• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2011 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2011 2012"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

TRI WIDIASTUTI

NIM. 081134142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

TRI WIDIASTUTI

NIM. 081134142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

1.

Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menuntunku, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

2.

Bapak, Ibuku tercinta yang dengan tulus memberikan doa, dukungan, dan kasih

sayangnya kepadaku serta mendorong studiku.

3.

Kedua kakakku dan kedua adikku yang sangat aku sayangi, mas agus, mas adi,

dek widi dan dek hari makasih buat dukungan, semangat dan support kalian.

(6)

v MOTTO

 Jadikanlah diam anda untuk berpikir dan jadikanlah pembicaraan anda

bermanfaat bagi orang lain.(Thomas Hardy)

“apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”. ( Matius 21:22)

 Jangan pernah lemah dengan hinaan dan cemoohan orang-orang di sekitar

kita tapi anggap saja itu sebagai tantangan dan buktikan pada mereka

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Tri Widiastuti Universitas Sanata Dharma

2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Karitas Ngaglik. Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 40 siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan utuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 25%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 17,5%, serta siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 57,5% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 30%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 22,5%, serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 47,5% ; (3) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa,dengan nilai r = 0,972 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 94,4% dengan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar kelas V SD Karitas Ngaglik. Dengan demikian berarti minat belajar juga mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi belajar. Minat belajar siswa perlu ditumbuhkan dan dikembangkan supaya prestasi belajar yang diperoleh mendapat nilai yang maksimal.

(10)

ix ABSTRACT

THE CORELATION BETWEEN THE LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL KARITAS NGAGLIK, IN THE

ACADEMIC YEAR OF 2011/2012

Tri Widiastuti Sanata Dharma University

2013

The research was a correlative study and aimed to know : (1) how students motivation in learning is, (2) how students learning is, (3) whether there is a correlation between learning motivation and learning achievement, (4) now students learning motivation contribute to their learning achievement. There were two variables in the research : the learning motivation as the independent variables and the learning achievement as the dependent variables.

The research was conducted in the Elementary School Karitas Ngaglik and the subjects of the research were 40 fifth grade students. The data was collected using questionnaires and documentation. The questionnaires were used to measure students learning motivation, while the documentation was used to know the students learning achievement. Documentation was conducted by recording the student mark from their rapport. The data was analyzed the technique of serial correlation.

The result showed that : (1) 25% of students had low learning motivation, 17,5% of the students had medium learning motivation and 57,5% of the student had high learning motivation, (2) 30% of the students had low learning achievement, 22,5% of the students had medium learning achievement and 47,5% of the students had high learning achievement, (3) learning motivation had a positive and sigificant correlation with achievement, achievement with a value of r = 0,972 and significant at 1% level; (4) students learning motivation give significant contribution of 94,4% to students learning.

Based on the result it could be concluded that learning motivation of the fifth grade students of Public Elementary School Karitas Ngaglik had a positive correlation their leraning achievement. Thus learning motivation also affected learning achievements and had significant contribution to the achievement of learning. Children learning motivation should be fostered and developed so that their achievement in learning can be optimized.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Skripsi dengan judul “Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sd Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012” ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru

sekolah dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan, perhatian,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan ijin penelitian dan memberikan bimbingan, memberikan

masukan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Drs. J. Sumedi. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, kritik, dan saran sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

memberikan waktu untuk mengkritisi skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis.

7. Aluysius Riwi Widakdo, S.Pd Selaku kepala sekolah SD Karitas Ngaglik

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Batasan Istilah ...4

D. Tujuan Penelitian ...4

(14)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Minat belajar ...7

B. Prestasi belajar ...23

C. Penelitian yang relevan ...37

D. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar ...38

E. Hipotesis ...39

BAB III METODE PENELITIAN...40

A. Jenis Penelitian ...40

B. Variabel Penelitian ...40

C. Definisi Operasional Variabel ...41

D. Tempat Penelitian ...41

E. Populasi Penelitian ...43

F. Instrumen Penelitian / Alat Ukur ...43

1. Alat Pengumpul data ...43

2. Uji Coba Instrumen ...50

3. Tempat dan Waktu Uji Coba ...50

G. Teknik Pengumpulan Data ...57

H. Teknik Analisis Data ...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...63

A. Hasil Penelitian ...63

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...63

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...68

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...75

4. Sumbangan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...86

(15)

xiv

BAB V PENUTUP ...91

A. Kesimpulan ...91

B. Saran ...92

DAFTAR PUSTAKA ...94

LAMPIRAN ...97

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...42

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...43

Tabel 3.3 Indikator Minat Belajar Siswa ...45

Tabel 3.4 Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa ...49

Tabel 3.5 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item ...51

Tabel 3.6 Tabel 3.7 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur ...54

