• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN RUMAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Perumahan D mulya Residence Yosomulyo Kota Metro) Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN RUMAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Perumahan D mulya Residence Yosomulyo Kota Metro) Oleh:"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Perumahan D’mulya Residence Yosomulyo Kota Metro)

Oleh:

DEWI USWATUN KHASANAH NPM. 1602040015

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1442 H / 2021 M

(2)

ii

PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN RUMAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi Perumahan D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Memenuhi SEBAGAI syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

DEWI USWATUN KHASANAH NPM. 1602040015

Pembimbing I : Zumaroh, M. E. Sy Pembimbing II : Titut Sudiyono, M. E. Sy

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1442 H / 2021 M

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi ABSTRAK

PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN RUMAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi Perumahan D’mulya Residence Yosomulyo Kota Metro) DEWI USWATUN KHASANAH

NPM. 1602040015

Kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) semakin banyak diminati karena rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, rumah sebagai tempat tinggal memiliki fungsi dasar sebagai tempat berlindung. Di zaman yang serba modern ini banyak orang yang menginginkan segala sesuatunya dengan cepat, seperti halnya dengan masalah hunian. Kepemilikan rumah yang siap huni lebih banyak diminati, hal ini dikarenakan banyak sekali polemik yang terjadi di kalangan masyarakat terkait tempat tinggal. Kebutuhan rumah ini terjadi juga pada konsumen perumahan milik PT. Golden Properti Sejahtera yaitu perumahan D’Mulya Residence yang berlokasi di Jalan Manggis Yosomulyo Kota Metro.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian rumah dengan melihat konsep kebutuhan dan keinginan dalam perspektif Ekonomi Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Sedangkan sifat penelitiannya bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data hasil temuan digambarkan secara deskriptif dan dianalisis menggunakan cara berpikir induktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumen dalam membeli perumahan di D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro termasuk ke dalam golongan perilaku irrasional. Hal ini dibuktikan dari lima informan terdapat tiga informan yang membeli rumah lebih dari satu dengan alasan berinvestasi namun tidak dirawat dengan baik dan semestinya. Konsumen mengkonsumsi barang tanpa melihat aspek kebutuhan atau kepentingan, hal tersebut sudah jelas tidaklah sesuai dengan prinsip konsumsi dalam Islam.

(6)

vii

(7)

viii MOTTO

َكِلٰذ َنْيَب َناَك َو ا ْو ُرُتْقَي ْمَل َو ا ْوُف ِرْسُي ْمَل ا ْوُقَفْنَا ٓاَذِا َنْيِذَّلا َو اًما َوَق

Artinya: Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar, (QS. Al-Furqan: 67)1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Marwah, 2010).

(8)

ix

PERSEMBAHAN

Dipersembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Edi Supriyanto dan Ibu Yuniati yang penuh kasih sayang, perhatian serta doa-doa terbaik demi keberhasilan studi ini.

2. Adikku tersayang M. Khoirul Anwar yang selalu menjadi penghibur dan penyemangat.

3. Orang-orang yang selalu menemani dan memberiku semanga, kanca rame dan teman-teman seperjuangan khususnya kelas D Jurusan Ekonomi Syariah.

4. Almamater IAIN Metro Lampung.

(9)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT, yang telah memberikan peneliti banyak kenikmatan, baik nikmat iman, Islam dan kesehatan sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsidengan lancar tanpa hambatan suatu apapun.

Sholawat beserta salam selalu senantiasa tersanjungkan kepadabeliau Baginda Nabi Muhammad SWA, seorang Nabi yang patut diteladani baik perkataan maupun perbuatan beliau, dan mudah-mudahan kelak kita akan mendapatkan syafa’at beliau di yaumil akhir. Aamiin.

Penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE).

Di dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak Terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA, selaku Rektor IAIN Metro,

2. Bapak Dr. Mat Jalil, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

3. Bapak Dharma Setyawan, MA, selaku ketua Jurusan Ekonomi Syariah

4. Ibu Zumaroh, S.E.I, M.E.Sy selaku Pembimbing I dan Bapak Titut Sudiono, M.E.Sy selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, mengarahkan dan memotivasi.

(10)

xi

5. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.

Kritik dan saran sangat peneliti harapkan sebagai upaya perbaikan dalam melakukan penyusunan karya ilmiah. Dan pada akhirnya peneliti berharap hasil penelitian yang penelitiakan lakukan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan Ekonomi syariah dan bagi pihak-pihak yang terkait.

Metro, Juli 2021 Peneliti,

Dewi Uswatun Khasanah NPM. 1602040015

(11)

xii DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ORISINALITAS PENELITIAN ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Penelitian Relevan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan ... 7

1. PengertianPerilakuKonsumsen ... 7

2. Jenis-Jenis Perilaku Konsumen ... 8

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 11

B. Pengambilan Keputusan ... 13

1. Pengertian Pengambilan Keputusan ... 13

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ... 17

(12)

xiii

C. Teori Konsumsi Ekonomi Islam ... 22

1. Perilaku Konsumsi dalam Islam ... 22

2. Prinsip-Prinsip Konsumsi dalam Islam ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 27

B. Sumber Data ... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV PEMBAHASAN ... 32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

1. Profil D’Mulya Residence ... 32

2. Profil Konsumen di Perumahan D’Mulya Residence ... 34

B. Perilaku Konsumen dalam Membeli Rumah di D’Mulya Residence ... 35

C. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Perilaku Konsumen dalam Membeli Rumah di D’Mulya Residence ... 42

BAB V PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1. Penelitian Relevan ... 6

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli ... 15 4.1. Rumah Dengan Ukuran 6 x 12 ... 33 4.2. Rumah Dengan Ukuran 8 x 12 ... 34

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Bimbingan 2. Outline

3. Alat Pengumpul Data 4. Surat Research 5. Surat Tugas

6. Surat Keterangan Bebas Pustaka 7. Surat Keterangan Lulus Uji Plagiasi 8. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi 9. Foto-foto Penelitian

10. Riwayat Hidup

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan tempat tinggal (rumah) semakin banyak diminati karena rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, rumah sebagai tempat tinggal memiliki fungsi dasar sebagai tempat berlindung. Maka fungsi rumah sendiri juga dapat dikaitkan dengan persepsi kualitas produk yaitu rumah haruslah memiliki tampilan dan juga kondisi yang baik.1

Menurut keputusan Kementrian Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 217/KPTS/2002, rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping pangan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Selain berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan alam/cuaca dan makhluk lainnya, rumah juga memiliki peran sosial budaya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya dan nilai kehidupan, penyiapan generasi muda dan sebagai manifestasi jati diri.2

Di zaman yang serba modern ini banyak orang yang menginginkan segala sesuatunya dengan cepat, seperti halnya dengan masalah hunian.

