9. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar

(24)

10. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya

manusia yang terpenting dan kunci dari terwujudnya tujuan karena

tanpa disiplin yang baik maka sulit terwujudnya tujuan yang

maksimal.

11. Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang

dari suatu perusahaan karena suatu alasan tertentu.

2.1.1.4 Tujua n Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Martoyo (2001 :

36) dapat dirincikan menjadi 4 tujuan utama yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Organisasi

Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya adalah untuk

tercapainya efektifitas yang maksimal dari suatu organisasi dengan

menggerakan dan mengefektifkan sumber daya manusianya di

masing-masing organisasi. Oleh karena itu, bagi setiap manajer dalam

suatu organisasi harus bisa menggerakan, memotivasi, mengarahkan,

dan mengefektifkan secara tetap, baik, dan benar dalam mencapai

(25)

2. Tujuan Fungsional

Secara fungsional, tujuan manajemen sumber daya manusia di

setiap organisasi adalah harus sesuai dengan tujuan organisasi yang

lebih besar. Tidak berlebihan maupun tidak terlalu kurang dari tujuan

organisasi secara keseluruhan.

3. Tujuan Sosial

Setiap organisasi apapun tujuannya harus mengingat akibatnya

bagi kepentingan masyarakat umumnya disamping untuk kepentingan

masyarakat internal organisasinya.

4. Tujuan Personal

Kepentingan personal atau individual dalam organisasi juga

harus diperhatikan oleh setiap manajer terutama sumber daya manusia

dan harus disamakan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.

2.2 Pr estasi Ker ja

2.2.1 Pengetian Pr estasi Ker ja

Menurut mangkunegara (2001 : 67), prestasi kerja memiliki arti hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

kepadanya. Sementara As’ad (1998 : 12), mendefinisikan prestasi kerja

sebagai hasil yang dicapai oleh seorang menurut ukuran yang berlaku untuk

(26)

Sedangkan Mitchell dan Larson (1998 : 23) mengatakan bahwa

prestasi kerja menunjuk pada suatu hasil perilaku yang dinilai oleh beberapa

criteria atau standar mutu suatu hasil kerja. Persoalan mutu ini berkaitan

dengan baik buruknya hasil yang dikerjakan oleh pekerja. Bila perilaku

pekerja memberikan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar atau criteria

yang ditetapkan organisasi, maka prestasi kerjanya tergolong baik. Sebaliknya

bila perlu pekerja memberikan hasil pekerjaan yang kurang atau tidak sesuai

dengan standar atau criteria yang ditetapkan oleh organisasi, maka prestasi

kerjanya tergolong kurang baik. Beda yang dikemukakan oleh Hasibuan

(1997 : 105), bahwasanya prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepada

pegawai yang didasarkan atas kemampuan, kedisiplinan, kesungguhan kerja

dan hasil kerja pegawai

Dari pendapat – pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang baik berupa

produk atau jasa dan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaannya sesuai

dengan beban tugas yang harus dilaksanakan dengan disertai adanya standar

kerja yang telah ditentukan.

2.2.2 Penilaia n pr estasi Ker ja

Menurut Handoko (2000 : 135), penilaian prestasi kerja merupakan

(27)

seseorang karyawan. Dalam pengertian ini dijelaskan pula kegunaan –

kegunaan dalam penilaian prestasi kerja.

faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :

1. Kuantitas Kerja

Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada,

yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat

pekerjaan dapat diselesaikan.

2. Kualitas kerja

Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang

ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan,

kebersihan hasil kerja.

3. Keandalan

Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan

memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan

kerjasama.

4. Inisiatif

Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan

korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima

(28)

5. Kerajinan

Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga

yang bersifat rutin.

6. Sikap

Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman

kerja

7. Kehadiran

Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai

dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.

Selain melihat manfa’at atau kegunaan dari penilaian prestasi kerja,

maka secara bagian elemen – elemen pokok system penilaian prestasi kerja

(29)

Gamba r 2.1

Elemen – elemen Pokok Sistem Penilaia n Pr estasi Ker ja

Sumber : Handoko (2000)

Martoyo (1999 : 1), mengemukakan penilaian prestasi kerja atau

“performance apraisal” adalah proses melalui mana organisasi – organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja seorang karyawan. Apabila penilaian

prestasi kerja tersebut dilaksanakan dengan baik, tertip dan benar, maka dapat

membantu meningkatkan loyalitas organisasi organisasional dari para

karyawan atau anggota organisasi.

