i
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
TRI WIDIASTUTI
NIM. 081134142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
TRI WIDIASTUTI
NIM. 081134142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
1.
Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menuntunku, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
2.
Bapak, Ibuku tercinta yang dengan tulus memberikan doa, dukungan, dan kasih
sayangnya kepadaku serta mendorong studiku.
3.
Kedua kakakku dan kedua adikku yang sangat aku sayangi, mas agus, mas adi,
dek widi dan dek hari makasih buat dukungan, semangat dan support kalian.
v MOTTO
Jadikanlah diam anda untuk berpikir dan jadikanlah pembicaraan anda
bermanfaat bagi orang lain.(Thomas Hardy)
“apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”. ( Matius 21:22)
Jangan pernah lemah dengan hinaan dan cemoohan orang-orang di sekitar
kita tapi anggap saja itu sebagai tantangan dan buktikan pada mereka
viii ABSTRAK
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KARITAS NGAGLIK
TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
Tri Widiastuti Universitas Sanata Dharma
2013
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Karitas Ngaglik. Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 40 siswa. Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan utuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.
Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 25%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 17,5%, serta siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 57,5% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 30%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 22,5%, serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 47,5% ; (3) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa,dengan nilai r = 0,972 dan signifikan pada taraf 1% ; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 94,4% dengan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar kelas V SD Karitas Ngaglik. Dengan demikian berarti minat belajar juga mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi belajar. Minat belajar siswa perlu ditumbuhkan dan dikembangkan supaya prestasi belajar yang diperoleh mendapat nilai yang maksimal.
ix ABSTRACT
THE CORELATION BETWEEN THE LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL KARITAS NGAGLIK, IN THE
ACADEMIC YEAR OF 2011/2012
Tri Widiastuti Sanata Dharma University
2013
The research was a correlative study and aimed to know : (1) how students motivation in learning is, (2) how students learning is, (3) whether there is a correlation between learning motivation and learning achievement, (4) now students learning motivation contribute to their learning achievement. There were two variables in the research : the learning motivation as the independent variables and the learning achievement as the dependent variables.
The research was conducted in the Elementary School Karitas Ngaglik and the subjects of the research were 40 fifth grade students. The data was collected using questionnaires and documentation. The questionnaires were used to measure students learning motivation, while the documentation was used to know the students learning achievement. Documentation was conducted by recording the student mark from their rapport. The data was analyzed the technique of serial correlation.
The result showed that : (1) 25% of students had low learning motivation, 17,5% of the students had medium learning motivation and 57,5% of the student had high learning motivation, (2) 30% of the students had low learning achievement, 22,5% of the students had medium learning achievement and 47,5% of the students had high learning achievement, (3) learning motivation had a positive and sigificant correlation with achievement, achievement with a value of r = 0,972 and significant at 1% level; (4) students learning motivation give significant contribution of 94,4% to students learning.
Based on the result it could be concluded that learning motivation of the fifth grade students of Public Elementary School Karitas Ngaglik had a positive correlation their leraning achievement. Thus learning motivation also affected learning achievements and had significant contribution to the achievement of learning. Children learning motivation should be fostered and developed so that their achievement in learning can be optimized.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi dengan judul “Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sd Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012” ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru
sekolah dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan, perhatian,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan ijin penelitian dan memberikan bimbingan, memberikan
masukan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Drs. J. Sumedi. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kritik, dan saran sampai skripsi ini terselesaikan.
5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D Selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
memberikan waktu untuk mengkritisi skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis.