Tabel 3.7 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba ...56

Tabel 3.8 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas penelitian ...57

Tabel3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar ...59

Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ...61

Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar ...64

Tabel 4.2 Data skor minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...64

Tabel 4.3 Klasifikasi prestasi belajar siswa ...70

Tabel 4.4 Data prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...70

Tabel 4.5 Skor minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa ...77

Tabel 4.6 Subyek tiap kelompok ...79

Tabel 4.7 Proporsi individu dalam setiap kelompok ...80

Tabel 4.8 Nilai rata-rata (mean) dari setiap kelompok ...81

Tabel 4.9 Besar ordinat ...81

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Diagram 4.1 Presentase minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...68

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket minat belajar (uji coba) ...97

Lampiran 2 Tabel hasil uji coba angket (skor 4,3,2,1) ...102

Lampiran 3 Tabel hasil uji coba angket (skor 0 dan 1) ...112

Lampiran 4 Tabel validitas tiap indikator dan sebaran item minat belajar ...122

Lampiran 5 Hasil analisis uji validitas dengan program SPSS ...124

Lampiran 6 Hasil analisis reliabilitas uji coba angket minat belajar ...127

Lampiran 7 Indikator dan sebaran item setelah uji coba...130

Lampiran 8 Kisi-kisi item setelah uji coba ...131

Lampiran 9 Angket minat belajar (penelitian) ...132

Lampiran 10 Data nilai rapor siswa ...136

Lampiran 11 Tabel hasil angket penelitian (skor 4,3,2,1) ...138

Lampiran 12 Tabel hasil penelitian (skor 0 dan 1) ...147

Lampiran 13 Hasil analisis uji reliabilitas penelitian ...156

Lampiran 14 Tabel nilai r Product Moment dari Pearson ...158

Lampiran 15 Tabel ordinat pada kurva normal ...159

Lampiran 16 Tabel hubungan antar kelompok minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...161

Lampiran 17 Surat ijin penelitian ...163

Lampiran 18 Surat keterangan penelitian ...164

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang diberikan sejak dini untuk siswa sangatlah

penting, karena pendidikan akan membantu pertumbuhan dan

perkembangan diri serta kelangsungan masa depan siswa. Tak terlepas dari

itu peran pendidik atau guru sangatlah besar karena dari pendidik itulah

akan terbentuk generasi penerus yang dapat mengubah perkembangan

pendidikan bangsa ini. Peningkatan kualitas pendidikan telah banyak

dilakukan salah satunya munculnya berbagai model pembelajaran yang

memiliki masing-masing karakteristik dalam rangka meningkatkan

kemauan atau minat belajar dari diri siswa.

Model pembelajaran yang diterapkan pada sekolah dasar

diharapkan melibatkan siswa-siswi dalam proses kegiatan pembelajaran

sehingga siswa-siswi menjadi lebih aktif dan tidak hanya pasif

mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa dituntut untuk

berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga dituntut untuk

kreatif dalam penggunaan media pembelajaran. Dari berbagai macam

model pembelajaran yang muncul guru bukanlah menjadi satu-satunya

sosok yang menguasai pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran

tetapi disini guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Di dalam pendidikan guru juga berperan sebagai seorang pendidik

yang harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, sehingga siswa

(20)

merasa tertarik atau senang dalam mengikuti pembelajaran. Minat belajar

siswa itulah yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang akan

dicapai sehingga prestasi belajar yang dicapai memperoleh nilai yang

memuaskan. Keberhasilan siswa tidak hanya di tentukan oleh faktor

pendidik (guru) saja, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

siswa dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Muhibbin (2008:144-155)

dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar menyatakan bahwa

terdapat tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor

internal, faktor eksternal, faktor pendekatan belajar.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa itu sendiri yang meliputi dua aspek, yakni 1) aspek fisiologis ( yang

bersifat jasmaniah) yang meliputi kondisi organ – organ khusus siswa

seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera pengelihatan sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan; 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah ) yang meliputi

intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi

siswa. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa

yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

Sedangkan faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses

mempelajari materi tertentu.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa yang tidak memiliki

(21)

yang negatif. Misalnya saja tidak memperhatikan penjelasan guru,

berbicara dengan teman sebangku, jalan-jalan di dalam kelas ketika guru

sedang menjelaskan. Sehingga jika anak sudah mempunyai minat terhadap

suatu pelajaran, maka anak tersebut juga mempunyai minat belajar yang

tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan didukung adanya minat

yang kuat diharapkan juga akan dapat memperoleh prestasi belajar yang

maksimal.

Prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai (Winkel,

1986:102). Setelah melakukan proses belajar, berarti siswa melakukan

perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan-kecakapan atau memperoleh

kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru. Prestasi belajar siswa

diwakilkan dari nilai rata-rata lima mata pelajaran inti di sekolah dasar

yang tertulis di rapor. Kelima mata pelajaran tersebut adalah Bahasa

Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial,

Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Berdasarkan penelitian di SD Karitas Ngaglik, peneliti tertarik

memilih SD Karitas Ngaglik sebagai tempat penelitian untuk mengetahui

apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh

siswa. Oleh karena itu peneliti mengambil Judul penelitian tentang :

Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD

Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

(22)

1. Bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun

pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun

pelajaran 2011/2012?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar

dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun

pelajaran 2011/2012?

4. Seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar

siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

C. Batasan Istilah

Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :

1. Minat belajar siswa adalah dorongan dalam diri siswa untuk merasa

tertarik melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam rangka

memenuhi kebutuhan belajar demi mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu

pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti

program belajar dalam waktu tertentu dan sesuai kurikulum yang telah

ditentukan.

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk

mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Karitas

(23)

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas

Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Mengetahui apakah ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan

antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas

Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan

pertimbangan mengenai pentingnya menumbuhkan minat belajar

dalam diri siswa, sehingga siswa mau terlibat dalam kegiatan belajar

dan siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memiliki

minat belajar yang tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi yang

memuaskan.

3. Bagi penulis

Sebagai seorang calon guru, penulis diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa melalui pengembangan minat belajar dalam diri

(24)

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang

penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

bagi penelitian-penelitian yang relevan dan juga untuk

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian minat belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa dan minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan

secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Keterikatan

dengan suatu kegiatan pembelajaran akan semakin menumbuh

kembangkan minat. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para

ahli tentang minat. Fuad Hasan (1989:59) mengartikan minat sebagai hal

yang menunjuk pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal,

peristiwa, atau orang. Sedangkan Hurlock (1990:144), ”bahwa semakin

sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”.

Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan

diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja

yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan dan

kesenangan (Natawijaya,1978:94).

Menurut Soesilowindradini (dalam Tuharjo,1989:13), ”suatu

kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi

yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan

terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan

kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan

pendapat Slameto dalam (Tomi Darmawan,2007) yang menyatakan

(26)

“bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah

penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya,

semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar

minatnya”.

Hilgard (Slameto, 1988:58) mengartikan minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus

menerus yang disertai rasa senang. Dalam soal belajar secara sederhana,

minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat adalah syarat mutlak untuk belajar dan perlu disadari bahwa

mendapat nilai jelek pada suatu pelajaran bukan berarti seorang anak itu

bodoh atau tidak pandai tetapi dapat disimpulkan bahwa nilai jelek bisa

dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya minat belajar dalam diri

anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat untuk belajar maka

anak tersebut mudah mencapai hasil yang luar biasa.

Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap sesuatu dan

bersifat menetap. Minat memiliki pengaruh yang besar pada prestasi siswa

karena dari minat itulah semangat atau keinginan untuk belajar muncul

dalam diri mereka, sehingga prestasi belajar akan baik, tetapi justru

sebaliknya jika minat belajar dalam diri siswa tidak ada atau kurang maka

(27)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau

aktivitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu.

Perasaan gembira atau senang dalam diri anak akan menimbulkan minat

yang dapat menunjukkan sikap positif dari anak. Contohnya saja sikap

positif terhadap belajar di sekolah. Dari uraian diatas dapat dikatakan

bahwa minat itu erat hubungannya dengan perasaan seseorang atau

individu, obyek, aktivitas dan situasi atau keadaan.

Dalam menumbuhkan minat siswa pada suatu mata pelajaran,

seorang guru memiliki peran yang sangat penting karena guru dituntut

untuk lebih kreatif berusaha membangkitkan minat belajar siswa dalam

kegiatan belajar mengajar.

Belajar adalah usaha yang dilakukan sebagai upaya mendapatkan

suatu kemampuan tertentu. Belajar tidak hanya selalu dalam bidang

akademik, melainkan dalam berbagai bidang hidup manusia belajar dapat

dilakukan. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975).

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak

dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,

kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan,

(28)

Gagne, dalam buku The conditions of Learning (1977). ³Belajar

terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (

performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.´

Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978). Belajar

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.´

Witherington, dalam buku Educational Psychology. Belajar adalah

suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu

pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian, atau suatu pengertian-pengertian.

Abu Ahmadi (1991:121) mengemukakan definisi belajar yaitu

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru

(Dimyati, 2006:10). Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan

mengenai definisi belajar yaitu kegiatan yang dilakukan oleh tiap orang

dengan tujuan memperoleh kemampuan baru meliputi pengetahuan,

pemahaman, pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, dan pola tingkah

(29)

Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa minat belajar merupakan rasa ketertarikan atau

rasa lebih suka terhadap suatu aktivitas pembelajaran, sehingga timbul

dorongan untuk melakukan aktivitas tersebut.

