• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BENTUK PENILAIAN KURIKULUM 2013 GURU BAHASA INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 1 GALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BENTUK PENILAIAN KURIKULUM 2013 GURU BAHASA INDONESIA PADA SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 1 GALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas curahan kasih dan karunia-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Bentuk Penilaian Kurikulum 2013 Guru Bahasa Indonesia pada Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Galang Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa selama penulisan Skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan, (2) Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, (3) Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, (4) Syairal Fahmy Dalimunthe, M.I.kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

(5) Fitriani Lubis, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan sekaligus Dosen Penguji II

▸ Baca selengkapnya: agenda harian guru bahasa indonesia smp k13

(2)

iii

(7) Dra. Inayah Hanum, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik, (8) Drs. Malan Lubis, M.Pd., Dosen Penguji I,

(9) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed yang telah mendidik penulis selama di bangku perkuliahan,

(10) Tuty Suryani, S.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Galang, Esron Pakpahan, S.Pd., Rahmina Saragih, S.Pd., Hj. Nurmailis, S.Pd., Risma Hutasoit, S.Pd., Eltiner Naibaho, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia, dan seluruh guru dan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Galang.

(11) Keluarga besar penulis, ayahanda Surya Budi Darma, ibunda Siti Arianti, adik-adik penulis, Muhammad Satria Darmawan dan Inayah Alfatika, (12) Sahabat seperjuangan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia stambuk

2011, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, September 2015 Penulis

(3)

i ABSTRAK

Kurnia Putri, NIM 2113311039, Analisis Bentuk Penilaian Kurikulum 2013 Guru Bahasa Indonesia pada Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Galang Tahun Pembelajaran 2014/2015. Skripsi. Medan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan bentuk penilaian kurikulum 2013 yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia dengan bentuk penilaian yang disusun oleh Kemendikbud. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Galang Tahun Pembelajaran 2014/2015, yang berjumlah 5 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 2 orang, yaitu guru kelas VII dan kelas VIII.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam menjaring data adalah soal ujian tengah semester (UTS) kelas VII dan VIII sebanyak 25 soal masing-masing kelas, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan rubrik penilaian yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya ketepatan bentuk soal yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII dam kelas VIII dengan materi dan capaian indikator pada Kurikulum 2013. Namun, dalam rubrik penilaian yang dibuat guru terdapat ketidaktepatan dengan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013. Dalam hal ketepatan penilaian sikap yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII dan kelas VIII dapat disimpulkan bahwa penilaian yang dibuat guru sesuai dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Rubrik penilaian Kurikulum 2013. Guru menyesuaikan penilaian sikap dan keterampilan untuk menilai langsung siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Galang Tahun Pembelajaran 2014/2015.

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang masalah ... .... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... ... 9

D. Rumusan Masalah ... ... 9

E. Tujuan Penelitian ... ... 10

F. Manfaat Penelitian ... ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... 13

A. Landasan Teoritis ... ... 13

1. Pengertian Penilaian Kurikulum 2013 ... ... 13

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Kurikulum 2013 ... ... 16

3. Prinsip dan Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 ... ... 19

a. Prinsip Penilaian Kurikulum 2013 ... ... 19

b. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013 ... ... 21

4. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar dan Teknik Penilaian dalam Kurikulum 2013 ... ... 23

5. Konsep Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 ... ... 26

a. Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap ... ... 26

(5)

v

c. Penilaian Pencapaian Kompetensi Keterampilan ... ... 41

B. Kerangka Konseptual ... ... 43

C. Pertanyaan Penelitian ... ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... 46

B. Metode Penelitian ... ... 47

C. Instrumen Penelitian ... ... 47

D. Sumber Data ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... ... 51

F. Teknik Analisis Data ... ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Kesesuaian Bentuk Soal yang Dibuat Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Materi dan Indikator Capaian Kurikulum 2013 ... 53

a) Soal Bahasa Indonesia Kelas VII ... 54

b) Soal Bahasa Indonesia Kelas VIII ... 65

2. Kesesuaian Bentuk Soal yang Dibuat Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar dan Rubrik Penilaian Kurikulum 2013 ... 78

(6)

vi

4. Kesesuaian Bentuk Penilaian Keterampilan yang Dibuat Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti, dan Rubrik Penilaian Kurikulum

2013 ... 99

B. Pembahasan Penelitian ... 104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 115

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Daftar Deskripsi Indikator pada Sikap ... 27 Tabel 2.2 Daftar Kata Kerja Operasional pada Indikator ... 36 Tabel 2.3 Rincian Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan ... 38 Tabel 3.1 Tabel Bentuk Penilaian Pengetahuan Penyesuaian Soal dan