Menurut Siagian (2002 : 224), yang dimaksut dengan penilaian

prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi

(30)

1. Yang dinilai adalah manusia, disamping memiliki kemampuan

tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan.

2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang

realistic, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta criteria

yang ditetapkan dan diterapkan secara obyektif.

3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai

dengan tiga maksud, yaitu :

1. Dalam hal penilaian tersebut positif, menjadi dorongan kuat bagi

pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi di masa

yang akan datang sehingga kesempatan meneliti karier lebih

terbuka baginya.

2. Dalam hal penilaian tersebut bersifat negatif, pegawai yang

bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan demikian

dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk

mengatasi kelemahan tersebut.

3. Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif,

kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan

keberatannya sehingga pada akhirnya ia dapat memahami dan

menerima hasil penilaian yang diperolehnya.

4. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu didokumentasikan

(31)

informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun

merugikan pegawai.

5. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu

turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang diambil

mengenai mutasi pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih

wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian tidak atas permintaan

sendiri.

Aspek penting lainnya dari suatu system penilaian prestasi kerja ialah

standart yang jelas. Sasaran utama dari adanya standart tersebut adalah

teridentifikasikannya unsur – unsur kritikal suatu pekerjaan. Standart tersebut

merupakan suatu tolak ukur seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pendekatan penilaian prestasi kerja menurut sayoka (1996 : 88),

terdapat empat pendekatan antara lainnya :

1. Seorang manajer menilai seorang pegawai paling banya dipakai. Akan

tetapi pendekatan lain semakin popular dan dapat menjadi tambahan

berharga untuk penilaian prestasi kerja satu orang.

2. Pegawai dinilai oleh komite manajerial atau beberapa orang manajer

yang mengisi formulir penilaian terpisah. Karena penilaian ini

tergantung dari jumlah pandangan, pendekatan ini efektif dari pada

(32)

banyak waktu dan sering melunturkan perasaan pegawai atas

tanggungjawab supervisor langsungnya.

3. Kelompok rekan sekerja menilai seseorang rekan. Setiap orang dinilai

terpisah dan di atas oleh sesama kawan pada tingkat organisasi yang

sama.

4. Pegawai menilai atasan. Para pegawai diminta menilai prestasi kerja

atasan dalam mengemban pelaksanaan tugas sebagai seorang

pemimpin.

2.3 Faktor -faktor ya ng mempengar uhi Pr estasi Ker ja

Menurut Anogoro (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

kerja pegawai adalah motivasi, pendidikan ketrampilan sikap dan etika,

tingkat penghasilan, teknologi, disiplin kerja, serta lingkungan kerja.

Kenapa peneliti hanya mengambil disiplin dan motivasi dari teori

diatas karena menurunnya prestasi kerja di perusahaan PT. Laser Jaya Sakti

disebabkan oleh kurangnya disiplin dan motivasi kerja.

1. Disiplin kerja

Kedisiplinan menurut Malayu S.P Hasibuan (2001;190) adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mena’ati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran secara

sukarela mena’ati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung

(33)

tanpa adanya paksaan. Kesediaan adalah sikap, tingkah laku dan

perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik

tertulis maupun tidak tertulis.

Disiplin kerja harus dimiliki setiap karyawan dan harus

dibudayakan di kalangan karyawan agar bisa mendukung tercapainya

tujuan organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap

aturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri terhadap

perusahaan. pelaksanaan disiplin dengan dilandasi kesadaran dan

keinsafan akan terciptanya suatu kondisi yang harmonis antara

keinginan dan kenyataan. Untuk menciptakan kondisi yang harmonis

tersebut terlebih dahulu harus diwujudkan keselarasan antara

kewajiban dan hak karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

disiplin merupakan sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang atau

sekelompok orang terhadap peraturanperaturan baik tertulis maupun

tidak tertulis, yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan

perbuatan. Hal demikian membuktikan bila kedisiplinan karyawan

memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Motivasi Kerja

Menurut H. Hadari Nawawi (2003:351 motivasi adalah Suatu

keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan

(34)

beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi

merupakan proses untuk coba mempengaruhi seseorang agar

melakukan sesuatu yang kita inginkan dengan kata lain adalah

dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan

sesuatu.