Kepemilikan rumah yang siap huni lebih banyak diminati, hal ini dikarenakan banyak sekali polemik yang terjadi di kalangan masyarakat terkait tempat tinggal. Mulai dari sulit mendapatkan lahan untuk membangun rumah atau

1Nisa Marisa, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Kawasan Perumahan Mustika Plamongan Elok Semarang,” Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Vol. XII No. 3 (2013): 301.

2Grace Natalia Marpaung, “Analisis Yang Mempengaruhi Konsumen,” Jejak Volume 4 Nomor 2 (2011): 126.

(17)

bahkan sulit mendapatkan tanah dengan harga yang diinginkan. Banyak juga masyarakat yang mengatakan bahwa pilihan membeli rumah di perumahan akan mempersingkat waktu dibandingkan harus membangun rumah sendiri.

Namun selain itu ada pula konsumen yang membeli rumah bukan karena sebuah kebutuhan, banyak diantara mereka membeli rumah tanpa ditempati ataupun dirawat. Sehingga kebutuhan akan rumah saat ini sudah mulai berubah menjadi sebuah keinginan.

Kebutuhan akan harta dalam hidup ini dirasakan menjadi banyak oleh karena manusia memilliki keinginan yang tidak terbatas. Manusia tidak saja berharap kebutuhan hidupnya tercukupi, tetapi keinginanya yang tidak terbatas juga harus tercukupi. Di dalam Islam, kecintaan secara berlebih- lebihan dalam menumpuk harta selain tidak memberi manfaat juga akan menimbulkan sifat takabur dan iri hati.

Hal ini selaras dengan yang terkandung dalam Al-Qur’an surat Al- A’raf ayat 31:

ْاوُلُك َو ٖد ِج ۡسَم ِ لُك َدنِع ۡمُكَتَني ِز ْاوُذُخ َمَداَء ٓيِنَبَٰي۞

ُّب ِحُي َلَ ۥُهَّنِإ ْْۚا ٓوُف ِر ۡسُت َلَ َو ْاوُب َر ۡشٱ َو َنيِف ِر ۡسُمۡلٱ

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, maka makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.3

Perubahan akan kebutuhan rumah ini terjadi juga pada konsumen perumahan milik PT. Golden Properti Sejahtera yaitu perumahan D’Mulya Residence yang berlokasi di Jalan Manggis Yosomulyo Kota Metro. Menurut

3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Bandung: Marwah, 2010), 154.

(18)

hasil observasi yang peneliti lakukan di PT. Golden Properti Sejahtera yaitu dengan ibu Wimphy Larasati selaku administration staff PT. Golden Properti Sejahtera mengatakan bahwa perumahan D’Mulya Residence terdapat 27 unit dan sudah terjual semua. Perumahan D’Mulya Residence merupakan perumahan ber-subsidi dengan dua tipe yaitu tipe 6×10 dan 8×12. Untuk tipe 6×10 dikenakan harga Rp 113.000.000 dan untuk tipe 8×12 dikenakan harga Rp. 122.000.000. Pihak developer yaitu PT. Golden Property Sejahtera membangun perumahan D’Mulya Residence pada tahun 2015 dengan fasilitas yang tidak begitu banyak. Hanya ada dua tower penampung air yang dialirkan ke 27 unit perumahan serta lokasi bermain anak yang masih dalam tahap rencana.4

Dari 27 unit rumah terdapat 5 unit rumah yang diketahui tidak ditempati. Ibu Wimphy mengatakan bahwa 5 unit rumah kosong tersebut merupakan rumah milik konsumen yang telah memiliki rumah di lokasi yang sama. Beberapa konsumen yang membeli perumahan tidak menempatinya dengan alasan untuk investasi dan ada juga yang hanya membeli tanpa ditempati bahkan tidak dirawat.5

Peneliti melakukan wawancara dengan 2 konsumen sekaligus penghuni perumahan D’Mulya Residence yang diketahui memiliki rumah lebih dari satu, ia adalah ibu YL dan bapak HN.

Ibu YL yang bekerja sebagai karyawan swasta membeli rumah pada tahun 2015. Ibu YL membeli rumah dengan ukuran 6 × 10 secara kredit

4Wimphy Larasati, Wawancara Administration Staff PT. Golden Properti Sejahtera, Agustus 2020.

5Larasati.

(19)

dengan angsuran sebesar Rp. 600.000 selama 15 tahun. Ibu YL mengatakan bahwa saat membeli rumah tersebut ia belum memiliki dapur sehingga ia masih harus membuat dapur dan tempat untuk menyuci. Kemudian ibu YL memutuskan untuk membeli rumah kedua karena saat itu ditawarkan potongan harga oleh pihak developer sehingga membuat ibu YL tertarik untuk membelinya.6

Berbeda dengan bapak HN yang bekerja sebagai petugas kemanan.

Bapak HN membeli rumah pada tahun yang sama dengan ukuran 6 × 10 secara tunai seharga Rp 113.000.000 . Meskipun pihak developer telah menyediakan tower air yang dialirkan ke semua unit rumah, namun bapak HN membuat tower air sendiri dengan alasan agar lebih leluasa dalam menggunakan air. Bapak HN menceritakan bahwa ia kembali membeli rumah lantaran ingin berinvestasi dengan menyewakan rumah tersebut.7

Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa alasan konsumen membeli rumah lebih dari satu hanya karena tertarik dengan potongan harga sehingga tertarik untuk membeli rumah tanpa ditempati ataupun dirawat dan ada juga yang membeli rumah lebih dari satu dengan alasan untuk berinvestasi.

Dari hasil pra survey di atas menarik peneliti untuk meneliti lebih dalam mengenai perilaku konsumen dalam membeli rumah dalam perspektif Ekonomi Islam.

6Larasati.

7Bapak HN, Wawancara Penghuni Perumahan D’Mulya Residence, 12 Juli 2020.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku konsumen dalam membeli rumah di Perumahan D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro berdasarkan perspektif Ekonomi Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian rumah dengan melihat konsep kebutuhan dan keinginan dalam perspektif Ekonomi Islam.

2. Manfaat Penelitian

Adapaun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumber informasi serta wawasan terkait faktorperilaku konsumen terhadap kebutuhan dan keinginan dalam membeli sebuah perumahan

b. Praktis, penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta informasi megenai perilaku konsumen dalam membedakan suatu kebutuhan dan keinginan sesuai dengan syariat.