7. Aluysius Riwi Widakdo, S.Pd Selaku kepala sekolah SD Karitas Ngaglik
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACK ... ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ...xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Batasan Istilah ...4
D. Tujuan Penelitian ...4
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7
A. Minat belajar ...7
B. Prestasi belajar ...23
C. Penelitian yang relevan ...37
D. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar ...38
E. Hipotesis ...39
BAB III METODE PENELITIAN...40
A. Jenis Penelitian ...40
B. Variabel Penelitian ...40
C. Definisi Operasional Variabel ...41
D. Tempat Penelitian ...41
E. Populasi Penelitian ...43
F. Instrumen Penelitian / Alat Ukur ...43
1. Alat Pengumpul data ...43
2. Uji Coba Instrumen ...50
3. Tempat dan Waktu Uji Coba ...50
G. Teknik Pengumpulan Data ...57
H. Teknik Analisis Data ...58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...63
A. Hasil Penelitian ...63
1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...63
2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...68
3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...75
4. Sumbangan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik ...86
xiv
BAB V PENUTUP ...91
A. Kesimpulan ...91
B. Saran ...92
DAFTAR PUSTAKA ...94
LAMPIRAN ...97
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...42
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...43
Tabel 3.3 Indikator Minat Belajar Siswa ...45
Tabel 3.4 Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa ...49
Tabel 3.5 Kisi-kisi item untuk mencari validitas item ...51
Tabel 3.6 Tabel 3.7 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas alat ukur ...54
Tabel 3.7 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas uji coba ...56
Tabel 3.8 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas penelitian ...57
Tabel3.9 Pengelompokan skor angket minat belajar ...59
Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ...61
Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar ...64
Tabel 4.2 Data skor minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...64
Tabel 4.3 Klasifikasi prestasi belajar siswa ...70
Tabel 4.4 Data prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...70
Tabel 4.5 Skor minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa ...77
Tabel 4.6 Subyek tiap kelompok ...79
Tabel 4.7 Proporsi individu dalam setiap kelompok ...80
Tabel 4.8 Nilai rata-rata (mean) dari setiap kelompok ...81
Tabel 4.9 Besar ordinat ...81
xvi
DAFTAR GAMBAR
Diagram 4.1 Presentase minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...68
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket minat belajar (uji coba) ...97
Lampiran 2 Tabel hasil uji coba angket (skor 4,3,2,1) ...102
Lampiran 3 Tabel hasil uji coba angket (skor 0 dan 1) ...112
Lampiran 4 Tabel validitas tiap indikator dan sebaran item minat belajar ...122
Lampiran 5 Hasil analisis uji validitas dengan program SPSS ...124
Lampiran 6 Hasil analisis reliabilitas uji coba angket minat belajar ...127
Lampiran 7 Indikator dan sebaran item setelah uji coba...130
Lampiran 8 Kisi-kisi item setelah uji coba ...131
Lampiran 9 Angket minat belajar (penelitian) ...132
Lampiran 10 Data nilai rapor siswa ...136
Lampiran 11 Tabel hasil angket penelitian (skor 4,3,2,1) ...138
Lampiran 12 Tabel hasil penelitian (skor 0 dan 1) ...147
Lampiran 13 Hasil analisis uji reliabilitas penelitian ...156
Lampiran 14 Tabel nilai r Product Moment dari Pearson ...158
Lampiran 15 Tabel ordinat pada kurva normal ...159
Lampiran 16 Tabel hubungan antar kelompok minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik ...161
Lampiran 17 Surat ijin penelitian ...163
Lampiran 18 Surat keterangan penelitian ...164
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang diberikan sejak dini untuk siswa sangatlah
penting, karena pendidikan akan membantu pertumbuhan dan
perkembangan diri serta kelangsungan masa depan siswa. Tak terlepas dari
itu peran pendidik atau guru sangatlah besar karena dari pendidik itulah
akan terbentuk generasi penerus yang dapat mengubah perkembangan
pendidikan bangsa ini. Peningkatan kualitas pendidikan telah banyak
dilakukan salah satunya munculnya berbagai model pembelajaran yang
memiliki masing-masing karakteristik dalam rangka meningkatkan
kemauan atau minat belajar dari diri siswa.
Model pembelajaran yang diterapkan pada sekolah dasar
diharapkan melibatkan siswa-siswi dalam proses kegiatan pembelajaran
sehingga siswa-siswi menjadi lebih aktif dan tidak hanya pasif
mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa dituntut untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga dituntut untuk
kreatif dalam penggunaan media pembelajaran. Dari berbagai macam
model pembelajaran yang muncul guru bukanlah menjadi satu-satunya
sosok yang menguasai pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran
tetapi disini guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Di dalam pendidikan guru juga berperan sebagai seorang pendidik
yang harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, sehingga siswa
merasa tertarik atau senang dalam mengikuti pembelajaran. Minat belajar
siswa itulah yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang akan
dicapai sehingga prestasi belajar yang dicapai memperoleh nilai yang
memuaskan. Keberhasilan siswa tidak hanya di tentukan oleh faktor
pendidik (guru) saja, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi
siswa dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Muhibbin (2008:144-155)
dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar menyatakan bahwa
terdapat tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor
internal, faktor eksternal, faktor pendekatan belajar.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri yang meliputi dua aspek, yakni 1) aspek fisiologis ( yang
bersifat jasmaniah) yang meliputi kondisi organ – organ khusus siswa
seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera pengelihatan sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan; 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah ) yang meliputi
intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi
siswa. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Sedangkan faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa yang tidak memiliki
yang negatif. Misalnya saja tidak memperhatikan penjelasan guru,
berbicara dengan teman sebangku, jalan-jalan di dalam kelas ketika guru
sedang menjelaskan. Sehingga jika anak sudah mempunyai minat terhadap
suatu pelajaran, maka anak tersebut juga mempunyai minat belajar yang
tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan didukung adanya minat
yang kuat diharapkan juga akan dapat memperoleh prestasi belajar yang
maksimal.
Prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai (Winkel,
1986:102). Setelah melakukan proses belajar, berarti siswa melakukan
perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan-kecakapan atau memperoleh
kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru. Prestasi belajar siswa
diwakilkan dari nilai rata-rata lima mata pelajaran inti di sekolah dasar
yang tertulis di rapor. Kelima mata pelajaran tersebut adalah Bahasa
Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Matematika, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Berdasarkan penelitian di SD Karitas Ngaglik, peneliti tertarik
memilih SD Karitas Ngaglik sebagai tempat penelitian untuk mengetahui
apakah minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh
siswa. Oleh karena itu peneliti mengambil Judul penelitian tentang :
Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD
Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun
pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun
pelajaran 2011/2012?
3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun
pelajaran 2011/2012?
4. Seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?
C. Batasan Istilah
Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :
1. Minat belajar siswa adalah dorongan dalam diri siswa untuk merasa
tertarik melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam rangka
memenuhi kebutuhan belajar demi mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu
pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti
program belajar dalam waktu tertentu dan sesuai kurikulum yang telah
ditentukan.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Karitas
2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas
Tahun pelajaran 2011/2012.
3. Mengetahui apakah ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan
antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas
Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.
4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi
belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan
pertimbangan mengenai pentingnya menumbuhkan minat belajar
dalam diri siswa, sehingga siswa mau terlibat dalam kegiatan belajar
dan siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru.
2. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memiliki
minat belajar yang tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi yang
memuaskan.
3. Bagi penulis
Sebagai seorang calon guru, penulis diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui pengembangan minat belajar dalam diri
4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang
penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
bagi penelitian-penelitian yang relevan dan juga untuk
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
1. Pengertian minat belajar
Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa dan minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan
secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Keterikatan
dengan suatu kegiatan pembelajaran akan semakin menumbuh
kembangkan minat. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para
ahli tentang minat. Fuad Hasan (1989:59) mengartikan minat sebagai hal
yang menunjuk pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal,
peristiwa, atau orang. Sedangkan Hurlock (1990:144), ”bahwa semakin
sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”.
Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan
diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja
yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan dan
kesenangan (Natawijaya,1978:94).
Menurut Soesilowindradini (dalam Tuharjo,1989:13), ”suatu
kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi
yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan
terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan
kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan
pendapat Slameto dalam (Tomi Darmawan,2007) yang menyatakan
“bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah
penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya,
semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar
minatnya”.
Hilgard (Slameto, 1988:58) mengartikan minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus
menerus yang disertai rasa senang. Dalam soal belajar secara sederhana,
minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat adalah syarat mutlak untuk belajar dan perlu disadari bahwa
mendapat nilai jelek pada suatu pelajaran bukan berarti seorang anak itu
bodoh atau tidak pandai tetapi dapat disimpulkan bahwa nilai jelek bisa
dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya minat belajar dalam diri
anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat untuk belajar maka
anak tersebut mudah mencapai hasil yang luar biasa.
Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap sesuatu dan
bersifat menetap. Minat memiliki pengaruh yang besar pada prestasi siswa
karena dari minat itulah semangat atau keinginan untuk belajar muncul
dalam diri mereka, sehingga prestasi belajar akan baik, tetapi justru
sebaliknya jika minat belajar dalam diri siswa tidak ada atau kurang maka
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau
aktivitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu.
Perasaan gembira atau senang dalam diri anak akan menimbulkan minat
yang dapat menunjukkan sikap positif dari anak. Contohnya saja sikap
positif terhadap belajar di sekolah. Dari uraian diatas dapat dikatakan
bahwa minat itu erat hubungannya dengan perasaan seseorang atau
individu, obyek, aktivitas dan situasi atau keadaan.
Dalam menumbuhkan minat siswa pada suatu mata pelajaran,
seorang guru memiliki peran yang sangat penting karena guru dituntut
untuk lebih kreatif berusaha membangkitkan minat belajar siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
Belajar adalah usaha yang dilakukan sebagai upaya mendapatkan
suatu kemampuan tertentu. Belajar tidak hanya selalu dalam bidang
akademik, melainkan dalam berbagai bidang hidup manusia belajar dapat
dilakukan. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975).