Motivasi merupakan sebuah keahlian dalam mengarahkan

karyawan pada tujuan organisasi agar mau bekerja dan berusaha

sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi dapat

tercapai. Motivasi seseorang melakukan suatu pekerjaan karena

adanya suatu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan ini

dapat berupa kebutuhan ekonomis yaitu untuk memperoleh uang,

sedangkan kebutuhan non-ekonomis dapat diartikan sebagai

kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dan keinginan lebih maju.

Dengan segala kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk lebih giat

dan aktif dalam bekerja, untuk mencapai hal ini diperlukan adanya

motivasi dalam melakukan pekerjaan, karena dapat mendorong

seseorang bekerja dan selalu berkeinginan untuk melanjutkan

(35)

2.3.1 Disiplin Ker ja

2.3.1.1 Penger tian Disiplin Ker ja

Disiplin kerja seperti yang dikemukakan oleh Vithzal Rivai (2004)

adalah suatu alat yang digunakan para manejer untuk berkomunikasi dengan

karyawan agar mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu

upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sebagai contoh,

beberapa karyawan biasa datang terlambat untuk bekerja, mengabaikan

prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk

pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan kepada atasan, atau terlibat

dalam tindakan yang tidak pantas.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang disiplin tersebut dapat

simpulkan bahwa seseorang yang memiliki sikap disiplin kerja tersebut adalah

orang konsekuen dan konsisten serta bertanggung jawab dan taat kepada asas

atas pekerjaan yang diamanatkan kepadanya. Oleh karena itu demi

terwujudnya tujuan perusahaan diperlukan pegawai yang memiliki tingkat

kedisiplinan yang tinggi. Jadi kedisiplinan menjadi kunci sukses perusahaan

(36)

2.3.1.2 Bentuk-bentuk Disiplin Ker ja

Terdapat empat perspektif dasar yang menyangkut disiplin kerja

seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Rivai (2004) yaitu :

a. Disiplin Retributif (Retributive Discipline), yaitu berusaha

menghukum orang yang berbuat salah.

b. Disiplin Korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha membantu

karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.

c. Perspektif hak-hak individu ( Individual Rights Perspektive), yaitu

berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan

disipliner.

d. Perspektif Utilitarian (Utilitarian Perspective), yaitu berfokus pada

penggunaan disiplin kerja pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan

disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

2.3.1.3 Indika tor -indikator Kedisiplinan

Menurut Hasibuan (2005:194-198) pada dasarnya banyak indikator

yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, di

antaranya :

a) Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan

(37)

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini

berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus

sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan

tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam

mengerjakannya.

Akan tetapi, jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau jauh

di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan

karyawan rendah. Disinilah letak pentingnya axas the right man in the

right place and the right man in the right job.

b) Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan

kedisiplinan karyawan karena pimpinanan dijadikan teladan dan

panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang

baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai dengan perbuatan.

Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut

baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para

bawahan pun akan kurang disiplin.

Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik

jika dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa

(38)

mengharuskan pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik agar para

bawahan pun mempunyai disiplin yang baik pula.

c) Balas Jasa

Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi

kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan

dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan

semakin tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik.

Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik

perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar.

Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jaasa yang

mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya beserta keluarga.

Jadi, balas jasa barperan penting untuk menciptakan

kedisiplinan karyawan. Artinya semakin besar balas jasa semakin baik

kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil

kedisplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk

berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak

(39)

d) Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisplinan karyawan,

karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan

minta diperlakukan sama ddengan manusia lainnya.

Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian

balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer

yang baik dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap

semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan

kedisiplinan yang baik pula.

e) Waskat (pengawasan melekat)

Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam

mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat

berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral,

sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.

f) Sanksi Hukum

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara

kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,

karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan

perusahaan. Berat atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan

(40)

g) Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan

mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus

berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan

yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian

pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

h) Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama

karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu

perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan

kemanusiaan yang serasi baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan

karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam

organisasi tersebut baik.

2.3.1.4 Pendekatan Disiplin Ker ja

Menurut Veithzal Rivai (2004), terdapat tiga konsep dalam

pelaksanaan tindakan disipliner, yaitu aturan tungku panas (hot stove rule),

tindakan disiplin progresif (progressive dicipline), dan tindakan disiplin

positif (positive disipline). Pendekatan-pendekatan aturan tungku panas dan

tindakan disiplin progresif terfokus pada perilaku masa lalu. Sedangkan

(41)

bekerjasama dengan para karyawan untuk memecahkan masalah-masalah

sehingga masalah itu tidak timbul lagi.

2.3.1.5 Faktor -faktor ya ng mempengar uhi disiplin

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin

kerjadalam suatu perusahaan.

Menurut Gouzali Saydam (1996) dalam situs www.kumpulanblogger.com,

faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin antara lain:

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan

g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya

disiplin

2.3.2 Motivasi

2.3.2.1 Penger tian Motivasi

Pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi untuk berusaha dan

bertindak. Kemampuan berusaha dan bertindak manusia itu diperoleh manusia

(42)

tujuannya dengan baik, jika salah satu indikatornya bias dikelola lebih baik

sempurna yaitu pendayagunaan sumber daya manusianya harus dikelola

dengan baik . seorang pemimpin dalam suatu perusahaan sangat perlu

memahami sekaligus melaksanakan teknik-teknik untuk memelihara dan

meningkatkan semangat kerja karyawan tersebut diantaranya adalah

memberikan motivasi kepada karyawannya, sehingga karyawan tersebut bias

terdorong untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikannya

dengan baik.

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan.Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat

penting. Sebab, motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan

mendukung perilaku manusia, sehingga mau bekerja giat dan antusias

mencapai hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang,

maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari

tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan berorganisasi, motivasi

Organisasi sangat mutlak adanya. Sehebat apapun recana yang telah dibuat

oleh ketua organisasi, apabila dalam proses aplikasinya dilakukan oleh

anggota yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat, maka

akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.

Pengertian motivasi menurut Sastrohadiwiryo (2003 : 276), Motivasi

(43)

tindakan mereka mengapa mereka mempertahankan tindakan tersebut

sepanjang waktu.

Menurut H. Hadari Nawawi (2003:351 motivasi adalah Suatu keadaan

yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan

atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Dari beberapa definisi diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan proses untuk coba

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan dengan

kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau

melaksanakan sesuatu.

Sedangkan motivasi menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson

(2001 : 89), yaitu motivasi merupakan hasrat didalam seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Sedangkan pengertian

motivasi menurut Robbins ( 1996 ; 198 ) Motivasi adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang lebih tinggi kearah tujuan – tujuan

organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi

suatu kebutuhan individual. Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad

Husnan (1996:197), Motivasi merupakan proses untuk mencoba

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu motivasi dapat

timbul dari dalam individu dan dapat pula timbul dari luar individu, keduanya

(44)

merupakan hal yang sangat penting karena dengan motivasi ini di harapkan

setiap karyawan dapat bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi

kerja yang tinggi.

2.3.2.2 Bentuk - Bentuk Motivasi

Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan (1990 : 204), pada garis

besarnya motivasi yang diberikan bisa dibagi menjadi dua yaitu:

1. Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi

orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan

cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan “Hadiah”.

2. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang

agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi tehnik

dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.

2.3.2.3Indika tor – Indika tor Motivasi

Indikator – indikator yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan

menurut VeithzalRifai (2004) ad alah :

1. Rasa aman dalam bekerja keadaan yang mempengaruhi

kegiatan perusahaan, kondisi kerja yang akan mendorong

motivasi kerja karyawan seperti keamanan, dan keselamatan

kerja.

2. Mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif upah yang

(45)

telah ditentukan perusahaan, tanpa membedakan pegawai satu

sama lainnya.