(21)

D. Penelitian Relevan

Tabel 1.1.

Penelitian Relevan No Nama Penelitian Hasil Penelitian

Relevan

Perbedaan Fokus Penelitian 1. Yuni Selviana Sari

Judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Kredit Motor8

Dalam penelelitian ini peneliti bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai perilaku konsumen terhadap melakukan transaksi pengfambilan kredit motor.

Dari ketiga skripsi yang telah

dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara penelitian yang peneliti lakukan, yaitu peneliti ingin menggali mengenai Perilaku konsumen dalam membeli perumahan dengan menggunakan konsep kebutuhan dan keinginan perspektif Ekonomi Islam 2. Rida Melani Judul:

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Mahasiswa Memilih Rumah Kost

Perspektif Ekonomi Islam9

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk meneliti mengenai keputusan mahasiswa IAIN dalam memilih sebuah rumah kost sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam Ekonomi Islam 3. Ferdi Rian Permana

Judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Terhadap Pilihan Kebutuhan dan Keinginan (Studi Analisis Perilaku Mahasiswa Kos)10

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menggali mengenai bagaimana perilaku mahasiswa kos dalam mengelola keungan dengan menggunakan konsep kebutuhan dan keinginan dalam Islam.

8Yuni Selviana Sari, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Kredit Motor,” Institut Agama Islam Negeri Metro, 2018.

9Rida Melani, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilih Rumah Kost Perspektif Ekonomi Islam,” Institut Agama Islam Negeri Metro, 2018.

10Ferdi Rian Permana, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Terhadap Pilihan Kebutuhan dan Keinginan (Studi Analisis Perilaku Mahasiswa Kos),” Institut Agama Islam Negeri Metro, 2016.

(22)

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Konsumen

1. Definisi Perilaku Konsumen

Perekonomian dan teknologi yang semakin maju, berkembang pula strategi yang harus dijalankan para pedagang, khususnya di bidang pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini sangat penting. Untuk itu pedagang perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen merupakan tingkah laku tentang individu, kelompok atau organisasi dan proses yang mereka gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan, dan membuang produk, jasa, pengalamanatau ide untuk kepuasan.1

Dalam ilmu ekonomi mikro, konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa. Philip Kotler mengartikan konsumen sebagai semua individu dan

1Harman Malau, Manajemen Pemasaran (Bandung: Alfabeta, 2017), 217.

(23)

rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.2

Menurut Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya.3

Menurut pendapat Solomon, perilaku konsumen merupakan studi terhadap proses yang dilalui oleh individu atau kelompok ketika memilih, membeli, menggunakan, atau menggunakan, atau membuang suatu produk, jasa, ide, atau gagasan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.4

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau individu yang melakukan sebuah proses pengambilan keputusan untuk memperoleh, menggunakan, serta membuang produk-produk yang akan dikonsumsi.

2. Jenis-Jenis Perilaku Konsumen

Keputusan kosumen untuk pembelian suatu produk sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti persepsi, proses pembelajaran

2Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen Teori dan Praktik (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 46.

3Sudaryono, Perilaku Konsumen (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2014), 5.

4Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen Teori dan Praktik, 47.

(24)

dan memori, motivasi dan nilai, konsep diri, sikap, kepribadian, dan gaya hidup. Keputusan konsumen juga bergantung pada tipe keputusan (rutin atau jarang), situasi pembelian yang dihadapi, kelompok atau orang yang mempengaruhi dan menjadi acuan. Selanjutnya, kebudayaan dan subbudaya juga memiliki pengaruh bagi perilaku konsumen.5

Para konsumen sangat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera. Sangat bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda-beda, dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

Jenis Perilaku konsumen sendiri dibagi menjadi ke dalam dua jenis diantaranya adalah:

a. Perilaku kosumen rasional

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memenuhi hal- hal berikut:

1) Barang tersebut dapat dikatakan kegunaan optimal bagi konsumen

2) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen 3) Mutu barang terjamin

4) Harga sesuai dengan kemampuan6

5Sri Yuniarti, 48.

6 Bambang Widjajanta, Mengasah Kemampuan Ekonomi (Bandung: Anggota IKAPI, 2001), 31.

(25)

b. Perilaku Konsumen tidak rasional (irasional)

Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersbut tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya yaitu:

1) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak ataupun elektronik

2) Memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen 3) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon 4) Prestise atau gengsi7

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai jenis-jenis perilaku konsumen maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua jenis perilaku konsumen yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional. Perilaku rasional merupakan perilaku yang lebih mengutamakan kebutuhan konsumen seperti barang yang dibeli merupakan barang yang berguna dan bermanfaat, mutu dan harga sesuai dengan yang diinginkan.

Sedangkan perilaku konsumen irasional merupakan perilaku yang mudah tertarik dengan hal-hal yang berbau dengn diskon, merek yang terkenal, serta prestise dimana dengan membeli dan menggunakan barang tersebut maka konsumen akan merasa status sosial nya akan naik. Maka dapat dikatakan bahwa jenis konsumen irasional ini terlihat jelas sekali bahwa mereka lebih mengutmakan keinginan dibandingkan kebutuhan.

7 Widjajanta, 31.

(26)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen a. Faktor Internal

Pada faktor konsumen dari dalam yang terdiri dari kelompok anutan dan kelompok keluarga.8

1) Kelompok anutan

Kelompok anutan adalah sebagai kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen.

pengaruh kelompok anutan terhadap konsumen antara lain dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang dengan aspirasi kelompok.

2) Kelompok keluarga

Keluarga dapat didefinisikan sebagai sesuatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli.9

3) Faktor Pribadi

Menurut Nugraha J. Setiadi faktor pribadi memiliki beberapa komponen, diantaranya adalah: 10

(a) Umur dan tahapan siklus hidup. taha[an siklus hidup biasanya mengalami perubahan pada saat mereka menjalani kehidupannya.

8Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, Edisi Revisi (Bandung: PT. Refika Aditama, 2002), 43.

9Prabu Mangkunegara, 44.

10Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen, Edisi Ketiga (Jakarta: Prenadamedia Group, 2003), 12.

(27)

(b) Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatanya, stabilitasnya, dan polanya), kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran.

(c) Gaya hidup adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseoarang.