2. Macam-macam minat

Pasaribuan (1983:52-53) menyebutkan minat adalah suatu sikap subyek

terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan itu. Secara

psikologi minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada

suatu saat dan ruangan yang konkrit.

Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses

belajar.

b. Minat diposisional

Minat diposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan (

diposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang.

Minat bukan sesuatu hal yang sejak lahir telah tertutup, bukan

merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat berubah. Sesuai

dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh

karena setiap tingkatan umur mempunyai minat masing-masing.

Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.

(30)

Wayan Nurkanca (1983:227-229) menyebutkan ada beberapa metode

yang dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu sebagai

berikut :

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan

karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar,

jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi

baik di dalam kelas maupun saat di luar kelas. Pencatatan hasil- hasil

observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

Akan tetapi guru harus menyadari bahwa observasi juga mempunyai

kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa

anak dalam waktu yang sama. Apabila kita akan mengukur minat

semua anak yang kita didik, maka kita akan membutuhkan waktu

yang panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin bisa berhasil

mengukur minat anak-anak hanya dengan menggunakan observasi

saja. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak

berdasarkan data yang sudah terkumpul sebelumnya.

b. Interview atau wawancara

Interview atau wawancara merupakan pengumpulan data dengan

melakukan Tanya jawab secara lisan (face to face). Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak sebab biasanya

anak-anak gemar memperbincangkan kesukaannya dan aktivitas lain yang

(31)

dilakukan dalam situasi yang tidak formal sehingga perbincangan atau

percakapan akan dapat berlangsung dengan jelas. Misalnya saja

melakukan percakapan di luar jam pelajaran atau sepulang sekolah,

mengadakan kunjungan ke rumah dan lain sebagainya. Seorang guru

dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan

menanyakan langsung tentang kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan

setelah pulang sekolah, permainan apa saja yang di gemari, apa

kesukaannya, program radio apa yang paling di senangi, jenis film apa

yang digemari dan sebagainya. ( Baron dan Bernard, halaman 165).

c. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

Dalam metode pengukuran minat dengan menggunakan kuisioner

seorang guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak

sekaligus. Dengan demikian jika dibandingkan dengan interview dan

observasi kuisioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.

Perbedaannya dengan interview adalah bahwa interview dilakukan

secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak sedangkan

kuisioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa

orang anak sekaligus.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau

(32)

daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya jika dalam kuisioner

responden menulis jawaban-jawaban yang relative panjang terhadap

sejumlah mata pelajaran, sedangkan pada inventori responden

memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda checklist, mengisi

nomor atau tanda-tanda lain berupa jawaban-jawaban singkat terhadap

sejumlah pertanyaan yang lengkap.

Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat bahwa ada

beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran

terhadap minat anak-anak sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Seorang guru mempunyai

kewajiban untuk meningkatkan minat belajar anak-anak. Minat

merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada

umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya.

Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam proses

pengajarannya.

b. Memelihara minat yang baru timbul. Jika anak-anak menunjukkan

minat yang kecil, maka itu merupakan tugas bagi seorang guru

untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu

sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat pada

aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib

memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila

anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara

(33)

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

Sebab sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak

untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus

mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi

anggota masyarakat yang baik, dalam keadaan tertentu anak-anak

sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang

terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal.

Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru

hendaknya memberantas minat belajar anak-anak yang tertuju

kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif

mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik.

d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak

tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti tentang

sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau

dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

4. Cara membangkitkan Minat Siswa

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar apabila di sertai minat dari

dalam diri anak. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai

berikut (Sardiman,1986:93-94) :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

(34)

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

5. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya Minat

Menurut Crow dalam Bernadinus Rizki dengan skripsinya yang berjudul

perbandingan antara minat siswa dan proses kegiatan belajar mengajar

pada SD yang menerapkan PMRI dan SD yang tidak menerapkan PMRI

dalam Pembelajaran Matematika (2008:25-26), ada tiga faktor yang

mendasari timbulnya minat :

a. Faktor dorongan dari dalam

Merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktivitas. Dapat

dijelaskan dengan adanya dorongan makan, yang menimbulkan minat

untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan

minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya.

b. Faktor motif sosial

Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan

suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh

lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul

karena keinginan penghargaan dari orang tua.

c. Faktor emosional

Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi, biasanya,

kesuksesan dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang dan

mendorong atau menimbulkan minat didalamnya. Kegagalan biasanya

(35)

Ketiga faktor yang menimbulkan minat tersebut tidak berdiri

sendiri namun merupakan suatu perpaduan atau kesatuan yang saling

melengkapi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat sebagai

faktor psikis yang mendorong seseorang mencapai tujuannya, dan

dipengaruhi oleh berbagai faktor psikis, fisik, dan lingkungan.

6. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati

c. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada lainnya

d. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas-aktivitas dan

kegiatan

e. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang

diminati.

7. Membangkitkan minat belajar siswa di sekolah

Minat seseorang tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh

kemudian. Minat terhadap suatu pelajaran dapat mempengaruhi belajar

selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut para ilmuwan

pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar

(36)

ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat

dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan

antara suatu bahan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan bahan

materi pelajaran yang lalu. Selain itu minat seorang siswa dapat

dibangkitkan dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata

siswa atau kehidupan sehari-hari siswa.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam

minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan

minat. Apa saja faktor-faktornya dan bagaimana faktor ini mengurangi

minat anak pada sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada

sekolah dijelaskan sebagai berikut (Hurlock,2005:139) :

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat pada sekolah :

a. Pengalaman dini sekolah

Seorang yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk kelas satu

mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah pengalaman di

kelompok bermain dan taman kanak-kanak mempermudah

penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih

menyenangkan.

b. Pengaruh orang tua

Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum

dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar,

terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap guru.

(37)

Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama

pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, jika

sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.

d. Sikap teman sebaya

Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai

kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima

oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima

minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan

menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, ia harus

melakukannya juga atau menanggung risiko dipanggil “ kutu buku”

atau “anak mas guru”.

e. Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar

kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik

dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi

kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.

f. Keberhasilan akademik

Keberhasilan akademik mempunyai pengaruh yang besar terhadap

sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai

keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila

keberhasilan ini merupakan lambang status, maka ia akan

meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam

(38)

diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap

lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik

berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang

anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.

g. Sikap terhadap pekerjaan

Seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat

bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya

mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang

menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main

saja,mereka menyukainya. Tapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak

upaya dituntut utuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan

rasa tidak suka akan sekolah.

h. Hubungan guru dan murid

Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi

sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif

terhadap “guru” ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata

orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman

pribadi yang tidak meyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap

semua guru cenderung tidak positif.

i. Suasana emosional sekolah

Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin

yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan baik dengan

(39)

yang lebih positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang

mempunyai ”anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan, yang

mengajar secara membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter atau

permisif dalam pengendalian situasi di kelas.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan memaparkan 10 indikator

yang digunakan:

1. Menunjukkan minat terhadap pelajaran

Minat siswa terhadap pelajaran akan muncul jika saat

mengikuti pembelajaran siswa memperhatikan guru dan siswa

merasa senang mengikuti pelajaran itu.

2. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali

Ini merupakan ciri siswa yang mempunyai minat yang tinggi

terhadap pelajaran sehingga siswa akan mengingat pelajaran itu

dan selalu mempelajarinya kembali.

3. Tekun menghadapi tugas

Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap

suatu pelajaran lebih antusias jika diberikan tugas atau soal

latihan.

4. Ulet menghadapi kesulitan belajar

Dari indikator ini siswa menunjukan semangat pantang

menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar misalnya

menemukan soal yang dianggap sulit.

(40)

Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu pelajaran

pasti akan merasa senang atau puas setelah mengikuti pelajaran

yang diikutinya.

6. Senang menghadapi kesulitan belajar

Dari indikator ini siswa yang dari awal sudah mempunyai

perasaan senang terhadap suatu pelajaran maka jika menemui

kesulitan belajar justru akan semakin tertantang untuk belajar

melalui kesulitan-kesulitan yang di temuinya.

7. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

Dari indikator ini siswa mempunyai minat belajar yang tinggi

jika menemui kesulitan belajar yang di rasa belum paham maka

siswa mempunyai antusias yang tinggi untuk bertanya.

8. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata

pelajaran

Dari indikator ini siswa mempunyai perasaan senang terhadap

suatu pelajaran sehingga siswa senang berdiskusi dengan teman

jika menemui kesulitan yang dirasa belum dipahami.

9. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

Melalui minat belajar yang tinggi siswa termotivasi atau

mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan

keberhasilan atau prestasi yang diinginkan.

10.Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan

(41)

Dari indikator ini siswa sudah mempunyai kesadaran jika

belajar atau sekolah itu penting untuk masa depannya.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Seseorang selalu belajar bilamanapun dan dimanapun dia berada,

karena belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan

sangat penting bagi kita semua. Pengertian belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu ( Depdikbud,1995:14 ).