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan,
Gagne, dalam buku The conditions of Learning (1977). ³Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (
performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.´
Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978). Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.´
Witherington, dalam buku Educational Psychology. Belajar adalah
suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian-pengertian.
Abu Ahmadi (1991:121) mengemukakan definisi belajar yaitu
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru
(Dimyati, 2006:10). Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan
mengenai definisi belajar yaitu kegiatan yang dilakukan oleh tiap orang
dengan tujuan memperoleh kemampuan baru meliputi pengetahuan,
pemahaman, pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, dan pola tingkah
Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa minat belajar merupakan rasa ketertarikan atau
rasa lebih suka terhadap suatu aktivitas pembelajaran, sehingga timbul
dorongan untuk melakukan aktivitas tersebut.
2. Macam-macam minat
Pasaribuan (1983:52-53) menyebutkan minat adalah suatu sikap subyek
terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan itu. Secara
psikologi minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada
suatu saat dan ruangan yang konkrit.
Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses
belajar.
b. Minat diposisional
Minat diposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan (
diposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang.
Minat bukan sesuatu hal yang sejak lahir telah tertutup, bukan
merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat berubah. Sesuai
dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh
karena setiap tingkatan umur mempunyai minat masing-masing.
Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.
Wayan Nurkanca (1983:227-229) menyebutkan ada beberapa metode
yang dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu sebagai
berikut :
a. Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan
karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar,
jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi
baik di dalam kelas maupun saat di luar kelas. Pencatatan hasil- hasil
observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.
Akan tetapi guru harus menyadari bahwa observasi juga mempunyai
kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa
anak dalam waktu yang sama. Apabila kita akan mengukur minat
semua anak yang kita didik, maka kita akan membutuhkan waktu
yang panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin bisa berhasil
mengukur minat anak-anak hanya dengan menggunakan observasi
saja. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak
berdasarkan data yang sudah terkumpul sebelumnya.
b. Interview atau wawancara
Interview atau wawancara merupakan pengumpulan data dengan
melakukan Tanya jawab secara lisan (face to face). Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak sebab biasanya
anak-anak gemar memperbincangkan kesukaannya dan aktivitas lain yang
dilakukan dalam situasi yang tidak formal sehingga perbincangan atau
percakapan akan dapat berlangsung dengan jelas. Misalnya saja
melakukan percakapan di luar jam pelajaran atau sepulang sekolah,
mengadakan kunjungan ke rumah dan lain sebagainya. Seorang guru
dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan
menanyakan langsung tentang kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan
setelah pulang sekolah, permainan apa saja yang di gemari, apa
kesukaannya, program radio apa yang paling di senangi, jenis film apa
yang digemari dan sebagainya. ( Baron dan Bernard, halaman 165).
c. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Dalam metode pengukuran minat dengan menggunakan kuisioner
seorang guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak
sekaligus. Dengan demikian jika dibandingkan dengan interview dan
observasi kuisioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.
Perbedaannya dengan interview adalah bahwa interview dilakukan
secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak sedangkan
kuisioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa
orang anak sekaligus.
d. Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau
daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya jika dalam kuisioner
responden menulis jawaban-jawaban yang relative panjang terhadap
sejumlah mata pelajaran, sedangkan pada inventori responden
memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda checklist, mengisi
nomor atau tanda-tanda lain berupa jawaban-jawaban singkat terhadap
sejumlah pertanyaan yang lengkap.
Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat bahwa ada
beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran
terhadap minat anak-anak sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Seorang guru mempunyai
kewajiban untuk meningkatkan minat belajar anak-anak. Minat
merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada
umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya.
Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam proses
pengajarannya.
b. Memelihara minat yang baru timbul. Jika anak-anak menunjukkan
minat yang kecil, maka itu merupakan tugas bagi seorang guru
untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu
sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat pada
aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib
memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila
anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
Sebab sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak
untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus
mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi
anggota masyarakat yang baik, dalam keadaan tertentu anak-anak
sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang
terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal.
Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru
hendaknya memberantas minat belajar anak-anak yang tertuju
kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif
mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik.
d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak
tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.
Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti tentang
sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau
dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.