(d) Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan dan cara untuk bertingkah laku, terutama sebagaimana tingkah lakunya dapat dijelaskan oleh orang lain dengan cara yang cukup konsisten.11

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa faktor pribadi berkaitan dalam pemebntukan perilaku konsumen dalam lingkup masyarakat dan lingkungan sehingga mempengaruhi seorang konsumen dalam mengambil sebuah keputusan.

b. Faktor Eksternal 1) Budaya

Budaya adalah penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan zaman dari masyarakat tersebut.

11J Setiadi, 12.

(28)

2) Kelas sosial

Kelas sosial adalah kelompok yang relative homogeny dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.12

Dari uraian mengenai faktor budaya dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen dapat terpengaruh dan terbentuk akibat sebuah tuntutan lingkungan sekitar yang tidak jarang menjadi suatu kebiasaan seseorang. Sedangkan kelas sosial yang dimaksud merupakan suatu pembeda atau pembagian kelas seseorang dengan tolak menggunakan tolak ukur seperti kekayaan, kekuasaan, kehormatan serta ilmu pengetahuan.

B. Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah sebuah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.13

Menurut Eni Trimawati dan Kurniawan Saleh memaparkan bahwa pada dasarnya sebuah keputusan merupakan proses memilih suatu penyelesaian dari beberapa alternative yang ada, keputusan yang akan kita

12J Setiadi, 10.

13Fahmi Irham, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2014), 163.

(29)

ambil tentunya perlu didukung sebagai faktor yang akan memberikan keyakinan pada kita sebagai pengambilan keputusan bahwa keputusan tersebut telah tepat.14

Seorang konsumen akan melakukan keputusan pembelian pada suatu merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa datang antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain, sikap orang lain yang dianggap penting akan membuat seseorang untuk melakukan pembelian yang penting. Kemudian faktor kedua yaitu faktor situasional yang tidak terduga, maksudnya adalah dimana seorang konsumen membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, manfaat produk yang diharapkan.

Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternative sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternative terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya bergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dan sisi negative suatu merek (compensatory decision rule), ataupun mencari solusi terbaik dari

14Eni Trismawati dan Kurniawan Saefulah, Pengantar Manajemen (Jakarta: Kencana, 2006), 116.

(30)

perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan evaluasi kembali.15

Pengambilan keputusan pembelian sendiri memiliki beberapa proses diantaranya adalah: 16

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembeli

a. Membutuhkan Pengakuan. Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pembeli mengakui ada masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan dapat dipicu stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Pada tahap ini pemaar harus meneliti konsumen untuk mengetahui apa jenis kebutuhan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan, dan bagaimana mereka memimpin konsumen kepada produk tertentu.

c. Pencarian Informasi.Konsumen yang tertarik atau pun tidak akan mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memuaskan berada dekat, ia cenderung untuk membelinya kemudian. Namun, jika tidak tertarik maka konsumen dapat menyimpan

15Sudaryono, Perilaku Konsumen, 210.

16Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 236.

Keputusan pembelian Mengevaluasi

alternatif Pencarian

informasi

Perilaku pasca pembelian Membutuhka

n pengakuan

(31)

kebutuhan dalam ingatan atau berusaha melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan.

d. Mengevaluasi Alternatif .Pada proses ini konsumen berlanjut untuk mengevaluasi alternative pembelian. Dalam hal ini tergantung pada konsumen individual dan situasi tertentu. Terkadang dalam mengevaluasi konsumen menggunakan informasi yang didapat seperti alternative teman-teman, ulasan online, atau penjual untuk membeli saran.

e. Keputusan Pembelian.Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dan kemudian membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan.

f. Perilaku Pasca Pembelian.Setelah melakukan pembelian, konsumen akan berada di titik dimana akan merasakan puas atau tidak dengan produk yang telah dibeli. Hal yang menentukan apakah puas atau tidak nya seorang konsumen terhadap suatu produk yaitu terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja yang dirasakan langsung pada suatu produk yang telah dibeli.17

Pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan. Empat proses tersebut adalah: 18

a. Intelligence, tahap ini adalah suatu proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan

17Harman Malau, 236.

18Febrina Sari, Metode Dalam Pengambilan Keputusan, Cet. 01 (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2018), 9.

(32)

masalah. Data masukkan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

b. Design, tahap ini adalah proses menemukan dan mengembangkan alterntatif. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

c. Choice, pada tahap ini dilakukan proses pemilihan di antara berbagai berbagai alternative tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencairan, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternative yang dipilih.

d. Implementation, tahap ini adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahp ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana. Sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan sisesuaikan apabila diperluka perbaikan.19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal

Pengaruh faktor internal atau faktor individu seperti (persepsi, keluarga, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan sikap, pembelajaran, kelompok usia dan gaya hidup) kerap memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada

19Sari, 10.

(33)

keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan atas produk atau jasa yang memiliki fasilitas public.20

1) Persepsi

Persepsi adalah proses individu untuk mendapatkan, mengorganisasikan, mengolah, dan menginterprestasikan informasi-informasi yang sama bisa dipersepsikan berbeda oleh individu tentang informasi tergantung pada pengetahuan, pengalaman, pendidikan, minat, dan perhatian. 21 Dari adanya persepsi yang berbeda dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil.

2) Keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi dan tempat tinggal. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, paman, serta bibi mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada perilaku pembeli. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam suatu keluarga antar satu anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain mempunyai pengaruh dan peranan yang sama pada saat melakukan pembelian.22 Keluarga merupakan satu- satunya faktor yang menjadi acuan dalam pemilihan keputusan.

20Etta Mamang Sangadji, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian (Yogyakarta: CV. Andi Office, 2013), 41.

21Mamang Sangadji, 42.

22Mamang Sangadji, 43.

(34)

3) Pengetahuan

Secra umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen dibagi dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk (produk knowledge), dan pengetahuan pembelian (product knowledge), dan pengetahuan pemakaian (usage knowledge).

Adanya pengetahuan dapat memilih mana yang tepat keputusan yang akan diambil.

4) Sikap

Sikap merupakan nilai yang bervariasi (suka-tidak suka).

Sikap ini ditunjukkan terhadap objek, bisa personal atau non personal. SIkap dan keyakinan merupakan daya yang kuat dan langsung mempengaruhi persepsi serta perilaku konsumen. Sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen sehingga dapat membeli produk atau merek baru atau produk yang sudah ada diperusahaan.23 Sikap merupakan keadaan dalam melihat situasi dalam pengambilan keputusan.

5) Pembelajaran

Pembelajaran terjadi ketika konsumen berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan. Mereka akan terus berusaha / mencoba

23Mamang Sangadji, 44.