Gagne (Ngalim Purwanto,1987:85) menyatakan bahwa belajar

terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah

dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi. Sedangkan Morgan ( Ngalim

Purwanto,1987:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap

perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Definisi lain tentang belajar juga dikemukakan oleh Witherington

(Ngalim Purwanto,1987:85) yang menyatakan bahwa belajar adalah

suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Jika di lihat dari

definisi-definisi tentang pengertian belajar yang telah diuraikan di atas, maka

(42)

Ngalim Purwanto (1987:253) mengemukakan hal-hal pokok dari

definisi-definisi tentang belajar adalah sebagai berikut :

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya

kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat terjadi melalui

pengalaman yang mana perubahan itu harus relatif mantap. Dan dari

perubahan yang terjadi sangat diharapkan perubahannya ke arah yang

lebih baik.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “ belajar”, prestasi

berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud,1995: 787). Sedangkan

pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (

Depdikbud,1995:14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang

diberikan oleh guru.

Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) prestasi adalah

hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah

diusahakan.

(43)

Terdapat tujuh prinsip belajar yang dikemukakan oleh Dimyati

(2006:42-50) dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran.

Ketujuh prinsip belajar tersebut adalah :

a. Perhatian dan motivasi

Perhatian merupakan peranan yang penting dalam kegiatan

belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa

apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila

bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,

diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk

mempelajarinya.

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting

dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat

dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang

tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian

timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting

dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan

mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya,

bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan

dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang

berlaku dalam masyarakat.

(44)

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak

bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi

apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar,

siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka

ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati

sampai kegiatan psikis yang susah diamati.

Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,

berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh

kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan

yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi

membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan

hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat

langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap

hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan

keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah

keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan

kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam

penghayatan dan internalisasi niai-nilai dalam pembentukan sikap

dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam

(45)

d. Pengulangan

Terdapat tiga teori yang menekankan perlunya pengulangan

yaitu teori Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, dan Psikologi Conditioning. Teori yang paling tua barangkali adalah Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,

mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya.

Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan

berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi

tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan

pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

Dalam teori Psikologi Asosiasi dikemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan

pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar

peluang timbulnya respon benar. Sedangkan Psikologi Conditioning merupakan perkembangan lebih lanjut dari psikologi asosiasi juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar.

Pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja

oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.

Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip

pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.

(46)

sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk

respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang

ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari

bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu

yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak

timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik

maka bahan belajar haruslah menantang.

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat

siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,

yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan

membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

f. Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui

dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan

balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha

belajar selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa dorongan belajar

itu tidak hanya oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga

yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif

maupun negatif dapat memperkuat belajar.

Sebagai contoh positif penguatan yaitu siswa belajar

(47)

Dan contoh penguatan negatif adalah anak yang mendapatkan nilai

yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,

karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih rajin

atau giat.

g. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada

dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan

satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik

psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini

berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan

klasikal yang dilakukan di sekolah mayoritas kurang

memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya

pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai

individu dengan kemampuan rata-rata.

4. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Sardiman (1986:28-30) jika ditinjau secara

umum ada tiga jenis :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir jenis interaksi dan

cara yang dipergunakan untuk kepentingan ini pada umumnya

dengan model ceramah, pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan

(48)

sekaligus akan mencari sendiri untuk mengembangkan cara

berpikir dalm rangka mengembangkan pengetahuannya.

b. Untuk mendapatkan pemahaman konsep dan keterampilan

Pemahaman konsep atau perumusan konsep juga memerlukan

suatu keterampilan. Keterampilan tersebut memang dapat dilatih

yaitu dengan banyak melatih kemampuan interaksi yang mengarah

pada pencapaian keterampilan itu dengan kaidah-kaidah tertentu

dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

c. Untuk mendapatkan pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental perilaku dan pribadi anak

didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan

berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri

sebagai contoh atau model.

5. Beberapa aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yang dialami siswa itu dianggap sebagai suatu proses

yaitu proses belajar sesuatu.

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam

beberapa situasi (Abu Ahmadi,1991:125)

a. Mendengarkan

b. Memandang

c. Meraba, membau dan mencicipi

(49)

e. Membaca

f. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi

g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan

h. Menyusun paper atau kertas kerja

i. Mengingat

j. Berpikir

k. Latihan atau praktek

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan dapat

berhasil baik dan tidaknya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam

faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua golongan yaitu

sebagai berikut (Ngalim Purwanto,1987:106) :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang biasa disebut

dengan individual. Faktor individual antara lain pertumbuhan,

kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang biasa disebut faktor sosial.

Faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah

tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan

dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan

motivasi sosial.

Muhibbin (2008:144-155) berpendapat bahwa terdapat tiga faktor

yang mempengaruhi belajar yakni sebagai berikut :

(50)

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri.

Faktor internal meliputi dua aspek yakni :

1. Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis yang dimaksud adalah kondisi umum jasmani

siswa.