4. Cara membangkitkan Minat Siswa
Proses belajar mengajar akan berjalan lancar apabila di sertai minat dari
dalam diri anak. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai
berikut (Sardiman,1986:93-94) :
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
5. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya Minat
Menurut Crow dalam Bernadinus Rizki dengan skripsinya yang berjudul
perbandingan antara minat siswa dan proses kegiatan belajar mengajar
pada SD yang menerapkan PMRI dan SD yang tidak menerapkan PMRI
dalam Pembelajaran Matematika (2008:25-26), ada tiga faktor yang
mendasari timbulnya minat :
a. Faktor dorongan dari dalam
Merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktivitas. Dapat
dijelaskan dengan adanya dorongan makan, yang menimbulkan minat
untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya.
b. Faktor motif sosial
Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan
suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh
lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul
karena keinginan penghargaan dari orang tua.
c. Faktor emosional
Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi, biasanya,
kesuksesan dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang dan
mendorong atau menimbulkan minat didalamnya. Kegagalan biasanya
Ketiga faktor yang menimbulkan minat tersebut tidak berdiri
sendiri namun merupakan suatu perpaduan atau kesatuan yang saling
melengkapi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat sebagai
faktor psikis yang mendorong seseorang mencapai tujuannya, dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor psikis, fisik, dan lingkungan.
6. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar
Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati
c. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada lainnya
d. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas-aktivitas dan
kegiatan
e. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati.
7. Membangkitkan minat belajar siswa di sekolah
Minat seseorang tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh
kemudian. Minat terhadap suatu pelajaran dapat mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut para ilmuwan
pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar
ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat
dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
antara suatu bahan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan bahan
materi pelajaran yang lalu. Selain itu minat seorang siswa dapat
dibangkitkan dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata
siswa atau kehidupan sehari-hari siswa.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam
minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan
minat. Apa saja faktor-faktornya dan bagaimana faktor ini mengurangi
minat anak pada sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada
sekolah dijelaskan sebagai berikut (Hurlock,2005:139) :
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat pada sekolah :
a. Pengalaman dini sekolah
Seorang yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk kelas satu
mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah pengalaman di
kelompok bermain dan taman kanak-kanak mempermudah
penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih
menyenangkan.
b. Pengaruh orang tua
Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum
dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar,
terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap guru.
Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama
pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, jika
sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.
d. Sikap teman sebaya
Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai
kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima
oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima
minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan
menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, ia harus
melakukannya juga atau menanggung risiko dipanggil “ kutu buku”
atau “anak mas guru”.
e. Penerimaan oleh kelompok teman sebaya
Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar
kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik
dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi
kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.
f. Keberhasilan akademik
Keberhasilan akademik mempunyai pengaruh yang besar terhadap
sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai
keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila
keberhasilan ini merupakan lambang status, maka ia akan
meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam
diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap
lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik
berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang
anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.
g. Sikap terhadap pekerjaan
Seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat
bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya
mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang
menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main
saja,mereka menyukainya. Tapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak
upaya dituntut utuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan
rasa tidak suka akan sekolah.
h. Hubungan guru dan murid
Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi
sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif
terhadap “guru” ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata
orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman
pribadi yang tidak meyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap
semua guru cenderung tidak positif.
i. Suasana emosional sekolah
Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin
yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan baik dengan
yang lebih positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang
mempunyai ”anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan, yang
mengajar secara membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter atau
permisif dalam pengendalian situasi di kelas.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan memaparkan 10 indikator
yang digunakan:
1. Menunjukkan minat terhadap pelajaran
Minat siswa terhadap pelajaran akan muncul jika saat
mengikuti pembelajaran siswa memperhatikan guru dan siswa
merasa senang mengikuti pelajaran itu.
2. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali
Ini merupakan ciri siswa yang mempunyai minat yang tinggi
terhadap pelajaran sehingga siswa akan mengingat pelajaran itu
dan selalu mempelajarinya kembali.
3. Tekun menghadapi tugas
Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap
suatu pelajaran lebih antusias jika diberikan tugas atau soal
latihan.
4. Ulet menghadapi kesulitan belajar
Dari indikator ini siswa menunjukan semangat pantang
menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar misalnya
menemukan soal yang dianggap sulit.
Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu pelajaran
pasti akan merasa senang atau puas setelah mengikuti pelajaran
yang diikutinya.
6. Senang menghadapi kesulitan belajar
Dari indikator ini siswa yang dari awal sudah mempunyai
perasaan senang terhadap suatu pelajaran maka jika menemui
kesulitan belajar justru akan semakin tertantang untuk belajar
melalui kesulitan-kesulitan yang di temuinya.
7. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas
Dari indikator ini siswa mempunyai minat belajar yang tinggi
jika menemui kesulitan belajar yang di rasa belum paham maka
siswa mempunyai antusias yang tinggi untuk bertanya.
8. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata
pelajaran
Dari indikator ini siswa mempunyai perasaan senang terhadap
suatu pelajaran sehingga siswa senang berdiskusi dengan teman
jika menemui kesulitan yang dirasa belum dipahami.
9. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan
Melalui minat belajar yang tinggi siswa termotivasi atau
mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan
keberhasilan atau prestasi yang diinginkan.
10.Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan
Dari indikator ini siswa sudah mempunyai kesadaran jika
belajar atau sekolah itu penting untuk masa depannya.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Seseorang selalu belajar bilamanapun dan dimanapun dia berada,
karena belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan
sangat penting bagi kita semua. Pengertian belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu ( Depdikbud,1995:14 ).
Gagne (Ngalim Purwanto,1987:85) menyatakan bahwa belajar
terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah
dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi. Sedangkan Morgan ( Ngalim
Purwanto,1987:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Definisi lain tentang belajar juga dikemukakan oleh Witherington
(Ngalim Purwanto,1987:85) yang menyatakan bahwa belajar adalah
suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Jika di lihat dari
definisi-definisi tentang pengertian belajar yang telah diuraikan di atas, maka
Ngalim Purwanto (1987:253) mengemukakan hal-hal pokok dari
definisi-definisi tentang belajar adalah sebagai berikut :
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru.
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat terjadi melalui
pengalaman yang mana perubahan itu harus relatif mantap. Dan dari
perubahan yang terjadi sangat diharapkan perubahannya ke arah yang
lebih baik.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “ belajar”, prestasi
berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud,1995: 787). Sedangkan
pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (
Depdikbud,1995:14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang
diberikan oleh guru.
Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) prestasi adalah
hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah
diusahakan.
Terdapat tujuh prinsip belajar yang dikemukakan oleh Dimyati
(2006:42-50) dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran.
Ketujuh prinsip belajar tersebut adalah :
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian merupakan peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.
Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat
dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang
tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian
timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting
dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan
mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya,
bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan
dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar,
siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati
sampai kegiatan psikis yang susah diamati.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh
kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan
yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan
hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan
keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam
penghayatan dan internalisasi niai-nilai dalam pembentukan sikap
dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam
d. Pengulangan
Terdapat tiga teori yang menekankan perlunya pengulangan
yaitu teori Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, dan Psikologi Conditioning. Teori yang paling tua barangkali adalah Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya.
Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan
berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi
tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan
pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
Dalam teori Psikologi Asosiasi dikemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar
peluang timbulnya respon benar. Sedangkan Psikologi Conditioning merupakan perkembangan lebih lanjut dari psikologi asosiasi juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar.
Pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja
oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip
pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.
sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk
respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari
bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu
yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak
timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik
maka bahan belajar haruslah menantang.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,
yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
f. Balikan dan penguatan
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha
belajar selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa dorongan belajar
itu tidak hanya oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga
yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif
maupun negatif dapat memperkuat belajar.
Sebagai contoh positif penguatan yaitu siswa belajar
Dan contoh penguatan negatif adalah anak yang mendapatkan nilai
yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,
karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih rajin
atau giat.
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada
dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan
satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik
psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini
berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan
klasikal yang dilakukan di sekolah mayoritas kurang
memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai
individu dengan kemampuan rata-rata.
4. Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sardiman (1986:28-30) jika ditinjau secara
umum ada tiga jenis :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir jenis interaksi dan
cara yang dipergunakan untuk kepentingan ini pada umumnya
dengan model ceramah, pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan
sekaligus akan mencari sendiri untuk mengembangkan cara
berpikir dalm rangka mengembangkan pengetahuannya.
b. Untuk mendapatkan pemahaman konsep dan keterampilan
Pemahaman konsep atau perumusan konsep juga memerlukan
suatu keterampilan. Keterampilan tersebut memang dapat dilatih
yaitu dengan banyak melatih kemampuan interaksi yang mengarah
pada pencapaian keterampilan itu dengan kaidah-kaidah tertentu
dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.
c. Untuk mendapatkan pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental perilaku dan pribadi anak
didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan
berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri
sebagai contoh atau model.