(35)

membeli berbagai macam pilihan produk sampai benar-benar puas. Produk yang paling memberikan kepuasan itulah yang akan dipilih dilain waktu.24 Pembelajaran adalah percobaan dalam pemelihian keputusan kemudian dilihat apakah pantas untuk diambil keputusannya atau tidak.

6) Kelompok Usia

Usia mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Anak-anak mengambil keputusan dengan cepat, cenderung tidak terlalu banyak pertimbangan. Ketika membuat sebuah keputusan, remaja sudah mulai mempertimbangkan beberapa hal: model, desain dan lain-lain, mereka cenderung emosional. Keputusan pembelian produk yang dibuat orang tua cenderung rasional, banyak yang dipertimbangkan seperti harga, manfaat, dan lain-lain.25 Kelompok usia dalam pengambilan keputusan ini sudah banyak pertimbangan dengan tidak terburu- buru.

7) Gaya hidup

Gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya. Pengelompokkan segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup konsumen diukur dengan beberapa indicator yaitu bagaimana mereka menghabiskan waktu, bagaimana minat

24Mamang Sangadji, 45.

25Mamang Sangadji, 46.

(36)

konsumen, bagaimana konsep diri dan bagaimana karakter dasar manusia seperti daur kehidupan, penghasilan, status sosial dan lain sebagainya. Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh kelas sosial, pendidikan, kepercayaan, lingkungan dan lain-lain.26 Gaya hidup merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan.

8) Motivasi dan Keterlibatan

Seseorang membeli suatu produk karena untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi sendiri merupakan alasan untuk berprilaku.

Motif merupakan kerangka yang mencerminkan pengaruh dari dalam diri yang mendorong perilaku dan memberi arah tertentu kepada respons yang timbul.27 Motivasi adalah keadaan seseorang yang mendorong apakah keputusan tersebut bisa diambil atau tidak.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. Faktor budaya

Kebudayaan merupakan suatu al yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat.28 Budaya merupakan kebiasaan masyarakat dalam menyerap kebiasaan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

26Mamang Sangadji, 46.

27Muhammad Mahcfoed, Pengantar Bisnis Modern (Yogyakarta: Andi, 2007), 61.

28Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, 39.

(37)

b. Pemasaran usaha

Hal ini terkait dengan strategi dari sebuah bisnis yang meliputi merek, kualitas, pelayanan, harga dan manfaat produk atau layanan jasa tersebut. Sehingga mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli.29 Pemasaran usaha merupakan strategi yang tepat dalam pemilihan keputusan konsumen.

c. Faktor kelas sosial

Suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat. Seperti keluarga, kelompok kecil serta peranan status sosial konsumen, perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil serta peranan status sosial konsumen, perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil dalam lingkungannya.30

C. Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Islam 1. Perilaku Konsumsi dalam Islam

Islam merupakan agama yang ajarannya mengatur segenap perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula dalam masalah konsumsi, Islam mengatur bagaimana manusia dapat melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguna bagi kemaslahatan hidupnya. Seluruh aturan Islam mengenai aktivitas konsumsi terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Perilaku konsumsi

29Prabu Mangkunegara, 39.

30Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen dan Pemasaran (Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service, 2015), 13.

(38)

yang sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan as-Sunnah ini akan membawa pelakunya mencapai keberkahan dan kesejahteraan hidupnya.31

Dalam perspektif Islam, kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla, sehingga senantiasa berada dalam hukum Allah (syariah). Karena itu, orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan menaati perintah-Nya dan memuaskan dirinya sendiri dengan barang-barang dan anugerah yang diciptakan (Allah) untuk umat manusia.32

Menurut pandangan seorang Muslim seharusnya konsumsi mempunyai nilai maslahah selain hanya untuk memuaskan diri pribadi, Maslahah adalah meningkatkan kedudukan manusia yang paling mulia.33 Menurut as-Shatibi, maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aqh), keluarga dan keturunan (nash), dan material (wealth).34

Imam al-Shatibi menekankan pentingnya maslahah dalam aktivitas konsumsi, yaitu penggunaan atau pemanfaatan barang atau jasa dengan memelihara perinsip dasar dan tujuan hidup manusia di dunia. Di mana prinsip dasar itu terhimpun dalam maqashid syariah (tujuan pelaksanaan syariah) yaitu untuk menjaga dan memelihara kehidupan, kekayaan, keimanan, akal dan keturunan. sehingga kebutuhan barang dan jasa yang

31Imahda Khoiri Furqon, “Teori Konsumsi Dalam Islam,” Jurnal Hukum dan Ekonomi Syari’ah Vol. 06 Nomor 1 (2018): 8.

32Dewan Pengurus Nasional FORDEBI dan ADeSY, Ekonomi Dan Bisnis Islam Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis Islam (Rajawali Pers, 2017), 320.

33Dewan Pengurus Nasional FORDEBI dan ADeSY, 327.

34Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta:

Rajawali Pers, 2008), 5.

(39)

pemanfaatannya adalah untuk mempertahankan kelima hal ini disebut maslahah bagi manusia.35

Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim: 36

a. Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surge di akherat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.

b. Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki.

Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan perilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.

c. Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar.

35Dewan Pengurus Nasional FORDEBI dan ADeSY, Ekonomi Dan Bisnis Islam Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis Islam, 318.

36Khoiri Furqon, “Teori Konsumsi Dalam Islam,” 11.

(40)

Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengutuk dan mengutuk dan membatalkan argument yang dikemukakan oleh prang kaya yang kikir karena ketidaksediaan mereka memberikan bagian atau miliknya ini.

Selain itu, perbuatan untuk memanfaatkan atau mengkonsumsi barang- barang yang baik itu sendiri dianggap sebagai kebaikan dalam Islam.

Sebab kenikmatan yang dicipta Allah untuk manusia adalah ketaatan kepada-Nya yang berfirman kepada nenek moyang manusia, yaitu Adam dan Hawa sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 168:

ْاوُعِبَّتَت َلَ َو اابِ يَط الَٰٗلَح ِض ۡرَ ۡلۡٱ يِف اَّمِم ْاوُلُك ُساَّنلٱ اَهُّيَأَٰٓي ٌنيِبُّم ّٞ وُدَع ۡمُكَل ۥُهَّنِإ ِْۚن َٰطۡيَّشلٱ ِت َٰوُطُخ

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” 37

2. Prinsip-prinsip Konsumsi dalam Islam

a. Prinsip Syariah, yaittu sesuai menyangkut dasar syariat yang harus terpenuhi dalam melakukan konsumsi yang terdiri dari prinsip akidah, prinsip ilmu, dan prinsip amaliah.

b. Prinsip kuantitas, yaitu sesuai dengan batas-batas kuantitas yang telah dijelaskan dalam syariat Islam, diantaranya adalah sederhana, sesuai antara pemasukan dan pengeluaran, menabung dan investasi.

37Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Marwah, 2010), 25.

(41)

c. Prinsip prioritas, di mana memperhatikan urutan kepentingan yang harus diprioritaskan agar tidak terjadi kemudharatan, yaitu primer, sekunder, dan tertier.38

d. Prinsip sosial, yaitu memerhatikan lingkungan sosial di sekitarnya sehingga tercipta keharmonisan hidup dalam masyarkat, diantaranya kepentingan umat, dan keteladanan.

e. Kaidah lingkungan, yaitu dalam mengkonsumsi harus sesuai dengan kondisi potensi daya dukung sumber daya alam dan keberlanjutannya atau tidak merusak lingkungan.

f. Tidak meniru atau mengikuti perbuatan konsumsi yang tidak mencerminkan etika konsumsi Islam.

Dalam uraian di atas mengenai perilaku konsumsi dalam Islam dapat dikatakan bahwa Islam sangat berperan dalam mengatur perilaku manusia mengenai kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup di dunia sehingga manusia dapat melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguan bagi kemashlahatan hidupnya. Semua aturan dalam aktivitas konsumsi manusia sudah tertera jelas dalam Al-qur’an dan As-sunnah sehingga manusia tidak akan salah dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya.

38Bagas Baidhowi, “Implementasi Konsumsi Islam Pada Pengajar Pondok Pesantren (Studi Kasus Pada Pengajar Pondok Pesantren Aqobah Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang),”

JESTT Vol. 1 No. 9 (2014): 613.

(42)

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penlitian ini adalah Penelitian Lapangan atau (field research). Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Bisa juga disebut sebagai penelitian yang sifatnya alamiah.1

Jadi penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif lainnya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi yang akan dijadikan bahan penelitian yaitu Perumahan D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Karena penelitian ini berupaya mengumpulkan fakta yang ada, penelitian ini terfokus pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Manurut Abdurrahmat Fathoni deskriptif adalah “suatu penelitian yang bermaksud

1Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Varian Kontenporer (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 1.

(43)

mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala- gejala tertentu.”2

Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sudarto kulitatif merupakan prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari orang atau prilaku yang dapat diamati. Maka penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena mendiskripsikan atau menggambarkan mengenai gejala bagaimana perilaku konsumen dalam membeli rumah dilihat dari faktor kebutuhan dan keinginan.

B. Sumber Data

Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.3 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari.

Dalam mengambil jumlah sampel atau responden peneliti menggunakan tekhnik sampling snowball, snowball sampling adalah suatu pendekatan untuk menemukan informan-informan kunci yang banyak informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, beberapa responden

2Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2006), 96.

3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta CV, 2016), 225.

(44)

yang potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka mengetahui orang yang lain dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk keperluan penelitian. Kontak awal akan membantu mendapatkan responden lainnya melalui rekomendasi. Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh dari administration staff PT. Golden Properti Sejahtera dan konsumen perumahan D’Mulya Residence.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data yang diperoleh dari sumber kepustakaan disebut sebagai data sekunder, data ini biasanya digunakan untuk melengkapi data primer, mengingat bahwa data primer dapat dikatakan sebagai data praktek yang ada secara langsung dalam praktek di lapangan karena penerapan suatu teori.

Sumber data sekunder yang peneliti gunakan yaitu buku-buku dan jurnal ilmiah, diantaranya adalah: Perilaku Konsumen dan Praktik karya Vinna Sri Yuniarti, Manajemen Pemasaran karya Harman Malau, dan Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi karya Fahmi Irham, Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Pengambilan Perumahan di Surakarta Jurnal Widya Ganeswara karya Tuti Ediati,

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

(45)

harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.4

Metode wawancara ini merupakan proses tanya jawab atas pertanyaan-pertanyaan yang merujuk pada penlitian dengan menggunakan teknik wawancara campuran.5 Wawancara campuran merupakan campuran antara wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur, sehingga dalam melakukan wawancara peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan sesuai informasi yang didapatkan namun pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang dengan situasi saat wawancara dilakukan.

Objek dari metode wawancara ini adalah Admistration staff PT.

Golden Property Sejahtera dan konsumen perumahan D’Mulya Residence.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.6 Metode ini bisa diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media yang lain bersumber dari literature dan buku- buku terkait perilaku konsumen.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyusunan agar dapat diinterpretasi.7 Analisis data adalah uapaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

4Sugiyono, 137.

5W. Gulo, Metode Penelitian (Jakarta: PT Grasindo, 2002), 120.

6Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 152.

7Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 95.

(46)

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, karena data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan dalam bentuk uraian serta bersifat deskriptif aitu penilaian yang dilakukan memiliki pemahaman awal mengenai situasi masalah yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan metode berfikir induktif dalam menganalisa data, yaitu suatu metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan konkret tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.8Peneliti menganalisis data menggunakan cara berfikir induktif dengan menyimpulkan tentang perilaku konsumen dalam membeli rumah dilihat dari faktor kebutuhan atau keinginan dalam perspektif Ekonomi Islam.

8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 97.

(47)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Perumahan D’Mulya Residence

Perumahan D’Mulya Residence merupakan salah satu perumahan yang didirikan oleh perusahaan property di Kota Metro yaitu PT. Golden Properti Sejahtera.

PT. Golden Properti Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang property development yang berkantor pusat di Kota Metro, Lampung. Perusahaan ini didirikan oleh orang-orang muda yang memiliki kesamaan visi untuk bersama-sama membangun perusahaan property yang unggul di tengah maraknya perusahaan-perusahaan sejenis yang telah lama muncul. PT. Golden Properti Sejahtera memiliki sejumlah bangunan perumahan dan ruko yang tersebar di beberapa wilayah di Kota Metro. Salah satunya adalah perumahan D’Mulya Residence yang beralamatkan di Jalan Manggis Kelurahan Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat. 1

Perumahan D’Mulya Residence dibangun pada tahun 2015 dan dibangun sebanyak 27 unit. Sejak didirikan, perumahan yang dibagun oleh salah satu developer sukses Kota Metro ini telah menarik perhatian para konsumen. Hal ini terbukti bahwa perumahan D’Mulya sudah terjual

1 PT. Golden Properti Sejahtera, “Project Profile PT. Golden Properti Sejahtera,” 5 Mei 2021.

(48)

semua. Letak perumahan D’Mulya residence ini bersebalahan dengan pemukiman warga serta area persawahan. Tidak seperti bangunan perumahan lain yang dibangun dekat dengan area perkotaan yang bisa memudahkan penghuninya melakukan berbagai aktifitas. Perumahan D’Mulya Residence merupakan perumahan ber-subsidi dan terdapat dua tipe perumahan di dalamnya diantaranya ialah tipe 6 × 10 sebanyak 11 unit dan tipe 8 × 12 sebanyak 11 unit . Selain itu di dalam perumahan tersebut terdapt fasilitas yang disediakan untuk konsumen seperti tower air, lampu jalan, dan taman bermain anak yang masih dalam pembangunan.2 Berikut adalah foto perumahan yang terdapat di perumahan D’Mulya Residence.