2. Aspek Psikologis

Aspek psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Intelegensi siswa

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,

melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Namun

harus diakui juga bahwa otak memiliki peran lebih

menonjol dalam hubungannya dengan intelegensi manusia

daripada peran organ tubuh lainnya.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Ini bermakna, semakin besar peluangnya

untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah

kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil

peluangnya untuk memperoleh sukses.

b. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

(51)

yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa

yang positif terhadap guru dan materi yang diajarkan guru

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar

siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap

guru dan materi yang diajarkan guru akan menimbulkan

kesulitan belajar. Meskipun bisa saja tidak menimbulkan

kesulitan belajar tapi akan berdampak dalam hal lain yaitu

prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang

memuaskan.

c. Bakat siswa

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Sebetulnya setiap rang pasti memiliki bakat

dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

d. Minat siswa

Minat belajar dalam diri siswa dapat menjadi lemah.

Lemahnya minat akan melemahkan kegiatan belajar juga.

Dan itu akan berdampak pada prestasi belajar. Oleh karena

itu, minat belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus

menerus. Agar siswa memiliki minat yang kuat, dan dapat

(52)

e. Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah internal organisme baik

manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat

sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yakni :

1. Faktor lingkungan sosial

Faktor lingkungan sosial sekolah yang dimaksud adalah para

guru, para staf administrasi, dan teman-teman. Sedangkan

faktor lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga,

dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa

tersebut.

2. Faktor lingkungan nonsosial

Faktor lingkungan nonsosial yang dimaksud adalah gedung

sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu

belajar yang digunakan siswa, serta rumah tempat tinggal

keluarga siswa dan letaknya.

c. Faktor pendekatan belajar

Selain faktor internal dan eksternal siswa, ada juga faktor

pendekatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap taraf

(53)

segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang

keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Pendekatan belajar dibagi menjadi tiga macam tingkatan yaitu :

1. Pendekatan Tinggi

a) Speculatif

Pendekatan speculatif adalah pendekatan berdasarkan pemikiran mendalam yang bukan saja bertujuan menyerap

pengetahuan melainkan mengembangkannya.

b) Achieving

Pendekatan ini pada umumnya dilandasi oleh motif

ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut

ego-encancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam

meningkatkan prestasinya. Gaya belajarnya lebih serius

daripada yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya.

2. Pendekatan Menengah

a) Analytical

Pendekatan analytical memiliki strategi yaitu berpikir kritis, mempertanyakan, menimbang-nimbang,

berpendapat. Tujuannya adalah pembentukan kembali

materi ke dalam pola baru.

b) Deep

(54)

membutuhkannya (intrinsik). Oleh sebab itu gaya

belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara

mendalam.

3. Pendekatan Rendah

a) Reproductif

Pendekatan reproductif yang dimaksud adalah menghafal, meniru, menjelaskan, meringkas, dan tujuannya yakni

pembenaran atau penyebutan kembali materi.

b) Surface

Pendekatan surface yang dimaksud adalah siswa mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) contohnya

takut tidak lulus yang berdampak siswa tersebut malu. Oleh

karena itu gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak

mementingkan pemahaman yang mendalam.

Sedangkan menurut Suryabrata (1971:253) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu

banyak untuk disebutkan satu per satu dan dapat diklasifikasikan

sebagi berikut :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih

dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

(1) Faktor-faktor nonsosial

(55)

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan ini

dibedakan menjadi dua golongan :

(1) Faktor-faktor fisiologis

(2) Faktor-faktor psikologis

C. Penelitian yang relevan

Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan dari

Nindya Ayu Wulandari (2011) dengan judul “ Hubungan Minat Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun

Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian (1) minat belajar dibagi menjadi

tiga yaitu siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan

minat belajar sedang sebesar 6,7%, dan siswa dengan minat belajar tinggi

sebesar 80%. (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu prestasi belajar

rendah sebesar 10%, prestasi belajar sedang sebesar 58,33%, dan prestasi

belajar tinggi sebesar 31,67%. (3) minat belajar mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r =

0,834 dan signifikan pada taraf 1%, minat belajar memberikan sumbangan

sebesar 83,4% dengan prestasi belajar siswa.

Valentina Dewi Prasetyawati (2011), dengan judul “Hubungan

Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius

Sengkan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) minat belajar dibagi menjadi tiga kategori yaitu

minat belajar rendah 9,68%, minat belajar sedang 29,03%, dan minat

(56)

tertingginya adalah 147; (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu prestasi belajar rendah 25,8%, prestasi belajar sedang 29%, dan

prestasi belajar tinggi 45,2%. Prestasi belajar siswa terendah adalah 61,8

sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; (3) ada hubungan yang

signifikan dan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa,

dengan nilai r = 0,78 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada

taraf 1% dengan korelasi r = 0,456; (4) sumbangan minat belajar terhadap

prestasi belajar siswa sebesar 78%.