5. Beberapa aktivitas Belajar
Aktivitas belajar yang dialami siswa itu dianggap sebagai suatu proses
yaitu proses belajar sesuatu.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam
beberapa situasi (Abu Ahmadi,1991:125)
a. Mendengarkan
b. Memandang
c. Meraba, membau dan mencicipi
e. Membaca
f. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi
g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
h. Menyusun paper atau kertas kerja
i. Mengingat
j. Berpikir
k. Latihan atau praktek
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan dapat
berhasil baik dan tidaknya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam
faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua golongan yaitu
sebagai berikut (Ngalim Purwanto,1987:106) :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang biasa disebut
dengan individual. Faktor individual antara lain pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang biasa disebut faktor sosial.
Faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan
dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan
motivasi sosial.
Muhibbin (2008:144-155) berpendapat bahwa terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi belajar yakni sebagai berikut :
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri.
Faktor internal meliputi dua aspek yakni :
1. Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis yang dimaksud adalah kondisi umum jasmani
siswa.
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Intelegensi siswa
Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Namun
harus diakui juga bahwa otak memiliki peran lebih
menonjol dalam hubungannya dengan intelegensi manusia
daripada peran organ tubuh lainnya.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat
diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa. Ini bermakna, semakin besar peluangnya
untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil
peluangnya untuk memperoleh sukses.
b. Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa
yang positif terhadap guru dan materi yang diajarkan guru
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar
siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap
guru dan materi yang diajarkan guru akan menimbulkan
kesulitan belajar. Meskipun bisa saja tidak menimbulkan
kesulitan belajar tapi akan berdampak dalam hal lain yaitu
prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang
memuaskan.
c. Bakat siswa
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Sebetulnya setiap rang pasti memiliki bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
d. Minat siswa
Minat belajar dalam diri siswa dapat menjadi lemah.
Lemahnya minat akan melemahkan kegiatan belajar juga.
Dan itu akan berdampak pada prestasi belajar. Oleh karena
itu, minat belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus
menerus. Agar siswa memiliki minat yang kuat, dan dapat
e. Motivasi siswa
Pengertian dasar motivasi adalah internal organisme baik
manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yakni :
1. Faktor lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial sekolah yang dimaksud adalah para
guru, para staf administrasi, dan teman-teman. Sedangkan
faktor lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga,
dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa
tersebut.
2. Faktor lingkungan nonsosial
Faktor lingkungan nonsosial yang dimaksud adalah gedung
sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu
belajar yang digunakan siswa, serta rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya.
c. Faktor pendekatan belajar
Selain faktor internal dan eksternal siswa, ada juga faktor
pendekatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap taraf
segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.
Pendekatan belajar dibagi menjadi tiga macam tingkatan yaitu :
1. Pendekatan Tinggi
a) Speculatif
Pendekatan speculatif adalah pendekatan berdasarkan pemikiran mendalam yang bukan saja bertujuan menyerap
pengetahuan melainkan mengembangkannya.
b) Achieving
Pendekatan ini pada umumnya dilandasi oleh motif
ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut
ego-encancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam
meningkatkan prestasinya. Gaya belajarnya lebih serius
daripada yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya.
2. Pendekatan Menengah
a) Analytical
Pendekatan analytical memiliki strategi yaitu berpikir kritis, mempertanyakan, menimbang-nimbang,
berpendapat. Tujuannya adalah pembentukan kembali
materi ke dalam pola baru.
b) Deep
membutuhkannya (intrinsik). Oleh sebab itu gaya
belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara
mendalam.
3. Pendekatan Rendah
a) Reproductif
Pendekatan reproductif yang dimaksud adalah menghafal, meniru, menjelaskan, meringkas, dan tujuannya yakni
pembenaran atau penyebutan kembali materi.
b) Surface
Pendekatan surface yang dimaksud adalah siswa mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) contohnya
takut tidak lulus yang berdampak siswa tersebut malu. Oleh
karena itu gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak
mementingkan pemahaman yang mendalam.
Sedangkan menurut Suryabrata (1971:253) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu
banyak untuk disebutkan satu per satu dan dapat diklasifikasikan
sebagi berikut :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih
dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
(1) Faktor-faktor nonsosial
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan ini
dibedakan menjadi dua golongan :
(1) Faktor-faktor fisiologis
(2) Faktor-faktor psikologis
C. Penelitian yang relevan
Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan dari
Nindya Ayu Wulandari (2011) dengan judul “ Hubungan Minat Belajar
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian (1) minat belajar dibagi menjadi
tiga yaitu siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan
minat belajar sedang sebesar 6,7%, dan siswa dengan minat belajar tinggi
sebesar 80%. (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu prestasi belajar
rendah sebesar 10%, prestasi belajar sedang sebesar 58,33%, dan prestasi
belajar tinggi sebesar 31,67%. (3) minat belajar mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r =
0,834 dan signifikan pada taraf 1%, minat belajar memberikan sumbangan
sebesar 83,4% dengan prestasi belajar siswa.