2. Profil Konsumen di Perumahan D’Mulya Residence

Konsumen yang tinggal di perumahan D’Mulya Residence terdapat 22 kepala keluarga, hal ini karena sebanyak 27 unit perumahan yang terjual penuh hanya 22 unit yang ditempati, sedangkan 5 unit dibiarkan kosong dan tidak terawat oleh pemiliknya.

Dari jumlah kepala keluarga yang menempati perumahan D’Mulya Residence memiliki latar belakang yang berbeda Para Konsumen membeli rumah dengan alasan untuk berinvestasi di masa depan. 3

Berdasarkan hasil penelitian di perumahan D’Mulya Residence diketahui bahwa penghuni perumahan rata-rata sudah berkeluarga dan dengan latar belakang yang berbeda antara penghuni satu dengan penghuni yang lain seperti halnya dengan pekerjaan. Dengan jumlah 22 penghuni

2 Wimphy Larasati, Wawancara Adminsitration Staff PT. Golden Properti Sejahtera, mei 2021.

3 Larasati.

(49)

terdapat 10 penghuni yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), 5 penghuni bekerja sebagai pedagang, 7 penghuni bekerja sebagai karyawan swasta .

B. Perilaku Konsumen dalam Membeli Rumah D’Mulya Residence

Konsumen merupakan tindakan individu yang bertujuan untuk memperoleh manfaat dan berkah. Manfaat dan berkah konsumen diperoleh dari kegunaan barang atau jasa ketika mengkonsumsi barang. Tindakan konsumen dalam mempergunakan suatu barang didasarkan oleh prinsip tindak tidak berlebih-lebihan atau pemborosan. Islam memberikan kebebasan bagi muslim untuk berbelanja dengan syarat dan ketentuan yang ada dalam syariat Islam.

Kebutuhan adalah suatu keadaan yang dirasakan dengan ketidak puasan dasar tertentu yang sifatnya ada terletak dalam tubuh dan kondisi manusia misalnya kebutuhan akan sandang, papan, kemanan dan penghargaan. Kebutuhan ini terkait dengan segala sesuatu yang harus dipenuhi agar suatu barang berfungsi secara sempurna. Demikian pula kebutuhan manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan agar manusia berfungsi secara sempurna, berbeda dan lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya.

Secara umum, pemenuhan kebutuhan akan memberikan tambahan manfaat fisik, spiritual, intelektual ataupun material, sedangkan pemenuhan keinginan akan menambah kepuasan atau manfaat psikis di samping manfaat lainnya. Jika sesuatu kebutuhan diinginkan oleh seseorang, maka pemenuhan kebutuhan tersebut akan melahirkan mashlahah sekaligus kepuasan, namun

(50)

jika pemenuhan tidak dilandasi keinginan, maka akan hanya melahirkan manfaat semata. Dalam kasus jika yang diinginkan bukan merupakan suatu kebutuhan, maka pemenuhan keinginan tersebut hanya akan memberikan kepuasan saja.

Kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang halal dan bermanfaat akan memberikan berkah selama barang yang dikonsumsi bukan merupakan barang yang diharamkan dalam Islam, tidak berlebih-lebihan dalam penggunaannya, dan diniatkan untuk mengharapkan ridha Allah SWT.

Islam tidak melarang umatnya untuk memenuhi kebutuhan selama dengan pemenuhan kebutuhan merupakan peningkatan martabat manusia.

Semua yang ada di bumi ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, namun manusia diperintahkan untuk menggunakan barang dan jasa yang halal dan baik secara wajar dan tidak berlebih-lebihan. Dalam memenuhi kebutuhan juga harus didukung dengan adanya kemampuan ekonomi.

Kepuasan merupakan keinginan yang memberikan kesenangan dan kenyamanan kepada manusia yang memiliki manfaat yang lebih besar dari harganya. Menikmati keseanangan diperbolehkan dalam Islam. Islam sangat memahami naluri alamiah dalam menikmati keindahan-keindahan dalam hidup. Islam juga mengakui kebutuhan-kebutuhan budaya manusia, namun Islam juga menganjurkan bersikap sederhana dan tidak terlalu boros dalam membelanjakan harta dengan bermewah-mewahan tanpa perhitungan dan untuk kebutuhan-kebutuhan lain yang melampaui batas kemampuan

(51)

seseorang. Ajaran Islam bertujuan untuk mengingatkan umat manusia agar membelanjakan harta sewajarnya.

Kewajaran adalah prinsip Islam dalam menentukan umat dalam mengkonsumsi barang dan jasa dengan sederhana. Prinsip ini mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan akibat kesalahan dalam pengeluaran yang tidak dapat terkontrol.

Gambaran umum mengenai perilaku konsumen perumahan D’Mulya Residence di Yosomulyo Kota Metro terhadap pilihan kebutuhan dan keinginan dalam membeli rumah, peneliti peroleh dari hasil melakukan wawancara peneliti dengan penghuni perumahan.