Materi ... 48 Tabel 3.2 Tabel Bentuk Penilaian Pengetahuan Penyesuaian Materi dan

Rubrik Penilaian ... 49 Tabel 3.3 Tabel Bentuk Penilaian Sikap ... 49 Tabel 3.4 Tabel Bentuk Penilaian Keterampilan ... 50 Tabel 4.1 Ringkasan Penyesuaian Soal Tes dengan Materi dalam

Buku Kemendikbud Bahasa Indonesia Kelas VII ... 55 Tabel 4.2 Ringkasan Penyesuaian Soal Tes dengan Materi dalam

Buku Kemendikbud Bahasa Indonesia Kelas VIII ... 65 Tabel 4.3 Tabel Bentuk Kesesuaian Bentuk Soal yang Dibuat Guru

Kelas VII dengan KD dan Rubrik Penilaian Kurikulum 2013 ... 80 Tabel 4.4 Kesesuaian Bentuk Soal yang Dibuat Guru Kelas VIII

dengan KD dan Rubrik Penilaian Kurikulum 2013 ... 86 Tabel 4.5 Kesesuaian Bentuk Penilaian Sikap yang Dibuat Guru

Bahasa Indonesia dengan KD dan Rubrik Penilaian pada

Kurikulum 2013 ... 97 Tabel 4.6 Kesesuaian Bentuk Penilaian Keterampilan yang Dibuat

Guru Bahasa Indonesia Kelas VII dengan KD, KI, dan Rubrik

Penilaian Kurikulum 2013 ... 101 Tabel 4.7 Kesesuaian Bentuk Penilaian Keterampilan yang Dibuat

Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII dengan KD, KI, dan Rubrik

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Silabus ... 120

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 139

Lampiran III Soal UTS Semester Ganjil Kelas VII ... 182

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan kurikulum memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum baru selain menilai keaktifan bertanya, juga menilai proses dan hasil observasi siswa serta kemampuan siswa menalar masalah yang diajukan guru sehingga siswa diajak berpikir logis. Elemen perubahan Kurikulum 2013 meliputi perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian (Kemendikbud 2012). Standar kompetensi lulusan dibedakan menjadi domain yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Rancangan Kurikulum 2013 menyebutkan adanya pengurangan mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Perubahan lain yaitu penambahan jam pelajaran, komponen kurikulum seperti buku teks dan pedoman disiapkan pemerintah, adanya integrasi mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat SD, serta rencana penjurusan lebih awal di tingkat SMA.

Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 mengundang berbagai pendapat dari berbagai pihak. Pihak yang kurang sependapat dengan perubahan kurikulum menganggap perubahan terlalu tergesa-gesa. Evaluasi penerapan kurikulum sebelumnya (KTSP) penting lebih dahulu dilakukan agar dapat menjadi panduan menyusun serta implementasi kurikulum baru. Fakta di sekolah menunjukan banyak guru belum sepenuhnya mengimplementasikan KTSP, namun sekarang harus mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang memiliki

1

(10)

2

prinsip mengintegrasikan banyak materi. Hasil observasi yang dilakukan ditemukan banyak guru yang belum mengenal mengenai kurikulum baru. Sebagian besar guru mengetahui perubahan kurikulum justru dari media massa atau media online. Kurangnya keterlibatan guru dalam sosialisasi Kurikulum 2013 membuat berbagai pihak menganggap implementasi Kurikulum 2013 tidak akan berjalan mulus.

Selain itu implementasi kurikulum 2013, termasuk untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berimplikasi pada model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.

(11)

3

menggunakan prosedur penilaian tertentu tanpa mempertimbangkan secara serius kenapa memilih prosedur penilaian tersebut.

Penilaian juga masih banyak terkendala pada penyesuaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), karena kebanyakan guru masih terbayang-bayang pada penilaian materi saja. Padahal dalam kurikulum 2013 setiap materi pembelajaran harus selalu diikutsertakan sikap. penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian. Cakupan penilaian menurut Kurikulum 2013 yaitu pada kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu kompetensi inti sikap spiritual (KI-1), kompetensi inti sikap social (KI-2), kompetensi inti pengetahuan (KI-3), dan kompetensi inti keterampilan (KI-4). Pada tiap materi pokok tertentu akan terdapat rumusan KD untuk masing-masing aspek KI. Jadi, pada suatu materi pokok tertentu, akan selalu muncul 4 KD sebagai berikut:

1. KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).

2. KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk mata pelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).