3. Lingkungan kerja yang menyenangkan kondisi kerja yang akan

mendorong motivasi kerja karyawan seperti ketenangan,

kondisi tempat kerja yang memiliki fasilitas yang lengkap serta

sarana lain yang mendukung.

4. Penghargaan terhadap prestasi kerja setiap perusahaan

hendaknya memberi kesempatan kepada karyawan. Karyawa

diberi penghargaan yang sesuai. Penghargaan tersebut dapat

berupa pengakuan yang kemudian disertsi pujian, hadiah,

kenaikan gaji, kenaikan jabatan, perpindahan dan sebagainya

atas prestasi mereka.

5. Perlakuan yang adil dari manajemen setiap karyawan pada

dasarnya ingin diperlakukan dengan adil. Karyawan juga ingin

suaranya didengar jika perusahaan melakukan hal yang kurang

atau bahkan tidak berkenan dengan tujuan karyawan.

2.3.2.4Faktor – Faktor Motivasi

Faktor faktor yang berperan sebagai motivasi terhadap karyawan

(46)

1. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan

Kebanyakan manusia senang menerima pengakuan terhadap

pekerjaan yang diselesaikan dengan baik, berdiam diri saja tidak

cukup terutama apabila pekerjaan baik dihargai tanpa komentar

sementara pekerjaan jelek selalu diberi teguran. Bagaimanapun

penghargaan terhadap pekerjaan yang terselesaikan dengan baik akan

menyenangkan karyawan tersebut.

2. Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seseorang

individu

Suatu perhatian yang diberikan bias menimbulkan akibat yang

berbeda terhadap orang yang berbeda, tetapi pemberian perhatian

hendaknya tidak terlalu berlebihan.

3. Persaingan

Pada umumnya semua orang senang bersaing secara jujur, sifat

dasar ini bias dimanfaatkan oleh para pimpinan dengan memberikan

rangsangan (motivasi) persaingan yang hebat dalam menjalankan

pekerjaan. Pemberian imbalan kepada karyawan sesuai dengan hasil

pekerjaannya, merupakan salah satu bentuk dari motivasi yang baik.

4. Partisipasi

Dengan ikut berpartisipasi bias diperoleh beberapa manfaat,

(47)

sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap

perintah yang diberikan dan adanya perasaan yang diperlukan.

5. Kebanggaan

Pada dasarnya dengan menggunakan kebanggaan sebagai alat

motivasi, dapat memberikan tantangan yang wajar, keberhasilan

mengalahkan tantangan tersebut memberikan kebanggaan terhadap

karyawan. Penyelesaian suatu pekerjaan yang dibebankan akan

menimbulkan rasa puas dan bangga, apabila kalau pekerjaan tersebut

sudah disepakati bersama.

Jadi dapat diketahui bahwa faktor yang paling penting terhadap

keberhasilan suatu bentuk motivasi adalah hasil yang diperoleh dari

pelaksanaan suatu pekerjaan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa

pemberian motivasi akan memberikan atau menimbulkan peningkatan

semangat, mengurangi keluhan dan secara umum dapat mengurangi

kesulitan.

2.3.3 Kerangka Pemikir an Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara disiplin dan

motivasi kerja terhadap prestasi kerja pada PT. Laser Jaya Sakti, dimana dari

teori yang telah diuraikan diketahui bahwa : variabel-variabel tersebut

terdapat pengaruh yang nyata baik secara simultan maupun secara persial

(48)

pengaruh tersebut digunakan analisa dan uji statistic regresi linier berganda,

kemudian ditarik kesimpulan yang dapat digambarkan dalam kerangka

penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.2

2.3.4 Hipotesis Penelitia n

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka

berfikir maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang nyata disiplin kerja dan motivasi

terhadap prestasi kerja secara simultan pada PT. Laser Jaya

Sakti.

2. Terdapat pengaruh yang nyata disiplin kerja dan motivasi

terhadap prestasi kerja secara parsial pada PT.Laser Jaya

Sakti.