Valentina Dewi Prasetyawati (2011), dengan judul “Hubungan
Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius
Sengkan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) minat belajar dibagi menjadi tiga kategori yaitu
minat belajar rendah 9,68%, minat belajar sedang 29,03%, dan minat
tertingginya adalah 147; (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu prestasi belajar rendah 25,8%, prestasi belajar sedang 29%, dan
prestasi belajar tinggi 45,2%. Prestasi belajar siswa terendah adalah 61,8
sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; (3) ada hubungan yang
signifikan dan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa,
dengan nilai r = 0,78 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada
taraf 1% dengan korelasi r = 0,456; (4) sumbangan minat belajar terhadap
prestasi belajar siswa sebesar 78%.
D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar
Salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa
adalah minat belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi
akan memberikan perhatian lebih terhadap mata pelajaran. Siswa akan
merasa tertarik pada mata pelajaran dan akan lebih memperhatikan
penjelasan guru di dalam kelas selain itu siswa selalu antusias atau selalu
aktif dalam mengerjakan tugas sehingga prestasi siswa akan meningkat.
Materi yang disampaikan guru akan diserap oleh siswa dengan baik.
Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah akan muncul
perasaan tidak tertarik pada suatu bidang tertentu dan akan mengakibatkan
prestasi siswa yang kurang memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
prestasi siswa itu dipengaruhi oleh minat belajar siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar karena
jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan minat maka
menarik untuknya. Dampak yang muncul selain itu adalah siswa menjadi
malas mengikuti pelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan atau
materi pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari
oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam hal ini prestasi belajar siswa diambil dari nilai rapor lima
mata pelajaran di sekolah dasar yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Nilai tersebut dihitung rata-ratanya, kelima mata
pelajaran tersebut digunakan karena dianggap sudah bisa mewakili mata
pelajaran inti SD. Nilai rapor bersifat Obyektif dan merupakan nilai final
seorang siswa selama satu semester belajar.
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam
penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis studi
korelasi. Penelitian ini mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu
untuk menjelaskan sejauh mana variasi dalam satu variabel
berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Jadi dalam penelitian
ini bertujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan antar minat belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun
pelajaran 2011/2012.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau
mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian
(Furchan,2007:45). Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau
mempengaruhi variabel terikat (Furchan,2007:46). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah minat belajar.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang
tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Furchan,2007:46).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Minat belajar
Minat belajar siswa sebagai variabel dalam penelitian ini
adalah minat belajar yang dibatasi pada sepuluh indikator yaitu
menunjukkan minat terhadap pelajaran, selalu mengingat pelajaran
dan mempelajari kembali, tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan belajar, perasaan hati setelah belajar, senang
menghadapi kesulitan belajar, mempunyai antusias yang tinggi
dalam belajar dikelas, senang berdiskusi dengan teman dalam
mempelajari mata pelajaran, keinginan kuat untuk maju dan
mencapai keberhasilan, orientasi pada masa depan kegiatan belajar
sebagai jalan menuju kreatifitas cita-cita yang diukur dengan
menggunakan angket dan ditunjuk dengan skor yang diperoleh
siswa.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar siswa meliputi penguasaan siswa terhadap
lima mata pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Bahasa Indonesia,
Ilmu Pengetahuan Alam , Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika,
dan Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai kelima mata pelajaran
tersebut diperoleh dari nilai rapor siswa. Hasil yang dicapai siswa
ini menunjukkan kualitas keberhasilan belajarnya.
Tempat penelitian dilakukan di SD Karitas Ngaglik yang
beralamatkan di Nandan, Ngaglik, Sleman.
E. Jadwal Penelitian
Penyusunan skripsi ini melewati banyak tahapan-tahapan sampai
akhirnya skripsi ini disahkan oleh dosen pembimbing. Berikut ini
disajikan jadwal penyusunan skripsi :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
F. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek peneliti (Suharsimi
Arikunto,1991:103). Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas
V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari 40
siswa dengan rincian sebagai berikut
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik
G. Instrumen Penelitian / Alat Ukur
1. Alat pengumpul data
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
Kelas Jumlah Siswa
VA 20
VB 20