(12)

4

Sistem Penilaian Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia masih terkendala pada persyaratan nilai ketuntasan. Faktanya yang terjadi di sekolah masih banyak guru yang kewalahan dalam menuntaskan nilai siswanya agar sesuai dengan persyaratan nilai ketuntasan yang ditetapkan Kurikulum 2013. Salah satu hal yang menjadi masalah adalah nilai KKM ini ternyata kurang disosialisasikan pada berbagai elemen pendidikan dan hanya sebagian orang saja yang benar – benar memahami KKM. Selain itu banyak juga guru dan kepala sekolah yang masih belum paham dengan KKM, apalagi para orang tua/wali siswa yang tidak tahu menahu. Ketika guru tidak paham dengan KKM, maka akan muncul berbagai masalah baru seperti kesalahpahaman terhadap esensi perhitungan KKM dari pihak guru maupun orang tua siswa. Beberapa masalah yang muncul diantaranya adalah banyaknya siswa yang nilainya di bawah KKM, nilai KKM di rapor sama untuk seluruh mata pelajaran, dan menganggap bahwa KKM sama dengan nilai rata – rata. Nilai yang didapat dari siswa masih jauh dari nilai ketuntasan dan hal ini membuat guru harus mencari cara agar dapat menuntaskan nilai siswanya. Nilai ketuntasan yang ditetapkan Kurikulum 2013 >2,66 pada setiap KD. Jika nilai <2,66 maka guru harus mengadakan remedial.

(13)

5

dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara , seperti penilaian ujuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

Namun isi format penilaian dalam kurikulum 2013 yang dibuat guru masih beragam. Hal ini tampak pada kesulitan guru dalam memahami teknik dan instrumen dalam setiap penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Walaupun contoh indikator beserta rubrik penilaian dari kurikulum 2013 sudah ada, namun banyak guru yang tidak membuatnya karena guru menganggap bahwa Ia sudah tau seberapa nilai yang pantas untuk masing-masing siswanya dan Ia membuat isi format hanya sekedar pemahamannya saja. Hal ini juga dikarenakan kurang terealisasinya implementasi kurikulum 2013.

(14)

6

observasi, jurnal, penilaian antar peserta didik dan penilaian diri; penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis, tes lisan dan penugasan; dan penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik praktik/kinerja, projek dan portofolio.

Fenomena tentang penilaian yang dibuat guru saat ini tertuju pada penilaian autentik. Pada kurikulum 2013 menekankan kemampuan pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai. Dalam membuat penilaian autentik guru tidak hanya menyebut angka 8 namun harus menunjukkan fakta-fakta pendukung mengapa siswa tersebut bisa mendapat nilai 8. Republika (25/07/2014).

Astawa & Nyoman Mantra dalam jurnalnya mengakui bahwa berdasarkan pengamatan di lapangan dan dari hasil observasi peneliti di SD kecamatan Klungkung, guru masih cenderung menggunakan model tes dalam asesmennya, baik dalam menilai proses dan hasil pembelajaran, tanpa menghiraukan apakah itu mengukur aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Di beberapa tempat bahkan dapat dengan mudah menemukan kumpulan soal-soal, sekalipun soal itu tidak atau belum baku atau layak untuk digunakan. Guru juga menggunakan tes yang diperjual belikan di pasaran bebas, yang merupakan tes yang kurang baik, dan tidak sesuai dengan kompetensi yang dituntut dalam kurikulum.

(15)

7

Proses penilaian yang biasa dilakukan guru selama ini hanya mampu menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik. Untuk itu perlu diupayakan suatu teknik penilaian yang mampu mengungkap aspek produk maupun proses, salah satu dengan menerapkan penilaian otentik.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah pemerintah memberikan buku gratis kepada semua siswa di sekolah Negeri, sedangkan anak-anak yang sekolah di Swasta masih tetap harus membayar buku, Tetapi, perihal buku, perbedaan perubahannya sangat terlihat. Para siswa kini, tidak harus membawa buku dengan jumlah banyak. Dengan satu buku, siswa bisa mempelajari beberapa mata pelajaran, tidak hanya satu pelajaran. Satu buku berarti satu tema. Satu tema tidak hanya terkait satu mata pelajaran. Contohnya, tema alam: sungai, siswa diajarkan dan diajak untuk menggali mengenai Alam, bahasa, filosofi, musik, biologi, dan

fisika. Hal ini disebut proses belajar “Tematik Integratif”. Jadi, siswa tidak perlu

lagi membawa buku yang banyak dalam tas-nya.