Disiplin Kerja (X1)

M ot ivasi (X2)

(49)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel ditujukan agar

konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris serta menghindari terjadinya kesalahan penafsiran dan pengertian makna yang berbeda.

Definisi operasional bertujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada PT. Laser Jaya Sakti di Gempol - Pasuruan, hal ini dilakukan untuk mencari pengaruh disiplkin

dan motivasi kerja terhadap prestasi karyawan dimana variabel-variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Definisi operasional atas variabel-variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X), terdiri dari :

a. Disiplin kerja (X1)

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para

manejer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati

(50)

a. Teladan pimpinan bagian produksi

Pimpinan menjadi teladan dan panutan bagi

bawahannya. b. Penerapan disiplin

Perusahaan memberikan penerapan disiplin yang

sama pada semua karyawan. c. Prosedur Kerja

Prosedur kerja berperan penting dalam pemeliharan kedisiplinan karyawan.

b. Motivasi Kerja (X2)

Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang lebih tinggi kearah tujuan – tujuan organisasi atau

perusahaan pada PT. Laser Jaya Sakti, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Indikator-indikator yang mempengaruhi motivasi

karyawan suatu organisasi diantaranya : a. Fasilitas kerja

Fasilitas yang lengkap serta jaminan keselamatan yang mendukung dalam terwujudnya prestasi kerja.

b. Keahlian dalam bekerja

(51)

c. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang mendukung untuk motivasi

karyawan.

2. Variabel Terikat (Y) adalah : Prestasi Kerja (Y)

Prestasi kerja memiliki arti hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepada karyaman pada PT. Laser Jaya Sakti. Indikator yang digunakan sebagai alat ukur prestasi kerja, antara lain:

a. Kreativitas b. Kecakapan

c. Tanggungjawab

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah skala interval

dengan menggunakan skor sebagai berikut : Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3

Tidak setuju = 2

(52)

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan bahan atau elemen yang diselidiki, semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai

sekelompok subyek yang lengkap dan jelas.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah karyawan

bagian produksi pada PT. Laser Jaya Sakti yang berjumlah 36 orang.

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan semua anggota populasi penelitian atau sering disebut dengan sampling

jenuh. Sempling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasinya relative sedikit, kurang lebih dari 30 orang. Istilah lain

sample jenuh adalah sensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sample. Sampel yang menggunakan rumus sebagai berikut :

n = N 1 + Ne²

(Husein Umar, 2003:108)

Keterangan :

(53)

e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir 10% n = 36

1 + 36 (0,10)²

= 36 = 36 = 26

———— ———

1 + 0,36 1,36

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun perolehan data

tersebut sebagai berikut : a. Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Menyebarkan kuesioner kepada responden

berdasarkan karakteristik populasi yang telah ditetapkan.

2. Menjelaskandan membimbing responden tentang

(54)

3. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengolahan

data.

3.3.2 J enis Data

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh secara

langsung dengan cara memberikan angket atau kuesioner kepada karyawan yang menempati atau bertugas dalam bagian produksi yang

dijadikan responden.

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh dari hasil

jawaban responden melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT. Laser Jaya Sakti pada bagian produksi, dengan harapan mereka akan

memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan metode

angket atau kuesioner yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang telah mengikuti program disiplin dan motivasi pada PT.

(55)

3.4 Analisis Data

3.4.1 Teknik Analisis Data

Prosedur perhitungan variabel terhadap indikator yang ada :

1. Setiap variabel yang mempunyai indikator, akan dibuat pertanyaan sesuai dengan indikator yang ada.

2. Data diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner.

3. Kemudian hasil (score) dari angket atau kuesioner dibagi sesuai dengan jumlah pertanyaan.

4. Hasil dari pembagian tersebut merupakan nilai untuk

masing-masing variabel.

3.4.1.1 Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinier dan heteroskedastisitas dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji F dan t yang

dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh untuk itu dilakukan uji

asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias. Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

(56)

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dihindari beberapa asumsi dasar (Klasik) yaitu :

1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas. Menurut Santoso ( 2001 : 206 ), deteksi adanya multikolinieritas adalah :

a. Besaran VIF ( Variance Inflation Factor ) dan Tolerance

1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 2) Mempunyai angka tolerance mendekati 1

b. Besaran korelasi angka variabel independent

Koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah dibawah 0,5 jika korelasi kuat, maka terjadi

problem multikolinieritas. 2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain.