D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar

Salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa

adalah minat belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi

akan memberikan perhatian lebih terhadap mata pelajaran. Siswa akan

merasa tertarik pada mata pelajaran dan akan lebih memperhatikan

penjelasan guru di dalam kelas selain itu siswa selalu antusias atau selalu

aktif dalam mengerjakan tugas sehingga prestasi siswa akan meningkat.

Materi yang disampaikan guru akan diserap oleh siswa dengan baik.

Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah akan muncul

perasaan tidak tertarik pada suatu bidang tertentu dan akan mengakibatkan

prestasi siswa yang kurang memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

prestasi siswa itu dipengaruhi oleh minat belajar siswa.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar karena

jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan minat maka

(57)

menarik untuknya. Dampak yang muncul selain itu adalah siswa menjadi

malas mengikuti pelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan atau

materi pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari

oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam hal ini prestasi belajar siswa diambil dari nilai rapor lima

mata pelajaran di sekolah dasar yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu

Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan

Kewarganegaraan. Nilai tersebut dihitung rata-ratanya, kelima mata

pelajaran tersebut digunakan karena dianggap sudah bisa mewakili mata

pelajaran inti SD. Nilai rapor bersifat Obyektif dan merupakan nilai final

seorang siswa selama satu semester belajar.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam

penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis studi

korelasi. Penelitian ini mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu

untuk menjelaskan sejauh mana variasi dalam satu variabel

berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Jadi dalam penelitian

ini bertujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan antar minat belajar

dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun

pelajaran 2011/2012.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau

mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian

(Furchan,2007:45). Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan

menjadi dua yaitu :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau

mempengaruhi variabel terikat (Furchan,2007:46). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah minat belajar.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang

tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan,2007:46).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

(59)

C. Definisi Operasional Variabel

1. Minat belajar

Minat belajar siswa sebagai variabel dalam penelitian ini

adalah minat belajar yang dibatasi pada sepuluh indikator yaitu

menunjukkan minat terhadap pelajaran, selalu mengingat pelajaran

dan mempelajari kembali, tekun menghadapi tugas, ulet

menghadapi kesulitan belajar, perasaan hati setelah belajar, senang

menghadapi kesulitan belajar, mempunyai antusias yang tinggi

dalam belajar dikelas, senang berdiskusi dengan teman dalam

mempelajari mata pelajaran, keinginan kuat untuk maju dan

mencapai keberhasilan, orientasi pada masa depan kegiatan belajar

sebagai jalan menuju kreatifitas cita-cita yang diukur dengan

menggunakan angket dan ditunjuk dengan skor yang diperoleh

siswa.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar siswa meliputi penguasaan siswa terhadap

lima mata pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Bahasa Indonesia,

Ilmu Pengetahuan Alam , Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika,

dan Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai kelima mata pelajaran

tersebut diperoleh dari nilai rapor siswa. Hasil yang dicapai siswa

ini menunjukkan kualitas keberhasilan belajarnya.

(60)

Tempat penelitian dilakukan di SD Karitas Ngaglik yang

beralamatkan di Nandan, Ngaglik, Sleman.

E. Jadwal Penelitian

Penyusunan skripsi ini melewati banyak tahapan-tahapan sampai

akhirnya skripsi ini disahkan oleh dosen pembimbing. Berikut ini

disajikan jadwal penyusunan skripsi :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

(61)

F. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek peneliti (Suharsimi

Arikunto,1991:103). Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas

V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari 40

siswa dengan rincian sebagai berikut

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

G. Instrumen Penelitian / Alat Ukur

1. Alat pengumpul data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

Kelas Jumlah Siswa

VA 20

VB 20

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik
Tabel 3.3 Indikator minat belajar siswa
Tabel 3.4 Indikator dan sebaran item minat belajar siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketika radio dan televisi mulai mengudara pada 1900-an dan 196Gan, orang telah membayangkan media cetak tidak bertahan. * Bersambung hal 5 kol

Mengingat impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang ada di dalam diri konsumen meliputi

Selain melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan belajar mengajar, mahasiswa praktikan juga melaksanakan kegiatan lain baik kegiatan rutin sekolah maupun kegiatan lain

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi.

Movement adalah gerakan yang bersifat perla- wanan yang telah dipersiapkan dengan matang, resistensi adalah gerakan perlawanan yang bersaifat spontan, sedangkan revolusi yaitu

Pahrtk

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi dan Pembuktian Dokumen Prakualifikasi, Panitia Non Fisik I Direkorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Thermal analysis indicated that the decomposition of ammonium per- chlorate (AP) in HTPB propellant could be catalyzed by Al/B/Fe 2 O 3 nano thermite, the