Fenomena selanjutnya mengenai nilai rapor. Jika sebelumnya, siswa bisa memandangi warna-warni menyala di dalam rapor-nya, sekarang, mereka tidak perlu khawatir lagi soal warna angka yang tidak diinginkan dan membuat takut itu. Sebabnya, sistem kurikulum 2013, memberi penilaian berdasarkan portofolio

– guru memberi nilai secara informatif dan deskriptif, bukan angka. Siswa, guru

dan orangtua bisa mengetahui apa yang kurang dan perlu ditonjolkan dari dirinya/muridnya/anaknya dan melatih secara pratikal, juga pengalaman. Sistem yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Kurikulum 2013 menekankan perihal

(16)

8

ini fenomena ketiga yang ditemukan. Dengan keragaman budaya, diharapkan tidak adanya lagi penghambat untuk persatuan, yang dibekali pengetahuan dan budi pekerti dari pengenalan berbagai budaya di Indonesia. Mata pelajaran Agama pun, tidak hanya mempelajari soal agama, tapi juga agama dan budi pekerti. Selain itu siswa tidak lagi mefokuskan hafalan, tetapi sikap. Berbasis aktivitas, yaitu mendengar/melihat, Amati, Lakukan, Sajikan. Tercakup meningkatkan kecerdasan, spiritual, sosial, intelektual, dan kinetetik (aktivitas fisik).

B. Identifikasi Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan menghindari penafsiran yang salah pada penelitian, maka identifikasi penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Penyusunan penilaian Kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih terkendala pada ketepatan dalam memilih teknik penilaian.

2. Penyusunan penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia belum sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

3. Sistem penilaian Kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih terkendala pada persyaratan nilai ketuntasan.

4. Isi format penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih beragam.

(17)

9

C. Pembatasan Masalah

Penelitian harus terfokus pada satu arah tujuan. Karena tidak mungkin semua permasalahan terselesaikan secara ilmiah dalam satu kali penelitian. Banyaknya permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah akhirnya pembatasan masalah harus dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, batasan masalah pada penelitian ini adalah pada analisis bentuk penilaian Kurikulum 2013 guru bahasa Indonesia SMP negeri 1 Galang tahun pelajaran 2014/2015. Bentuk penilaian yang akan dianalisis dabatasi pada soal Ujian Tengah Semester yaitu pada Kompetensi Dasar 1, 2, 3, dan 4.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah dia atas, dapat diketahui bahwa fokus masalah ialah analisis bentuk penilaian Kurikulum 2013 guru bahasa Indonesia pada semester ganjil di SMP negeri 1 Galang tahun pelajaran 2014/2015. Oleh karena itu, masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kesesuaian bentuk soal yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi dan indikator capaian pada Kurikulum 2013?

(18)

10

3. Bagaimanakah kesesuaian bentuk penilaian sikap yang dibuat guru bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013?

4. Bagaimanakah kesesuaian bentuk penilaian keterampilan mata pelajaran bahasa Indonesia yang dibuat guru dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013?

E. Tujuan Penelitian

Perumusan tujuan penelitian harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Tujuan penelitian sangat penting karena sebagai penentu arah bagi langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kesesuaian bentuk soal yang dibuat guru mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi dan indikator capaian pada Kurikulum 2013.

2. Mengetahui kesesuaian bentuk soal yang dibuat guru mata pelajaran bahasa indonesia dengan Kompetensi Dasar dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013.

(19)

11

4. Bagaimanakah kesesuaian bentuk penilaian keterampilan mata pelajaran bahasa Indonesia yang dibuat guru dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

(20)

12

b. Bagi Guru

Memberikan bahan masukan pada guru untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam pembelajaran dan kompetensi sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

c. Bagi Peneliti

(21)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Bentuk soal Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil kelas VII dan VIII yang dibuat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Galang tahun pembelajaran 2014/2015 diperoleh 100% sesuai dengan materi dan indikator capaian pada Kurikulum 2013. Hal ini menunjukkan bahwa guru mata pelajaran bahasa Indonesia telah memahami bagaimana mencipatakan soal-soal yang berkaitan dengan materi dan capaian indikator dari peserta didik.