Menurut Santoso ( 2001 : 210 ), deteksi adanya

(57)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Contoh hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada scatterplot gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1

Contoh Gambar Persebaran Pola Residual

(58)

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis.

3.4.1.2 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Uji

normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov".Yang paling umum digunakan

adalah Normal P-P Plot. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar

pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar

(59)

3.4.1.3 Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah suatu derajat ketepatan alat

ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item

dengan skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 5 % ( level of significance ) menunjukkan

bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Pengujian validitas terhadap kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus statistik.

Adapun persamaan rumus yang digunakan adalah :

n (Σxy) - ((Σx)(Σy))

Γxy =

{nΣx² – (Σx)²}{nΣy² – (y)²}

(Umar, 2002 : 111)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Tanggapan responden setiap pernyataan

(60)

2.4.1.4 Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah derajat ketepatan,

ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran. Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-butir dalam penelitian ini menggunakan teknik Hoyt. Dalam uji reliabilitas

koefisien korelasi yang nilai signifikansinya lebih besar dari 0,6 (level of

signifikan) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai

pembentuk indikator. Ghozali (2001 : 135 ), yaitu nilai ketentuan (mutlak) yang menjadi ukuran besarnya nilai apakah butir-butir pertanyaan konsisten atau layak sebagai pembentuk indikator (tingkat ketepatan dan

keakuratan) seperti yang dikemukakan oleh Hoyt ( 1941 ) dan Azwar (1997 : 92), bahwa reliabilitas test dapat di estimasikan dengan pendekatan

analisis variant, Hoyt merumuskan sebagai berikut : Ve - Vr

Γtt =

Ve Keterangan :

Γtt = Koefisien korelasi keandalan Hoyt

Vr = Varians subyek

Ve = Varians error

(61)

3.4.1.5 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode analisis data dan uji

statistika yang digunakan adalah regresi linier berganda, yaitu untuk menganalisa pengaruh disiplin dan motivasi terhadap prestasi kerja pada bagian produksi di PT. Laser Jaya Sakti.

Yang bentuk persamaan adalah : Y = β 0 + β 1X1 + β 2X2 + ei ...

(Sugiyono, 2003:267 ) Dimana :

Y = Prestasi kerja

X1 = Disiplin

X2 = Motivasi

β o = konstanta

β 1 β 2 = koefisien regresi untuk variabel X1X2 e = faktor pengganggu atau standar error

3.4.2 Uji Hipotesis a. Uji F

(62)

1) JK Regresi Fhitung =

JKg / (n – k – 1)

(Sudjana, 1996 : 382 ) Dimana :

JK Regresi = jumlah regresi JK g = jumlah kuadrat galat

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

Untuk menghitung R2 digunakan rumus :

JK Regresi R2 =

JK Total

(Sudjana, 1996 : 383 ) Dimana : R2 = koefisien determinasi

JK = jumlah kuadrat 2) Merumuskan hipotesis

H0 : β 1 = β 2 = 0, artinya secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : β 1 ≠ β 2 ≠ 0, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh

(63)

b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi :

a. H0 diterima, jika Fhitung ≤ F tabel artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. H0 ditolak, jika Fhitung > Ftabel artinya secara simultan terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat. b. Uji t

1) Uji thitung

Untuk pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh antara variabel

bebas (disiplin dan motivasi) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

Rumus :

βi Thitung =

Se(βi)

(Sudjana, 1996 : 111 ) 2) Merumuskan hipotesis

(64)

H1 : β 1 ≠ 0, artinya variabel bebas (disiplin dan motivasi) terdapt pengaruh terhadap variabel terikat (prestasi kerja).