Terdapat beberapa alasan para penghuni perumahan D’Mulya Residence memberi rumah lebih dari dua, diantaranya adalah sebagai berikut:

Konsumen pertama yaitu ibu YL berusia 40 tahun. Beliau bekerja sebagai karyawan swasta dan suaminya seorang pedagang yang sudah tinggal selama 5 tahun di perumahan D’Mulya Residence. Ibu YL dan suami membeli rumah pada tahun 2015 tipe 36 dengan ukuran tanah seluas 6 × 10 secara kredit dengan angsuran sebesar Rp. 600.000 per bulan selama 15 tahun dan DP sebesar RP. 12.000.000. Ibu YL memilih membeli rumah di perumahan D’Mulya Residence karena pelayanan dari pihak developer yang sangat baik dan ramah, ibu YL diberikan kemudahan dalam melakukan transaksi saat akan melakukan akad pembelian rumah. Ibu YL mengatakan sebelum menempati rumah yang telah dibeli ibu YL dan suami melakukan sedikit renovasi seperti membuat dapur dan tempat mencuci. Kemudian setelah menempati rumah

(52)

sealama 1 tahun, ibu YL kembali membeli rumah di perumahan D’Mulya Residence. Saat itu ibu YL mendapat tawaran dari pihak developer potongan harga atau diskon sebesar 30 %. Ibu YL dan suami memutuskan untuk membeli rumah karena dianggap bisa digunakan sebagai investasi di masa depan.4

Berbeda dengan bapak HN berusia 30 tahun yang bekerja sebagai petugas keamanan. Bapak HN membeli rumah pada tahun 2015 dengan tipe 36 luas tanah 6 × 10 secara tunai yaitu seharga Rp. 113.000.000. Sama halnya dengan ibu YL, bapak HN dan keluarga sudah tinggal di perumahan D’Mulya Residence selama 5 tahun. Bapak HN memilih membeli rumah di perumahan D’Mulya Residence lantaran lokasinya yang dekat dengan rumah kedua orangtua istrinya, hal itu memudahkan bapak HN dan keluarga untuk mengunjungi kedua orangtua nya yang sudah tua. Ia mengatakan bahwa saat itu ia memiliki uang tidak banyak jika harus membangun rumah akan memakan waktu dan biaya sangat banyak. Maka ia memutuskan untuk membeli rumah yang siap huni. Saat akan menempati rumah bapak HN juga merenovasi bagian dalam rumah seperti membuat ruangan untuk memasak dan menyuci. Meskipun pihak developer sudah menyediakan fasilitas tower air untuk para penghuni rumah namun bapak HN membuat tower penampung air sendiri. Bapak HN mengatakan tower air itu ia bangun karena untuk mempermudah beliau dan keluarga dalam menggunakan air. Kemudia setahun kemudian bapak HN kembali membeli rumah, bapak HN beralasan saat itu ia

4 Ibu YL, Wawancara Konsumen Perumahan D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro, Mei 2021.

(53)

memiliki sejumlah uang kemudia ia gunakan untuk membeli rumah di perumahan D’Mulya Residence dengan alasan berinvestasi. Rumah tersebut tepat di samping rumah bpak HN, saat ini rumah yang ia beli pada tahun 2016 tersebut ia sewakan kepada seorang pelajar. Bapak HN mengatakan dengan menyewakan rumah yang ia beli dapat ia gunakan sebagai investasi dan tabungan untuk anak-anaknya kelak.5

Ibu MR berusia 33 tahun membeli rumah pada tahun 2015 yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Ibu MR yang sudah tinggal di perumahan D’Mulya Residence selama 5 tahun ini membeli rumah dengan tipe 36 dan luas tanah 8 × 12 secara kredit dengan angsuran Rp. 915.000 per bulan selama 12 tahun dengan membayar DP sebesar RP. 15.000.000. Ibu MR memilih membeli rumah di perumahan D’Mulya Residence karena dinilai DP rumah dianggap tidak berat dan pelayanan dari pihak developer juga sangat membantu serta ramah dalam melaksanakan akad pembelian. Saat akan menempati rumah, ibu MR juga membuat dapur dan tempat umtuk mencuci.

Selama tinggal di perumahan D’Mulya Residence ibu MR merasa nyaman serta tidak meraa kurang dengan fasilitas yang ada seperti aliran bersih yang disediakan meskipun tower penampung air hanya tersedia dua buah namun ibu MR merasa cukup dalam memenuhi kebutuhan air bersih selain itu menurut ibu MR pelayanan dari pihak developer pun dirasa cukup cepat jika ada

5 Bapak HN, Wawancara Konsumen Perumahan D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro, 5 Mei2021.

(54)

komplein dari konsumen. Saat membeli rumah ibu MR mengambil 2 unit sekaligus dengan alasan untuk berinvestasi. 6

Sama dengan ibu MR, bapak ES berusia 45 tahun yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil membeli rumah pada tahun 2015 ini berarti bapak ES sudah tidnggal di perumahan D’Mulya Residence selama 5 tahun. Bapak ES membeli rumah dengan tipe 36 dan luas tanah 8 × 12 secara kredit dengan angsuran RP. 915. 000. 000 per bulan selama 12 tahun dengan membeayar DP sebesar RP. 15.000.000. Bapak ES memilih membeli rumah di perumahan D’Mulya Residence karena saat itu ia mencari rumah dengan DP murah dan bisa siap huni untuk istri dan kedua anaknya. Bapak ES mengatakan bahwa ia mengenal baik pihak developer dari perumahan D’Mulya Residence sehingga memutuskan beliau untuk membeli rumah di lokasi tersebut. Sama seperti penghuni lainnya saat akan menempati rumah sebelumnya bapak ES membuat dapur, namun untuk keamanan yang lebih bapak ES membangun pagar di depan rumah. Bapak ES mengatakan bahwa selama ia tinggal di perumahan D’Mulya Residence bapak ES merasa nyaman meskipun lampu jalan sering tidak menyala. Terkait dengan fasilitas yang ada bapak ES mengatakan cukup baik dengan tersedianya air bersih. Kemudian setahun setelah tinggal di perumahan D’Mulya Residence bapak ES dan istrinya memutuskan untuk kembali rumah, karena saat itu ia dan istri ditawari oleh pihak developer satu unit rumah dengan potongan harga sebesar 30 % maka ia tergiur untuk

6 Ibu MR, Wawancara Konsumen Perumahan D’Mulya Residence Yosomulyo Kota Metro, mei 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan dan Izin Lingkungan..

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

• Tuliskan bagian pengantar makalahmu dengan mengemukakan “ pengetahuan umum ” untuk topik yang sudah kamu tentukan.... A Rhetorical Question

Dalam penelitian ini menganalisis permasalahan yang dihadapi karyawan administratif Universitas Semarang (USM), sebagian mereka merasakan ada ketidakpuasan dalam bekerja sehingga

Layanan Konseling Kecakapan Wdup (Life Skiffs) bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Pengertian Konseling Kecakapsn Hidup

Berdasarkan hasil penilitian, maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dalam

Selaras dengan Rancangan Struktur Kuala Lumpur 2020 yang mahu menjadikan Kuala Lumpur bandar bertaraf dunia maka langkah- langkah pemulihan projek pembangunan terbengkalai adalah

Hal ini disebabkan oleh konsonan bilabial dan alveolar lebih mudah diucapkan karena posisi artikulasinya yang terlihat secara visual (bilabial dengan mengatupkan kedua