(2) Bentuk soal kelas VII yang dibuat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Galang tahun pembelajaran 2014/2015 diperoleh 84% sesuai dengan Kompetensi Dasar dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013 dan 16% tidak sesuai dengan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013. Sedangkan bentuk soal kelas VIII yang dibuat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Galang tahun pembelajaran 2014/2015 diperoleh 92% sesuai dengan Kompetensi Dasar dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013 dan 8% tidak sesuai dengan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013. Ketidaksesuaian pada soal kelas VII dan VIII tersebut terdapat pada soal essay yang kurang tepat dalam pemberian skor.

114

(22)

115

(3) Bentuk penilaian sikap kelas VII dan VIII yang dibuat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Galang diperoleh 100% sesuai dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti, dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013. Hal ini berarti guru telah menguasai bentuk penilaian sikap yang ada pada Kurikulum 2013.

(4) Bentuk penilaian keterampilan kelas VII dan VIII yang dibuat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Galang diperoleh 100% sesuai dengan Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti, dan rubrik penilaian pada Kurikulum 2013. Guru telah memberi penilaian atas ketiga keterampilan yaitu menanya, mempresentasekan, dan menyusun teks sesuai dengan materi berdasarkan penilaian yang disusun oleh Kemenndikbud mengenai penilaian keterampilan bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, diuraikan saran penelitian sebagai berikut:

(1) Guru hendaknya menyesuaikan materi pada KI, KD sesuai kurikulum dalam membuat soal ujian.

(23)

116

(3) Sebelum guru membuat penilaian siswa, guru hendaknya mempelajari rubrik penilaian yang telah ditetapkan kurikulum yang berlaku dalam satuan pendidikan.

(24)

117

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching and Assessing. New York: Longman.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta. Bumi Aksara.

Djaali & Pudji Muljono. 2007. Konsep Dasar Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Ghofur, A. & Mardapi, D. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian/Pola Induk Pengembangan Sistem Penilaian. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Imas & Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Srabaya: Kata Pena.

Kusaeri. 2014. Acuan dan Teknik, Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Kemendikbud. 2013. Petunjuk Teknis Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Pendidik Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Hasil Rumusan Model Penilaian Kurikulum 2013. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan

Pengembangan Kemendikbud.

(25)

118

KBBI. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.

Morrison, G.R., Ross, S.M., Kalman, H.K., Kemp, J.E. Kemp. 2011. Designing Effective Instruction, Sixth Edition. New York: John Wiley&Sons, INC.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Nashrillah, Faiz. 2013. Para Guru Masih Bingung Kurikulum 2013. (Online), (www.id.berita.yahoo.com) diakses tanggal 13 Desember 2014

Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

(26)

119

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Standar Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

(27)

117

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching and Assessing. New York: Longman.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta. Bumi Aksara.

Djaali & Pudji Muljono. 2007. Konsep Dasar Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Ghofur, A. & Mardapi, D. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian/Pola Induk Pengembangan Sistem Penilaian. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Imas & Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Srabaya: Kata Pena.

Kusaeri. 2014. Acuan dan Teknik, Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Kemendikbud. 2013. Petunjuk Teknis Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Pendidik Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Hasil Rumusan Model Penilaian Kurikulum 2013. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan

Pengembangan Kemendikbud.

(28)

118

KBBI. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.

Morrison, G.R., Ross, S.M., Kalman, H.K., Kemp, J.E. Kemp. 2011. Designing Effective Instruction, Sixth Edition. New York: John Wiley&Sons, INC.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Nashrillah, Faiz. 2013. Para Guru Masih Bingung Kurikulum 2013. (Online), (www.id.berita.yahoo.com) diakses tanggal 13 Desember 2014

Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

(29)

119

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Standar Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, peneliti mencari data yang sama dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, penerapannya yaitu dengan mengecek hasil wawancara

Gambar 7 menunjukkan bahwa ikan madidihang memiliki nilai produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan cakalang dan tongkol, sedangkan nilai suseptabilitas yang

Memberikan informasi mengenai dosis pupuk kandang kambing dan jenis mulsa yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah sehingga

kontribusi dari kegiatan membaca terhadap perbendaharaan kata adalah sebesar 65,7%, sedangkan 34,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

Bagaimana konflik batin tokoh utama dalam novel Hati Sinden karya Dwi. Rahayuningsih ditinjau dari segi

Serta pelayanan publiknya pun masih sangat rendah dalam melakukan pelayanan-pelayanan kepada masyarakat kurangnya kebijakan atau peraturan yang ada dikantor kelurahan koya barat

Bagian permukaan mengalami pengelupasan (pecah-pecah). Disangga oleh 4 buah tiang. Berada pada arah utara selatan. 14 terdapat 3 buah menhir berada dalam posisi rebah dan arah

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.. Bandar Lampung, …Maret