3) Kriteria pengujian

a. Jika -ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel, artinya H0 diterima dan H1 ditolak. b. Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, artinya H0 ditolak dan H1

diterima. Jadi :

a. H0 diterima, jika -ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel artinya secara parsial variabel bebas (disiplin dan motivasi) tidak terdapat pengaruh terhadap variabel terikat (prestasi kerja).

b. H0 ditolak, jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel artinya secara parsial variabel bebas (disiplin dan motivasi) terdapat

(65)

4.1 Gambaran Umum Per usahaan

4.1.1 Gambar an Umum Perusahaan

PT. Laser Jaya Sakti (LJS) yang didirikan pada 11 Februari 2008 adalah perusahaan swasta nasional. Perusahaan yang awalnya hanya

sebagai pembuatan spare-parts industri, bermodal kemampuan rekayasa yang dimiliki, pada bulan ke- 4 (Juni) mulai melakukan pembuatan spare-parts dibidang perminyakan. Pengembangan usaha terus dilakukan oleh

PT. Laser Jaya Sakti sehingga pada akhirnya melakukan diversifikasi usaha dibidang fabrikasi, terutama pembuatan peralatan-peralatan

perminyakan. Dimana, untuk persyaratan dan legalitas, PT. Laser Jaya Sakti mendapatkan SKT Migas pada bulan Juni-2008. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu dan layak untuk

memproduksi barang-barang dan spare-parts yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan di sektor perminyakan.

Dari segi pasar dan customer, PT. Laser Jaya Sakti juga mengembangkan bisnis ke bidang-bidang industri yang lain, dengan lingkup kerja yang semakin meluas mulai dari rekayasa & desain,

procurement, fabrikasi, instalasi & erection (konstruksi), testing dan

(66)

dan tangki, dan fabrikasi/erection konstruksi baja, serta pekerjaan sipil telah dilaksanakan oleh PT. Laser Jaya Sakti, baik yang dilakukan sesuai

suatu lingkup kerja individu maupun yang harus dikerjakan secara integrasi. Baik itu di sektor industri, pertambangan, power plant ataupun perminyakan.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar dan dalam rangka meningkatkan prestasi perusahaan dan keunggulan komparasi, PT. Laser Jaya Sakti

bertekad untuk terus membangun dan meningkatkan kualifikasi korporasi. PT. Laser Jaya Sakti meningkatan kemampuan rekayasa desain, disertai pengembangan metode-metode kerja atau prosedur-prosedur yang

profesional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor atas kesehatan, keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan

karena dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Penentuan lokasi perusahaan biasanya didasari oleh beberapa pertimbangan, diantaranya adalah pertimbangan jenis usaha yang dilakukan, tingkat

persaingan yang ada. Lokasi perusahaan yang tepat akan mampu mendukung pelaksanaan kebijaksanaan perusahaan secara optimal dalam

rangka mencapai tujuan perusahaan.

Gambar

GAMBAR 2.1 .....................................................................................
Gambar 2.1 Elemen – elemen Pokok Sistem Penilaian Prestasi Kerja
 Gambar 2.2
Gambar 3.1 Contoh Gambar Persebaran Pola Residual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diperlukan pemahaman guru pengajar di kelas bahwa anak tuna laras dapat memahami bahasa reseptif di kelas tetapi mengalami kesulitan untuk mengungkapkan dengan bahasa

3. Tidak menuntut hasil seleksi administrasi Penyediaan Biaya Pendidikan dari Pemerintah Kab. Seluruh dokumen yang saya sampaikan sebagai bahan larnpiran permohonan

Untuk Lokasi dimana pada sisi bahu jalan alat tidak dapat manuver (ada pemukiman). Untuk Lokasi dimana pada sisi bahu jalan alat dapat maneuver (tdk

Program PKBL ini (Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan) terdiri dari dua kegiatan yaitu program perkuatan usaha kecil melalui

from the eye. As you now know, information about distance is available from a variety of depth cues. Your visual system combines that information with retinal information about

Bapak Zainuddin Muchtar, ST.,M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya dan selaku Dosen Pembimbing I Laporan Akhir.. Arfan Hasan,

Dalam hal ini, konsep yang ditawarkan terhadap kemandirian dalam pelaksanaan kewenangan Pengadilan Pajak adalah dengan memperjelas, mempertegas kedudukan,

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METIL PIPERAT DARI EKSTRAK METANOL TUMBUHAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl. ) ASAL JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |